kab/kota: Pacitan

  • Balon Udara Nyaris Habiskan Rumah Warga di Pacitan, Jaringan Listrik PLN Terbakar

    Balon Udara Nyaris Habiskan Rumah Warga di Pacitan, Jaringan Listrik PLN Terbakar

    Pacitan (beritajatim.com) – Sebuah balon udara tanpa awak nyaris menyebabkan kebakaran besar di rumah warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Pacitan, Jumat (7/6/2025) pagi. Balon berukuran besar itu terbakar usai menimpa jaringan listrik milik PLN yang melintang tepat di atas rumah milik Tatuk Purwanto.

    “Yang terbakar atap rumah dan jaringan kabel TM (Tegangan Menengah) milik PLN,” ujar Sugino, Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi Damkarmat Satpol PP Kabupaten Pacitan saat dikonfirmasi.

    Laporan kejadian diterima petugas Damkar pada pukul 07.45 WIB. Tiga personel piket langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pemadaman guna mencegah api merambat dan membakar seluruh rumah di bawahnya.

    “Sekitar 30 balon udara berhasil dievakuasi dari sekitar lokasi. Kami juga melakukan pembasahan untuk memastikan tidak ada sisa api yang bisa memicu kebakaran susulan,” jelas Sugino.

    Berdasarkan informasi yang diterima, balon udara tersebut diperkirakan datang dari arah timur dan jatuh mengenai kabel listrik sebelum sebagian materialnya mengenai atap rumah.

    “Tidak ditemukan tanda atau identitas yang menunjukkan asal balon udara itu. Kalaupun ada, mungkin sudah ikut terbakar,” pungkas Sugino. [tri/aje]

  • Bupati Pacitan Minta Sholat Iduladha Digelar di Kawasan Wisata Pantai Pancer Dorr

    Bupati Pacitan Minta Sholat Iduladha Digelar di Kawasan Wisata Pantai Pancer Dorr

    Pacitan (beritajatim.com) – Pelaksanaan Sholat Iduladha 1446 Hijriah di Kabupaten Pacitan tahun ini akan sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah daerah mengarahkan agar sholat hari raya umat Islam tersebut turut digelar di kawasan wisata Pantai Pancer Dorr, tepatnya di halaman parkir Masjid Apung.

    Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Pacitan, Ali Basit. Ia menjelaskan bahwa meskipun ada arahan dari Bupati untuk menggelar Sholat Iduladha di Pancer Dorr, lokasi tersebut bukan merupakan pusat kegiatan resmi seperti di Masjid Agung Darul Falah.

    “Bupati hanya meminta agar diadakan Sholat Iduladha di Pancer Dorr, tapi tidak dipusatkan. Itu bukan pusat kegiatan seperti di Masjid Agung biasanya,” ujar Ali saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis (5/6/2025).

    Terkait alasan pemindahan sebagian pelaksanaan sholat ke kawasan wisata, Ali menyatakan belum mengetahui secara pasti pertimbangan dari Bupati.

    “Kalau pertimbangan Bupati pastinya saya tidak tahu, Mas. Beliau hanya minta untuk diadakan Sholat Ied di Pancer,” jelasnya.

    Rencananya, jamaah yang akan mengikuti Sholat Iduladha di kawasan Masjid Apung Pancer Dorr berasal dari kalangan santri Pondok Pesantren Tremas dan masyarakat sekitar. Petugas imam dan khatib pun akan diambil dari pondok pesantren tersebut.

    “Yang utama jamaahnya dari santri pondok, termasuk masyarakat sekitar. Petugasnya juga dari Pondok Tremas,” pungkas Ali.

    Sementara itu, pelaksanaan Sholat Iduladha di Masjid Agung Darul Falah tetap akan berlangsung seperti biasanya, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. [tri/beq]

  • Bupati Pacitan Pimpin Aksi Bersih Sungai Cuwik

    Bupati Pacitan Pimpin Aksi Bersih Sungai Cuwik

    Pacitan (beritajatim.com) – Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji memimpin aksi bersih-bersih sungai bersama unsur Forkopimda, ASN, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat, Kamis (5/6/2025).

    Kegiatan sosial ini dipusatkan di bantaran Sungai Cuwik, Kelurahan Ploso, dan menjadi bentuk nyata kepedulian terhadap isu pencemaran lingkungan, khususnya polusi plastik.

