kab/kota: Pacitan

  • Selatan Jawa Diguncang Gempa M 5,4, Getaran Terasa Sampai Kota Yogya

    Selatan Jawa Diguncang Gempa M 5,4, Getaran Terasa Sampai Kota Yogya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa bumi tektonik mengguncang selatan Jawa hari ini Selasa (27/5/2025) pada pukul 07.55.05 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,4.

    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 10,43° LS ; 110,23° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 268 Km arah Barat Daya Pacitan, Jawa Timur pada kedalaman 14 Km. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan di luar zona subduksi (outer-rise zone).

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault),” kata dia dalam keterangan tertulisnya.

    Dampak Gempa Bumi:

    Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Nganjuk, Trenggalek, Malang, Blitar, Bantul, Pacitan, Sukoharjo, Gunungkidul, dan Kota Yogyakarta dengan skala intensitas II MMI. Dengan skala tersebut getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

    “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” ucapnya.

    Hingga pukul 08.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

    Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.

    (wur/wur)

  • Cuaca Madiun dan Pacitan Hari Ini 27 Mei 2025, Waspada Potensi Hujan Pagi Hari

    Cuaca Madiun dan Pacitan Hari Ini 27 Mei 2025, Waspada Potensi Hujan Pagi Hari

    Surabaya (beritajatim.com) – Kondisi cuaca di beberapa wilayah Jawa Timur bagian barat pada Selasa, 27 Mei 2025 diprediksi akan cukup stabil meskipun terdapat potensi hujan ringan di pagi hari. Menurut prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., wilayah Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Pacitan akan didominasi oleh langit berawan sepanjang hari dengan perbedaan pola cuaca di masing-masing daerah.

    Di Kota Madiun, cuaca cenderung tenang dan tidak menunjukkan perubahan signifikan. Mulai pukul 06.00 WIB hingga 21.00 WIB, wilayah ini diperkirakan akan mengalami kondisi berawan tanpa hujan.

    Suhu udara berkisar antara 24 hingga 30 derajat Celcius dengan kelembaban yang cukup tinggi, yakni antara 77 hingga 95 persen. Angin bertiup dari arah Selatan dengan kecepatan 12,4 km/jam.

    “Secara umum, Kota Madiun tidak menunjukkan indikasi hujan hari ini. Langitnya akan tetap berawan dari pagi sampai malam,” ujar Oky pada Senin (26/5).

    Berbeda dengan Kota Madiun, Kabupaten Madiun diperkirakan akan mengalami sedikit gangguan cuaca di pagi hari. Meskipun sebagian besar waktu akan didominasi oleh langit berawan seperti di kota, namun pada pukul 09.00 WIB diprediksi akan turun hujan ringan.

    Suhu udara di Kabupaten Madiun berkisar antara 24 hingga 29 derajat Celcius, dengan kelembaban udara antara 79 hingga 94 persen. Angin bertiup dari arah Barat dengan kecepatan 18,7 km/jam.

    Sementara itu, Pacitan mengalami pola cuaca yang lebih beragam. Pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB, wilayah ini akan diguyur hujan ringan. Namun, cuaca akan membaik dan menjadi cerah berawan antara pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Pada pukul 15.00 WIB diperkirakan akan muncul kondisi udara kabur, sebelum akhirnya langit kembali berawan mulai pukul 18.00 WIB hingga malam hari.

    Suhu udara di Pacitan relatif lebih sejuk, yaitu antara 21 hingga 27 derajat Celcius, dengan kelembaban udara mencapai 99 persen pada waktu-waktu tertentu. Angin berhembus dari arah Utara dengan kecepatan 10,6 km/jam.

    “Pacitan hari ini cukup dinamis. Setelah hujan pagi, cuaca akan membaik namun sempat terjadi udara kabur di sore hari,” tambah Oky.

