kab/kota: Ngasem

  • Cegah Banjir, Dinas PUPR Kediri Lakukan Normalisasi di 20 Titik Sungai di Sejumlah Kecamatan

    Cegah Banjir, Dinas PUPR Kediri Lakukan Normalisasi di 20 Titik Sungai di Sejumlah Kecamatan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Sepanjang tahun 2024, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri telah melakukan normalisasi di 20 titik sungai yang tersebar di beberapa kecamatan.

    Normalisasi ini bertujuan untuk mengatasi masalah sedimentasi dan sumbatan yang sering mengganggu kelancaran aliran air, terutama di wilayah yang memiliki potensi rawan banjir dan kerusakan infrastruktur.

    Petugas Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas PUPR Kabupaten Kediri, Hendra Purnama menjelaskan, beberapa titik yang memerlukan perhatian khusus adalah sungai-sungai dengan volume besar dan sedimentasi yang cukup tinggi.

    Salah satu lokasi prioritas dalam normalisasi sungai adalah kawasan sekitar Monumen Simpang Lima Kediri, tepatnya di Sungai Paron. 

    “Sungai ini memiliki volume besar dan sedimentasi yang cukup tinggi. Selain itu, lokasinya yang berada di area publik menjadikannya sangat vital untuk segera ditangani,” kata Hendra saat dikonfirmasi, Senin (20/1/2025).

    Menurutnya, normalisasi di Sungai Paron memerlukan waktu yang lebih lama karena proses pengangkatan sedimen yang cukup memakan waktu.

    Upaya normalisasi ini juga untuk menjaga kelancaran aliran sungai dan mencegah potensi banjir di sekitar sungai tersebut.

    Adapun 20 titik normalisasi yang telah dilakukan tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Kediri, di antaranya adalah Kecamatan Kras 1 titik, Wates 2 titik, Ngasem 3 titik, Plosoklaten 2 titik, Mojo 1 titik, Banyakan 3 titik, Tarokan 1 titik, Kunjang 3 titik, Kepung 2 titik, Badas 1 titik, dan Plemahan 1 titik.

    “Lokasi-lokasi ini dipilih berdasarkan tingkat urgensi, dengan fokus pada sungai-sungai yang mengalami penyumbatan atau sedimentasi yang tinggi,” bebernya.

    Selain itu, kegiatan normalisasi juga dilakukan di area barat Sungai Brantas.

    Di wilayah ini, sering terjadi penyumbatan besar yang mempengaruhi aliran air.

    Untuk mengatasi masalah ini, pihak Dinas PUPR menggunakan alat berat untuk mengangkat material yang menyumbat, terutama di sekitar jembatan yang menjadi titik kritis.

    “Penggunaan alat berat di beberapa titik ini diperlukan untuk memastikan jembatan dan infrastruktur lainnya tetap berfungsi dengan baik,” tambahnya.

    Proses pengerukan sedimentasi memiliki variasi kedalaman, mulai dari dua hingga tiga meter, tergantung pada kondisi masing-masing sungai.

    Salah satu penyebab utama sedimentasi ini adalah aliran sungai yang membawa material alami, seperti pasir dan lumpur, yang kemudian mengendap di dasar sungai. 

    “Sedimentasi ini bisa memperburuk kondisi aliran sungai, terutama saat musim hujan, yang meningkatkan risiko banjir jika tidak segera ditangani,” ucapnya.

    Untuk tahun 2025, Dinas PUPR Kabupaten Kediri sudah merencanakan lanjutan program normalisasi.

    Dengan anggaran yang terbatas, prioritas akan diberikan pada kegiatan normalisasi yang bersifat darurat, terutama di titik-titik yang berisiko mengalami bencana atau kerusakan infrastruktur.

    Salah satu lokasi yang akan menjadi prioritas adalah bagian barat Sungai Brantas, mengingat sering terjadi kejadian tanggul jebol dan kerusakan jembatan pada musim penghujan sebelumnya.

    “Normalisasi sungai ini tidak hanya untuk mencegah banjir, tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, upaya ini akan terus berlanjut, dengan fokus pada pemeliharaan dan pengelolaan sungai yang lebih baik di masa depan,” ungkapnya.

  • Sepanjang 2024, Dinas PUPR Kediri Tangani Sedimentasi dan Sumbatan di 20 Titik Sungai, ini Hasilnya

    Sepanjang 2024, Dinas PUPR Kediri Tangani Sedimentasi dan Sumbatan di 20 Titik Sungai, ini Hasilnya

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Sepanjang tahun 2024, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri telah melakukan normalisasi di 20 titik sungai yang tersebar di berbagai kecamatan.