    Aksi dimulai dari Dam Cuwik, dimana Bupati secara langsung turun memungut sampah. Tidak hanya sampah plastik, kegiatan juga menyasar tumpukan ranting, kayu, gulma liar, serta sedimentasi yang menghambat aliran sungai.

    “Ini adalah bentuk kampanye sekaligus sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga dan mengelola sampah, terutama dari sumbernya, yaitu rumah tangga,” tegas Bupati Aji.

    Ia menekankan pentingnya kesadaran untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. “Sebagai kota wisata, kebersihan adalah syarat utama,” tambahnya.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitan, Cicik Roudlotul Jannah, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari keprihatinan Bupati terhadap kebiasaan warga yang masih membuang sampah ke sungai, yang berujung pada penyumbatan dan banjir di wilayah kota.

    “Selain menyebabkan banjir, sampah yang hanyut ke laut mengotori pantai dan mencemari ekosistem laut. Ini sangat ironis mengingat Pacitan punya tagline baru ‘70-Mile Sea Paradise’,” ungkap Cicik.

    Aksi bersih-bersih ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia dengan mengusung tema global Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025: “Ending Plastic Pollution (Hentikan Polusi Plastik)”. Tema ini dipilih sebagai respons terhadap dampak signifikan sampah plastik terhadap lingkungan, kesehatan manusia, dan keberlangsungan makhluk hidup lainnya.(tri/ted)

  • King Kobra 4,5 Meter Masuk Lahan Warga di Pacitan, Dievakuasi Tim Animal Rescue

    King Kobra 4,5 Meter Masuk Lahan Warga di Pacitan, Dievakuasi Tim Animal Rescue

    Pacitan (beritajatim.com) – Seekor ular king kobra sepanjang 4,5 meter menghebohkan warga Dusun Kasihan, Desa Ketepung, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, setelah terlihat memasuki lahan produktif milik warga. Kejadian ini langsung mendapat respons cepat dari tim Animal Rescue Pacitan yang menerima laporan dari warga setempat.

    Ular berbisa tinggi tersebut pertama kali dilaporkan oleh Sujarno, warga sekitar yang melihat pergerakan hewan melata itu. Nugroho Suryo Wiyono, anggota Animal Rescue Pacitan, segera bergerak menuju lokasi untuk melakukan penanganan sesuai prosedur keselamatan.

    “Saat itu, ular terlihat bersembunyi di balik batu besar. Pak Jarno memantau dari kejauhan agar jejaknya tidak hilang,” ujar Nugroho, Kamis (5/6/2025).

    Tim melakukan pemantauan dan pendekatan secara hati-hati sebelum akhirnya berhasil mengevakuasi ular jenis Ophiophagus hannah atau king kobra dalam waktu sekitar 30 menit. Proses evakuasi dilakukan dengan perlengkapan dan standar pengamanan untuk mencegah potensi bahaya.

    “Selain ukurannya yang besar, ular ini termasuk salah satu jenis paling berbisa dan dapat mematikan,” jelas Nugroho.

    Sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat, Nugroho menekankan pentingnya kewaspadaan saat menemukan hewan liar berbahaya. Ia mengimbau agar warga tidak mencoba menangkap atau menyentuh ular berbisa secara mandiri.

    “Penanganan dilakukan dengan standar keamanan tinggi. Kami mengimbau warga untuk segera melapor kepada petugas jika menemukan hewan liar yang berbahaya, dan tidak mencoba menangani sendiri tanpa bantuan profesional,” tambahnya. [tri/beq]

  • Kado Idul Adha 2025: Bupati Pacitan dan Presiden Prabowo Kompak Sumbang Hewan Kurban

    Kado Idul Adha 2025: Bupati Pacitan dan Presiden Prabowo Kompak Sumbang Hewan Kurban

    Pacitan (beritajatim.com) – Pada momentum Idul Adha 1446 Hijriah, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menyerahkan hewan kurban berupa satu ekor sapi dan 12 ekor kambing kepada masyarakat. Sapi jenis limosin dengan bobot sekitar 500 kilogram tersebut dibeli dari peternak lokal di Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan, seharga Rp36 juta.

