kab/kota: New York

  • Robot Pembunuh Israel Basmi Manusia Seketika, Cek Faktanya

    Robot Pembunuh Israel Basmi Manusia Seketika, Cek Faktanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 62.000 warga Palestina tewas dibunuh pasukan Israel dalam perang yang meletus sejak Oktober 2023. Di antara korban ada 18.885 anak yang terbunuh, menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, dikutip dari Aljazeera, Rabu (20/8/2025).

    Kekuatan militer Israel tak lepas dari teknologi canggih yang dimanfaatkan sebagai senjata. The New York Times pada 2023 lalu melaporkan rencana Israel mengembangkan senjata super canggih dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Drone berbasis AI mampu mendeteksi dan membidik target secara akurat. Selain Israel, drone AI ini juga dikembangkan oleh Amerika Serikat (AS) dan China.

    Kritikus mengatakan ‘robot pembunuh’ menandai pengembangan AI yang mengkhawatirkan. Hidup-mati manusia seakan diserahkan sepenuhnya ke mesin tanpa campur tangan manusia.

    Beberapa negara telah melobi PBB untuk mengeluarkan kebijakan pelarangan AI dalam menciptakan drone pembunuh. Namun, AS merupakan salah satu negara yang menentang negosiasi tersebut.

    Israel, Rusia, dan Australia juga sependapat dengan AS. Negara-negara ini ingin pengembangan teknologi untuk kepentingan militer tak dibatasi, menurut laporan The New York Times.

    “Isu ini adalah poin paling signifikan untuk masa depan kemanusiaan,” kata Alexander Kmentt, ketua negosiator Austria, kepada The New York Times.

    Kmentt mengatakan senjata otomatisasi akan membuat perubahan yang fundamental. Penggunaannya bisa memicu masalah hukum dan etika.

    Terpisah, Laporan Time pada Desember 2024 menyebut perang AI berpotensi membangkitkan gambaran robot pembunuh dan drone otonom. Namun, kenyataan berbeda sudah terjadi di Gaza.

    Di ‘area berdarah’ tersebut, Time mengatakan AI telah menyarankan target dalam kampanye balasan Israel untuk membasmi Hamas setelah serangan kelompok itu pada 7 Oktober 2023.

    Sebuah program yang dikenal sebagai “The Gospel” menghasilkan saran untuk bangunan dan struktur tempat militan mungkin beroperasi. “Lavender” diprogram untuk mengidentifikasi tersangka anggota Hamas dan kelompok bersenjata lainnya untuk dibunuh, mulai dari komandan hingga prajurit infanteri.

    “Where’s Daddy?” dilaporkan mengikuti pergerakan target dengan melacak ponsel mereka untuk. Pelacakan seringkali berpusat ke rumah target. Serangan udara yang menyusul mungkin membunuh semua orang di keluarga target, bahkan warga di sekitar tempat tinggal target.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku sedang mengembangkan program-program senjata otomatis tersebut. Hal ini dapat membantu menjelaskan laju kampanye pengeboman paling dahsyat di abad ke-21, yang menewaskan lebih dari 62.000 warga Palestina.

    Dalam perang-perang Gaza sebelumnya, para veteran militer Israel mengatakan serangan udara terjadi dengan tempo yang jauh lebih lambat.

    “Selama saya bertugas di ruang target [antara tahun 2010 dan 2015], dibutuhkan tim yang terdiri dari sekitar 20 perwira intelijen untuk bekerja selama sekitar 250 hari guna mengumpulkan sekitar 200 hingga 250 target,” ujar Tal Mimran, dosen di Universitas Ibrani di Yerusalem dan mantan penasihat hukum di IDF, kepada Time.

    “Saat ini, AI akan melakukannya dalam seminggu,” ia menambahkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jangan Salah Pilih Payung saat Cuaca Panas, Ini Alasannya

    Jangan Salah Pilih Payung saat Cuaca Panas, Ini Alasannya

    JAKARTA – Saat musim panas tiba atau matahari sedang terik-teriknya, banyak orang berlindung dengan membawa payung. Tapi tahukah Anda, tidak semua payung mampu melindungi dari paparan sinar matahari yang berbahaya.

    Memilih payung yang tepat bisa jadi langkah penting untuk menjaga kesehatan kulit dan mencegah dampak buruk sinar UV.

    “Banyak orang pikir semua payung sama, padahal yang benar-benar bisa lindungi dari sinar matahari itu payung khusus UV,” kata Dr. Helen He, Co-Director di Mount Sinai-Clinique Healthy Skin Dermatology Center, dikutip dari laman New York Post.

    Di beberapa negara, termasuk Indonesia, penggunaan payung saat cuaca cerah sudah menjadi kebiasaan umum. Tidak hanya untuk menghindari kulit gosong, tapi juga mencegah penuaan dini, bintik hitam, hingga kanker kulit.

    “Orang membawa payung di hari panas bukan karena ikut-ikutan, tapi karena mereka sadar pentingnya perlindungan dari sinar matahari,” jelas Dr. He.