    Normalisasi ini bertujuan untuk mengatasi masalah sedimentasi dan sumbatan yang sering mengganggu kelancaran aliran air, terutama di wilayah yang memiliki potensi rawan banjir dan kerusakan infrastruktur.

    Petugas Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas PUPR Kabupaten Kediri, Hendra Purnama menjelaskan beberapa titik yang memerlukan perhatian khusus adalah sungai-sungai dengan volume besar dan sedimentasi yang cukup tinggi.

    Salah satu lokasi prioritas dalam normalisasi sungai adalah kawasan sekitar Monumen Simpang Lima, tepatnya di Sungai Paron. 

    “Sungai ini memiliki volume besar dan sedimentasi yang cukup tinggi. Selain itu, lokasinya yang berada di area publik menjadikannya sangat vital untuk segera ditangani,” kata Hendra saat dikonfirmasi, Senin (20/1/2025).

    Menurutnya, normalisasi di sungai Paron memerlukan waktu yang lebih lama karena proses pengangkatan sedimen yang cukup memakan waktu. Upaya normalisasi ini juga untuk menjaga kelancaran aliran sungai dan mencegah potensi banjir di sekitaran sungai tersebut. 

    Adapun 20 titik normalisasi yang telah dilakukan tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Kediri, di antaranya adalah Kecamatan Kras 1 titik, Wates 2 titik, Ngasem 3 titik, Plosoklaten 2 titik, Mojo 1 titik, Banyakan 3 titik, Tarokan 1 titik, Kunjang 3 titik, Kepung 2 titik, Badas 1 titik, dan Plemahan 1 titik. 

    “Lokasi-lokasi ini dipilih berdasarkan tingkat urgensi, dengan fokus pada sungai-sungai yang mengalami penyumbatan atau sedimentasi yang tinggi,” bebernya. 

    Selain itu, kegiatan normalisasi juga dilakukan di area barat Sungai Brantas. Di wilayah ini, sering terjadi penyumbatan besar yang mempengaruhi aliran air. Untuk mengatasi masalah ini, pihak Dinas PUPR menggunakan alat berat untuk mengangkat material yang menyumbat, terutama di sekitar jembatan yang menjadi titik kritis. 

    “Penggunaan alat berat di beberapa titik ini diperlukan untuk memastikan jembatan dan infrastruktur lainnya tetap berfungsi dengan baik,” tambahnya.

    Proses pengerukan sedimentasi sendiri memiliki variasi kedalaman, mulai dari dua hingga tiga meter, tergantung pada kondisi masing-masing sungai. Salah satu penyebab utama sedimentasi ini adalah aliran sungai yang membawa material alami, seperti pasir dan lumpur, yang kemudian mengendap di dasar sungai. 

    “Sedimentasi ini bisa memperburuk kondisi aliran sungai, terutama saat musim hujan, yang meningkatkan risiko banjir jika tidak segera ditangani,” ucapnya. 

    Untuk tahun 2025, Dinas PUPR Kabupaten Kediri sudah merencanakan lanjutan program normalisasi. Dengan anggaran yang terbatas, prioritas akan diberikan pada kegiatan normalisasi yang bersifat darurat, terutama di titik-titik yang berisiko mengalami bencana atau kerusakan infrastruktur. 

    Salah satu lokasi yang akan menjadi prioritas adalah bagian barat Sungai Brantas, mengingat sering terjadinya kejadian tanggul jebol dan kerusakan jembatan pada musim penghujan sebelumnya.

    “Normalisasi sungai ini tidak hanya untuk mencegah banjir, tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, upaya ini akan terus berlanjut, dengan fokus pada pemeliharaan dan pengelolaan sungai yang lebih baik di masa depan,” ungkapnya.

  • Nomor Call Center Pemadam Kebakaran Bojonegoro, Simpan Sekarang!

    Nomor Call Center Pemadam Kebakaran Bojonegoro, Simpan Sekarang!

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kabupaten Bojonegoro dibentuk sejak 2016. Pembentukan Pemadam Kebakaran ini tidak hanya melaksanakan pemadaman, tetapi juga melakukan pencegahan terhadap bahaya kebakaran.

    Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro yang bergerak pada kegiatan penyelamatan dan pemadaman itu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menjaga rasa aman dari musibah kebakaran.

    Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bojonegoro Achmad Gunawan mengatakan, pembentukan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan awalnya hanya terdiri dari satu pos induk dan enam pos pembantu.

    Namun, dalam perkembangannya jumlah pos pembantu pada 2025 ini sudah terdapat 10 pos pemadam. “Terbaru, tahun 2024 kemarin ada penambahan pos baru di Kecamatan Ngasem dan Sumberrejo. Sehingga total ada 10 pos pemadaman,” ujarnya, Selasa (14/1/2025).

    Semakin banyaknya pos pemadam diharapkan lebih mengoptimalkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tanpa dipungut biaya (gratis),” tambahnya.

    Selain itu, tujuan dibentuknya Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan itu untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat dari bahaya yang mengancam jiwa seperti kebakaran, kondisi darurat yang membutuhkan penyelamatan, insiden yang mengancam jiwa, evakuasi dan penyelamatan hewan dan lainnya. [lus/but]

    Berikut call center pemadam kebakaran di 10 pos pemadam yang wajib di simpan:

    Nomor Darurat
    1. Pemadam Kebakaran (bebas pulsa): (0353) 113

    Pos Pemadam Kebakaran:

    1. Pos Kota: 082-330-668-443
    2. Pos Baureno: 081-134-714-46
    3. Pos Temayang: 081-134-714-47
    4. Pos Padangan: 081-134-174-48
    5. Pos Ngraho: 082-131-219-971
    6. Pos Ngambon: 081-134-870-39
    7. Pos Kedungadem: 081-134-870-37
    8. Pos Sekar: 081-134-870-38
    9. Pos Ngasem: 082-349-430-055
    10. Pos Sumberrejo: 082-349-430-066

    Simpan nomor-nomor tersebut untuk kebutuhan darurat dan beritahu keluarga serta tetangga Anda.

  • Pemuda Ngasem Kediri Edarkan Pil Dobel L, Dijemput Polisi di Rumahnya

    Pemuda Ngasem Kediri Edarkan Pil Dobel L, Dijemput Polisi di Rumahnya

    Kediri (beritajatim.com) – Seorang pemuda berinisial NWSW (24), warga Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri ditangkap oleh petugas Buser Satresnarkoba Polres Kediri di rumahnya. Pemuda yang bekerja sebagai karyawan swasta tersebut diduga terlibat dalam peredaran narkoba jenis pil dobel L.

    Penangkapan NWSW berawal dari informasi yang diterima pihak kepolisian terkait maraknya peredaran narkoba di wilayah Kecamatan Ngasem. Menindaklanjuti laporan tersebut, petugas melakukan penyelidikan dan penggeledahan di kediaman pelaku.

    Kasi Humas Polres Kediri AKP Sriati, menyampaikan bahwa dalam penggeledahan, petugas menemukan puluhan pil dobel L yang disembunyikan di bawah bantal kamar terduga pelaku.

    “Barang bukti yang ditemukan di bawah bantal sebanyak 96 butir pil dobel L. Selain itu, kami juga mengamankan satu unit ponsel,” ujar AKP Sriati, Senin (13/1/2025).

    Pelaku Diduga Pengedar dan Konsumen Narkoba

    Dari keterangan terduga pelaku, pil dobel L tersebut diperoleh dari seorang pria berinisial A (yang masih dalam pencarian). NWSW membeli 200 butir pil dobel L dengan harga Rp340 ribu.

    “Dari temuan ini, kami menduga pelaku tidak hanya mengonsumsi narkoba, tetapi juga terlibat dalam peredaran barang haram tersebut. Terbukti dengan masih tersisa 96 butir pil dobel L,” tambah AKP Sriati.

    Saat ini, NWSW masih menjalani pemeriksaan intensif oleh pihak kepolisian. AKP Sriati juga mengimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama memberantas peredaran narkoba dan narkotika.

    “Bila ada yang melihat atau mengetahui aktivitas mencurigakan terkait peredaran narkoba, kami mengharapkan agar segera melapor ke pihak kepolisian,” ungkap AKP Sriati.

