kab/kota: Pacitan

  • Masyarakat Kembang Pacitan Gelar Simulasi Gempa dan Tsunami di Watu Mejo Mangrove Park

    Masyarakat Kembang Pacitan Gelar Simulasi Gempa dan Tsunami di Watu Mejo Mangrove Park

    Pacitan (beritajatim.com) – Kelompok masyarakat di Dusun Kiteran, Desa Kembang, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, meningkatkan kesiapsiagaan darurat bencana dengan menggelar simulasi penanganan gempa bumi dan tsunami di kawasan Watu Mejo Mangrove Park, Kamis (25/9/2025).

    Latihan gabungan ini bertujuan memastikan edukasi tanggap darurat dapat berjalan optimal, terutama bagi masyarakat pesisir yang rawan bencana. Kegiatan tersebut melibatkan kelompok masyarakat Jangkar Segoro Kidul, Pokmas Anyelir, relawan, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan.

    “Tujuannya untuk terus meningkatkan kewaspadaan sekaligus memberi edukasi kepada masyarakat terkait potensi bencana yang mengintai. Desa Kembang berada di pesisir pantai selatan yang berisiko banjir dan tsunami,” jelas Indar Siswoyo, relawan Rumah Zakat yang menginisiasi kegiatan.

    Dalam simulasi, diperagakan suasana masyarakat yang tengah beraktivitas di kawasan wisata Watu Mejo Mangrove Park. Para pria sibuk membangun gazebo penunjang wisata, sementara kaum ibu menyiapkan makanan untuk pekerja.

    Tiba-tiba terjadi gempa berkekuatan 8,9 magnitudo. Warga sigap melindungi kepala mereka dari ancaman reruntuhan pohon. Setelah guncangan berhenti, mereka bergegas menuju titik kumpul di bukit dengan ketinggian lebih dari 20 meter.

    Peserta latihan juga mempraktikkan proses penyelamatan dan evakuasi warga terdampak, penanganan medis darurat, hingga pendampingan psikologis (trauma healing). [tri/aje]

  • Pelaku Pembunuhan di Arjosari Ditemukan Tewas di Hutan, Sayat Lengannya Sendiri

    Pelaku Pembunuhan di Arjosari Ditemukan Tewas di Hutan, Sayat Lengannya Sendiri

    Pacitan (beritajatim.com) – Hasil Visum Wawan, pelaku pembunuhan di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Pacitan akhirnya terkuak. Ia ditemukan tewas di sebuah hutan dengan kondisi mengenaskan dengan luka sayatan di lengannya, Kamis (25/9/2025).

    Usai dievakuasi Jasad Arif Setiawan dibawa ke RSUD dr. Darsono Pacitan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dari hasil visum diketahui bahwa pria bernama asli Arif Setiawan itu telah meninggal sekitar 2–3 hari sebelum ditemukan.

    “Sayatan benda tajam di lengan kiri bagian bawah diduga kuat menjadi penyebab kematian. Luka tersebut menyebabkan pendarahan hebat,” jelas dr. Wildan Kusnindar dalam keterangannya Kamis (25/9/2025).

    Kondisi jasad sudah membusuk, dipenuhi belatung, dan tubuh mengembang. Identitas Wawan diperkuat dengan sejumlah ciri fisik, diantaranya bekas tindik di telinga kiri, gigi geraham bawah yang sudah tidak ada, serta pakaian yang sesuai dengan rekaman CCTV saat terakhir terlihat.

    Polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi penemuan jasad, yakni 1 potong kaos hitam lengan pendek, celana pendek cokelat krem, dan celana dalam biru dongker.

    Kasat Reskrim Polres Pacitan, AKP Choirul Maskanan, memastikan bahwa jenazah tersebut adalah Arif Setiawan alias Wawan, warga Dusun Krajan, Desa Kayen, yang berprofesi sebagai penjaga sekolah.

    Ia sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP), penganiayaan berat (Pasal 351 KUHP), serta penggunaan senjata tajam (Pasal 2 UU Darurat No. 12 Tahun 1951).