    Sinar ultraviolet (UV) dari matahari memang bisa membantu tubuh memproduksi vitamin D. Jika terlalu sering terpapar tanpa perlindungan, risikonya besar. Mulai dari kulit terbakar, muncul flek hitam, hingga kanker kulit.

    Payung UV adalah payung yang dirancang khusus untuk memblokir sinar matahari. Biasanya terbuat dari kain yang rapat dan memiliki lapisan khusus anti-UV.

    “Kalau ingin membeli payung untuk cuaca panas, cari yang punya label UPF 50+. Itu artinya payung tersebut bisa memblokir lebih dari 98% sinar UV,” kata Dr. He.

    Warna juga berpengaruh. Dalam sebuah penelitian dari Emory School of Medicine, payung berwarna hitam terbukti paling efektif menahan sinar UV, hingga mencapai 90%.

    Sedangkan payung putih atau warna terang lainnya, justru memberikan perlindungan yang jauh lebih sedikit.

    “Kalau suka payung warna cerah, pilih yang bagian dalamnya dilapisi warna hitam atau perak,” saran Dr. He.

    Meski payung UV bisa sangat membantu, tetap saja tidak memberikan perlindungan total. Sinar UV bisa memantul dari permukaan seperti aspal, air, atau pasir, dan tetap mengenai kulit kita meski sudah berada di bawah bayangan payung.

    “Payung hanya efektif melindungi dari sinar langsung dari atas. Tapi sinar matahari bisa datang dari segala arah,” ujar Dr. He.

    Oleh karena itu, ia menyarankan untuk tetap menggunakan perlindungan tambahan seperti sunscreen, baju berlengan panjang, dan topi lebar. Selain itu, hindari keluar rumah saat matahari sedang sangat terik, yaitu antara pukul 10 pagi sampai 3 sore.

    “Saya selalu ingatkan pasien saya, kalau kamu bisa melihat matahari, itu artinya matahari juga bisa melihat kamu,” tuturnya.

    Salah satu kesalahan paling umum adalah tidak memakai sunscreen atau lupa mengaplikasikannya kembali.

    “Gunakan sunscreen seukuran koin lima ratusan untuk wajah dan satu gelas kecil untuk seluruh tubuh,” kata Dr. He.

    “Dan jangan lupa aplikasikan lagi setiap dua jam, apalagi kalau kamu berkeringat atau berenang,” lanjutnya.

    Untuk pemilik kulit gelap atau yang rentan dengan masalah pigmentasi seperti melasma, sunscreen jenis mineral yang berwarna bisa jadi pilihan terbaik.

    “Jenis ini bukan cuma melindungi dari UV, tapi juga dari cahaya tampak yang bisa memicu flek hitam,” tambahnya.

    Jangan asal ambil payung saat keluar rumah di tengah terik. Pilih yang benar-benar dirancang untuk perlindungan matahari, bukan hanya agar tak kepanasan, tapi juga untuk menjaga kesehatan kulit dalam jangka panjang.

    “Ingat, perlindungan terbaik adalah kombinasi, yaitu payung, sunscreen, pakaian pelindung, dan kesadaran waktu.” pungkas Dr. He.

    Dengan perlindungan yang tepat, Anda tetap bisa tampil keren dan nyaman, tanpa harus mengorbankan kesehatan kulit.

  • Rumah Seharga Rp 13 Miliar Disita Pemerintah Cuma Gara-gara Air

    Rumah Seharga Rp 13 Miliar Disita Pemerintah Cuma Gara-gara Air

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang warga Brooklyn, New York, mengaku dikecewakan oleh pemerintah kota setelah rumahnya senilai US$800.000 atau sekitar Rp13 miliar disita dan dijual hanya karena tunggakan tagihan air sebesar US$5.000 atau sekitar Rp81 juta.

    Dilansir ABC 7 NY, pemilik rumah bernama Filmore Brown mengaku tidak pernah mengetahui adanya tunggakan tersebut. Ia mengatakan, jika memang tahu masalah ini dirinya akan langsung membayar tanpa masalah.

    Namun, sesuai prosedur rutin, pemerintah kota mengalihkan tagihan yang belum dibayar ke sebuah kelompok investor dalam trust.

    Setelah dialihkan, tagihan itu dihapus dari sistem pembayaran kota. Akibatnya, Brown tidak melihat tunggakan tersebut saat ia tetap membayar tagihan air berikutnya. Karena tidak ada pembayaran untuk tagihan lama, trust kemudian menyita rumah Brown dan melelangnya.

    Pemerintah kota dan pihak trust mengklaim telah mengirimkan pemberitahuan terkait tunggakan itu, tetapi Brown menegaskan tidak pernah menerima surat apa pun. Saat ini, ia tinggal di lantai atas rumah, sementara dua keluarga lain menyewa unit di lantai bawah.

    Kasus ini memicu reaksi keras dari sejumlah anggota dewan lokal yang menyerukan investigasi serta pembentukan regulasi baru agar warga tidak kehilangan rumah hanya karena tagihan yang belum dibayar.

    “Ini adalah ketidakadilan yang sangat besar,” kata anggota Dewan Kota New York, Chris Banks, dikutip dari Complex, Selasa (19/8/2025).