    Dengan penangkapan ini, diharapkan dapat menekan peredaran narkoba di wilayah Kediri, khususnya Kecamatan Ngasem, dan memberikan efek jera bagi para pelaku peredaran narkotika. [nm/but]

  • Terpilih Jadi Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati Gelar Tasyakuran

    Terpilih Jadi Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati Gelar Tasyakuran

    Kediri (beritajatim.com) – Vinanda Prameswati merayakan tasyakuran atas terpilihnya sebagai Wali Kota Kediri periode 2025-2030. Acara ini berlangsung di Perumahan Jenggolo Indah 1, Kelurahan Gogorante, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, pada Minggu malam 12 Januari 2025 itu dengan dihadiri oleh para pejabat, tokoh masyarakat, dan warga sekitar.

    Vinanda Prameswati, yang akan menjabat bersama Gus Qowimmudin sebagai Wakil Wali Kota, menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan masyarakat dalam Pilwali 2024. Acara ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh agama, anggota dewan, serta tokoh masyarakat lainnya.

    Tujuan dari acara ini adalah untuk mempererat silaturahmi, meningkatkan rasa persaudaraan, serta memperkuat nilai-nilai ukhuwah islamiyah.

    Vinanda Prameswati menyatakan harapannya agar melalui kegiatan pengajian dan tasyakuran ini, dapat diperkuat sinergi untuk memajukan Kota Kediri lebih baik lagi.

    “Ini merupakan rasa bentuk syukur kami atas kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat, karena memilih kami sebagai Walikota dan Wakil Walikota Kediri pada Pilwali 2024 lalu. Ada banyak tamu undangan yang hadir diantaranya tokoh agama, tokoh masyarakat, anggota dewan, ketua partai serta beberapa eleman masyarakat lainya,” terang Vinanda Prameswati.

    Wali Kota Kediri terpillih Vinanda Prameswati mengadakan tasyakuran

    Sejumlah pejabat hadir diantaranya, Ketua DPRD Kota Kediri Firdaus, Wakil ketua DPRD Sudjono Teguh Wijaya beserta anggota dewan lainya.

    Sementara dari perwakilan pejabat Pemkot Kediri turut hadir Seketaris Daerah Bagus Alit didampingi sejumlah Kepala Dinas serta piranti perangkat Kelurahan dan Kecamatan.

    Lulusan S2 Kenotariatan Universitas Airlangga itu berharap dengan adanya kegiatan pengajian sekaligus tasyakuran ini, dapat mempererat tali silaturahmi dan rasa persaudaraan, serta memperkuat rasa ukuwah islamiyah.

    “Kita berdua memohon doa restu ,memohon doa restu baik kepada masyarakat, forkopimda, tokoh agama, serta seluruh ketua organisasi. Mari kita bersama sama bersinergi mewujudkan kota kediri lebih mapan. Kalau kompak saya percaya kota Kediri bisa lebih maju lagi,” harapnya.

    Gus Qowim juga menyampaikan terima kasihnya atas kepercayaan masyarakat, serta berharap agar mereka dapat melanjutkan kepemimpinan dengan penuh keikhlasan dan taat kepada Allah SWT.

    Sementara itu Dony Kurniawan selaku ketua tim pemenangan, ikut menjelaskan bahwa acara ini merupakan tindak lanjut dari mbak Vinanda untuk mengucapkan rasa hormat dan rasa syukur atas ditetapkanya pasangan Vinanda Prameswati – Gus Qowim sebagai Walikota dan Wakil Walikota Kediri terpilih periode 2025-2030 oleh KPU Kota Kediri.

    “Semoga melalui kegiatan pengajian malam ini mbak Vinanda Prameswati -Gus Qowim nantinya diberikan kelancaran saat menjabat selama periode 2025-2030,” kata Dony Kurniawan.

    Turut memberikan sambutan Seketaris Daerah Pemkot Kediri Bagus Alit mengatakan jika dirinya mewakili atas nama pemerintah kota Kediri mengucapkan selamat atas terpilihnya Vinanda Prameswati – Gus Qowim sebagai Walikota Kediri dan Wakil Walikota Kediri.

    “Semoga terpilihnya walikota dan wakil walikota baru nantinya bisa membawa harapan kepada masyarakat semua .Semoga kota Kediri dengan kepemimpinan mbak Vinanda – Gus Qowim dapat menjadikan masyarakat adil makmur dan sejahtera. Dengan kepemimpinan beliau berdua dapat menumbuhkan harapan baru bagi masyarakat Kota Kediri,” ucapnya.

    Acara dilanjutkan dengan ceramah dari KH Abdul Hamid Abdul Qadir dan pembacaan doa yang dipimpin oleh Ketua PCNU Kota Kediri, KH Abu Bakar Abdul Jalil atau Gus Ab.

