kab/kota: Pacitan

  • Dianggap “Flexing”, Ini Penjelasan Gus Iqdam

    Dianggap “Flexing”, Ini Penjelasan Gus Iqdam

    Blitar (beritajatim.com) – Kiai muda Nahdlatul Ulama (NU) asal Blitar, Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam menjadi sorotan publik. Gus Iqdam dianggap Flexing atau pamer kemewahan dunia oleh netizen.

    Anggapan itu muncul setelah Gus Iqdam mengendarai mobil GMC di sebuah acara pengajian di Pacitan pada 28 Januari 2025 lalu. Dalam video yang diupload oleh akun Smpanturanews itu terlihat Gus Iqdam mengendarai mobil senilai Rp.4,5 miliar itu dengan pengawalan ketat dari anggota kepolisian.

    Sontak apa yang dilakukan Gus Iqdam itu pun menjadi sorotan netizen. Tidak sedikit dari netizen yang menganggap Gus Iqdam Flexing atau pamer kemewahan duniawi. “Yang tidak mewah-mewahan cuma Gus Baha,” tulis akun Omahmanies.

    Terkait hal itu, pengurus Pondok Pesantren Sabilu Taubah asuhan Gus Iqdam pun angkat bicara. Menurut salah satu pengurus pondok pesantren Sabilu Taubah, mobil GMC itu merupakan milik rekan dari Gus Iqdam.

    “Itu (mobil) punya temannya Gus Iqdam. Gus Iqdam dipinjami, disuruh bawa. Kalau masalah plat, itu sebenarnya itu sudah diproses ternyata sudah ada yang pakai. Sebelumnya itu sudah konfirmasi, kalau plat itu belum dipakai katanya disana. Terus ternyata pas sudah kepakai, nah kita nggak tau. Nah ini sudah di push lagi untuk perpindahan platnya,” kata Ilham Jebor, Pengurus Ponpes Sabilu Taubah.

    Jebor menegaskan bahwa mobil senilai Rp.4,5 miliar itu bukan milik Gus Iqdam. Meski begitu Jebor tidak tahu siapa yang meminjamkan mobil mewah buatan Amerika Serikat itu. “Bukan (milik Gus Iqdam secara pribadi). Do’akan saja Gus Iqdam bisa beli yang kaya gitu. Temannya yang minjemin, kurang tahu saya orangnya yang mana (siapa?), jamaah katanya,” imbuhnya.

    Selain disorot soal harga, mobil yang dikenakan Gus Iqdam itu juga menyita perhatian lantaran nomor polisinya. Banyak netizen yang menduga plat nomor polisi kendaraan itu palsu.

    Namun hal itu dibantah oleh pengurus Sabilu Taubah. Pengurus pondok pesantren Sabilu Taubah pun menjelaskan sejatinya soal nopol tersebut. “Sebenarnya plat itu belum dipakai katanya, disana. Terus kata orangnya nunggu proses faktur dll, ternyata sudah dipakai orang,” tegasnya.

    Terkait peristiwa yang menghebohkan tersebut, Gus Iqdam pun meminta maaf. Sebagai Kiai muda NU Gus Iqdam pun meminta maaf jika hal itu dianggap salah oleh masyarakat. “Iya masih sekali itu dipakai. Gus Iqdam menyikapi santai, tapi ya bilang mohon maaf kalau ada kesalahan,” tandasnya. (owi/kun)

  • Polisi Razia Balap Liar di Pacitan, Pelajar Masih Berseragam Sekolah Terjaring

    Polisi Razia Balap Liar di Pacitan, Pelajar Masih Berseragam Sekolah Terjaring

    Pacitan (beritajatim.com) – Sejumlah pelajar di Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, diamankan polisi. Hal itu dikarenakan mereka melakukan balap liar di jalan provinsi Pacitan-Wonogiri, tepatnya di Desa Ngromo, pada hari Jumat (7/2) sore kemarin.

