kab/kota: Pacitan

  • Pelaku Mutilasi di Pacet Diduga Sudah Nikah Siri dengan Korban
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 September 2025

    Pelaku Mutilasi di Pacet Diduga Sudah Nikah Siri dengan Korban Surabaya 7 September 2025

    Pelaku Mutilasi di Pacet Diduga Sudah Nikah Siri dengan Korban
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Pelaku pembunuhan mutilasi yang potongan tubuhnya ditemukan di Pacet, Mojokerto, telah teridentifikasi sebagai Alvi Maulana (24 tahun).
    Ia ditangkap Polres Mojokerto di kamar kosnya yang terletak di kawasan Lidah Wetan, Surabaya pada Minggu (7/9/2025) dini hari.
    Alvi diketahui merupakan warga Desa Aek Paing, Kecamatan Rantau Utara, Labuhan Batu, Sumatera Utara.
    “Ditangkap sekitar jam 1 pagi, polisi datang untuk melakukan penangkapan pelaku mutilasi,” ungkap Ketua RT setempat, Heru, Minggu (7/9/2025).
    Heru menambahkan bahwa Alvi sudah tinggal di kos tersebut selama lima bulan sejak April 2025.
    Namun, pelaku tidak pernah meminta surat domisili kepada RT setempat.
    “Alvi belum pernah minta surat domisili. KTP dan surat-surat lain belum diberikan karena ditunda-tunda,” ujarnya.
    Sehari-hari, Alvi bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol) dan kabarnya telah menikah siri dengan korban.
    “Katanya dia adalah driver ojek online. Dikabarkan juga nikah siri, karena saya belum dapat surat,” terangnya.
    Diketahui, puluhan potongan tubuh korban, seorang perempuan berinisial TAS (25) asal Pacitan, Jawa Timur, ditemukan warga di semak-semak kawasan Pacet, Mojokerto pada Sabtu (7/9/2025) sekitar pukul 10.40 WIB.
    Tubuh korban dibagi menjadi 63 potongan jaringan, termasuk satu potongan kaki kiri dan satu potongan pergelangan tangan kanan.
    Hubungan antara pelaku dan korban diduga merupakan sepasang kekasih.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tubuh Dimutilasi Lebih dari 65 Potong, Identitas Terungkap Lewat Sidik Jari

    Tubuh Dimutilasi Lebih dari 65 Potong, Identitas Terungkap Lewat Sidik Jari

    Mojokerto (beritajatim.com) – Satreskrim Polres Mojokerto berhasil mengungkap identitas korban mutilasi yang dibuang di pinggir Jurang AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet. Korban yakni Tiara Angelina Saraswati (25), perempuan asal Lamongan yang sehari-hari hidup di Kota Surabaya.

    Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto melalui Kasi Humas Polres Mojokerto, IPTU Suyanto menuturkan, terungkapnya identitas korban mutilasi berawal dari penemuan potongan telapak tangan kanan pada Sabtu (6/9/2025). Anjing pelacak, K-9 Polda Jatim jenis labrador ini berhasil menemukan potongan telapak tangan kanan korban.

    “Padahal, titik penemuan tersebut sebelumnya sudah disisir oleh polisi bersama para relawan. Potongan telapak tangan ini langsung dievakuasi ke rumah sakit untuk diidentifikasi. Ibu jari dan jari tengah pada telapak tangan ini sudah rusak karena banyak sayatan,” ungkapnya, Mojokerto, Minggu (7/9/2025).

    Proses evakuasi potongan telapak kaki, tangan dan daging korban dari pinggir Jurang AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. [Foto : ist]Sehingga pihaknya sempat kesulitan meminda sidik jari menggunakan Mambis. Berkat ketelitian dan ketekunan Tim Inafis Satreskrim Polres Mojokerto, sidik jari pada telapak tangan kanan ini bisa dipindai. Begitu muncul identitas yang akurat, pihaknya menerjunkan tim ke keluarga korban untuk melakukan pengecekan ke kota asal korban.

