kab/kota: Ngawi

  • BPBD Ngawi Ungkap Penyebab Meluapnya Bengawan Solo yang Berdampak ke Pemukiman

    BPBD Ngawi Ungkap Penyebab Meluapnya Bengawan Solo yang Berdampak ke Pemukiman

    Ngawi (beritajatim.com) – Kalaksa BPBD Ngawi Prilla Yuda Putra mengungkapkan kondisi banjir di sejumlah wilayah Ngawi sudah mulai surut menjelang Senin (11/3/2024) sore. Khususnya di wilayah yang terdampak banjir Bengawan Madiun seperti wilayah Pangkur, Kwadungan, dan Padas.

    Sementara, untuk luapan Bengawan Solo yang melanda Kelurahan Margomulyo dan Kelurahan Karangtengah di Kecamatan Ngawi sudah berangsur surut. Sehingga sejumlah masyarakat yang mengungsi ke lokasi lain sudah mulai kembali ke rumah untuk melakukan pembersihan.

    Pasca surut, pihaknya memprediksi tidak akan ada lagi banjir jika tidak hujan. Pun, yang harus dikhawatirkan justru bukan Waduk Gajah Mungkur, melainkan air dari kawasan Boyolali, dan Klaten, serta kawasan Solo sendiri.

    “Elevasi Waduk Gajah Mungkur masih minus. Jadi, belum sampai buka spill way. Sehingga, Semoga saja wilayah tersebut tidak terjadi hujan, sehingga tidak lagi berdampak ke Ngawi,”terang Yuda.

    Semnetara, pihaknya masih terus bersiaga. Mengingat musim penghujan masih berlanjut. Selain itu, pihaknya meminta masyarakat agar selalu waspada saat terjadi cuaca ekstrim.

    Sebelumnya diberitakan, Sebanyak 90 kepala keluarga (KK) mengungsi akibat banjir yang menggenangi kawasan Kelurahan Margomulyo, Kecamatan/Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (11/3/2023) pagi.

    Air dari Bengawan Solo itu meluap ke pemukiman warga sejak Senin dini hari. Tak hanya kelurahan Margomulyo, Kelurahan Karangtengah Ngawi juga terdampak luapan air.

    Di Gang Pudak Kelurahan Margomulyo, air setinggi satu meter menggenangi rumah warga. Sebagian warga memilih bertahan di rumah untuk menjaga harta benda dari air banjir.

    Sebanyak 58 KK di Kelurahan Margomulyo memilih mengungsi ke tempat saudara dan tetangga. Ada pula yang mengungsi ke Posko terdekat. Harta benda warga sudah diselamatkan lebih dulu oleh warga dibantu petugas saat banjir datang pada Minggu (10/3/2024) siang.

    Sementara, 32 KK di Kelurahan Karangtengah mengungsi ke rumah tetangga mereka yang tak terkena banjir. “Jam 02.00 WIB dini hari itu air naik terus. Pagi ini udah mulai berkurang dikut. Tapi masing menggenangi rumah kami. Kami memilih bertahan, tetangga lain masih mengungsi semua,” terang Riska, warga Kelurahan Margomulyo.

    Sementara itu, Kepala Kelurahan Margomulyo Fajar Hermanto mengatakan, pihaknya memastikan warganya dalam kondisi sehat. “Kondisi warga baik ya. Total 58 KK mengungsi. Bapak-bapak berjaga di rumah. Fasilitas kesehatan juga sudah disiapkan,” terang Fajar.

    Makanan untuk warga yang mengungsi sudah dicukupi oleh dapur umum yang disiapkan oleh pemerintah. Air luapan Bengawan Solo itu belum surut menjelang siang ini.

    Sementara itu, untuk banjir yang melanda Kecamatan Padas, Pangkur, Kwadungan, Ngawi, Geneng imbas luapan Bengawan Madiun sudah mulai surut. [fiq/kun]

  • JGN: Masyarakat Harus Jaga Persatuan Pasca Pemilu 2024

    JGN: Masyarakat Harus Jaga Persatuan Pasca Pemilu 2024

    Magetan (beritajatim.com) – Jaringan Gawagis Nusantara (JGN) menyerukan agar masyarakat kembali bergandengan tangan usai hajatan Pemilu 2024 telah usai digelar pada 14 Februari 2024 silam.

