kab/kota: Pacitan

  • Terperosok Jalan Berlubang, Ibu-Ibu Tewas di Jalur JLS Pacitan

    Terperosok Jalan Berlubang, Ibu-Ibu Tewas di Jalur JLS Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) – Nasib nahas dialami Tatik Dwi Haryani (37), warga Dusun Krajan, Desa Kayen, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, yang harus meregang nyawa.

    Peristiwa tragis itu terjadi akibat kecelakaan di Jalan Jalur Lintas Selatan (JLS) Pacitan–Trenggalek, tepatnya di Dusun Waru, Desa Karanganyar, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Sabtu (13/12) sekitar pukul 10.00 WIB.

    Kasi Humas Polres Pacitan, Aiptu Thomas Alim Suheny, menerangkan berdasarkan informasi petugas di lapangan, kecelakaan bermula saat korban yang mengendarai sepeda motor Honda Vario bernomor polisi AE 5561 YC melaju dari Pacitan menuju Kebonagung.

    Sesampainya di lokasi kejadian perkara (TKP), korban berusaha menyalip kendaraan roda empat. Namun setelah melewati kendaraan tersebut, sepeda motor korban oleng diduga akibat kondisi jalan aspal yang berlubang. “Korban kehilangan kendali dan terjatuh di badan jalan,” katanya.

    Akibat kejadian tersebut, korban mengalami benturan keras di bagian kepala. Korban sempat dilarikan menuju RSUD dr. Darsono Pacitan, namun nyawanya tidak tertolong. “Korban meninggal saat di perjalanan,” terangnya. (tri/kun)

  • Bantuan Tiba di Lokasi Ledakan Pacitan, Satu Korban Kembali Dirujuk Usai Muntah Darah

    Bantuan Tiba di Lokasi Ledakan Pacitan, Satu Korban Kembali Dirujuk Usai Muntah Darah

    Pacitan (beritajatim.com) – Penyaluran bantuan logistik dan medis mulai mengalir ke Desa Tahunan Baru, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, pasca insiden ledakan dahsyat yang diduga bersumber dari bahan petasan. Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pacitan bergerak cepat menyalurkan paket sembako, terpal, alas tidur, hingga obat-obatan pada Sabtu (13/12/2025) untuk warga yang kehilangan tempat tinggal.

    Bantuan tersebut diserahkan langsung di lokasi kejadian yang kini telah disterilkan, serta di area pengungsian sementara yang memanfaatkan rumah warga sekitar. Langkah ini diambil untuk memastikan kebutuhan dasar para korban yang rumahnya hancur tetap terpenuhi di tengah masa pemulihan trauma.

    Bhabinkamtibmas Polsek Tegalombo, Bripka Wiwi Yohana, yang berada di lokasi kejadian menjelaskan situasi terkini para pengungsi. Warga yang terdampak ledakan saat ini ditampung di kediaman salah satu warga bernama Lamin, yang struktur bangunannya dinilai masih aman dan layak huni.

    “Semalam korban dan warga berkumpul di rumah Mbah Lamin yang masih bisa ditempati. Untuk sementara mereka tinggal di rumah tetangga,” ujar Bripka Wiwi saat dikonfirmasi, Sabtu (13/12/2025).

    Wiwi menambahkan bahwa pihak kepolisian tidak hanya fokus pada pengamanan lokasi, tetapi juga pendampingan psikologis. Ia sendiri turut bermalam di lokasi pengungsian untuk memantau kondisi warga dan memastikan keamanan lingkungan pasca-insiden.

    “Iya, tadi malam ikut mengungsi bersama warga,” jelasnya singkat.

    Update medis dari lima korban luka menunjukkan perkembangan yang beragam. Tiga korban, yakni Arba Sarifudin, Cantika Noviana Ristasari, dan Endro Dwi Nur Fidayanto, dilaporkan telah membaik dan diperbolehkan kembali ke lokasi pengungsian.

