kab/kota: Pacitan

  • Anggaran Infrastruktur Pacitan Dipangkas Rp101 Miliar, Program Nawa Karsa Terancam Ditunda?

    Anggaran Infrastruktur Pacitan Dipangkas Rp101 Miliar, Program Nawa Karsa Terancam Ditunda?

    Pacitan (Beritajatim.com) – Program pembangunan infrastruktur di Pacitan harus menghadapi tantangan besar, setelah Pemerintah Pusat memangkas anggaran Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp101 miliar. Kebijakan ini, tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 29 Tahun 2025, yang diteken Menteri Keuangan Sri Mulyani pada tanggal 3 Februari 2025.

    Sebelum pemangkasan, dana transfer untuk Kabupaten Pacitan tercatat sebesar Rp1,485 triliun. Namun, setelah kebijakan efisiensi anggaran tersebut, jumlahnya berkurang menjadi Rp1,385 triliun. Dampaknya, program unggulan Bupati Indrata Nur Bayuaji dan Wakil Bupati Gagarin Sumrambah, khususnya Aksi Pembangunan Infrastruktur dalam Nawa Karsa ke-7, berisiko mengalami penyesuaian atau bahkan terancam tertunda.

    Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kabupaten Pacitan, Daryono, mengungkapkan bahwa pihaknya segera mengambil langkah antisipatif dengan melakukan rasionalisasi APBD.

    “Kami akan mengundang seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), untuk membahas strategi efisiensi sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025,” kata Daryono, ditulis Rabu (12/02/2025).

    Langkah efisiensi tersebut, mencakup pemangkasan anggaran perjalanan dinas hingga 50 persen, pengurangan kegiatan seremonial, serta efisiensi belanja operasional seperti alat tulis kantor, rapat, seminar, hingga bimbingan teknis. Dana hasil penghematan ini, nantinya akan dialihkan untuk menutupi kekurangan anggaran infrastruktur.

    Sejumlah proyek yang menjadi fokus dalam Nawa Karsa ke-7, seperti peningkatan jalan kabupaten, pemerataan layanan listrik dan internet, hingga pembangunan rumah layak huni bagi warga kurang mampu, kini harus disusun ulang berdasarkan prioritas.

    “Kami berusaha agar pembangunan tetap berjalan meski ada keterbatasan anggaran,” pungkas Daryono. (end/ian)

  • Tertib Lalu Lintas Bukan Sekedar Takut Tilang, Polres Pacitan Gencarkan Edukasi

    Tertib Lalu Lintas Bukan Sekedar Takut Tilang, Polres Pacitan Gencarkan Edukasi

    Pacitan (beritajatim.com) – Polres Pacitan saat ini melakukan Operasi Keselamatan Semeru 2025. Memasuki hari kedua operasi, jajaran Satlantas Polres Pacitan melakukan langkah preemtif. Salah satunya dengan memberikan himbauan ke sekolah-sekolah dan juga mengimbau pengendara untuk tertib berlalu lintas.

    “Jadi awal ini kita melakukan sosialisasi dan himbauan ke sekolah dan pengguna jalan,” kata Kasi Humas Polres Pacitan, Aiptu Thomas Alim Suheny, Selasa (11/02/2025).

    Operasi Keselamatan Semeru 2025 berlangsung mulai 10 hingga 23 Februari 2024. Kapolres Pacitan, AKBP Agung Nugroho meminta personelnya untuk aktif memberikan edukasi. Terutama mengedukasi kepada generasi milenial dan Gen Z. Biar mereka paham, tertib lalu lintas itu bukan soal takut ditilang, tapi soal keselamatan diri sendiri.

    “Kedepankan pendekatan preemtif dan preventif yang bersifat edukatif dan humanis, sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri,” tegasnya.

    Seperti kata pepatah, jalanan bukan sirkuit balap. Kalau semua tertib, perjalanan nyaman. Kalau semua patuh aturan, kecelakaan bisa ditekan.

    Kapolres Pacitan berharap, Operasi Keselamatan Semeru 2025 bisa menjadi awal bagi perubahan. Bukan cuma dalam dua pekan operasi ini berlangsung, tapi juga seterusnya. “Biar masyarakat terbiasa tertib. Biar jalanan tak lagi jadi panggung maut,” pungkas AKBP Agung

    Berdasarkan data Satlantas Polres Pacitan, sepanjang Januari hingga Desember 2024 tercatat 364 kasus kecelakaan. Dari jumlah tersebut, 41 orang meninggal dunia, 441 mengalami luka ringan, dan 2 orang mengalami luka berat.