    Kasus ini bermula pada Sabtu (20/9/2025), ketika Wawan melakukan aksi brutal di rumah seorang warga bernama Miskun di Dusun Drono, Desa Temon. Dengan senjata tajam, ia menyerang warga hingga menyebabkan lima orang luka berat dan dua korban meninggal dunia, termasuk seorang anak bernama Arga Novalleky Saputra (11) yang sempat dirawat di RS Bethesda Yogyakarta. [tri/aje]

  • Jejak Berdarah di Pacitan: Buronan Kasus Pembantaian Ditemukan Membusuk di Hutan

    Jejak Berdarah di Pacitan: Buronan Kasus Pembantaian Ditemukan Membusuk di Hutan

    Pacitan (beritajatim.com) – Misteri pelarian Arif Setiawan alias Wawan, terduga pelaku pembunuhan berencana dan penganiayaan berat di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, akhirnya terungkap. Pria berusia 45 tahun itu ditemukan tewas di hutan wilayah Dusun Drono, Desa Temon, Kamis (25/9/2025) pagi.

    Penemuan mayat terjadi sekitar pukul 10.30 WIB. Jasad Wawan ditemukan sungai kecil hutan sedalam dua meter, kurang lebih satu kilometer dari lokasi pembantaian yang menewaskan satu orang dan melukai empat korban lainnya pada Sabtu (20/9/2025), satu korban meninggal dunia setelah menjalani perawatan.

    Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, membenarkan penemuan tersebut. Ia menyebut, mayat pertama kali diketahui oleh warga yang mencium bau busuk menyengat dari arah hutan.

    “Warga kemudian melakukan pengecekan dan menemukan sesosok jasad laki-laki di dalam parit, tertutup semak-semak dan dedaunan kering,” ungkapnya Kamis (25/9/2025)

    Sekitar pukul 09.00 WIB, seorang warga bernama Anto Wijaya bersama tiga rekannya menelusuri bau busuk dari jalan setapak menuju hutan. Setelah menempuh perjalanan sekitar 500 meter, aroma semakin menyengat. Mereka lantas menelusuri semak-semak hingga parit.

    Benar saja, di kedalaman dua meter, mereka melihat sesosok tubuh laki-laki mengenakan kaos hitam dan celana pendek coklat. Setelah dicek lebih lanjut, ciri-ciri tubuh mengarah pada Wawan, buronan kasus pembunuhan di Dusun Drono.

    Jasad kemudian dibawa ke RSUD dr. Darsono Pacitan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dari hasil visum dokter M. Wildan Kusnindar, diketahui bahwa Wawan sudah meninggal sekitar 2–3 hari sebelum ditemukan.

    Selain itu, beberapa ciri fisik yang cocok dengan identitas Wawan turut menguatkan identifikasi, di antaranya bekas tindik di telinga kiri, gigi graham bawah yang sudah tidak ada, serta pakaian yang sama dengan yang terekam CCTV saat ia terakhir terlihat.

    Kasus ini bermula pada Sabtu (20/9/2025) di rumah seorang warga bernama Miskun di Dusun Drono, Desa Temon. Saat itu, Wawan melakukan aksi brutal dengan senjata tajam yang mengakibatkan lima korban luka berat dan dua orang meninggal dunia, yakni seorang korban di lokasi kejadian dan seorang anak bernama Arga Novalleky Saputra (11) yang sempat dirawat di RS Bethesda Yogyakarta.

    Usai kejadian, pelaku melarikan diri ke arah hutan. Aparat kepolisian bersama TNI dan warga melakukan pencarian intensif, bahkan mendatangkan tim K-9 Polda Jatim. Namun upaya itu tidak langsung membuahkan hasil hingga akhirnya jasad Wawan ditemukan Kamis pagi.

    Polres Pacitan memastikan jenazah yang ditemukan adalah Arif Setiawan alias Wawan, warga Dusun Krajan, Desa Kayen, Pacitan, yang bekerja sebagai penjaga sekolah. (tri/kun)

  • BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan 2025/2026 di Jawa Timur akan datang lebih awal pada Oktober 2025. Fenomena ini mencakup 49 zona musim (ZOM) dari total 74 ZOM yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim.