    Melalui momentum ini, diharapkan bahwa kepemimpinan Vinanda Prameswati dan Gus Qowim dapat membawa harapan baru bagi masyarakat Kota Kediri menuju keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan yang lebih baik. [nm/aje]

  • Harga Cabai Meroket: Petani Tak Menikmati, Ini Biang Keroknya – Halaman all

    Harga Cabai Meroket: Petani Tak Menikmati, Ini Biang Keroknya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Melonjaknya harga cabai hingga menembus Rp130 ribu per kilogram, ternyata tidak dinimati semua petani.

    Misalnya, petani cabai di Kediri, Jawa Timur, yang mengalami gagal panen saat harga lagi tinggi.

    Syawal Abidin, petani cabai asal Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, menyampaikan, tanaman cabai yang ditanam di lahan sekitar 5 ribu meter persegi, semuanya mengalami kegagalan panen.

    Hal ini karena adanya sejumlah penyakit yang menyebabkan tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.

    “Meski harga cabai sekarang terdengar mahal, tapi saya belum menikmati kenaikan harga itu. Belum sempat petik sudah pada mati,” ujar Syawal Abidin dikutip dari Kompas.com, Jumat (10/1/20250.

    Syahwal menyebut, kegagalan panen tidak hanya menyerang tanaman cabai miliknya, tetapi rekan petani lainnya juga mengalami hal yang sama.

    “Kalau daerah lain yang kondisi tanamannya perform, pasti menikmati untung di saat musim harga mahal begini. Tapi petani di Paron, belum,” ucapnya.

    Hal yang sama juga diungkapkan, Imam Basori, seorang petani di Kecamatan Ringinrejo. Nasibnya sedikit mujur karena masih bisa menjual cabai meski terbatas. 

    Ia mengaku, tidak semua tamanan cabai di lahannya berhasil dipanen karena adanya serangan hama patek.

    “Awalnya jumlah buahnya tiap batang sangat bagus. Tapi akhirnya kena patek. Akibatnya panen 10 kilogram, yang busuk bisa sampai empat kilogramnya,” ujar Imam.

    Heri, seorang petani cabai di Kecamatan Semen, juga mengalami hal yang sama. Bahkan, hasil panenan cabainya jauh dari cukup untuk menutup biaya produksi. 

    “Buruh cangkul sekarang seharinya saja upahnya sudah Rp 100.000, belum makan dan rokoknya,” ungkapnya. 

    Adapun harga cabai di pasar wilayah Kediri mencapai harga Rp 110 ribu per kg.

    Harga Cabai Tembus Rp130 Ribu per Kg

    Harga cabai rawit merah di Pasar Minggu, Jakarta, dijual oleh pedagang Rp120 ribu sampai Rp130 ribu per kg.

    Kenaikan harga cabai rawit merah tersebut sudah berlangsung jelang tahun baru 2025, bahkan dikatakan pedagang sentuh harga Rp150 ribu per kg pada saat itu.

    Adapun harga normal cabai rawit merah sekitar Rp 40.000-Rp 60.000 per kg.

    Kemudian di Pasar Cileungsi, Bogor, harga cabai rawit merah dibanderol Rp130 ribu per gram.

    Umar yang merupakan pedagang di Pasar Cileungsi menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit merah sudah berlangsung sebelum Tahun Baru 2025. 

    “Untuk cabai rawit merah sekarang sampai Rp 130.000 per kilosebelumnya hanya Rp 50.000 per kilogram,” kata Umar.

    Ia menduga, kenaikan harga cabai ini karena stok menipis, sementara daya beli masyarakat tinggi. 

    “Faktor panen gagal sepertinya, belum panen raya juga, kalau sudah panen raya mudah-mudahan ada penurunan harga,” katanya.

    Biang Kerok Harga Cabai Mahal

    Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Muh Taufiq Ratule menyampaikan, kenaikan harga cabai disebabkan oleh masalah distribusi.

    Tidak semua daerah dapat memproduksi cabai, sehingga wilayah yang kekurangan harus mengandalkan pasokan dari wilayah lain.
    Di tengah musim hujan seperti saat ini, banyak distribusi antar wilayah mengalami permasalahan.

    “Apalagi hujan begini kan, banyak yang distribusinya bermasalah. Ada beberapa yang tidak panen. Tapi secara umum, itu [stok] enggak shortage (kekurangan),” ujar Taufiq.