    “Kami tidak akan berhenti sampai kasus ini benar-benar terungkap dan semua pihak yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban.”

    Protes juga digelar di depan rumah Brown. Dalam rekaman, demonstran terlihat membawa poster bertuliskan”Black and brown homeowners matter” (Pemilik rumah kulit hitam dan kulit cokelat penting) serta “Brooklyn is not for sale-or theft” (Brooklyn bukan untuk dijual-atau dicuri).

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gaji Pakar AI Bikin Minder Pembuat Bom Atom dan Bintang NBA

    Gaji Pakar AI Bikin Minder Pembuat Bom Atom dan Bintang NBA

    Jakarta

    Perang untuk menarik para pakar AI di Silicon Valley tengah terjadi di antara raksasa teknologi. Bahkan perusahaan seperti Meta dan lainnya, berani membayar mereka begitu tinggi, jauh dari ilmuwan penting di masa lalu.

    Dikutip detikINET dari Ars Technica, Selasa (19/8/2025) Meta baru-baru ini menawarkan peneliti AI Matt Deitke penghasilan USD 250 juta selama empat tahun dengan potensi pemberian USD 100 juta di tahun pertama saja.

    Keahlian Deitke dalam sistem AI yang menyulap gambar, suara, dan teks, menjadikannya target utama Meta. Dia tidak sendirian. CEO Meta, Mark Zuckerberg, dilaporkan juga menawarkan kompensasi USD 1 miliar ke seorang insinyur AI yang tak disebut namanya, yang akan dibayarkan selama beberapa tahun.

    Para pakar AI itu direkrut dalam lomba menciptakan kecerdasan umum buatan (AGI) atau kecerdasan super, yang mampu melakukan tugas intelektual pada atau di atas manusia. Meta, Google, OpenAI, dan lainnya bertaruh, siapa pun yang mencapai terobosan ini terlebih dulu dapat mendominasi pasar senilai triliunan dolar.

    Itu mendorong kompensasi ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagai perbandingan, ilmuwan pembuat bom atom J. Robert Oppenheimer, yang memimpin Proyek Manhattan yang mengakhiri Perang Dunia II, memperoleh USD 10.000 per tahun di 1943. Disesuaikan inflasi, jumlahnya menjadi sekitar USD 190.865, kira-kira setara penghasilan insinyur perangkat lunak senior saat ini.

    Deitke yang berusia 24 tahun, akan memperoleh sekitar 327 kali lipat dari apa yang diperoleh Oppenheimer saat mengembangkan bom atom.

    Bahkan banyak atlet top tidak dapat bersaing dengan angka-angka ini. New York Times mencatat bahwa kontrak empat tahun terakhir Stephen Curry dengan Golden State Warriors adalah USD 35 juta lebih rendah dari kesepakatan Meta untuk Deitke.

    Mark Zuckerberg baru-baru ini memberi tahu para investor bahwa Meta berencana terus menggelontorkan dana untuk bakat AI. “Karena kami yakin bahwa kecerdasan super akan meningkatkan setiap aspek dari apa yang kami lakukan,” cetusnya.

    Perusahaan pun memperlakukan peneliti AI seperti aset tak tergantikan. Jika perusahaan-perusahaan ini jadi yang pertama mencapai kecerdasan super, mereka akan memiliki teknologi hebat untuk mengotomatiskan jutaan pekerjaan dan mengubah ekonomi global. Perusahaan yang mengendalikan teknologi semacam itu bisa menjadi perusahaan terkaya dalam sejarah.

    Tidak mengherankan bahwa bahkan gaji tertinggi karyawan dari era teknologi awal lebih kecil dibanding gaji peneliti AI. Program Apollo menawarkan perbandingan lain yang mencolok. Neil Armstrong, manusia pertama yang berjalan di bulan, memperoleh USD 27.000 per tahun, kira-kira USD 244.639 saat ini. Peneliti AI Meta memperoleh penghasilan lebih banyak dalam tiga hari dari yang diperoleh Armstrong dalam setahun.

    Para insinyur yang merancang roket dan sistem untuk program Apollo juga memperoleh gaji cukup rendah. Laporan NASA tahun 1970 menyebut insinyur yang baru lulus memulai karier dengan gaji tahunan antara USD 84.622 sampai USD 99.555 menurut nilai saat ini. Bahkan insinyur elit dengan pengalaman 20 tahun digaji USD 278.000 per tahun dalam nilai tukar saat ini, jumlah yang dapat diperoleh oleh peneliti AI seperti Deitke hanya dalam beberapa hari.

    (fyk/fay)

  • Google Gelontorkan Rp48,59 Triliun untuk Amankan Energi Data Center 3.000 MW

    Google Gelontorkan Rp48,59 Triliun untuk Amankan Energi Data Center 3.000 MW

    Bisnis.com, JAKARTA— Google meneken kesepakatan senilai US$3 miliar atau sekitar Rp48,59 triliun (kurs Rp16.198/US$) dengan Brookfield Asset Management guna mengamankan pasokan listrik tenaga air sebesar 3.000 megawatt (MW) untuk data center atau pusat data.

