kab/kota: Ngawi

  • Petani Ngawi Tenggelam di Waduk Kedung Bendo Meninggal

    Petani Ngawi Tenggelam di Waduk Kedung Bendo Meninggal

    Ngawi (beritajatim.com) – Harto Sudiro (36), petani jagung asal Desa Gunungsari, Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi, Jawa Timur ditemukan meninggal dunia pada Senin (20/5/2024). Harto sempat dilaporkan tenggelam di Waduk Kedung Bendo pada Minggu (19/5/2024) siang.

    Kasi Penyelamatan Bidang Pemadam Kebakaran Satpol PP Ngawi Purwanto mengatakan, pihaknya beserta petugas gabungan telah mengevakuasi jenazah Harto Sudiro.

    “Korban ditemukan di lokasi tenggelam pada Senin (20/5/2024) pagi. Kami langsung melakukan evakuasi dan jenazah dibawa ke rumah duka,” kata Purwanto.

    Menurut Purwanto, pencarian dilakukan sejak Minggu siang dan melakukan pemantauan mulai Minggu malam sampai Senin dini hari. Total sekitar 18 jam Harto berada di waduk dengan kedalaman delapan meter itu.

    “Pencarian dilakukan sejak Minggu sore. Kami gunakan dua perahu karet. Operasi pencarian sudah kami hentikan siring ditemukannya korban,” pungkasnya.

    Diketahui, pria 36 tahun di Desa Gunungsari Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi, Jawa Timur tenggelam di Waduk Kedung Bendo pada Minggu (19/5/2024) pukul 14.00 WIB.

    Pria bernama Harto Sudiro itu menyeberangi waduk dengan berenang sebelum dikabarkan tenggelam. Kejadian itu pertama diketahui oleh sejumlah pemancing di sekitar waduk. Warga kemudian melapor ke kepala desa dan dilanjutkan melapor ke polisi.

    Petugas kemudian meminta tolong Damkar Ngawi dan BPBD Ngawi untuk upaya pencarian dengan menggunakan stau unit perahu landing craft rubber (LCR). Namun, sampai pukul 16.00 WIB korban belum ditemukan.

    Kades Gunungsari Minto mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan bahwa Harto tenggelam. Dari keterangan sejumlah warganya, Harto diketahui memanen jagung di lahan seberang waduk. Harto mengajak kedua anaknya ke lahan dan berangkat menyeberang menggunakan perahu getek.

    “Nah, ternyata air yang dibawa ketinggalan. Nah, korban ini kemudian berenang menyeberang. Namun, diduga korban ini kelelahan sebelum kembali mengambil minum. Sampai akhirnya tenggelam di tengah waduk,” kata Minto di lokasi kejadian.

    Minto mengatakan, jarak lokasi air minum milik korban sampai lahan di seberang waduk kurang lebih 50 meter. [fiq/beq]

  • Minibus Espass Terbakar di SPBU Takeran Magetan, Begini Respons Pertamina

    Minibus Espass Terbakar di SPBU Takeran Magetan, Begini Respons Pertamina

    Magetan (beritajatim.com) – Minibus Daihatsu Espass AE 1731 BO terbakar di area Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Takeran, masuk Desa Jomblang Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Senin (20/05/2024) pagi. Pihak Pertamina beserta Polres Magetan langsung menuju ke lokasi kejadian.

    Sales Branch Manager Pertamina Wilayah Magetan-Ngawi, Hamdan Abdurrahman mengatakan, pihaknya telah memintai keterangan operator SPBU saat kebakaran terjadi.

    “Mesin kendaraan dipastikan sudah mati saat mengisi BBM. Nah, ketika hendak dinyalakan, diduga ada yang konslet di bagian kelistrikannya. Akhirnya menyambar bagian mobil dan akhirnya terbakar,” terang Hamdan di lokasi kejadian.

    Saat api muncul, operator SPBU sudah mencoba memadamkan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) dan sejumlah peralatan lain. Sayangnya, api tak terkendalikan dan kemudian semakin besar.