    Kerugian materiil akibat kecelakaan tersebut mencapai Rp1,02 miliar. Secara peringkat, Pacitan berada di posisi ke-30 dari 39 Polres di wilayah Polda Jawa Timur dalam jumlah kecelakaan lalu lintas, dengan fatalitas korban meninggal dunia mencapai 11,26 persen dari total kasus. (end/kun)

  • Pacitan Wujudkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

    Pacitan Wujudkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

    Pacitan (Beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan memberikan penghargaan kepada desa dan kecamatan yang telah berhasil melaksanakan verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 5 Pilar dalam acara STBM Award 2024. Penghargaan ini diserahkan langsung di Pendopo Kabupaten Pacitan pada Selasa (11/2), sebagai bentuk apresiasi atas komitmen dalam meningkatkan kualitas sanitasi di lingkungan masyarakat.

    Kecamatan Donorojo mencatatkan prestasi sebagai kecamatan dengan 100 persen desa terverifikasi STBM 5 Pilar tahun 2024. Sementara itu, Desa Ngadirejan, Kecamatan Pringkuku, meraih dua penghargaan sekaligus sebagai desa STBM 5 Pilar Paripurna serta Kepala Desa terbaik dalam implementasi program tersebut.

    “Atas nama Pemerintah Kabupaten Pacitan, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam verifikasi STBM. Hingga 2024, hampir 50 persen desa di Pacitan telah memenuhi standar STBM 5 Pilar,” ujar Asisten Pemerintahan dan Kesra, Khemal Pandu Pratikna, Selasa (11/02/2025).

    Sejumlah penghargaan lainnya, juga diberikan kepada desa-desa dengan berbagai kategori, diantaranya, Desa Jetis Kidul, Kecamatan Arjosari, sebagai Desa STBM Madya. Desa Cangkring, Kecamatan Ngadirojo, sebagai Desa STBM Pratama. Desa Temon, Kecamatan Arjosari, atas inovasi dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

    Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada 6 desa dengan capaian STBM 100 persen, 14 desa dengan capaian 75 persen, serta 6 desa dengan capaian 50 persen. Tidak hanya desa, apresiasi juga diberikan kepada 4 anggota tim pelaksana Kabupaten Sehat yang telah mengabdi lebih dari 15 tahun.

    STBM 5 Pilar sendiri mencakup berbagai aspek penting, yaitu: Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengamanan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, serta Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga.

    Menariknya, dalam kesempatan yang sama, Pemkab Pacitan juga meluncurkan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) bagi masyarakat yang sedang berulang tahun. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan dengan pemeriksaan preventif secara berkala. [end/but]

  • Perdebatan Data BPJS PBI di Pacitan : Transparansi atau Privasi yang Lebih Penting?

    Perdebatan Data BPJS PBI di Pacitan : Transparansi atau Privasi yang Lebih Penting?

    Pacitan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan bersama DPRD setempat meminta data penerima BPJS Kesehatan yang tercover dalam program Penerima Bantuan Iuran (PBI). Namun, BPJS Kesehatan Cabang Tulungagung menolak dengan alasan data tersebut bersifat privasi.

    Permintaan data itu disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi 2 DPRD Pacitan dengan BPJS Kesehatan Cabang Tulungagung. Pemkab menilai data by name by address sangat penting untuk memastikan pembayaran iuran tepat sasaran.

    “Kebutuhan kami tidak hanya menyisir warga miskin, tapi juga memastikan pembayaran PBI BPJS ini tepat sasaran. Jika ada peserta yang sudah meninggal, bisa dialihkan ke warga lain yang lebih membutuhkan,” ujar Asisten 1 Setda Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, Senin (10/02/2025).

    Khemal menjelaskan, tambahan iuran kelas 3 sebesar Rp2.800 per peserta menjadi beban bagi pemerintah. Oleh karena itu, diperlukan data akurat berupa nama dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) agar bisa dimasukkan ke dalam aplikasi SIAP milik RSUD dr. Darsono.

