kab/kota: Pacitan

  • Mantan Kasat Tahti Polres Pacitan Divonis 5 Tahun Penjara atas Kasus Pemerkosaan Tahanan

    Mantan Kasat Tahti Polres Pacitan Divonis 5 Tahun Penjara atas Kasus Pemerkosaan Tahanan

    Pacitan (beritajatim.com) – Pengadilan Negeri Pacitan menjatuhkan vonis 5 tahun penjara kepada Aiptu Lilik Cahyadi, mantan Pejabat Sementara (PJ) Kepala Satuan Tahanan dan Barang Bukti (Kasat Tahti) Polres Pacitan, Rabu (1/10/2025). Vonis ini terkait dengan kasus pemerkosaan terhadap seorang tahanan wanita yang terjadi antara Maret hingga awal April 2025.

    Vonis tersebut lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Pacitan yang sebelumnya menuntut hukuman 7 tahun penjara. Selain dijatuhi hukuman penjara, Lilik juga diwajibkan untuk membayar denda sebesar Rp100 juta. Apabila denda tersebut tidak dibayar, ia akan diganti dengan hukuman penjara tambahan selama 4 bulan.

    Kepala Seksi Pidana Umum (Kasi Pidum) Kejari Pacitan, Nurhadi, menyatakan bahwa terdakwa terbukti melanggar Pasal 6 huruf c Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP. “Perbuatan ini merupakan pelanggaran berat yang mencoreng institusi penegak hukum,” kata Nurhadi dalam keterangan persnya setelah putusan dibacakan.

    Kasus ini bermula dari laporan korban, yang diidentifikasi dengan inisial PW. Korban mengaku dicabuli sebanyak empat kali oleh Lilik di ruang jemur tahanan wanita. Setelah laporan tersebut, Propam Polda Jatim melakukan penyelidikan internal yang kemudian berujung pada penetapan Lilik sebagai tersangka pada 21 April 2025. Dua hari setelahnya, Lilik dipecat secara tidak hormat (PTDH) oleh Polda Jatim.

    Proses hukum terhadap Lilik berlanjut meskipun ia telah dipecat dari kepolisian. Setelah vonis dijatuhkan, Nurhadi menyatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan langkah hukum selanjutnya, mengingat putusan yang lebih rendah dari tuntutan Jaksa. [tri/suf]

  • Motor NMAX Milik Warga Pacitan Hilang Saat Diservis, Enam Jam Kemudian Pelaku Dibekuk Polisi

    Motor NMAX Milik Warga Pacitan Hilang Saat Diservis, Enam Jam Kemudian Pelaku Dibekuk Polisi

    Pacitan (beritajatim.com) – Nasib apes menimpa Eko Danang Pramukti, warga Lingkungan Kebon, Kelurahan Ploso, Pacitan. Motor Yamaha NMAX miliknya raib digondol maling saat berada di bengkel dekat rumahnya.

    Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (30/9/2025) malam sekitar pukul 19.17 WIB di bengkel Sani Motor, Lingkungan Kebon, Kelurahan Ploso.

    Sebelumnya, motor dengan nomor polisi AE 4055 YH itu dibawa ke bengkel untuk diperbaiki. Setelah selesai dikerjakan, pemilik bengkel menginformasikan melalui pesan WhatsApp bahwa motor sudah bisa diambil dengan biaya perbaikan sebesar Rp110 ribu.

    Namun karena kesibukan, Danang baru datang sekitar pukul 19.19 WIB. Saat tiba di bengkel, motor yang hendak diambil ternyata sudah tidak ada.

    “Motor itu sudah selesai diservis dan diinformasikan kepada pemilik. Namun saat hendak diambil, motor diketahui hilang,” terang Kasi Humas Polres Pacitan, Aiptu Thomas Alim Suheny, Rabu (1/10/2025).

    Danang sempat berusaha mencari kendaraannya hingga ke jalur lintas selatan (JLS) Pacitan, namun tidak berhasil menemukan. Kejadian ini akhirnya dilaporkan ke Polres Pacitan.

    Unit Satreskrim Polres Pacitan langsung bergerak cepat melakukan identifikasi. Berbekal rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, petugas berhasil melacak keberadaan pelaku.

    “Berkat rekaman tersebut, kami berhasil menangkap tersangka di sebuah kos diwilayah kota beserta barang bukti,” kata Kasat Reskrim Polres Pacitan, AKP Khoirul Maskanan, saat dikonfirmasi Rabu (1/10/2025).