    Namun, kondisi berbeda dialami dua korban lainnya. Sutini masih harus menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Ponorogo. Sementara itu, kondisi Sidik Sarofudin yang sebelumnya sempat dipulangkan dari Puskesmas Gemaharjo, mendadak memburuk.

    Sidik terpaksa dilarikan kembali ke RSUD dr. Harjono Ponorogo karena mengalami pendarahan internal yang cukup serius tak lama setelah sampai di rumah.

    “Kemarin sempat pulang, namun Sidik dirumah muntah darah dan dirujuk ke Ponorogo,” ungkap Wiwi.

    Insiden ledakan yang terjadi pada Jumat pagi tersebut mengakibatkan kerusakan parah pada tiga unit rumah warga. Hingga berita ini diturunkan, aparat kepolisian masih terus melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) guna memastikan penyebab utama ledakan yang menggemparkan warga Tegalombo tersebut. [tri/beq]

  • Ledakan Dahsyat di Pacitan Hancurkan Tiga Rumah, Polisi Sebut Bersumber dari Sisa Mercon Hari Raya

    Ledakan Dahsyat di Pacitan Hancurkan Tiga Rumah, Polisi Sebut Bersumber dari Sisa Mercon Hari Raya

    Pacitan (beritajatim.com) – Ledakan kuat mengguncang Dusun Semanding, Desa Tahunan Baru, Kecamatan Tegalombo, Pacitan, Jumat (12/12/2025) pagi sekitar pukul 06.00 WIB. Dentuman dahsyat yang disertai kilatan cahaya itu meratakan dua rumah, merusak satu rumah lainnya, serta melukai lima warga.

    Polisi kini mengungkap fakta baru terkait sumber ledakan. Kasat Reskrim Polres Pacitan AKP Khoirul Maskanan mengatakan, dentuman tersebut diduga berasal dari sisa mercon atau bahan peledak rakitan yang dibuat saat perayaan Idul Fitri tahun lalu.

    “Keterangan saksi orang dekat bahwa ledakan dari sisa mesiu mercon yang dibuat pada perayaan Hari Raya tahun kemarin,” ujar AKP Khoirul Maskanan saat dikonfirmasi, Jumat petang.

    Hasil olah tempat kejadian perkara menunjukkan titik ledakan berada di salah satu rumah yang terdampak. Aparat masih menelusuri apakah bahan peledak itu sengaja disimpan atau terlupakan oleh pemiliknya.

    Kapolsek Tegalombo Iptu Fatchur Rahman menyebut lima orang menjadi korban akibat kuatnya ledakan. Mereka adalah Sidik Sarofudin, Sutini, Arba Sarifudin, Cantika Noviana Ristasari, serta Endro Dwi Nur Fidayanto.

    Empat korban dirawat di Puskesmas Gemaharjo, sementara satu lainnya dirujuk ke RSUD dr Hardjono Ponorogo lantaran mengalami sesak napas dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan CT scan.

    “Untuk yang satu orang dirujuk ke rumah sakit Ponorogo untuk dilakukan scan karena mengalami sesak napas,” ujar Iptu Fathur.

    Salah satu korban, Sidik Sarofudin, menceritakan detik-detik terjadinya ledakan. Saat itu ia masih tertidur ketika tiba-tiba suara menggelegar disertai cahaya terang mengagetkannya.

    “Pas ada ledakan itu saya masih tidur. Tiba-tiba ada ledakan itu,” tuturnya dari ruang perawatan.

    Sidik mengaku langsung terbangun dan mendapati bagian rumahnya telah runtuh akibat kerasnya tekanan ledakan. Ia sempat terjebak di bawah reruntuhan sebelum akhirnya berhasil keluar dan ditemukan warga yang membawanya ke Puskesmas.