    Namun, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Tulungagung, Fitriyah Kusumawati, menegaskan bahwa data tersebut tidak bisa diberikan karena menyangkut privasi peserta. “Data tersebut adalah privasi pelanggan yang tidak bisa disampaikan. Nanti terkait data akan kami sampaikan dalam pertemuan berikutnya,” ujarnya.

    Saat ini, jumlah warga Pacitan yang tercover BPJS Kesehatan mencapai 83 persen, baik yang aktif maupun tidak aktif. Namun, hanya 63 persen yang berstatus aktif.

    Ketua Komisi 2 DPRD Pacitan, Rudi Handoko, menilai masih ada ketidakjelasan dalam pertemuan ini. “Salah satu yang tidak kita inginkan adalah masih adanya peserta yang sudah meninggal tapi iurannya tetap dibayarkan. Dengan data yang jelas, kita bisa menilai bagaimana kondisi sebenarnya,” katanya.

    Ia juga menyoroti pentingnya kesiapan Dinas Kesehatan, RSUD, serta puskesmas dalam menghadapi perubahan regulasi. “Dari pertemuan ini saya melihat masalah masih dilempar-lempar. Sosialisasi dan komunikasi harus lebih ditingkatkan,” tegasnya.

    Pertemuan ini belum menghasilkan keputusan final. Pemkab dan DPRD Pacitan masih akan menggelar rapat lanjutan untuk membahas terkait pelayanan BPJS dan persiapan pelaksanaan Universal Health Coverage (UHC. (end/kun)

  • Gus Iqdam Dipinjamkan SUV Mewah AS, Ponpes: Doakan Beliau Bisa Beli

    Gus Iqdam Dipinjamkan SUV Mewah AS, Ponpes: Doakan Beliau Bisa Beli

    Jakarta

    Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilu Taubah, Ilham Burhanuddin alias Jebor memberikan penjelasan soal huru-hara Gus Iqdam naik mobil mewah merek GMC. Dia menegaskan, kendaraan tersebut bukan milik si ulama, melainkan dipinjamkan temannya.

    Jebor justru meminta masyarakat mendoakan Gus Iqdam agar bisa membeli mobil sejenis. Sebab, kendaraan tersebut memang dikenal mahal.

    “Itu (mobil) punya temannya Gus Iqdam. Gus Iqdam dipinjami, disuruh bawa. Doakan saja Gus Iqdam bisa beli yang seperti itu,” ujar Jebor, dikutip dari detikJatim, Senin (10/2).

    Pengajian Gus Iqdam Foto: Istimewa

    Jebor mengaku tak tahu pasti siapa teman Gus Iqdam yang meminjamkan mobil mewah tersebut. Namun, yang jelas, kendaraan itu milik teman sekaligus jamaah Gus Iqdam.

    “Temannya yang minjemin (mobil), kurang tahu saya orangnya siapa. Jamaah katanya,” ungkapnya.

    Di kesempatan yang sama, Jebor juga menjelaskan soal nomor polisi (nopol) palsu yang dipakai di mobil mewah tersebut. Dia mengatakan ada kesalahan informasi dari pemilik kendaraan.

    Mulanya, kata dia, nopol tersebut tak boleh digunakan siapapun. Namun, saat proses penetapan nomor pelat dan sebagainya justru telah digunakan orang lain.

    “Kalau masalah pelat, itu sebenarnya awalnya tidak ada yang pakai tapi setalah diproses ternyata sudah ada yang pakai. Ini masih di-push lagi untuk konfirmasi masalah pelat itu,” tuturnya.

    Sebagai catatan, video yang memperlihatkan Gus Iqdam naik mobil mewah GMC viral di berbagai platform media sosial. Kabarnya, pemandangan tersebut diambil saat penceramah muda itu mengisi pengajian di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, akhir bulan lalu.

    Meski viral dan menjadi gunjingan publik, namun Gus Iqdam menanggapinya dengan santai. Dia juga meminta maaf seandainya ada kesalahan dari sikapnya tersebut.

    “Gus Iqdam menyikapi santai, tapi ya bilang mohon maaf kalau ada kesalahan. Itu (mobil) dipakai sekali,” kata dia.

    (sfn/dry)

  • Hindari Motor Berhenti Mendadak, Truk Tabrak Gran Max di Pacitan

    Hindari Motor Berhenti Mendadak, Truk Tabrak Gran Max di Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) – Sebuah truk engkel menabrak Daihatsu Gran Max di Jalan Pacitan-Trenggalek setelah berusaha menghindari motor yang berhenti mendadak. Insiden yang terjadi di Dusun Kedawung, Desa Mentoro, Kecamatan/Kabupaten Pacitan pada Senin (10/2/2025) sekitar pukul 05.10 WIB itu menyebabkan empat orang mengalami luka-luka.

