kab/kota: Pacitan

  • Pacitan Waspada Cuaca Ekstrem 10–17 September

    Pacitan Waspada Cuaca Ekstrem 10–17 September

    Pacitan (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Kabupaten Pacitan berpotensi dilanda cuaca ekstrem pada 10–17 September 2025. Peringatan ini dikeluarkan melalui rilis resmi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda yang memetakan wilayah Jawa Timur, termasuk Pacitan, sebagai daerah terdampak.

    Cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi berupa hujan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Kondisi ini dikhawatirkan menimbulkan dampak berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, serta pohon tumbang.

    Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, menyebut fenomena tersebut dipicu adanya gangguan gelombang atmosfer, di antaranya Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan Low Frequency. Faktor itu memicu peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Jawa Timur, termasuk Pacitan.

    “Gelombang laut relatif normal, berkisar 1,5–2,5 meter. Namun hujan berpotensi turun di beberapa kecamatan, seperti Tulakan, Tegalombo, dan wilayah perkotaan Pacitan,” jelas Erwin, Kamis (11/9/2025).

    Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi genangan, jalan licin, pohon tumbang, maupun luapan aliran sungai. BPBD juga mengingatkan agar masyarakat dan instansi terkait selalu memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG.

    “Kami mengimbau masyarakat agar senantiasa waspada terhadap perubahan cuaca mendadak yang dapat berdampak signifikan terhadap aktivitas sehari-hari,” pungkas Erwin. [tri/aje]

  • Mantan Napiter Pengancam Polisi Pacitan Divonis 2 Tahun 6 Bulan

    Mantan Napiter Pengancam Polisi Pacitan Divonis 2 Tahun 6 Bulan

    Pacitan (beritajatim.com) – Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Pacitan menjatuhkan vonis penjara kepada dua terdakwa kasus pengancaman bom terhadap anggota polisi. Dalam sidang yang digelar Kamis (11/9/2025), hakim ketua Benedictus Rinanta memutuskan hukuman 2 tahun penjara untuk Ahmad Junedi, dan 2 tahun 6 bulan penjara bagi Adi Sahputra.

    Vonis ini lebih tinggi dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang sebelumnya menjerat keduanya dengan ancaman 1 tahun 6 bulan penjara. Hakim menilai perbuatan terdakwa terbukti membawa senjata tajam dan senjata rakitan berupa airsoft gun, serta mengganggu stabilitas keamanan.

    “Tindakan para terdakwa menentang hukum dan aparat, menghambat penegakan hukum, serta menimbulkan keresahan dan teror di masyarakat,” tegas Benedictus saat membacakan putusan.

    Meski begitu, majelis hakim juga mempertimbangkan sikap kooperatif kedua terdakwa yang mengakui serta menyesali perbuatannya. Faktor tersebut menjadi alasan keringanan hukuman.

    Sementara itu, kuasa hukum terdakwa, Imam Bajuri, menyebut putusan hakim terlalu berat. “Kami menghormati putusan majelis, tetapi menurut kami hukuman ini cukup memberatkan. Klien kami sudah menyesali perbuatannya dan bersikap kooperatif. Untuk langkah hukum selanjutnya, kami masih pikir-pikir,” ujarnya.

    Kasus ini bermula ketika Ahmad Junedi dan Adi Sahputra mendatangi Polres Pacitan, saat aparat Gakkum Satlantas tengah memediasi kasus kecelakaan kendaraan bermuatan BBM ilegal milik rekan mereka. Dalam proses itu, terdakwa memaksa penyelesaian cepat hingga mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap aparat. [tri/suf]

  • BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur diminta waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi selama sepekan ke depan hingga 17 September 2025.

    Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan menjelaskan, bencana hidrometeorologi ini dipicu adanya gangguan gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer Low Frequency yang saat ini melintasi wilayah Jawa Timur.

    “Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” kata Taufiq Hermawan, Kamis (11/9/2025).

    Menurut Taufiq, potensi cuaca ekstrem tersebut dapat muncul bersamaan dengan turunnya hujan di sejumlah daerah Jawa Timur, di antaranya Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.

    “Hidrometeorologi meliputi hujan sedang – lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es hingga 17 September 2025,” jelasnya.