    Langkah ini dilakukan untuk menopang kebutuhan energi yang kian melonjak akibat pertumbuhan platform kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan komputasi awan (cloud).

    Brookfield Renewable, divisi energi terbarukan perusahaan asal Kanada tersebut, menyebut kesepakatan ini sebagai kontrak terbesar di dunia yang melibatkan tenaga air. 

    Pada tahap awal, Google akan memperoleh 670 MW listrik bebas karbon dari dua pembangkit milik Brookfield, yakni Holtwood dan Safe Harbor, di Pennsylvania, Amerika Serikat. 

    Melalui skema Hydro Framework Agreement (HFA), Google berhak melakukan pengembangan maupun peningkatan fasilitas yang sudah ada sebagai bentuk komitmen menambah kapasitas energi bersih di jaringan listrik. 

    Fokus awal kerja sama ini adalah pada jaringan PJM Interconnection, operator grid terbesar di AS yang melayani 65 juta pelanggan. PJM saat ini menghadapi tantangan untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat tajam, terutama dari proyek AI perusahaan teknologi besar. Ke depan, Google dan Brookfield membuka peluang ekspansi ke wilayah lain di Amerika.

    “Google berkomitmen untuk secara bertanggung jawab mengembangkan infrastruktur digital yang menopang kehidupan sehari-hari masyarakat, komunitas, dan bisnis,” tulis perusahaan dalam pernyataannya.

    Kesepakatan energi ini diumumkan di minggu yang sama saat pesaing Google, Meta, mengumumkan rencana investasi ratusan miliar dolar AS atau setidaknya Rp1.619 triliun untuk membangun sejumlah pusat data berkapasitas gigawatt. 

    Proyek tersebut digadang-gadang akan mendukung ambisi Meta dalam mengembangkan kecerdasan buatan setingkat “superintelligence”. Kompleks pertama, bernama Prometheus, akan dibangun di Ohio dan diperkirakan mulai beroperasi tahun depan.

    Seiring ekspansi masif pusat data, tantangan lingkungan pun semakin mengemuka. Rata-rata sebuah pusat data mengonsumsi sekitar 500.000 galon air per hari. 

    Namun, menurut laporan The New York Times, kompleks baru berbasis AI bisa menyerap jutaan galon air harian. Ketika kebutuhan air melampaui ketersediaan di wilayah setempat, komunitas lokal berisiko menanggung dampaknya berupa kenaikan harga maupun potensi krisis air di masa depan.

  • Paus Tiba-Tiba Terdiam, Bahaya Besar di Depan Mata

    Paus Tiba-Tiba Terdiam, Bahaya Besar di Depan Mata

    Jakarta, CNBC Indonesia – Suara paus biru tiba-tiba lebih diam dari biasanya. Para ilmuwan khawatir adanya bahaya ekosistem yang lebih besar.

    Penelitian yang dipublikasikan di Public Library of Science mendengarkan suara dari tiga spesies baru, yakni paus biru, paus sirip dan paus bungkuk di California Current Ecosystem, Samudra Pasifik Utara selama enam tahun.

    Mereka melakukan perekaman mulai pada 2015, saat puncak gelombang panas laut terjadi beberapa tahun sebelumnya. Fenomena itu mulai terjadi pada 2013 yang membunuh populasi krill.

    Penelitian menggunakan hidrofon di dasar laut untuk melakukan analisa frekuensi rangkaian sura terstruktur.

    Hasilnya para peneliti menemukan penurunan suara paus biru dan paus sirip setelah tahun 2017. Mereka mencatat suara paus biru mengalami penurunan hingga 40% selama penelitian berlangsung.

    “Jika ditelusuri lebih lanjut, seperti mencoba bernyanyi saat kelaparan. Mereka menghabiskan waktunya mencari makanannya,” kata ahli oseanografi biologi Monterey Bay Aquarium Research Institute, John Ryan, dikutip dari New York Post, Selasa (19/8/2025).

    Selain itu, para peneliti menemukan paus biru mencari makan di area lebih luas pada 2019. Sebab rendahnya krill di area tersebut, berbeda dengan paus bungkuk yang makan krill dan ikan lebih beragam.

    Gelombang panas terjadi saat gelombang air panas besar dan padat bernama The Blob mengalir dari Laut Bering dan Teluk Alaska mengalir menuju perairan yang berada di lepas Pantai Barat AS.

    The Blob sendiri tak berdampak pada binatang laut yang mengonsumsi ikan teri dan sarden. Suara paus bungkuk juga mengalami peningkatan.

    Namun para peneliti mengungkapkan dampak jangka panjang dari fenomena ini. Termasuk mengingatkan ini bisa berdampak pada seluruh ekosistem.

    “Jika tidak bisa mendapatkan makanan, mereka bisa melintasi seluruh Pantai Barat Amerika Utara. Konsekuensinya sangat besar,” jelas ahli biologi kelautan dari Monterey Bay Aquarium, Kelly Benoit-Bird.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • China Kembangkan ‘Robot Hamil’ yang Bisa Melahirkan Bayi Manusia

    China Kembangkan ‘Robot Hamil’ yang Bisa Melahirkan Bayi Manusia

    Jakarta

    China sedang merancang robot dengan rahim buatan, yang bisa menerima nutrisi melalui selang di ‘perutnya’ dan mengandung janin selama kurang lebih 10 bulan sebelum melahirkan.