    “Kemarin sekitar pukul 19.00 WIB kami dapat identitas korban. Potongan tubuh dipastikan jasad dari TAS (25), asal Jalan Made Kidul, Desa Made, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan. Kami profiling korban, kami langsung datangi keluarganya. Saat ini keluarganya sudah datang di Satreskrim Polres Mojokerto,” katanya.

    Korban kelahiran Pacitan ini lulusan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di Bangkalan jurusan Manajemen. Namun, sehari-hari korban hidup bersama pacarnya dan kos di Lakarsantri, Surabaya. Korban dan kekasihnya sekitar 5 tahun menjalin hubungan asmara.

    “Informasi dari keluarga korban tidak terlalu banyak karena korban dan keluarganya jarang berkomunikasi. Kami kantongi identitas pacar korban, nanti kami dalami,” pungkasnya.

    Sebelumnya, hasil penyisiran polisi di semak-semak Dusun Pacet Selatan menemukan 65 potongan jasad manusia. Sebanyak 63 potongan berupa jaringan otot, lemak, kulit kepala, serta rambut. Ukuran rata-rata potongan tubuh manusia ini 17×17 cm. Panjang rambut rata-rata 14 cm.

    Sedangkan 2 potongan lainnya berupa telapak kaki kiri dan pergelangan tangan kanan. Ukuran telapak kaki kiri 21 cm x 9 cm, pergelangan tangan kanan berukuran 16 cm x 10 cm. Sehingga total 65 potongan jasad manusia yang sejauh ini berhasil ditemukan polisi.

    Sebelumnya, warga Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto digemparkan dengan penemuan potongan kaki manusia di jurang pinggir Jalan Turunan AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet. Potongan kaki tersebut ditemukan dalam kondisi membusuk.

    Potongan kaki sebelah kiri itu ditemukan di sisi timur jalan raya, tepatnya di dasar jurang dengan kedalaman sekitar 5 meter. Tak jauh dari lokasi, warga juga mendapati bagian tubuh lain berupa potongan daging dan rambut yang tercecer sekitar 50 meter dari titik awal. [tin/but]

  • Sejumlah Saksi dan Panitia Diperiksa Terkait Penyebab Pembakaran di Monumen Jenderal Sudirman Pacitan

    Sejumlah Saksi dan Panitia Diperiksa Terkait Penyebab Pembakaran di Monumen Jenderal Sudirman Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) – Polisi mulai melakukan penyelidikan pasca insiden kericuhan dan pembakaran fasilitas panitia pada partai puncak turnamen bola voli Soedirman Cup 2025 di kawasan Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman, Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan, Pacitan, Minggu (7/9/2025) dini hari.

    Kapolsek Nawangan, Iptu Yuyun Krisdiantoro, mengatakan pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan sejumlah saksi serta panitia penyelenggara turnamen.

    “Ini masih tahap pemeriksaan saksi dan panitia. Kami juga mendata aset-aset panitia yang dibakar penonton semalam,” kata Yuyun saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Minggu (7/9/2025 siang.

    Ia menegaskan, tidak ada fasilitas Monumen Jenderal Sudirman yang mengalami kerusakan akibat kericuhan. “Alhamdulillah, fasilitas monumen aman,” tegasnya.

    Sebelumnya, kericuhan pecah saat laga final voli putra antara Restu Putra melawan KWK Gank. Pertandingan sempat dihentikan pada skor 8-6 untuk KWK Gank setelah wasit terlalu lama mengambil keputusan lewat tayangan ulang (VAR). Situasi semakin memanas ketika penonton melempar botol air mineral ke lapangan.

    Kekecewaan penonton kian memuncak karena pemain nasional Rivan Nurmulki, yang sebelumnya disebut akan tampil dalam promosi panitia, ternyata tidak hadir. Massa kemudian membakar perlengkapan pertandingan milik panitia.

