kab/kota: Osaka

  • Menperin Minta Toyota-Suzuki Tak Naikkan Harga Jual-PHK

    Menperin Minta Toyota-Suzuki Tak Naikkan Harga Jual-PHK

    Jakarta

    Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta komitmen tiga produsen otomotif Jepang yakni Toyota, Suzuki dan Daihatsu agar tidak menaikkan harga jual kendaraan produksinya dan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap tenaga kerja mereka di Indonesia. Hal itu disampaikan Agus Gumiwang saat di Paviliun Indonesia dalam rangka menghadiri World Expo 2025 Osaka, Jepang, Kamis (11/7) lalu.

    Agus menyampaikan keprihatinan atas potensi gejolak di sektor otomotif nasional jika terjadi lonjakan harga kendaraan atau pengurangan tenaga kerja.

    “Maka itu, saya secara khusus meminta agar tidak ada kenaikan harga mobil dan tidak ada PHK di Indonesia. Ini penting demi menjaga daya beli masyarakat dan menjaga lapangan kerja di sektor otomotif, yang merupakan salah satu penopang industri nasional,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (13/7/2025).

    Permintaan tersebut disambut positif oleh para petinggi Toyota, Suzuki dan Daihatsu. Mereka memahami kekhawatiran pemerintah Indonesia dan menyatakan komitmennya untuk menjaga harga tetap stabil dan mempertahankan tenaga kerja di tengah berbagai tantangan global.

    “Komitmen mereka kami apresiasi. Ini adalah langkah konkret dalam mendukung stabilitas industri otomotif di Indonesia,” ujarnya.

    Dalam pertemuan tersebut, Agus juga membahas pentingnya menjaga pasar otomotif domestik Indonesia agar tetap atraktif dan kompetitif. Pemerintah Indonesia sendiri sedang mengupayakan berbagai langkah deregulasi dan insentif fiskal untuk mendorong iklim investasi di sektor otomotif ini.

    Ia menekankan kolaborasi erat antara pemerintah dan prinsipal otomotif menjadi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan industri dan kesejahteraan tenaga kerja di Indonesia. Dengan kontribusi signifikan terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja, industri otomotif menjadi sektor strategis yang harus dijaga bersama.

    “Pasar otomotif Indonesia sangat potensial. Jangan sampai kehilangan momentum hanya karena kenaikan harga atau pengurangan tenaga kerja yang bisa memicu efek domino,” ujarnya.

    Pihaknya mencatat, industri kendaraan bermotor Indonesia memiliki skala besar dengan kontribusi signifikan dari segmen roda 4 serta roda 2 dan 3. Segmen roda 4 didukung 32 pabrikan dengan kapasitas produksi 2,35 juta unit per tahun, dengan menyerap tenaga kerja hingga 69,39 ribu orang dan realisasi investasi mencapai Rp 143,91 triliun.

    Sementara itu, segmen roda 2 dan 3, didukung oleh 73 pabrikan, dengan total kapasitas produksi sebesar 10,72 juta unit per tahun, penyerapan tenaga kerja sebanyak 30,31 ribu orang dan realisasi investasi Rp30,4 triliun.

    Hingga Januari-Mei 2025, industri kendaraan roda 4 mencatat produksi 459 ribu unit, penjualan 316 ribu unit, dan ekspor CBU 192 ribu unit. Pada periode yang sama, industri kendaraan roda 2 dan 3 membukukan produksi 3,37 juta unit, penjualan 3,1 juta unit, serta ekspor CBU 268 ribu unit.

    Ia optimistis, langkah antisipatif ini akan mendapat respons positif dari publik dan pelaku industri sebagai sinyal kepastian dan keberpihakan pemerintah terhadap keberlangsungan industri otomotif nasional di tengah dinamika ekonomi global.

    (acd/acd)

  • Rahasia Umur Panjang Dokter Jantung di Jepang, Umurnya Nyaris Seabad

    Rahasia Umur Panjang Dokter Jantung di Jepang, Umurnya Nyaris Seabad

    Jakarta

    Meskipun umur manusia tidak dapat diprediksi, menjaga gaya hidup sehat bisa menjadi salah satu faktor untuk mendapatkan umur panjang.

    Dikutip dari CNBC Make It, seorang dokter jantung di Osaka Jepang bernama Reizo yang berusia 96 tahun diketahui memiliki rutinitas yang disebut membantunya hidup hingga hampir satu abad.

    Berikut delapan rutinitas rahasia panjang umur ala ahli jantung asal Jepang.

    1. Jalan Pagi

    Reizo dan istrinya selalu menyempatkan untuk jalan kaki di pagi hari, sekitar pukul 05.00. Keduanya menyediakan waktu untuk berjalan kaki pagi selama 30 menit hingga satu jam.

    “Kakek dan nenek saya memanfaatkan jalan pagi untuk memulai hari mereka dengan penuh semangat,” ujar Mika Cribbs, cucu dari Reizo.

    2. Olahraga Ringan

    Tidak berhenti hanya dengan jalan kaki. Reizo melakukan olahraga dengan intensitas ringan seperti peregangan, latihan kekuatan dan keseimbangan.

    Menurut Cribbs, kakek dan neneknya memilih jenis latihan yang berbeda setiap harinya. Olahraga yang dipilih disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan tubuh mereka.

    3. Merawat Hubungan Sosial

    Kebahagiaan dari Reizo salah satunya berasal dari orang-orang tercintanya. Reizo tidak pernah merasakan kesepian karena kasih sayang keluarganya masih bisa dirasakannya.

    Menurut Cribbs, kakeknya menjaga hubungan dengan orang-orang yang dirinya kenal di media sosial, bahkan cucu-cucunya di Amerika Serikat.

    Reizo juga dikenal sebagai pribadi yang terus menjaga otaknya agar tetap aktif, salah satunya dengan rutin menulis.

    “Sejak 2014, kakek saya menyempatkan beberapa menit hampir setiap hari untuk menuliskan pemikiran, pengalaman, dan pandangannya di blog. Saat ini, ia sudah memiliki lebih dari seribu postingan,” ungkap Cribbs.

    5. Menikmati Seni dan Berkarya

    Selain menulis blog, pria berusia 96 tahun tersebut juga mengekspresikan diri melalui karya seni seperti melukis.

    “Kakek saya juga seorang seniman. Setiap hari, dia duduk dan menggambar potret dirinya sendiri. Dia sangat cermat ketika menggambar garis, shading, dan detail. Itu juga dilakukan kakek saya untuk lebih memahami diri sendiri,” kata Cribbs.

    6. Mencoba Hal Baru

    Meskipun sudah lanjut usia, Reizo memilih untuk tetap mencoba hal-hal baru dalam hidupnya. Ini yang membuat hidupnya menjadi menyenangkan dan tidak monoton.

    Selama pandemi, lansia asal Osaka itu memulai hobi baru dengan berkebun, memainkan alat musik baru untuk membantu pernapasan dan menelan, belajar keterampilan baru, hingga melakukan petualangan baru.

    7. Tidur Siang

    Tidur siang menjadi salah satu aktivitas yang tidak pernah dilewatkan oleh Reizo. Menurut Cribbs, ini merupakan salah satu cara dari kakeknya untuk mengisi ulang energi.

    “Kesadaran untuk tahu kapan harus beristirahat sangat berperan besar untuk umurnya yang panjang,” kata Cribbs.

    8. Makan Enak

    Kebahagiaan bisa didapatkan dari makanan enak yang dikonsumsi dan ini yang dilakukan oleh Reizo. Salah satu rahasia panjang umur dan bahagia orang Jepang adalah merasakan kenikmatan hidup dengan mengonsumsi makanan enak.

