kab/kota: Pacitan

  • Pengantin Rp 3 Miliar Pacitan Akhirnya Penuhi Panggilan Polisi

    Pengantin Rp 3 Miliar Pacitan Akhirnya Penuhi Panggilan Polisi

    Pacitan (beritajatim.com) – Setelah dua kali mangkir, Tarman akhirnya memenuhi panggilan penyidik Satreskrim Polres Pacitan pada Rabu (5/11/2025) malam. Pria berusia 74 tahun itu datang sekitar pukul 19.00 WIB, didampingi dua kuasa hukumnya, Badrul Amali dan Imam Bajuri.

    “Tadi malam sudah hadir pukul tujuh malam, memenuhi panggilan polisi. Artinya, panggilan itu sudah kami penuhi,” ujar Badrul Amali, kuasa hukum Tarman saat dikonfirmasi Kamis (6/11/2025).

    Badrul menegaskan bahwa kedatangan kliennya bukan sebagai saksi, melainkan untuk memenuhi undangan klarifikasi dari penyidik. “Sekali lagi kami tegaskan, Pak Tarman hadir atas undangan klarifikasi, bukan pemeriksaan sebagai saksi,” tegasnya.

    Selama sekitar dua jam, mulai pukul 20.00 hingga 22.00 WIB, Tarman dimintai klarifikasi oleh penyidik terkait sejumlah hal. Di antaranya mengenai resepsi pernikahannya dengan Sheila Arika, gadis berusia 24 tahun asal Dusun Sidodadi, Desa Jeruk, Kecamatan Bandar. Serta asal-usul cek senilai Rp 3 miliar yang sempat menghebohkan warga Pacitan.

    Bajuri menyebut sebelum pemeriksaan, pihaknya telah menasehati kliennya agar memberikan keterangan yang sebenar-benarnya.

    “Kami minta beliau menyampaikan informasi apa adanya, jangan ditambah dan jangan dikurangi. Kalau sampai berbohong, nanti bisa blunder sendiri,” ujarnya.

    Kasus dugaan pemalsuan cek tersebut saat ini ditangani Polres Pacitan setelah diterbitkannya laporan model A, yaitu laporan yang dibuat langsung oleh kepolisian setelah menemukan dugaan tindak pidana. Polisi menggunakan dasar Pasal 263 KUHP tentang pemalsuan surat, dalam hal ini terkait dugaan pemalsuan cek bernilai Rp 3 miliar. (tri/but)

  • Kasus Cek Rp3 Miliar, Tarman Kembali Mangkir dari Panggilan Polres Pacitan

    Kasus Cek Rp3 Miliar, Tarman Kembali Mangkir dari Panggilan Polres Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) – Kasus dugaan pemalsuan cek senilai Rp 3 miliar yang menyeret nama Tarman kembali mencuri perhatian publik.

    Hingga kini, pria yang sempat menghebohkan warga Pacitan itu belum juga memenuhi panggilan penyidik Polres Pacitan, meski sudah dua kali dijadwalkan untuk pemeriksaan.

    Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar mengungkapkan, pihaknya kini telah menerbitkan laporan model A, laporan yang dibuat langsung oleh kepolisian setelah menemukan dugaan tindak pidana.

    “Pasal yang digunakan adalah Pasal 263 KUHP tentang pemalsuan surat, dalam hal ini terkait dugaan pemalsuan cek bernilai Rp 3 miliar,” jelasnya, Rabu (5/11/2025).

    Pemanggilan pertama terhadap Tarman dilakukan pada 24 Oktober 2025, namun ia tidak hadir dengan alasan sakit. Sebelumnya, pada 21 Oktober, penyidik telah memeriksa Sheila Arika, istri Tarman. Dalam pemeriksaan itu, Sheila mengaku tidak merasa dirugikan, sehingga laporan pihak lain dengan dugaan penipuan (Pasal 378 KUHP) dinilai tidak terpenuhi.

    “Karena itu kami melanjutkan proses dengan penyelidikan sendiri berdasarkan Pasal 263 KUHP. Kami juga akan meminta keterangan ahli dan pihak BCA untuk memastikan keaslian dokumen serta menelusuri dari mana Tarman memperoleh cek tersebut,” terang Kapolres.

    Penyidik Polres Pacitan sebelumnya telah menggelar perkara pada Senin (3/11) untuk menentukan langkah lanjutan. Setelah laporan resmi diterbitkan, pemanggilan kedua kembali dilayangkan. Namun, lagi-lagi Tarman tidak hadir tanpa keterangan yang meyakinkan.

