kab/kota: Ngawi

  • Korban Mutilasi dalam Koper di Ngawi Dimakamkan di Blitar dengan Organ Tubuh Tak Utuh
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        25 Januari 2025

    Korban Mutilasi dalam Koper di Ngawi Dimakamkan di Blitar dengan Organ Tubuh Tak Utuh Surabaya 25 Januari 2025

    Korban Mutilasi dalam Koper di Ngawi Dimakamkan di Blitar dengan Organ Tubuh Tak Utuh
    Tim Redaksi
    BLITAR, KOMPAS.com –
    Jasad Uswatun Khasanah (29), korban mutilasi yang ditemukan berada dalam koper merah di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten
    Blitar
    , Jawa Timur, telah dimakamkan di Kabupaten Blitar, Jumat (24/1/2025) malam.
    Pemakaman berlangsung sekitar pukul 20.00 WIB atau sekitar satu jam setelah jenazah Uswatun tiba di rumah ibunya di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum,Kabupaten Blitar.
    Kepala Dusun Sidodadi, Desa Sidodadi, Nahroni mengatakan, kondisi jasad korban masih sama dengan saat pertama kali ditemukan pada Kamis lalu, yakni berupa badan tanpa kepala dan tanpa beberapa bagian kaki.

    “Iya. Memang kondisi jasad Almarhumah ya masih seperti itu. Tapi saat di rumah sakit di Ngawi, sudah dimandikan dan sudah dirapikan di dalam peti,” ujar Nahroni kepada Kompas.com, Sabtu (25/1/2025) sore.
    Menurutnya, hingga kini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan termasuk mencari keberadaan kepala serta sejumlah organ kaki korban.
    Nahroni sendiri ikut mendampingi ibu korban, Sulatemi, serta ayah tiri korban ke Kabupaten Ngawi untuk memberikan keterangan kepada pihak kepolisian serta menjemput jasad korban untuk dibawa pulang ke Blitar.
    Kata Nahroni, pihak keluarga mendapatkan ciri-ciri korban dari pihak Polres Blitar yang mendatangi rumah keluarga korban bersama dirinya pada Kamis (23/1/2025) malam atau beberapa jam setelah ditemukan pada pagi harinya di Ngawi.
    Setelah pihak kepolisian menunjukkan sejumlah ciri-ciri dan barang-barang yang ada di koper, kata dia, pihak keluarga meyakini bahwa jasad perempuan tanpa kepala dan kaki itu adalah Uswatun Khasanah.
    “Malam itu juga, sekitar pukul 22.00 WIB, kami putuskan untuk berangkat ke Ngawi,” tuturnya.
    Kata Nahroni, mereka tiba di Ngawi pada Jumat dini hari sekitar pukul 03.30 WIB dan langsung memberikan keterangan ke Polres Ngawi.
    “Ibu Sulatemi sempat diambil sampe darahnya. Jasad tersebut dapat dipastikan sebagai Mbak Uswatun sekitar pukul 11.00 WIB, Jumat,” ungkapnya.
    Selanjutnya, kata dia, pada Jumat sore sekitar pukul 16.00 WIB, jasad korban diantar ke Blitar menggunakan mobil ambulans.
    “Saya dan keluarga korban mengendarai mobil di belakang ambulans,” ujarnya.
    Diberitakan sebelumnya, jasad perempuan tanpa kepala dan kaki ditemukan berada dalam koper merah di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.
    Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan guna menemukan pelaku pembunuhan disertai mutilasi tersebut.*
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Uswatun Khasanah Korban Mutilasi di Ngawi Menikah 3 Kali, Suami Terakhir Tak Muncul Setahun Terakhir – Halaman all

    Uswatun Khasanah Korban Mutilasi di Ngawi Menikah 3 Kali, Suami Terakhir Tak Muncul Setahun Terakhir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, NGAWI – Uswatun Khasanah, korban mutilasi yang jenazahnya ditemukan dalam koper di Ngawi ternyata telah tiga kali menikah.

    Dua pernikahan pertama berujung cerai sementara keberadaan suami ke-3 tidak diketahui.

    Dari tiga kali menikah dan memiliki dua anak, usia 10 tahun dan 7 tahun.

    Keberadaan suami ketiga Uswatun Khasanah kini dicari menyusul temuan mayat.

    Nur Khalim, ayah Uswatun Khasanah mengungkapkan,  dengan suami ketiganya, korban menikah secara siri. 

    Suami juga tidak pulang ke rumah selama setahun terakhir. 

    Bahkan, pada Jumat (24/1/2025), suami terakhir Uswatun Khasanah tidak tampak saat jenazah istrinya dimakamkan di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    Pernikahan ketiga korban dengan pria asal Tulungagung juga dilakukan secara siri dan  belum dikarunia anak.

    Menurut Nur Khalim, pernikahan ketiga korban dengan pria Tulungagung ini belum lama baru jalan sekitar tiga tahun.

    Awal nikah, korban dan suami ketiga kalinya ini juga hidup rukun di Blitar.

    Tapi, setahun terakhir, Nur Khalim tidak pernah ketemu dengan suami dari pernikahan ketiga kali korban.

    “Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya.

    Lebaran tahun lalu juga tidak datang ke rumah,” kata Nur Khalim.

    Nur Khalim juga tidak pernah bertanya kepada korban soal suaminya.

    Korban sendiri juga tidak pernah cerita kepadanya.

    Ia mengira suami korban kerja di luar kota dan jarang pulang.

    “Anak saya tidak pernah cerita soal suaminya. Selama ini anak saya juga terlihat baik-baik saja,” ujarnya.