    Hingga kini, polisi masih melakukan pendalaman terkait kepemilikan dan penyimpanan bahan peledak tersebut. (tri/ted)

  • Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        12 Desember 2025

    Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun Surabaya 12 Desember 2025

    Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansah melakukan penanaman pohon di Bumi Perkemahan Gelagah Arum, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jumat (12/12/2025).
    Khofifah juga mengajak seluruh warga Jawa Timur untuk menanam pohon setidaknya setahun sekali.
    “Ya itu loh paling tidak tiap ulang tahun rek (menanam). Saya melakukan itu dari 1991, setiap ulang tahun saya menanam itu dan anak-anak saya sampai sekarang kalau HUT saya mereka pun juga kasih tanaman,” kata Khofifah di Bumi Perkemahan Glagah Arum, Jumat (12/12/2025).
    Khofifah menegaskan, gerakan menanam pohon bukan sekadar seremonial semata. Namun, hal ini merupakan aksi nyata untuk menjaga keberlanjutan alam.
    Ia juga menyinggung pentingnya upaya bersama dalam menghadapi perubahan iklim, sekaligus mendukung target nasional Net Zero Emission (NZE) 2060.
    Bahkan, Khofifah optimistis Indonesia bisa mencapai target tersebut lebih cepat apabila setiap orang mau menanam pohon secara maksimal.
    “Kalau Indonesia menarget Net Zero Emission 2060, maka tugas kita bersama untuk bisa menyiapkan terwujudnya 2060 itu pada Net Zero Emission,” ujarnya.
    Khofifah merekomendasikan, salah satu pohon yang ditanam adalah mangrove.
    Menurutnya, mangrove memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida lima kali lebih besar dibandingkan pohon biasa.
    “Mangrove bisa menyerap karbon dioksida lima kali lebih banyak dari pohon lain. Sedapat mungkin kita melakukan lebih banyak, lebih sering,” kata Khofifah.
    Lebih lanjut, Khofifah turut menginformasikan bahwa Festival Mangrove ke-9 akan digelar pada 22 Desember mendatang di Pacitan sebagai bentuk komitmen Jawa Timur dalam memperkuat gerakan pelestarian lingkungan.
    “Festival mangrove ke-9 akan kita lakukan di Pacitan. Ini penanda bahwa kita mencintai alam dan bersama memperkuat daya dukung lingkungan,” tutupnya.
    Sementara itu, Bupati Lumajang Indah Amperawati menyebut, menanam 1 batang pohon merupakan sedekah oksigen yang bisa dihirup oleh banyak orang.
    “Ini sedekah oksigen. Harapannya, masyarakat Jawa Timur meniru, minimal satu orang menanam satu atau dua pohon setiap tahun,” ujar Indah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ledakan di Pacitan: Polisi Temukan Jejak Bahan Pembuat Petasan

    Ledakan di Pacitan: Polisi Temukan Jejak Bahan Pembuat Petasan

    Pacitan (beritajatim.com) – Ledakan keras yang menghancurkan dua rumah di Dusun Semanding, Desa Tahunan Baru, Kecamatan Tegalombo, pada Jumat pagi sekitar pukul 06.00 WIB, diduga kuat berasal dari bahan peledak untuk pembuatan petasan. Dugaan ini muncul setelah polisi menemukan sejumlah barang mencurigakan di lokasi kejadian.

    Unit Inafis Polres Pacitan yang melakukan olah tempat kejadian perkara menemukan tumpukan kertas serta bau menyengat yang diduga berasal dari serbuk petasan. Temuan itu mengarah pada kemungkinan bahwa bahan peledak rakitan atau bahan pembuat petasan disimpan di dalam rumah salah satu korban.

    Kapolsek Tegalombo, Iptu Fatchur Rahman, mengatakan bahwa indikasi tersebut semakin kuat setelah petugas menemukan sisa-sisa material yang lazim digunakan untuk merakit petasan. Namun, penyebab pasti masih dalam proses penyelidikan lebih mendalam.

    “Di TKP kami menemukan sejumlah barang yang mengarah pada bahan pembuat petasan. Saat ini tim sedang mengumpulkan barang bukti tambahan dan meminta keterangan saksi untuk memastikan pemicunya,” ujarnya.

    Akibat ledakan tersebut, lima warga mengalami luka-luka dan dua rumah semi permanen milik warga hancur rata dengan tanah. Satu rumah lain yang berada tepat di bawah lokasi kejadian juga mengalami kerusakan.