    Kecelakaan bermula saat truk engkel bernomor polisi AE 8771 YF, yang dikemudikan Aris Whandi (39), warga Desa Bubakan, Kecamatan Tulakan, melaju dari arah timur menuju Kota Pacitan. Saat di sekitar lokasi kejadian, truk tersebut berusaha menghindari pengendara motor yang tiba-tiba berhenti mendadak.

    “Sopir membanting setir ke kanan, karena ada motor yang berhenti mendadak,” kata Kasat Lantas Polres Pacitan, AKP Dwi Purwanto, Senin (10/2/2025).

    Namun, pada saat bersamaan, dari arah berlawanan melaju Daihatsu Gran Max dengan nomor polisi AD 9327 DV, yang dikemudikan Bagiyono (45), warga Desa Ketro, Kecamatan Kebonagung. Karena jarak terlalu dekat, tabrakan pun tak dapat dihindari.

    Benturan keras menyebabkan pengemudi dan penumpang kedua kendaraan mengalami luka-luka. Aris Whandi mengalami benturan di dada dan luka pada lutut kanan, sementara penumpangnya, Adi Hariyanto (28), mengalami benturan di kepala. Sementara itu, pengemudi Gran Max, Bagiyono, dan penumpangnya, Astutik (40), juga mengalami benturan di dada.

    “Beruntung, seluruh korban dalam kondisi sadar dan segera mendapatkan pertolongan medis,” tambahnya.

    Akibat kejadian ini, kerugian materiil ditaksir mencapai Rp25 juta. Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kecelakaan. [end/beq]

  • JATIM TERPOPULER: Ibu di Pacitan Curiga Lihat Perbedaan Tubuh Anak – 2 Pelajar Ponorogo Terpeleset

    JATIM TERPOPULER: Ibu di Pacitan Curiga Lihat Perbedaan Tubuh Anak – 2 Pelajar Ponorogo Terpeleset

    TRIBUNJATIM.COM – Kumpulan berita peristiwa yang terjadi di Jawa Timur (Jatim) tersangkum dalam berita terpopuler Jatim, Senin 10 Februari 2025.

    Berita pertama nasib anaknya masih sekolah dan usianya di bawah umur begitu apes, ibu di Pacitan hancur.

    Kemudian Kepolisian Resor (Polres) Lamongan tidak akan memberikan ruang sedikit pun bagi pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

    Selanjutnya 2 pelajar asal Kabupaten Ponorogo Jatim dilaporkan tenggelam di aliran sungai Bendungan Tugu, masuk Desa  Pangkal Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo, Jatim, Minggu (9/2/2025).

    Berikut selengkapnya berita terpopuler Jatim hari ini, Senin (10/2/2025) di TribunJatim.com.

    Anak Masih Sekolah, Ibu di Pacitan Curiga Lihat Perbedaan Tubuh Buah Hatinya, Hancur saat Anak Jujur

    PEMUDA HAMILI SISWI SMA – Tampang pemuda asal Pracimantoro, Wonogiri, Jateng, yang ditangkap polisi usai menghamili siswi SMA asal Pacitan, Rabu (5/2/2025) dan barang bukti yang diamankan. Ibu di Pacitan sampai hancur berkeping-keping saat tahu perubahan tubuh anaknya. (TribunSolo.com)

    Nasib anaknya masih sekolah dan usianya di bawah umur begitu apes, ibu di Pacitan hancur.

    Kasus persetubuhan anak yang dilakukan pemuda asal Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, berinisal RH (24) dengan siswi asal Pacitan, Jawa Timur MZ (17) dibongkar oleh ibu korban.

    Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo, menjelaskan kasus itu terbongkar seusai kecurigaan sang ibu korban terhadap perubahan tubuh anaknya.

    Karena kecurigaan itu, ibu korban kemudian menanyakan apa yang terjadi.

    Korban kemudian baru menceritakan bahwa dirinya hamil seusai disetubuhi pelaku beberapa bulan lalu.

    Mendengar cerita itu, orangtua korban kaget karena ternyata anaknya sudah hamil 6 bulan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polres Wonogiri. 