    Pesan ajakan untuk berdamai itu, tersampaikan dalam silaturahmi para Gus atau Putra Kyai Se-Matraman yang dikemas dalam acara bertajuk Liwetan & Tasyakuran Pemilu Damai yang digelar di Pondok Pesantren Unggulan An Najah YPM Darul Ulum Poncol Magetan, Minggu (10/3/2024)

    Habib Mustofa atau akrab disapa Gus Toev Selaku pengasuh PP Unggulan An Najah sekaligus sebagai Sekjen Jaga Nusantara mengakui, selama pagelaran Pemilu dan Pilpres di internal Asparagus (Aspirasi Para Gus) yang di Magetan sempat terpolarisasi. Ada pendukung 01, ada yang lebih memilih 02, dan ada yang berlabuh di 03.

    “Kita jangan sampai menjadi bagian dari terjadinya politik identitas. Politik yang terpolarisasi, yang akhirnya tidak efektif. Komunikasi di Asparagus sempat tegang. Terutama yang muda-muda, masih baper (membawa perasaan) saat Pilpres. Tapi malam ini sudah cair semua,hal ini bisa dilihat saat tadi dalam acara penuh dengan guyonan dan gojlokan” ungkapnya.

    Gus Toev juga berharap masyarakat kembali ke kehidupan masing-masing dan kembali bergandengan tangan. Secara sosial juga kembali melakukan komunikasi yang sempat tersekat akibat perbedaan pilihan politik.

    “Pemilu sudah selesai, kita juga sama-sama tidak tahu siapa nanti yang jadi, kita pasrahkan saja kepada KPU. Jadi sudah tidak ada lagi 01, 02 ataupun 03,” ungkapnya.

    Menurutnya, hadirnya Asparagus, ingin menjadi bagian yang bisa mempercepat kembalinya situasi Indonesia agar segera fokus kepada pembangunan yang lebih konkret.

    Setidaknya kurang lebih ada 70 Gus (Putra Kyai) yang hadir dalam silaturahmi itu, bahkan tidak hanya dari Magetan, tapi juga berasal dari Kota Madiun, Kab Madiun Ponorogo, dan Ngawi.

    Gus Toev selaku tuan rumah membawa suasana pertemuan tersebut menjadi cair. Dia bergurau dengan sejumlah Gus yang selama ini berbeda pilihan dalam Pilpres (Pemilihan Presiden).

    “Pilpres sudah berakhir, Asparagus secara Umum dan Kemebul (Komunitas Marek Bareng Ulama) Magetan dan daerah sekitar saatnya kembali ke khittah,” ujar Gus Toev mengawali acara.

    Acara diawali dengan pembacaan doa & Tahlil bersama yang dipimpin langsung oleh KH. Zainal Abidin. Acara saling bergurau kembali terjadi ketika masih-masing yang hadir menyampaikan pentingnya kembali merajut silaturahmi setelah terpolarisasi dalam Pilpres.

    Gus Thoha dari PP Hidayatul Mubtadiin Plaosan MAgetan dalam testimoninya mengatakan bahwa berbeda pilihan dalam politik adalah sebuah keniscayaan. Karena dengan perbedaan bisa saling belajar. Namun ketika hajatan politik sudah selesai maka benang silaturahmi harus dirajut kembali.

    “Tidak harus sama pilihannya. Tapi yang terpenting adalah silaturahmi harus tetap terjaga. Sudah saat kita saling gojlok lagi,” ujar Gus Thoha.

    Bukan hanya Gus Thoha, anggota Asparagus dari Madiun, Ngawi serta Ponorogo juga menyampaikan testimoninya. Semuanya sehati untuk kembali merajut tali silaturahmi.

    Seperti halnya Gus Yasin Pengasuh Pondok pesantren Mekar Agung Kebonsari menyampaikan dalam testimoninya bahwa bersyukur dengan adanya acara malam hari ini karena mampu merekatkan lagi hubungan antar pesantren.