    “Musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur diprediksi datang lebih awal atau maju dibandingkan normalnya meliputi 70 ZOM. Dengan awal musim hujan di bulan Oktober sebanyak 49 ZOM,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Anung Suprayitno, Kamis (25/9/2025).

    Menurut Anung, sifat hujan pada periode ini sebagian besar diperkirakan normal, meliputi 54 ZOM atau sekitar 73 persen wilayah. Curah hujan musim hujan diprediksi berkisar antara 1001–1500 mm di 21 ZOM dan 1501–2000 mm di 25 ZOM. Adapun puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari 2026 dengan cakupan 40 ZOM atau 54 persen wilayah Jawa Timur.

    BMKG mengingatkan pemerintah daerah, kota, hingga institusi terkait agar menyesuaikan program sektor pertanian dengan jadwal musim hujan yang lebih maju. Selain itu, langkah antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem di masa peralihan hingga bencana hidrometeorologi juga perlu disiapkan.

    “Antisipasi menghadapi bencana hidrometeorologi akibat dari cuaca ekstrem selama memasuki peralihan musim atau sepanjang musim hujan 2025/2026,” tegas Anung.

    Berikut rincian awal musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur dari total 74 ZOM:

    September – 8 ZOM (10,9%) Dasarian I–III

    Banyuwangi: Genteng, Glenmore, Kalibaru, Sempu
    Blitar: Binangun, Gandusari, Kesamben, Selopuro, Wates
    Kediri: Mojo, Semen
    Kota Batu: Batu, Bumiaji, Junrejo
    Lumajang: Candipuro, Pasirian, Pasrujambe, Senduro
    Malang: Bantur, Dampit, Donomulyo, Gedangan, Kalipare, Karangploso, Ngantang, Pagak, Pujon, Sumbermanjing, Tirtoyudo
    Ponorogo: Pudak, Pulung, Sooko
    Sumenep: Masalembu
    Trenggalek: Bendungan
    Tulungagung: Pagerwojo, Sendang