    Pelaku diketahui berinisial DWS (25), warga Dusun Bandem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi. Saat ini tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif untuk mengungkap kemungkinan adanya jaringan pencurian kendaraan bermotor di Pacitan. (tri/ian)

  • Truk Molen Terperosok ke Sungai di Jalur Pacitan-Ponorogo, Sopir Luka Ringan

    Truk Molen Terperosok ke Sungai di Jalur Pacitan-Ponorogo, Sopir Luka Ringan

    Pacitan (beritajatim.com) – Sebuah Truk Molen bernopol AE 8582 SH terguling dan terjebur ke sungai Grinduli pinggir alur Pacitan–Ponorogo, tepatnya di Dusun Grunggung, Desa Gunungsari, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Selasa (30/9/2025) malam.

    Insiden terjadi sekitar pukul 21.30 WIB. Truk molen berwarna hijau putih yang dikemudikan oleh Edwin Dwi Prastio (24), warga Ponorogo, melaju dari arah selatan menuju utara.

    “Diduga, truk tersebut hilang kendali saat melintasi tikungan karena menghindari sepeda motor tak dikenal dari arah berlawanan,” kata AKP Moch. Angga Bagus Sasongko Kasat Lantas Polres Pacitan.

    Akibatnya, truk menabrak guardrail dan terperosok ke sungai di sisi timur jalan. Pengemudi mengalami luka ringan berupa lecet di kaki kanan, sementara penumpang bernama Nova Adi Susanto (19), warga Blitar, selamat tanpa cedera.

    Petugas kepolisian dari Satlantas dan Polsek Arjosari segera mendatangi lokasi, mengamankan TKP, mengatur lalu lintas, dan melakukan olah TKP.

    “Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Sopir hanya mengalami luka ringan. Kerugian materiil diperkirakan sekitar Rp20 juta,” jelasnya. (tri/ian)

  • SBY: Politisi Demokrat Harus Tangguh, Berwawasan Kebangsaan, dan Andal

    SBY: Politisi Demokrat Harus Tangguh, Berwawasan Kebangsaan, dan Andal

    Pacitan (Beritajatim.com) – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meminta seluruh kader Demokrat memiliki niat menjadi politisi yang berwawasan kebangsaan, tangguh, dan andal.

    “Ketika Anda mengenakan jaket warna biru dongker bertuliskan Only The Strong, artinya hanya orang yang kuat, yang teguh, yang tidak mudah jatuh, karena yang kuatlah yang memiliki masa depan,” ungkap SBY di hadapan ratusan peserta Bimbingan Teknis Nasional (Bimteknas) Partai Demokrat yang datang dari Papua hingga Sumatera, di Museum SBY*Ani Pacitan, Selasa (30/9/2025).

    Mantan Presiden ke-6 RI selama dua periode itu juga menceritakan perjalanan panjang Partai Demokrat yang hampir 25 tahun berdiri. Menurutnya, Demokrat telah mengalami pasang surut, menghadapi berbagai tantangan, pernah berada di puncak kejayaan, sekaligus merasakan masa-masa sulit.

    “Ini adalah cara Tuhan untuk menjadikan Partai Demokrat sebagai partai yang kuat,” jelas SBY.

    Ia juga mengungkapkan rasa syukur bisa kembali hadir di Pacitan, tanah kelahirannya yang disebut sebagai daerah penuh berkah.

    “Alhamdulillah kita bisa berkumpul lagi di tanah Pacitan. Semoga kebersamaan saya di panggung ini membawa berkah bagi saudara semua, bagi Partai Demokrat, dan bagi bangsa Indonesia di masa depan,” tuturnya.

    Bimteknas Partai Demokrat gelombang V ini berlangsung pada 29 September hingga 2 Oktober 2025. Peserta adalah anggota DPRD kabupaten Kota dan Provinsi asal Papua dan Sumatera sebanyak 342 peserta. (tri/but)

  • Menteri PU Dody Hanggodo Minta DPRD Pacitan Kawal Pembangunan Prioritas Prabowo

    Menteri PU Dody Hanggodo Minta DPRD Pacitan Kawal Pembangunan Prioritas Prabowo

    Pacitan (beritajatim.com) – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo hadir sebagai pemateri dalam Bimbingan Teknis Nasional (Bimteknas) Partai Demokrat Gelombang IV yang digelar di Auditorium SBY*ANI, Pacitan, Jawa Timur, Jumat (26/9/2025).