    Sapi tersebut diserahkan kepada warga Dusun Kepuh, Desa Ploso, Kecamatan Punung. Sementara itu, 12 ekor kambing didistribusikan ke masing-masing dari 12 kecamatan di Kabupaten Pacitan.

    “Dua ekor sapi, satu dari Presiden RI Prabowo, dan 12 kambing kami bagikan kepada warga yang membutuhkan di 12 kecamatan,” ujar Bupati Indrata Nur Bayuaji usai menyerahkan sapi kurban secara simbolis di depan Pendopo Kabupaten Pacitan, Kamis (5/6/2025).

    Selain menyerahkan sapi pribadi, Bupati juga menyampaikan bantuan kurban dari Presiden RI Prabowo Subianto berupa satu ekor sapi yang diserahkan kepada Pondok Pesantren Al Anwar, Kelurahan Ploso, Pacitan.

    Mas Aji, sapaan akrab Bupati, berharap semangat berkurban ini mendorong masyarakat untuk terus meningkatkan empati dan berbagi kepada sesama.

    “Semoga masyarakat yang mampu bisa ikut berkurban, sehingga yang kurang mampu juga bisa ikut menikmati,” harapnya.

    Terkait sapi bantuan Presiden, Bupati mengapresiasi kualitas peternakan di Pacitan. “Kalau melihat sapi yang dibeli Presiden dari peternak Pacitan ini besar-besar. Artinya peternak kita mumpuni dalam beternak. Semoga ke depan semakin banyak peternak unggul dan kita dijauhkan dari wabah seperti PMK maupun antraks,” pungkasnya.

    Adapun sapi Presiden dibeli dari Tukiman, peternak asal Desa Kledung, Kecamatan Bandar, Pacitan. Tukiman mengaku terharu dan bangga karena sapi limosin peliharaannya dipilih sebagai hewan kurban Presiden.

    “Sapi ini hasil anakan dari induk yang ada di rumah, melalui proses inseminasi buatan. Saya pelihara selama 3,5 tahun,” ungkap Tukiman saat membawa sapinya ke Pendopo Pacitan.

    Ia menjelaskan, sapi seberat 900 kilogram tersebut diberi pakan seimbang antara hijauan dan konsentrat. “Polar atau pakan perangsang hanya saya beri dua piring saat masih kecil. Saat besar, sekitar 10 kilogram per hari ditambah rumput secukupnya untuk memperlebar tulang rusuk,” jelasnya.

    Sapi itu akhirnya dibeli melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan dengan harga Rp80 juta.

    “Saya bersyukur karena sapi saya memenuhi kriteria kesehatan dan dibeli oleh Presiden. Senang, tapi juga sedih harus berpisah dengan peliharaan saya ini,” ujarnya dengan haru. [tri/aje]

  • Damkar Pacitan Evakuasi Burung Hantu dari Plafon Mes Perusahaan Rokok

    Damkar Pacitan Evakuasi Burung Hantu dari Plafon Mes Perusahaan Rokok

    Pacitan (beritajatim.com) – Empat ekor burung hantu yang bersarang di plafon kamar mes sebuah perusahaan rokok di lingkungan Barehan, Kelurahan Sidoharjo, Pacitan, dievakuasi oleh petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Satpol PP Pacitan pada Rabu pagi (4/6/2025).

    Keberadaan burung hantu tersebut dilaporkan oleh Titis Widowati, seorang cleaning service di lokasi. Ia mengaku awalnya tak mempermasalahkan keberadaan satwa malam itu, namun kemudian mulai merasa terganggu.

    “Awalnya tidak mengganggu, tapi lama-lama banyak sisa makanan dan kotoran. Baunya menyengat,” kata Titis kepada Beritajatim.

    Tujuh anggota tim Damkar Pacitan segera diterjunkan ke lokasi. Mereka menghadapi tantangan tersendiri karena lokasi sarang berada di plafon pojok lantai atas dengan atap berbahan asbes yang cukup rapuh.

    “Karena atapnya berbahan asbes dan cukup rapuh, petugas harus menempatkan papan untuk menopang tangga saat melakukan evakuasi,” terang Sugino, Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi Damkar Satpol PP Pacitan.

    Menggunakan alat bantu penjepit ular, petugas berhasil menangkap tiga ekor burung hantu secara bertahap. Satu ekor lainnya berhasil meloloskan diri saat proses evakuasi berlangsung.