    Oktober – 49 ZOM (66,2%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Bangkalan, Blega, Burneh, Galis, Kamal, Konang, Kwanyar, Labang, Modung, Socah, Tanah Merah, Tragah
    Banyuwangi: Bangorejo, Banyuwangi, Blimbingsari, Cluring, Gambiran, Giri, Glagah, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Rogojampi, Siliragung, Singojuruh, Srono, Tegaldimo, Tegalsari
    Blitar: Bakung, Doko, Garum, Kademangan, Kanigoro, Kesamben, Nglegok, Panggungrejo, Ponggok, Sanankulon, Selorejo, Srengat, Sutojayan, Talun, Udanawu, Wlingi, Wonodadi, Wonotirto
    Bojonegoro: Balen, Baureno, Bojonegoro, Bubulan, Dander, Gayam, Gondang, Kalitidu, Kanor, Kapas, Kasiman, Kedewan, Kedungadem, Kepohbaru, Malo, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Padangan, Purwosari, Sekar, Sugihwaras, Sukosewu, Sumberrejo, Tambakrejo, Temayang, Trucuk
    Bondowoso: Binakal, Bondowoso, Botolinggo, Cerme, Curahdami, Grujugan, Jambesari, Klabang, Maesan, Pakem, Prajekan, Pujer, Sukosari, Sumberwringin, Taman Krocok, Tamanan, Tapen, Tegalampel, Tenggarang, Tlogosari, Wonosari, Wringin
    Gresik: Bungah, Duduksampeyan, Dukun, Gresik, Manyar, Panceng, Sangkapura, Sidayu, Tambak, Ujungpangkah
    Jember: Ajung, Ambulu, Arjasa, Balung, Bangsalsari, Gumukmas, Jelbuk, Jenggawah, Jombang, Kalisat, Kaliwates, Kencong, Ledokombo, Mayang, Mumbulsari, Pakusari, Panti, Patrang, Puger, Rambipuji, Semboro, Silo, Sukorambi, Sukowono, Sumberbaru, Sumberjambe, Sumbersari, Tanggul, Tempurejo, Umbulsari, Wuluhan
    Jombang: Bandarkedungmulyo, Bareng, Diwek, Gudo, Jogoroto, Jombang, Kabuh, Kesamben, Kudu, Megaluh, Mojoagung, Mojowarno, Tembelang, Wonosalam, Ngoro, Ngusikan, Perak, Peterongan, Plandaan, Ploso, Sumobito
    Kediri: Badas, Banyakan, Gampengrejo, Grogol, Gurah, Kandangan, Kandat, Kayen, Kepung, Kras, Kunjang, Ngadiluwih, Ngancar, Ngasem, Pagu, Papar, Pare, Plemahan, Plosoklaten, Puncu, Purwoasri, Ringinrejo, Tarokan, Wates
    Kota Blitar: Kepanjenkidul, Sananwetan, Sukorejo
    Kota Kediri: Kota, Mojoroto, Pesantren
    Kota Madiun: Kartoharjo, Manguharjo, Taman
    Kota Malang: Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru, Sukun
    Kota Mojokerto: Prajuritkulon
    Lamongan: Babat, Bluluk, Brondong, Deket, Glagah, Kalitengah, Karangbinangun, Karanggeneng, Kedungpring, Kembangbahu, Lamongan, Laren, Maduran, Mantup, Modo, Ngimbang, Paciran, Pucuk, Sambeng, Sarirejo, Sekaran, Solokuro, Sugio, Sukodadi, Sukorame, Tikung, Turi
    Lumajang: Gucialit, Jatiroto, Kedungjajang, Klakah, Kunir, Lumajang, Padang, Randuagung, Ranuyoso, Rowokangkung, Sukodono, Sumbersuko, Tekung, Tempeh, Yosowilangun
    Madiun: Balerejo, Kebonsari, Madiun, Mejayan, Pilangkenceng, Saradan, Sawahan, Wonoasri, Wungu, Dagangan, Dolopo, Geger, Gemarang, Jiwan, Kare
    Magetan: Barat, Bendo, Karangrejo, Karas, Kartoharjo, Kawedanan, Lembeyan, Magetan, Maospati, Ngariboyo, Nguntoronadi, Panekan, Parang, Plaosan, Poncol, Sidorejo, Sukomoro, Takeran
    Malang: Bululawang, Dau, Gondanglegi, Jabung, Kasembon, Kepanjen, Kromengan, Lawang, Ngajum, Pagelaran, Poncokusumo, Pakis, Pakisaji, Singosari, Sumberpucung, Tajinan, Tumpang, Turen, Wagir, Wajak, Wonosari
    Mojokerto: Gedeg, Gondang, Jatirejo, Kemlagi, Pacet, Sooko, Trawas, Trowulan
    Nganjuk: Bagor, Baron, Berbek, Gondang, Jatikalen, Kertosono, Lengkong, Loceret, Nganjuk, Ngetos, Ngluyu, Ngronggot, Pace, Patianrowo, Prambon, Rejoso, Sawahan, Sukomoro, Tanjunganom, Wilangan
    Ngawi: Bringin, Geneng, Gerih, Jogorogo, Karanganyar, Karangjati, Kasreman, Kedunggalar, Kendal, Kwadungan, Mantingan, Ngawi, Ngrambe, Padas, Pangkur, Paron, Pitu, Sine, Widodaren
    Pacitan: Arjosari, Bandar, Donorojo, Kebonagung, Nawangan, Ngadirojo, Pacitan, Pringkuku, Punung, Sudimoro, Tegalombo, Tulakan
    Pamekasan: Batumarmar, Galis, Kadur, Larangan, Pademawu, Pakong, Palenggaan, Pamekasan, Pasean, Pegantenan, Proppo, Tlanakan, Waru
    Pasuruan: Gempol, Kejayan, Lumbang, Pasrepan, Prigen, Purodadi, Purwosari, Puspo, Tosari, Tutur
    Ponorogo: Babadan, Badegan, Balong, Bungkal, Jambon, Jenangan, Jetis, Kauman, Mlarak, Ngebel, Ngrayun, Ponorogo, Sambit, Sampung, Sawoo, Siman, Slahung, Sukorejo
    Probolinggo: Bantaran, Banyuanyar, Gading, Krucil, Kuripan, Leces, Lumbang, Maron, Sukapura, Sumber, Tegalsiwalan, Tiris, Wonomerto
    Sampang: Cemplong, Jrengik, Karangpenang, Kedungdung, Omben, Pangarengan, Robatal, Sampang, Sokobanah, Sreseh, Tambelangan, Torjun
    Situbondo: Arjasa, Sumbermalang
    Sumenep: Ambunten, Batuputih, Bluto, Dasuk, Ganding, Guluk-Guluk, Lenteng, Pasongsongan, Pragaan, Rubar
    Trenggalek: Dongko, Durenan, Gandusari, Kampak, Karangan, Munjungan, Panggul, Pogalan, Pule, Suruh, Trenggalek, Tugu, Watulimo
    Tuban: Bancar, Bangilan, Grabagan, Jatirogo, Jenu, Kenduruan, Kerek, Merakurak, Montong, Palang, Parengan, Plumpang, Rengel, Semanding, Senori, Singgahan, Soko, Tambakboyo, Tuban, Widang
    Tulungagung: Pucanglaban, Rejotangan, Sumbergempol, Tanggunggunung, Bandung, Besuki, Boyolangu, Campurdarat, Gondang, Kalidawir, Karangrejo, Kauman, Kedungwaru, Ngantru, Ngunut, Pakel