    Kini, penyidik masih menunggu kehadiran Tarman dalam pemanggilan berikutnya yang dijadwalkan pada Kamis (6/11) besok. “Yang bersangkutan belum datang,” tegas AKBP Ayub.

    Sementara itu, kuasa hukum Tarman, Imam Bajuri, saat dikonfirmasi terpisah mengaku kliennya belum bisa hadir karena urusan penting yang tidak bisa ditinggalkan. “Kami sudah menyampaikan ke Polres melalui telepon, bahwa beliau ada hal mendesak yang tidak bisa ditinggalkan,” ujarnya.

    Kasus ini kini menjadi perhatian banyak pihak, mengingat nilai cek yang dipermasalahkan mencapai miliaran rupiah dan potensi pelanggaran hukum yang menyertainya masih terus didalami oleh aparat penegak hukum. (tri/ted)

  • Mobil Terguling di Depan Kodim Pacitan, Diduga Sopir Mengantuk

    Mobil Terguling di Depan Kodim Pacitan, Diduga Sopir Mengantuk

    Pacitan (Beritajatim.com) – Sebuah mobil Mitsubishi berwarna putih dengan nomor polisi L 1423 BAA mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Letjen R. Suprapto, Lingkungan Barak, Kelurahan Sidoharjo, Pacitan, Senin (3/11/2025) sekitar pukul 10.30 WIB.

    Mobil yang dikemudikan Sudjarwo (70), warga Kelurahan Sidoharjo, itu terguling setelah menabrak taman pembatas jalan di depan Kodim 0801 Pacitan.

    Kasi Humas Polres Pacitan Aiptu Thomas Alim Suheny membenarkan kejadian tersebut. “Diduga pengemudi dalam kondisi mengantuk sehingga hilang kendali saat melintas di depan Kodim,” ujarnya.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Tiga orang di dalam kendaraan, yakni pengemudi Sudjarwo, serta dua penumpang Supatmi (91) warga Desa Purwoasri, dan Sinudarsono (73) warga Desa Mentoro seluruhnya selamat tanpa luka.

    Sementara itu, mobil mengalami kerusakan cukup parah pada bagian depan dan sisi kanan kendaraan. “Kerugian materiil ditaksir mencapai lima puluh juta rupiah,” jelasnya.

    Beruntung tidak ada kendaraan lain yang melintas di jalur tersebut saat kejadian. Polisi mengimbau pengendara untuk tetap berhati-hati, terutama saat kondisi tubuh lelah atau mengantuk. (tri/ted)

  • Cuaca Madiun dan Pacitan Sabtu Ini: Pagi Hujan Ringan, Sore Cerah Berawan

    Cuaca Madiun dan Pacitan Sabtu Ini: Pagi Hujan Ringan, Sore Cerah Berawan

    Surabaya (beritajatim.com) – Warga Madiun dan sekitarnya disarankan untuk menyiapkan payung kecil pagi ini. Berdasarkan laporan prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., sejumlah wilayah di Jawa Timur bagian barat seperti Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Pacitan diprediksi akan mengalami hujan ringan pada Sabtu, 1 November 2025, sebelum cuaca berangsur cerah di siang hari.

    “Wilayah Madiun dan sekitarnya diperkirakan akan diguyur hujan ringan pada pagi hari. Namun secara umum, kondisi cuaca akan membaik menjelang siang hingga sore,” ujar Oky Sukma Hakim saat dikonfirmasi, Jumat (31/10/2025).

    Di Kota Madiun, hujan ringan diperkirakan turun sekitar pukul 06.00 WIB. Langit kemudian akan mulai berawan sejak pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, sebelum berubah cerah total pada pukul 15.00 WIB.

    Menjelang malam, sekitar pukul 18.00 hingga 21.00 WIB, langit kembali diprediksi berawan. Suhu udara di kota ini berkisar antara 23–31 derajat Celcius, dengan kelembapan 65–98 persen dan kecepatan angin dari timur laut sekitar 8,5 km/jam.

    Untuk Kabupaten Madiun, pola cuaca diperkirakan tak jauh berbeda. “Kondisi di wilayah kabupaten relatif sama dengan di kota. Hujan ringan di pagi hari, kemudian berawan pada siang hingga malam,” kata Oky menambahkan.

    Suhu udara berada di kisaran 23–30 derajat Celcius, dengan kelembapan 67–96 persen. Arah angin bertiup dari barat dengan kecepatan sekitar 10,8 km/jam.