    “Pilpres hanya wasilah tapi ghoyahnya adalah bagaimana Bersama-sama memajukan Indonesia, ini bisa dilihat meskipun yang mengadakan acara silaturahmi malam ini adalah gus Toev selaku Sekjen team Jaga Nusantara sebagai team pemenangan Prabowo Gibran dan juga juru kunci Kemebul Magetan akan tetapi semua gus-gus yang ada,” kata Gus Yasin.

    “Meskipun kemarin dalam pilpres berbeda pilihannya tapi tetep diundang dan semua kompak dating. Ini adalah contoh dari bagaimana berkompetisi tapi setelah selesai semua menyatu untuk selalu bisa bersinergi apalagi dalam Upaya mengawal kepentingan kaum santri” tambahnya.

    Malam itu fanatisme dukungan politik tersebut luluh digerus kuatnya tali silaturahmi. Semuanya mengedepankan kebersamaan dan kembali kepada tugas keumatan, yakni mengelola pesantren yang mereka miliki. [fiq/beq]

  • Bengawan Solo Meluap ke Margomulyo dan Karangtengah Ngawi 

    Bengawan Solo Meluap ke Margomulyo dan Karangtengah Ngawi 

    Ngawi (beritajatim.com) – Sungai Bengawan Solo meluap ke Kelurahan Margomulyo serta Karangtengah, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (11/3/2024) pagi. Sebanyak 90 kepala keluarga (KK) mengungsi akibat banjir tersebut.

    Di Gang Pudak Kelurahan Margomulyo, air setinggi satu meter menggenangi rumah warga. Sebagian warga memilih bertahan di rumah untuk menjaga harta benda dari air banjir.

    Sebanyak 58 KK di Kelurahan Margomulyo memilih mengungsi ke tempat saudara dan tetangga. Ada pula yang mengungsi ke Posko terdekat. Harta benda warga sudah diselamatkan lebih dulu oleh warga dibantu petugas saat banjir datang pada Minggu (10/3/2024) siang.

    Sementara, 32 KK di Kelurahan Karangtengah mengungsi ke rumah tetangga mereka yang tak terkena banjir.

    “Jam 02.00 WIB dini hari itu air naik terus. Pagi ini udah mulai berkurang dikut. Tapi masing menggenangi rumah kami. Kami memilih bertahan, tetangga lain masih mengungsi semua,” terang Riska, warga Kelurahan Margomulyo.

    Sementara itu, Kepala Kelurahan Margomulyo Fajar Hermanto memastikan warganya dalam kondisi sehat.

    “Kondisi warga baik ya. Total 58 KK mengungsi. Bapak-bapak berjaga di rumah. Fasilitas kesehatan juga sudah disiapkan,” terang Fajar.

    Makanan untuk warga yang mengungsi sudah dicukupi dapur umum yang disiapkan oleh pemerintah. Air luapan Bengawan Solo itu belum surut menjelang siang ini.

    Sementara itu, untuk banjir yang melanda Kecamatan Padas, Pangkur, Kwadungan, Ngawi, Geneng imbas luapan Bengawan Madiun sudah mulai surut. [fiq/beq]

  • Banjir Melanda 7 Kecamatan di Ngawi

    Banjir Melanda 7 Kecamatan di Ngawi

    Ngawi (beritajatim.com) – Luapan air Bengawan Solo dan Bengawan Madiun berdampak pada tujuh kecamatan di Kabupaten Ngawi pada Minggu (10/3/2024). Selain menggenangi rumah warga, banjir juga menggenangi lahan pertanian yang mayoritas sudah siap panen.

    Catatan dari Dinas Pertanian Ngawi, total ada 1.393 hektar lahan pertanian yang terdampak banjir. Sebanyak 1.373 lahan diantaranya merupakan tanaman padi. Sisanya merupakan tanaman jagung.

    Untuk Kecamatan Kwadungan, total lahan yang terdampak mencapai 936 hektar. Kemudian, Kecamatan Pangkur sebanyak 62 hektar. Selanjutnya, Kecamatan Padas seluas sembilan hektar. Untuk Kecamatan Geneng mencapai 343 hektar. Kemudian, Kecamatan Paron dan dan Ngawi masing-masing 15 hektar dan 26 hektar. UNtuk Kecamtan Kedunggalar, masing-masing satu hektar untuk tanaman padi dan jagung.