    Diperkirakan sekitar 7.000 penonton hadir dalam laga tersebut. Kerugian akibat kericuhan ditaksir mencapai Rp100 juta. Massa baru membubarkan diri sekitar pukul 02.45 WIB, sementara kondisi di lokasi kini terpantau aman. [tri/suf]

  • Grand Final Soedirman Cup di Pacitan Ricuh, Penonton Bakar Perangkat Pertandingan Gara-gara Rivan dan Dimas Absen

    Grand Final Soedirman Cup di Pacitan Ricuh, Penonton Bakar Perangkat Pertandingan Gara-gara Rivan dan Dimas Absen

    Pacitan (beritajatim.com) – Turnamen bola voli Soedirman Cup 2025 yang digelar di kawasan Monumen Jenderal Soedirman, Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan, Pacitan, berakhir dengan kericuhan pada Minggu (7/9/2025) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

    Kejadian ini dipicu oleh kekecewaan para penonton yang merasa dibohongi setelah dua pemain bintang nasional yang dijanjikan panitia tidak kunjung hadir.

    Menurut rekaman video amatir yang beredar luas, para penonton yang kecewa melakukan aksi anarkis dengan membakar perangkat pertandingan. Tidak hanya pamflet dan lampu, kamera CCTV dan panggung utama juga menjadi sasaran amukan massa.

    Camat Nawangan, Sukarwan, mengonfirmasi bahwa kerusuhan tersebut dipicu oleh absennya dua pemain tim nasional yang dijanjikan akan tampil, yakni Rivan Nurmulki yang seharusnya memperkuat Restu Putra Gunungkidul, dan Dimas Saputra Pratama yang seharusnya membela KWK Genk Ponorogo.

    Sukarwan menjelaskan, “Sejak setengah set pertama sudah ada gejolak. Banyak penonton dari luar daerah datang hanya untuk menyaksikan mereka. Karena kecewa, akhirnya penonton merusak perangkat pertandingan.”

    Meski demikian, Sukarwan menegaskan bahwa fasilitas milik pemerintah dan pedagang sekitar monumen tetap aman. “Hanya perangkat pertandingan yang dirusak, fasilitas monumen tidak ada yang terdampak,” ujar Sukarwan, memastikan bahwa kerusuhan hanya berfokus pada area pertandingan.

    Penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan oleh aparat setempat untuk mengidentifikasi pelaku kerusuhan dan mengupayakan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. [tri/suf]

  • Cegah Kekerasan Seksual dan Narkoba, Polsek Punung Gencar Sosialisasi ke Remaja

    Cegah Kekerasan Seksual dan Narkoba, Polsek Punung Gencar Sosialisasi ke Remaja

    Pacitan (beritajatim.com) – Meningkatnya kasus kekerasan seksual yang melibatkan perempuan dan anak di Kabupaten Pacitan menjadi perhatian serius aparat kepolisian. Polsek Punung bergerak cepat dengan mengintensifkan sosialisasi kenakalan remaja dan bahaya narkoba.

    Kapolsek Punung, AKP Makhmudi Kurnianto, menegaskan kegiatan ini bertujuan membentuk generasi muda yang berkarakter dan terhindar dari perilaku menyimpang.

    “Kami ingin remaja tidak hanya memahami dampak buruk kenakalan remaja, tapi juga berani menolak dan melaporkan perilaku menyimpang,” ujarnya ditulis Kamis (4/9/2025).

    Menurut Makhmudi, pembinaan sejak dini menjadi langkah efektif untuk mencegah perilaku negatif di kalangan remaja. Melalui pendekatan langsung, diharapkan pesan pencegahan dapat lebih mudah diterima.

    Ia menambahkan, sosialisasi ini tidak hanya membahas soal kenakalan remaja, tetapi juga memberikan edukasi terkait bahaya seks bebas dan narkoba. Remaja diberikan pemahaman mengenai risiko penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV/AIDS, kehamilan di luar nikah, gangguan mental, hingga sanksi hukum.

    “Kegiatan ini dilaksanakan melalui ceramah, diskusi interaktif, serta kerja sama dengan sekolah, orang tua, dan pemerintah desa,” jelasnya.

    Sosialisasi yang digelar di Balai Desa Punung tersebut melibatkan pemerintah desa, remaja, serta karang taruna setempat. Aparat berharap kegiatan ini mampu membentengi generasi muda dari pengaruh negatif dan menekan angka kekerasan seksual maupun penyalahgunaan narkoba di wilayah Pacitan.