    Nur Khalim juga tidak tahu apakah korban dan suami dari pernikahan ketiga ini masih bersama atau sudah pisah.

    “Ini tadi, suaminya juga tidak terlihat datang ke Blitar,” katanya.  

    Diungkapkan Nur Khalim, selama ini korban tinggal bersama ibunya. 

    Nur Khalim mengaku tidak ingat secara pasti kapan kali pertama korban menikah.

    Tapi memastikan pernikahan pertama korban dengan pria asal Srengat, Kabupaten Blitar dilakukan secara resmi.

    Korban bercerai dengan suami pertama dan dikaruniai satu anak laki-laki lalu korban menikah lagi dengan pria asal Lumajang, tapi secara siri.

    Korban dikarunia satu anak perempuan dari hasil pernikahan kedua lalu kembali pisah dengan suami kedua.

    Setelah lama menjanda, korban menikah lagi yang ketiga kalinya dengan pria asal Tulungagung.

    Diakuinya, korban yang merupakan anak sulungnya itu sangat perhatian dengan keluarga.

    Meski tidak tinggal serumah, korban sering menjenguk Nur Khalim untuk memberikan uang buat makan.

    “Setahu saya, anak saya tidak punya musuh. Dia anak baik. Kalau pulang kerja ya ngasih makanan ke anaknya, ke saya, dan ke neneknya. Dia tinggal bersama neneknya, ibu saya,” ujarnya.

    Nur Khalim jelas merasa sedih dan kehilangan dengan musibah yang menimpa anaknya.

    Tapi, Nur Khalim terlihat berusaha tegar.

    Nur Khalim menunggu jenazah anaknya datang di rumah ibu kandung korban yang juga mantan istri Nur Khalim di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    Nur Khalim juga terlihat mengadzani jenazah anaknya saat hendak diberangkatkan dari rumah duka ke tempat pemakaman.

    Nur Khalim sudah cerai dengan istrinya dan dikarunia dua anak, yaitu korban dan adiknya.

    “Anak saya ini dua bersaudara. Adiknya di Jakarta. Tadi sudah dikabari, tapi belum tahu bisa pulang apa tidak,” katanya.

    Ia juga berharap pelaku dihukum seadil-adilnya sesuai dengan perbuatan kejamnya.

    “Saya minta bantuan agar pelaku kejahatan (terhadap anak saya) itu bisa ditangkap. Biar diadili dan dihukum sesuai perbuatanya,” tegasnya.

    Camat Garum, Arinal Huda mengatakna, korban tinggal bersama neneknya.

    “Namun, untuk pemakaman dan sebagainya dilakukan di rumah ibu kandung di Desa Sidodadi. Alhamdulillah, penjemputan jenazah dari Ngawi ke Blitar sekitar 3 jam berjalan lancar tidak ada kendala,” katanya. 

    Arinal mendapat informasi korban kerja di luar kota. Tiap seminggu sekali korban pulang ke Blitar. 

    “Info yang kami terima, korban bekerja di luar kota, di Tulungagung. Hampir setiap minggu pulang ke Blitar, itu info dari keluarga. Untuk pekerjaannya, kami belum tahu pasti,” ujarnya. 

    Dengan musibah ini, Arinal berharap kepada masyarakat untuk waspada dan berhati-hati terhadap warga yang tidak dikenal. 

    “Saya juga meminta masyarakat saling rukun antara sesama warga, jangan sampai ada permasalahan sosial yang menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya. (Suryamalang/Frida Anjani) 

     

  • Suami Siri Uswatun Khasanah Tak Ada saat Pemakaman Istri yang Ditemukan Tewas Dalam Koper di Ngawi – Halaman all

    Suami Siri Uswatun Khasanah Tak Ada saat Pemakaman Istri yang Ditemukan Tewas Dalam Koper di Ngawi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Jasad korban mutilasi yang ditemukan dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, telah dimakamkan pada Jumat (24/1/2025).

    Korban yang diketahui bernama Uswatun Khasanah, dimakamkan di kampung halaman orang tuanya di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    “Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 19.10 WIB. Dibawa mobil ambulans dari Ngawi. Kemudian disalati dan sebagainya.”

    “Sekitar pukul 20.00 WIB langsung dibawa ke pemakaman di TPU Desa Sidodadi,” ungkap Camat Garum, Arinal Huda, di rumah duka, Jumat, dikutip dari TribunJatim.com.

    Pada kesempatan yang sama, ayah kandung Uswatun, Nur Khalim, mengaku tidak melihat sosok suami siri putrinya saat pemakaman berlangsung.

    Menurut Nur, suami siri Uswatun juga tidak tampak melayat ke rumah duka sejak diketahui, jasad yang ditemukan di dalam koper merah di Ngawi, adalah Uswatun.

    “Suaminya juga tidak terlihat datang,” kata Nur, Jumat.

    Lebih lanjut, Nur mengungkapkan, Uswatun sudah menikah siri dengan suaminya yang merupakan warga Tulungagung, selama tiga tahun menikah.

    Nur mengatakan, Uswatun dan sang suami sempat hidup di Blitar saat awal menikah, namun keduanya kemudian pindah ke Tulungagung.

    Tetapi, kata Nur, selama setahun belakangan, ia tidak pernah bertemu suami Uswatun.

    Bahkan, Idulfitri tahun lalu, suami Uswatun juga tidak terlihat berkunjung ke rumah.

    “Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak datang ke rumah,” tutur Nur.

    Meski demikian, Uswatun tak pernah bercerita mengenai suaminya kepada sang ayah.