    Untuk Kecamatan Kwadungan, lokasi lahan pertanian yang terendam banjir berada di kawasan desa Mojomanis, Budug, Banget, Karangsono, Kwadungan, Warukkalong, Simo, Sumengko, Tirak, Purwosari, Dinden, Pojok, Jenangan, dan Kendung.

    Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono pun sudah meninjau lokasi bersama Wabup Ngawi Dwi Rianto Jatmiko. Pihaknya, memastikan jika banjir tidak berdampak signifikan pada rumah warga. Namun, memang berdampak besar bagi lahan pertanian. APalagi, di wilayah Kwadungan, padi para petani sudah berusia 70 hari hingga 90 hari.

    ‘’Untuk sawah petani di Kecamatan Kwadungan ini masyoritas sudah masuk asuransi ya. Dan, yang terdampak ini memang sudah mau panen semua. Ya semoga dalam sehari bisa surut. Supaya, gabahnya nanti masih bisa dijual,’’ kata Ony, usai memantau banjir di Kwadungan, Ngawi, Minggu (10/3/2024)

    ‘’Kami pemerintah daerah, sudah berupaya untuk mengajak petani mengasuransikan lahan pertaniannya. Sehingga, saat ada kerugian materiil, bisa disampaikan ke dinas terkait. Kemudian, nanti bsia diganti. Namun, kami mengharap luapan air segera surut,’’ lanjutnya.

    Ony menyebut jika ada padi petani yang bulirnya sudah tertutup genangan air. Jika, sudha begitu, maka gabahnya bisa menghitam, jika dijual pun harganya pasti murah. ‘’Kalau yang bulirnya belum sampai tergenang banjir, maish bisa diselamatkan,’’ pungkasnya. [fiq/but]

  • 5 Kecamatan di Ngawi Banjir,  Aktivitas Warga Lumpuh

    5 Kecamatan di Ngawi Banjir,  Aktivitas Warga Lumpuh

    Ngawi (beritajatim.com) – Banjir luapan Sungai Bengawan Madiun yang menggenangi sejumlah desa di lima kecamatan di Ngawi, Jawa Timur, belum juga surut, pada Minggu (10/3/2024) siang.

    Salah satunya di Desa Pleset, Kecamatan Pangkur, Ngawi, air setinggi pinggang orang dewasa masih menggenangi rumah-rumah warga.

    Aktivitas warga pun lumpuh karena seluruh jalan tergenang banjir. Di Kecamatan Pangkur sendiri, ada empat desa yang terendam banjir luapan Sungai Bengawan Madiun sejak malam, dan dini hari, yaitu Desa Babadan, Gandri, Waruk, dan Pleset. Banjir terparah terjadi di Desa Waruk dan Pleset.

    Hari ini, Forkipimca setempat akan mendirikan posko kedaruratan mengingat intensitas hujan masih tinggi di wilayah tersebut.

    Sementara itu, warga memilih bertahan di rumah sambil menjaga harta bendanya dari banjir. Untuk tidur, sebagian warga membuat tempat yang lebih tinggi. Mereka yang terisolasi hanya bisa berharap listrik tidak padam agar mereka tidak kesulitan air bersih.

    Heru Yuliansah, salah seorang warga, mengatakan bahwa mereka terisolasi dan tidak bisa beraktivitas.

    “Airnya semakin tinggi dan warga bertahan di rumah meskipun kerendam air. Harta benda kami pindahkan ke tempat yang lebih tinggi,” kata Heru.

    Edy Sukamto, Camat Pangkur, mengatakan bahwa di kecamatannya ada 4 desa yang terdampak, dua desa di antaranya terparah.

    “Warga hanya bisa bertahan di rumah. Pihaknya akan mendirikan posko mengingat curah hujan masih tinggi dan berkoordinasi dengan BPBD,” kata Edy.

    Hingga kini, petugas TNI-Polri bersama relawan setempat terus melakukan penyisiran di lokasi banjir menggunakan perahu. Banjir juga merendam sejumlah desa di empat kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Ngawi, Geneng, Padas, dan Kwadungan. [fiq/aje]

  • Petani Ngawi Ditemukan Meninggal di Sumur 15 Meter 

    Petani Ngawi Ditemukan Meninggal di Sumur 15 Meter 

    Ngawi (beritajatim.com) – Seorang petani di Ngawi ditemukan meninggal di dalam sumur sedalam 15 meter di sawah miliknya, Sabtu (9/3/2024) pukul 19.30 WIB. Petani bernama Panidjan (69) warga Desa Munggut Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi itu diduga terpeleset dan jatuh dalam sumur.