    Kegiatan ini diikuti 310 peserta, terdiri dari anggota DPRD kabupaten/kota dari tujuh provinsi di kawasan Sulawesi, Maluku, dan Gorontalo.

    Dalam paparannya, Dody menegaskan untuk terus mengawal program pembangunan prioritas Presiden Prabowo Subianto.

    Menurutnya, pembangunan harus berangkat dari kebutuhan nyata masyarakat sehari-hari. Karena itu, ia meminta DPRD dan kepala daerah berkolaborasi memastikan kebijakan pembangunan benar-benar menyentuh kepentingan rakyat.

    “Pembangunan harus relevan dengan kebutuhan rakyat. Saya berharap ada bimbingan dan arahan dari pejabat daerah agar pembangunan bisa dirasakan secara berkeadilan dan merata,” ujarnya.

    Menteri PU juga mengingatkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran negara. Ia menekankan bahwa setiap rupiah harus dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat Indonesia, sekaligus dapat dipertanggungjawabkan secara moral maupun hukum.

    Selain itu, Dody menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur tidak boleh berhenti pada tahap pembangunan semata. Keberlanjutan menjadi kunci agar infrastruktur yang sudah terbangun dapat terus memberi manfaat.

    “Infrastruktur wajib dijaga dan dirawat. Pastikan infrastruktur menjadi jalan menuju kesejahteraan rakyat, bukan sekadar simbol pembangunan,” tegasnya.

    Dia juga mengapresiasi pesatnya pembangunan di Pacitan, Secara umum, Pacitan saat ini berkembang sebagai daerah yang maju, dengan rakyatnya semakin sejahtera. Daerah berjuluk 70-mile Sea Paradise ini juga menjadikan sektor pariwisata sebagai destinasi unggulan yang terus dikembangkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. (tri/ted)

  • Rawan Longsor, Desa Pucangombo Pacitan Ditetapkan Jadi Destana

    Rawan Longsor, Desa Pucangombo Pacitan Ditetapkan Jadi Destana

    Pacitan (beritajatim.com) – Desa Pucangombo, Kecamatan Tegalombo resmi ditetapkan sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana) oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan. Penetapan ini dilakukan setelah pemetaan menunjukkan adanya potensi rawan bencana tanah gerak dan tanah longsor di wilayah setempat.

    Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan, Yagus Triarso, menyampaikan bahwa pembentukan Destana bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam mengenali potensi ancaman, menyusun kajian risiko, hingga mengorganisir sumber daya lokal ketika terjadi bencana.

    “Dengan melibatkan pentahelix, nantinya akan terbentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di tingkat desa. Forum ini menjadi kepanjangan tangan BPBD dalam upaya penanggulangan bencana di skala lokal,” ungkapnya, Jum’at (26/9/2025).

    Keberadaan Destana diharapkan dapat memperkuat kemampuan adaptasi masyarakat serta mempercepat proses pemulihan pasca bencana secara mandiri. Warga juga dilibatkan dalam penyusunan dokumen kajian risiko, peta daerah rawan, hingga jalur evakuasi.

    Sementara itu, Plt Camat Tegalombo, Edy Wasana, menegaskan bahwa pembentukan Destana menjadi bagian penting dari upaya menjaga kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya untuk mengurangi risiko bencana.

    “Kelompok rentan seperti ibu hamil, balita, penyandang disabilitas, dan inklusi sosial juga mendapat perhatian khusus. Dengan adanya Destana dan FPRB, perlindungan terhadap kelompok rentan bisa lebih optimal,” jelasnya.

    Kegiatan pembentukan Destana di Desa Pucangombo diikuti oleh tokoh masyarakat, karang taruna, perwakilan disabilitas, kelompok rentan, serta relawan. Hadir pula Kepala BPBD Pacitan bersama unsur Forkopimda Kecamatan Tegalombo. (tri/but)

  • Polda Jatim Benarkan Pelaku Pembunuhan Pacitan Sudah Meninggal

    Polda Jatim Benarkan Pelaku Pembunuhan Pacitan Sudah Meninggal

    Surabaya (beritajatim.com) – Polda Jatim melalui Kabid Humas Kombes Pol Jules Abraham Abast membenarkan bahwa pelaku pembunuhan di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Pacitan adalah pria yang ditemukan meninggal di hutan dengan kondisi mengenaskan dengan luka sayatan di lengannya, Kamis (25/9/2025) kemarin.

    ” Iya, benar,” ujar Jules, Jumat (26/9/2025).