    ‘Robot kehamilan’ ini dikonseptualisasikan oleh Dr. Zhang Qifeng, pendiri Kaiwa Technology, yang berbasis di Guangzhou, China. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, prototipe ini akan memulai debutnya tahun depan.

    Teknologi ini diciptakan untuk membantu mereka yang mengalami kesulitan untuk hamil. Robot humanoid ini bisa disewa untuk mengandung bayi, dengan biaya 100.000 yuan (sekitar Rp 225 juta). Biaya ini disebut lebih murah dibandingkan menyewa ibu pengganti. Di sejumlah negara Barat seperti Amerika Serikat, menyewa ibu pengganti umum dilakukan dan bisa menghabiskan biaya antara USD100 ribu hingga USD200 ribu (sekitar Rp16,1 miliar – Rp 3,2 miliar).

    “Teknologi rahim buatan ini sudah dalam tahap matang, dan sekarang perlu ditanamkan ke dalam perut robot agar manusia sungguhan dan robot dapat berinteraksi untuk mencapai kehamilan, yang memungkinkan janin tumbuh di dalamnya,” ujar Qifeng seperti dikutip dari New York Post.

    Banyak pertanyaan yang masih belum terjawab saat ini, termasuk bagaimana sel telur dan sperma akan dibuahi dan dimasukkan ke dalam rahim, serta bagaimana robot akan melahirkan.

    Tentu saja, dengan teknologi semacam ini muncul banyak pertanyaan dan kekhawatiran terkait masalah etika dan hukum. Menanggapi hal tersebut, Qifeng menyebut bahwa ia dan timnya sudah mempertimbangkannya dengan cermat.

    “Kami telah mengadakan forum diskusi dengan pihak berwenang di Provinsi Guangdong dan mengajukan proposal terkait sambil membahas kebijakan dan undang-undang,” ujarnya.

    (rns/afr)

  • Crystal Palace Kecam UEFA dan Sejumlah Klub buntut Keputusan CAS

    Crystal Palace Kecam UEFA dan Sejumlah Klub buntut Keputusan CAS

    JAKARTA – Crystal Palace mengklaim prestasi olahraga dianggap tidak berarti menyusul keputusan UEFA yang menurunkan mereka dari Liga Europa ke UEFA Conference League setelah penolakan banding di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

    Dalam sebuah pernyataan, klub mengonfirmasi bahwa mereka akan terus berkonsultasi dengan penasihat hukum, tetapi akan berkompetisi di UEFA Conference League.

    Juara Piala FA 2024/2025 tersebut diturunkan ke UEFA Conference League oleh UEFA pada 11 Juli 2025 setelah menetapkan bahwa, per 1 Maret, pengusaha Amerika Serikat, John Textor, memiliki kendali atau pengaruh di Crystal Palace dan klub Ligue 1, Olympique Lyonnais (Lyon).

    Pada Senin (11 Agustus 2025), CAS mengumumkan bahwa klub London selatan tersebut kalah dalam banding atas keputusan tersebut. Alhasil, Nottingham Forest diperkirakan yang akan mengambil tempat Crystal Palace di Liga Europa.

    “Pada saat kami seharusnya merayakan kemenangan di Community Shield di Wembley, keputusan UEFA dan diikuti oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga menunjukkan bahwa prestasi olahraga dianggap tidak berarti.”

    “Ketika kami memenangi Piala FA melawan Manchester City pada hari bersejarah di bulan Mei 2025, manajer dan para pemain kami mendapatkan hak untuk bermain di Liga Europa.”

    “Kami telah kehilangan kesempatan itu. Tampaknya klub, organisasi, dan individu tertentu memiliki hak istimewa dan kekuasaan yang unik.”

    “Pengaruh yang semakin besar dan tidak sehat ini telah menghancurkan harapan dan impian para pendukung Crystal Palace.”

    “Hal ini bukan pertanda baik bagi tim-tim ambisius di seluruh Eropa yang bersaing untuk maju ketika aturan dan sanksi diterapkan secara tidak merata dengan cara yang paling mencolok,” bunyi pernyataan Crystal Palace.

    Crystal Palace lolos ke Liga Europa sebagai juara Piala FA pada Mei 2025. Namun, tujuh hari kemudian, kemenangan Paris Saint-Germain di final Piala Perancis (Coupe de France) membuat Lyon naik dari UEFA Conference League ke Liga Europa.

    Jika dua klub melanggar peraturan MCO (Multi-club Ownership), tim yang finis lebih tinggi di liga akan jadi prioritas.

    Meskipun Palace (peringkat ke-12 Liga Inggris) memenangi Piala FA dan Lyon (peringkat keenam) hanya lolos karena alasan teknis, peringkat liga saja yang menentukan hak untuk bermain.

    Semuanya bergantung pada kepemilikan saham Textor, melalui Eagle Football Holdings Limited, yang memiliki saham pengendali di Lyon dan 43,9 persen saham di Crystal Palace.