    Kejadian itu diketahui bermula saat Panidjan tak kunjung pulang ke rumah setelah pamit ke sawah sejak pagi. Biasanya, saat menjelang siang, Panidjan pulang. Namun, saat itu sampai nyaris sore menjelang tak ada tanda dia pulang. Sang istri, Sunarti (64) pun meminta tolong keluarga untuk mencari Panidjan.

    Hingga akhirnya, Panidjan pun ditemukan sudah tidak sadarkan diri di dalam sumur sedalam 15 meter di sawahnya. Warga yang mengetahui kejadian itu langsung melapor ke pihak kepolisian untuk meminta pertolongan. Pun, merek ajug meminta bantuan Tim SAR.

    “Kemungkinan terpeleset, kemudian jatuh ke dalam sumur. Tidak ada warga yang berani masuk takut ada gas beracun, akhirnya minta bantuan Tim SAR,” terang Yanto, tetangga Panidjan.

    Tim SAR pun melakukan penyelamatan. Mereka menggunakan tripod rescue untuk mengangkat Panidjan. Namun, sempitnya sumur cukup menghambat jalannya evakuasi. Ditambah, korban juga terjepit mesin pompa air.

    “Sumur terlalu sempat dan menghambat kami yang hendak mengevakuasi. Korban terjepit mesin diesel. Kedalaman sekitar 15 sampai 20 meter.butuh waktu 30 menit sampai akhinrya bisa dievakuasi. Sudah dalam keadaan meninggal dunia,” terang Dimas Pujianto, anggota Tim SAR Sikatan Ngawi.

    Jenazah kemudian dibawa ke rumah duka. Polisi pun melakukan visum luar di rumah korban. Dipastikan korban meninggal dunia karena terpeleset dan jatuh ke dalam sumur sawah. Pihak keluarga pun menerima kejadian itu sebagai musibah. [fiq/suf]

  • Kronologi Bus Madu Kismo Tabrak Truk Barang di Tol Ngawi, 8 Terluka 

    Kronologi Bus Madu Kismo Tabrak Truk Barang di Tol Ngawi, 8 Terluka 

    Ngawi (beritajatim.com) – Bus Madu Kismo dengan tujuh orang penumpang menabrak sebuah truk barang di Tol Ngawi-Kertosono KM 589 jalur A masuk Desa Klampisan Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi, Kamis (7/3/2024) pukul 23.30 WIB. Muatan truk berupa kain perca itu sampai tumpah ke parit di pinggir jalan tol karena bak truk pecah.

    Akibatnya, delapan orang terluka termasuk sang sopir bus. Mereka dilarikan di dua rumah sakit berbeda, satu di RS Widodo Ngawi dan satu lagi di RS At Tin Husada. Mereka mengalami luka di kepala dan wajah karena benturan keras saat kecelakaan. 

    Adapun kronologi kejadian bermula saat truk yang dikemudikan oleh Zaenal Purnawan (43) warga Desa Sukawangun Kecamatan Karangnunggal Tasikmalaya, membawa muatan kain perca melaju  di lajur kiri dari arah Solo menuju Surabaya. 

    ‘’Saya jalan biasa gitu, tau-tau ada yang menabrak dari belakang. Truk saya hilang kendali dan hampir terguling masuk parit. Saya turun dan saya cek, ternyata yang menabrak bus ini,’’ terang Zaenal, sang sopir. 

    Bus Madu Kismo itu dikemudikan oleh Suroso (64) warga Desa Kembah Kecmaatan DUkuh Seti Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Diduga, sopir truk mengantuk. Pun, kejadian itu kemudian dilaporkan pihak kepolisian. Polisi yang datang ke lokasi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Ngawi Ipda Yudhi Irawan menduga kecelakaan itu akibat pengemudi bus Madu Kismo mengantuk sehingga menabrak truk di depannya.