    November – 14 ZOM (18,8%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Arosbaya, Geger, Klampis, Kokop, Sepulu, Tanjung
    Banyuwangi: Kalipuro, Wongsorejo
    Gresik: Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Driyorejo, Kebomas, Kedamean, Menganti, Wringinanom
    Kota Mojokerto: Kranggan, Magersari
    Kota Pasuruan: Bugul Kidul, Gadingrejo, Panggungrejo, Purworejo
    Kota Probolinggo: Kademangan, Kanigaran, Kedopok, Mayangan, Wonoasih
    Kota Surabaya: Asem Rowo, Benowo, Bubutan, Bulak, Dukuh Pakis, Gayungan, Genteng, Gubeng, Gunung Anyar, Jambangan, Karangpilang, Kenjeran, Krembangan, Lakarsantri, Mulyorejo, Pabean, Pakal, Rungkut, Sambikerep, Sawahan, Semampir, Simokerto, Sukolilo, Tegalsari, Tenggilis, Wiyung, Wonocolo, Wonokromo, Sukomanunggal, Tambaksari, Tandes
    Mojokerto: Bangsal, Dawarblandong, Dlanggu, Jetis, Kutorejo, Mojoanyar, Mojosari, Ngoro, Pungging, Puri
    Pasuruan: Bangil, Beji, Gempol, Gondangwetan, Grati, Kraton, Lekok, Nguling, Pandaan, Pohjentrek, Rejoso, Rembang, Sukorejo, Winongan, Wonorejo
    Probolinggo: Besuk, Dringu, Gending, Kotaanyar, Kraksaan, Krejengan, Paiton, Pajarakan, Pakuniran, Sumberasih, Tongas
    Sampang: Banyuates, Ketapang
    Situbondo: Asembagus, Banyuglugur, Banyuputih, Besuki, Jangkar, Jatibanteng, Mlandingan, Subon
    Sidoarjo: Balongbendo, Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Porong, Prambon, Sedati, Sidoarjo, Sukodono, Taman, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, Wonoayu
    Sumenep: Kalianget, Kangayan, Kota Sumenep, Manding, Nonggunon, Ra’as, Sapeken, Saronggi, Talango, Arjasa, Batang, Batuan, Dungkek, Gapura, Gayam, Giliginting

    Desember – 1 ZOM (1,4%) Dasarian I

    Situbondo: Bungatan, Kapongan, Kendit, Mangaran, Panarukan, Panji, Situbondo
    Musim Hujan Sepanjang 2025 – 2 ZOM (2,7%)
    Banyuwangi: Licin, Songgon
    Bondowoso: Sempol
    Lumajang: Pronojiwo, Tempursari
    Malang: Ampelgading

    [rma/beq]

  • SBY di Pacitan: Kader Demokrat Harus Peka Terhadap Rakyat, Jangan Pamer Kemewahan!