    Seperti diketahui kasus kekerasan seksual di Kota berjuluk 70-mile Sea Paradise Ini meningkat 100 persen, anak dibawah umur menjadi korban. (tri/ian)

  • Tukang Becak Asal Pacitan Meninggal Diduga Kena Gas Air Mata saat Demo di Solo

    Tukang Becak Asal Pacitan Meninggal Diduga Kena Gas Air Mata saat Demo di Solo

    Pacitan (beritajatim.com) – Seorang tukang becak asal Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Pacitan, Jawa Timur, meninggal dunia di tengah situasi kericuhan di Solo, Jumat (29/8) malam. Korban diketahui bernama Sumari (60).

    Camat Donorojo, Nasrul Hidayat, membenarkan bahwa almarhum adalah warganya yang bekerja sebagai tukang becak di Surakarta. Dan meninggal dunia saat ada kerusuhan demontrasi.

    “Kami turut berbelasungkawa. Almarhum memang memiliki riwayat penyakit jantung dan asma. Kecamatan juga sudah memberikan pendampingan kepada keluarga, termasuk dalam proses pemakaman,” ujarnya, ditulis Rabu (3/9/2025).

    Jenazah telah dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya, Desa Sendang, pada Sabtu (30/8). Pihak keluarga menyebut almarhum memiliki riwayat penyakit jantung dan asma.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa itu bermula ketika Sumari yang tengah beristirahat di atas becaknya di kawasan Pasar Gede, diduga terpapar gas air mata yang terbawa angin dari arah Bundaran Gladak.

    Sekitar pukul 23.00 WIB, saksi melihat korban dalam kondisi lemas di dekat gedung parkir Ketandan. Ia sempat muntah sambil memegangi dada sebelum akhirnya dibawa warga ke RSUD dr Moewardi, namun nyawanya tidak tertolong.

    Video evakuasi korban sempat beredar luas di media sosial. Warga terlihat membawa tubuh Sumari dengan becak motor menuju fasilitas kesehatan terdekat.

    Sementara itu, kericuhan yang terjadi di pusat Kota Solo membuat kawasan Pasar Gede terdampak. Meski bukan lokasi bentrokan, gas air mata menyebar hingga Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Urip Sumoharjo. Sejumlah warga setempat dilaporkan mengalami sesak napas akibat paparan tersebut. (tri/ian)

  • Pacitan Sering Jadi Tuan Rumah Event Nasional, Ketua DPRD: Masyarakat dan Pemerintah Harus Siap

    Pacitan Sering Jadi Tuan Rumah Event Nasional, Ketua DPRD: Masyarakat dan Pemerintah Harus Siap

    Pacitan (beritajatim.com) – Seringnya event berskala nasional digelar di Pacitan mendapat respon positif dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pacitan, Arif Setia Budi.

    “Tentu ini sangat baik untuk pengembangan Kabupaten Pacitan. Banyak orang yang tinggal lebih lama di sini, mereka berbelanja dan membelanjakan uangnya di Pacitan,” ujarnya, Rabu (3/9/2025).

    Salah satunya adalah penyelenggaraan rangkaian Bimbingan Teknis (Bimtek) Nasional Partai Demokrat yang digelar di Pacitan. Menurut Arif, kehadiran ribuan peserta dari berbagai daerah memberi dampak signifikan bagi perekonomian lokal maupun perkembangan sektor pariwisata.

    “Bimtek saja ada lima gelombang, yang diselenggarakan dalam waktu dua bulan lebih, dan pesertanya dari berbagai provinsi se-Indonesia,” jelasnya.

    Ia menegaskan, pemerintah daerah selalu terbuka terhadap siapa pun yang berkunjung ke Pacitan. Kehadiran event berskala nasional disebut sebagai peluang besar untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).

    “Pemda welcome kepada wisatawan maupun siapa saja yang datang. Ini kesempatan bagus untuk menggerakkan ekonomi masyarakat,” tambahnya.