    ‘’Kronologis, bus penumpang ii menabrak bagian belakang truk. Delapan orang terluka, ini menjalani perawatan di dua rumah sakit yang berbeda. Diduga sopir bus mengantuk,’’ kata Yudhi. 

    Kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan kemudian diamankan sebagai barang bukti di kantor Unit Gakkum Satlantas Polres Ngawi. Muatan truk yang tumpah sudah dievakuasi oleh petugas. [fiq/aje]

  • Bus Tabrak Truk di Tol Ngawi-Kertosono KM 589, Empat Luka

    Bus Tabrak Truk di Tol Ngawi-Kertosono KM 589, Empat Luka

    Ngawi (beritajatim.com) – Satu unit bus dilaporkan menabrak truk di Jalan Tol Ngawi-Kertosono KM 589 pada Kamis (7/3/2024) pukul 23.20 WIB. Titik kejadian tepatnya masuk Desa Kasreman, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Ngawi, Ipda Yudhi Irawan mengatakan terdapat empat korban mengalami luka dalam kejadian ini.

    “Ada luka empat orang, nggak ada yang meninggal. Insya Allah aman,” kata Yudhi kepada beritajatim.com.

    Diduga, pengemudi bus kurang berkonsentrasi hingga menabrak truk yang ada di depannya. Petugas Jasamarga dan pihak kepolisian pun mengamankan lokasi kejadian.

    Unit Gakkum Satlantas Polres Ngawi pun menuju ke lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). [fiq/beq]

  • Pengusaha Prediksi Beras Langka hingga Akhir Maret

    Pengusaha Prediksi Beras Langka hingga Akhir Maret

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) memproyeksi kelangkaan dan mahalnya harga beras berlangsung setidaknya sampai akhir Maret 2024.

    Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso mengatakan hal itu terjadi karena panen di Maret pun tidak terlalu besar dan cenderung di bawah normal.

    “Kondisi seperti ini masih akan berlangsung sampai dengan akhir Maret,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Senin (26/2).

    Ia mengatakan panen pada Maret diperkirakan hanya mampu menghasilkan beras 3,5 juta ton. Padahal, normalnya panen bisa menghasilkan lebih dari 5 juta ton.

    Kendati, ia tak merinci mengapa beras hasil panen tersebut menurun.

    Harga beras belakangan menjadi sorotan karena melambung tinggi. Tak hanya itu, stoknya pun langka di ritel modern.

    Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengungkapkan harga beras saat ini melonjak hingga 20 persen. Padahal, Ramadan masih cukup jauh.

    Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan mengatakan harga beras saat ini menjadi Rp18 ribu per kilogram (kg). Naik tinggi dibandingkan biasanya sekitar Rp14 ribu per kg. Ini adalah harga tertinggi sepanjang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

    “Ya (harga beras premium Rp18.500 per kg tertinggi di era Presiden Jokowi). Hati-hati, jika pasar tradisional stok berasnya tidak melimpah tentu akan terganggu distribusi pangan rakyat yang ada di pasar,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/2) lalu.

    Menurutnya, hilangnya beras premium secara mendadak tidak hanya terjadi di ritel. Di pasar, para pedagang juga kesulitan mendapatkan beras premium, karena memang stok yang dimiliki penggilingan juga terbatas.

    Reynaldi menyindir lonjakan harga itu dipicu masifnya gelontoran bansos dan bantuan pangan beras 10 kg sebelum Pilpres 2024 kemarin. Pasalnya, setelah itu, kelangkaan pasokan beras mulai terjadi.

    Menurutnya, pembagian bansos dalam momentum politik itu tentu menimbulkan tarik-menarik dengan stok beras di pasar. Ujungnya terjadi lonjakan harga, bahkan kelangkaan.

    “Tentu menteri yang terkait dalam hal ini, seperti Menteri Perdagangan (Zulkifli Hasan) dan Menteri BUMN (Erick Thohir) yang memang secara ‘telanjang’ mendukung paslon tertentu. Namun, tidak memperhatikan nasib petani kecil kita, pedagang kecil kita,” kritik Reynaldi.

    “Fakta bahwa harga beras tinggi ini bukti pemerintah tidak serius menanganinya. Jelas bahwa tata niaga pangan kita ini mesti diperbaiki dan perlu ada perubahan agar tidak terjadi seperti ini terus-menerus,” tambahnya.