    Bahkan beberapa diantara mereka, masih mengenakan seragam sekolah lengkap saat diamankan petugas. Aksi balap liar tersebut berlangsung sejak pukul 16.00 Wib hingga menjelang Magrib.

    Kapolsek Nawangan, Iptu Yuyun Krisdiantoro, mengungkapkan bahwa dalam razia tersebut, polisi mengamankan delapan sepeda motor yang digunakan untuk balapan. Selain itu, para pelajar yang terlibat diberikan sanksi berupa push-up di lokasi.

    “Motor kami amankan ke Mapolsek, dan rencananya orang tua mereka akan dipanggil untuk diberikan pembinaan. Saya sendiri yang akan memberikan arahan,” Iptu Yuyun saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Sabtu (08/02/2025).

    Sepeda motor yang diamankan, merupakan berknalpot brong dan sudah dimodifikasi. Sehingga, diminta diambil orangtua dan dikembalikan ke kondisi standar.

    “Motor dengan knalpot brong dan modifikasi tidak standar akan diminta untuk dikembalikan ke kondisi standar,” jelasnya.

    Razia ini dilakukan menindaklanjuti laporan masyarakat yang resah dengan aksi balap liar tersebut. Salah satu warga, Sukamto, yang rumahnya berada di dekat lokasi kejadian, mengaku terganggu dengan suara bising dari motor yang digunakan para pelajar untuk balap liar.

    “Ini sangat meresahkan. Selain membahayakan pengguna jalan lain, suara bisingnya juga mengganggu. Padahal mereka masih di bawah umur,” ujar Sukamto.

    Ia pun mengapresiasi langkah cepat pihak kepolisian yang segera merespons keluhan masyarakat dan menindak para pelaku balap liar. Dia berharap, ada efek jera setelah penindakan yang dilakukan aparat kepolisian. (end/ian)

  • Pulang dari Jakarta, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji Langsung Salatkan Jenazah Ibunda

    Pulang dari Jakarta, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji Langsung Salatkan Jenazah Ibunda

    Pacitan (beritajatim.com) – Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji tiba di Pendopo Kabupaten Pacitan, setelah kunjungan kerja di Jakarta. Tanpa menunda waktu, Ia langsung bergegas menuju rumahnya di Lingkungan Blumbang, Kelurahan Ploso, Pacitan, yang masih dipenuhi para pelayat.

    Sejumlah unsur Forkopimda, sanak saudara, serta Wakil Bupati Pacitan Gagarin turut menyambut kedatangannya. Sesampainya di rumah, Mas Aji sapaan akrabnya langsung memeluk sang ayah, Sudjono, dengan penuh haru. Ia kemudian mendatangi jenazah ibundanya, Endang Widowati, dan langsung menyalatkannya.

    Tangis tak terbendung saat Bupati Indrata menatap wajah ibunya untuk terakhir kali sebelum prosesi pemakaman.

    Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Pemkab Pacitan, Lutfi Azza Azizah, menyampaikan bahwa jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kucur, Kriyan, Kelurahan Sidoharjo, Pacitan, sekitar pukul 15.00 WIB.

    “Pemakaman dilakukan setelah Bupati Indrata tiba dari Jakarta,” kata Lutfi, Jumat sore.

    Sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat hadir dalam prosesi pemakaman, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhumah.

    Diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, Endang Widowati mengalami penurunan kesehatan akibat stroke, yang menyebabkan sebagian tubuhnya tidak dapat bergerak normal.

    Endang meninggal dunia di usia 76 tahun. Perempuan kelahiran Pacitan, 28 Oktober 1948, ini meninggalkan seorang suami, lima anak, dan tujuh cucu. Bupati Indrata merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Kakak-kakaknya adalah Indriani, Indra Widya Agustina, Tanti Asari, dan Wisnu Pribadi.

    “Almarhumah adalah sosok ibu yang sangat dihormati. Semua merasa kehilangan. Doa kita semua semoga husnul khatimah dan ibadahnya diterima di sisi Allah SWT,” kata Lutfi, yang merupakan Purna STPDN angkatan 13.

    Kepergian Endang Widowati meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Pacitan. Semoga almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. (end/ian)

  • Cuaca Jatim Sabtu, 8 Februari 2025: Waspada Hujan Petir Melanda 14 Wilayah, Surabaya Hujan Ringan

    Cuaca Jatim Sabtu, 8 Februari 2025: Waspada Hujan Petir Melanda 14 Wilayah, Surabaya Hujan Ringan

    TRIBUNJATIM.COM – Simak prakiraan cuaca yang dirilis oleh Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) untuk besok Sabtu, 8 Februari 2025.

    Pada pagi hari sebanyak 14 daerah di Jawa Timur diprediksi akan dilanda hujan petir.

    Di antaranya, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Bangkalan, Bojonegoro, Jombang, Kota dan Kabupaten Kediri, Kota Batu, Kota dan Kabupaten Mojokerto, Nganjuk, dan Sampang.

    Kemudian, hujan ringan akan mengguyur 10 wilayah, termasuk Kota dan Kabupaten Blitar, Kota dan Kabupaten Madiun, Kota dan Kabupaten Pasuruan, Kota dan Kabupaten Probolinggo, Pamekasan, serta Tuban.

    Pada siang hari, hujan petir masih melanda daerah Gresik dan Bangkalan.

    Lalu hujan ringan juga masih akan turun di wilayah Surabaya, Banyuwangi, Kota dan Kabupaten Blitar, Jember, Kota dan Kabupaten Probolinggo, Lamongan, Kabupaten Malang, Pamekasan, Sampang, dan Tuban.

    Selanjutnya pada malam hari, wilayah Kota Batu akan dilanda hujan petir dan wilayah Banyuwangi akan turun hujan ringan.

    Pada dini hari, hujan ringan tetap akan turun di daerah Lumajang, Kota Batu, Pacitan, dan Sumenep.

    Sementara, daerah yang tidak disebutkan, diprediksi tidak akan turun hujan dan mayoritas akan berawan.

    Penggunaan Sunscreen untuk Aktivitas di Luar Rumah

    Karena cuaca Jatim besok masih didominasi cerah, Tribunners jangan lupa menggunakan sunscreen atau tabir surya saat beraktivitas di luar rumah.

    Penggunaan sunscreen direkomendasikan BMKG untuk menghindari efek buruk paparan sinar matahari secara langsung terhadap kulit.

    Mengingat bahaya terik matahari yang terlalu panas, bisa membuat kulit luka bakar atau sunburn.

    Gejalanya berupa bercak kemerahan atau kecokelatan pada kulit, meradang, dan terasa panas saat disentuh.

    Sehingga perlu perlindungan yang ampuh setidaknya untuk mengantisipasi hal-hal tersebut.

    Sunscreen menjadi salah satu cara jitu untuk menghindari sinaran matahari langsung.

    Bisa digunakan untuk tubuh dan juga wajah.

    Saat ini banyak produk yang bisa dijadikan pilihan untuk penggunaan sunscreen.

    Tak hanya wanita, sunscreen dapat juga dipakai oleh pria dan anak-anak.

    Anda bisa menggunakan sunscreen 30 menit sebelum ke luar rumah dan aplikasikan ulang setiap 2 jam sekali.

    Dalam sunscreen terkandung SPF (Sun Protection Factor), seperti SPF 30, SPF 50 dan lainnya.

    Angka tersebut memberi tahu Anda berapa lama sinar UVB matahari akan memerahkan kulit Anda jika Anda menggunakan sunscreen persis seperti yang diarahkan dibandingkan dengan jumlah waktu tanpa sunscreen, dikutip dari Skin Cancer.

    Artinya, jika Anda menggunakan produk SPF 30 dengan benar, Anda akan membutuhkan waktu 30 kali lebih lama untuk terbakar dibandingkan jika Anda tidak menggunakan sunscreen.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Pacitan Berduka, Ibunda Bupati Indrata Nur Bayuaji Tutup Usia

    Pacitan Berduka, Ibunda Bupati Indrata Nur Bayuaji Tutup Usia

    Pacitan (beritajatim.com) – Kabar duka datang dari keluarga Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji. Ibundanya, Endang Widowati, meninggal dunia pada Jumat (7/2/2025) pagi sekitar pukul 05.50 WIB. Almarhumah menghembuskan nafas terakhir di rumah duka, yang berlokasi di Lingkungan Blumbang, Kelurahan Ploso, Kabupaten Pacitan.

    Asisten 1 Setda Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, menyebut bahwa almarhumah telah mengalami sakit sejak sekitar lima tahun lalu, saat wafatnya istri Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, Bu Endang kalau itu juga sudah sakit.

    “Bu Endang sudah lama sakit,” kata Khemal, Jumat siang.

    Rencananya, prosesi pemakaman akan dilaksanakan pada Jumat sore sekitar pukul 15.00 WIB. Karena anak-anak almarhumah berada di luar kota, pemakaman menunggu kedatangan mereka. Yakni Indra Widya Agustina, yang merupakan anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, masih berada di Surabaya. Sementara itu, Bupati Indrata Nur Bayuaji sedang menjalankan tugas dinas luar di Jakarta.

    “Mas Aji dinas luar di Jakarta saat ini perjalanan pulang,” tambah Khemal.

    Hingga saat ini, ucapan belasungkawa terus berdatangan dari berbagai pihak. Masyarakat juga mulai berdatangan ke rumah duka untuk takziyah dan memberikan penghormatan terakhir kepada almarhumah.

    Sebagai informasi, Endang Widowati tutup usia diusia 76 tahun. Almarhum merupakan istri dari Soedjono, yang pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Pacitan pada tahun 2013 lalu. Dalam beberapa tahun terakhir, beliau diketahui tengah berjuang melawan penyakit yang dideritanya. [end/aje]

  • Jari Terjepit Lubang Kursi, Siswa Sekalian Kursinya Dibawa ke Kantor Damkar Pacitan

    Jari Terjepit Lubang Kursi, Siswa Sekalian Kursinya Dibawa ke Kantor Damkar Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) – Ulah iseng seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pacitan, berujung ke kantor damkar. Hal itu terpaksa dilakukan setelah jari kelingkingnya tersangkut di lubang kursi kelas. Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Pacitan pun turun tangan untuk membebaskan jari siswi tersebut.

    Kejadian ini menimpa Hasna Yuswiat Salma (14), siswi kelas 8 SMPN 1 Pacitan, pada Kamis (6/2/2025) sekitar pukul 14.30 WIB. Saat pelajaran berlangsung, Ia memasukkan jari kelingkingnya ke lubang kursi di kelas. Namun, nahas, jarinya tersangkut dan tidak bisa dilepaskan.

    Panik dan kesakitan, guru kelas segera membawa Hasna ke markas Damkar Satpol PP Pacitan, lengkap dengan kursinya. Petugas kemudian menggunakan gergaji kayu, pahat, dan palu untuk membebaskan jari siswi tersebut.

    “Proses evakuasi memakan waktu sekitar 30 menit, karena kami harus berhati-hati agar tidak melukai tangan korban. Siswi juga dalam kondisi kesakitan, jadi kami perlu ekstra teliti dalam penanganannya,” ujar Sugito, Kepala Bidang Damkar Satpol PP Pacitan, Kamis(05/02/2025).

    Di hari yang sama, petugas Damkar Pacitan juga mengevakuasi seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang kakinya terjepit di grill penutup selokan.

    “Tim baru saja selesai mengevakuasi siswa yang kakinya masuk kedalam grill besi selokan,”jelas Sugito.

    Kejadian ini menimpa Fedora Fawnia Putri (17), siswi SMKN 2 Pacitan, sekitar pukul 13.00 WIB. Menurut keterangan saksi, usai membeli makanan, Fedora berjalan menuju ruang kelasnya. Namun, saat melewati grill penutup selokan di depan kelas, kakinya terperosok hingga mata kaki.

    Sepatunya yang terlepas jatuh ke dalam selokan, sehingga Ia mencoba mengambilnya dengan posisi duduk. Sayangnya, hal itu justru membuat kakinya semakin masuk ke dalam grill hingga sebatas lutut. Hingga akhirnya tidak bisa bergerak dan merasa kesakitan.

    “Teman Fedora akhirnya menghubungi Damkar untuk bantuan evakuasi,” ungkap Sugito.

    Dengan 2 kejadian ini, pihak sekolah diharapkan lebih memperhatikan keamanan fasilitas di lingkungan belajar, agar tidak membahayakan siswa.

    “Kami juga selalu mengimbau agar masyarakat, khususnya anak-anak sekolah, lebih berhati-hati dalam beraktivitas agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkas Sugito. [end/but]

  • WiFi Gratis Alun-alun Pacitan Tanpa Filter, Kominfo Janji Blokir Situs Berbahaya

    WiFi Gratis Alun-alun Pacitan Tanpa Filter, Kominfo Janji Blokir Situs Berbahaya

    Pacitan (beritajatim.com) – Fasilitas WiFi gratis yang tersedia di kawasan ruang hijau Alun-Alun Pacitan menjadi sorotan publik. Pasalnya, jaringan WiFi yang disediakan oleh pemerintah ini, dapat mengakses tanpa sensor atau privasi dari penyedia layanan internet (ISP). Sehingga pengunjung dapat berselancar bebas di dunia maya tanpa perlindungan dari situs berbahaya.

    Kondisi ini menjadi perhatian warga, termasuk Zer Farizi, yang dalam unggahan di Facebook meminta pihak berwenang segera bertindak. Yakni dengan membatasi akses ke situs yang mengandung konten dewasa maupun judi online.

    “Situs-situs yang bersifat melanggar hukum mohon dengan sangat diperhatikan, karena tanpa disensor dan diprivasi oleh ISP penyedia,” tulisnya.

    Senada dengan itu, Khoirul, salah satu pengunjung Alun-Alun Pacitan, juga menyampaikan kekhawatirannya. Ia menyoroti bahwa area ini dikunjungi oleh berbagai kalangan, termasuk anak-anak dan remaja, yang rentan terhadap paparan konten negatif.

    “Yang dikhawatirkan, mereka mengakses situs dewasa tanpa kontrol orang tua. Selain itu, untuk masuk ke jaringan juga tanpa password,” ungkapnya.

    Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Teknologi Informatika dan Persandian Dinas Kominfo Pacitan, Andrianto, menyatakan pihaknya akan berupaya memblokir akses ke situs berbahaya seperti situs dewasa dan judi online. Namun, Ia mengakui bahwa pemblokiran ini tidak mudah, karena banyaknya situs yang terus berganti domain. Sehingga kerap luput dari basis data pemblokiran.

    “Kami akan berusaha memblokir situs berbahaya. Jika ada yang mengetahui situs mencurigakan, bisa melaporkan ke Kominfo atau melalui aduankonten.id,” jelas Andri.

    Saat ini, jaringan WiFi yang tersedia di kawasan Alun-Alun Pacitan antara lain “Kominfo”, “Dinas Kominfo”, serta hotspot bertanda “Nyawiji AP01” hingga “AP04”, yang disediakan oleh Telkom Indonesia dan LDN.

    Terkait akses WiFi yang tanpa kata sandi, Andri menyebut kebijakan ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses internet, khususnya bagi pedagang, mahasiswa, dan pengunjung yang membutuhkan koneksi di area publik tersebut.

    “Selain di alun-alun, ruang publik yang ada fasilitas internet ada di taman Bapangan, Taman Bugar dan pasar Sawo,” pungkasnya.

    Meskipun demikian, banyak pihak berharap agar pemerintah segera memperketat pengawasan. Selain itu juga bisa untuk menutup celah bagi situs-situs berbahaya demi menjaga keamanan digital bagi seluruh pengguna, terutama anak-anak dan remaja. [end/beq]

  • Ini Alasan Puluhan Kapal Nelayan Cilacap Lego Jangkar di Pacitan

    Ini Alasan Puluhan Kapal Nelayan Cilacap Lego Jangkar di Pacitan

    Pacitan (Beritajatim.com) – Cuaca buruk yang terjadi di pesisir Samudera Hindia, memaksa puluhan kapal nelayan asal Cilacap, Jawa Tengah merapat di Pacitan. Ya, kapal-kapal itu, berlindung di Teluk Pacitan sekitar Pelabuhan Tamperan. Mereka terpaksa lego jangkar sejak tanggal 1 Februari 2025 lalu, akibat badai disertai gelombang tinggi dan angin kencang.

    Bintara Jaga Polairud Polres Pacitan, Bripka Ribut Riyanto, mengatakan bahwa beberapa kapal bahkan bersandar di dermaga. Namun, untuk menghindari potensi gesekan dengan nelayan lokal, sebagian dari mereka diminta bergeser ke perairan teluk Pacitan.

    “Gelombang tinggi di tengah laut berkisar antara 4 hingga 6 meter, sehingga mereka memilih berlindung di sini,” kata Ribut, Kamis (6/2/2025).

    Selama berada di Pelabuhan Tamperan, nelayan Cilacap terus dipantau oleh TNI AL dan instansi terkait. Pemeriksaan kelengkapan dokumen kapal, juga dilakukan untuk memastikan tidak ada pelanggaran.

    “Kami juga terus memantau aktivitas mereka dan melakukan pengecekan surat-surat perlengkapannya,” tambah Ribut.

    Kondisi gelombang di perairan selatan ini, mulai berangsur membaik pada Kamis pagi ini. Sejumlah kapal pun telah bersiap melanjutkan pencarian ikan, setelah beberapa hari terpaksa berhenti melaut.

    Ribut minta masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca buruk, dengan gelombang tinggi di sejumlah wilayah pesisir selatan Jawa, termasuk di Pacitan.

    “Sambil menunggu informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang update cuaca, masyarakat harus tetap waspada,” tutupnya. [end/beq]

  • Curi Uang dan Emas Milik Lansia, Pria di Pacitan Diringkus Polisi

    Curi Uang dan Emas Milik Lansia, Pria di Pacitan Diringkus Polisi

    Pacitan (beritajatim.com) – Seorang pria bernama Sarno (44), warga Desa Gondang, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, harus berurusan dengan polisi. Hal itu dikarenakan yang bersangkutan diduga mencuri uang dan perhiasan emas milik lansia bernama Suratin (79), warga Desa Mujing, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan.

    Peristiwa ini terjadi pada Jumat (17/1/2025) lalu, saat korban menghadiri pengajian di masjid. Sebelumnya, Ia baru saja pulang dari pasar Desa Nawangan dan menyimpan uang serta perhiasan emas ke dalam tas, yang kemudian diletakkan di dalam lemari dalam keadaan terkunci.

    Dua hari berselang, tepatnya pada Selasa (21/1/2025), Suratin hendak pergi ke pasar Desa Gondang. Saat ingin mengambil uang di dalam lemari, Ia baru menyadari bahwa tas beserta isinya telah hilang. Ia pun segera melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Nawangan.

    “Korban melapor setelah kehilangan uang tunai sebesar Rp3,1 juta serta perhiasan emas berupa tiga gelang dan dua cincin,” ujar Kapolsek Nawangan, Iptu Yuyun Krisdiantoro, Rabu (05/02/2025).

    Dari hasil penyelidikan, polisi menduga Sarno sebagai pelaku pencurian. Kecurigaan ini muncul setelah memeriksa saksi-saksi serta mengamankan barang bukti, yang diperkuat dengan rekaman video CCTV.

    “Dugaan terhadap pelaku semakin kuat setelah kami melakukan penyelidikan dan mengamankan sejumlah barang bukti,” jelas Iptu Yuyun.

    Saat dilakukan penangkapan, polisi menemukan uang tunai Rp1,9 juta, yang diduga hasil pencurian. Selain itu, turut diamankan sebuah tas coklat milik korban, kunci lemari, serta sabit.

    Akibat perbuatannya, Sarno dijerat dengan Pasal 363 ayat (1) huruf 5e KUHP tentang pencurian dengan pemberatan. Kini, Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di balik jeruji besi. (end/ian)

  • Sempat Terbengkalai, Kini Wisma Atlet Pacitan Dipercantik Lagi

    Sempat Terbengkalai, Kini Wisma Atlet Pacitan Dipercantik Lagi

    Pacitan (beritajatim.com) – Setelah lama terbengkalai, Wisma Atlet Pacitan akhirnya mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat. Gedung yang sebelumnya digunakan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19, kini sedang direnovasi oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora), untuk kembali difungsikan sebagai tempat tinggal atlet.

    Kepala Bidang Kepemudaan dan Olahraga, Dita Widiapsari, mengungkapkan bahwa saat diambil alih oleh Disparbudpora, kondisi Wisma Atlet sudah mengalami banyak kerusakan. Sejumlah fasilitas, seperti lampu dan sistem air hilang atau tidak berfungsi.

    “Pekerjaan utama dalam renovasi ini meliputi pemasangan ulang lampu, perbaikan fasilitas air, serta peremajaan bagian atap dan tembok yang harus dicat ulang. Anggaran yang digunakan mencapai Rp498.075.000 dari APBD,” jelas Dita pada Rabu (5/2/2025).

    Renovasi ini, dilakukan dalam rangka persiapan turnamen Jiujitsu Kajati Cup yang akan berlangsung pada 15–16 Februari 2025. Ke depan, Wisma Atlet juga dipertimbangkan untuk berbagai fungsi lain, termasuk sebagai kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) atau sekretariat organisasi kepemudaan seperti Pramuka.

    Selain perbaikan bangunan, akses jalan yang menghubungkan Wisma Atlet dengan GOR Pacitan juga akan diperbaiki. Proyek ini menggunakan spesifikasi aspal penetrasi makadam (lapen) dengan lebar 2,75 meter dan ketebalan 5 cm. Pengerjaan jalan dijadwalkan berlangsung dari Januari hingga Maret 2025 dengan anggaran Rp 699.900.000.

    Pemkab Pacitan juga mengalokasikan dana tambahan untuk berbagai perencanaan dan pengawasan proyek ini. Perencanaan jalan penghubung GOR–Wisma Atlet mendapat alokasi Rp27.500.000, pengawasannya Rp22.500.000, perencanaan rehabilitasi bangunan Rp22.500.000, dan pengawasannya Rp20.000.000.

    Dengan renovasi ini, pemerintah berharap Wisma Atlet Pacitan dapat menjadi tempat yang lebih representatif dan mendukung para atlet saat bertanding di Pacitan.

    Sebelumnya, bangunan tiga lantai yang terletak di Kelurahan Sidoharjo ini sempat terbengkalai. Hal itu terjadi setelah tidak lagi digunakan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. Gedung ini dibiarkan kosong tanpa penghuni dan dipenuhi semak-semak karena tidak ada petugas yang menjaga. [end/suf]