    Nur menduga, suami sang anak bekerja di luar kota, sehingga jarang pulang.

    Ia juga melihat Uswatun selama ini dalam kondisi baik-baik saja.

    “Anak saya tidak pernah cerita soal suaminya. Selama ini anak saya juga terlihat baik-baik saja,” pungkas dia.

    Sebagai informasi, suami siri ini merupakan pernikahan ketiga Uswatun.

    Dari dua pernikahan sebelumnya, Uswatun dikaruniai masing-masing satu anak, namun berakhir bercerai.

    Korban Tewas karena Dicekik

    Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Krisnawan, mengungkapkan ada dugaan Uswatun Khasanah mengalami kekerasan sebelum tewas.

    Korban tewas akibat kehabisan napas. Diduga, ia dicekik pelaku.

    “Penyebab kematian akibat asfiksia atau kekurangan napas, ini disebabkan terhambatnya jalan pernapasan.”

    “Kemungkinan akibat cekikan atau potongan pada leher korban,” jelas Joshua, Jumat.

    Tak hanya itu, ia juga mengatakan, ada resapan darah di sekujur tubuh korban.

    “Disinyalir ada kekerasan sebelum korban meninggal dunia,” imbuh dia.

    Diketahui, penemuan mayat wanita dalam koper pada Kamis, membuat geger warga Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis (23/1/2025).

    Penemuan mayat itu bermula saat seorang warga yang melintas hendak membuang sampah.

    Ia kemudian curiga melihat ada paket besar berwarna hitam yang terbungkus rapi di selokan.

    Saat dibuka, paket itu ternyata berisi koper merah. Warga tersebut lantas mengintip koper dan menemukan kejanggalan.

    “Ada selimut agak putih, sepatu wanita dan sekilas bentuk tubuh tapi tidak lama ditutup kembali.”

    “Warga lalu melaporkannya ke Pemerintah Desa diteruskan ke polisi,” ungkap Kepala Desa Dadapan, Andik Bangga Satria Rama, Kamis.

    “Paketnya rapi. Kalau bukan orang paket atau kurir, tidak mungkin bisa dikemas sedemikian rupa,” imbuhnya.

    Setelah penemuan itu, mayat korban lantas dievakuasi dan dibawa ke RSUD Dr Soeroto Ngawi untuk diautopsi.

    Atas kematian korban, pihak keluarga berharap pelaku segera ditangkap.

    “Saya minta bantuan agar pelaku bisa ditangkap. Biar diadili dan dihukum sesuai perbuatannya,” kata Nur Khalim.

    Hal serupa juga turut disampaikan ayah sambung korban, Hendi Suprapto, saat menjemput jasad korban di RSUD Dr Soeroto, Jumat.

    “Harapan anggota tubuh cepat ditemukan, pelaku cepat tertangkap, cara pelaku sadis, tidak manusiawi,” ujar dia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pilu Ayah Korban Mutilasi dalam Koper Ngawi Ceritakan Sosok sang Anak, Harap Pelaku segera Ditangkap

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJatim.com/Samsul Hadi)

  • Kasus Mayat dalam Koper di Ngawi Jatim, Keluarga: Anak Saya Tidak Punya Musuh, Dia Anak Baik – Halaman all

    Kasus Mayat dalam Koper di Ngawi Jatim, Keluarga: Anak Saya Tidak Punya Musuh, Dia Anak Baik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BLITAR – Keluarga menegaskan bahwa Uswatun Khasanah alias UK (30), kasus mayat dalam koper di di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur tidak memiliki musuh.

    Ayah korban, Nur Khalim berharap agar pelaku segera ditangkap dan dihukum seadil-adilnya sesuai dengan perbuatan kejamnya.

    “Saya minta bantuan agar pelaku kejahatan (terhadap anak saya) itu bisa ditangkap. Biar diadili dan dihukum sesuai perbuatanya,” kata Nur Khalim ditemui usai pemakaman UK di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jumat (24/1/2025) malam.

    Nur Khalim mengatakan, selama ini korban yang merupakan anak sulung dari dua bersaudara merupakan anak baik yang perhatian dengan keluarga.

    Meski tidak tinggal serumah, korban sering menjenguk Nur Khalim untuk memberikan uang buat makan.

    “Setahu saya, anak saya tidak punya musuh. Dia anak baik. Kalau pulang kerja ya ngasih makanan ke anaknya, ke saya, dan ke neneknya. Dia tinggal bersama neneknya, ibu saya,” ujarnya.

    Nur Khalim tampak jelas merasa sedih dan kehilangan dengan musibah yang menimpa anaknya.

    Namun Nur Khalim terlihat berusaha tegar.

    Sejak sore, Nur Khalim menunggu jenazah anaknya datang ke rumah ibu kandung korban yang juga mantan istri Nur Khalim, di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    Nur Khalim juga terlihat mengadzani jenazah anaknya saat hendak diberangkatkan dari rumah duka ke tempat pemakaman.

    Sebagai informasi, Nur Khalim sudah cerai dengan istrinya dan dikarunia dua anak, yaitu korban dan adiknya.

    “Anak saya ini dua bersaudara. Adiknya di Jakarta. Tadi sudah dikabari, tapi belum tahu bisa pulang apa tidak,” katanya.

    Korban Tiga Kali Menikah 

    Nur Khalim menuturkan, korban sempat tiga kali menikah dan dikarunia dua anak, satu usia 10 tahun dan satu lagi usia 7 tahun.

    Dia mengaku tidak ingat secara pasti kapan kali pertama korban menikah.

    Tapi, pernikahan pertama korban dengan pria asal Srengat, Kabupaten Blitar, dilakukan secara resmi.