    “Namun, biasanya nenek saya juga selalu menyajikan makanan yang lebih sehat, seperti berbagai jenis sayuran yang diolah menjadi kari ala Jepang,” kata Cribbs.

    (dpy/kna)

  • Kasus WNI di Jepang Jadi Sorotan, Ada yang Ditangkap karena Merampok

    Kasus WNI di Jepang Jadi Sorotan, Ada yang Ditangkap karena Merampok

    Jakarta

    Tiga Warga Negara Indonesia (WNI) di Jepang diduga melakukan perampokan dan ditangkap aparat setempat, akhir Juni kemarin. Peristiwa ini menambah panjang daftar kasus kejahatan yang melibatkan WNI di Jepang. Apa akar penyebabnya?

    Insiden perampokan terjadi pada Januari 2025 di Hokota, Prefektur Ibaraki. Polisi baru meringkus ketiga tersangka lima bulan setelahnya. Motif para pelaku sampai saat ini masih didalami. Korban merupakan warga lokal Hokota.

    Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Rolliansyah Sumirat, mengungkapkan pihaknya sudah memberi pendampingan hukum kepada ketiganya. Ketiga WNI ini, tambah Rolliansyah, tinggal di Jepang melebihi batas waktuoverstayer.

    “Ketiga WNI telah didampingi pengacara dan KBRI Tokyo terus berkoordinasi dengan Kepolisian Mito, Kashima, dan Namegata di Prefektur Ibaraki, tempat ketiga WNI tersebut ditahan, untuk dapat menjenguk, memeriksa kondisi mereka,” jelas Rolliansyah, Jum’at (4/7).

    “Dan tentunya melakukan wawancara untuk mengetahui motif dan detail informasi lainnya.”

    Ini kali kedua dalam waktu yang berjarak tidak terlalu lama berita warga Indonesia “bertingkah” di Jepang muncul ke permukaan. Publik lebih dulu dibikin ramai dengan video yang memuat pemasangan bendera perguruan silat di salah satu jembatan di Jepang.

    Tahun lalu, beredar informasi di media sosial sekelompok WNI membentuk semacam ‘geng TKI’ di Jepang. Namun, Kemlu Indonesia menyatakan belum ada temuan yang membuktikan kabar tersebut.

    “Pemerintah harus sering melakukan komunikasi, sosialisasi, atau diskusi kepada orang-orang yang dianggap ketua komunitas di Jepang,” ujar salah-seorang WNI yang tinggal di Prefektur Mie, Jum’at (4/7).

    Peneliti kependudukan dari Badan Inovasi dan Riset Nasional (BRIN), yang telah lama mengkaji isu serta fenomena pekerja migran Indonesia di Jepang, menuturkan pembacaan konteks atas kejadian-kejadian itu tidak dapat dipisahkan dari hubungan antara dua negara ini dalam sektor ketenagakerjaan.

    “Di Jepang ini karena diaspora kita sebagian besar adalah kenshusei [pemagang] dengan beragam latar dan karakter orangnya,” paparnya.

    “Karena sebenarnya faktor pendorongnya itu Jepang yang membutuhkan [tenaga kerja]. Bukan kita.”

    Dari kasus spanduk sampai perampokan

    Kabar mengenai ulah warga Indonesia di Jepang tidak keluar sekali saja.

    Sebelum peristiwa kriminal akhir Juni lalu, video berisikan bendera perkumpulan pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) lebih dulu viral. Dalam video itu, beberapa orang terlihat sedang memasang bendera PSHT di salah satu jembatan.

    Aksi PSHT seketika memantik reaksi dari publik. Tidak sedikit yang menyebutnya “merugikan nama baik Indonesia,” di samping “mengganggu ketertiban masyarakat Jepang.”

    PSHT mengklarifikasi kejadian ini dan menyatakan video diambil sudah lama, sekitar 2022. Meski begitu, PSHT, ujar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, mengaku akan “melakukan perbaikan dan berkomitmen penuh untuk menaati seluruh ketentuan hukum dan norma yang berlaku di Jepang.”

    PSHT, di saat yang sama, meminta seluruh anggotanya di Jepang agar tidak memakai atribut komunitas di luar acara internal.

    Pada Januari 2025, aparat penegak hukum di Isesaki, Prefektur Gunma, Jepang, melaporkan kepada KBRI Tokyo bahwa mereka telah meringkus 11 WNI atas kasus perampokan yang terjadi beberapa bulan sebelumnya, November 2024. Satu WNI menjadi korban, meninggal setelah ditusuk.

    Para tersangka, mengutip keterangan Kementerian Luar Negeri, ditetapkan melanggar hukum untuk dua perkara: kadaluwarsa izin tinggal (overstayer) serta pembunuhan.

    Selain di Isesaki, November 2024, tindak pidana juga dilakukan WNI di Kakegawa, Prefektur Shizuoka. WNI berusia 24 tahun merampok kediaman pasangan suami-istri lanjut usia (lansia).

    Tidak hanya merampok, tersangka WNI ini menusuk keduanya sampai terluka parah.

    Juli pada tahun yang sama, kepolisian Fukuoka menangkap seorang WNI yang merampok dan menganiaya perempuan lokal.

    WNI tersebut, berdasarkan keterangan Kemlu RI, memukul korban dari belakang dan mengambil dompetnya. Dia ditangkap tidak lama selepas korban memberikan ciri-ciri pelaku yang mirip dengannya. Kala diperiksa, dompet korban ditemukan pula di tempat sang WNI.

    Kemlu, pada April 2023, mengabarkan tiga WNI ditangkap karena dugaan pembunuhan, menyusul hilangnya WNI berumur 20 tahun selama 24 bulan.

    Jasad korban ditemukan polisi di area pegunungan di Kota Ono, Prefektur Fukushima, di dalam sebuah koper. Polisi menyebut jenazah ini adalah WNI yang dulunya hilang. Tiga WNI lantas ditangkap dengan pasal pembunuhan serta pembuangan mayat.

    Berbagai masalah yang timbul tak lepas dari faktor keberadaan WNI di Jepang yang jumlahnya cukup besar. Selama beberapa tahun belakangan, kepergian WNI ke Jepang, di luar urusan rekreasi, tercatat begitu masif.

    Mengapa banyak WNI bekerja ke Jepang?

    Jepang konsisten menempati kursi paling atas negara dengan populasi berusia tua terbesar di dunia. Pada 2020, angka kelompok usia tua di Jepang menyentuh 28,2% dari total penduduk. Per 2024, merujuk data nasional yang dirilis pemerintah Jepang, persentasenya meningkat menjadi 29,3%.

    Jumlah populasi kelompok tua, dengan kata lain, mencapai sepertiga dari keseluruhan penduduk, atau sekitar 36 juta orang di Jepang berumur lebih dari 65 tahun.

    Jika disederhanakan lagi, satu dari 10 orang di Jepang berumur 80 tahun atau di atasnya.

    Populasi yang tua berdampak pada sektor ketenagakerjaan, dan berpeluang mengikis upaya pemerintah Jepang menggenjot perekonomian. Maka dari itu, Jepang membuka pintu masuk bagi para pekerja dari negara lain.

    Indonesia termasuk yang menonjol.

    “Karena biar bagaimanapun, di sana itu, walaupun negara maju, mereka masih membutuhkan tenaga kerja yang sifatnya manual skill, terutama di sektor pertanian dan perikanan,” papar Kepala Pusat Riset Kependudukan (PRK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nawawi Asmat, ketika diwawancarai BBC News Indonesia, Rabu (2/7).

    “Sehingga butuh banyak pekerja dari luar, terutama Indonesia.”