    Sugino menegaskan pihaknya siap merespons setiap laporan warga, termasuk penanganan terhadap satwa liar yang memasuki area permukiman.

    “Burung hantu memang satwa liar yang dilindungi. Setelah ditangkap, kami pastikan akan dilepasliarkan ke habitat yang lebih sesuai,” jelasnya.

    Evakuasi berlangsung sekitar satu jam dan tidak menimbulkan kerusakan berarti pada bangunan. Damkar Pacitan juga mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika menemukan satwa liar agar bisa ditangani secara aman dan profesional. [tri/beq]

  • PKS di Tlatah Islam Tradisional (Habis): Jatim Jadi Battle Field Berat

    PKS di Tlatah Islam Tradisional (Habis): Jatim Jadi Battle Field Berat

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejarah politik baru ditorehkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Timur (Jatim) di Pemilu 2024. Kali pertama partai ini berhasil menyorongkan salah satu kadernya di daerah pemilihan (Dapil) Madura ke kursi DPRD Jatim.

    Kader PKS dimaksud adalah Harisandi Savari, seorang pengusaha asal Kabupaten Pamekasan yang juga pernah berkarir sebagai wartawan. Dia berhasil mengumpulkan sebanyak 200 ribu suara lebih. Modal politik itu cukup untuk satu kursi di DPRD Jatim. Total kursi yang direbut PKS Jatim di Pileg 2024 sebanyak lima kursi atau naik satu kursi dibanding hasil Pileg 2019 dengan empat kursi.

    Pada Pileg 2019, keempat kursi PKS di DPRD Jatim diperoleh dari Dapil Surabaya, Dapil Jember-Lumajang, Dapil Malang Raya, dan Dapil Ngawi-Magetan-Ponorogo-Pacitan-Trenggalek. Di Pileg 2024, keempat dapil yang menyumbangkan kursi di Pileg 2019 tetap menghasilkan prestasi sama, plus Dapil Madura dengan politikus Harisandi Savari sebagai elite PKS yang lolos masuk DPRD Jatim.

    “Capaian kursi dari Dapil Madura ini merupakan catatan prestasi bagi PKS Jatim,” kata Ketua DPW PKS Jatim, Irwan Setiawan, kepada beritajatim.com beberapa hari lalu.

    Raihan lima kursi DPRD Jatim itu sama dengan prestasi politik PKS untuk kursi DPR RI. Bedanya, untuk kursi kelima PKS Jatim di DPR RI tidak disumbangkan dari Dapil Madura namun dari Dapil VIII Jatim (Kabupaten dan Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten/Kota Madiun). Untuk Dapil Madura sendiri, raihan suara yang diperoleh PKS Jatim sekitar 16,5 ribu suara lebih.

    “Total suara itu masih kalah dengan partai lain, seperti PKB, PDIP, dan Golkar. Kami tak dapat kursi DPR RI dari Dapil Madura,” tambah Irwan.

    Raihan lima kursi DPR RI, lima kursi DPRD Jatim, dan total 104 kursi di DPRD Kabupaten/Kota se-Jatim, bagi PKS, merupakan prestasi politik yang diraih dengan kerja keras, ulet, telaten, dan konsisten. Tak mudah mengais suara di Jatim bagi PKS, mengingat tlatah politik Jatim, dalam perspektif sejarah-politik, dikenal sebagai basis terkuat kalangan Islam Tradisional (NU) dan Nasionalis Soekarnoisme.

    Di kawasan Tapal Kuda dan Madura Kepulauan, komunitas Islam Tradisional merupakan kekuatan mayoritas. Mereka berdiam dari Kabupaten/Kota Pasuruan, Kabupaten/Kota Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, dan Banyuwangi. Plus empat kabupaten lainnya di Pulau Madura. Merebut suara di lingkungan politik pemilih Islam Tradisional, bagi PKS, membutuhkan kerja ekstra keras untuk mempersuasi pemilih di dapil ini.

    PKS kerapkali diidentifikasi sebagai kekuatan politik komunitas Islam Modernis yang lahir setelah runtuhnya Orde Baru Soeharto. Partai ini berusaha keras menempatkan politik sebagai medan dakwah, sehingga menempatkan antara agama dengan politik itu sangat dekat dan saling berhubungan.