    Jules menambahkan sesuai hasil pemeriksaan jenasah oleh dokter, mayat tersebut teridentifikasi atas nama Arif Setiawan itu telah meninggal sekitar 2–3 hari sebelum ditemukan.

    Perlu diketahui, jenazah Arif Setiawan dibawa ke RSUD dr. Darsono Pacitan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    ” Sayatan benda tajam di lengan kiri bagian bawah diduga kuat menjadi penyebab kematian. Luka tersebut menyebabkan pendarahan hebat,” jelas dr. Wildan Kusnindar dalam keterangannya Kamis (25/9/2025).

    Kondisi jasad sudah membusuk, dipenuhi belatung, dan tubuh mengembang. Identitas Wawan diperkuat dengan sejumlah ciri fisik, diantaranya bekas tindik di telinga kiri, gigi geraham bawah yang sudah tidak ada, serta pakaian yang sesuai dengan rekaman CCTV saat terakhir terlihat.

    Polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi penemuan jasad, yakni 1 potong kaos hitam lengan pendek, celana pendek cokelat krem, dan celana dalam biru dongker.

    Kasat Reskrim Polres Pacitan, AKP Choirul Maskanan, memastikan bahwa jenazah tersebut adalah Arif Setiawan alias Wawan, warga Dusun Krajan, Desa Kayen, yang berprofesi sebagai penjaga sekolah.

    Ia sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP), penganiayaan berat (Pasal 351 KUHP), serta penggunaan senjata tajam (Pasal 2 UU Darurat No. 12 Tahun 1951).

    Kasus ini bermula pada Sabtu (20/9/2025), ketika Wawan melakukan aksi brutal di rumah seorang warga bernama Miskun di Dusun Drono, Desa Temon. Dengan senjata tajam, ia menyerang warga hingga menyebabkan lima orang luka berat dan dua korban meninggal dunia, termasuk seorang anak bernama Arga Novalleky Saputra (11) yang sempat dirawat di RS Bethesda Yogyakarta. [uci/beq]

  • Mantan Istri Pelaku Pembunuhan Brutal di Pacitan Masih Dirawat di RSUD

    Mantan Istri Pelaku Pembunuhan Brutal di Pacitan Masih Dirawat di RSUD

    Pacitan (beritajatim.com) – Kondisi tiga korban selamat dalam peristiwa pembacokan berdarah di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, kini berangsur membaik. Dua korban, yakni Miskun dan Eky Azrista, sudah diperbolehkan pulang usai menjalani perawatan di RSUD dr. Darsono Pacitan.

    Sementara itu, Miswati, mantan istri pelaku Arif Setiawan, masih harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Kepala Bagian Tata Usaha RSUD dr. Darsono Pacitan, dr. Johan Tri Putranto, menyampaikan bahwa Miswati sebelumnya sempat berada dalam kondisi kritis karena mengalami pendarahan hebat.

    “Pasien sempat mengalami kondisi kritis sehingga harus dilakukan operasi besar. Ada empat bagian tubuh yang terkena sabetan benda tajam, yakni jari dan pergelangan tangan kiri, serta sendi siku dan lengan kanan. Setelah tindakan medis, kondisinya mulai stabil,” jelas dr. Johan kepada wartawan, Jumat (26/9/2025).

    Ia menambahkan, tim medis masih terus melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi Miswati pasca operasi. “Secara umum pasien membaik, namun tetap harus mendapat observasi intensif agar tidak terjadi infeksi maupun komplikasi,” imbuhnya.

    Tragedi ini terjadi akibat aksi brutal Arif Setiawan, yang tega menyerang keluarga mantan istrinya karena sakit hati setelah mengetahui Miswati hendak menikah lagi. Peristiwa tersebut menewaskan dua orang, sementara tiga lainnya mengalami luka serius.

    Usai melakukan penyerangan, Arif melarikan diri dan kemudian ditemukan meninggal dunia di kawasan hutan, sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian. Jasadnya sudah dalam kondisi membusuk saat dievakuasi aparat.

    Hasil pemeriksaan medis di kamar jenazah RSUD dr. Darsono Pacitan mengonfirmasi identitas korban adalah Arif Setiawan, warga Desa Kayen.

    Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, menjelaskan bahwa dengan ditemukannya pelaku dalam kondisi meninggal dunia, maka perkara pidana tersebut dinyatakan gugur. Hal itu sesuai dengan ketentuan hukum pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 77 KUHP.

