Pengunjung Rutan Nganjuk Kabur Usai Tepergok Selundupkan Sabu di Saku Celana
Tim Redaksi
NGANJUK, KOMPAS.com
– Upaya penyelundupan narkoba jenis sabu ke dalam Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Nganjuk berhasil digagalkan petugas pada Selasa (16/9/2025) pagi.
Kepala Rutan Kelas IIB Nganjuk, Arief Budi Prasetya, membenarkan peristiwa tersebut.
“Kejadiannya pas jam kunjungan sekitar jam 9.30 WIB,” ujar Arief saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Selasa (16/9/2025).
Arief menjelaskan, kejadian bermula ketika petugas melakukan pemeriksaan rutin terhadap barang titipan pengunjung untuk salah satu warga binaan.
Saat menggeledah sebuah celana yang dititipkan oleh pengunjung, petugas menemukan adanya kejanggalan pada saku.
Setelah diperiksa lebih lanjut, ditemukan bungkusan kecil yang disembunyikan di dalam saku celana tersebut, yang diduga merupakan narkotika jenis sabu.
Mendapati hal itu, tutur Arief, petugas Rutan Nganjuk segera mengamankan barang bukti tersebut, dan melaporkannya kepada pimpinan.
Namun, pengunjung pria yang menitipkan barang langsung melarikan diri begitu mengetahui aksinya terbongkar.
Sementara motor miliknya yang diparkir di luar lingkungan Rutan ditinggalkan begitu saja.
“(Kasusnya) proses lidik. Karena yang bersangkutan (pengantar celana) setelah ditemukan barang tersebut langsung melarikan diri, dan sepeda motornya di parkir di luar lingkungan Rutan,” jelas Arief.
Sebagai tindak lanjut, pihak Rutan Nganjuk langsung berkoordinasi dengan Satuan Resnarkoba Polres Nganjuk.
Tim kepolisian kemudian datang untuk melakukan identifikasi barang bukti, pemeriksaan saksi-saksi, serta penyelidikan lebih lanjut guna mengungkap jaringan pelaku.
Arief pun mengapresiasi kewaspadaan petugas Rutan Nganjuk yang sigap menggagalkan upaya penyelundupan barang haram tersebut.
“Ini adalah bentuk komitmen kami dalam memberantas peredaran narkoba di dalam lingkungan Rutan. Kami akan terus memperketat pengawasan dan menjalin sinergi dengan aparat penegak hukum,” tegasnya.
Barang bukti sabu tersebut telah diamankan polisi. Sementara pengejaran terhadap pelaku yang melarikan diri masih dilakukan aparat penegak hukum.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Nganjuk
-
/data/photo/2025/09/16/68c9296b65056.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pengunjung Rutan Nganjuk Kabur Usai Tepergok Selundupkan Sabu di Saku Celana Surabaya 16 September 2025
-

Elf Terguling di Madiun, Tujuh Korban Jalani Perawatan di RSUD Caruban
Madiun (beritajatim.com) – Sebanyak tujuh korban kecelakaan mobil elf bernopol AE 7601 FB yang terguling di Jalan Raya Madiun–Surabaya KM 10, Desa Garon, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Selasa (16/9/2025) pukul 08.30 WIB menjalani perawatan di RSUD Caruban, Kabupaten Madiun.
Dua di antaranya harus dirawat inap karena mengalami patah tulang, sementara lima korban lainnya hanya mengalami luka ringan hingga luka robek yang memerlukan jahitan sehingga diperbolehkan rawat jalan.
“Dua korban yang kami rawat inap mengalami patah tulang. Sedangkan untuk driver mengalami open fraktur atau patah tulang terbuka di jari tangan kiri. Namun dari semua korban tidak ada yang mengalami kondisi syok, pingsan, atau muntah-muntah,” jelas drg Farid Amirudin, Direktur RSUD Caruban.
Adapun identitas korban yang dirawat di RSUD Caruban yakni:
Mohammad Fajar Asidiq (21), sopir elf asal Ngawi
Nur Aiman Al Barik (12), asal Madiun
Mohammad Fahri Amirul Fauson (13), asal Ngawi
Ubaidillah Abror Givada (13), asal Ngawi
Ferri Adriansah (24), asal Madiun
Fadli Tanpa Arrohman (13), asal Bojonegoro
Wujud Fahri (25), asal NganjukKetujuh korban tersebut merupakan bagian dari rombongan 27 santri Pondok Pesantren Salafiyah Sholawat asal Dusun Klubuk, Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.
