kab/kota: New York

  • Startup Tak Terkenal Mendadak Jadi Sorotan, Raksasa Besar Bilang Ini

    Startup Tak Terkenal Mendadak Jadi Sorotan, Raksasa Besar Bilang Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nama startup Palantir mendadak ramai disebut-sebut oleh para investor. CEO Salesforce Marc Benioff misalnya, yang secara terang-terangan memuji startup perangkat lunak manajemen data itu.

    Dalam wawancara dengan CNBC Internasional di konferensi Communacopia+Technology Goldman Sachs di San Francisco, Benioff mengaku terinspirasi oleh kesuksesan Palantir.

    “Astaga. Saya sangat terinspirasi oleh perusahaan itu,” kata Benioff.

    Ia menambahkan, valuasi Palantir saat ini mencapai 100 kali lipat pendapatan mereka, bahkan bisa melonjak hingga 1000 kali lipat.

    Meski begitu, dari sisi pendapatan, Salesforce masih jauh lebih besar. Perusahaan yang menjadi komponen Dow Jones Industrial Average ini meraup lebih dari US$10 miliar pada kuartal terakhir, atau 10 kali lipat dibanding Palantir. Namun, pertumbuhan Palantir jauh lebih cepat yakni 48%, sedangkan Salesforce hanya tumbuh 10%.

    Benioff bahkan menilai harga produk Palantir sebagai perangkat lunak enterprise termahal yang pernah dia lihat. Ia sempat bergurau bahwa mungkin Salesforce kurang mahal dalam menentukan harga produknya.

    Pernyataan ini bukan yang pertama. Pekan lalu, Benioff juga sempat menyebut harga Palantir luar biasa, sembari menegaskan bahwa Salesforce menawarkan produk kompetitif dengan biaya lebih rendah.

    CEO Palantir Alex Karp menanggapi bahwa perusahaannya berfokus pada penciptaan nilai dan hanya meminta kompensasi wajar atas hal tersebut.

    Kedua perusahaan memang sesekali bersaing dalam kontrak pemerintah. Benioff bahkan membanggakan kemenangan Salesforce dalam memenangkan kontrak dengan Angkatan Darat AS, mengalahkan Palantir.

    Palantir berdiri pada 2003, empat tahun setelah Salesforce, dan baru melantai di Bursa Efek New York pada 2020. Saat ini kapitalisasi pasar Palantir mencapai US$406 miliar, lebih tinggi dari Salesforce yang bernilai US$231 miliar.

    Saham Palantir juga menjadi salah satu yang paling sering diperdagangkan di platform Robinhood, menjadikannya favorit investor ritel.

    Namun, kinerja saham Salesforce justru merosot. Sepanjang tahun ini, sahamnya turun 27%, menjadi yang terburuk di antara saham teknologi berkapitalisasi besar.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dari Lincoln hingga JFK, Ini Deretan Pembunuhan Bermotif Politik di AS

    Dari Lincoln hingga JFK, Ini Deretan Pembunuhan Bermotif Politik di AS

    Jakarta

    Dari Presiden Abraham Lincoln hingga John F Kennedy dan Martin Luther King Jr., sejarah Amerika Serikat diwarnai peristiwa pembunuhan bermotif politik. Kini, Amerika kembali diguncang dengan pembunuhan Charlie Kirk, salah satu sekutu politik terdekat Presiden Donald Trump.

    Rabu (10/09) silam, tragedi tak terduga terjadi saat aktivis sayap kanan Charlie Kirk sedang berpidato di sebuah universitas di Utah. Tiba-tiba, aktivis konservatif terkemuka di AS itu ambruk. Sebuah peluru tunggal bersarang di lehernya dan tak lama kemudian, ia dinyatakan tewas.

    Seorang pemuda berusia 22 tahun telah ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap Charlie Kirk. Namun Presiden AS Donald Trump dan Gubernur Utah menuding penembakan itu bermotif politik.

    Penembakan Kirk ini bukan sekadar kasus kekerasan senjata yang mengejutkan di Amerika, tapi juga berpotensi menjadi babak terbaru dalam sejarah panjang pembunuhan bermotif politik di AS.

    Untuk memahami bobot tragedi ini, berikut beberapa pembunuhan politik paling terkenal yang pernah terjadi dalam sejarah Amerika Serikat.

    Presiden AS

    Abraham Lincoln, Presiden AS ke-16

    Abraham Lincoln tercatat sebagai Presiden AS pertama yang menjadi korban pembunuhan.

    Pada 14 April 1865, saat sedang menyaksikan pertunjukan teater bersama istrinya di Washington D.C., ia ditembak oleh seorang aktor, John Wilkes Booth.

    Lincoln meninggal keesokan paginya, 15 April.

    Dukungan kuatnya terhadap hak-hak warga kulit hitam diyakini sebagai motif utama di balik pembunuhannya.

    Beberapa hari kemudian, Booth berhasil dilacak dan tewas ditembak di Virginia.

    Abraham Lincoln adalah presiden AS pertama yang tewas dibunuh (Getty Images)

    James Garfield, Presiden AS ke-20

    Garfield menjadi korban pembunuhan kedua dalam sejarah negara itu.

    Pada 2 Juli 1881, saat sedang berjalan di stasiun kereta api di Washington D.C., ia ditembak oleh Charles Guiteau.