    SBY di Pacitan: Kader Demokrat Harus Peka Terhadap Rakyat, Jangan Pamer Kemewahan!

    Pacitan (beritajatim.com) – Gelaran Bimbingan Teknis Nasional (Bimteknas) Partai Demokrat Gelombang III resmi berakhir pada Selasa (23/9/2025) malam.

    Dalam penutupan, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hadir langsung untuk memberikan pesan kepada para kader. Ia menekankan pentingnya kepekaan anggota dewan terhadap kondisi masyarakat yang saat ini masih berjuang di tengah kesulitan.

    “Kader harus peka dengan kondisi rakyat. Bagaimanapun rakyat saat ini tengah berjuang ditengah kesulitan,” pesan SBY ditulis Rabu (24/9/2025).

    SBY juga mengingatkan agar para wakil rakyat tidak memamerkan kemewahan, mengingat perhatian publik kini tertuju pada kinerja pemerintah maupun legislatif. “Jangan sekali-kali pamer kemewahan,” tegasnya.

    Selain itu, SBY juga menekankan agar program-program pemerintah pusat di bawah Presiden Prabowo Subianto bisa disalurkan dan dikawal hingga ke daerah. Kegiatan yang menghadirkan 346 anggota DPRD kabupaten/kota dari berbagai provinsi itu berlangsung di Pacitan dengan lancar dan kompak.

    Peserta datang dari Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, hingga Jambi. Ketua Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP Partai Demokrat, Rizki Aulia Rahman Natakusumah, menyampaikan apresiasi atas kekompakan seluruh peserta.

    “Terima kasih atas kerjasamanya, karena mengikuti Bimteknas ini sampai selesai. Semoga materi yang diberikan narasumber bermanfaat,” ujar Rizki.

    Hadir pula dalam acara penutupan Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) serta Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. (tri/kun)

  • Korban Pembacokan di Pacitan Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS Bethesda Yogyakarta

    Korban Pembacokan di Pacitan Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS Bethesda Yogyakarta

    Pacitan (beritajatim.com) – Duka mendalam menyelimuti keluarga korban pembacokan sadis di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Arga Novalleky Saputra (11), salah satu korban, meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di RS Bethesda, Yogyakarta.

    Kepala Desa Temon, Jamiatin, membenarkan kabar duka tersebut. “Betul, jenazah sudah berada di rumah duka. Arga meninggal pada Selasa (23/9/2025) malam sekitar pukul 23.12 WIB di RS Bethesda, Yogyakarta,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (24/9/2025).

    Arga, siswa kelas V SDN 2 Temon, sebelumnya menjalani operasi dan sempat masuk PICU (ICU khusus anak) karena kondisinya terus menurun. Pada Senin (22/9), ia dirujuk dari RSUD dr. Darsono Pacitan ke RS Bethesda.

    “Pasien harus berada di ICU anak dengan ventilator. Sementara jumlah ruang ICU di rumah sakit rata-rata hanya sekitar 5 persen dari total tempat tidur,” jelas Kepala IGD RSUD dr. Darsono, Netty Nurnaningtyas.

    Dengan meninggalnya Arga, jumlah korban jiwa akibat aksi brutal pelaku bertambah. Sementara itu, dua korban lain, yakni Miskun dan Eki Azrista, sudah diperbolehkan pulang pada Selasa (23/9).

    Adapun Miswati, mantan istri pelaku, masih menjalani perawatan di RSUD Pacitan.
    “Miswati masih membutuhkan transfusi darah dan belum direncanakan pulang,” tambah Netty.

    Hingga hari keempat pencarian, pelaku pembacokan, AS alias Wawan, masih buron. Aparat kepolisian bahkan sudah menerjunkan anjing pelacak (K-9) untuk melacak keberadaannya, namun hingga kini belum membuahkan hasil. (tri/ian)

  • Polisi Kerahkan K-9 Polda Jatim, Pelaku Pembunuhan di Pacitan Diduga Keluar Desa Temon

    Polisi Kerahkan K-9 Polda Jatim, Pelaku Pembunuhan di Pacitan Diduga Keluar Desa Temon

    Pacitan (beritajatim.com) – Upaya pencarian terhadap AS alias Wawan, pelaku pembunuhan mantan ibu mertuanya di Dusun Drono, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, terus dilakukan. Hingga Selasa (23/9/2025) pagi, kepolisian bahkan mengerahkan K-9 Squad dari Polda Jawa Timur untuk melacak jejak buronan tersebut.