    Korban bercerai dengan suami pertama dan dikaruniai satu anak laki-laki.

    Lalu, korban menikah lagi dengan pria asal Lumajang, tapi secara siri.

    Korban dikarunia satu anak perempuan dari hasil pernikahan kedua.

    Korban kembali pisah dengan suami kedua.

    Setelah lama menjanda, korban menikah lagi yang ketiga kalinya dengan pria asal Tulungagung.

    Pernikahan ketiga korban dengan pria asal Tulungagung juga dilakukan secara siri.

    Korban belum dikarunia anak di pernikahan ketiga ini.

    Menurut Nur Khalim, pernikahan ketiga korban dengan pria Tulungagung ini belum lama, baru jalan sekitar tiga tahun.

    Awal nikah, korban dan suami ketiganya juga hidup rukun di Blitar.

    Tapi, setahun terakhir ini, Nur Khalim tidak pernah bertemu dengan suami dari pernikahan ketiga kali korban.

    “Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak datang ke rumah,” kata Nur Khalim.

    Nur Khalim juga tidak pernah bertanya kepada korban soal suaminya. Korban juga tidak pernah bercerita kepadanya.

    Ia mengira suami korban kerja di luar kota dan jarang pulang.

    “Anak saya tidak pernah cerita soal suaminya. Selama ini anak saya juga terlihat baik-baik saja,” ujarnya.

    Sampai sekarang, Nur Khalim juga tidak tahu apakah korban dan suami dari pernikahan ketiga ini masih bersama atau sudah pisah.

    “Ini tadi, suaminya juga tidak terlihat datang ke Blitar,” katanya.

    Seperti diketahui, korban mutilasi yang jasadnya ditemukan dalam koper di Desa Dadapan, Kabupaten Ngawi, pada Kamis (23/1/2025), ternyata warga Kabupaten Blitar 

    Korban adalah UK (29), perempuan asal Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    Hingga kini, polisi masih memburu pelaku pembunuhan dan mutilasi yang jasadnya dimasukkan koper.

    Penulis: Samsul Hadi

  • Kasus Mayat dalam Koper di Ngawi Jatim, Keluarga: Anak Saya Tidak Punya Musuh, Dia Anak Baik – Halaman all

    Sosok Uswatun Khasanah Ditemukan Tewas dalam Koper di Ngawi, Sudah 3 Kali Nikah hingga Dikenal Baik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok Uswatun Khasanah yang ditemukan tewas dalam koper di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

    Sebelumnya, nama Uswatun Khasanah menjadi bahan perbincangan setelah mayatnya dalam kondisi dimutilasi menggegerkan warga Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.

    Polisi yang menerima laporan kemudian melakukan pendalaman hingga identitas mayat tersebut diketahui adalah Uswatun Khasanah.

    Korban dipastikan menjadi korban pembunuhan.

    Dirangkum dari TribunJatim.com, Uswatun Khasanah merupakan wanita kelahiran 1995.

    Ia tutup usia di umurnya yang masih 30 tahun.

    Uswatun Khasanah berasal dari Kabupaten Blitar yang bekerja sebagai sales kosmetik di wilayah Tulungagung.

    Berdasarkan keterangan ayah korban, sang anak sudah menikah sebanyak tiga kali.

    Uswatun Khasanah pertama kali membangun rumah tangga dengan pria asal Srengat, Kabupaten Blitar.

    Pernikahan keduanya dilakukan secara resmi sehingga dicatat oleh negara sekitar tahun 2015.

    Uswatun Khasanah lalu cerai. Dari pernikahan ini, ia melahirkan seorang anak laki-laki, kini berusia 10 tahun. 

    Tidak lama kemudian, korban menikah untuk kedua kalinya.

    Ia menikah secara siri dengan pria asal Lumajang sekitar tahun 2018.

    Keduanya kemudian dikaruniai anak perempuan yang kini berusia 7 tahun.

    Mahligai rumah tangga Uswatun Khasanah kembali kandas di tengah jalan.

    Sementara pernikahan ketiga korban juga dilakukan secara agama.

    Suami terakhir Uswatun Khasanah berasal dari Tulungagung.

    Keduanya menikah pada tahun 2022 silam.

    Ayah korban, Nur Khalim menyebut kehidupan rumah tangga sang anak berjalan rukun.

    Namun sejak 2024, ia tidak pernah bertemu dengan suami dari Uswatun Khasanah.

    “Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak datang ke rumah,” kata Nur Khalim, dikutip dari TribunJatim.com.

    Nur Khalim, ayah kandung Uswatun Khasanah alias UK (30), korban mutilasi yang jasadnya ditemukan dalam koper di Kabupaten Ngawi, saat ditemui usai pemakaman anaknya di tempat pemakaman umum Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jumat (24/1/2025). (Kolase Tribunnews.com)

    Nur Khalim bersaksi anaknya sosok yang dikenal baik dan bertanggung jawab.

    Meski bekerja di Tulungagung, Uswatun Khasanah rutin pulang ke Blitar.

    “Dia anak baik. Kalau pulang kerja ya ngasih makanan ke anaknya, ke saya, dan ke neneknya. Dia tinggal bersama neneknya, ibu saya,” ujarnya.

    Terkait kematian korban, Nur Khalim menegaskan Uswatun Khasanah tidak memiliki musuh.

    Ia kemudian meminta polisi mengusut tuntas kasus ini.

    “Saya minta bantuan agar pelaku kejahatan (terhadap anak saya) itu bisa ditangkap. Biar diadili dan dihukum sesuai perbuatannya,” tegasnya.

    Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Krisnawan membeberkan, pihaknya masih bekerja mengungkap kasus ini.

    Petugas kini fokus mencari potongan tubuh korban dan pelaku pembunuhan disertai mutilasi.

    Diketahui, jasad Uswatun Khasanah ditemukan tanpa kepala di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis (23/1/2025) kemarin.

    “Saat ini Satreskrim Polres Ngawi bersama tim Ditresk

    rim Um Polda Jatim dan Satreskrim di jajaran polres lingkup Polda Jatim sedang berusaha keras mengungkap pelaku dari peristiwa ini,” ujar Joshua, dikutip dari Kompas.com.

    “Kami berharap pelaku cepat tertangkap dan kasus ini terungkap dengan sempurna,” tambahnya.

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunJatim.com/Samsul Hadi)(Kompas.com/Muhlis Al Alawi)

  • Suami Siri Perempuan Termutilasi di Ngawi Menghilang Tanpa Jejak

    Suami Siri Perempuan Termutilasi di Ngawi Menghilang Tanpa Jejak

    Surabaya (beritajatim.com) – Polisi kini tengah memburu seorang pria yang diduga merupakan suami ketiga dari Uswatun Khasanah (29), wanita yang ditemukan termutilasi di dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.

    Kasubdit III Jatanras Polda Jawa Timur, AKBP Arbaridi Djumhur, mengonfirmasi bahwa anggotanya telah meluncur ke Tulungagung untuk menyelidiki lebih lanjut.

    “Kami hanya mem-backup, anggota kami meluncur ke Tulungagung,” ungkapnya pada Jumat (25/1/2025).

    Hingga saat ini, polisi enggan memberikan rincian lebih lanjut mengenai pria yang dicari tersebut. Namun, informasi menunjukkan bahwa suami Uswatun menghilang bersamaan dengan mobil Ertiga milik korban.

    Apakah suami siri yang tinggal di Tulungagung tersebut bakal menjadi tersangka? karena hingga saat ini suami Uswatun yang menikah secara siri tersebut kabur.

    Dari keterangan keluarga, terungkap bahwa Uswatun Khasanah memiliki kehidupan asmara yang rumit. Bapak kandungnya, Nur Khalim, menjelaskan bahwa putrinya telah menikah sebanyak tiga kali.

    “Yang terakhir itu dengan pria asal Tulungagung, kalau soal cerainya saya kurang tahu. Tapi yang terakhir asal Tulungagung ini belum lama masih sekitar 3 tahunan,” kata Nur Khalim pada Jumat (24/01/2025).

    Uswatun menikah pertama kali di usia muda dengan seorang pria dari Srengat, Kabupaten Blitar, dan dari pernikahan tersebut dikaruniai seorang anak laki-laki.

    Setelah pernikahan ini berakhir, ia kembali menikah secara siri dan memiliki seorang putri berusia 7 tahun sebelum akhirnya menjadi janda.

    Setelah dua kali gagal dalam pernikahan, Uswatun mencoba membangun rumah tangga kembali dengan seorang pria asal Tulungagung.

    “Kalau dengan yang Tulungagung ini siri, dulu sempat tinggal di Blitar kemudian terus menghilang,” jelas Nur Khalim. Ia mengira suaminya bekerja di luar kota sehingga tidak pernah bertemu lagi.

    Kisah asmara Uswatun memang menyedihkan. Sebelum kejadian tragis ini, ia sempat memposting tentang kehilangan seseorang yang sangat berarti baginya. Dalam unggahannya, ia menulis: “Nanti kamu bakal merasakan berharganya seseorang, ketika kamu mencarinya tapi gak lagi menemukannya… yang tulus gak akan kedua kali, walaupun kamu menemukan yang baru pasti gak akan sama yang dulu lagi.”

    Kini Uswatun telah berpulang dengan cara yang tragis. Meskipun kisah hidupnya penuh kesedihan, pihak keluarga tetap menuntut keadilan agar pelaku pembunuhan dan mutilasi janda dua anak tersebut segera ditangkap dan diadili.(nto/ted)

  • Video Penyebab Kematian Wanita yang Jasadnya Ditemukan dalam Koper di Ngawi, Bagian Tubuh Terpisah – Halaman all

    Video Penyebab Kematian Wanita yang Jasadnya Ditemukan dalam Koper di Ngawi, Bagian Tubuh Terpisah – Halaman all

    AKP Joshua Peter Krisnawan mengungkap penyebab kematian seorang wanita yang jasadnya ditemukan dalam koper di Ngawi.

    Tayang: Sabtu, 25 Januari 2025 09:16 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Krisnawan mengungkap penyebab kematian seorang wanita yang jasadnya ditemukan dalam koper di Ngawi, Jawa Timur pada Jumat (24/1/2025).

    Diketahui, jasad wanita dalam koper tersebut berinsial UK (29) yang merupakan warga Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

    Namun diketahui, UK bekerja di Tulungagung sehingga jarang pulang ke rumah yang ada di Blitar.(*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Fakta-fakta Korban Mutilasi dalam Koper di Ngawi, Single Mom 2 Anak

    Fakta-fakta Korban Mutilasi dalam Koper di Ngawi, Single Mom 2 Anak

    Ngawi (beritajatim.com) – Uswatun Hasanah (29) warga Kelurahan Bence, Garum, Blitar, ditemukan termutilasi di dalam koper merah di saluran air Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis (23/1/2025).