Sebelumnya, mobil elf yang membawa rombongan santri tersebut terguling saat melaju dari arah barat ke timur. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait penyebab pasti kecelakaan. [rbr/beq]
-

Potensi Cuaca Ekstrem, Pemprov Jatim-BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca
Surabaya (beritajatim.com) – BMKG Stasiun Juanda telah memberikan peringatan bahwa mulai tanggal 12 sampai 17 September 2025 akan terjadi potensi cuaca ekstrem. Yakni, hujan intensitas sedang hingga deras.
“Maka telah dilakukan koordinasi antara Gubernur Jatim dan Kepala BNPB. Sehingga, hasilnya adalah akan dilaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Jawa Timur mengingat adanya potensi cuaca ekstrem terjadi hujan intensitas sedang hingga deras. Pos operasi sejak tanggal 12 September itu ada di Lanudal Base Ops Juanda menggunakan anggaran APBN BNPB,” kata Sekretaris BPBD Jatim yang juga Plh Kalaksa BPBD Jatim, Andhika Nurrahmad Sudigda, Senin (15/9/2025).
Posko OMC ada di Lanudal Base Ops Juanda ini dalam rangka penanganan darurat Bencana Hidrometeorologi di Provinsi Jatim Tahun 2025.
Bencana Hidrometeorologi seperti hujan sedang hingga lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es ini melanda 22 dilayah di Jatim.
Dalam rilis BMKG Stasiun Juanda, ada 22 kabupaten/kota yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan. Daerah-daerah itu yakni di Bondowoso, Jember, Kabupaten Kediri, Jombang, Kota Malang.
Kemudian Kota Batu, Lumajang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Mojokerto, Nganjuk, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Kabupaten Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.
Pantauan beritajatim.com di Posko OMC, sejumlah pihak dari BNPB, BMKG Stasiun Juanda, BPBD Jatim, Alkonost (operator penerbangan) dan Puspenerbal sedang menggelar rapat evaluasi pelaksanaan OMC yang sudah dilakukan tiga kali sejak Sabtu (13/9/2025). Yakni, pertama dilakukan di Mojokerto, Tuban, dan Bojonegoro. Kemudian, kedua dilakukan di perairan timur dan selatan Banyuwangi serta ketiga di Tuban dan Lamongan. [tok/aje]
-

Pentingnya Publikasi Organisasi, LTN Rejoso Nganjuk Gelar Pelatihan Menulis Berita
Nganjuk (beritajatim.com) – Pentingnya peran publikasi dalam suatu organisasi semakin disadari oleh banyak pihak. Tak hanya untuk eksistensi, tetapi juga untuk memastikan adanya pertanggungjawaban terhadap masyarakat terkait program kerja yang dijalankan.
Hal inilah yang disampaikan dalam pelatihan menulis berita yang diadakan oleh Lembaga Talif wan Nasyr (LTN) Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk pada Minggu, 14 September 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 40 peserta, yang terdiri dari pengurus LTN dan perwakilan lembaga serta organisasi badan otonom (banom) di Kecamatan Rejoso. Pelatihan tersebut digelar di kantor sekretariat LTN dan menghadirkan Abdul Haris, sebagai pemateri utama.
Dalam kesempatan itu, Hery Purwanto, penasihat LTN Rejoso, memberikan apresiasi atas kontribusi nyata LTN meski baru berusia sembilan bulan. Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari MWCNU Rejoso agar program-program LTN dapat berkembang lebih lanjut.
“Ini agar program-program LTN dapat terus berkembang,” ujar Hery Purwanto, berharap ada dukungan lebih banyak lagi dari organisasi dan masyarakat.
Pesan ini mendapat respon positif dari berbagai pihak. Wakil Tanfidziyah MWCNU Rejoso, Watijo, juga memberikan arahan agar pengurus LTN tetap menjaga keseimbangan dalam bekerja sama dengan organisasi lain.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Ansor PAC Rejoso, Syamsul Arifin, yang mengajak LTN untuk berkolaborasi dengan Cyber Ansor, terutama dalam memperkuat literasi digital dan media dakwah.