    “Operator SPBU kemudian mendorong mobil agar bisa menjauh dari mesin pompa SPBU. Hingga akhirnya memanggil Damkar untuk melakukan pemadaman,” kata Hamdan.

    Dia memastikan jika mobil Espass tersebut tidak melangsir BBM. Saat dia mengecek bersama pihak kepolisian, tak ada drum maupun tangki modifikasi di dalam mobil. Dipastikan jika mobil tersebut mobil biasa. “Mobil biasa ya ini. Saya cek tadi tidak ada drumnya,” terang Hamdan.

    Pihaknya memastikan jika SPBU tidak mengalami kerusakan akibat kebakaran tersebut. Kemudian, tidak ada korban luka maupun korban jiwa dari kejadian itu. Saat ini kejadian itu masih dalam penyelidikan Polres Magetan. [fiq/aje]

  • Judi Sabung Ayam Ngawi Digerebek, 1 Orang Tewas Masuk Jurang

    Judi Sabung Ayam Ngawi Digerebek, 1 Orang Tewas Masuk Jurang

    Ngawi (beritajatim.com) – Seorang penjudi sabung ayam di Ngawi, Jawa Timur, tewas setelah terjatuh ke jurang sedalam 80 meter saat berusaha kabur dari penggerebekan polisi arena judi sabung ayam pada Minggu (19/5/2024). Korban bernama Gunawan, 37, warga Desa Sumberdodol, Kecamatan Panekan, Magetan.

    Penggerebekan tersebut dilakukan oleh anggota Polsek Geneng Ngawi yang berpakaian preman sekitar pukul 16.30 WIB. Mendengar suara letusan senjata api peringatan, puluhan orang yang sedang menonton dan bermain judi langsung kabur menyelamatkan diri.

    Nasib nahas, beberapa dari mereka terjatuh ke jurang, termasuk Gunawan dan Rokib Pustoko, 41, warga Desa Randusongo, Kecamatan Gerih, Ngawi. Keduanya langsung dievakuasi ke Puskesmas Widodaren dan dirujuk ke Rumah Sakit Widodo Ngawi.

    Namun, Gunawan tidak dapat diselamatkan dan meninggal dunia sesaat setelah mendapatkan pertolongan medis. Rokip Pustoko, yang juga terluka, masih dalam perawatan.

    Menurut Sareh, salah satu warga, penggerebekan tersebut berlangsung tiba-tiba dan disertai dengan tembakan peringatan.

    “Polisi datang tiba-tiba, terus ada tembakan peringatan ‘dor’ gitu. Semuanya langsung lari, ada yang terjun ke jurang,” ujar Sareh.

    Kepala Desa Randusongo, Edi Susilo, mengatakan bahwa ia mendapat telepon tentang kejadian tersebut dan langsung bergegas ke lokasi.

    “Saya dapat telepon, terus kesini. Sudah orang-orang berhamburan, ada yang ke jurang. Saya lihat tiga orang yang luka, satu meninggal di rumah sakit. Polisi amankan ayam dan motor,” jelas Edi.

    Dalam penggerebekan tersebut, polisi hanya mengamankan 4 ekor ayam dan 4 sepeda motor yang diduga milik para penjudi. Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi dari Polsek Geneng maupun Polres Ngawi terkait peristiwa ini. [fiq/aje]

  • 3 Kejadian Warga Tenggelam di Waduk Kedung Bendo Ngawi

    3 Kejadian Warga Tenggelam di Waduk Kedung Bendo Ngawi

    Ngawi (beritajatim.com) – Sudah ketiga kalinya, warga Ngawi tenggelam di Waduk Kedung Bendo di Desa Gunungsari Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi Jawa TImur. Kejadian yang paling mencolok adalah siswa yang tenggelam di waduk tersebut saat melakukan kemah sekolah pada 2 Februari 2020 lalu.