    Dengan prakiraan ini, masyarakat diimbau untuk tetap memperhatikan kondisi cuaca terkini dan mempersiapkan diri jika harus beraktivitas di luar rumah, terutama pada pagi hari. BMKG mengingatkan agar warga tidak lengah dengan kondisi berawan karena potensi hujan tetap dapat terjadi sewaktu-waktu. (mnd/ian)

  • Semarak HLUN 2025 di Pacitan Ratusan Lansia Nikmati Momen Bahagia di Punung

    Semarak HLUN 2025 di Pacitan Ratusan Lansia Nikmati Momen Bahagia di Punung

    Pacitan (beritajatim.com) — Pendopo Kecamatan Punung, Senin (26/5/2025), berubah menjadi lautan kebahagiaan saat ratusan lansia berkumpul merayakan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2025. Mengangkat tema “Lansia Bahagia, Indonesia Sejahtera,” peringatan ini tak hanya menjadi ajang seremoni, tapi juga momentum penuh makna dalam memuliakan para sesepuh bangsa.

    Sejak pagi, suasana sudah dipenuhi senyum para lansia yang antusias mengikuti senam bersama. Mereka datang dari berbagai kecamatan seperti Punung, Pacitan, Pringkuku, hingga Donorojo. Tak kurang dari 700 undangan hadir, termasuk 250 lansia yang tampak tampil rapi dan bahagia, sebagian diantaranya didampingi keluarga.

    Pagelaran Tari Gambyong membuka acara dengan nuansa budaya yang hangat. Dalam laporannya, Plt. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata kepedulian lintas generasi terhadap kesejahteraan lansia. “Ini ruang pertemuan yang menyenangkan, penuh manfaat, dan sarat nilai sosial,” ujarnya.

    Rangkaian kegiatan pun berlangsung meriah. Siswa SMPN 1 Punung membacakan puisi dan surat cinta untuk lansia, disambung penampilan Reog Ponorogo, pertunjukan musik nostalgia, hingga permainan interaktif yang membuat suasana makin akrab.

    Di sisi lain, sejumlah layanan digelar untuk menambah manfaat acara. Pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah, serta bazar UMKM ikut meramaikan lokasi. Titik puncaknya adalah penyaluran bantuan dari Kementerian Sosial RI melalui Sentra Terpadu Kartini Temanggung senilai lebih dari Rp 363 juta. Bantuan tersebut mencakup kursi roda, tongkat penuntun, paket sembako, nutrisi, hingga perlengkapan perawatan diri untuk ratusan lansia.

    Dewi Suhartini, Kepala Sentra Terpadu Kartini, dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya menciptakan lingkungan sosial yang mendukung kebahagiaan lansia. “Bukan sekadar bantuan, tapi bagaimana mereka merasa dihargai, diikutsertakan, dan diakses dalam layanan yang layak,” tuturnya.

    Wakil Bupati Pacitan, Gagarin Sumrambah, yang hadir mewakili Bupati, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak. Ia menegaskan bahwa keberpihakan kepada lansia adalah bagian penting dari upaya pengentasan kemiskinan. “Kami ingin memastikan para lansia hidup dengan tenang, sehat, dan tetap memiliki peran,” katanya.

    Gagarin juga menyoroti perlunya data lansia yang akurat untuk memastikan bantuan sosial tepat sasaran. “Kami minta OPD bekerja lebih konkret dalam verifikasi dan pemutakhiran data di lapangan,” tegasnya.

    Melalui gelaran ini, Pacitan menunjukkan bahwa merawat lansia bukan hanya tentang memberi, tapi juga tentang hadir, menghargai, dan membersamai mereka dalam suka cita. HLUN 2025 pun menjadi bukti bahwa usia lanjut bukanlah penghalang untuk tetap bahagia dan berdaya. (tri/ian)

  • Wabah PMK di Pacitan: Peternak Tak Lagi Dapat Pedet, Hanya Uang Tunai Rp 2,5 Juta per Ekor

    Wabah PMK di Pacitan: Peternak Tak Lagi Dapat Pedet, Hanya Uang Tunai Rp 2,5 Juta per Ekor

    Pacitan (brtajatim.com) – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang masih merebak di Kabupaten Pacitan menjadi pukulan berat bagi para peternak sapi. Harapan mereka untuk mendapatkan kompensasi berupa pedet (anak sapi) sebagai pengganti ternak yang mati, akhirnya pupus.

    Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pacitan memutuskan hanya memberikan kompensasi uang tunai sebesar Rp 2,5 juta per ekor sapi yang mati.