    Taufiq juga mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem, terutama di wilayah dengan topografi curam. Menurutnya, kawasan bergunung dan tebing rawan terdampak bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, hingga berkurangnya jarak pandang.

    “Wilayah dengan topografi curam, bergunung atau tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem,” tutupnya. [ram/beq]

  • Kasus Kekerasan Seksual di Pacitan Meningkat, DPRD Minta Pendampingan Korban Serius

    Kasus Kekerasan Seksual di Pacitan Meningkat, DPRD Minta Pendampingan Korban Serius

    Pacitan (beritajatim.com) – Kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Pacitan tahun ini mendapat sorotan serius dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Ketua Komisi II DPRD Pacitan, Rudi Handoko, meminta agar setiap kasus yang mencuat diproses secara transparan sekaligus memastikan adanya pendampingan bagi para korban.

    “Selain penanganan kasus, memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak-anak yang menjadi korban juga sangat penting,” ujarnya, Kamis (11/9/2025).

    Menurut Rudi, dia dalam waktu dekat akan memanggil dinas terkait untuk meminta penjelasan langkah yang sudah dilakukan, termasuk progres pencegahan di 12 kecamatan serta data wilayah dengan kasus terbanyak.

    Meski angka kasus terbilang tinggi, politisi Partai Demokrat itu mengapresiasi kinerja Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Perlindungan Pemberdayaan Perempuan Dan anak (PPKB,PPPA) Pacitan. Menurutnya, munculnya laporan kasus menunjukkan adanya keterbukaan masyarakat untuk berani melapor.

    “Kami memberikan apresiasi, artinya masyarakat sudah mulai berani bicara. Itu tidak mudah, karena banyak korban atau keluarga yang masih enggan melapor,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Rudi menekankan pentingnya keterlibatan semua elemen masyarakat dalam upaya pencegahan. Mulai dari kader IMP, Dharma Wanita, ibu-ibu PKK, remaja, hingga anak sekolah harus diberikan sosialisasi tentang bahaya dan pencegahan kekerasan seksual.

    Ia juga menyoroti pentingnya penguatan forum anak hingga tingkat kecamatan, kerja sama lintas sektor dengan dinas kesehatan maupun organisasi masyarakat, serta peran UPTD PPA dalam pendampingan korban.

    “UPTD PPA harus lebih dimaksimalkan, mulai dari penerimaan pengaduan, mediasi, hingga penanganan psikologis. Semua pihak harus bergerak bersama, tidak hanya dibebankan kepada Dinas PPKBPPPA,” tegasnya. (tri/ian)

  • Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Magetan (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur yang berlaku pada 10–17 September 2025.

    Dalam peringatan tersebut disebutkan sejumlah daerah berpotensi terdampak, termasuk Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi, dengan ancaman hujan sedang hingga lebat yang disertai petir, angin kencang, bahkan berisiko menimbulkan banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga puting beliung.

    Selain Magetan dan Ngawi, wilayah lain yang masuk kategori rawan meliputi Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, Trenggalek, serta Kota Malang. Dengan cakupan wilayah yang luas, BMKG mengingatkan bahwa potensi gangguan aktivitas masyarakat akibat kondisi cuaca ini cukup besar.

    Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan fenomena ini dipicu oleh adanya gangguan gelombang atmosfer yang sedang aktif.

    “Beberapa faktor seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan Low Frequency memengaruhi dinamika atmosfer di Jawa Timur. Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendorong pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” ungkapnya.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat serta instansi terkait agar lebih waspada terhadap perubahan cuaca mendadak. Wilayah dengan topografi curam, bergunung, dan tebing dianggap paling rawan terdampak bencana hidrometeorologi.

    Risiko yang bisa terjadi antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang akibat hujan lebat.

    Taufiq menegaskan pentingnya kewaspadaan dini agar potensi kerugian maupun korban jiwa bisa ditekan.

    “Kami minta masyarakat untuk selalu memantau perkembangan kondisi cuaca terbaru yang kami sampaikan melalui website, media sosial resmi BMKG Juanda, maupun saluran komunikasi 24 jam,” ujarnya.

    Sebagai langkah antisipasi, BMKG Juanda menyediakan layanan informasi cuaca terkini melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id, kanal media sosial @infobmkgjuanda, serta saluran telepon di nomor (031) 8668989 dan WhatsApp 0895800300011. Informasi peringatan dini juga diperbarui setiap tiga jam agar masyarakat dapat segera mengetahui perkembangan terbaru.