    Pada 2019, pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat bekerja sama di sektor ketenagakerjaan di bawah bendera Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Fokus kerja sama ini yaitu pengiriman tenaga kerja di bidang tertentu (specified skilled worker).

    Cakupannya merentang dari perawat, careworker, atau bidang-bidang lain yang memerlukan tenaga manusia pertanian, perkapalan, hingga jasa. WNI yang mendaftar program ini akan diberi visa tokutei ginou.

    Salah satu turunan dari kemitraan tersebut diwujudkan dengan kerja sama Kementerian Ketenagakerjaan dan otoritas Prefektur Miyagi pada 2023 kemarin. Kedua pihak saling setuju mengirim serta menempatkan tenaga kerja Indonesia ke Jepang.

    Kesepakatan ketenagakerjaan antara Indonesia dan Jepang punya durasi empat tahun masa berlaku, serta dapat diperpanjang dengan waktu yang sama setelah berakhir.

    Di luar itu, pemerintah Jepang turut mengadakan kegiatan pemagangan (kenshusei) dengan jangka waktu tiga hingga lima tahun. Targetnya: lulusan SMA atau SMK. Bidang yang dibuka mencakup kerja pelat untuk konstruksi bangunan, operator mesin press logam, sampai pemasangan atap genteng.

    Program pemagangan ini dibagi ke dalam beberapa fase, mulai dari pelatihan, evaluasi kompetensi, serta penempatan di industri.

    Dua saluran tersebut berkontribusi dalam lonjakan WNI yang berupaya mengais rezeki di Jepang. Sampai Juni 2024, tercatat sebanyak lebih dari 87 ribu orang mengikuti program magang dan 44 ribu lainnya berstatus pekerja berketerampilan khusus.

    Untuk poin yang disebut terakhir, sebaran pekerja Indonesia dapat dijumpai di 16 bidang kerja, dari caregiver, manufaktur, kelistrikan, elektronik, perikanan, sampai industri produk makanan dan minuman. Indonesia merupakan satu dari sekian negara utama pengirim tenaga kerja berjenis ini, di luar China, Filipina, Myanmar, serta Vietnam.

    Peluang angka partisipasi itu bakal bertambah sangat mungkin terealisasi mengingat pemerintah Indonesia dan Jepang sudah menyetujui penempatan pekerja berkemampuan khusus dengan skema private-to-private (swasta).

    Pejabat di Japan International Cooperation Agency (JICA), lembaga kerja sama internasional Jepang, Shishido Kenichi, menyatakan kebutuhan untuk pekerja migran masih sama dengan kondisi nasional di Jepang, ketika usia demografis penduduk yang menua serta tingginya permintaan tenaga kerja berkeahlian khusus.

    Banyak perusahaan di Jepang, lanjut Kenichi, yang “antusias” untuk merekrut pekerja migran, tidak terkecuali dari Indonesia, tapi terkendala kekosongan penghubung yang bisa menyalurkan permintaan mereka.

    Nawawi mengatakan pemicu tingginya angka pekerja migran Indonesia ialah kebutuhan Jepang dalam memenuhi sumber daya manusia.

    “Jepang itu sekarang the most aging country. Di sana ada masalah tentang mendapatkan tenaga kerja muda, apalagi yang [bisa] manual skill,” jelasnya.

    Keadaan ini, pada titik tertentu, membuat situasi “diaspora” Indonesia di Jepang berbeda dengan kawasan lainnya.

    “Kalau di negara lain, biasanya diaspora kita dibentuk oleh mereka-mereka yang profesional begitu, ya. Taruhlah, misalnya, di Eropa itu kebanyakan [dari] mereka adalah profesional,” tandas Nawawi.

    Sementara di Jepang, diaspora Indonesia mayoritas tersusun oleh para pemagang dan pekerja berkemampuan khusus di area tertentu.

    “Taruhlah kasus yang kemarin itu, yang sempat heboh. Itu kebanyakan dari mereka adalah para kenshusei [pemagang]. Mereka yang kerja di Jepang atas nama visa magang,” tutur Nawawi.

    Pada awal September 2024, video anak-anak muda Indonesia berkumpul dan nongkrong di salah satu ruas jalanan di Osaka viral, menjadi bahan perbincangan di internet. Mereka, rata-rata, memakai atribut serba hitam.

    Tidak sekadar itu, dalam video yang lain terlihat juga dua pemuda berboncengan menaiki sepeda serta mengibarkan bendera.

    Sejumlah warga Jepang mengeluarkan keresahannya, menyamakan aktivitas anak-anak muda Indonesia tersebut tak ubahnya seperti aksi kelompok geng.

    Pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Osaka membantah bahwa orang Indonesia membentuk geng di sana. KJRI Osaka menegaskan gerombolan pemuda yang jadi sumber percakapan diklaim sedang berlibur.

    “Pantauan KJRI tidak ada geng kriminal seperti di media sosial. Kami tidak mengetahui adanya geng yang dibuat WNI. Komunitas WNI tersebar di berbagai kota, dan sejauh ini kegiatan mereka positif,” sebut Konsul KJRI Osaka, R. A. Fathonah.

    Dia menambahkan belum ada laporan dari pihak berwenang perihal video anak-anak muda Indonesia yang viral itu.

    Nawawi menilai pemerintah, dalam konteks menentukan langkah preventif, semestinya turut memberikan edukasi kepada calon pekerja maupun pemagang tidak cuma dari sisi teknis keberangkatan atau persiapan saja.

    Mempelajari budaya setempat, atau dalam hal ini Jepang, imbuh Nawawi, sama pentingnya agar hal-hal yang dipandang bertentangan dapat dihindari.

    Dalam perkara bergerombol dan unjuk identitas kelompok, sebagai contoh, menurut Nawawi, tidak sesuai dengan “nilai-nilai” maupun “kebiasaan” yang diyakini serta dipijak masyarakat Jepang.

    “Jadi, yang diajarin itu cuma prosedur-prosedur, misalnya, kalau kamu [calon pekerja atau pemagang] ada masalah dengan perusahaan kamu lapornya ke mana, begitu. Apa yang harus dilaporkan dan bagaimana prosedurnya. Itu formal,” terangnya.

    “Tapi, yang informal ini yang enggak pernah diajarin. Tentang perbedaan culture kita [Indonesia] dengan masyarakat [Jepang] itu enggak ada.”

    Budaya masyarakat Jepang terbangun lewat, satu di antaranya, ketertiban di bermacam aspek kehidupan. Contoh yang paling sederhana: membuang sampah pada tempatnya atau tidak memanfaatkan fasilitas publik untuk kepentingan yang tidak sesuai.

    Sayangnya, Nawawi menuturkan, “budaya” Indonesia, seperti membentuk gerombolan atau menggunakan fasilitas publik bukan untuk peruntukannya, dibawadan dipertahankanpara peserta pemagang atau pekerja ketika sudah di Jepang.

    Di tengah itu, terdapat ketiadaan pembekalan ihwal budaya yang diterapkan oleh masyarakat Jepang sehari-hari.

    Nawawi pernah mengalami sendiri kejadian yang kurang lebih serupa dengan apa yang muncul pada beberapa waktu terakhir. Tatkala sedang berada di kereta, orang-orang Jepang terbiasa diamtidak berisik. Akan tetapi, masyarakat Indonesia sebaliknya: berbincang satu sama lain.

    “Akhirnya, ada orang Jepang yang kesal dan dia bangun [dari tidurnya] untuk bilang jangan mengganggu. Intinya, orang Jepang ini butuh waktu untuk istirahat di kereta,” ceritanya.