    Kebijakan ini merupakan penyesuaian dari program sebelumnya yang direncanakan memberikan pengganti pedet senilai Rp 5 juta. Namun karena berbagai pertimbangan, program tersebut dibatalkan dan digantikan dengan skema pemberian uang tunai.

    Kepala DKPP Pacitan, Sugeng Santoso, menjelaskan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan pendataan dan verifikasi di lapangan. Berdasarkan data sementara dari Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS), tercatat sudah ada 156 ekor sapi yang mati akibat PMK dan telah dikuburkan sesuai protokol kesehatan hewan. Sapi-sapi tersebut dinyatakan memenuhi syarat untuk menerima kompensasi.

    “Untuk alokasi anggaran, kami siapkan kompensasi bagi sekitar 170 ekor. Jika nanti hasil verifikasi melebihi angka itu, maka akan kami tambahkan pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK),” ujar Sugeng, ditulis Minggu (25/5/2025).

    Setiap peternak yang memenuhi kriteria akan mendapatkan dana kompensasi Rp 2,5 juta per ekor sapi. Namun demikian, Sugeng menegaskan bahwa kompensasi hanya diberikan kepada peternak yang tertib secara administratif.

    Pelaporan harus dilakukan melalui aplikasi iSIKHNAS milik Kementerian Pertanian, dan penguburan ternak harus mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan.

    “Kompensasi ini hanya diberikan kepada peternak yang tertib administrasi. Artinya, ternak yang mati harus dilaporkan melalui iSIKHNAS dan proses penguburan dilakukan sesuai protokol kesehatan hewan,” jelas Sugeng.

    Berdasarkan data DKPP, jumlah kasus PMK di Pacitan hingga saat ini telah mencapai 1.518. Dari angka itu, 198 sapi dilaporkan mati, 74 sapi dipotong paksa, delapan sapi masih sakit, dan sebanyak 1.238 ekor dinyatakan sembuh.

    Sugeng menambahkan, pemberian bantuan ini bukan hanya bentuk kepedulian pemerintah kepada para peternak yang mengalami kerugian, tetapi juga sebagai langkah preventif untuk mendorong pelaporan dini dan mencegah penyebaran PMK di masa mendatang.

    “Kami berharap peternak semakin sadar akan pentingnya pelaporan penyakit ternak dan pencegahan dini. Ini demi keberlangsungan sektor peternakan di Pacitan,” pungkasnya. [tri/suf]

  • Dua Pelajar SMP Tewas Tenggelam di Sungai Dungpring Pacitan

    Dua Pelajar SMP Tewas Tenggelam di Sungai Dungpring Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) — Peristiwa tragis menimpa dua pelajar SMP Negeri 3 Bandar, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Keduanya ditemukan tewas tenggelam di Sungai Dungpring, Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, pada Jumat (23/5/2025) siang sekitar pukul 13.00 WIB.

    Informasi yang dihimpun dari lokasi kejadian menyebutkan, ketiga siswa kelas 2—Dian Rizki Prasetyo, Alfian Nurizky, dan Anggi—awalnya memancing di sekitar aliran sungai tersebut. Mereka merupakan warga sekitar: Dian berasal dari Dusun Jambu, Alfian dari Dusun Watukudi, dan Anggi yang selamat dalam insiden ini.

    Menurut keterangan Kepala Desa Jeruk, Haris Kuswanto, setelah memancing, kedua korban memutuskan untuk berenang di sungai. Sementara itu, Anggi tidak ikut masuk ke dalam air.

    “Anggi yang melihat kedua temannya tenggelam, segera melaporkan kejadian tersebut kepada warga,” terang Haris saat dihubungi beritajatim.com.

    Begitu mendapat laporan, warga bersama aparat desa segera melakukan pencarian. Sekitar dua jam setelah upaya pencarian, jasad Alfian ditemukan terlebih dahulu. Tidak lama berselang, tubuh Dian Rizki Prasetyo juga berhasil ditemukan.

    Keduanya telah meninggal dunia saat dievakuasi, meskipun sempat diberikan pertolongan. “Lokasinya tidak jauh dari lokasi kejadian,” tambah Haris.