    Kapolsek belum bisa menjelaskan jumlah pasti bahan petasan yang disimpan, saat ini masih meminta keterangan sejumlah saksi. “Kalau jumlahnya belum pasti, tapi kemungkinan banyak kalau melihat dampak ledakannya,” pungkasnya. (tri/kun)

  • Pagi Mencekam di Pacitan: Ledakan Hancurkan Rumah dan Lukai Warga

    Pagi Mencekam di Pacitan: Ledakan Hancurkan Rumah dan Lukai Warga

    Pacitan (beritajatim.com) – Ledakan dahsyat mengguncang Dusun Semanding, Desa Tahunan Baru, Kecamatan Tegalombo, Pacitan, pada Jumat pagi sekitar pukul 06.00 WIB.

    Peristiwa tersebut menyebabkan lima warga terluka dan dua rumah semi permanen milik warga luluh lantak hingga rata dengan tanah. Satu rumah lain yang berada di bawah lokasi kejadian juga mengalami kerusakan cukup parah.

    Ledakan terjadi begitu cepat dan memicu kepanikan warga sekitar. Salah satu korban, Syidiq Syarofudin, mengaku saat itu masih tidur ketika mendengar suara ledakan mirip bom disertai kilatan cahaya. “Saya masih tidur, ada ledakan saya terbangun, kayak ada kilatan,” kata Syidiq saat dikonfirmasi.

    Syok dan tertimpa reruntuhan bangunan, ia berusaha keluar hingga akhirnya ditemukan warga dan dibawa ke Puskesmas Gemaharjo.

    Selain Syidiq, empat korban lain yakni Cantika Noriana Ristaeni, Sutini, Arba Sarifudin, dan Endro Dwi, juga mengalami luka ringan.

    Mereka sempat menjalani perawatan sebelum akhirnya dipulangkan dan tinggal sementara di rumah keluarga. Cantika harus dirujuk ke RSUD Ponorogo karena mengalami sesak napas. (tri/kun)

  • Terungkap! Begini Cara Mbah Tarman Dapat Angpao untuk Tamu di Pernikahan Cek Rp3 M Palsu

    Terungkap! Begini Cara Mbah Tarman Dapat Angpao untuk Tamu di Pernikahan Cek Rp3 M Palsu

    Pacitan (beritajatim.com) – Kasus pernikahan viral dengan mahar cek senilai Rp3 miliar yang diduga palsu kembali memasuki babak baru. Selain perbedaan usia 50 tahun antara mempelai pria dan wanita, terungkap fakta lain yang tak kalah mengejutkan: semua tamu undangan yang hadir dalam resepsi pernikahan menerima angpau Rp100 ribu per orang.

    Dalam proses penyidikan, Polres Pacitan menemukan sumber dana yang digunakan Mbah Tarman, mempelai pria berusia 74 tahun, untuk membagi-bagikan uang tersebut. Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar mengungkapkan bahwa sebelum pernikahan digelar, Tarman menggadaikan sebuah mobil sewaan asal Ponorogo kepada tetangga keluarga mempelai wanita. Dari praktik gadai itu, ia mendapatkan uang sebesar Rp 50 juta.

    “Sebanyak Rp 30 juta dibagikan kepada tamu yang hadir dalam resepsi. Masing-masing memperoleh Rp 100 ribu,” jelas Kapolres,ditulis Jumat (12/12/2025).

    Namun aksi tersebut buru-buru terendus pemilik rental mobil. Meski tak menempuh jalur hukum, pemilik tetap menarik kembali kendaraannya. Sementara pihak penerima gadai terlanjur mengeluarkan uang Rp 50 juta. Untuk mencegah persoalan melebar, keluarga mempelai perempuan akhirnya memberikan jaminan berupa sertifikat tanah.

    Pihak kepolisian sebenarnya membuka peluang bagi keluarga mempelai perempuan untuk melapor jika merasa dirugikan. Namun keluarga memilih tidak mengambil langkah hukum. Bahkan, mempelai wanita menyatakan tetap setia mendampingi suaminya hingga proses persidangan selesai.