    Sekretaris DPC Partai Demokrat Pacitan ini juga menyinggung momentum Ekspedisi Merah Putih bersama Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Bupati Pacitan, serta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurutnya, kegiatan tersebut telah memberikan dampak positif yang besar terhadap citra wisata Pacitan.

    “Kemarin kita sudah review bersama Pak SBY, Mas Bupati, dan Mas AHY saat Ekspedisi Merah Putih. Itu luar biasa, berdampak pada wisata Pacitan, begitu juga dengan Bimtek maupun retreat yang dilaksanakan di sini,” ungkapnya.

    Dengan semakin seringnya Pacitan menjadi tuan rumah kegiatan berskala nasional, Arif optimistis geliat pariwisata dan ekonomi masyarakat akan terus tumbuh. [tri/aje]

  • HMI Pacitan Soroti Lonjakan Kasus Kekerasan Seksual, Desak Pemda Ambil Langkah Konkret

    HMI Pacitan Soroti Lonjakan Kasus Kekerasan Seksual, Desak Pemda Ambil Langkah Konkret

    Pacitan (beritajatim.com) – Peningkatan kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Pacitan mendapat sorotan serius dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pacitan. Sepanjang 2025, tercatat 38 kasus, naik dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 17 kasus.

    Kepala Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah HMI Cabang Pacitan, Yusuf Mukib, menyatakan keprihatinannya atas fenomena tersebut. Menurutnya, kasus kekerasan seksual tidak bisa hanya dipandang sebagai kejahatan individual semata, melainkan sebagai gejala struktural yang menunjukkan lemahnya fungsi sosial, rapuhnya regulasi pencegahan, serta absennya peran pemerintah dan aparat dalam menjamin keamanan masyarakat, khususnya perempuan dan anak-anak.

    “Ini bukan sekadar kasus kriminal. Saya melihat ada kelemahan sistemik, mulai dari regulasi yang tidak berjalan, minimnya program preventif, hingga kurangnya sistem perlindungan bagi korban,” kata Yusuf, Selasa (2/9/2025).

    Ia mendesak pemerintah daerah untuk tidak hanya memberi respons normatif, tetapi juga menghadirkan langkah yang komprehensif dan konkret. Yusuf mencontohkan, perlunya penyusunan kurikulum pendidikan seksualitas yang sehat dan kontekstual sesuai dengan lingkungan sekolah, yang hingga kini masih dianggap tabu.

    Selain itu, HMI Pacitan juga mendorong dibangunnya sistem pelaporan dan perlindungan korban yang transparan serta mudah diakses. Pendampingan bagi korban pun dinilai penting agar mereka tidak semakin terpuruk secara psikologis maupun sosial.

    “Pemerintah daerah bersama dinas terkait harus memperkuat edukasi seksualitas sejak dini, termasuk melalui parenting class, agar orang tua memiliki kemampuan mendeteksi perilaku berisiko. Semua itu perlu dilandasi perspektif kesetaraan gender,” tambahnya. (tri/but)

  • Waspada! BMKG Prediksi Gelombang Tinggi di Laut Jawa Timur 2–5 September 2025

    Waspada! BMKG Prediksi Gelombang Tinggi di Laut Jawa Timur 2–5 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi di perairan Jawa Timur. Gelombang diperkirakan terjadi pada 2 hingga 5 September 2025 dengan ketinggian mencapai 4 meter di beberapa wilayah.

    Potensi ini sebagian besar dipicu oleh pola angin dari arah tenggara. Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto, menyampaikan bahwa kecepatan angin di perairan Jawa Timur berkisar antara 5 hingga 35 knot.

    Meski begitu, kondisi cuaca secara umum diprediksi cerah hingga berawan. “Pola angin di wilayah perairan Jawa Timur umumnya bertiup dari tenggara dengan kecepatan 5-35 knot,” kata Ady, Selasa (2/9/2025).

    Wilayah dengan potensi gelombang tinggi terbagi dua kategori. Gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di Perairan Pacitan dan Perairan Trenggalek. Sementara gelombang 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi melanda Perairan Bawean, Masalembo, Tuban, Lamongan, Gresik Utara, Utara Bangkalan, Utara Sampang, Utara Pamekasan, serta Utara dan Selatan Sumenep.