    Peristiwa ini menambah daftar panjang insiden anak-anak tenggelam di sungai yang kerap dijadikan lokasi bermain dan berenang tanpa pengawasan. Kurangnya pengamanan serta minimnya edukasi terkait bahaya bermain air di sungai menjadi sorotan dalam kasus semacam ini.

    Kejadian tersebut sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan orang tua dan edukasi keselamatan bagi anak-anak, terutama di daerah yang memiliki potensi risiko tinggi seperti aliran sungai dan waduk yang kerap dikunjungi anak-anak saat waktu luang atau hari libur. [tri/suf]

  • Pekan Literasi Jawa Timur 2025 Resmi Dibuka, GPMB dan Balai Bahasa Jalin Sinergi

    Pekan Literasi Jawa Timur 2025 Resmi Dibuka, GPMB dan Balai Bahasa Jalin Sinergi

    Surabaya (beritajatim.com) – Gelaran akbar Pekan Literasi Jawa Timur 2025 resmi dibuka Gubernur Khofifah Indar Parawansa pada Rabu pagi, 21 Mei 2025. Acara pembukaan berlangsung meriah di halaman Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Surabaya. Tenda-tenda elegan dipenuhi tamu undangan dari berbagai stakeholder lintas sektor yang memiliki kepedulian pada gerakan literasi.

    Turut hadir dalam kesempatan itu pimpinan instansi pemerintah, organisasi perangkat daerah (OPD), kepala dinas perpustakaan dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur, serta perwakilan BUMN, BUMD, dan komunitas literasi yang menerima undangan khusus. Mereka berkumpul dalam semangat yang sama: menyatukan visi menjadikan Jawa Timur sebagai East Java Center of Literacy.

    Salah satu pihak yang hadir adalah perwakilan dari Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) Jawa Timur. Mewakili Ketua GPMB Bambang Prakoso yang tengah melakukan kampanye literasi di Kabupaten Pacitan, hadir Sekretaris 2 GPMB, Aditya Akbar Hakim, dan Teguh Wahyu Utomo dari Bidang Diklat dan Kepenulisan.

    Kehadiran berbagai pihak di acara ini menjadi momentum perjumpaan lintas institusi. Banyak diskusi informal terjalin di sela acara, termasuk antara GPMB dan Balai Bahasa Jawa Timur. Momen ini menjadi awal penjajakan kolaborasi strategis di masa depan.

    “Alhamdulillah akhirnya kita bisa berjumpa, setelah sekian lama nyimak kiprah Mas Adit melalui media sosial. Setelah ini saya ajak ketemu sama Kepala Balai Bahasa. Biar kita jajaki untuk mulai jalin sinergi, banyak program yang bisa kita kerjasamakan,” ujar Amyn Chusen dari Balai Bahasa Jatim.

    Pertemuan yang tidak direncanakan itu menjadi awal dibukanya ruang kerja sama yang lebih luas antara GPMB dan Balai Bahasa. Bukan hanya sebatas wacana program, namun diharapkan bisa melahirkan kegiatan nyata yang berdampak langsung kepada masyarakat.

    “Kami yang mesti sowan ke Ibu, nanti diagendakan Pak Amyn. Di situ kita bisa diskusi intens lantas merumuskan apa saja dan bagaimana detail bentuk sinergitas itu. Di kami frame besarnya ada melalui ide Mas Ketua, ber-tagline membangun ekosistem literasi, menyasar semua aspek kehidupan,” kata Adit, sapaan akrab Aditya Akbar Hakim.

    Dengan semakin banyak pihak yang bersedia terlibat aktif, GPMB meyakini bahwa Jawa Timur dapat menjadi pelopor gerakan literasi nasional. Salah satu bukti konkret yang telah dicapai adalah keberhasilan mendorong lebih dari 500 naskah konten lokal dari Jatim.

    Penjajakan kerja sama ini menjadi contoh nyata bagaimana pertemuan yang tidak disengaja bisa berujung pada sinergi konkret. Kolaborasi antara GPMB sebagai motor pembudayaan minat baca dengan Balai Bahasa yang memiliki otoritas dalam bidang kebahasaan diyakini mampu memperkuat dan memperluas jangkauan gerakan literasi hingga ke berbagai lapisan masyarakat.