    “Ya kita mesti melakukan pendekatan dengan para kiai pimpinan pondok pesantren,” tegas Irwan Setiawan.

    Dalam perspektif transisional, setelah munculnya Partai Keadilan (PK) yang kemudian berubah menjadi PKS, berimplikasi atas pemahaman yang ketat memisahkan politik dan dakwah otomatis mencair. Politik tidak hanya dipersepsi sebagai arena konflik dan perebutan kekuasaan, melainkan juga perumusan kebijakan dan pencapaian kepentingan umum.

    Di situlah makna politik bisa bersinggungan erat dengan dakwah, dalam pengertian upaya untuk mengembalikan manusia agar menyembah Allah semata dengan memerintahkan kemakrufan dan mencegah kemungkaran. Dalam rumusan PKS yang khas, politik dakwah dipraktikkan sebagai mimbar dakwah di parlemen.

    Sekali pun pemilih Islam di Jatim merupakan kekuatan mayoritas, stratifikasi sosiologis, kultural, dan politik konstituen Islam itu tak berada di lapisan yang ada. Ada kalangan santri, komunitas Islam yang memahami dan menunaikan semua ajaran Islam secara kaffah dan istiqomah.

    Di titik lainnya, ada kalangan Islam administratif, warga muslim yang secara administratif tercatat dan terdokumentasi beragama Islam, tapi pengetahuan khasanah ke-Islam-an mereka terbatas, tak mendalam. Komunitas Islam mereka kerapkali disebut sebagai kalangan Islam Abangan, di mana pilihan politik mereka lebih dekat dan cenderung merapat ke partai-partai berpaham Nasionalis, seperti PDIP, Partai Golkar, Partai Gerindra, dan lainnya.

    “Dari 6 kali pemilu setelah Orde Baru, terpotret kavling-kavling politik pendukung antarpartai,” ujar Irwan.

    Merujuk pada fakta sejarah politik Pemilu 1955, pemilu pertama setelah Indonesia merdeka, komunitas Islam Modernis yang ketika itu direpresentasi Partai Masyumi di bawah pimpinan Dr Moh Natsir, ranking di posisi keempat di Jatim di bawah Partai NU, PNI, dan PKI. Sekalipun tak identik 100 persen, PKS dipandang merupakan paralelisme historis, politik, kultural, dan sosiologis dengan Partai Masyumi. Kavling politik terbesar partai ini berada di Provinsi Jabar, Sumbar, dan daerah lainnya di Indonesia.

    Tlatah politik Jatim menjadi battle field tak mudah dan berat bagi PKS, siapapun yang memegang kendali utama PKS di provinsi berpenduduk hampir 40 juta jiwa ini. Hal itu bisa kita lihat dari data fluktuasi politik suara partai ini dari pemilu ke pemilu di sebagian besar dapil di Jatim. Mungkin hanya Dapil Surabaya Raya dan Malang Raya yang konsistensi raihan PKS bergerak stabil. Sedangkan di dapil lainnya di Jatim, raihan suara PKS dari pemilu ke pemilu bergerak fluktuatif.

    Misalnya, Dapil Madura yang meliputi Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Menurut hasil Pileg 2019 untuk kursi DPRD kabupaten/kota, di Bangkalan raihan dukungan PKS 41.261 suara, Sampang dengan 63.767 suara, Pamekasan dengan 65.679 suara, dan Sumenep dengan 31.942 suara. Untuk Pileg 2024 hasilnya sebagai berikut: Bangkalan dengan 26.612 suara (turun), Sampang dengan 47.898 suara (turun), Pamekasan dengan 49.009 suara (turun), dan Sumenep dengan 22.364 suara (turun).

    Kemudian Dapil Madura untuk kursi DPRD Jatim hasil Pileg 2019 sebagai berikut: Bangkalan dengan 14.243 suara, Sampang dengan 8.182 suara, pamekasan dengan 56.399 suara, dan Sumenep dengan 12.798 suara. Hasil Pileg 2024 untuk kursi DPRD Jatim sebagai berikut: Bangkalan dengan 42 suara (turun drastis), Sampang dengan 471 suara (turun drastis), Pamekasan dengan 163.748 suara (naik sekitar 300 persen), dan Sumenep dengan 40.717 suara (naik sekitar 220 persen).