    “Pihak perempuan sampai saat ini masih mencintai dan menyayangi Mbah Tarman sebagai suami yang sah. Mereka menyampaikan akan terus mendampingi hingga kasus ini diputus di pengadilan,” ujar Kapolres.

    Sementara itu, kasus dugaan pemalsuan dokumen berupa cek Rp3 miliar kini masih berjalan di Polres Pacitan. Polisi menegaskan penyidikan terus berlanjut meski pihak keluarga perempuan tidak memberikan laporan tambahan. [tri/aje]

  • Kasus Motor Raib di Tulakan Pacitan Terbongkar: Terjerat Utang Judol, Suami Jadi Pelaku

    Kasus Motor Raib di Tulakan Pacitan Terbongkar: Terjerat Utang Judol, Suami Jadi Pelaku

    Pacitan (beritajatim.com) – Aksi pencurian motor di Kecamatan Tulakan ini sempat membuat heboh warga. Betapa tidak, motor milik seorang ibu rumah tangga berinisial LH, Warga Dusun Krajan desa Ngumbul Kecamatan Tulakan yang hilang secara misterius ternyata dicuri oleh suaminya sendiri. Kasus unik tersebut kini tengah ditangani aparat kepolisian.

    Informasi yang dihimpun beritajatim.com menyebutkan, kejadian bermula pada Rabu (3/12/2025) petang ketika LH mengantar anaknya mengaji ke rumah warga tetangga desa. Sepeda motor Honda Revo AE 6596 XO yang dikendarainya diparkir di garasi depan rumah tersebut. Usai mengaji, LH dan anaknya pulang, sementara motor tetap dititipkan di lokasi yang sama.

    Keesokan harinya, Kamis (4/12), LH bermaksud mengantar anaknya berangkat sekolah. Namun ia terkejut saat melihat motor berwarna hitam itu sudah hilang. Pencarian ke sekitar lokasi hingga menanyakan kepada warga tak menemukan petunjuk, sehingga ia memutuskan melapor ke Polsek Tulakan.

    Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar menyebut kasus itu cukup menarik karena setelah ditelusuri, pelaku pencurian justru adalah suami korban sendiri, berinisial CS.

    “Ini kasus pencurian dalam keluarga. Setelah didalami oleh anggota polsek dibantu anggota polres, ternyata pelakunya adalah suaminya sendiri,” ungkap Ayub ditulis Jumat (12/12/2025).

    Dari penyelidikan polisi, terungkap bahwa Icuk Suyono nekat mengambil motor istrinya lantaran terjerat utang akibat bermain judi online. Motif inilah yang akhirnya membuka tabir hilangnya motor tersebut.

    “Yang bersangkutan terlilit hutang karena judi online. Untuk perkara pencurian dalam keluarga, kami akan kedepankan proses mediasi,” jelas Kapolres.

    Hingga kini, pihak kepolisian masih memproses kasus tersebut sambil menunggu hasil mediasi antara keduanya. Polisi berharap penyelesaian dapat dilakukan secara kekeluargaan mengingat pelaku dan korban masih satu rumah tangga. [tri/aje]

  • 4 Orang Ditemukan Tewas dalam Mobil di Tol Tegal

    4 Orang Ditemukan Tewas dalam Mobil di Tol Tegal

    Tegal

    Empat orang ditemukan tewas dalam sebuah mobil di ruas tol Pejagan-Pemalang, Km 284, tepatnya masuk wilayah Desa Karangjati, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal. Belum diketahui penyebab kematian korban.

    Dilansir detikjateng, Jumat (12/12), Kapolres Tegal, AKBP Bayu Prasatyo, mengemukakan kejadian ini terungkap pada Kamis (11/12) pagi pukul 06.00 WIB. Ia mengungkap awalnya pada Kamis dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, mobil Toyota Kijang Kapsul warna silver bernomor polisi B 1973 KVA berhenti di Km 250.