    Klub Liga Inggris tersebut berargumen bahwa Textor tidak memiliki suara dalam pengelolaan Palace, tetapi peraturan terkait pengaruh yang menentukan melarang pihak mana pun memegang lebih dari 30 persen dari total kepemilikan saham di lebih dari satu klub dalam turnamen (Eropa) yang sama.

    Textor bulan lalu menyelesaikan penjualan saham Crystal Palace miliknya kepada pemilik New York Jets, Woody Johnson, tetapi aturan UEFA ditentukan oleh situasi klub per 1 Maret 2025.

    Crystal Palace selalu bersikeras bahwa mereka bukan bagian dari operasi multi-klub.

    “Struktur multi-klub bersembunyi di balik sandiwara ‘perwalian buta’ sementara klub seperti kami, yang tidak memiliki hubungan apa pun dengan klub lain, dilarang bermain di kompetisi yang sama.”

    “Untuk memperparah ketidakadilan, klub-klub yang tampaknya memiliki perjanjian informal yang sangat besar satu sama lain juga diizinkan untuk berpartisipasi dan bahkan mungkin bertanding melawan satu sama lain.”

    “Meskipun kami menghormati anggota tribunal CAS, proses ini dirancang untuk sangat membatasi. Dalam kasus kami, membuatnya hampir mustahil untuk mendapatkan persidangan yang adil.”

    “Penolakan semua permintaan pengungkapan untuk mendapatkan korespondensi antara pihak-pihak terkait, penolakan untuk mengizinkan kesaksian dari mereka yang terlibat, dan kurangnya formalitas dan rasa hormat terhadap hukum secara umum berarti keputusan tidak dapat digugat dengan semestinya, yang mengarah pada hasil yang telah ditentukan sebelumnya.”

    “Keputusan UEFA memiliki implikasi yang lebih luas bagi tata kelola olahraga. Kombinasi peraturan yang dirancang dengan buruk dan penerapannya yang tidak merata.”

    “Artinya, para suporter kami akan kehilangan kesempatan untuk menyaksikan tim ini berkompetisi di Liga Europa untuk pertama kalinya dalam sejarah kami.”

    “Ini seharusnya menjadi titik balik bagi sepak bola. UEFA harus memenuhi mandatnya untuk mengesahkan aturan yang koheren, dikomunikasikan, dan diterapkan dengan benar, dengan masa pemulihan yang wajar untuk menyelesaikan ketidakpastian dan sanksi yang konsisten, serta memperlakukan semua klub secara setara melalui proses banding yang tepat.”

    “Pengadilan Eropa telah menegaskan bahwa putusan serupa akan diawasi lebih ketat oleh pengadilan nasional di masa mendatang.”

    “Hanya dengan demikian, keadilan dan proses hukum akan diberikan kepada setiap tim. Meskipun kami terus berkonsultasi dengan hukum untuk langkah selanjutnya, kami akan bersaing di UEFA Conference League dengan tekad dan tekad untuk menang yang sama, yang menjadi ciri khas klub luar biasa ini,” kata Crystal Palace lagi.

  • Alarm Bahaya! Ilmuwan Khawatir Paus Biru Jadi Pendiam

    Alarm Bahaya! Ilmuwan Khawatir Paus Biru Jadi Pendiam

    Jakarta

    Suara paus biru telah berkurang drastic di lepas pantai California, Amerika Serikat, membuat para ilmuwan khawatir karena mereka percaya hal ini merupakan indikasi bahaya ekosistem yang lebih besar.

    Ilmuwan melacak suara tiga spesies paus, yakni paus biru, paus sirip, dan paus bungkuk, di Samudra Pasifik Utara di Ekosistem Arus California selama enam tahun.

    Penelitian ini, menggunakan hidrofon di dasar laut, menganalisis frekuensi rangkaian suara terstruktur yang dipancarkan oleh paus balin besar, untuk menentukan prevalensi di habitat untuk mencari makan ini dan potensi penggunaannya dalam penelitian ekologi perilaku.

    Penelitian yang dipublikasikan di Public Library of Science pada Februari 2025 ini menemukan penurunan deteksi kicauan pada paus biru dan paus sirip setelah tahun 2017. Perekaman dimulai pada 2015, di puncak gelombang panas laut yang berlangsung selama beberapa tahun.

    Pemanasan yang tidak biasa ini dimulai pada 2013 ketika genangan air panas yang besar dan padat, yang dijuluki The Blob, mengalir dari Laut Bering dan Teluk Alaska hingga ke perairan di lepas Pantai Barat AS.

    Pada saat yang sama, toksisitas jaring makanan Ekosistem Arus California berada pada tingkat tinggi karena ledakan alga berbahaya yang ekstrem, menyebabkan keracunan mamalia laut paling luas yang pernah didokumentasikan, termasuk pada paus.

    Studi tersebut mencatat, suhu perairan 4,5 derajat lebih panas daripada rata-rata, dan menutupi sekitar 3.218 km Samudra Pasifik pada 2016.

    Gelombang panas menciptakan lingkungan yang subur bagi ledakan tersebut, membunuh populasi krill, dan pada gilirannya menenangkan perairan dengan lebih sedikit kicauan paus biru.