    Saat itu, DH (14) warga Desa Dawu Kecamatan Paron Ngawi tenggelam saat berenang di waduk. Dia dan sejumlah rekannya tengah mengikuti kegiatan kemah yang digelar oleh sekolahnya di pinggir waduk.

    Saat kejadian, korban tengah mengikuti sejumlah temannya yang lebih dulu berenang di waduk. Namun, korban yang saat itu tak bisa berenang dengan baik terjatuh saat digendong rekannya hingga akhirnya tenggelam di kedalaman empat meter. DH kemudian ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada 3 Februari 2020.

    Kejadian kedua, yakni seorang wanita bernama Giyem (59) warga Desa Gunungsari Kasreman Ngawi ditemukan mengambang di Waduk Kedung Bendo pada 19 April 2023. Warga setempat terkejut karena tiba-tiba melihat jenazah wanita di waduk. Diketahui, Giyem sengaja menceburkan diri ke waduk karena mengalami depresi.

    Teranyar, pria 36 tahun di Desa Gunungsari Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi, Jawa Timur tenggelam di Waduk Kedungbendo di desa setempat pada Minggu (19/5/2024) pukul 14.00 WIB.

    Pria bernama Harto Sudiro itu menyeberangi waduk dengan berenang sebelum dikabarkan tenggelam. Kejadian itu pertama diketahui oleh sejumlah pemancing di sekitar waduk. Warga kemudian melapor ke kepala desa dan dilanjutkan melapor ke polisi.

    Petugas kemudian meminta tolong Damkar Ngawi dan BPBD Ngawi untuk upaya pencarian dengan menggunakan stau unit perahu landing craft rubber (LCR). Namun, sampai pukul 16.00 WIB korban belum ditemukan.

    Kades Gunungsari Minto mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan bahwa Harto tenggelam. Dari keterangan sejumlah warganya, Harto diketahui memanen jagung di lahan seberang waduk. Harto mengajak kedua anaknya ke lahan dan berangkat menyeberang menggunakan perahu getek.

    “Nah, ternyata air yang dibawa ketinggalan. Nah, korban ini kemudian berenang menyeberang. Namun, diduga korban ini kelelahan sebelum kembali mengambil minum. Sampai akhirnya tenggelam di tengah waduk,” kata Minto di lokasi kejadian.

    Minto mengatakan, jarak lokasi air minum milik korban sampai lahan di seberang waduk kurang lebih 50 meter. Pihaknya masih berupaya mencari dengan menggunakan LCR dan mengaduk air waduk. “Semoga segera ditemukan,” pungkas Minto. [fiq/but] 

     

     

  • Segini Kedalaman Waduk Kedung Bendo Ngawi yang Tenggelamkan Warga

    Segini Kedalaman Waduk Kedung Bendo Ngawi yang Tenggelamkan Warga

    Ngawi (beritajatim.com) – Harto Sudiro (36) warga yang tinggal di Desa Gunungsari Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi tenggelam di Waduk Kedung Bendo desa setempat, MInggu (19/5/2024) siang. Sebelum tenggelam, Harto nekat menyeberangi waduk tersebut dengan berenang.

    Hingga saat ini petugas gabungan masih berupaya untuk melakukan pencarian dan pemantauan di sekitar lokasi kejadian. Sejumlah saksi juga sudah diperiksa terkait kejadian tersebut.

    Kapolsubsektor Kasreman Iptu Heri Riyanto mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan dari masyarakat. Petugas gabungan yakni Damkar Ngawi, BPBD, TNI serta relawan dilibatkan untuk membantu proses pencarian.

    ‘’Kemi libatkan petugas gabungan untuk melakukan pencarian. Sampai sore tadi upaya pencarian masih dilakukan kemudian dilakukan pemantauan,’’ terang Heri di lokasi kejadian.

    Heri mengatakan kedalaman waduk mencapai delapan meter. Sehingga, upaya pencarian tidak bisa dilakukan sembarangan. Pihaknya memastikan kawasan waduk aman dari masyarakat yang mencoba menonton upaya pencarian.