    Sementara itu, Pacitan diprediksi memiliki cuaca yang lebih stabil. Hujan ringan berpotensi turun sekitar pukul 06.00 WIB, sebelum berangsur menjadi berawan hingga malam pukul 21.00 WIB.

    Suhu udara di Pacitan berada di kisaran 21–28 derajat Celcius dengan kelembapan tinggi 70–99 persen. “Secara umum, wilayah pesisir selatan seperti Pacitan cenderung lebih stabil dan tidak berpotensi hujan lebat dalam waktu dekat,” jelas Oky.

    Dengan kondisi cuaca yang cenderung bervariasi ini, BMKG Juanda mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca mendadak, terutama bagi yang beraktivitas di luar rumah pada pagi hari. [mnd/suf]

  • Pacitan Terapkan Pidana Kerja Sosial, Terpidana di Bawah 7 Tahun Tak Langsung Masuk Penjara

    Pacitan Terapkan Pidana Kerja Sosial, Terpidana di Bawah 7 Tahun Tak Langsung Masuk Penjara

    Pacitan(Beritajatim.com) – Terpidana dengan vonis hukuman penjara di bawah tujuh tahun kini bisa menjalani pidana kerja sosial.

    Pemerintah Kabupaten Pacitan bersama Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II B Madiun sepakat menerapkan hukuman alternatif tersebut sebagai bagian dari kebijakan baru dalam sistem pemasyarakatan.

    Kesepakatan itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemkab Pacitan dan Bapas Madiun di Ruang Rapat Bupati Pacitan.

    Kepala Bapas Madiun, Agus Yanto, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk persiapan menuju pemberlakuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Nasional yang akan mulai berlaku pada tahun 2026.

    Dalam KUHP baru, pidana penjara akan menjadi pilihan terakhir, sementara hukuman alternatif seperti kerja sosial akan lebih diutamakan.

    “Salah satu bentuk pidana alternatif adalah pidana kerja sosial. Karena itu kami menggandeng Pemkab Pacitan sebagai mitra pelaksanaan. Nantinya, jika hasil rekomendasi Bapas berupa kerja sosial, pelaksanaannya akan dikembalikan kepada pemerintah daerah yang telah ditunjuk,” jelas Agus ditulis Jum’at (31/10/2025).

    Agus menambahkan, pelaksanaan pidana kerja sosial masih menunggu aturan teknis dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang sedang disiapkan pemerintah pusat.

    Sementara untuk anak yang berhadapan dengan hukum (ABH), penanganannya dilakukan dengan pendekatan non-penahanan.

    Anak-anak tersebut akan dikembalikan kepada orang tua, ditempatkan di pondok pesantren, atau diikutsertakan dalam balai latihan kerja sebagai bentuk pembinaan.

    “Khusus ABH, aparat penegak hukum tidak diperbolehkan menahan anak. Mereka diarahkan untuk menjalani pembinaan di lingkungan yang lebih edukatif,” tambahnya.

    Beberapa kasus anak di Pacitan belakangan ini menjadi perhatian, seperti kasus pembacokan nenek oleh cucu angkat di Desa Belah, Kecamatan Donorojo, serta pencurian kendaraan oleh remaja di kawasan Perempatan Penceng. Menurut Agus, hal ini menunjukkan pentingnya pendekatan yang lebih mendidik dan memberdayakan.

    “Intinya bukan pembalasan atau pemenjaraan, tapi memberikan kontribusi positif dan pemberdayaan bagi pelaku agar bisa kembali diterima masyarakat,” ujarnya.

    Nantinya, pelaksanaan pidana kerja sosial akan melibatkan sejumlah lembaga pemerintah seperti Dinas Sosial, RSUD Pacitan, maupun panti asuhan. Agus menegaskan, pelaku tidak akan menerima honor atau gaji dalam bentuk apa pun.

    “Tidak boleh diberikan uang atau bayaran karena kegiatan tersebut merupakan konsekuensi hukuman,” pungkasnya. (tri/ted)

  • BMKG Juanda Ingatkan Warga Jawa Timur Cuaca Ekstrem 30 Oktober-5 November 2025

    BMKG Juanda Ingatkan Warga Jawa Timur Cuaca Ekstrem 30 Oktober-5 November 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengeluarkan peringatan kepada masyarakat Jawa Timur agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang diprakirakan terjadi pada periode 30 Oktober hingga 5 November 2025.

    Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan, menyatakan bahwa selama periode tersebut, sejumlah wilayah di Jawa Timur berpotensi mengalami bencana hidrometeorologi. Bencana yang diwaspadai meliputi hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan hujan es.

    “Peningkatan cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan ini diprakirakan akan berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat,” kata Taufiq Hermawan, Kamis (30/10/2025).

    Menurut Taufiq, fenomena ini bisa terjadi didorong oleh beberapa faktor, terutama karena adanya aktivitas atmosfer dan kondisi laut yang mendukung pembentukan awan hujan skala luas.

    “Saat ini, sebagian wilayah Jawa Timur berada pada masa pancaroba, sementara sebagian lainnya telah memasuki awal musim hujan,” urainya.

    Menurut prakiraan BMKG, gangguan atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby yang melintasi Jawa Timur saat ini, turut memperkuat potensi pertumbuhan awan konvektif.

    “Selain itu, suhu muka laut yang masih hangat di sekitar Selat Madura (24-31 derajat Celsius dengan anomali mencapai +2 derajat) juga meningkatkan penguapan, sehingga memperbesar peluang terbentuknya hujan lebat,” rincinya.

    Wilayah yang diimbau untuk waspada antara lain mencakup Surabaya, Sidoarjo, Malang, Lumajang, Pasuruan, Jember, Probolinggo. Kemudian, Blitar, Kediri, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Jombang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep.

    Secara khusus, BMKG juga mengingatkan wilayah dengan topografi curam atau bergunung agar lebih waspada terhadap dampak bencana lanjutan, seperti banjir, longsor, pohon tumbang, jalan licin, hingga jarak pandang terbatas.

    “Oleh karena itu, masyarakat dan instansi terkait untuk senantiasa waspada terhadap perubahan cuaca mendadak, serta potensi hujan disertai petir dan angin kencang,” tegas Taufiq.

    Untuk memantau kondisi terkini, BMKG Juanda menyediakan citra radar cuaca WOFI dan peringatan dini melalui situs stamet-juanda.bmkg.go.id, media sosial @infobmkgjuanda, serta layanan telepon dan WhatsApp 24 jam. (rma/ted)

  • Memasuki Musim Hujan, BPBD Pacitan Imbau Warga Waspadai Longsor dan Angin Kencang

    Memasuki Musim Hujan, BPBD Pacitan Imbau Warga Waspadai Longsor dan Angin Kencang

    Pacitan (beritajatim.com) – Kabupaten Pacitan mulai memasuki musim penghujan sejak awal Oktober 2025. Meski hujan sudah turun di beberapa wilayah, intensitasnya masih bersifat spot-spot dan belum merata di seluruh kecamatan.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Radite Suryo Anggono, mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang biasa muncul saat musim hujan. Ia menyebut hujan dengan intensitas cukup deras berpotensi terjadi secara mendadak dan disertai angin kencang.

    “Biasanya hujan dengan intensitas cukup deras terjadi tiba-tiba, disertai angin kencang,” jelas Radite, Senin (27/10/2025).

    Menurutnya, BPBD Pacitan telah memetakan sejumlah wilayah rawan bencana untuk menghadapi potensi tanah longsor dan pohon tumbang. Selain itu, masyarakat juga diminta mewaspadai munculnya penyakit yang kerap menyerang pada masa peralihan musim.

    “Tanah longsor dan pohon tumbang yang kita waspadai, juga potensi penyakit yang bisa muncul saat peralihan musim,” tambahnya.

    Radite menjelaskan bahwa puncak musim penghujan di Pacitan diprediksi akan berlangsung pada Januari 2026. Sebagai langkah antisipasi, BPBD terus melakukan pemantauan di daerah rawan dan menyiapkan langkah darurat jika terjadi bencana.

    Beberapa waktu lalu, hujan deras yang mengguyur wilayah utara Pacitan, tepatnya di Kecamatan Nawangan, mengakibatkan sembilan kejadian longsor. Enam rumah warga dan tiga ruas jalan dilaporkan mengalami kerusakan akibat peristiwa tersebut.

    “Kami imbau masyarakat untuk berhati-hati. Saat hujan, hindari berteduh di dekat tebing atau pohon yang rapuh. Selain itu, tetap jaga kesehatan dan stamina,” pungkas Radite. [tri/beq]

  • Prakiraan Cuaca 27 Oktober 2025: Madiun dan Pacitan Berpotensi Diguyur Hujan Petir Saat Siang

    Prakiraan Cuaca 27 Oktober 2025: Madiun dan Pacitan Berpotensi Diguyur Hujan Petir Saat Siang

    Surabaya (beritajatim.com) – Warga Madiun dan Pacitan diimbau untuk waspada terhadap potensi hujan petir pada Senin, 27 Oktober 2025. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, sejumlah wilayah di Jawa Timur bagian barat diperkirakan akan diguyur hujan intensitas sedang hingga lebat di siang hari.

    Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menjelaskan bahwa kondisi atmosfer di wilayah Madiun dan sekitarnya menunjukkan potensi pertumbuhan awan konvektif yang cukup aktif.

    “Warga sebaiknya lebih waspada pada siang hari karena potensi hujan petir cukup tinggi, terutama di wilayah perkotaan dan daerah perbukitan,” ujarnya, Minggu (26/10/2025).

    Untuk Kota Madiun, cuaca pada pagi hari diprediksi berawan sejak pukul 06.00 hingga 09.00 WIB. Memasuki siang, tepatnya pukul 12.00 WIB, hujan petir akan melanda hingga sekitar pukul 15.00 WIB.

    Setelah itu, cuaca mulai reda, namun langit masih berawan hingga malam hari. Suhu udara berkisar antara 24–32 derajat Celcius dengan kelembapan 59–97 persen. Angin bertiup dari arah barat dengan kecepatan sekitar 8,5 km/jam.

    Sementara di Kabupaten Madiun, kondisi cuaca tak jauh berbeda. Pagi hari pukul 06.00 WIB akan diawali langit cerah berawan, namun pada siang hingga sore hari potensi hujan meningkat.

    “Masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan sebaiknya membawa perlengkapan seperti payung atau jas hujan, karena hujan bisa turun tiba-tiba,” tambah Oky.

    Suhu udara di wilayah ini berkisar 24–32 derajat Celcius, dengan kelembapan 56–95 persen dan kecepatan angin dari selatan sekitar 8,2 km/jam.

    Adapun Pacitan diperkirakan berawan sejak pagi hingga pukul 09.00 WIB. Menjelang siang pukul 12.00 WIB, hujan petir berpotensi terjadi dan dapat berlangsung hingga pukul 18.00 WIB.

    Kemudian, langit kembali berawan pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB. Suhu udara di Pacitan berkisar antara 22–26 derajat Celcius, dengan kelembapan tinggi mencapai 77–99 persen dan angin berhembus dari utara sekitar 9 km/jam.

    “Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi hujan disertai kilat dan angin kencang, terutama di jam-jam siang hingga sore,” tutur Oky Sukma Hakim.

    Ia juga menambahkan, kondisi berawan di malam hari bisa menjadi indikasi masih adanya peluang hujan ringan di beberapa wilayah sekitar. [mnd/suf]

  • Khemal Pandu Pratikna Resmi Jabat Kepala Dinas Pendidikan Pacitan.

    Khemal Pandu Pratikna Resmi Jabat Kepala Dinas Pendidikan Pacitan.

    Pacitan (beritajatim.com) – Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji resmi melantik Khemal Pandu Pratikna sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan dalam mutasi besar yang digelar di Pendopo Kabupaten, Jumat (24/10/2025).

    Khemal menjadi salah satu dari 87 pejabat yang dilantik, mencakup jabatan pimpinan tinggi pratama, administrator, pengawas, dan fungsional.

    Sosok Khemal dikenal sebagai birokrat muda berpengalaman yang gemar turun langsung ke lapangan. Pria berusia 40 tahun itu telah menempati berbagai posisi strategis di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pacitan.

    Ia pernah menjabat sebagai Staf Bagian Umum Setda Pacitan, Kasi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan Donorojo dan Pacitan, Lurah Ploso, Sekretaris Kecamatan Ngadirojo, hingga Camat Sudimoro.

    Kariernya terus menanjak saat dipercaya menduduki posisi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Pacitan, Plt Kasatpol PP, Plt Asisten Ekonomi dan Pembangunan, serta Plt Kepala Dinas Sosial. Sebelum menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan, Khemal juga sempat menjadi Dewan Pengawas PDAM Pacitan.

    Dengan pengalaman luas tersebut, Bupati Aji — sapaan akrab Indrata Nur Bayuaji — menaruh harapan besar agar Khemal mampu membawa peningkatan mutu pendidikan di Pacitan, termasuk mewujudkan pendidikan inklusif yang dapat diakses seluruh lapisan masyarakat.