    Ia mengatakan, cabai merupakan komoditas dengan harga yang fluktuatif.

    Dalam periode enam bulan, harga cabai bisa naik dan turun. Meski demikian, petani terus melakukan panen cabai.

    Oleh karena itu, Taufiq menegaskan bahwa kenaikan harga saat ini lebih banyak disebabkan oleh masalah distribusi.

    “Secara nasional, [stok] itu cukup. Hanya penyebaran, distribusi, termasuk dinamika iklim itu. Cabai itu kan memang gitu, 6 bulan kadang naik harganya, kadang turun, tapi petani panen terus,” pungkas Taufiq.

  • Pelanggaran Lalu Lintas di Kediri Tahun 2024 Melonjak, Didominasi Usia Pelajar

    Pelanggaran Lalu Lintas di Kediri Tahun 2024 Melonjak, Didominasi Usia Pelajar

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Jumlah pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Kediri sepanjang tahun 2024 mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2023. Fenomena ini didominasi oleh pelanggar usia pelajar, yang banyak terlibat dalam aksi balap liar dan pelanggaran lainnya.

    Berdasarkan data Satlantas Polres Kediri, pada tahun 2023 tercatat 5.862 kasus pelanggaran lalu lintas, dengan rincian 5.249 kasus tilang dan 613 teguran.

    Namun, pada tahun 2024, angka tersebut melonjak tajam menjadi total 19.198 kasus, terdiri dari 9.067 tindakan tilang dan 10.131 teguran. 

    Kasat Lantas Polres Kediri AKP I Made Jata Wiranegara melalui Kanit Turjagwali Satlantas Polres Kediri, Iptu Sujadhi, mengungkapkan bahwa sebagian besar pelanggaran ini melibatkan pelajar.

    “Mayoritas pelanggar lalu lintas adalah usia pelajar. Meski usia remaja lain juga terlibat, pelajar mendominasi,” kata Iptu Sujadhi, Rabu (8/1/2025).
     
    Menurut Iptu Sujadhi, lonjakan pelanggaran ini sebagian besar terdeteksi selama patroli Kegiatan Kepolisian yang Rutin Ditingkatkan (KRYD).

    Dalam patroli tersebut, petugas sering mendapati pelajar melakukan aksi balap liar, terutama di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG), Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.

    “Pada tahun 2024, saat patroli di SLG, terutama pada Sabtu malam Minggu, kami sering mengamankan kendaraan sepeda motor yang digunakan untuk balap liar oleh pelajar,” jelasnya.

    Selain di SLG, area Gurah dan Purwoasri di jalur Kediri-Jombang juga menjadi lokasi balap liar yang kerap ditemukan petugas. Sepanjang tahun lalu, sejumlah kendaraan sepeda motor diamankan dari lokasi tersebut.

    Rata-rata lanjut Sujadhi, pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pelajar melibatkan kendaraan sepeda motor dengan modifikasi yang tidak sesuai spesifikasi, seperti penggunaan knalpot bising dan ban kecil. Banyak dari mereka juga tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dan mengabaikan penggunaan helm.

    “Pelanggaran lalu lintas oleh pelajar sangat tinggi. Kami mengimbau orang tua dan pihak sekolah untuk berperan aktif memberikan edukasi tentang pentingnya tertib berlalu lintas. Pelajar yang belum memiliki SIM tidak seharusnya mengendarai sepeda motor,” tegasnya. 

    Pihak kepolisian terus berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat, termasuk pelajar, tentang pentingnya keselamatan di jalan raya. Melalui sosialisasi ke sekolah-sekolah dan komunitas, Polres Kediri berharap tren pelanggaran lalu lintas ini dapat ditekan di masa mendatang. 

    “Kami mengajak semua pihak, mulai dari orang tua hingga guru di sekolah, untuk bersinergi dalam memberikan pemahaman kepada pelajar agar mereka menyadari pentingnya keselamatan berkendara,” tandasnya.  

  • Diduga ODGJ, Pencuri Motor di Ngasem Bojonegoro Jadi Tersangka

    Diduga ODGJ, Pencuri Motor di Ngasem Bojonegoro Jadi Tersangka

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Pencuri sepeda motor di Desa Kolong Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro yang sempat diamuk massa akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.

    Pelaku berinisial MH (21) yang diduga punya riwayat Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) ditetapkan telah memenuhi unsur pidana.