    Dengan menggunakan barang milik pelaku berupa helm dan kaus kaki, anjing pelacak diturunkan di lokasi kejadian. Hewan itu sempat mengitari rumah korban, kemudian bergerak ke arah belakang hingga tiba di tepi sungai.

    Di lokasi tersebut, tim menemukan sisa-sisa jejak yang diduga kuat milik pelaku. Namun, pelacakan sempat terhenti karena di seberang sungai terdapat beberapa jalur tembus menuju desa lain.

    “Dari hasil pelacakan, ada kemungkinan pelaku sudah keluar dari Desa Temon. Beberapa akses tembus mengarah ke Desa Jetis Kidul maupun Kedungbendo,” jelas Kasatreskrim Polres Pacitan, AKP Choirul Maskanan, Selasa (23/9/2025).

    Ia menegaskan, saat ini polisi memperluas penyisiran hingga ke wilayah hutan dan desa-desa sekitar. “Kami pastikan pencarian tidak akan berhenti. Seluruh personel akan dimaksimalkan agar pelaku segera tertangkap, mengingat warga sudah sangat resah,” tegasnya.

    Seperti diberitakan, AS diduga menghabisi nyawa mantan ibu mertuanya secara brutal pada Sabtu (20/9/2025) malam. Hingga kini, keberadaannya masih misterius dan menjadi target utama operasi kepolisian. [tri/suf]

  • Pemkot Pekanbaru belajar strategi kebersihan kota ke Kabupaten Pacitan

    Pemkot Pekanbaru belajar strategi kebersihan kota ke Kabupaten Pacitan

    “Kami datang ingin menimba ilmu dari Kabupaten Pacitan, bagaimana menjaga kebersihan kota,”

    Pacitan, Jawa Timur (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru, Riau, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, untuk mempelajari strategi kebersihan kota sekaligus memperkuat kerja sama antar-daerah.

    Rombongan yang dipimpin Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho itu diterima Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji di pendopo kabupaten, Senin (22/9).

    “Kami datang ingin menimba ilmu dari Kabupaten Pacitan, bagaimana menjaga kebersihan kota,” kata Agung Nugroho.

    Ia mengaku terkesan dengan Pacitan yang dikenal luas, termasuk di media sosial, bukan hanya karena destinasi wisatanya, tetapi juga penataan kebersihan lingkungannya.

    Bupati Indrata menyambut baik kedatangan rombongan Pekanbaru dan menilai kunjungan itu menjadi peluang kedua daerah untuk saling belajar dan berbagi pengalaman.

    “Kami juga memiliki keterbatasan infrastruktur dan ingin belajar dari Kota Pekanbaru,” ujar Indrata, yang akrab disapa Mas Aji.

    Dalam pertemuan itu, kedua pemerintah daerah menandatangani nota kesepahaman tentang penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah yang diharapkan memberi manfaat bagi kedua belah pihak.

    Rangkaian kunjungan ditutup dengan peninjauan Museum dan Monumen SBY-ANI, yang menjadi salah satu ikon wisata sejarah Pacitan, kota kelahiran Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.

    Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kapolres Pacitan Ingatkan Siswa Jaga Diri Usai Kasus Dugaan Pelecehan Seksual

    Kapolres Pacitan Ingatkan Siswa Jaga Diri Usai Kasus Dugaan Pelecehan Seksual

    Pacitan (beritajatim.com) – Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, memberikan pesan khusus kepada siswa SMP Negeri 1 Pacitan usai mencuatnya kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang guru di sekolah tersebut. Dalam upacara bendera, Senin (22/9/2025), Kapolres menekankan pentingnya menjaga kehormatan diri, terutama bagi siswa perempuan.