    Jenazah janda dua anak itu ditemukan dalam kondisi yang tidak lengkap. Tiada kepala, kaki kiri sampai pangkal paha dan kaki kanan sampai lutut dipotong. Posisi tangan diikat dan memeluk paha kaki kanan. Terbungkus bedcover di dalam koper merk Rein Deer kelir merah.

    Berikut fakta-fakta berdasar temuan pihak kepolisian dan pengakuan pihak keluarga.

    Korban lahir di Kabupaten Blitar

    Awalnya jasad Uswatun Hasanah tak bisa dikenali. Lantaran, kepala terpotong. Serta, tak ada identitas yang melekat dengan jenazah saat ditemukan. Namun, tangan korban tidak dipotong.

    Sehingga, jari korban masih bisa terbaca alat yang dipakai pihak Satreskrim Polres Ngawi yakni Mobile Automatic Multi Biometric Identification System (MAMBIS).

    Dalam pembacaan biometrik itu, identitas jenazah terungkap. Diketahui, Uswatun Hasanah lahir di Blitar dan berusia 29 tahun berdasar data yang muncul hasil penggunaan MAMBIS.

    Dari temuan itu, Polres Ngawi kemudian berkoordinasi dengan Polres Blitar. Anggota Polres Blitar kemudian mendatangi rumah orang tua Uswatun di Desa Sidodadi, Garum, Blitar. Keluarga korban kemudian diminta bertolak ke Ngawi untuk mengecek kebenarannya.

    Sampai di Ngawi, keluarga korban kemudian mendatangi Polres Ngawi. Saat mereka diperlihatkan foto jasad korban, kerabat mengenali. Adalah Ana Yuliani, pengasuh anak-anak korban. Dia dan pihak keluarga kemudian mendatangi Instalasi Forensik dan Mediko Legal, RSUD dr Soeroto Ngawi.

    “Saya mengenali dari tindikan di perut, gelang di tangan kanan, dan sendalnya,” terang Ana, Jumat (24/1/2025).

    Dari hasil autopsi pihak kepolisian, Uswatun meninggal dunia karena terganggunya jalan napas atau afiksia. Baik karena dibekap atau bisa jadi dengan dipotongnya leher korban.

    Korban Bekerja di Tulungagung Hidupi Dua Anak

    Dari keterangan Hendri Suprapto (42), bapak tiri korban, diketahui sudah lima tahun ini Uswatun bekerja di Tulungagung. Salah seorang perangkat desa yang turut mengantar pihak keluarga berkata, Uswatun bekerja sebagai sales kosmetik di Tulungagung.

    Ana Yuliani Kerabat Uswatun Khasanah korban pembunuhan di koper merah yang di temukan di Dadapan Kecamatan Kendal

    Korban diketahui tinggal di sebuah indekos di Tulungagung. Sementara, anak korban diasuh dan bersekolah di Blitar. Kedua anak korban diasuh oleh Ana Yuliani.

    Seminggu sekali, korban pulang ke Blitar untuk bertemu putranya berusia 10 tahun dan putrinya berusia 7 tahun. Uswatun adalah single mom, dia sudah bercerai sekitar tiga tahun lalu.

    Momen Terakhir Uswatun sebelum Hilang Kontak

    Uswatun terakhir bertemu dengan Ana pada Jumat (17/1/2025). Tak ada hal penting yang mereka bahas. Ana mengaku, keduanya hanya berbincang biasa saja. Di akhir pertemuan mereka, Uswatun pamit untuk kembali ke Tulungagung.

    Kata Ana, Uswatun pergi sendiri ke Tulungagung menggunakan mobil Ertiga putih milik Uswatun sendiri. Kemudian, keduanya tak intens mengontak. Sampai pada Senin (20/1/2025), Uswatun sudah tak merespon kontak dari Ana. Bahkan, pihak keluarga juga kesulitan mengontak pada esok harinya.

    Sampai akhirnya mereka didatangi polisi yang mengabarkan bahwa mayat dalam koper yang ditemukan di Ngawi adalah Uswatun Hasanah, pada Kamis (23/01/2025) malam. Ana dan keluarga kemudian membawa pulang jenazah Uswatun ke Blitar untuk dimakamkan.

    “Kami berharap pelaku segera ditemukan. Sungguh tidak manusiawi,” kata Hendri Suprapto, ayah tiri korban.

    Polisi Tepis Kabar Uswatun Hamil

    Beredar di media sosial, Uswatun meninggal dunia dengan keadaan hamil. Sejumlah warganet yang tidak bertanggung jawab asal mengedarkan kabar yang tidak benar itu.

    Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Joshua Peter Krisnawan membantah kabar yang tersebar di media sosial itu. Dari hasil autopsi yang dilakukan, pihaknya memastikan korban tidak hamil. “Korban tidak dalam kondisi hamil,” katanya, Jumat (24/1/2025).

    Penemuan mayat dalam koper merah di Ngawi. (Foto: Fatihah Ibnu Fiqri/beritajatim.com)

    Tak hanya soal hamilnya korban, wargane juga secara liar mengabarkan bahwa pelaku pembunuhan terhadap Uswatun sudah ketemu. Padahal, foto yang disebarkan adalah pelaku pembunuhan mayat dalam koper di Bekasi pada Mei 2024 lalu.

    “Karenanya, kami meminta masyarakat tetap tenang, dan menghormati proses penyidikan ini. Kami akan bekerja profesional, prosedural, dan akuntabel berbasis ilmiah. Hendaknya masyarakat juga bersikap dalam bermedia sosial,” katanya.

    Polisi Buru Pelaku, Penyidik Polda Jatim Ikut Dilibatkan

    Tak hanya Satuan Reserse Kriminal Polres Ngawi, Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur dibantu sejumlah Polres Jajaran Polda Jatim lainnya turut dikerahkan untuk memburu pelaku.