    Dengan adanya peringatan dini ini, BMKG berharap masyarakat Jawa Timur, khususnya di wilayah rawan seperti Magetan dan Ngawi, dapat lebih berhati-hati dalam beraktivitas. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama sepekan ke depan. [fiq/ian]

  • HUT ke-24, Demokrat Pacitan Gelar Bhakti Sosial hingga Doa Bersama

    HUT ke-24, Demokrat Pacitan Gelar Bhakti Sosial hingga Doa Bersama

    Pacitan (beritajatim.com) – Partai Demokrat genap berusia 24 tahun pada Selasa (9/9/2025). Di Pacitan, berbagai kegiatan digelar untuk memeriahkan peringatan ulang tahun partai berlambang bintang mercy tersebut.

    Rangkaian acara dimulai dengan bhakti sosial berupa pemeriksaan kesehatan gratis dan donor darah di Alun-alun Pacitan. Ratusan warga dari berbagai kalangan antusias mengikuti kegiatan ini.

    “Allhamdulillah, kegiatan Demokrat Pacitan peduli ini mendapat sambutan baik masyarakat, banyak yang ikut berpartisipasi,” ujar Ketua DPC Demokrat Pacitan, Indrata Nur Bayuaji ditulis Rabu (10/9/2025).

    Selain kegiatan sosial, Demokrat Pacitan juga merambah dunia digital. Mereka mengadakan kompetisi E-Sport Mobile Legend sebagai ajang silaturahmi sekaligus wadah menyalurkan bakat anak muda di bidang olahraga elektronik. Partai ini juga membuka ruang gagasan melalui lomba video speak up orasi inspiratif.

    “Semua aspek kehidupan saat ini tak bisa lepas dari dunia digital. Kami berharap dari sini lahir atlet esport sekaligus gagasan kritis, kreatif, dan inspiratif untuk kebaikan ke depan,” imbuh Indrata yang akrab disapa Mas Aji.

    Puncak peringatan HUT ke-24 Demokrat digelar dengan doa bersama di kantor DPC Demokrat Pacitan pada Selasa (9/9) sore. Doa serupa juga dilakukan serentak di 12 kecamatan oleh seluruh pengurus PAC. Acara ditutup dengan santunan anak yatim piatu serta tumpengan sebagai wujud syukur.

    “Selamat ulang tahun untuk kita semua. Semoga Demokrat ke depan semakin besar, semakin dicintai masyarakat, dan khusus di Pacitan bisa memperoleh kursi lebih banyak lagi,” tegas Mas Aji.

    Di sela acara, Demokrat Pacitan juga memanjatkan doa khusus bagi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berulang tahun ke-76. “Semoga Bapak SBY dan keluarga selalu diberikan kesehatan serta takdir yang baik,” pungkas Mas Aji. (tri/kun)

  • Dump Truk Bermuatan Bahan Keramik Tabrak Tebing di Pacitan

    Dump Truk Bermuatan Bahan Keramik Tabrak Tebing di Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) – Kecelakaan tunggal terjadi di jalan nasional Pacitan–Trenggalek, tepatnya di Dusun Sumber, Desa Ketepung, Kecamatan Kebonagung.

    Sebuah dump truk bernomor polisi L 9156 UI yang melaju dari arah Kecamatan Tulakan menabrak tebing setelah mengalami rem blong.

    “Truk sudah blong sekitar Bakso, Pakis. Sopir berusaha menghentikan laju kendaraan dengan menabrakkan mobil ke tebing,” ujar Agung, salah seorang warga yang berada di lokasi saat kejadian, Senin (8/9/2025).

    Akibat insiden itu, sopir truk bernama Efendi meninggal dunia di tempat kejadian. Korban tewas setelah tubuhnya terjepit bodi truk yang sarat muatan keramik.

    “Korban kondisinya terjepit, besar kemungkinan sudah meninggal dunia,” tambah Agung.

    Kasat Lantas Polres Pacitan, AKP Moch. Angga Bagus Sasongko, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, proses evakuasi masih menunggu bantuan alat berat.