    Masyarakat Jepang cenderung memikirkan apakah ketika melakukan sesuatu akan merugikan orang lain atau tidak. Sedangkan orang-orang Indonesia lebih ke meluapkan ekspresi.

    “Nah, ini yang sering jadi masalah ketika pekerja Indonesia di sana,” tegas Nawawi yang menempuh studi perburuhan di Universitas Mei, Jepang, pada 2008 sampai 2011.

    Peran pemerintah, dalam urusan pekerja migran, juga dapat dimaksimalkan lewat keberadaan KBRI maupun KJRI di kota-kota di Jepang. Kedua kantor pemerintah itu, sebagai contoh, dapat melaksanakan sosialisasi di acara-acara yang mereka adakan.

    Pesan yang disebarkan kurang lebih memuat ajakan bahwa masyarakat Indonesia harus menyesuaikan diri dengan budaya serta nilai yang diberlakukan warga Jepang. Langkah ini, Nawawi berpandangan, merupakan bentuk antisipasi sekaligus kontrol terhadap gerak-gerik komunitas Indonesia.

    “Secara garis besar adalah mengedepankan upaya-upaya untuk memberi penyadaran kepada diaspora kita bahwa mereka hidup di tempat dengan prinsip di mana langit dijunjung, maka di situ harus mengikuti aturan yang ada,” tambahnya.

    “Ini yang jarang disampaikan sehingga sering kali, makanya, ada kasus-kasus yang seperti ini karena memang kurang [edukasi atau sosialisasi dari pemerintah].”

    Aksi-aksi yang terlihat sepele, jika terus-menerus dibiarkan, tidak menutup peluang lahirnya tindakan yang serius, seperti aksi kejahatan.

    Di Jepang, kasus-kasus kejahatan yang menjadikan orang Indonesia sebagai tersangka tidak cuma muncul dalam satu waktu.

    Pemerintah mengaku tengah mengusahakan peningkatan pendidikan kedisiplinan serta kesadaran hukum bagi para pekerja WNI di Jepang.

    “Mungkin [mereka] menganggapnya sama dengan di Indonesia, menghindari penegakan hukum karena di Indonesia dianggapnya mudah saja. Di sini tidak mudah, seperti naik kereta tidak bayar,” ucap Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, September 2023.

    “Merampok itu kebodohan yang luar biasa. Memang menyedihkan, tapi harus diatasi.”

    Pemerintah menegaskan pendidikan hukum difungsikan agar mampu mencegah tindakan kriminal sekaligus melindungi pekerja WNI. Pasalnya, aparat Jepang dianggap tidak menyediakan celah sedikitpun bagi para pelaku kejahatan untuk menghindar.

    Cara yang bakal diambil pemerintah yaitu dengan memaksimalkan peran Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang memfasilitasi pengiriman pekerja WNI ke Jepang.

    “Yang sedang coba kita lakukan bersama adalah memperbaiki proses pendidikannya,” imbuh Heri.

    Bagaimana komunitas Indonesia terbentuk?

    Dari yang semula tidak memiliki bayangan untuk tinggal di Jepang, kini Thony Tasiron sudah 18 tahun menetap di negara itu.

    Pada 2007, Thony pertama kali menginjakkan kaki di Jepang, tidak lama usai menamatkan pendidikan di bangku Sekolah Teknik Menengah (STM) di Majalengka, Jawa Barat. Karena belum mempunyai rencana pasti setelah lulus, Thony memilih untuk pergi bersama teman satu angkatannya ke Jepang.

    Setibanya di sana, Thony mulai belajar bahasa Jepang, lalu melanjutkan kuliah selama dua tahun. Dari situ, dia memperoleh pekerjaan, bermukim, bahkan membangun keluarganya sendiri.

    “Rasanya [tinggal di Jepang] aman dan nyaman,” ujarnya kepada BBC News Indonesia, Jum’at (4/7).

    “Akhirnya malah keterusan,” imbuhnya.

    Kini, Thony tinggal di Prefektur Mie, satu kawasan di pesisir timur Jepang dan berdekatan dengan Nagoya. Sehari-hari, Thony bekerja di industri perkapalan.

    Di Jepang, Thony bertemu dan berkenalan dengan Komarudin, pekerja WNI asal Fakfak, Papua Barat, yang sudah lebih dulu tinggal di Jepang sejak 1998.

    Komarudin, sama halnya Thony, adalah lulusan STM. Dia, awalnya, ke Jepang dengan mendaftar sebuah program magang. Kurang lebih tiga tahun dia habiskan untuk menuntaskan pelatihan sampai akhirnya dia meraih pekerjaan tetap.

    Komarudin mengungkapkan jejaring orang Indonesia di Jepang cukup kuat. Di Prefektur Mie saja, Komarudin memberi contoh, rutin diadakan kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan warga Indonesia.

    Aktivitas yang dimaksud Komarudin yakni badminton.

    “Kalau untuk tadi saya bilang, badminton di Prefektur Mie itu diadakan setiap dua minggu sekali. Kalau pengajianuntuk muslimdalam sebulan sekali itu ada,” sebut Komarudin.

    “Jadi, kalau dibilang kuat, alhamdulillah kuat.”

    Ruang-ruang seperti itu, Komarudin mengakui, membantu memperkenalkan antarwarga Indonesia di Jepang, yang kemudian berkontribusi terhadap lahirnya komunitas yang berisikan sesama perantau.

    Pola pembentukan komunitas Indonesia di Jepang, menurut Kepala Pusat Riset Kependudukan (PRK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nawawi Asmat, bersandar kepada beberapa saluran.

    Pertama, paguyuban berbasis daerah. Di Jepang, paguyuban Bugis dan Jawa mendominasi. Setiap paguyuban, hampir pasti, terpecah menjadi unit-unit kecil berdasarkan daerah.

    Di dalam paguyuban Jawa, misalnya, terdapat kelompok-kelompok pecahan berisikan orang-orang khusus dari Boyolali atau Kendalkeduanya Jawa Tengah.

    Peran paguyuban, ketika membahas mengenai pekerja WNI di Jepang, begitu signifikan, kata Nawawi. Paguyuban menjadi tujuan pertama saat para pekerja atau pemagang WNI datang ke Jepang.

    “Biasanya kalau mereka butuh kebutuhan-kebutuhan dasar yang [sifatnya] emergency, mereka bisa dapatkan dari senior-senior mereka. Misalnya kalau mereka butuh piring, selimut, atau apa pun itu daripada membeli, sementara mereka dapatkan lewat paguyuban,” Nawawi memaparkan.

    Pendek kata, paguyuban membantu para pekerja baru untuk beradaptasi dengan segala hal di Jepang agar “mereka mampu bertahan,” tambah Nawawi.

    Simpul kedua adalah berdasarkan wilayah dengan skala lebih meluas, dalam artian: Indonesia bagian barat, tengah, atau timur.

    Sementara yang ketiga, komunitas Indonesia di Jepang dipupuk melalui organisasi keagamaan, lebih tepatnya masjid. Biasanya, kalau di suatu daerah ada masjid besar yang konsisten membuat berbagai acara, maka “simpul-simpul masyarakat dengan sendirinya berdiri,” tutur Nawawi.

    “Karena, biar bagaimanapun, bagi orang Indonesia masjid itu salah satu simbol lembaga sosial yang mereka cari ketika di luar negeri,” ucap Nawawi.

    Keempat, dan ini berkembang dalam beberapa waktu belakangan, adalah melalui paguyuban yang sifatnya berpedoman pada kegiatan tertentu, seperti sepak bola, silat, atau bulutangkis.

    Meski demikian, Nawawi menggarisbawahi, saluran utama dan terbesar komunitas Indonesia di Jepang berasal dari latar belakang kewilayahan.