    Kapolsek Ngasem Polres Bojonegoro Iptu Mujianto mengatakan, hasil penyelidikan, pelaku asal Desa Trenggulunan, Kecamatan Ngasem sudah ditetapkan sebagai tersangka. Usai penetapan tersangka, terduga pelaku ini akan diperiksa kejiwaannya guna memastikan kondisi kejiwaan terduga pelaku ini.

    “Sudah (ditetapkan tersangka). Saya belum bisa mengatakan ODGJ. Karena sebelum di tahan sudah diperiksa medis dan sehat jasmaninya. Namun rencananya kami akan bawa ke dokter jiwa untuk pastikan,” ujarnya, Selasa (31/12/2024).

    Untuk diketahui, pelaku diamankan saat hendak membawa kabur sepeda motor yang dicuri, yaitu Honda Revo nomor polisi S 6889 CH, milik JR (44) seorang perempuan warga Desa Kolong, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Sabtu (28/12/2024) lalu.

    Modus pelaku dalam melakukan pencurian tersebut yaitu dengan memotong kabel kontak lalu disambung lagi sehingga motor bisa dijalankan. “Modusnya juga dia potong kabel kontak, terus disambung ulang,” tambahnya.

    Penangkapan pelaku dilakukan oleh warga. Sebelum diserahkan kepada pihak kepolisian, terduga pelaku ini sempat dihakimi massa. Pelaku diduga mencuri motor milik JR (44) pada Sabtu (28/12/2024) sekitar pukul 10.00 WIB. Sepeda motor Honda Revo nomor polisi S 6889 CH, hilang saat diparkir di pinggir jalan di area persawahan desa setempat.

    Selanjutnya kejadian tersebut dilaporkan ke Polsek Ngasem, sehingga petugas langsung datang ke Balai Desa Kolong, Kecamatan Ngasem. Tidak lama berselang pelaku lewat di depan Balai Desa Kolong dengan mengendarai sepeda motor yang dilaporkan hilang, sehingga warga segera melakukan pengejaran dan menangkap pelaku. [lus/ted]

  • Diduga Punya Riwayat ODGJ, Maling Motor di Bojonegoro Digebuki

    Diduga Punya Riwayat ODGJ, Maling Motor di Bojonegoro Digebuki

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Warga Desa Kolong, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro berhasil mengadang percobaan pencurian kendaraan bermotor. Pelaku yang diduga punya riwayat OD40 sempat digebuki warga, sebelum akhirnya diserahkan ke pihak kepolisian.

    Pelaku berinisial MH (21) warga Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Terduga pelaku kedapatan hendak mencuri sepeda motor yang terparkir di sekitar persawahan Desa Kolong, Kecamatan Ngasem, Sabtu (28/12/2024) siang.

    Kapolsek Ngasem, Inspektur Satu (Iptu) Mujianto mengatakan, pelaku diamankan saat hendak membawa kabur sepeda motor yang dicuri yaitu Honda Revo nomor polisi S 6889 CH milik JR (44) seorang perempuan Desa Kolong, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.

    “Modus pelaku dalam melakukan pencurian tersebut yaitu dengan memotong kabel kontak lalu disambung lagi sehingga motor bisa dijalankan,” ujar Mujianto, Selasa (31/12/2024).

    Dari video yang beredar di media sosial, saat ditangkap pelaku sempat dihakimi warga. Selanjutnya pelaku dibawa ke Polsek Ngasem, Polres Bojonegoro untuk proses hukum lebih lanjut.

    Menurut Mujianto, sekitar pukul 10.00 WIB, korban JR melaporkan ke Kepala Desa Kolong, Kecamatan Ngasem, bahwa sepeda motor miliknya Honda Revo nomor polisi S 6889 CH, hilang saat diparkir di pinggir jalan di area persawahan desa setempat.

    Selanjutnya kejadian tersebut dilaporkan ke Polsek Ngasem, sehingga petugas langsung datang ke Balai Desa Kolong, Kecamatan Ngasem.

    Setelah petugas tiba di Balai Desa Kolong, tidak lama berselang pelaku lewat di depan Balai Desa Kolong dengan mengendarai sepeda motor yang dilaporkan hilang, sehingga warga segera melakukan pengejaran dan menangkap pelaku.

    “Atas kejadian tersebut pelaku beserta barang bukti dibawa ke Polsek Ngasem guna proses lebih lanjut,” kata Mujianto.