    “Pesan saya, bekerjalah sebaik-baiknya untuk mensukseskan visi kita bersama: menyejahterakan dan membahagiakan masyarakat Kabupaten Pacitan,” ujar Bupati Aji usai pelantikan.

    Menanggapi amanah baru itu, Khemal menyatakan siap bekerja keras dan bersinergi dengan seluruh pihak untuk memajukan dunia pendidikan di daerah berjuluk 70-Mile Sea Paradise tersebut. “Mohon doa dan dukungan semua pihak agar saya bisa menjalankan amanah ini sebaik-baiknya,” ucapnya singkat.

    Pelantikan pejabat kali ini merupakan bagian dari penyegaran birokrasi di tubuh Pemerintah Kabupaten Pacitan. Sebanyak 87 pejabat dilantik, terdiri atas 7 pejabat pimpinan tinggi pratama, 30 pejabat administrator, 42 pejabat pengawas, dan 8 pejabat fungsional di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD). (tri/kun)

  • BGN Bekali Ratusan Penjamah Makanan di Pacitan Demi Layanan MBG Aman dan Higienis

    BGN Bekali Ratusan Penjamah Makanan di Pacitan Demi Layanan MBG Aman dan Higienis

    Pacitan (beritajatim.com) – Badan Gizi Nasional (BGN) terus memperkuat upaya peningkatan kualitas layanan Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Penjamah Makanan di Kabupaten Pacitan. Kegiatan yang berlangsung di Museum dan Galeri SBY*ANI, Sabtu (25/10/2025) itu diikuti ratusan peserta dari lima Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di beberapa kecamatan.

    Peserta yang hadir berasal dari SPPG Ngadirojo, Ngadirojo 1, Ngadirojo Wiyoro, Kebonagung Wonogondo, dan Kebonagung Sidomulyo. Mereka mendapat berbagai materi tentang tata kelola makanan siap saji yang higienis dan aman dikonsumsi.

    “Proses produksi pangan itu mencakup pemilihan bahan pangan, penyimpanan bahan baku, pengolahan, penyimpanan makanan jadi, pengepakan, hingga pengangkutan dan penyajiannya,” jelas Sri Hariyanti, salah satu narasumber yang juga sanitarian Dinas Kesehatan Pacitan Sabtu (25/10/2025).

    Menurutnya, aspek higienitas dan sanitasi pangan menjadi perhatian utama agar makanan yang disajikan dalam program MBG aman dari kontaminasi maupun penyakit akibat pangan. Bimtek kali ini juga menjadi ajang refreshing materi yang sebelumnya telah diberikan langsung oleh BGN di tiap SPPG.

    “Jadi ini semacam penyegaran. Kami ingin memastikan para penjamah makanan benar-benar paham dan menerapkan prinsip sanitasi pangan yang baik,” tambah Sri.

    Sementara itu, Nurjaeni, Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN, menjelaskan bahwa bimtek ini merupakan bagian dari pelaksanaan Rencana Kerja BGN tahun 2025. Tujuannya, meningkatkan kompetensi dan keterampilan penjamah makanan di seluruh wilayah layanan MBG.

    “Salah satu bukti kompetensi itu adalah sertifikat bagi penjamah makanan. Ini menjadi standar agar kualitas penyediaan MBG, mulai dari pengadaan bahan hingga pendistribusian, memenuhi syarat laik higieni sanitasi,” terang Nurjaeni.

    Ia menegaskan, BGN terus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kasus-kasus kerusakan makanan yang sempat terjadi di lapangan. Evaluasi ini menjadi dasar untuk memperkuat tata kelola MBG melalui penyediaan infrastruktur SPPG yang lengkap, disertai dengan SOP dan panduan pelaksanaan yang dimonitor serta dievaluasi secara berkelanjutan.

    “Melalui kegiatan ini kami berharap layanan MBG di Pacitan semakin berkualitas dan kasus-kasus kerusakan makanan bisa ditekan hingga zero case,” tegasnya.

    Nurjaeni juga memberi semangat kepada para peserta agar terus bekerja dengan dedikasi tinggi. “Bapak dan ibu semua adalah orang-orang hebat yang menyiapkan generasi masa depan yang kuat dan sehat,” ujarnya.

    Bimtek Penjamah Makanan MBG di Pacitan dijadwalkan berlangsung hingga Minggu (26/10/2025). Pada hari kedua, kegiatan akan diikuti 750 peserta dari 15 SPPG lainnya, diantaranya SPPG Punung, Donorojo, dan Pacitan Kota. (tri/ian)