    “Ketika Anda benar-benar menguraikannya, rasanya seperti mencoba bernyanyi saat Anda kelaparan,” ujar John Ryan, seorang ahli oseanografi biologi di Monterey Bay Aquarium Research Institute, dikutip dari New York Post, Minggu (18/8/2025).

    “Mereka menghabiskan seluruh waktu mereka hanya untuk mencari makanan,” imbuhnya.

    Ryan menggambarkan kondisi ini sebagai ‘keracunan mamalia laut paling luas yang pernah didokumentasikan’, yang menciptakan masa-masa sulit bagi paus.

    Nyanyian paus biru menurun hingga 40% selama periode penelitian. Studi ini menunjukkan bahwa paus biru harus mencari makan di area yang lebih luas pada 2019, karena rendahnya kelimpahan krill di area tersebut.

    Paus biru mempertahankan pola makan ketat berbasis krill, tetapi paus bungkuk mencari makan dengan jenis krill dan ikan yang lebih beragam.

    Blob tidak berdampak pada populasi ikan yang mencari makan, seperti ikan teri dan sarden, dan penelitian ini menemukan peningkatan deteksi pendengaran nyanyian paus bungkuk.

    Perubahan antartahunan dari spesies paus yang lebih kecil meningkat dari 34% menjadi 76% hari selama enam tahun. Khawatir akan kesunyian ini, para ilmuwan mencoba memahami kerusakan jangka panjang yang disebabkan oleh ‘The Blob’ dan anomali serupa yang diyakini telah meningkat tiga kali lipat sejak 1940-an, menurut laporan tersebut.

    “Gelombang panas laut ini berdampak pada seluruh ekosistem,” ujar Kelly Benoit-Bird, rekan penulis studi dan ahli biologi kelautan di Monterey Bay Aquarium.

    “Jika mereka tidak dapat menemukan makanan, dan mereka dapat melintasi seluruh Pantai Barat Amerika Utara, itu adalah konsekuensi yang sangat besar,” tambahnya.

    Periode mencari makan yang lebih lama mengakibatkan upaya reproduksi yang lebih sedikit oleh spesies laut, sehingga populasi paus biru menjadi lebih kecil.

    “Di mana mereka berada, dan apa yang mereka lakukan dapat memberi tahu Anda banyak hal tentang kesehatan ekosistem. The Blob benar-benar menyoroti betapa jangka panjangnya konsekuensi ini,” ujar Dawn Barlow, ahli ekologi dari California State University.

    “Sains menunjukkan bahwa perubahan iklim berdampak pada lautan. Mendengarkan dan belajar dari tempat-tempat ini sangat penting bagi masa depan kita. Sekarang, lebih dari sebelumnya, mendengarkan menjadi sangat penting,” jelasnya.

    (rns/hps)

  • Rusia Sudah Menang Lawan Ukraina, Trump ‘Keok’ Depan Putin

    Rusia Sudah Menang Lawan Ukraina, Trump ‘Keok’ Depan Putin

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan di Alaska, Jumat (15/8/2025). Pertemuan ini digelar untuk mencari solusi atas perang antara Moskow dan tetangganya, Ukraina, yang telah berlangsung selama lebih dari 3 tahun terakhir.

    Dalam beberapa jam pertemuan itu dilangsungkan, Putin nampak berhasil mendorong keinginannya di depan Trump untuk mencari perdamaian yang hakiki dibandingkan gencatan senjata sesaat. Hal ini meruntuhkan upaya Barat yang selama bertahun-tahun berusaha mengisolasi dirinya.

    Hal ini membuat banyak pengamat menilai Putin keluar sebagai pemenang dari “KTT Alaska”, sementara media pemerintah Rusia menggambarkan Trump sebagai negarawan berhati-hati, meski di Barat kritik keras diarahkan padanya karena dianggap tidak siap menghadapi Putin.

    Media Rusia menyoroti detail simbolis, mulai dari penyambutan karpet merah, pertunjukan fly-over militer, hingga momen ketika Trump menunggu Putin dan mengajaknya menaiki limosin kepresidenan AS, “The Beast”.

    “Media Barat kini dalam kondisi yang bisa digambarkan sebagai kegilaan yang mendekati histeria,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dilansir Reuters.

    “Selama tiga tahun mereka berbicara tentang isolasi Rusia, dan hari ini mereka melihat karpet merah digelar untuk menyambut Presiden Rusia di Amerika Serikat,” ujarnya.

    Namun capaian terbesar Putin ada pada isu Ukraina. Trump sebelumnya datang dengan agenda mendorong gencatan senjata cepat, bahkan mengancam Rusia dan China dengan sanksi.

    Tetapi usai pertemuan, ia menyatakan setuju dengan Putin agar negosiasi langsung diarahkan pada penyelesaian damai permanen, bukan sekadar jeda pertempuran.

    “Posisi Presiden AS telah berubah setelah berbicara dengan Putin, dan kini diskusi akan fokus pada akhir perang, serta tatanan dunia baru. Persis seperti yang diinginkan Moskow,” tulis pembawa acara talkshow Rusia, Olga Skabeyeva, di Telegram.