Abdul Haris, dalam pemaparannya, menjelaskan bahwa pemberitaan memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah organisasi. “Orang di luar sana tidak tahu ada kegiatan organisasi ini jika tidak ditulis beritanya,” ujarnya, menekankan bahwa berita adalah sarana penting untuk mengkomunikasikan aktivitas organisasi kepada masyarakat luas.
Dalam sesi pelatihan yang sangat interaktif, Abdul Haris membagikan trik menulis berita yang singkat, padat, dan jelas. Ia mengungkapkan bahwa kekuatan utama sebuah berita terletak pada lead atau kalimat pembuka. “Judul berita harus menarik, agar pembaca tertarik untuk melanjutkan membaca,” jelasnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar setiap berita yang ditulis harus dapat menjawab unsur 5W+1H: apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana peristiwa itu terjadi.
Di akhir pelatihan, para peserta diberi kesempatan untuk menulis berita secara langsung, dengan bimbingan dari Abdul Haris yang mendampingi mereka dengan penuh kesabaran. Hasilnya, para peserta mampu menulis berita yang sesuai dengan kaidah jurnalistik dan mudah dipahami oleh pembaca. [suf]
-

BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025
Surabaya (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur diminta waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi selama sepekan ke depan hingga 17 September 2025.
Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan menjelaskan, bencana hidrometeorologi ini dipicu adanya gangguan gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer Low Frequency yang saat ini melintasi wilayah Jawa Timur.
“Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” kata Taufiq Hermawan, Kamis (11/9/2025).
Menurut Taufiq, potensi cuaca ekstrem tersebut dapat muncul bersamaan dengan turunnya hujan di sejumlah daerah Jawa Timur, di antaranya Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.
“Hidrometeorologi meliputi hujan sedang – lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es hingga 17 September 2025,” jelasnya.
Taufiq juga mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem, terutama di wilayah dengan topografi curam. Menurutnya, kawasan bergunung dan tebing rawan terdampak bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, hingga berkurangnya jarak pandang.
“Wilayah dengan topografi curam, bergunung atau tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem,” tutupnya. [ram/beq]
-

Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025
Magetan (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur yang berlaku pada 10–17 September 2025.
Dalam peringatan tersebut disebutkan sejumlah daerah berpotensi terdampak, termasuk Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi, dengan ancaman hujan sedang hingga lebat yang disertai petir, angin kencang, bahkan berisiko menimbulkan banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga puting beliung.
Selain Magetan dan Ngawi, wilayah lain yang masuk kategori rawan meliputi Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, Trenggalek, serta Kota Malang. Dengan cakupan wilayah yang luas, BMKG mengingatkan bahwa potensi gangguan aktivitas masyarakat akibat kondisi cuaca ini cukup besar.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan fenomena ini dipicu oleh adanya gangguan gelombang atmosfer yang sedang aktif.
“Beberapa faktor seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan Low Frequency memengaruhi dinamika atmosfer di Jawa Timur. Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendorong pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” ungkapnya.
BMKG Juanda mengimbau masyarakat serta instansi terkait agar lebih waspada terhadap perubahan cuaca mendadak. Wilayah dengan topografi curam, bergunung, dan tebing dianggap paling rawan terdampak bencana hidrometeorologi.
Risiko yang bisa terjadi antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang akibat hujan lebat.
Taufiq menegaskan pentingnya kewaspadaan dini agar potensi kerugian maupun korban jiwa bisa ditekan.
“Kami minta masyarakat untuk selalu memantau perkembangan kondisi cuaca terbaru yang kami sampaikan melalui website, media sosial resmi BMKG Juanda, maupun saluran komunikasi 24 jam,” ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi, BMKG Juanda menyediakan layanan informasi cuaca terkini melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id, kanal media sosial @infobmkgjuanda, serta saluran telepon di nomor (031) 8668989 dan WhatsApp 0895800300011. Informasi peringatan dini juga diperbarui setiap tiga jam agar masyarakat dapat segera mengetahui perkembangan terbaru.