    Dari sisi internal para pekerjanya, kepergian dan kedatangan ke Jepang setidaknya didorong dua hal.

    “Jadi, ada yang datang ke sana memang untuk akumulasi modal. Mereka biasanya itu sangat disiplin. Ketika dapat uang, mereka berupaya saving. Sehingga pulang nanti, katakanlah setelah empat tahun, dia punya modal,” Nawawi menerangkan.

    Lalu yang berikutnya yakni para pekerja yang pergi ke Jepang ditujukan untuk tinggal di sana selamanya. Setelah target ekonomi terpenuhi, mereka mulai mencari jodoh dan menikah dengan warga setempat.

    Sepengamatan Nawawi, yang meriset mengenai pekerja migran Indonesia di Jepang, orang-orang Indonesia adalah salah satu yang favorit.

    Dengan menikahi orang Jepang, otomatis peluang untuk mendapatkan status permanent resident bakal minim kendala. Dilihat dari tipologinya, Nawawi menambahkan, “trennya adalah laki-laki Indonesia menikah dengan perempuan Jepang.”

    “Jadi mixed marriage di Jepang itu Indonesia cukup dinikmati. Saya sendiri sering dan pernah diminta mencarikan jodoh orang Indonesia,” kenang Nawawi, disusul tawa.

    Fenomena ini “dirayakan” di media sosial seperti TikTok, berdasarkan observasi BBC News Indonesia. Di TikTok, beberapa akun milik WNI yang BBC News Indonesia temukan memperlihatkan kehidupan membina rumah tangga bersama warga Jepang.

    Hal itu berlaku dua arah. Ada yang WNI-nya berasal dari pihak laki-laki, begitu pula sebaliknya: WNI-nya perempuan.

    Konten-konten mereka menunjukkan bagaimana pernikahan dua warga negara berlangsung, termasuk ketika pasangan dari Jepang diajak mudik ke Indonesia.

    Sebagian besar konten-konten seperti ini panen likes dan views. Reaksi akun lain di kolom komentar menggambarkan keingintahuan tentang keberhasilan pernikahan beda negara.

    Thony menjelaskan keadaan di Jepang, sekarang, berbeda jauh dengan saat dia dulu tiba di sana untuk kali pertama. Indikatornya adalah jumlah WNI yang pergi ke Jepang, waktu itu, tidak kelewat banyak.

    Dengan pengambil kebijakan kian giat mengajak pekerja dari negara lain untuk masuk dan bekerja, orang-orang mulai berbondong-bondong pergi ke Jepang.

    Konsekuensinya, ke-Indonesia-an di Jepang semakin beragam, luwes, dan juga, pada momen yang sama, kompleks.

    “Mereka akhirnya bikin bendera sendiri, kumpul di taman dengan membawa bendera,” ujar Thony. “Sementara dari warga negara Jepang sendiri enggak ada kayak begitu.”

    Menurut Thony, berkumpul dan menyelenggarakan kegiatan dengan sesama warga Indonesia bukan suatu masalah, selama tetap memperhatikan “rambu-rambu” sosial.

    “Kita hidup di negara orang. Istilahnya, numpang di negara orang. Minimal kita harus hati-hati dengan peraturan yang ada,” tandasnya.

    Bagi Komarudin, pemerintah sebaiknya menggandeng para ketua komunitas Indonesia di Jepang yang jumlahnya bisa dikata tidak sedikit. Dengan begitu, pemerintah dapat melakukan “pembimbingan.”

    “Menurut saya pemerintah harus mengajak berdiskusi para pentolan komunitas ini bahwa kita tinggal di sini itu sebisa mungkin berlaku baik. Mungkin itu bentuk campur tangan yang dapat dilakukan pemerintah,” tegasnya.

    Jarak Indonesia dan Jepang terpisah lebih dari 4 ribu kilometer. Kiwari, agaknya, bentang yang memisahkan Indonesia dan Jepang seperti tidak terlampau jauh dengan lahirnya berbagai situasi yang begitu khas nuansa Indonesia-nya.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • China Ngebut Bikin Mobil Terbang, Suzuki Tak Mau Ketinggalan!

    China Ngebut Bikin Mobil Terbang, Suzuki Tak Mau Ketinggalan!

    Jakarta

    Belakangan tengah ramai soal mobil terbang yang mulai dijual oleh pabrikan China. Namun tak hanya mereka, Suzuki yang notabene pabrikan Jepang juga tak mau ketinggalan.

    Keseriusan Suzuki Motor Corporation untuk menggarap mobil terbang ini terlihat dari tambahan investasi yang mereka berikan kepada SkyDrive Inc.

    SkyDrive merupakan startup teknologi yang tengah mengembangkan mobil atau kendaraan terbang bernama SKYDRIVE SD-05.

    Mobil terbang hasil kolaborasi Suzuki dan SkyDrive SD-05 Foto: dok. Suzuki

    Sejatinya, Suzuki dan SkyDrive telah menjalin kerja sama sejak Maret 2022, dengan fokus pada pengembangan pasar luar negeri, termasuk India.

    Kini, lewat alokasi saham pihak ketiga, Suzuki kembali memperkuat dukungan modalnya terhadap SkyDrive.

    “Melalui investasi tambahan ini, Suzuki ingin memperdalam kolaborasi bisnis dan teknologi dengan SkyDrive untuk mewujudkan mobilitas masa depan yang berkelanjutan dan aman,” tulis Suzuki dalam keterangan resminya.

    Tak hanya menanamkan modal, Suzuki dan SkyDrive juga telah memulai produksi mobil terbang SD-05 di kota Iwata, Prefektur Shizuoka. Produksi dilakukan melalui anak perusahaan SkyDrive, Sky Works Inc., yang memanfaatkan fasilitas milik Suzuki Group.

    Proses produksi itu ditandai dengan seremoni pemasangan rivet pertama pada 6 Maret 2025 lalu. Hadir dalam acara tersebut CEO SkyDrive Tomohiro Fukuzawa dan Presiden Suzuki Toshihiro Suzuki, serta perwakilan kedua perusahaan.

    Mobil terbang hasil kolaborasi Suzuki dan SkyDrive ini sejatinya sudah mulai mencuri perhatian dunia. Pada 9 April 2025, SkyDrive sukses melakukan penerbangan publik pertamanya dalam gelaran media day di Expo 2025 Osaka.

    Menariknya, SkyDrive juga telah mengantongi pemesanan awal dari salah satu operator jet pribadi terbesar di India, JetSetGo. Sebanyak 50 unit mobil terbang dipesan untuk mendukung operasional mereka di masa depan.

    “Selain pesawat yang digunakan pada Expo 2025 Osaka, Kansai, Jepang, pesawat untuk dijual kepada pelanggan akan diproduksi di pabrik ini,” tutup Suzuki pada rilis resminya.

    (mhg/din)

  • Pertamina Bawa Batik Difabel Boyolali Unjuk Gigi di Pentas Dunia

    Pertamina Bawa Batik Difabel Boyolali Unjuk Gigi di Pentas Dunia

    Jakarta: PT Pertamina (Persero) memanfaatkan World Expo 2025 di Osaka, Jepang untuk mempromosikan batik yang menjadi produk unggulan sekaligus budaya Indonesia ke pasar dunia. Dalam ajang bergengsi ini, selain mempromosikan batik berkualitas tinggi Pertamina juga memperlihatkan kepada dunia keterampilan para sahabat difabel dalam membatik.