    Kalau kita buka data hasil Pileg 2024 lebih detail lagi di Dapil Madura untuk kursi DPR RI dari PKS, memperlihatkan banyak di dua kabupaten (Bangkalan dan Sampang), partai ini tak mampu mengumpulkan 1.000 suara. Di Bangkalan PKS mengumpulkan 359 suara dan Sampang dengan 525 suara. Artinya, di sebagian besar TPS di kedua kabupaten tersebut, PKS tak memperoleh suara sama sekali. Padahal, pada Pileg 2019 untuk kursi DPR RI, di Bangkalan PKS merebut 12.577 suara dan Sampang dengan 5.015 suara. Komparasi data hasil Pileg 2019 dan 2024 memperlihatkan tingkat fluktuasi yang tajam suara PKS di Dapil Madura. “Itu salah satu PR PKS Jatim,” tandas Irwan Setiawan. [air]

  • 10
                    
                        Toko Emas Tertipu Nenek Licik, Gelang Palsu Lolos Uji Awal dan Bawa Kabur Uang Rp 29 Juta
                        Regional

    10 Toko Emas Tertipu Nenek Licik, Gelang Palsu Lolos Uji Awal dan Bawa Kabur Uang Rp 29 Juta Regional

    Toko Emas Tertipu Nenek Licik, Gelang Palsu Lolos Uji Awal dan Bawa Kabur Uang Rp 29 Juta
    Tim Redaksi
    SRAGEN, KOMPAS.com –
    Seorang nenek, Supraptini (62), warga Desa Manisrejo, Kecamatan Taman, Kabupaten Madiun, diamankan Polisi karena menipu pemilik toko emas di
    Pasar Gondang
    ,
    Sragen
    .
    Ia dikenal sebagai seorang residivis kasus serupa.
    Berdasarkan keterangan yang diterima, Selasa (3/6/2025), Kapolres Sragen, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, mengungkapkan bahwa pelaku menjual gelang palsu seolah-olah emas murni.
    Kejadian tersebut bermula pada Jumat (30/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.
    Pelaku mendatangi Toko Emas Rejo di Kios No. 11-12 Pasar Gondang dengan membawa dua cincin dan satu gelang yang diduga emas, dan menawarkan barang tersebut kepada pemilik toko, Evi Kristiana (42).
    Dua cincin itu diuji dan menunjukkan hasil positif sebagai emas, sehingga korban percaya dan membeli seluruh perhiasan seberat total 26,8 gram senilai Rp 29,6 juta.
    Namun, kecurigaan muncul setelah pelaku terburu-buru meninggalkan toko dan menghilang ke dalam keramaian pasar.
    Ketika gelang yang dijual digerinda, barulah terungkap bahwa bagian dalamnya hanya logam biasa.
    Berdasarkan informasi tersebut, tim Resmob Polres Sragen segera bergerak cepat melakukan penyelidikan dan berhasil membekuk pelaku pada Senin (2/6/2025) pukul 14.45 WIB di rumahnya di Madiun.
    Kapolres Sragen, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, dalam keterangannya menyampaikan bahwa pelaku merupakan residivis dalam kasus serupa yang pernah ditangani Polres Ponorogo dan Polres Pacitan.
    Pelaku memiliki modus awal dengan menawarkan emas asli, lalu mengelabui korban dengan menyisipkan perhiasan palsu yang tampak seperti asli dari luar.
    “Uji awal menggunakan air keras dan penggosokan tidak cukup, karena ternyata bagian dalamnya logam biasa,” ujarnya.
    Dalam penangkapan itu, polisi juga mengamankan barang bukti satu gelang palsu, surat pernyataan milik pelaku, nota penjualan toko, uang tunai Rp 2,55 juta, serta satu buah kalung dengan liontin.
    Pelaku saat ini tengah menjalani proses penyidikan lebih lanjut oleh Unit Reskrim Polsek Gondang.
    Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 378 KUHP tentang Penipuan dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Ada Hujan, Jalan Menuju Waduk Tukul Pacitan Tertutup Longsor

    Tak Ada Hujan, Jalan Menuju Waduk Tukul Pacitan Tertutup Longsor

    Pacitan (beritajatim.com) – Longsor menutup akses jalan penghubung antara Desa Karangrejo dan Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari, Pacitan, pada Minggu (1/6/2025) siang. Peristiwa terjadi meski saat itu wilayah tersebut tidak sedang diguyur hujan.