    “Anggota Satlantas sudah berada di lokasi untuk mengatur lalu lintas, karena banyak warga dan pengendara yang berhenti melihat peristiwa itu,” jelasnya. (tri/ted)

  • 7
                    
                        Pelaku Mutilasi di Pacet, Mojokerto Simpan Barang Bukti di Kos
                        Surabaya

    7 Pelaku Mutilasi di Pacet, Mojokerto Simpan Barang Bukti di Kos Surabaya

    Pelaku Mutilasi di Pacet, Mojokerto Simpan Barang Bukti di Kos
    Tim Redaksi
    MOJOKERTO, KOMPAS.com
    – Alvi Maulana (24) membunuh kekasihnya, TAS (25), lalu memutilasi tubuh korban menjadi banyak bagian.
    Alvi membunuh dan memutilasi korban pada Minggu (31/8/2025) di dalam kos, Lidah Wetan, Surabaya. Lalu, potongan tubuh korban dibuang ke kawasan hutan Pacet, Mojokerto.
    Namun, pelaku merupakan warga Desa Aek Paing, Kecamatan Rantau Utara, Labuhan Batu, Sumatera Utara. Sementara korban adalah warga Made, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jatim.
    Seorang warga berinisial S menemukan potongan tubuh korban bagian kaki pada Sabtu (6/9/2025), kemudian melapor ke Polsek Pacet.
    Kasusnya dilimpahkan ke Polres Mojokerto. Setelah ditelusuri menggunakan anjing pelacak, ditemukan potongan tubuh korban lainnya.
    “Dengan bantuan anjing pelacak di TKP, ada potongan lain tubuh korban,” kata Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, Senin (8/9/2025).
    Setelah dilakukan penyelidikan kepolisian, pelaku masih menyimpan potongan tubuh korban yang lain di dalam kosnya.
    Pelaku memotong tubuh korban, saat ditemukan kondisinya sudah membusuk.
    “Pastinya sudah membusuk dan sudah dibuang dan berhasil kita temukan beberapa bagian organ dalam,” terangnya.
    Bahkan, pelaku masih menyimpan bagian tubuh korban lainnya di belakang lemari, karena hendak dibuang ke titik lainnya. Namun, dia lebih dulu diamankan.
    “Ada yang masih tersimpan di rumah kos dan ada yang dibuang pada saat dini hari sebelum subuh dia lakukan,” ujarnya.
    Diketahui, puluhan potongan tubuh korban milik perempuan TAS (25) asal Pacitan, Jatim, ditemukan warga di semak-semak wilayah Pacet, Mojokerto, pada Sabtu (7/9/2025) sekitar pukul 10.40 WIB.
    Hubungan pelaku dengan korban merupakan sepasang kekasih, belum menikah tetapi tinggal dalam satu atap. Motifnya dilatari karena sakit hati dengan sikap korban selama berhubungan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi Penangkapan Pelaku Mutilasi Mojokerto

    Kronologi Penangkapan Pelaku Mutilasi Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Misteri potongan tubuh manusia yang ditemukan berserakan di pinggir Jurang AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto akhirnya terungkap. Satreskrim Polres Mojokerto berhasil menangkap pelaku pembunuhan sekaligus mutilasi korban Tiara Angelina Saraswati (25).

    Pelaku diketahui merupakan pacar korban sendiri, yakni Alvi Maulana (24), warga Dusun Aek Paing Tengah, Desa Aek Paing, Rantau Utara, Labuhanbatu, Sumatera Utara. Pelaku diamankan di tempat kos kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya usai terungkap identitas korban yang merupakan warga Lamongan tersebut.

    Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama menjelaskan kronologi pengungakapan kasus dan penangkapan pelaku. Proses identifikasi berawal dari penyisiran tim gabungan bersama relawan di lokasi kejadian. Dari penyisiran area curam sekitar 200 meter, petugas berhasil menemukan 62 potongan tubuh, terdiri dari 61 potongan tubuh dan satu pergelangan kaki kiri.

    Tim gabungan Satreskrim Polres Mojokerto dan Polda Jatim serta relawan menyisir potongan tubuh korban. [Foto ; ist]Pencarian kemudian dilanjutkan dengan menerjunkan anjing pelacak (K-9) milik Polri. Dari hasil kerja K-9, ditemukan pergelangan tangan korban yang menjadi kunci identifikasi. Dari situlah, polisi memastikan korban adalah Tiara Angelina Saraswati (25). Korban kelahiran Pacitan, keluarga tinggal di Lamongan.