    Di tengah era keterbukaan dan arus informasi digital yang begitu cepat, kerja sama lintas instansi adalah keniscayaan. Upaya bersama ini menjadi bagian dari langkah membangun ekosistem literasi yang kokoh, inklusif, dan berdampak luas bagi kemajuan Jawa Timur. [suf]

  • Gedung Sekolah Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, DPRD Pacitan Panggil Dinas Pendidikan

    Gedung Sekolah Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, DPRD Pacitan Panggil Dinas Pendidikan

    Pacitan (beritajatim.com) – Kondisi memprihatinkan gedung SDN 2 Ketro Harjo, Kecamatan Tulakan, menjadi sorotan DPRD Kabupaten Pacitan. Sekolah yang terletak di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Ponorogo itu disebut tidak mendapat perhatian memadai dari pemerintah daerah, meski memiliki catatan prestasi membanggakan.

    Ketua Komisi II DPRD Pacitan, Rudi Handoko, menyebut pihaknya menerima banyak laporan terkait kerusakan fasilitas sekolah yang tidak kunjung diperbaiki. Ia pun menyayangkan lambannya respons dari Dinas Pendidikan.

    “Terakhir kali sekolah ini dapat pembangunan itu tahun 2017, hanya tiga ruang kelas. Setelah itu tidak ada tindak lanjut, padahal usulan perbaikan sudah berkali-kali diajukan,” ujar Rudi, Ditulis Rabu (21/5/2025).

    Politisi Partai Demokrat tersebut menegaskan, ketimpangan perhatian terhadap sekolah-sekolah di daerah perbatasan bisa berdampak buruk pada keberlangsungan pendidikan di kawasan tersebut. SDN 2 Ketro Harjo, kata dia, hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari perbatasan, namun hingga kini masih menghadapi persoalan infrastruktur dasar.

    “Jangan sampai ada anggapan Dinas Pendidikan pilih kasih dalam pembangunan. Sekolah perbatasan seperti ini justru butuh perhatian lebih agar masyarakat tetap percaya dan mau menyekolahkan anak-anaknya di sana,” tegasnya.

    Rudi juga mengapresiasi berbagai prestasi SDN 2 Ketro Harjo, yang kerap menorehkan juara di berbagai kompetisi, mulai dari akademik hingga seni dan olahraga. Namun, tanpa dukungan sarana dan prasarana memadai, ia khawatir semangat para siswa dan guru akan luntur.

    Komisi II DPRD berencana memanggil Dinas Pendidikan untuk meminta klarifikasi sekaligus mendesak percepatan penanganan. “Kami ingin tahu mengapa sekolah ini terabaikan begitu lama. Ini soal hak anak-anak mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak,” pungkasnya. [tri/aje]

  • Hujan Deras Picu Longsor di Nawangan Pacitan, Satu Rumah Warga Rusak

    Hujan Deras Picu Longsor di Nawangan Pacitan, Satu Rumah Warga Rusak

    Pacitan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, pada Selasa (20/5) siang, mengakibatkan tanah longsor di Dusun Sidoharjo, RT 04 RW 13, Desa Nawangan. Longsoran tersebut menerjang rumah milik salah satu warga, Tukijo, hingga merusak bagian dapur.

    Camat Nawangan, Sukarwan, mengungkapkan bahwa kejadian longsor terjadi sekitar pukul 17.00 WIB.

    “Longsoran tanah menghantam bagian dapur rumah dan menyebabkan dinding jebol. Untungnya tidak ada korban jiwa,” ujarnya.

    Ia menambahkan, retakan tanah masih terlihat di bagian atas rumah korban, sehingga dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan. Situasi tersebut membuat warga di sekitar lokasi diminta tetap waspada, mengingat kondisi tanah yang masih labil dan potensi hujan lanjutan.

    Kerugian akibat peristiwa ini diperkirakan mencapai jutaan rupiah. Sementara itu, karena cuaca gelap dan kondisi jalan licin, proses evakuasi dan pembersihan belum dapat dilakukan. Rencananya, tim dari Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) bersama warga akan melakukan kerja bakti pada Rabu (21/5/2025) pagi.