    “Kedalaman sekitar delapan meter. Jarak dari lokasi lahan korban sampai seberang waduk sekitar 50 meter lebih,” katanya.

    Diketahui, Pria 36 tahun di Desa Gunungsari Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi, Jawa Timur tenggelam di Waduk Kedung Bendo di desa setempat pada Minggu (19/5/2024) pukul 14.00 WIB.

    Pria bernama Harto Sudiro itu menyeberangi waduk dengan berenang sebelum dikabarkan tenggelam. Kejadian itu pertama diketahui oleh sejumlah pemancing di sekitar waduk. Warga kemudian melapor ke kepala desa dan dilanjutkan melapor ke polisi.

    Petugas kemudian meminta tolong Damkar Ngawi dan BPBD Ngawi untuk upaya pencarian dengan menggunakan satu unit perahu landing craft rubber (LCR). Namun, sampai pukul 16.00 WIB korban belum ditemukan.

    Kades Gunungsari Minto mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan bahwa Harto tenggelam. Dari keterangan sejumlah warganya, Harto diketahui memanen jagung di lahan seberang waduk. Harto mengajak kedua anaknya ke lahan dan berangkat menyeberang menggunakan perahu getek.

    “Nah, ternyata air yang dibawa ketinggalan. Nah, korban ini kemudian berenang menyeberang. Namun, diduga korban ini kelelahan sebelum kembali mengambil minum. Sampai akhirnya tenggelam di tengah waduk,” kata Minto di lokasi kejadian.

    Minto mengatakan, jarak lokasi air minum milik korban sampai lahan di seberang waduk kurang lebih 50 meter. Pihaknya masih berupaya mencari dengan menggunakan LCR dan mengaduk air waduk. “Semoga segera diketemukan,” pungkas Minto. [fiq/but]

     

     

     

     

     

  • Renang Sebrangi Waduk Kedungbendo,  Pria Gunungsari Ngawi Tenggelam

    Renang Sebrangi Waduk Kedungbendo, Pria Gunungsari Ngawi Tenggelam

    Ngawi (beritajatim.com) – Pria 36 tahun di Desa Gunungsari Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi, Jawa Timur tenggelam di Waduk Kedungbendo di desa setempat pada Minggu (19/5/2024) pukul 14.00 WIB

    Pria bernama Harto Sudiro itu menyeberangi waduk dengan berenang sebelum dikabarkan tenggelam. Kejadian itu pertama diketahui oleh sejumlah pemancing di sekitar waduk. Warga kemudian melapor ke kepala desa dan dilanjutkan melapor ke polisi.

    Petugas kemudian meminta tolong Damkar Ngawi dan BPBD Ngawi untuk upaya pencarian dengan menggunakan stau unit perahu landing craft rubber (LCR). Namun, sampai pukul 16.00 WIB korban belum ditemukan

    Kades Gunungsari Minto mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan bahwa Harto tenggelam. Dari keterangan sejumlah warganya, Harto diketahui memanen jagung di lahan seberang waduk. Harto mengajak kedua anaknya ke lahan dan berangkat menyeberang menggunakan perahu getek.

    “Nah, ternyata air yang dibawa ketinggalan. Nah, korban ini kemudian berenang menyeberang. Namun, diduga korban ini kelelahan sebelum kembali mengambil minum. Sampai akhirnya tenggelam di tengah waduk,” kata Minto di lokasi kejadian.

    Minto mengatakan, jarak lokasi air minum milik korban sampai lahan di seberang waduk kurang lebih 50 meter. Pihaknya masih berupaya mencari dengan menggunakan LCR dan mengaduk air waduk. “Semoga segera diketemukan,” pungkas Minto. [fiq/aje]

  • 3 Warga Ngawi Curi Kayu Perhutani, Ini Ancaman Pidananya

    3 Warga Ngawi Curi Kayu Perhutani, Ini Ancaman Pidananya

    Ngawi (beritajatim.com) – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ngawi bersama Perhutani berhasil mengungkap kasus penebangan liar (illegal logging) di kawasan hutan jati Ngawi. Dalam operasi ini, 3 orang tersangka berhasil diamankan beserta sejumlah barang bukti.