    Dalam momen Cultural Performance, Pertamina menampilkan Sri Sulastri, sahabat difabel yang tergabung dalam kelompok Sriekandi Patra Boyolali. Di hadapan puluhan pengunjung asing, mayoritas warga Jepang, ia memegang canting seperti seorang seniman memegang kuas. 

    (Sri mengenalkan seni batik di atas panggung Paviliun Indonesia. Dok Pertamina)

    Sri mengenalkan seni batik di atas panggung Paviliun Indonesia. Ia mengaku gembira, dengan dukungan Pertamina, ia bisa mengenalkan batik ke pentas dunia. Ia juga takjub dengan kerapihan pelaksanaan expo di Jepang. “Semuanya tertata, terorganisasi, disiplin,” ungkapnya.

    Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan sesuai Asta cita pemerintah dalam memperkuat peran perempuan dan disabilitas, Pertamina berkomitmen mendukung sahabat difabel untuk terus berkarya, maju dan mandiri bahkan bisa Go Internasional. 

    “Sahabat difabel memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk maju dan dikenal di pentas dunia. Pertamina secara berkelanjutan terus melakukan pembinaan dari berbagai aspek termasuk memfasilitasi promosi di tingkat global,” ujar Fadjar.
     

    Fadjar menambahkan, Sriekandi Patra Boyolali merupakan mitra binaan Pertamina yang dibina Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah sejak 2017. Kelompok terdiri atas tujuh penyandang disabilitas dengan latar belakang yang beragam—dari tuna daksa hingga tuna grahita— bersama 3 relawan pengurus, yang semuanya bersatu dalam semangat untuk berkarya. 

    Karya mereka pun telah diakui dunia, melalui penghargaan internasional seperti The CSR Excellence Awards di London dan The Global CSR Awards untuk kategori program inklusif terbaik.

    Pembinaan terhadap pelaku UMKM dari sahabat difabel merupakan komitmen Pertamina menduung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dan ke-10 (Mengurangi Ketimpangan).

    Jakarta: PT Pertamina (Persero) memanfaatkan World Expo 2025 di Osaka, Jepang untuk mempromosikan batik yang menjadi produk unggulan sekaligus budaya Indonesia ke pasar dunia. Dalam ajang bergengsi ini, selain mempromosikan batik berkualitas tinggi Pertamina juga memperlihatkan kepada dunia keterampilan para sahabat difabel dalam membatik.
     
    Dalam momen Cultural Performance, Pertamina menampilkan Sri Sulastri, sahabat difabel yang tergabung dalam kelompok Sriekandi Patra Boyolali. Di hadapan puluhan pengunjung asing, mayoritas warga Jepang, ia memegang canting seperti seorang seniman memegang kuas. 
     

    (Sri mengenalkan seni batik di atas panggung Paviliun Indonesia. Dok Pertamina)

    Sri mengenalkan seni batik di atas panggung Paviliun Indonesia. Ia mengaku gembira, dengan dukungan Pertamina, ia bisa mengenalkan batik ke pentas dunia. Ia juga takjub dengan kerapihan pelaksanaan expo di Jepang. “Semuanya tertata, terorganisasi, disiplin,” ungkapnya.
     
    Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan sesuai Asta cita pemerintah dalam memperkuat peran perempuan dan disabilitas, Pertamina berkomitmen mendukung sahabat difabel untuk terus berkarya, maju dan mandiri bahkan bisa Go Internasional. 
     
    “Sahabat difabel memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk maju dan dikenal di pentas dunia. Pertamina secara berkelanjutan terus melakukan pembinaan dari berbagai aspek termasuk memfasilitasi promosi di tingkat global,” ujar Fadjar.
     

     

    Fadjar menambahkan, Sriekandi Patra Boyolali merupakan mitra binaan Pertamina yang dibina Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah sejak 2017. Kelompok terdiri atas tujuh penyandang disabilitas dengan latar belakang yang beragam—dari tuna daksa hingga tuna grahita— bersama 3 relawan pengurus, yang semuanya bersatu dalam semangat untuk berkarya. 
     
    Karya mereka pun telah diakui dunia, melalui penghargaan internasional seperti The CSR Excellence Awards di London dan The Global CSR Awards untuk kategori program inklusif terbaik.
     
    Pembinaan terhadap pelaku UMKM dari sahabat difabel merupakan komitmen Pertamina menduung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dan ke-10 (Mengurangi Ketimpangan).

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Mantap! Inovasi PTPP Diakui dalam Ajang IGLC ke-33 di Jepang

    Mantap! Inovasi PTPP Diakui dalam Ajang IGLC ke-33 di Jepang

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menunjukan komitmennya dalam mengimplementasikan dan mengembangkan inovasi di bidang Lean Construction.

    Hal tersebut bisa dilihat dari keterlibatan PTPP dalam dua studi ilmiah pada konferensi tahunan International Group for Lean Construction (IGLC) ke-33 yang diselenggarakan di Osaka dan Kyoto, Jepang, pada 2-6 Juni 2025.

    Pada acara tersebut, delegasi PTPP diwakili oleh InsanPP yaitu Rina Asri Aisyah dan Galang Bastiono selaku Project Manager. Mereka berpartisipasi aktif dalam seluruh rangkaian acara, mulai dari Industry Day dan Workshop Day di Osaka yang bertepatan dengan Expo 2025, hingga Academic Conference Day selama tiga hari berturut-turut di Kyoto University.

    Dua paper internasional PTPP berhasil lolos seleksi ketat dan terpublikasi dalam Proceeding IGLC 33, yang dapat diakses melalui situs resmi IGLC.net. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi PTPP, tetapi juga menginspirasi karya-karya lain untuk turut berkontribusi dalam agenda Lean Construction berskala internasional.

    Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo menjelaskan inovasi PTPP dalam Studi Ilmiah di IGLC-33 mempresentasikan dua tema penelitian yang berfokus pada peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam proyek konstruksi.

    Pertama “Simulation of Takt Time Planning, Study Case: Housing In The New Capital City of Indonesia” (Produksi Sistem Desain). Penelitian ini membahas strategi manajemen konstruksi yang efektif untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, dengan studi kasus pada proyek pembangunan Rumah Susun Aparatur Sipil Negara (Rusun ASN) di Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia.

    Proyek Rusun ASN IKN menghadapi tantangan kompleksitas dan ketidakpastian tinggi, sumber daya terbatas, serta masalah logistik. Dalam penelitian ini, PTPP menggunakan metode perencanaan Takt Time, metode dalam Lean Construction yang menyesuaikan alur kerja untuk menciptakan proses efisien pada proyek kompleks.

    Penelitian ini menekankan pentingnya Takt Time Planning ditindaklanjuti dengan mekanisme kontrol untuk mencapai konsistensi takt time.

    Paper kedua mengenai “Bridging Theory and Practice: Evaluating Lean Construction with Lego Simulations” (Pembelajaran dan Pengajaran Lean) yang membahas tantangan dalam mengukur manfaat Lean Construction dan Last Planner System (LPS) dalam aplikasi praktis. Penelitian ini menganalisis data dari 40 simulasi konstruksi berbasis LEGO yang dirancang untuk mengeksplorasi parameter utama yang memengaruhi hasil proyek, seperti biaya, limbah, waktu, keselamatan, cacat, dan Percent Plan Complete (PPC).

    Menggunakan metode statistik seperti analisis korelasi dan sensitivitas, penelitian ini mengidentifikasi biaya sebagai faktor paling sensitif, sementara pengelolaan limbah material menjadi pendorong penting untuk meningkatkan efisiensi.

    Joko mengatakan partisipasi PTPP di IGLC-33 juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan perusahaan konstruksi Indonesia kepada komunitas konstruksi internasional yang memiliki ketertarikan dan passion terhadap Lean Construction. Ini merupakan kali kedua PTPP hadir dalam konferensi tersebut, setelah IGLC-32 di Lille, Perancis pada tahun 2023.