Dengan adanya peringatan dini ini, BMKG berharap masyarakat Jawa Timur, khususnya di wilayah rawan seperti Magetan dan Ngawi, dapat lebih berhati-hati dalam beraktivitas. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama sepekan ke depan. [fiq/ian]
-

IPM Jombang Masih Tertinggal, Perlu Dorongan Dialog dan Literasi
Jombang (beritajatim.com) – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Jombang pada angka 75,67 masih tertinggal dibanding Kabupaten Mojokerto yang mencapai 76,69, terlebih Kota Mojokerto yang sudah berada di angka 81,76. Meski demikian, capaian Jombang masih lebih tinggi dari Kabupaten Nganjuk yang hanya 75,24.
“Tentu ini memprihatinkan karena Jombang terkenal kota santri dan kota pelajar. Penyebab Utama, Pemkab Jombang belum maksimalkan ‘Pentahelix’ yakni Kolaborasi pemerintah, akademisi, sektor usaha/bisnis, komunitas/masyarakat, dan media,” ungkap Yusron Aminulloh, Pendiri IQRA Semesta sekaligus aktivis pendidikan dan sosial, Minggu (7/9/2025) dalam bincang dengan media di Rumah Peradaban MEP Jombang.
Indeks Pembangunan Manusia menjadi tolok ukur penting untuk menilai kemajuan daerah, terutama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Tiga dimensi yang diukur dalam IPM adalah kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak.
“Saya lihat ekosistem kesehatan di Jombang sudah bagus, tinggal maksimalkan ekosistem pendidikan harus digenjot,” papar Yusron yang kerap diundang sebagai narasumber di berbagai forum.
Ia juga menilai pelibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan masih bersifat formalitas, termasuk pada aspek penganggaran. Karena itu, Yusron mendorong agar ruang-ruang diskusi, forum akademis, hingga dialog publik lebih sering digelar untuk membicarakan masa depan Jombang.
“Sebagai contoh, hampir dua bulan ini, empat kali kami coba ‘jahit’ peradaban Jombang masa depan. Setelah di Unair, kami bergerak ke UPN, bahkan mempertemukan akademisi dari IPB, dan sejumlah guru besar, dunia usaha dan masyarakat langsung di kota Jombang,” ungkap Yusron yang juga CEO Saieda Greenview.
Namun ia menegaskan langkah tersebut belum cukup. Tradisi diskusi yang ada di pesantren harus bisa menular ke masyarakat luas. Pemerintah daerah juga perlu menyiapkan pojok-pojok bacaan, kegiatan literasi, serta mendukung kreativitas generasi muda.
“Saya pernah usul dalam satu seminar literasi di Gedung DPRD Jombang, dua pekan lalu, agar Dinas Pendidikan sering mengadakan lomba karya tulis pelajar dengan tema ‘Jombang 2045’, tepat 100 tahun Indonesia. Anak akan berimajinasi liar memicu kreativitas,” jelas Yusron.
Menurutnya, pelibatan anak muda dalam dialog, diskusi, hingga lomba-lomba literasi sangat penting untuk mencetak generasi visioner. Ia mencontohkan Kota Yogyakarta yang memiliki IPM tertinggi di Indonesia, yakni 89,10, karena mampu menciptakan ekosistem dinamis penuh kreativitas dan gerakan literasi yang masif.
“Jombang punya potensi itu. Karena pelajar dan mahasiswa dari berbagai kota ada di pesantren dan kampus-kampus di Jombang. Tinggal bagaimana menghidupkan,” tandasnya.
Yusron juga mengkritik alokasi anggaran pemerintah daerah yang dinilai kurang berpihak pada peningkatan kualitas SDM. “Indeks Pembangunan Manusia dianggap belum penting dibanding pembangunan fisik,” ujarnya. [suf]
-

Mas Dhito Temui 28 Tersangka Kerusuhan Kediri, Beri Pesan Ini
Kediri (beritajatim.com) – Pasca kerusuhan yang berujung pembakaran dan penjarahan di komplek Kantor Pemkab Kediri, Bupati Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito mendatangi Polres Kediri. Dalam kunjungan tersebut, Mas Dhito bertemu langsung dengan para tersangka yang telah diamankan aparat kepolisian.