    Material longsor menutup seluruh badan jalan di Dusun Krajan, Desa Karanggede. Akibatnya, kendaraan dari dua arah tidak dapat melintas, termasuk akses menuju Waduk Tukul yang sempat terputus.

    “Longsor menutup seluruh badan jalan, kendaraan dari dua arah tidak bisa lewat, termasuk menuju Waduk Tukul,” ujar Kapolsek Arjosari, Ipda Ferry Ardianto saat dihubungi.

    Beruntung, di sekitar lokasi terdapat alat berat yang kemudian segera dikerahkan untuk membantu evakuasi material longsor. Petugas bersama warga juga turut membuka akses jalan menggunakan peralatan seadanya agar kendaraan roda dua bisa melintas lebih dahulu.

    “Kami langsung menghubungi operator alat berat dan bersama warga berupaya membuka akses agar motor bisa lewat,” jelas Ferry.

    Ia menambahkan, meskipun tidak turun hujan saat kejadian, dua hari sebelumnya wilayah tersebut sempat diguyur hujan deras, sehingga tanah menjadi labil dan memicu longsor.

    “Alhamdulillah, jalur Arjosari–Waduk Tukul sudah kembali normal. Arus lalu lintas kembali lancar dan bisa dilalui kendaraan,” pungkasnya. (tri/ted)

  • Anggota DPR Minta Dewi Buron Kasus Sabu Rp 5 T Segera Ditangkap

    Anggota DPR Minta Dewi Buron Kasus Sabu Rp 5 T Segera Ditangkap

    Jakarta

    Interpol tengah memburu buronan Dewi Astutik alias PA (43), yang menjadi otak penyelundupan sabu seberat dua ton atau Rp 5 triliun. Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKB, Jazilul Fawaid, berharap Dewi segera bisa ditangkap.

    “Saya harap langkah cepat aparat untuk segera memburu dan membekuknya. Aparat jangan kalah cepat apalagi kecolongan,” kata Jazilul kepada wartawan, Minggu (1/6/2025).

    “Ada yang bilang sindikat narkoba selangkah lebih cerdik dari antisipasi aparat kita. Sebab mereka punya jaringan dan dukungan dana yang kuat,” tambahnya.

    Jazilul menyinggung banyaknya warga negara Indonesia (WNI) yang dijadikan alat kejahatan, termasuk jaringan narkoba. Oleh sebab itu, dia meminta pengawasannya harus ditingkatkan.

    “Sudah lazim WNI dijadikan alat oleh sindikat narkoba, baik berkedok sebagai ART atau lainnya maka pengawasannya perlu ditingkatkan,” ucapnya.

    Seperti diketahui, warga Dusun Sumber Agung, Ponorogo, Jawa Timur, geger setelah nama orang yang pernah tinggal di kampung mereka disebut-sebut menjadi buronan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Interpol. Sosok itu bernama Dewi Astutik yang disebut terlibat dalam penyelundupan narkoba internasional sebanyak 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun.

    “Kalau yang namanya Dewi Astutik itu bukan warga sini, tapi kalau alamatnya Balong, memang benar,” tegas Gunawan dikutip detikJatim, Rabu (29/5).

    Gunawan juga mengungkapkan perempuan itu memang pernah bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri.

    Kantor Imigrasi Ponorogo pun menggelar rapat Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora). Kepala Kantor Imigrasi Ponorogo, Happy Reza Dipayuda, menjelaskan bahwa rapat ini dilakukan untuk memperkuat pengawasan orang asing di wilayah Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek.

    Happy menambahkan, pihaknya bersama BNN telah bekerja sama mengusut kasus ini. Menurutnya, Dewi Astutik mengaku sebagai TKI untuk menyamarkan aktivitasnya.

    “Kalau yang bersangkutan (Dewi Astutik) sebetulnya mengaku-ngaku TKI, dia di sana tugasnya mencari kaki tangan untuk jadi kurir, sebenarnya bukan real TKI,” kata Happy, Kamis (29/5).

    (fas/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini