kab/kota: Pacitan

  • Gempa Magnitudo 3,6 Guncang Selatan Pacitan, 65 Kejadian Selama September

    Gempa Magnitudo 3,6 Guncang Selatan Pacitan, 65 Kejadian Selama September

    Pacitan (beritajatim.com) – Kabupaten Pacitan kembali diguncang gempa bumi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi dengan magnitudo 3,6 terjadi di wilayah selatan Pacitan, Senin (22/9/2025) pukul 09.27 WIB. Pusat gempa berada pada koordinat 10,67 Lintang Selatan dan 111,22 Bujur Timur atau sekitar 277 kilometer tenggara Pacitan, Jawa Timur, dengan kedalaman 10 kilometer.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, Erwin Andriatmoko, memastikan hingga kini tidak ada laporan dari masyarakat.

    “Tidak ada laporan masuk, termasuk getaran maupun kerusakan,” kata Erwin, Senin (22/9/2025).

    Meski demikian, pihaknya tetap mengimbau warga untuk selalu waspada. Menurutnya, gempa susulan bisa saja terjadi mengingat wilayah Pacitan dan sekitarnya termasuk kawasan rawan gempa.

    “Kami berharap masyarakat tetap tenang, namun meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan adanya gempa susulan,” tambahnya.

    Berdasarkan data Pusdalops BPBD Pacitan, sepanjang bulan September 2025 telah terjadi sebanyak 65 kejadian gempa bumi di wilayah Pacitan. Rentang kekuatan gempa tersebut tercatat antara 2 hingga 4 skala Richter. [tri/aje]

  • Pria Pacitan Ngamuk-ngamuk di Rumah Mantan Istri, Eks Mertua Tewas Dibacok

    Pria Pacitan Ngamuk-ngamuk di Rumah Mantan Istri, Eks Mertua Tewas Dibacok

    Pacitan

    Seorang pria inisial AS mengamuk di rumah mantan istrinya di daerah Dusun Drono, Pacitan, Jawa Timur. Di lokasi, AS membacok mantan mertuanya hingga tewas dan melukai empat anggota keluarga korban yang berada di lokasi.

    “Pelaku masih dalam pengejaran,” kata Kasat Reskrim Polres Pacitan AKP Khoirul Maskanan dilansir detikJatim, Minggu (21/9/2025).

    Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (20/9) pukul 19.00 WIB. Pelaku tiba-tiba mendatangi rumah mantan istrinya dan mengamuk di lokasi.

    Pelaku langsung mengamuk dengan membacok seisi rumah dengan senjata tajam. Satu orang meninggal di lokasi, sementara empat lainnya mengalami luka bacok.

    “Korban meninggal sudah dimakamkan. Sedangkan korban cedera yang rata-rata mengalami luka bacok di leher menjalani perawatan di rumah sakit,” terangnya.

    Aksi pelaku diduga dipicu rasa kesal mengetahui mantan istrinya telah menikah lagi. Pelaku saat ini masih dalam pengejaran petugas kepolisian.

    Baca selengkapnya di sini

    (ygs/lir)

  • Tragedi Pembacokan Sadis di Pacitan, Anak Pelaku Sebagai Saksi Kunci

    Tragedi Pembacokan Sadis di Pacitan, Anak Pelaku Sebagai Saksi Kunci

    Pacitan (beritajatim.com) – Insiden tragis terjadi pada Sabtu malam, 20 September 2025, di Dusun Drono, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Pacitan, ketika seorang pria berinisial AS (45), yang dikenal dengan nama Wawan, melakukan aksi pembacokan terhadap lima orang.

    Akibatnya, mantan mertuanya, Timi, meninggal dunia. Sementara itu, mantan istri pelaku, Miswati (40), Miskun (60), Eki (27), dan AG (10) harus menjalani perawatan intensif di IGD RSUD Pacitan.

    Dalam insiden yang menggegerkan warga setempat ini, BM (17), anak semata wayang dari pelaku, sempat menjadi sasaran ancaman ayahnya. BM yang merasa terancam, langsung melarikan diri dan bersembunyi di rumah warga.

    Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, menjelaskan bahwa BM tidak disandera oleh pelaku. “Anaknya tidak disandera, tetapi melarikan diri dan sekarang sudah diamankan di Polres. Ia sedang dimintai keterangan karena menjadi saksi kunci,” kata Kapolres, Minggu (21/9/2025).

    BM ditemukan pada Minggu pagi dan segera diamankan oleh petugas kepolisian sektor Arjosari demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Selanjutnya, BM dipindahkan ke Polres Pacitan untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut. “Yang bersangkutan awalnya diamankan di Polsek Arjosari, lalu dipindahkan ke Polres Pacitan,” tambah Kapolres.

    Motif sementara dari pembacokan ini adalah rasa sakit hati pelaku terhadap mantan istrinya, yang berencana untuk menikah lagi. Wawan, yang bekerja sebagai penjaga sekolah, diduga tidak terima dengan keputusan tersebut. Setelah melakukan aksi keji ini, pelaku melarikan diri dan kini sedang diburu oleh aparat kepolisian yang dibantu oleh TNI serta warga setempat. [tri/suf]

  • Beda Suara dengan DPW, 5 DPC Jatim Tetap Setia Dukung Mardiono jadi Caketum di Muktamar X PPP – Page 3

    Beda Suara dengan DPW, 5 DPC Jatim Tetap Setia Dukung Mardiono jadi Caketum di Muktamar X PPP – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Timur diwarnai perbedaan suara.

    Alasannya, karena tidak semua dewan pimpinan cabang atau DPC PPP di Jawa Timur (Jatim) mendukung Agus Suparwanto sebagai calon ketua umum (caketum) PPP untuk Muktamar X.

    Ketua DPW PPP Jatim Mundjidah Wahab menyebut, ada lima Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang tidak ikut suara Dewan Pimpinan Wilayah (DPW).

    Kelima DPC tersebut adalah Lamongan, Bangkalan, Pasuruan, Madiun, dan Pacitan tetap dukung Mardiono di Muktamar X PPP.

    Menanggapi hal itu, Sekretaris DPC PPP Bangkalan, Nurhasan menegaskan dukungan terhadap Mardiono sudah melalui pertimbangan matang dan tidak akan berubah meski berbeda suara dengan DPW.

    “Kami punya ijtihad sendiri. Keputusan ini lahir dari keyakinan kami masing-masing. Kami sudah cocok dengan Pak Mardiono dalam kondisi apa pun. Tidak bisa dirayu-rayu. Yang penting keputusan kami tetap,” ujar Nurhasan dalam keterangan tertulis diterima, Minggu (21/9/2025).

    Nurhasan dan para pengurus DPC yang mendukung Mardiono memastikan tidak ambil pusing dan menyatakan perbedaan suara adalah dinamika demokrasi jelang muktamar partai.

    “Biasa saja. Yang penting keputusan kami tidak berubah, tetap mendukung Pak Mardiono,” tegas Nurhasan.

    Sebagai informasi, Muktamar PPP rencananya akan digelar di Jakarta pada 27-29 September 2025.

     

    Kesal karena aksinya tak ditanggapi oleh Plt Ketua Umum PPP, Mardiono, puluhan kader PPP asal Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, melakukan aksi pembakaran terhadap seragam partai berlambang Ka’bah di halaman kantor Dewan Pimpinan Pusat PPP di Menteng, Jak…

  • Empat Korban Pembacokan di Arjosari Jalani Perawatan Intensif di RSUD Pacitan

    Empat Korban Pembacokan di Arjosari Jalani Perawatan Intensif di RSUD Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) – Empat korban pembacokan brutal di Dusun Drono, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Darsono Pacitan. Mereka adalah Miskun (60), Miswati (40), Arga (10), dan Eki Azrista (27).

    Kepala IGD RSUD dr. Darsono Pacitan, dr.Netty Nurnaningtyas,membenarkan bahwa seluruh korban dibawa ke IGD tidak lama setelah kejadian dan langsung mendapat penanganan medis.

    “Keempat pasien saat ini dalam kondisi sadar. Namun dua diantaranya mengalami patah tulang dan membutuhkan tindakan operasi,” jelas dr. Netty, Minggu (21/9/2025) pagi.

    Berdasarkan data medis, Miskun mengalami cedera kepala ringan dan patah tulang scapula. Sementara Miswati, mantan istri pelaku, mengalami cedera cukup parah dengan patah tulang di beberapa bagian tangan, termasuk patah terbuka radius ulna sinistra.

    “Keduanya dijadwalkan menjalani operasi ortopedi (ORIF) pada Senin (22/9/2025) apabila kondisi umum memungkinkan,” jelasnya.

    Sedangkan Arga, bocah 10 tahun, dan Eki, mengalami cedera kepala ringan. Hingga kini tim medis gabungan terus memantau kondisi korban. “Untuk Arga dan Eki, kami lakukan observasi ketat di ruang perawatan,” imbuh dr. Netty.

    Seperti diketahui, Seorang pria bernama Wawan (45), warga Desa Kayen, Kecamatan Pacitan, membacok mantan istrinya beserta anggota keluarga menggunakan senjata tajam jenis sabit.

    Aksi brutal itu menewaskan satu orang di lokasi kejadian serta menyebabkan empat lainnya mengalami luka berat. Korban meninggal diketahui bernama Timi (50), warga setempat. [tri/aje]

  • Keji! Pria di Pacitan Bantai 5 Orang Sekeluarga Mantan Istri, 1 Tewas

    Keji! Pria di Pacitan Bantai 5 Orang Sekeluarga Mantan Istri, 1 Tewas

    GELORA.CO  – Warga Desa Temon, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, digegerkan dengan aksi pembaantian satu keluarga, Sabtu (20/9/2025). Pelaku Bernama Wawan, tega membantai lima orang sekeluarga mantan istri hingga mengakibatkan satu orang tewas dan empat luka-luka.

    Usai mengamuk dan menyerang keluarga mantan istri dengan senjata tajam, pelaku lantas kabur dan hingga kini masih dalam pengejaran petugas.

    Belum diketahui motif pembantaian lima orang sekeluarga itu, namun diduga karena pelaku cemburu sang mantan istri telah menikah lagi dengan pria lain. 

    Korban tewas diketahui bernama Timi, mertua pelaku. Ia tewas di lokasi akibat luka bacok di bagian leher. Sementara empat korban luka yakni Miswati (mantan istri pelaku), Miskun (mertua), Eky (ipar korban), dan Arga (keponakan). Mereka dilarikan ke RSUD dr Darsono Pacitan untuk mendapatkan perawatan intensif. 

    Peristiwa bermula saat pelaku mendengar kabar mantan istrinya berencana menikah lagi. Tak terima dengan hal tersebut, pelaku mendatangi rumah keluarga Miswati sekitar pukul 19.00 WIB sambil membawa senjata tajam. Setelah terlibat cekcok, pelaku langsung membabi buta menyerang para korban.

    Kepala Desa Temon, Jamiatin, membenarkan peristiwa berdarah tersebut. “Empat korban luka masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Sementara pelaku masih dalam pencarian aparat kepolisian,” ujarnya, Minggu (21/9/2025). 

    Usai melakukan aksinya, Wawan melarikan diri. Hingga kini polisi masih melakukan pengejaran dan penyelidikan lebih lanjut terkait motif serta kronologi lengkap kejadian ini

  • Tragis! Pria di Pacitan Bacok Mantan Istri dan Keluarganya, 1 Tewas dan 4 Luka Berat

    Tragis! Pria di Pacitan Bacok Mantan Istri dan Keluarganya, 1 Tewas dan 4 Luka Berat

    Pacitan (beritajatim.com) – Peristiwa penganiayaan berdarah gegerkan warga Dusun Drono, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Sabtu (20/9/2025) malam. Seorang pria bernama Wawan (45), warga Desa Kayen, diduga membacok mantan istrinya beserta anggota keluarga menggunakan senjata tajam jenis sabit.

    Aksi brutal itu menewaskan satu orang di lokasi kejadian serta menyebabkan empat lainnya mengalami luka berat. Korban meninggal diketahui bernama Timi (50), warga setempat. Sementara korban luka, yakni Miskun (60), Miswati (40) yang merupakan mantan istri pelaku, Eki (27), dan Arga (10), kini menjalani perawatan intensif di IGD RSUD Pacitan.

    Menurut keterangan Kepala Desa Temon, Jamiatin, peristiwa ini dipicu kemarahan pelaku yang tidak terima mantan istrinya menolak ajakan rujuk dan berencana menikah lagi.

    “Pelaku datang membawa sabit dan melampiaskan amarahnya kepada keluarga mantan istrinya,” ungkapnya.

    Peristiwa tragis tersebut terjadi sekitar pukul 19.00 WIB dan baru dilaporkan ke pihak berwajib satu jam kemudian. Pelaku yang diketahui bekerja sebagai penjaga sekolah melarikan diri usai kejadian sambil membawa anak kandungnya, Bima (17).

    Polsek Arjosari bersama Polres Pacitan langsung mendatangi lokasi dan menutup tempat kejadian perkara. Aparat gabungan TNI, Polri, serta warga setempat kini tengah melakukan penyisiran untuk mengejar pelaku.

    Kasus ini masih dalam penanganan pihak kepolisian, sementara masyarakat diimbau tetap tenang dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat. [tri/aje]

  • Guru SMPN 1 Pacitan Dipindah karena Dugaan Pelecehan, Siswa Menangis Haru

    Guru SMPN 1 Pacitan Dipindah karena Dugaan Pelecehan, Siswa Menangis Haru

    Pacitan (beritajatim.com) – Kasus dugaan pelecehan seksual menggemparkan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Pacitan. Seorang oknum guru berinisial AD dilaporkan melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap sejumlah siswa.

    Kasus ini mencuat setelah seorang wali murid bernama Ika mengadu ke Dinas Pendidikan (Dindik) Pacitan pada Jumat (12/9/2025). Ika melaporkan bahwa anaknya mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan yang mengarah ke pelecehan seksual.

    “Pada hari Rabu kami memberikan surat perintah tugas (SPT) kepada guru yang bersangkutan. Dia kami tugaskan ke SMP Kebonagung,” kata Rino Budi Santoso, Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Jumat (19/9/2025).

    Rino menegaskan bahwa pemindahan ini bersifat sementara untuk mencegah situasi memanas di lingkungan sekolah. Guru yang bersangkutan juga tidak diizinkan bertugas di SMP 1 Pacitan.

    Berdasarkan laporan yang diterima Dindik Pacitan, terdapat empat anak yang menjadi korban, terdiri dari satu siswa perempuan dan empat siswa laki-laki.

    Lebih jauh, Rino menyampaikan, ada empat siswa yang melaporkan dugaan perbuatan tidak menyenangkan. Bentuknya mulai dari dicubit, diberi candaan tidak pantas, hingga dipukul dengan penggaris. Namun, ia memastikan empat siswa tersebut bukan anak pejabat DPRD.

    “Salah satunya justru anak pegawai bank,” tegasnya.

    Kasus ini menjadi viral setelah pihak sekolah menerima SPT tersebut. Sejumlah siswa bahkan menangis karena tidak mau ditinggal oleh guru tersebut. Momen ini direkam oleh guru lain dan diunggah ke media sosial, sehingga semakin memperluas jangkauan kasus ini. (tri/but)

  • Guru SMPN 1 Pacitan Dipindah karena Dugaan Pelecehan, Siswa Menangis Haru

    Guru SMPN 1 Pacitan Dipindah karena Dugaan Pelecehan, Siswa Menangis Haru

    Pacitan (beritajatim.com) – Kasus dugaan pelecehan seksual menggemparkan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Pacitan. Seorang oknum guru berinisial AD dilaporkan melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap sejumlah siswa.

    Kasus ini mencuat setelah seorang wali murid bernama Ika mengadu ke Dinas Pendidikan (Dindik) Pacitan pada Jumat (12/9/2025). Ika melaporkan bahwa anaknya mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan yang mengarah ke pelecehan seksual.

    “Pada hari Rabu kami memberikan surat perintah tugas (SPT) kepada guru yang bersangkutan. Dia kami tugaskan ke SMP Kebonagung,” kata Rino Budi Santoso, Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Jumat (19/9/2025).

    Rino menegaskan bahwa pemindahan ini bersifat sementara untuk mencegah situasi memanas di lingkungan sekolah. Guru yang bersangkutan juga tidak diizinkan bertugas di SMP 1 Pacitan.

    Berdasarkan laporan yang diterima Dindik Pacitan, terdapat empat anak yang menjadi korban, terdiri dari satu siswa perempuan dan empat siswa laki-laki.

    Lebih jauh, Rino menyampaikan, ada empat siswa yang melaporkan dugaan perbuatan tidak menyenangkan. Bentuknya mulai dari dicubit, diberi candaan tidak pantas, hingga dipukul dengan penggaris. Namun, ia memastikan empat siswa tersebut bukan anak pejabat DPRD.

    “Salah satunya justru anak pegawai bank,” tegasnya.

    Kasus ini menjadi viral setelah pihak sekolah menerima SPT tersebut. Sejumlah siswa bahkan menangis karena tidak mau ditinggal oleh guru tersebut. Momen ini direkam oleh guru lain dan diunggah ke media sosial, sehingga semakin memperluas jangkauan kasus ini. (tri/but)

  • Motor Hilang Saat Pemilik Tidur di Warung, Diduga Digondol Pengunjung.

    Motor Hilang Saat Pemilik Tidur di Warung, Diduga Digondol Pengunjung.

    Pacitan (beritajatim.com) – Aksi pencurian sepeda motor kembali terjadi di wilayah hukum Polsek Arjosari, Pacitan. Kali ini, motor Honda Beat warna putih dengan nomor polisi B-3146-TXR milik Rokhani (64), warga Dusun Krajan, Desa Gembong, raib saat diparkir di halaman warung, Rabu (17/9/2025) siang.

    Kasat Reskrim Polres Pacitan, AKP Choirul Maskanan, Mengatakan pencurian terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Sebelumnya, korban memarkirkan motor di halaman warungnya dengan kondisi kunci kontak masih menempel. Korban kemudian masuk ke dalam warung dan sempat tertidur di kursi.

    “Korban mendapati motor miliknya sudah tidak ada di halaman. Bersamaan dengan itu, seorang pria yang sebelumnya duduk di teras warung juga ikut menghilang tanpa membayar minuman yang dipesannya,” jelasnya.

    Pria tersebut datang sekitar pukul 10.30 WIB, berusia sekitar 30 tahun, berambut pendek, mengenakan kaos hitam, celana panjang, dan tas hitam. Ia sempat memesan segelas es jeruk, namun kemudian pergi meninggalkan warung bersamaan dengan hilangnya motor korban.

    Atas kejadian itu, korban mengalami kerugian satu unit sepeda motor Honda Beat tahun 2013. Barang bukti berupa fotokopi BPKB motor juga sudah diamankan polisi.

    “Kami memeriksa saksi dan menelusuri rekaman CCTV, Hanya saja wajah terduga pelaku tidak terlihat jelas,” jelasnya lagi. [tri/aje]