    “Setelah menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1), korban tinggal di Surabaya. Setelah identitas korban diketahui, kami langsung melakukan profiling dan mendatangi pihak keluarga. Dari informasi yang diberikan oleh keluarga korban memang tidak terlalu banyak karena korban dan pihak keluarga juga jarang berkomunikasi,” ujarnya.

    Keluarga korban sebelumnya mengaku jarang berkomunikasi dengan TAS, sehingga informasi awal cukup terbatas. Polisi berhasil mengungkap bahwa hubungan korban dan pelaku berujung tragis. Pihaknya mengontongi satu identitas yakni pacar korban, Alvi Maulana (24), warga Dusun Aek Paing Tengah, Desa Aek Paing, Rantau Utara, Labuhanbatu, Sumatera Utara.

    “Dari keterangan keluarga, kami mendapatkan petunjuk soal pacar korban. Dari hasil pendalaman, alhamdulillah pelaku berhasil kami amankan. Pelaku berhasil diamankan di tempat kos di kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya,” pungkasnya.

    Seluruh potongan tubuh yang ditemukan sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Brimob Porong, Kabupaten Sidoarjo untuk dilakukan uji forensik. Sementara itu, pelaku Alvi Maulana kini ditahan di Polres Mojokerto untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait motif pembunuhan sadis tersebut.

    Sebelumnya, warga Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto digemparkan dengan penemuan potongan kaki manusia di jurang pinggir Jalan Turunan AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet. Potongan kaki tersebut ditemukan dalam kondisi membusuk.

    Potongan kaki sebelah kiri itu ditemukan di sisi timur jalan raya, tepatnya di dasar jurang dengan kedalaman sekitar 5 meter. Tak jauh dari lokasi, warga juga mendapati bagian tubuh lain berupa potongan daging dan rambut yang tercecer sekitar 50 meter dari titik awal. [tin/but]

  • Pelaku Pembunuh Mutilasi di Pacet Dikenal Pendiam
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 September 2025

    Pelaku Pembunuh Mutilasi di Pacet Dikenal Pendiam Surabaya 7 September 2025

    Pelaku Pembunuh Mutilasi di Pacet Dikenal Pendiam
    Tim Redaksi
    MOJOKERTO, KOMPAS.com
    – Alvi Maulana (24), pelaku kasus mutilasi yang menggemparkan masyarakat Mojokerto, ditangkap di kamar kosnya di kawasan Lidah Wetan, Surabaya pada Minggu (7/9/2025).
    Pelaku diketahui merupakan warga Desa Aek Paing, Kecamatan Rantau Utara, Labuhan Batu, Sumatera Utara.
    Ketua RT 01 RW 01 Lidah Wetan, Heru, menyebutkan bahwa Alvi telah tinggal di kos tersebut selama lima bulan dan dikenal sebagai sosok yang pendiam.
    “Biasanya beli makan di warung. Cenderung pendiam, jarang bergaul,” ungkap Heru saat ditemui di lokasi kejadian.
    Alvi sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol) dan diduga telah menjalin hubungan pernikahan siri dengan korban.
    Saat penangkapan, Heru diminta oleh polisi untuk mendampingi sebagai saksi.
    Ia menyaksikan polisi membawa satu kantong plastik dari kamar pelaku.
    “Beberapa polisi lain keluar membawa 1 kresek hitam tanggung. Nggak tau berisi apa, apakah barang bukti atau potongan tubuh,” ujarnya.
    Kasus ini bermula ketika puluhan potongan tubuh korban, seorang perempuan berinisial TAS (25) asal Pacitan, Jawa Timur, ditemukan warga di semak-semak kawasan Pacet, Mojokerto pada Sabtu (7/9/2025) sekitar pukul 10.40 WIB.
    Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan tubuhnya dibagi menjadi 63 potongan, termasuk satu potongan kaki kiri dan satu potongan pergelangan tangan kanan.
    Hubungan antara pelaku dan korban diduga merupakan sepasang kekasih, namun hingga saat ini, motif di balik pembunuhan ini masih belum diketahui.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.