    “Soal kemungkinan korban bertemu pelaku di Tulungagung atau di daerah mana, kami belum bisa menjelaskan detail y. Ini masih dalam pemeriksaan kami,” kata Joshua.

    Hingga saat ini, sebagian petugas di Polres Ngawi juga masih berupaya mencari potongan tubuh korban. Lantaran, sampai Sabtu (25/1/2025) pukul 07.00 WIB, belum ada potongan tubuh lain yang ditemukan. [fiq/beq]

  • JATIM TERPOPULER Pengrusakan Mapolsek Watulimo Dikecam – Identitas Jasad Wanita Paket Hitam di Ngawi

    JATIM TERPOPULER Pengrusakan Mapolsek Watulimo Dikecam – Identitas Jasad Wanita Paket Hitam di Ngawi

    TRIBUNJATIM.COM – Kumpulan berita peristiwa yang terjadi di Jawa Timur (Jatim) tersangkum dalam berita terpopuler Jatim, Sabtu 25 Januari 2025.

    Berita pertama Ketua Pagar Nusa Trenggalek, Amin Tohari mengecam keras aksi pengrusakan Mapolsek Watulimo, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jumat (24/1/2025).

    Kemudian petugas gabungan dari Polsek Besuk dan Satreskrim Polres Probolinggo kembali menggagalkan pengiriman atau pendistribusian pupuk bersubsidi jenis urea, pada Kamis (23/1/2025) malam.

    Selanjutnya korban mutilasi yang jasadnya ditemukan dalam koper di Desa Dadapan, Kabupaten Ngawi, ternyata warga Kabupaten Blitar. 

    Berikut selengkapnya berita terpopuler Jatim hari ini, Sabtu (25/1/2025) di TribunJatim.com.

    Pagar Nusa Trenggalek Kecam Aksi Pengrusakan Mapolsek Watulimo, Sebut Mayoritas Massa dari Luar Kota

    Ketua Pagar Nusa Trenggalek, Amin Tohari Ditemui di Polres Trenggalek, Jumat (24/1/2025) (TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra)

    Ketua Pagar Nusa Trenggalek, Amin Tohari mengecam keras aksi pengrusakan Mapolsek Watulimo, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jumat (24/1/2025).

    Aksi tersebut menurut Amin tidak ada kaitannya dengan Pagar Nusa terlebih lagi perbuatan yang dilakukan tidak mencerminkan sikap dari seorang pendekar seperti yang diajarkan oleh Pagar Nusa.

    “Kita mengecam keras tindakan seperti itu yang dilakukan oleh siapapun baik anggota maupun bukan karena sudah melakukan pengrusakan di institusi negara,” kata Amin, Jumat (24/1/2025).

    Amin memastikan, tidak ada undangan, instruksi, dan sejenisnya dari Pagar Nusa yang meminta massa dari berbagai tempat untuk berkumpul di Kecamatan Watulimo.

    Bahkan pengurus Pagar Nusa Kecamatan Watulimo pun tidak mengetahui adanya pergerakan tersebut.

    “Kita sudah berusaha meredam massa namun gagal karena massa sudah terlanjur banyak dan yang datang bukan hanya dari Watulimo saja,” lanjutnya.

    Menurut Amin pada insiden pengrusakan tersebut mayoritas massa yang datang justru dari luar Kabupaten Trenggalek.

    “Memang ada yang dari Trenggalek tapi hanya dari Kecamatan Watulimo saja, tidak ada dari kecamatan lain. Yang dari kecamatan Watulimo pun hanya ikut-ikutan karena ada teman-temannya yang datang,” ucapnya.

    Amin sendiri hingga belum mengetahui siapa saja 9 orang yang telah diamankan oleh Polisi dan dibawa ke Mapolda Jatim. Apakah anggota Pagar Nusa Trenggalek atau bukan.

    “Kita kurang memahami sepenuhnya dan belum menginventarisasi dari PAC setempat karena PAC pun belum mengetahui siapa yang dibawa ke sana (Polda Jatim),” pungkasnya.

    Baca Selengkapnya

    2. Satreskrim Polres Probolinggo Gagalkan Pendistribusian Ilegal 40 Karung Pupuk Bersubsidi

    Kasatreskrim Polres Probolinggo AKP Putra Fajar Adi Winarsa menunjukkan puluhan karung pupuk yang akan didistribusikan. Dua orang turut diamankan dalam pendistribusian ilegal tersebut. (TribunJatim.com/Ahsan Faradisi)

    Petugas gabungan dari Polsek Besuk dan Satreskrim Polres Probolinggo kembali menggagalkan pengiriman atau pendistribusian pupuk bersubsidi jenis urea, pada Kamis (23/1/2025) malam.

    Sebanyak 40 karung atau 2 ton pupuk bersubsidi jenis urea itu diamankan saat melintas di wilayah hukum Polsek Besuk sekitar pukul 23.00 WIB. Hingga kini pihak kepolisian masih mendalami kasus tersebut.

    Setelah diamankan saat melintas di jalan raya Kecamatan Besuk, puluhan pupuk bersubsidi itu lalu dibawa ke Polsek setempat bersama dengan mobil pikap, serta 3 orang yang terlibat dalam pendistribusian ilegal tersebut.

    “Baru tadi pagi, semuanya sudah dilimpahkan ke Polres Probolinggo oleh Polsek Besuk. Sekarang masih dalam pemeriksaan intensif oleh penyidik Tipidter,” kata Kasatreskrim Polres Probolinggo AKP Putra Fajar Adi Winarsa, Jum’at (24/1/2025).