    “Pelaku ditangkap pada Rabu (5/2/2025) di rumahnya,” katanya, Sabtu (8/2/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunSolo.com, Minggu (9/2/2025).

    Adapun berdasarkan pengakuan korban, persetubuhan itu dilakukan dirumah pelaku di Kecamatan Pracimantoro pada bulan Agustus 2024 lalu.

    “Jadi saat itu korban diajak bepergian oleh pelaku, namun karena cuaca hujan, korban diajak beristirahat di rumah pelaku, hingga akhirnya korban disetubuhi oleh pelaku,” jelas dia.

    Dalam interogasi seusai ditangkap, pelaku membenarkan semua kesaksian korban dan mengakui semua perbuatannya bahwa telah menghamili korban.

    Baca Selengkapnya

    2. Pergoki Pasangan Bukan Suami Istri di Warung, Polisi Lamongan Ciduk 2 Muncikari, Modusnya Terkuak

    DUA MUNCIKARI DIAMANKAN – Dua orang pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di warung remang-remang di Babat digelandang Unit PPA. Sabtu (8/2/2025). (Istimewa)

    Kepolisian Resor (Polres) Lamongan tidak akan memberikan ruang sedikit pun bagi pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

    Praktik Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di sebuah warung remang-remang pun menjadi sasaran Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Lamongan.

    Seperti yang dilakukan Tim Satgas TPPO Polres Lamongan yang berhasil mengamankan 2  muncikari di wilayah Babat.

    “Ada dua pelaku berhasil diamankan di warung yang ada di wilayah Babat, ” ungkap Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda M Hamzaid kepada Tribun Jatim Network, Minggu di sela-sela acara HPN Tahun 2025, Minggu (9/2/2025).

    Kedua muncikari yang diamankan adalah S (41), warga Desa Bumiayu Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro dan SS (38), warga Desa Dadapan Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan.

    Pengungkapan kasus ini bermula dari informasi masyarakat yang diterima oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Lamongan.

    Berbekal informasi tersebut, petugas melakukan patroli dan penyelidikan di sekitar wilayah Pasar Agro, Babat.

    “Kami mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa di warung jalan raya depan Pasar agro, tepatnya di Jalan Tuban-Surabaya, Plaosan, Kecamatan Babat, diduga kerap dibuat transaksi mesum atau praktik TPPO,” katanya.

    Berbekal informasi tersebut, Tim Satgas TPPO yang dipimpin oleh Kanit PPA, Ipda Wahyudi Eko Afandi, bergegas  menindaklanjuti informasi tersebut.

    Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, petugas  mendapati pasangan bukan suami istri di dalam salah satu kamar warung.

    Baca Selengkapnya

    3. 2 Pelajar Ponorogo Terpeleset ke Sungai saat Memancing, 1 Selamat dan 1 Meninggal Dunia

    EVAKUASI KORBAN – Petugas dari Mapolsek Sawoo Ponorogo Jatim melakukan evakuasi 2 korban tenggelam di aliran sungai Bendungan Tugu, masuk Desa Pangkal Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo, Jatim, Minggu (9/2/2025). 1 korban dikabarkan selamat dan 1 meninggal dunia. (Polsek Sawoo)

    2 Pelajar asal Kabupaten Ponorogo Jatim dilaporkan tenggelam di aliran sungai Bendungan Tugu, masuk Desa  Pangkal Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo, Jatim, Minggu (9/2/2025).

    Dari 2 pelajar yang tenggelam itu, satu di antaranya selamat dan satu pelajar lainnya ditemukan meregut nyawa di aliran sungai setempat.

    “2 korban, satu bisa menyelamatkan diri. Sedangkan satu lainnya sudah meninggal dunia saat dievakuasi,” ungkap Kapolsek Sawoo, AKP Yudi Kristiawan, Minggu (9/2/2025).

    Dia menjelaskan korban meninggal dunia adalah Lucky Febrianus (17) warga Desa Poko Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo Jatim.

    Kemudian korban selamat adalah Candra Vergia Yudha (19) warga Desa Ngumpul Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Jatim.

    “Awalnya korban meninggal dunia mendatangi korban selamat. Mereka berencana memancing di Bendungan Tugu. Pelengkapan sudah disiapkan korban meninggal dunia,” katanya.