    “Terkait dengan seks bebas, bukan berarti kita bebas melakukan apapun tanpa batas. Untuk adik-adik perempuan, tetap jaga kehormatan,” tegas Kapolres di hadapan ratusan siswa.

    Ia juga mengingatkan siswa agar berhati-hati dalam bergaul, baik di sekolah maupun di lingkungan luar. Kapolres menekankan bahwa pergaulan yang salah dapat berakibat buruk di kemudian hari. “Ayo adik-adik sekalian, bantu Bu Guru, bantu Pak Guru. Peraturan yang ada di sekolah itu pasti baik,” ujarnya.

    AKBP Ayub turut menyinggung maraknya praktik perundungan atau bullying, baik secara lisan, fisik, maupun melalui media sosial. Menurutnya, bullying bukanlah hal yang wajar, melainkan tindakan yang bisa berdampak serius terhadap mental korban, bahkan membuat siswa enggan untuk bersekolah.

    “Adik-adik, saya sering melihat kalian di media sosial, khususnya TikTok. Sesungguhnya, secara usia, adik-adik ini belum boleh menggunakan TikTok,” imbuhnya.

    Kasus dugaan pelecehan seksual di SMP Negeri 1 Pacitan mencuat setelah seorang guru Bahasa Indonesia berinisial AD dilaporkan wali murid ke Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan. AD diduga melakukan pelecehan terhadap tiga siswa laki-laki dan satu siswa perempuan.

    Sebagai tindak lanjut, AD diberi Surat Perintah Tugas (SPT) untuk mengajar di sekolah lain. Namun, langkah tersebut justru memicu simpati dari pihak sekolah dan sebagian siswa yang kemudian membuat video dukungan dan mengunggahnya ke media sosial hingga viral. [tri/beq]

  • Pacitan Mencekam, 10 Sekolah Libur Imbas Pelaku Pembunuhan Berkeliaran

    Pacitan Mencekam, 10 Sekolah Libur Imbas Pelaku Pembunuhan Berkeliaran

    Pacitan (beritajatim.com) – Sebanyak sepuluh lembaga pendidikan di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Pacitan, diliburkan sementara waktu. Keputusan ini diambil sebagai imbas dari belum tertangkapnya pelaku pembunuhan yang meresahkan warga. Salah satu sekolah yang meliburkan siswanya adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Temon.

    “Berdasarkan kesepakatan dengan wali murid, siswa untuk sementara belajar di rumah,” ujar Sumaryani, seorang guru SDN 2 Temon, pada Senin (22/9/2025).

    Pantauan di lapangan kondisi suasana sekolah yang sepi dan terkunci rapat. Hanya beberapa guru yang terlihat hadir. Sumaryani mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil untuk menghindari risiko, mengingat pelaku pembunuhan, Wawan, masih belum tertangkap. Selain itu, rumah para siswa juga berada jauh dari sekolah dan harus melewati hutan.

    “Saat pulang pergi ke sekolah, mereka harus melewati hutan,” jelasnya.

    Kekhawatiran siswa semakin meningkat setelah salah satu murid SDN 2 Temon, Arga Novalleky Saputra (11), menjadi korban pembacokan oleh pelaku. Saat ini, Arga masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Darsono Pacitan.

    Kondisi serupa juga terjadi di enam sekolah lain di Kecamatan Arjosari. Para siswa untuk sementara waktu mengikuti pembelajaran secara daring dari rumah masing-masing.

    Sekolah yang diliburkan yakni SDN 1 hingga 4 Arjosari, Madrasah ibtidaiyah Guppi Temon, SMP PGRI Arjosari, MTS/MA Darul Huda Arjosari dan Empat Lembaga Paud sebanyak 3 lembaga.

    Camat Arjosari, Didik Darmawan, membenarkan bahwa pasca-peristiwa pembunuhan, situasi di desa sempat bergejolak. Bahkan, pelaku dikabarkan mengancam sejumlah warga yang berada di lokasi kejadian.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, namun tetap meningkatkan kewaspadaan. Aparat keamanan bersama warga terus berupaya melakukan pencarian terhadap pelaku,” tegas Didik. (tri/but)