Setidaknya 28 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka tidak hanya berasal dari Kabupaten Kediri, tetapi juga dari daerah lain. Bahkan, sejumlah tersangka dari Kabupaten Nganjuk diketahui datang secara berkelompok menggunakan mobil pick up.
“Kedatangan saya ke sini untuk berkoordinasi intens dengan Pak Dandim dan Pak Kapolres karena ada informasi akan ada aksi lanjutan. Kemudian kedua untuk melihat proses hukum yang ada di Polres Kediri,” kata Mas Dhito didampingi Kapolres Kediri AKBP Bramastyo Priaji bersama Dandim 0809/Kediri Letkol Inf Ragil Jaka Utama, pada Rabu siang, 3 September 2025.
Saat bertatap muka dengan para tersangka, Mas Dhito sempat berbincang. Ia mengaku kecewa karena sebagian pelaku justru warga Kabupaten Kediri yang seharusnya ikut menjaga daerah, bukan malah terlibat dalam perusakan dan penjarahan fasilitas pemerintah.
Mas Dhito juga menyinggung adanya informasi mengenai rencana aksi lanjutan. Menurutnya, aksi tersebut diperkirakan melibatkan kalangan mahasiswa maupun kelompok yang ingin menyampaikan pendapat, berbeda dengan kerusuhan pada Sabtu sebelumnya di mana massa langsung melakukan perusakan tanpa orasi.
Kapolres Kediri AKBP Bramastyo Priaji menambahkan, dari 123 orang yang diamankan setelah kericuhan, sebanyak 28 orang ditetapkan sebagai tersangka, termasuk 14 di antaranya masih di bawah umur.
“Kemarin, hari Selasa siang kita juga sudah amankan kembali 26 orang lainnya dan saat ini masih menjalani proses pemeriksaan untuk menentukan mana yang (terlibat maupun) tidak terlibat tindak pidana,” terangnya.
Sementara itu, imbauan kepada masyarakat agar mengembalikan barang hasil jarahan terus disebarkan. Sejumlah barang telah dikembalikan melalui pemerintah desa, Kantor Satpol PP, bahkan ada yang langsung diserahkan ke Kantor Pemkab Kediri kepada Bupati.
“Kalau mengembalikan barang-barang jarahan tersebut maka dipastikan tidak akan diproses hukum, kecuali masuk dalam kategori provokator atau aktor intelektual dibalik kericuhan ini,” tegas Mas Dhito. [ADV PKP/nm/but]
-

Mbak Wali Buka Exhibition Museum 2025 Kediri, Hadirkan 8 Museum dan Komunitas Sejarah
Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati secara resmi membuka Exhibition Museum 2025 yang digelar di Taman Sekartaji.
Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong sebagai simbol dimulainya rangkaian kegiatan yang akan berlangsung hingga 31 Agustus 2025.
Dalam sambutannya, Mbak Wali sapaan akrab Wali Kota Kediri menyampaikan bahwa wajah Kota Kediri maupun daerah-daerah lain di Indonesia hari ini tidak lepas dari rangkaian peristiwa di masa lampau.
Peradaban yang ada saat ini, kata Mbak Wali, dipengaruhi oleh jejak sejarah, nilai-nilai budaya, dan perjuangan para pendahulu.
“Seperti kata Ir. Soekarno, Jas Merah: Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. Tidak terbatas pada era pra dan pasca kemerdekaan saja, kita juga perlu belajar banyak dari peninggalan arkeologis. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Kediri bersama delapan museum dari Jawa Timur menghadirkan koleksinya di Taman Sekartaji sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, khususnya bagi para generasi muda,” tutur Wali Kota Kediri, Jumat (29/8/2025).
Lebih lanjut, Mbak Wali menegaskan bahwa melalui pameran museum ini, masyarakat diajak untuk menengok kembali jejak perjalanan sejarah, memaknai kebesaran masa lampau, sekaligus menjadikannya bekal untuk melangkah lebih kuat menuju masa depan.
Harapannya pameran ini menjadi refleksi sekaligus motivasi bagi semua, terutama generasi muda, untuk semakin bersemangat berkarya, berprestasi, dan menginspirasi.