    ‘Buronan’ yang Menang

    Terlaksananya pertemuan itu saja sudah menjadi kemenangan diplomatik bagi Putin. Pasalnya, ia masih berstatus buron Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan perang terkait deportasi anak-anak Ukraina.

    Rusia membantah tuduhan tersebut, dengan alasan pihaknya hanya mengevakuasi anak-anak yang tidak memiliki pendamping dari zona konflik. Amerika Serikat dan Rusia sama-sama bukan anggota ICC.

    Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyebut pertemuan ini sebagai terobosan besar bagi pemulihan hubungan Moskow-Washington. “Mekanisme pertemuan tingkat tinggi antara Rusia dan Amerika Serikat telah sepenuhnya dipulihkan,” ujarnya.

    Meski begitu, Putin tidak meraih semua yang diinginkannya. Trump menolak memberikan “reset ekonomi” yang sangat dibutuhkan Rusia untuk menopang perekonomian yang mulai tertekan setelah tiga tahun perang dan sanksi Barat.

    Putin bahkan membawa menteri keuangan dan kepala dana kekayaan negara Rusia ke Alaska, berharap dapat membicarakan peluang kerja sama di bidang Arktik, energi, ruang angkasa, dan teknologi. Namun, Trump menegaskan kepada wartawan sebelum pertemuan dimulai bahwa bisnis tidak akan berjalan sampai perang Ukraina benar-benar berakhir.

    Trump juga menahan diri dari langkah yang paling dikhawatirkan Eropa dan Ukraina: menjual kepentingan Kyiv demi kesepakatan dengan Putin. Ia menekankan bahwa keputusan akhir tetap ada di tangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Meski demikian, Trump memperingatkan bahwa Zelensky harus realistis. “Rusia adalah kekuatan yang sangat besar, dan Ukraina bukan,” katanya usai pertemuan.

    Medvedev menilai pernyataan itu menandai pergeseran tanggung jawab pada Kyiv dan Eropa. “Poin utamanya adalah kedua pihak langsung menempatkan tanggung jawab pada Kyiv dan Eropa untuk mencapai hasil dalam negosiasi,” ujarnya.

    Zelensky Akui Putin Perkasa di Medan Perang

    Di medan tempur, pasukan Rusia perlahan terus maju dan mengancam kota-kota penting Ukraina di kawasan Donetsk.

    Putin menyampaikan kepada Trump bahwa ia bersedia membekukan garis depan di Zaporizhzhia dan Kherson jika Kyiv mau mundur dari Donetsk dan Luhansk-dua wilayah yang menjadi jantung kawasan industri Donbas, yang secara terang-terangan diklaim Moskow. 

    Menurut laporan New York Times, Trump bahkan menyampaikan kepada para pemimpin Eropa bahwa pengakuan Ukraina atas Donbas sebagai wilayah Rusia bisa membuka jalan menuju kesepakatan. Kanselir Jerman Friedrich Merz menambahkan bahwa AS siap menjadi bagian dari jaminan keamanan bagi Ukraina.

    Sumber Reuters menyebut Zelensky menolak tuntutan itu. Ia hingga kini menolak keras usulan Trump terkait “tukar-menukar wilayah”, yang dinilai melanggar konstitusi dan kedaulatan Ukraina.

    Walau begitu, Zelensky juga menilai KTT tersebut sejauh ini memang memberi keuntungan bagi Putin.

    “Putin akan menang dalam hal ini. Dia butuh foto dengan Presiden Trump,” ujarnya.

    Pertemuan Zelensky-Trump

    Sementara itu, sejumlah pemimpin Eropa berbondong-bondong menuju Washington untuk memberikan dukungan politik kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjelang pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Senin (18/8/2025).

    Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Minggu menggelar pertemuan para sekutu untuk memperkuat posisi Zelensky. Mereka berupaya memastikan jaminan keamanan yang kuat bagi Ukraina, termasuk keterlibatan langsung Amerika Serikat.

    Para pemimpin Eropa ingin menghindari pengulangan pertemuan Ruang Oval terakhir Zelensky pada Februari lalu yang berakhir buruk, di mana Trump dan Wakil Presiden JD Vance menegur Zelensky di depan umum karena dianggap tidak tahu berterima kasih.

    Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Finlandia Alexander Stubb-yang memiliki kedekatan pribadi dengan Trump-serta Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni juga akan ikut ke Washington.

    Dalam pernyataan bersama, Inggris, Prancis, dan Jerman menegaskan siap mengerahkan “pasukan penjamin keamanan setelah pertempuran berhenti, membantu mengamankan udara dan laut Ukraina, serta meregenerasi angkatan bersenjatanya.”

    Namun, sejumlah negara Eropa masih ragu untuk terlibat langsung secara militer, menunjukkan betapa rumitnya diskusi perdamaian ini bahkan di antara sekutu Kyiv sendiri.

    Sejumlah pemimpin Eropa menekankan pentingnya gencatan senjata sebelum negosiasi damai. “Anda tidak bisa berunding untuk perdamaian di bawah bom yang terus berjatuhan,” tegas Kementerian Luar Negeri Polandia.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]