    Karena berhenti cukup lama, petugas tol mendatangi untuk melihat kondisinya. Setiba di lokasi, petugas mendapati pengemudi dalam kondisi lemah.

    Petugas medis tol kemudian didatangkan dan melakukan pemeriksaan kondisi pengemudi. Petugas menyarankan agar dirujuk ke rumah sakit, namun pengemudi menolak dan menandatangani surat pernyataan sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

    Mobil kemudian melanjutkan perjalanan ke arah timur dan sekitar pukul 06.00 WIB, kendaraan tersebut kembali ditemukan terparkir di Km 284+800. Petugas tol mencoba melakukan pengecekan dengan mengetuk pintu dan jendela, namun tidak mendapatkan respons.

    1. IW, laki-laki, Pacitan, 23-02-1986, wiraswasta, alamat Jl. Melati Raya Blok CF 2/58, Desa Jatisari, Kota Bekasi.
    2. PRW, laki-laki, Pacitan, 15-11-1985, wiraswasta, alamat Dare RT 02/007, Desa Bubakan, Kabupaten Pacitan.
    3. WY, perempuan, Pacitan, 01-04-1987, ibu rumah tangga, alamat Jl. Melati Raya Blok CF2/58, Desa Jatisari, Kota Bekasi.
    4. Seorang anak balita.

    Simak selengkapnya di sini

    (isa/isa)

  • Solidaritas untuk Sumatra, Warga Pacitan Kirim Ratusan Paket Bantuan via BPBD

    Solidaritas untuk Sumatra, Warga Pacitan Kirim Ratusan Paket Bantuan via BPBD

    Pacitan (beritajatim.com) – Solidaritas warga Kabupaten Pacitan untuk korban bencana alam yang melanda wilayah Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh terbukti sangat tinggi. Ratusan paket bantuan logistik berhasil dikumpulkan dan diserahkan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan hanya dalam kurun waktu empat hari penggalangan dana dan barang.

    Posko donasi yang dibuka resmi oleh BPBD Pacitan sejak 5 hingga 8 Desember 2025 langsung mendapat respons positif dari masyarakat. Warga berbondong-bondong mendatangi kantor BPBD untuk menyerahkan berbagai kebutuhan mendesak, mulai dari bahan makanan pokok hingga perlengkapan bayi.

    “Kami membuka donasi sejak tanggal 5 hingga 8 Desember,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggono, Kamis (11/12/2025).

    Radite mengungkapkan bahwa antusiasme masyarakat sudah terlihat sejak hari pertama posko dibuka. Kepedulian ini dinilai luar biasa mengingat lokasi bencana yang berada jauh di luar pulau Jawa tidak menyurutkan niat warga untuk berbagi.

    “Warga Pacitan menunjukkan kepedulian luar biasa. Dalam waktu empat hari, ratusan paket bantuan terkumpul,” ujarnya.

    Berdasarkan data rekapitulasi BPBD, total bantuan yang terhimpun mencapai 667 item. Rincian logistik tersebut meliputi 550 kilogram beras, 189 dus mi instan, 15 dus sarden, serta aneka kebutuhan pelengkap seperti susu, biskuit, dan makanan bayi. Selain pangan, warga juga menyumbangkan selimut, perlengkapan mandi, pakaian layak pakai (pria dan wanita), hingga obat-obatan.

    Seluruh bantuan logistik ini dipastikan tidak mengendap di gudang daerah. BPBD Pacitan telah mengirimkan seluruh paket bantuan tersebut ke BPBD Provinsi Jawa Timur untuk kemudian didistribusikan secara terpusat ke lokasi-lokasi bencana di Sumatra.

    Radite sangat mengapresiasi semangat gotong royong yang ditunjukkan warga Pacitan. Aksi kolektif ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata bagi para korban yang tengah memulihkan diri pascabencana.

    “Inilah wujud kepedulian kita semua. Meskipun bencana terjadi jauh dari Pacitan, masyarakat tetap tergerak untuk membantu. Semoga bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita di Sumatra dan Aceh,” jelasnya. [tri/beq]