“Tidak menutup kemungkinan, kita juga akan menorehkan sejarah baru yang suatu saat menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya,” pungkasnya.
Exhibition Museum 2025, menghadirkan delapan museum dari Jawa Timur, antara lain, Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian (UNAIR Surabaya), Museum Song Terus dan Cagar Budaya Kementerian Kebudayaan (Kabupaten Pacitan), Museum Penataran (Kabupaten Blitar), Museum Anjuk Ladang (Kabupaten Nganjuk), Museum Daerah Tulungagung, Museum Airlangga (Kota Kediri), Museum Bagawanta Bari (Kabupaten Kediri), dan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari (Kabupaten Jombang).
Selain museum, ada pula enam komunitas pemerhati sejarah, seni budaya, serta kolektor pribadi yang turut berpartisipasi. Mereka menghadirkan beragam aktivitas edukatif, seperti edukasi mencanting dan mewarnai batik, pembelajaran aksara Kawi, hingga edukasi budaya dari Omah Panji.
Pengunjung juga berkesempatan menikmati koleksi foto Kediri tempo dulu, alat cetak buku lama, serta buku-buku cetakan Tan Khoen Swie, penerbit legendaris asal Kediri.
Usai pembukaan, Wali Kota Kediri bersama Wakil Wali Kota Kediri meninjau stan-stan museum yang ada. Keduanya tampak antusias melihat langsung koleksi benda-benda bersejarah yang dipamerkan. Antusiasme serupa juga terlihat dari masyarakat yang hadir, yang begitu tertarik menyaksikan beragam koleksi bersejarah yang sarat makna dan nilai edukasi dalam pameran ini.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Mandung Sulaksono, Para Staf Ahli, Kepala Disbudparpora Zachrie Ahmad, Kepala OPD Pemerintah Kota Kediri, Camat, segenap Kepala Museum peserta pameran, Dewan Kebudayaan Daerah Kota Kediri, Pemilik Percetakan Tan Khoen Swie Jojo Sutjahjo Gani, Ketua Rumah Budaya Kota Kediri Rindu Rikat, komunitas pemerhati sejarah, serta masyarakat yang memadati area Taman Sekartaji. [nm/ted]
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5135863/original/007947100_1739792769-b84ac3e7-8e99-4085-9aa4-d48b131977c4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
DAMRI Layani Angkutan bagi Petani dan Pedagang, Ini Rute dan Jadwalnya – Page 3
Liputan6.com, Jakarta DAMRI menghadirkan layanan angkutan yang terintegrasi dengan kebutuhan pedagang dan petani di daerah, salah satunya melalui angkutan perintis di Surabaya.
General Manager DAMRI Cabang Surabaya Heru Warsono menegaskan, inisiatif ini berhasil mendorong perputaran ekonomi lokal, terutama di sentra-sentra perdagangan yang mengandalkan distribusi barang secara cepat dan efisien.
“Selama semester I 2025, DAMRI telah melayani lebih dari 3.000 pelanggan. Angka ini menunjukkan kebutuhan besar para pelaku usaha dan petani serta masyarakat akan layanan transportasi publik yang andal dan terjangkau,” ujarnya, Selasa (26/8/2025).
Heru mengatakan, DAMRI melayani keberangkatan setiap pagi pukul 07.00 dari titik awal, dan siang hari pukul 12.00 dari titik sebaliknya. Untuk mengakomodir pedagang dan petani dalam mengangkut barang dagangan ke berbagai titik ekonomi utama, seperti pasar dan terminal.
Rute angkutan DAMRI meliputi Mojoagung-Wonosalam, Desa Marmoyo-Terminal Ploso, Terminal Type C Angkot Nganjuk-Desa Ngetos, Terminal Type C Angkot Nganjuk-Desa Jatikalen, dan Pelabuhan Batu Guluk-Kecamatan Kangayan.
Tarif yang dikenakan pun terbilang bersahabat, di rentang Rp 5-7 ribu per perjalanan. Dengan harapan, para pedagang dan petani dapat mengalokasikan lebih banyak modal usaha untuk pengembangan dan pertumbuhan bisnis mereka.