    Sesampai di lokasi, mereka memancing tepatnya di aliran Sungai Bendungan Tugu Turut Desa Pangkal Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Jatim.

    “Korban meninggal dunia kehabisan umpan. Sehingga mendatangi korban selamat untuk meminta umpan memancing. Jarak keduanya 1 meter,” tegasnya.

    Menurutnya, kondisi tanah miring. Sehingga korban meninggal dunia kehilangan keseimbangan sehingga korban terpeleset dan menarik tangan korban selamat.

    “Kedua pelajar itu sama-sama terjebur ke sungai. Korban yang bernama Candra berhasil menyelamatkan diri ke daratan atas kejadian tersebut,” tegasnya.

    Baca Selengkapnya

    Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

  • Cuaca Jatim Senin 10 Februari 2025 Mayoritas Hujan Ringan saat Pagi, Waspada Hujan Petir di Surabaya

    Cuaca Jatim Senin 10 Februari 2025 Mayoritas Hujan Ringan saat Pagi, Waspada Hujan Petir di Surabaya

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah prediksi cuaca Jawa Timur, Senin 10 Februari 2025. 

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Juanda Sidoarjo memprediksi Jawa Timur (Jatim) mayoritas berawan. 

    Namun beberapa daerah diprediksi hujan ringan pada pagi hari, sekitar pukul 06.00 hingga 09.00. Diantaranya di Bangkalan, Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Kota Batu, Kota Blitar, Kota Kediri, Kota dan Kabupaten Madiun, Kota dan Kabupaten Malang, Kota dan Kabupaten Mojokerto, Kota dan Kabupaten Pasuruan, Kota Probolinggo, Lamongan, Lumajang, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Pamekasan, Sampang, Sidoarjo, Trenggalek, Tuban, serta Tulungagung. 

    BMKG Kelas 1 Juanda Sidoarjo pun memprediksi hujan sedang di pagi hari akan turun di Kabupaten Kediri, Ponorogo, dan Probolinggo.

    Sementara Surabaya dan Pasuruan pagi hari diprediksi hujan petir. 

    Prediksi cuaca Jatim Senin (10/2/2025) selengkapnya: KLIK

    Jangan lupa berdoa juga saat hujan. 

    1. Doa ketika Turun Hujan

     اَللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيًّا وَسَيِّبًا نَافِعًا

    Allahumma shayyiban haniyya wa sayyiban nafi‘a.

    Artinya: 

    Wahai Tuhanku, jadikan ini hujan terpuji kesudahannya dan menjadi aliran air yang bermanfaat.

    2. Doa ketika Hujan Versi Singkat

    اللَّهُمَّصَيِّباًنَافِعاً

    Allahumma shoyyiban naafi’an

    Artinya:

    Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.

    3. Doa ketika Hujan Deras atau Lebat

    اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

    Allahumma hawaalainaa wa laa ‘alainaa. Allahumma ‘alal akaami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.

    Artinya: 

    Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.

    Ilustrasi hujan. (Pexels)

    4. Doa ketika Hujan Disertai Petir

     اَلًلهُمَ لا تقتلنا بغضبك ولا تهلكنا بعذابك وعافنا قبل ذلك

    Allahumma laa taqtulna bighadhabika walaa tuhliknaa bi’adzaabika wa ‘afinaa qabla dzalika.

    Artinya:

    Ya Allah, janganlah kau bunuh diriku dengan kemarahan-Mu, dan janganlah kau rusak diriku dengan siksa-Mu, dan maafkanlah aku sebelum semua itu.

    5. Doa ketika Hujan Disertai Angin Kencang

    اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ خَيْرَهَا وَ خَيْرَ مَا فِيْهَا وَ خَيْرَمَا أُرْسِلَتْ بِهِ، وَ أَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَ شَرِّمَا فِيْهَا وَ شَرِّمَا أُرْسِلَتْ بِهِ

    Allahumma innii as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih. Wa-a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa fiihaa wa syarri maa ursilat bih.

    Artinya: 

    Ya Allah, saya memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang Engkau kirim bersamanya. Dan saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan angin ini, kejahatan yang ada di dalamnya, dan kejahatan yang Engkau kirim bersamanya.