    Saat ditanya apakah pelaku menderita gangguan kejiwaan (ODGJ), Kapolsek mengungkapkan bahwa dari interogasi awal, pelaku diketahui bisa berkomunikasi dengan baik. “Pelaku diajak komunikasi masih nyambung. Yang bisa memastikan ODGJ atau tidak adalah dokter,” tutur Mujianto.

    Selain itu, modus pelaku saat melakukan pencurian sepeda motor tersebut yaitu dengan memotong kabel kontak lalu disambung lagi sehingga motor bisa dijalankan. “Modusnya juga dia potong kabel kontak, terus disambung ulang,” tutur Kapolsek.

    Sementara Kepala Desa Trenggulunan Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro Rohman mengatakan, sesuai dengan riwayatnya, pelaku beserta orang tuanya diduga memiliki riwayat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

    “Bahkan, orang tua pelaku pernah membakar rumahnya sendiri. Riwayat pelaku ini punya gangguan kejiwaan, dari keturunan ibunya,” jelasnya. [lus/beq]

  • Plengsengan Roboh di Tepi Sungai Paron Kediri, Begini Langkah Cepat PUPR

    Plengsengan Roboh di Tepi Sungai Paron Kediri, Begini Langkah Cepat PUPR

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Plengsengan tepi Sungai Paron di Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, roboh sepanjang 25 meter pada Rabu (25/12/2024) malam.

    Insiden ini juga menyebabkan tembok pagar pembatas bagian belakang Fave Hotel Kediri ambruk. 

    Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut sejak pagi hingga sore hari diduga menjadi pemicu utama yang menyebabkan debit air meningkat. 

    Darsono (63), warga RT 2 RW 1 Desa Paron, yang berada di lokasi saat kejadian, mengaku sedang bersiap memancing di tepi sungai bersama temannya.  

    “Saat itu sekitar pukul 18.45 WIB. Hujan baru mulai reda setelah mengguyur deras sejak pukul 10.00 WIB, dengan puncaknya sekitar pukul 15.00-17.00 WIB. Debit air sungai naik hingga sekitar dua meter lebih dari biasanya,” ungkap Darsono, Jumat (27/12/2024). 

    Ketika Darsono dan temannya hendak berpindah mencari lokasi memancing yang lebih strategis, tiba-tiba plengsengan roboh di sisi timur sungai, diikuti ambruknya pagar belakang Fave Hotel.  

    Menurut Darsono, penyebab utama plengsengan roboh tersebut adalah kondisi pondasi plengsengan yang menggantung setelah normalisasi sungai dilakukan dengan pengerukan.  

    “Air mengalir ke bawah pondasi batu plengsengan itu hingga akhirnya terjadi gerong (erosi bawah tanah-red). Akhirnya plengsengan tidak mampu menahan beban,” jelasnya.  
     
    Pantauan di lokasi pada Jumat (27/12/2024) menunjukkan kontur tanah di area yang roboh semakin kritis. Selain tembok hotel, tugu listrik di sekitar lokasi juga hampir ikut tergerus.  

    Manajer ULP PLN Kediri Kota, Arif Friyanto menjelaskan pihaknya telah memindahkan tugu listrik yang terdampak untuk mencegah risiko lebih lanjut.  

    “Kami telah melakukan pengerukan dan memindahkan tugu listrik ke lokasi baru sekitar lima meter dari posisi awal. Untuk area yang terdampak pemadaman, hanya Fave Hotel dan area pusat kuliner SLG yang belum digunakan. Rumah warga tidak terkena dampak,” jelasnya.  

    Arief memastikan pemasangan instalasi listrik baru akan selesai hari ini.  

    “Kami targetkan hari ini listrik sudah bisa normal kembali,” katanya.  

    Terpisah, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kediri, Irwan Chandra Wahyu Purnama, memastikan bahwa langkah penanganan robohnya plengsengan Sungai Paron telah dilakukan dengan cepat.

    Pihaknya telah menggelar asesmen bersama BPBD Kabupaten Kediri dan saat ini sedang menyusun perencanaan perbaikan.  

    “Penanganan plengsengan ini sudah kami asesmen bersama BPBD. Saat ini sedang dalam proses perencanaan, dan rencananya akan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT). Jika tidak ada hambatan, Senin mendatang sudah mulai ada aksi di lokasi,” jelas Irwan Chandra, Jumat (27/12/2024).  

    Ia juga menegaskan bahwa perbaikan ini menjadi prioritas mengingat kerusakan yang signifikan dan risiko meluasnya dampak jika tidak segera ditangani.