    Peristiwa penebangan liar ini terjadi pada Senin (14/4/2024) sekitar pukul 17.30 WIB di RPH Ngantepan BKPH Getas petak 82b-2 dan di jalan dekat sawah masuk Dusun  Ngambong Desa/ Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi.

    Kapolres Ngawi AKBP Argowiyono menjelaskan bahwa pengungkapan kasus ini berawal dari laporan dari pihak Perhutani Ngawi terkait adanya pencurian kayu jati di RPH Ngantepan, Pitu. 

    ‘’Setelah menerima laporan, Reskrim bersama dengan Perhutani langsung menyisir wilayah hutan tersebut dan menemukan 22 batang kayu jati dengan berbagai macam ukuran.Melalui serangkaian penyelidikan, polisi berhasil mengidentifikasi dan mengamankan 3 orang tersangka, yaitu L (39), AS  (46), dan N (43). Ketiga tersangka ini merupakan warga Ngawi dan saat ini ditahan di Mako Polres Ngawi untuk pemeriksaan lebih lanjut,’’ katanya. 

    Sementara itu, 5 orang lainnya yang terlibat dalam kasus ini masih dalam pengejaran (DPO).Adapun barang bukti yang disita dari para tersangka adalah 1 unit sepeda motor Yamaha Jupiter, 2 unit gergaji mesin, dan 22 batang kayu jati berbagai ukuran.

    Para tersangka dijerat dengan Pasal 82 ayat (1) huruf c dan Pasal 83 (1) huruf b Jo Pasal 12 huruf e UU Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, sebagaimana diubah dalam Pasal 37 angka 12 dan angka 13 UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja. Ancaman hukumannya minimal satu tahun dan maksimal 5 tahun penjara. [fiq/kun]

  • Motif Pria Ngawi Bakar Rumah Sendiri, Tak Tahunya Karena Ini

    Motif Pria Ngawi Bakar Rumah Sendiri, Tak Tahunya Karena Ini

    Ngawi (beritajatim.com) – Seorang pria di Desa Kersoharjo, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, nekat membakar rumahnya sendiri pada Rabu (15/5/2024) malam. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 20.00 WIB, setelah pelaku mengonsumsi minuman keras dan cekcok dengan istrinya.

    Pelaku yang diketahui bernama Bayu (31)  membakar rumahnya dengan menggunakan bensin. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, rumah pelaku mengalami kerusakan parah.

    Menurut Karseno, Kepala Dusun setempat, Bayu sebelumnya cekcok dengan istrinya di rumah. Dalam keadaan emosi, Bayu kemudian mengambil bensin dan membakar kandang ternak dan rumahnya. Warga sekitar yang panik berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya.

    “Saat kami datang, api sudah membakar rumah. Kami bersama warga berusaha memadamkan api. Pemilik rumah sebelumnya cekcok dengan istrinya. Pemilik rumah kabur, ada yang bilang ke sungai,” ujar Karseno.

    Kapolsek Geneng, AKP Dandung Setiawan, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa pelaku membakar rumahnya setelah cekcok dengan istrinya dan terpengaruh minuman keras.

    “Dari laporan warga, awalnya kebakaran rumah. Ternyata dibakar oleh suaminya setelah cekcok dengan istrinya. Pelaku juga terpengaruh miras. Dibakar dengan bensin,” jelas Dandung.

    Saat kejadian, istri pelaku, Sutarti, 28 tahun, sedang berada di rumah mertuanya bersama anaknya yang masih berusia 3 tahun. Setelah api padam, petugas kepolisian melakukan olah TKP. Kasus pembakaran rumah ini kini ditangani Polsek Geneng.