    “Kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk berdiskusi langsung dengan berbagai tokoh Lean Construction terkemuka dunia, memperluas wawasan dan jaringan PTPP di bidang ini,” kata dia dikutip Jumat (4/7/2025).

    “Tentunya partisipasi PTPP pada konferensi ini juga mendapatkan dukungan penuh dari jajaran manajemen dan ke depannya PTPP berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam pengembangan praktik konstruksi yang efisien dan berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun internasional,” tambah Joko.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Japan Airlines Boeing 737 Malfungsi, Mendarat Darurat dari Ketinggian 26.000 Kaki

    Japan Airlines Boeing 737 Malfungsi, Mendarat Darurat dari Ketinggian 26.000 Kaki

    Bisnis.com, JAKARTA — Pesawat Boeing 737–800 milik maskapai Japan Airlines dilaporkan mengalami malfungsi di ketinggian 26.000 kaki dan terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Kansai, Osaka pada Senin (30/6/2025) malam waktu setempat.

    Pesawat dengan nomor penerbangan JL8696 yang dioperasikan oleh Spring Airlines Japan itu sedang terbang dari Shanghai, China menuju Tokyo, Jepang membawa 191 penumpang dan awak. 

    Kemudian, sistem pesawat mendeteksi gangguan tekanan kabin. Akibatnya, pesawat harus segera turun dari ketinggian jelajah 36.000 kaki ke 10.500 kaki dalam rentang 10 menit.

    Masker oksigen pun otomatis keluar, sehingga memicu kepanikan penumpang. Beberapa di antaranya bahkan sempat menulis pesan terakhir karena menyangka pesawat akan jatuh.

    Pesawat akhirnya mendarat darurat di Bandara Kansai, Osaka pada pukul 20.50 waktu setempat. Sampai saat ini, belum ada laporan cedera atau masalah kesehatan di antara penumpang atau awak pesawat.

    Japan Airlines menyatakan penurunan ketinggian tersebut merupakan prosedur standar demi keselamatan setelah sistem tekanan kabin bermasalah. Maskapai juga menegaskan tidak terjadi dekompresi cepat.

    “Pada 30 Juni 2025, Penerbangan JL8696 mengalami kerusakan pada sistem tekanan kabin, disertai dengan peringatan yang menunjukkan tingkat tekanan ketinggian kabin yang tidak normal,” ujar manajemen Japan Airlines mengutip The Independent, Jumat (4/7/2025).

    Adapun, sebagai bentuk tanggung jawab, Japan Airlines memberikan kompensasi sebesar 15.000 yen atau sekitar Rp1,8 juta serta akomodasi hotel bagi seluruh penumpang. 

    “Kami bekerja sama sepenuhnya dengan Badan Keselamatan Transportasi dan melakukan investigasi internal untuk menentukan akar penyebab kegagalan fungsi sistem, dan akan menerapkan langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang,” kata maskapai tersebut.

    Pemerintah Jepang melalui Kementerian Transportasi langsung membuka investigasi terkait insiden ini. Insiden tersebut terjadi di tengah sorotan global terhadap pesawat Boeing usai sejumlah kasus kecelakaan dalam beberapa tahun terakhir.

    Sejak tahun 2000, berbagai versi pesawat Boeing 737 telah dikaitkan dengan setidaknya 12 kasus kecelakaan fatal di seluruh dunia, termasuk insiden China Eastern Airlines Penerbangan MU5735 pada 2022 dan kecelakaan Jeju Air di Korea Selatan tahun lalu.

  • Berita Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia

    Berita Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia

    Ekonomi03 Jul 2025 13:45Cara Cairkan Uang Pensiun PNS di Kantor Pos

    Mulai 1 Juli 2025, sebanyak 142 ribu peserta pensiunan dapat mencairkan manfaat pensiun secara langsung di Kantor Pos terdekat di seluruh Indonesia.

    Ekonomi03 Jul 2025 13:40Wamenperin Lirik Pengembangan Ekspor Kakao-Teh Asal Indonesia

    Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menuturkan, volume ekspor kakao mencapai 340.000 ton di ekspor ke 110 negara.

    Ekonomi03 Jul 2025 13:30Jalankan SK BUMN dan Danantara Asset Management, Agrinas Palma Rombak Direksi dan Komisar…

    Perombakan susunan pengurus Agrinas Palma Nusantara ditunjukkan dari serah terima salinan Surat Keputusan (SK) Menteri BUMN dan PT Danantara Asset Management.

    Ekonomi03 Jul 2025 13:16Pertamina Boyong 10 UMKM Binaan Tembus Pasar Jepang, Hadir di World Expo Osaka 2025

    Sebanyak 10 UMKM binaan Pertamina mengikuti ajang bergengsi World Expo Osaka 2025 yang diselenggarakan di Osaka, Jepang

    Ekonomi03 Jul 2025 13:15KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, Menhub Buka Suara

    Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi meminta jajarannya untuk mempercepat proses evakuasi korban Kapal Motor Penyeberangan atau KMP Tunu Pratama Jaya dipercepat. Termasuk proses pencarian dan pertolongan korban tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.

    Bank03 Jul 2025 12:45Cegah Nepotisme, Calon DK LPS Dilarang Punya Hubungan Keluarga dan Terlibat Politik

    Menteri Keuangan (Menkeu) sekaligus Ketua Panitia Seleksi, Sri Mulyani Indrawati memastikan proses seleksi calon Ketua dan Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2025–2030 akan berjalan dengan sangat ketat dan menjaga prinsip independensi.

    Bank03 Jul 2025 12:35Paripurna DPR Sepakat Angkat Ricky P Gozali Jadi Deputi Gubernur BI

    Ketua Komisi XI DPR RI Muhammad Misbakhun mengatakan, pengangkatan Ricky Perdana Ghozali sebagai Deputi Gubernur BI juga telah disepakati Komisi XI DPR melalui rapat internalnya.

    Ekonomi03 Jul 2025 12:20Mau Jadi Pejabat LPS? Minimal 10 Tahun Berkiprah di Sektor Keuangan

    Menkeu Sri Mulyani menuturkan, seleksi terbuka bagi warga negara Indonesia (WNI) yang punya pengalaman minimal 10 tahun di sektor jasa keuangan yang berhak mendaftar.

    Ekonomi03 Jul 2025 12:10Pembayaran Digital Rambah Sektor Pariwisata hingga Perhotelan

    Seiring pesatnya perkembangan teknologi pembayaran di berbagai negara maju dan berkembang, Bank Indonesia terus mendorong inovasi untuk menghadirkan kemudahan dalam proses transaksi.

    Ekonomi03 Jul 2025 12:00Detik-Detik KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, 4 Orang Meninggal Dunia

    Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengungkapkan kronologi tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan atau KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Diketahui, kapal penyeberangan itu sedang dalam perjalanan berlayar dari Pelabuhan Ketapang ke Gilimanuk.