    Dari tiga orang yang diamankan, lanjut AKP Fajar, dua orang di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan satu orang lainnya, masih dijadikan sebagai saksi karena tidak mengetahui adanya pendistribusian ilegal.

    “Hingga kini kami masih melakukan pemeriksaan intensif kepada dua tersangka yang diamankan, untuk mengetahui asal-usul pupuk dan akan atau direncanakan didistribusikan ke daerah mana,” ungkap AKP Fajar.

    Hasil pemeriksaan sementara, menurut AKP Fajar, untuk pemilik pupuk bersubsidi yang hendak didistribusikan secara ilegal itu sama dengan pemilik pikap yang diamankan untuk mengangkut pupuk

    “Pemilik pupuk dan pikap itu satu orang, yang diangkut dari wilayah Kabupaten Probolinggo. Tapi untuk yang lainnya mohon waktu, termasuk juga identitas kedua tersangka. Segera kami kabari,” pungkasnya.

    Baca Selengkapnya

    3. Terkuak Identitas Jasad Wanita dalam Paket Hitam di Ngawi, Domisili di Blitar, Status Janda 2 Anak

    Suasana rumah ibu kandung korban di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jumat (24/1/2025). (TribunJatim.com/Samsul Hadi)

    Korban mutilasi yang jasadnya ditemukan dalam koper di Desa Dadapan, Kabupaten Ngawi, ternyata warga Kabupaten Blitar.

    Korban, yaitu, UK (29), perempuan asal Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    Saat ini, rumah ibu kandung korban di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, ramai para pelayat. 

    Anggota Polsek Garum Polres Blitar juga datang ke rumah ibu kandung korban di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. 

    Sedang ibu kandung korban ditemani ayah tiri korban dan kepala dusun datang ke Kabupaten Ngawi untuk memastikan jasad korban.

    “Menurut info dari keluarga yang di Ngawi, benar adanya korban adalah perempuan beralamat di Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar,” kata Kapolsek Garum Polres Blitar, AKP Punjung S di rumah ibu kandung korban, Jumat (24/1/2025). 

    Punjung mengatakan korban tinggal bersama neneknya di Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    “Pengakuan ayah kandungnya, korban kerja di Tulungagung dan kontrak rumah di sana (Tulungagung). Tapi, kalau pulang ke Blitar ke rumah neneknya di Bence, Garum,” ujarnya. 

    Dikatakannya, keluarga korban terakhir bertemu dengan korban sekitar lima hari lalu saat pulang ke Kabupaten Blitar. 

    “Korban status janda anak dua. Perkiraan jasad korban akan dibawa pulang ke Blitar hari ini,” katanya. 

    Baca Selengkapnya

    Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

  • Terungkap, Korban Mutilasi di Ngawi Memiliki Kisah Asmara yang Pilu

    Terungkap, Korban Mutilasi di Ngawi Memiliki Kisah Asmara yang Pilu

    Blitar (beritajatim.com) – Terungkap, UH (29) korban mutilasi dalam koper yang ditemukan di Ngawi memiliki hubungan asmara yang cukup runyam dan pilu. Perempuan asal Kecamatan Garum Kabupaten Blitar itu diketahui sudah 3 kali menikah.

    Hal itu diungkapkan oleh bapak kandung korban, Nur Khalim. Sepengetahuan Nur Khalim, putrinya sudah 2 kali gagal menjalin bahtera rumah tangga.

    “Yang terakhir itu dengan pria asal Tulungagung, kalau soal cerainya saya kurang tahu. Tapi yang terakhir asal Tulungagung ini belum lama masih sekitar 3 tahunan,” ungkapnya, Jumat (24/01/2025).

    Diketahui UH (29) menikah pada usai muda dengan seorang pria asal Srengat Kabupaten Blitar. Dari pernikahan ini UH (29) dikaruniai satu orang anak laki-laki.

    Setelah itu keduanya memutuskan untuk berpisah. Kemudian UH (29) kembali menikah namun kali ini dilakukan secara siri. Dari pernikahan ini, UH (29) juga dikaruniai satu orang putri cantik yang kini berusia 7 tahun.

    Namun lagi-lagi, bahtera rumah tangga UH (29) harus kandas ditengah jalan. Perempuan yang bekerja sebagai sales kosmetik tersebut lantas menyandang status janda.

    Usai 2 pernikahan yang gagal, UH (29) kembali mencoba membangun bahtera rumah tangga kembali. Kali ini janda 2 anak tersebut terlibat asmara dengan seorang pria asal Tulungagung.

    “Kalau dengan yang Tulungagung ini siri, dulu sempat tinggal di Blitar kemudian terus menghilang, saya pikir suaminya ini kerja ke luar kota sehingga saya tidak pernah bertemu lagi,” bebernya.

    Kisah asmara UH (29) memang terasa pilu. Bahkan perempuan yang belakangan diketahui tinggal di Tulungagung tersebut sempat memposting soal rasa kehilangan seseorang yang begitu mendalam.

    “Nanti kamu bakal merasakan berharganya seseorang, ketika kamu mencarinya tapi gak lagi menemukannya… yang tulus gak akan kedua kali, walaupun kamu menemukan yang baru pasti gak akan sama yang dulu lagi,” tulis UH.

    Kini UH (29) telah berpulang. Sepilu apapun kisah asmara UH (29), pihak keluarga tetap menuntut agar pelaku pembunuhan yang sadis dan tega memutilasi janda 2 anak itu untuk segera ditangkap dan diadili. (owi/ian)