    Motif pelaku membakar rumahnya sendiri masih didalami oleh pihak kepolisian. Namun, diduga kuat pelaku nekat membakar rumahnya karena kesal setelah cekcok dengan istrinya.

    “Motif pelaku masih kami dalami. Dugaan awal, pelaku kesal setelah cekcok dengan istrinya,” kata Dandung.

    Bayu, pelaku pembakaran rumah, berhasil diamankan oleh petugas kepolisian. Ia kini ditahan di Polsek Geneng untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. [fiq/ian]

  • Kronologi Kecelakaan Tunggal Pasutri Ngawi, Suami Meninggal di TKP 

    Kronologi Kecelakaan Tunggal Pasutri Ngawi, Suami Meninggal di TKP 

    Ngawi (beritajatim.com) – Sepasang suami istri (pasutri)  mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Ring Road, masuk Desa Kandangan, Kecamatan Ngawi, pada Rabu (15/05/2024) sore. Sang suami, Sutrisno (77) warga Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Ngawi, tewas di lokasi kejadian.

    Sementara sang istri, Pani (65), mengalami luka kritis dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Soeroto Ngawi.

    Menurut keterangan saksi mata, Ahmad Sofi, kecelakaan terjadi saat Sutrisno mengendarai sepeda motor membonceng istrinya pulang dari takziah. Sesampainya di lokasi kejadian, yang merupakan jalan menikung, motor tersebut terjatuh diduga karena tali tas bawaan mereka tersangkut di ban motor.

    “Itu tadi tasnya ditaruh di depan, nyangkut di ban, terjatuh. Istrinya kritis dibawa ke rumah sakit, suaminya tewas di lokasi kejadian. Ini laka tunggal,” ujar Ahmad Sofi, warga setempat.

    Gianto, anak korban, mengatakan bahwa orang tuanya nekat pulang setelah takziah di rumahnya. “Itu tadi habis takziah di rumah saya, terus nekat pulang. Setelah itu dapat kabar kecelakaan,” kata Gianto.

    Sepeda motor pasutri itu diamankan petugas sebagai barang bukti. Unit Gakkum Satlantas Polres Ngawi masih menangani kasus kecelakaan tunggal ini. [fiq/ian]

  • Kebakaran di Perumahan Grudo Ngawi, Terjadi Usai Pemadaman Listrik

    Kebakaran di Perumahan Grudo Ngawi, Terjadi Usai Pemadaman Listrik

    Ngawi (beritajatim.com) – Sebuah rumah di Perumahan Grudo Asri, tepatnya di belakang Terminal Bus Kertonegoro, Desa Grudo, Kabupaten Ngawi, ludes dilalap api pada Senin (13/5/2024) malam. Kebakaran ini terjadi setelah pemadaman bergilir yang dilakukan sejak pagi hingga malam hari.

    Kobaran api pertama kali muncul dari kamar bagian depan rumah milik As Adul Us Ud Abdullah (33) sekitar pukul 20.30 WIB. Saat itu, rumah sedang ditinggal oleh penghuninya.

    Warga yang panik berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Tak lama kemudian, mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi dan melakukan upaya pemadaman.

    Menurut As Adul, api diduga berasal dari korsleting listrik. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa api kembali menyala setelah pemadaman bergilir dilakukan sejak pagi hingga malam hari.

    “Usai pemadaman nyala,.langsung kebakar api dari kamar depan. Diduga korsleting listrik. Pemadaman sejak pagi hingga malam ini tadi baru nyala,” katanya.

    Kebakaran ini menyebabkan kerugian materi yang ditaksir mencapai belasan juta rupiah. Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

    Hingga malam ini, pihak kepolisian masih melakukan olah TKP untuk mencari penyebab pasti kebakaran.

    Kebakaran ini menjadi pengingat bagi warga semua untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan instalasi listrik di rumah. Pastikan semua instalasi listrik dalam keadaan baik dan aman. Gunakan peralatan elektronik dengan hati-hati dan hindari meninggalkan peralatan elektronik yang masih menyala saat bepergian. [fiq/but]