  • Tembus Pasar Jepang, 10 UMKM Binaan Pertamina Tampil di World Expo Osaka 2025

    Tembus Pasar Jepang, 10 UMKM Binaan Pertamina Tampil di World Expo Osaka 2025

    Tembus Pasar Jepang, 10 UMKM Binaan Pertamina Tampil di World Expo Osaka 2025
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Sejumlah produk unggulan usaha mikro kecil menengah (
    UMKM
    ) binaan PT Pertamina (Persero) kembali mencuri perhatian dunia.
    Kali ini, sebanyak 10 UMKM berpartisipasi dalam ajang bergengsi
    World Expo Osaka
    2025 yang diselenggarakan di Osaka,
    Jepang
    .
    Pameran
    tersebut menjadi ruang bagi produk lokal untuk bersaing secara global, sekaligus menunjukkan kontribusi Pertamina dalam mendorong pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) melalui inovasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
    Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan bahwa partisipasi UMKM dalam World Expo Osaka merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian nasional.
    Melalui pengembangan pasar UMKM, diharapkan pelaku usaha lokal bisa meningkatkan pendapatan dan menggenjot ekonomi desanya.
    Pengembangan pasar juga menjadi tantangan bagi UMKM untuk terus meningkatkan kualitas dan profesionalismenya, sehingga bisa bersaing secara internasional. 
    “Kami bangga UMKM binaan Pertamina dapat tampil di panggung internasional,” ujar Fadjar melalui siaran pers, Kamis (3/7/2025).
    Ia menekankan bahwa kehadiran UMKM di World Expo Osaka bukan sekadar partisipasi dalam
    pameran
    , tetapi momentum nyata untuk membuka akses pasar global dan membuktikan bahwa produk lokal mampu bersaing jika didukung dengan prinsip keberlanjutan.
    Pada ajang World Expo Osaka, Pertamina menampilkan 10 UMKM serta memboyong produk dan pengusahanya ke Jepang.
    Partisipasi UMKM dalam pameran tersebut terbagi dalam dua periode, yakni pada 30 Juni–6 Juli 2025 dan 25–31 Agustus 2025.
    Pada periode pertama, Pertamina menampilkan empat UMKM andalan, yaitu Songket Ilham Bahari, Kainnesia,
    Bali Honey
    , dan Made Tea.
    Sementara itu, pada periode kedua akan hadir Pertenunan Astini, Cap Bali, Kripik Tempe Kahla, Bananania, Dara Baro, dan Apikmen.
    Dari berbagai produk yang dipamerkan di World Expo Osaka, Bali Honey menjadi salah satu UMKM yang paling menarik perhatian para pembeli Jepang.
    Pemilik Bali Honey, Ismail Marzuki, hadir langsung di lokasi untuk memperkenalkan madu unggulannya yang dihasilkan dari hutan tropis Bali.
    Dalam waktu dua hari, ia berhasil menarik minat tiga pembeli potensial asal Jepang. Salah satu pembeli adalah Kiddo Food, importir asal Osaka, yang berencana mengembangkan madu Bali menjadi aneka produk, antara lain granola, es krim, permen, serta kue khas Jepang, seperti dorayaki dan kasutera.
    Kiddo Food memperkirakan estimasi kebutuhan madu mencapai 30 ton per bulan atau setara hampir Rp 30 miliar.
    Selain itu, pengusaha Jepang Yamada San juga menyatakan ketertarikan pada Bali Honey. Bahkan, ia telah merencanakan kunjungan ke Denpasar pada September 2025 untuk melihat langsung proses produksinya.
    Sebagai langkah awal kerja sama, Yamada San berencana memesan 10 kubik madu dengan estimasi nilai  mencapai Rp 850 juta.
    Selain dari kalangan lokal Jepang, antusiasme juga datang dari diaspora Indonesia. Pemilik Sariraya Group, Teguh Wahyudi, yang mengelola restoran, minimarket, dan supermarket halal di Nagoya, Jepang, menyatakan minat untuk memasarkan Bali Honey, dengan estimasi kebutuhan 3 ton per pengiriman senilai Rp 3 miliar.
    Teguh sendiri telah mendatangkan berbagai produk khas Indonesia, seperti tempe, kerupuk, dan makanan kering lainnya.
    Saat ini, Bali Honey menjalani uji laboratorium oleh Pharmaceuticals and Medical Devices Agency (PMDA) Jepang sebagai syarat ekspor.
    Apabila lolos, penandatanganan kontrak akan dilakukan pada kunjungan berikutnya ke Jepang, dengan target produk Bali Honey dapat masuk pasar Jepang pada Desember 2025.
    Pada kesempatan tersebut, Fadjar menegaskan bahwa partisipasi UMKM binaan Pertamina di World Expo Osaka juga sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, yakni meningkatkan perekonomian rakyat dari desa, menciptakan lapangan kerja berkualitas, memperkuat kewirausahaan nasional, dan mengembangkan industri kreatif berdaya saing tinggi.
    Melalui peran aktifnya dalam membina UMKM, Pertamina membuktikan bahwa sinergi antara dunia usaha dan visi pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan menjangkau pasar global.
    Sebagai informasi, World Expo Osaka 2025 diikuti 128 negara dengan lebih dari 31.000 pengunjung setiap hari. Acara ini menjadi panggung strategis untuk mengenalkan potensi Indonesia kepada dunia.
    Dalam perhelatan tersebut, Indonesia menghadirkan Paviliun Indonesia dengan mengusung tema “Thriving in Harmony”, yang mencerminkan strategi pembangunan berkelanjutan melalui harmoni antara alam, budaya, dan pertumbuhan ekonomi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertamina Boyong 10 UMKM Binaan Tembus Pasar Jepang, Hadir di World Expo Osaka 2025 – Page 3

    Pertamina Boyong 10 UMKM Binaan Tembus Pasar Jepang, Hadir di World Expo Osaka 2025 – Page 3

    Selain itu, Yamada San, seorang pengusaha Jepang yang tertarik dengan Bali Honey, bahkan telah merencanakan kunjungan ke Denpasar pada September 2025 untuk melihat langsung proses produksi.

    Pada tahap awal, Yamada San berniat memesan 10 kubik madu dengan estimasi nilai mencapai Rp850 juta, sebagai langkah awal kerja sama jangka panjang.

    Tak hanya dari kalangan lokal Jepang, antusiasme juga datang dari diaspora Indonesia, seperti Teguh Wahyudi, pemilik Sariraya Group yang mengelola sejumlah restoran, mini market, food court dan supermarket halal yang berkantor pusat di Nagoya, Jepang.

    Selama ini, Teguh telah mendatangkan berbagai produk khas Indonesia seperti tempe, kerupuk, dan makanan kering lainnya. Melihat potensi Bali Honey, ia menyatakan minat serius dengan estimasi kebutuhan mencapai 3 ton atau senilai Rp3 miliar per pengiriman.

    Bali Honey akan menjalani proses uji laboratorium oleh PMDA Jepang (Pharmaceuticals and Medical Devices Agency) sebagai syarat ekspor. Setelah proses tersebut rampung, direncanakan penandatanganan kontrak dilakukan dalam kunjungan berikutnya ke Jepang, dengan target produk Bali Honey sudah tersedia di pasar Jepang pada Desember 2025.

    Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa partisipasi ini juga selaras dengan Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya dalam upaya meningkatkan perekonomian rakyat dari desa, menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, memperkuat kewirausahaan nasional, serta mengembangkan industri kreatif yang berdaya saing tinggi.

    Melalui peran aktifnya dalam membina UMKM, Pertamina membuktikan bahwa sinergi antara dunia usaha dan visi pemerintah sangat memungkinkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan menjangkau pasar global.

    Osaka World Expo digelar dengan melibatkan 128 negara peserta dan dihadiri oleh lebih dari 31 ribu pengunjung setiap harinya. Acara ini menjadi panggung strategis untuk memperkenalkan potensi Indonesia kepada dunia. Dalam perhelatan ini, Indonesia menghadirkan Paviliun Indonesia dengan mengusung tema “Thriving in Harmony” yang mencerminkan strategi pembangunan berkelanjutan, yakni harmoni antara alam, budaya, dan pertumbuhan ekonomi.

     

    (*)