    Sementara itu Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi menyebut kenaikan harga beras terjadi karena harga gabah memang sudah tinggi di tingkat petani; di atas Rp7.000 per kg.

    “Jadi kondisi harga gabah yang sudah sampai di atas Rp7.500 itu terjadi di hampir semua sentra produksi,” ujar dia dalam media briefing di Kantor Pusat Bulog Jakarta, Selasa (13/2).

    Bayu merinci harga gabah petani dan harga beras di sentra produksi yang dicatat Bulog per 12 Februari 2024. Di Indramayu, misalnya, harga gabah sebesar Rp7.350 per kg dan beras premiumnya Rp15.475, di Karawang gabahnya Rp7.150 per kg dan berasnya Rp14.333.

    Kemudian, di Banyumas harga gabah Rp8.300 per kg dan beras Rp15 ribu per kg, di Sragen gabahnya Rp8.100 dan beras premiumnya Rp14.200 per kg. Di Ngawi harga gabah Rp8.200 per kg dan beras premiumnya Rp15.700 per kg.

    Selanjutnya, di Sidrap, Sulawesi Selatan harga gabahnya Rp7.900 per kg dan beras premiumnya Rp14.050 per kg.

    Menurutnya, kenaikan harga terjadi di seluruh negeri akibat harga gabah yang melonjak. Itu untuk kualitas gabah kering dan beras premium.

    Jokowi juga pernah mengungkap alasan mengapa harga beras masih mahal di pasaran. Menurut dia, harga beras masih naik karena saat ini belum masuk masa panen raya.

    “Ya belum panen raya. Kalau nanti produksinya melimpah pas panen raya, pasti harganya juga turun,” ujarnya usai melakukan peninjauan di Pasar Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

    (del/mrh)

  • Remaja Putri Jadi ‘Pajangan’ Warung Kopi di Magetan

    Remaja Putri Jadi ‘Pajangan’ Warung Kopi di Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Beberapa remaja putri menjadi ‘pajangan’ warung kopi di Kabupaten Magetan. Mereka merupakan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus lowongan pekerjaan.

    Kapolres Magetan, AKBP Satria Permana mengungkapkan, pihaknya menangkap wanita yang mempekerjakan anak di bawah umur. Masing-masing adalah NUS, pengusaha warung kopi di Kecamatan Kawedanan dan YU, pemilik warung kopi plus karaoke di Kecamatan Maospati.

    Menurut Satria, untuk pelaku NUS, berawal saat dia memposting lowongan pekerjaan di Facebook. Korban C (16) yang melihat postingan itu langsung mengajak rekannya L (15). Keduanya merupakan warga Ngawi.

    “Saat datang ke angkringan, keduanya datang berjilbab rapi. Namun, oleh pelaku NUS, keduanya diminta untuk berpakaian minim agar warung angkringannya ramai pembeli,” terang Satria usai pemusnahan barang bukti miras ilegal di Mako Polres Magetan, Jumat (29/12/2023).

    Namun, ternyata mereka tidak hanya memakai pakaian minim dan menjaga warung angkringan. Kedua remaja itu juga disuruh menemani pelanggan yang minum minuman keras.

    Kemudian untuk pelaku YU, dia menawarkan pekerjaan ke korbannya yakni I (17). Berawal saat korban menanyakan soal pekerjaan pada YU.

    “Korban saat itu langsung disuruh datang ke warung. Di warung itu juga ada peralatan karaoke. Korban juga diminta menjadi pemandu lagu (PL). Korban pun bersedia sembari bekerja sebagai penjaga warung,” lanjut Satria.

    Namun, aksi keduanya segera terendus Satreskrim Polres Magetan. Kedua wanita yang mempekerjaan anak di bawah umur itu langsung diamankan untuk dimintai keterangan.

    Keduanya diancam pasal berlapis yakni Pasal 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2017 tentang TPPO dan Pasal 88 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

    Ancaman hukuman masing-masing pasal tersebut yakni maksimal 15 tahun penjara atau denda Rp600 juta dan hukuman maksimal 10 tahun penjara atau denda maksimal Rp200 juta. [fiq/beq]