    “Karena cuaca keburu gelap, evakuasi belum bisa dilakukan. Besok pagi kami bersama warga akan melanjutkan penanganan di lokasi,” pungkas Sukarwan. [tri/aje]

  • Pacitan Diguncang 83 Kali Gempa Sepanjang Mei, Berikut Hal Positifnya

    Pacitan Diguncang 83 Kali Gempa Sepanjang Mei, Berikut Hal Positifnya

    Pacitan (beritajatim.com) – Dalam kurun waktu belum genap satu bulan, wilayah Pacitan telah diguncang puluhan kali gempa bumi. Berdasarkan catatan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Pacitan, hingga tengah hari tanggal 20 Mei 2025, tercatat terjadi tiga gempa bumi dalam satu hari, salah satunya bermagnitudo 5,1.

    “Episenter gempa terletak pada koordinat 11,10° LS dan 111,08° BT, tepatnya di laut, berjarak 324 km arah barat daya Pacitan, dengan kedalaman 10 km,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko.

    Selama bulan Mei 2025, tercatat sudah terjadi 83 kali gempa bumi dengan kekuatan antara 1 hingga 5 magnitudo. Namun, dari seluruh kejadian tersebut, hanya satu gempa yang dirasakan oleh warga.

    “Gempa yang dirasakan itu berada di perairan Pacitan dengan kedalaman antara 4 hingga 213 kilometer. Berdasarkan estimasi peta shakemap BMKG, gempa tersebut dirasakan dengan intensitas II MMI di Pacitan,” jelas Erwin.

    Meski rentetan gempa ini sempat menimbulkan kekhawatiran, Erwin menilai frekuensi gempa yang tinggi justru bisa menjadi pertanda positif.

    “Dari diskusi dengan BMKG Nganjuk, ibarat bom atau mercon, kalau letusannya kecil-kecil, maka energi besar yang tersimpan bisa dilepas secara bertahap. Ini bisa mereduksi potensi gempa besar seperti megathrust. Seperti halnya gunung berapi yang sering meletus, justru tidak terjadi letusan dahsyat,” tambahnya.

    Kendati demikian, ia tetap mengimbau masyarakat untuk tidak abai terhadap potensi bahaya gempa bumi.

    “Kita memang sudah terbiasa hidup di daerah rawan gempa, tetapi itu tidak boleh membuat kita lengah. Saya justru khawatir karena sering terjadi gempa kecil, kita malah mengabaikan aspek keselamatan,” ujarnya. (tri/but)

  • Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Pacitan, Tak Terasa oleh Mayoritas Warga

    Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Pacitan, Tak Terasa oleh Mayoritas Warga

    Pacitan (beritajatim.com) – Gempa bumi dengan magnitudo (M) 5,1 mengguncang wilayah Pacitan, Jawa Timur, pada Selasa (20/5/2025) dini hari. Meski tergolong cukup besar, gempa ini hampir tidak dirasakan oleh sebagian besar warga dan tidak menimbulkan kerusakan.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa terjadi pada pukul 04.36 WIB dengan pusat gempa berada di 324 kilometer barat daya Pacitan, tepatnya pada koordinat 11,10 lintang selatan dan 111,08 bujur timur. Kedalaman gempa hanya 10 kilometer dan BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Erwin Andriatmoko, mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan kerusakan maupun dampak signifikan yang ditimbulkan akibat gempa.

    “Meski gempa tergolong besar, tidak banyak masyarakat yang merasakan getarannya. Situasi tetap terkendali dan aktivitas warga berjalan normal,” ujar Erwin saat dihubungi melalui pesan WhatsApp.

    BPBD Pacitan tetap melakukan pemantauan intensif dan mengimbau masyarakat agar tetap tenang serta waspada. Warga juga diingatkan untuk hanya mengikuti informasi resmi dari lembaga berwenang. Sosialisasi terkait kesiapsiagaan bencana terus digencarkan, mengingat letak geografis Pacitan yang berada di jalur rawan gempa akibat pertemuan lempeng Indo-Australia. [tri/beq]