    “Area dengan potensi gelombang 1,25 hingga 2,5 meter mencakup sejumlah wilayah. Di antaranya adalah Perairan Bawean, Perairan Masalembo, Perairan Tuban, Perairan Lamongan, Perairan Gresik Utara, Perairan Utara Bangkalan, Perairan Utara Sampang, Perairan Utara Pamekasan, serta Perairan utara dan selatan Sumenep,” jelasnya.

    Selain itu, potensi gelombang tinggi juga mengancam Perairan Kepulauan Sapudi, Kangean, Sidoarjo, selatan Sampang dan Pamekasan, Situbondo bagian barat dan timur, Pasuruan, Lumajang, Jember, Malang, Banyuwangi, Blitar, Tulungagung, serta Alur Penyeberangan Barat Surabaya (APBS) dan Surabaya-Bangkalan.

    BMKG mengimbau masyarakat yang beraktivitas di laut untuk meningkatkan kewaspadaan. Bagi perahu nelayan, kecepatan angin di atas 15 knot atau gelombang setinggi 1,25 meter menjadi sinyal bahaya. Kapal tongkang perlu waspada pada kecepatan angin 16 knot dengan gelombang 1,5 meter.

    “Untuk saran keselamatan pelayaran, perahu nelayan dapat waspada jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kemudian kapal tongkang diimbau untuk apabila jika kecepatan angin mencapai 16 knot serta tinggi gelombang 1,5 meter,” tambahnya.

    BMKG juga menekankan kewaspadaan bagi kapal ferry jika kecepatan angin mencapai 21 knot dan gelombang 2,5 meter. Untuk memastikan keamanan, masyarakat diminta terus memantau pembaruan informasi melalui kanal resmi BMKG. [rma/suf]

  • Kasus Kekerasan Seksual Perempuan dan Anak di Pacitan Meningkat 100 Persen

    Kasus Kekerasan Seksual Perempuan dan Anak di Pacitan Meningkat 100 Persen

    Pacitan (beritajatim.com) – Kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Pacitan mengalami lonjakan tajam pada 2025. Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) mencatat 38 kasus sepanjang tahun ini, naik seratus persen dibanding 2024 yang hanya 17 kasus.

    “Hingga Agustus tercatat ada 38 kasus yang melibatkan perempuan dan anak perempuan, termasuk yang tidak diketahui pelakunya,” kata Chalimatus Sa’diah, Psikolog Dinas KBPPPA Pacitan, Selasa (2/9/2025).

    Selain itu, terdapat 14 kasus lain dengan korban anak laki-laki. Menurut Chalimatus, ada beberapa faktor yang memicu meningkatnya angka kekerasan seksual tersebut, di antaranya persoalan ekonomi, rendahnya pendidikan, serta kondisi rumah tangga yang tidak harmonis atau broken home.

    “Kalau pengamatan kami, penyebab utama adalah faktor ekonomi, pendidikan, dan juga broken home,” ujarnya.

    Dari seluruh kasus yang dilaporkan, dua di antaranya terjadi di Kecamatan Kebonagung dan Nawangan. Semua korban kini telah mendapatkan pendampingan.

    “Pendampingan kami lakukan baik dengan mendatangi rumah korban maupun menerima mereka di kantor. Tujuannya agar korban tidak semakin trauma,” pungkasnya.

    Salah satu kasus yang mencuat terjadi di Desa Ketepung, Kecamatan Kebonagung. Seorang ayah kandung, S (43), diduga mencabuli anak perempuannya sendiri sejak duduk di bangku kelas 1 SD hingga berusia 15 tahun. Kasus incest yang berlangsung bertahun-tahun itu baru terungkap pada pertengahan Agustus 2025 setelah dilaporkan ke polisi.

    Korban, Mawar (bukan nama sebenarnya), mengalami trauma berat setelah menjadi korban perbuatan ayahnya. Kasus terbaru juga terungkap di Kecamatan Bandar, di mana seorang siswi SMP hamil hingga melahirkan. Perkara tersebut kini tengah ditangani Polres Pacitan. (tri/ted)