    Berita Jatim lainnya

  • Pohon Tumbang di Jalur Pacitan-Solo, Lalu Lintas Sempat Macet

    Pohon Tumbang di Jalur Pacitan-Solo, Lalu Lintas Sempat Macet

    Pacitan (beritajatim.com) – Arus lalu lintas di jalur utama Pacitan-Solo sempat terganggu, akibat pohon Jati yang tumbang di Desa Ngadirejan, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada Minggu siang (9/2/2025). Insiden ini sempat menyebabkan kemacetan, karena pohon melintang di tengah jalan. Sehingga menghalangi akses kendaraan dari kedua arah.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 13.34 WIB di perbatasan Kecamatan Pringkuku dan Kecamatan Punung. Tumbangnya pohon jati itu, diperkirakan karena adanya angin kencang yang terjadi di daerah tersebut.

    Sejumlah kendaraan, termasuk truk dan sepeda motor, terpaksa berhenti dan menunggu proses evakuasi selesai. Tumbangnya pohon Jati itu juga menimbulkan kabel listrik juga terdampak. Proses evakuasi pohon, dengan sangat hati-hati menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

    “Kami (BPBD-red) berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk melakukan evakuasi,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggono, Minggu (09/02/2025) sore.

    Tidak hanya petugas dari BPBD Pacitan, evakuasi pohon yang melintang ke jalan itu, juga dibantu oleh warga sekitar dan para pengendara yang terjebak macet. Mereka melakukan evakuasi secara manual. Berkat kerja sama mereka, akses jalan akhirnya kembali normal.

    “Saat ini lalu lintas sudah kembali lancar,” pungkas Radit. [end/aje]

  • Wisatawan Keluhkan Jalur di Pantai Srau Gelap Gulita, Dishub Pacitan: Anggaran Minim

    Wisatawan Keluhkan Jalur di Pantai Srau Gelap Gulita, Dishub Pacitan: Anggaran Minim

    Pacitan (beritajatim.com) – Minimnya penerangan di kawasan Pantai Srau, yang berada di Desa Candi Kecamatan Pringkuku Pacitan dikeluhkan wisatawan dan warga sekitar, terutama saat malam hari. Jalan yang gelap gulita dinilai membahayakan pengunjung, apalagi bagi mereka yang tidak terbiasa dengan medan di pantai tersebut.

    Salah seorang wisatawan, Slamet Budiono, mengungkapkan kesulitannya saat melintasi jalur wisata pantai itu di malam hari. Sebab, minim lampu penerangan, sehingga jalannya gelap.

    “Kondisinya gelap tanpa penerangan,” ujar wisatawan asal Jakarta tersebut, ditulis Minggu (09/02/2025).

    Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pacitan, Joko Putro Utomo, mengakui adanya kendala dalam pemeliharaan Penerangan Jalan Umum (PJU) di kawasan Pantai Srau. Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan penerangan di objek wisata tersebut kurang optimal.

    “Salah satunya adalah kadar uap air asin yang tinggi di kawasan pantai, yang mempercepat proses korosi pada tiang, kabel, lampu, serta panel listrik,” ungkap Joko.

    Selain itu, keterbatasan anggaran juga menjadi hambatan utama dalam melakukan peremajaan dan rehabilitasi PJU di kawasan tersebut. Ia menyebut bahwa pihaknya sudah mengusulkan anggaran rehabilitasi dan peremajaan lampu jalan di kawasan Pantai Srau. Namun, hingga tahun anggaran saat ini belum disetujui.

    “Kami sudah mengusulkan anggaran untuk rehabilitasi dan peremajaan lampu jalan di kawasan Pantai Srau. Namun, hingga tahun Anggaran 2025, anggaran tersebut belum disetujui. Saat ini, kami hanya bisa melakukan pemeliharaan ringan dan perbaikan di beberapa titik sesuai dengan kemampuan anggaran yang ada,” jelasnya.

    Kendala lain yang dihadapi adalah kendaraan skylift crane yang digunakan untuk perbaikan PJU. Kendaraan yang telah berusia 20 tahun ini, memiliki keterbatasan dalam menangani perbaikan di daerah berbukit dan bertanjakan seperti kawasan Pantai Srau.

    “Saat ini, setidaknya ada delapan titik lampu yang mengalami kerusakan. Meskipun perbaikan total masih menunggu ketersediaan anggaran, akan dilakukan perawatan secara bertahap agar penerangan di Pantai Srau tetap dapat berfungsi dan memberikan kenyamanan bagi pengunjung,” pungkasnya. [end/aje]