    “Dengan meninggalnya tersangka, proses hukum tidak dapat dilanjutkan lagi. Maka perkara ini batal demi hukum,” tegas Kapolres Pacitan. [tri/beq]

  • Polda Jatim Benarkan Pelaku Pembunuhan Pacitan Sudah Meninggal

    Polda Jatim: Pelaku Pembunuhan Sadis di Pacitan Lari ke Luar Kota

    Surabaya (beritajatim.com) – Kasus pembunuhan sadis yang menewaskan tiga orang dari satu keluarga di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Pacitan, terus menjadi perhatian publik. Jumlah korban yang sebelumnya tiga orang kini bertambah menjadi empat. Polisi menduga kuat pelaku bernama Wawan nekat melakukan aksi brutal itu lantaran sakit hati setelah upaya rujuk dengan mantan istrinya ditolak.

    Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast mengungkapkan, pelaku hingga kini masih buron dan menjadi target operasi gabungan Polres Pacitan bersama Polda Jatim. Upaya pengejaran sebelumnya juga telah melibatkan unit anjing pelacak K9 untuk menyisir area hutan di sekitar lokasi.

    “Diduga pelaku sudah lari keluar kota, kita sudah koordinasi dengan kepolisian di daerah-daerah,” kata Jules, Jumat (26/9/2025).

    Kasus ini memicu keresahan masyarakat Pacitan. Bahkan, sepuluh Sekolah Dasar (SD) di wilayah sekitar sempat terpaksa diliburkan demi menjaga keamanan siswa. Polisi menegaskan bahwa Wawan akan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana.

    Tragedi penyerangan yang menimpa satu keluarga di Desa Temon ini menambah panjang daftar kasus kriminal serius di Jawa Timur, sekaligus menjadi sorotan karena efek sosialnya yang meluas hingga mengganggu aktivitas pendidikan. [uci/beq]

  • Update Cuaca Hari Ini di Madiun dan Pacitan: 26 September 2025 Cerah hingga Berawan

    Update Cuaca Hari Ini di Madiun dan Pacitan: 26 September 2025 Cerah hingga Berawan

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di wilayah Madiun dan Pacitan pada Jumat, 26 September 2025 diperkirakan akan bervariasi sepanjang hari. Berdasarkan data prakiraan dari BMKG Juanda, kondisi pagi hari umumnya cerah, namun perubahan cuaca mulai terasa ketika memasuki siang hingga malam.

    Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S. Tr., menjelaskan bahwa Kota Madiun akan diawali dengan langit cerah berawan pada pukul 06.00 WIB dan berubah menjadi cerah penuh sekitar pukul 09.00 WIB.

    “Namun, siang harinya cuaca diprediksi kembali berawan sebelum cerah lagi pada sore pukul 15.00 WIB. Malam hari, langit akan didominasi awan hingga pukul 21.00 WIB,” terangnya pada Kamis (26/9/2025).

    Suhu di Kota Madiun berada di kisaran 24–34 derajat Celcius dengan kelembapan mencapai 45–83 persen. Angin bertiup dari arah Selatan dengan kecepatan 18,6 km/jam.

    Sementara itu, Kabupaten Madiun juga akan mengalami pola yang hampir serupa. Cuaca cerah akan terlihat pada pagi hari hingga pukul 09.00 WIB. Siang harinya, langit sempat berawan sebelum kembali cerah menjelang sore.

    “Ketika malam tiba, kondisi cuaca berpotensi berubah menjadi berawan dan cerah berawan,” jelas Oky.

    Suhu udara di Kabupaten Madiun diperkirakan berkisar antara 24–33 derajat Celcius dengan kelembapan 44–81 persen, serta hembusan angin dari arah Barat Daya dengan kecepatan 12 km/jam.

    Di sisi lain, Pacitan yang dikenal dengan pesisirnya akan merasakan cuaca cerah terik sejak pagi hingga siang hari. Namun, kondisi berubah saat sore menjelang malam. Pacitan diprakirakan berawan pada sore pukul 15.00 hingga 18.00 WIB, lalu ditutup dengan cuaca kabur pada malam hari.

    Suhu udara di Pacitan lebih sejuk dibanding Madiun, yakni antara 20–28 derajat Celcius. Angin bertiup dari arah Utara dengan kecepatan 11 km/jam, sementara kelembapan udara cukup tinggi, mencapai 65–98 persen.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap memperhatikan perubahan cuaca, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada sore hingga malam hari.

    “Cuaca memang cerah di pagi hari, tetapi masyarakat perlu waspada karena perubahan bisa terjadi di siang atau malam,” tutup Oky. [mnd/suf]