    Garfield tidak langsung meninggal. Ia bertahan selama beberapa bulan, namun akhirnya mengembuskan napas terakhir pada September pada tahun yang sama.

    Kematiannya disebut-sebut akibat dokter yang gagal menemukan peluru di dalam tubuhnya. Ironisnya, ia baru menjabat sebagai presiden selama beberapa bulan.

    Pelakunya, Charles Guiteau, yang dideskripsikan memiliki gangguan mental, divonis bersalah dan dieksekusi pada Juni 1882.

    William McKinley, Presiden AS ke-25

    Pembunuhan presiden kembali terjadi pada 6 September 1901. Presiden William McKinley ditembak oleh seorang anarkis bernama Leon Czolgosz saat sedang melakukan tur pidato di Buffalo, New York.

    McKinley tidak langsung meninggal. Namun, beberapa hari kemudian, ia mengembuskan napas terakhirnya akibat komplikasi luka tembak.

    Pelakunya, Czolgosz, dinyatakan bersalah dan dieksekusi pada Oktober 1901, hanya sebulan setelah pembunuhan.

    Pembunuhan JFK tetap menjadi salah satu misteri pembunuhan terbesar dalam politik AS (Getty Images)

    John F Kennedy, Presiden AS ke-35

    Pada 22 November 1963, Presiden John F. Kennedy melakukan kunjungan ke Dallas, Texas. Saat iring-iringan mobilnya melintasi pusat kota, tiba-tiba terdengar suara tembakan.

    Presiden Kennedy ambruk setelah sebuah peluru dari senapan bertenaga tinggi menembus tubuhnya. Ia segera dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.

    Hanya beberapa jam setelah pembunuhan, polisi berhasil menangkap Lee Harvey Oswald, mantan marinir yang diduga sebagai pelaku pembunuhan Kennedy.

    Namun, misteri belum berakhir. Dua hari kemudian, saat Oswald dipindahkan dari kantor polisi, seorang pemilik kelab malam bernama Jack Ruby menembak dan membunuhnya di depan kamera media, mengakhiri hidup Oswald dan menyisakan teka-teki yang tak pernah terjawab.

    Kandidat presiden

    Robert F Kennedy, senator Partai Demokrat

    Robert F. Kennedy, senator dari New York, adalah adik dari Presiden John F. Kennedy, yang telah lebih dulu dibunuh lima tahun sebelumnya.

    Pada 1968, ia tengah berjuang untuk mendapatkan nominasi calon presiden dari Partai Demokrat saat nasib tragis menghampirinya.

    Sesaat setelah memberikan pidato kemenangan atas kemenangannya di pemilu pendahuluan California, ia ditembak mati di sebuah hotel di Los Angeles.

    Pelakunya, Sirhan Sirhan, divonis bersalah atas pembunuhan dan dijatuhi hukuman mati. Hukuman itu kemudian diringankan menjadi penjara seumur hidup.

    Hingga kini, Sirhan masih mendekam di balik jeruji besi setelah permohonan pembebasan terakhirnya ditolak pada tahun 2023.

    Getty ImagesSenator Robert F. Kennedy berpidato di podium dalam kampanye pemilu presiden di Ambassador Hotel, Los Angeles, sebelum ia ditembak mati pada 5 Juni 1968.

    Pemimpin gerakan sipil

    Martin Luther King Jr.

    Pada 1968, pemimpin gerakan hak sipil, Dr. Martin Luther King Jr., tiba di Memphis, Tennessee, untuk memimpin unjuk rasa para pekerja kebersihan yang menuntut upah dan kondisi kerja yang lebih baik.

    Namun, saat berdiri di balkon hotelnya, ia ditembak mati oleh seorang penembak jitu pendukung supremasi kulit putih bernama James Earl Ray.

    Dr. King mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit, pada usia 39 tahun.

    Pembunuhan ini seolah menjadi puncak dari ancaman yang selalu mengintai Dr. King. Sebelumnya, ia telah berkali-kali selamat dari berbagai upaya pembunuhan, termasuk pengeboman di rumahnya pada 1956.

    AFP via Getty ImagesPembunuhan terhadap King mengejutkan masyarakat AS kala itu dan hingga kini masih menjadi salah satu tonggak dalam sejarah AS.

    Malcolm X

    Pada 1965, Malcolm X, tokoh karismatik yang gigih memperjuangkan pemberdayaan kaum kulit hitam, dibunuh di hadapan keluarganya di sebuah gedung pertemuan di New York. Ia meninggal pada usia 39 tahun.

    Selama bertahun-tahun, Malcolm X adalah juru bicara terkemuka bagi Nation of Islam, sebuah organisasi yang menganjurkan separatisme untuk warga kulit hitam Amerika.

    Namun, pandangannya kemudian menjadi lebih moderat, bahkan menjauhi organisasi tersebut. Tiga pria, Muhammad Aziz, Khalil Islam, dan Thomas Hagan, divonis bersalah atas pembunuhan tersebut dan dihukum penjara seumur hidup.

    Namun, pada 2021, vonis untuk Aziz dan Islam dibatalkan, menyisakan misteri di balik tragedi ini.

    Getty ImagesKediaman Malcolm X’s sempat dibom sepekan sebelum pembunuhan terhadapnya.

    Pembunuhan dan percobaan pembunuhan baru-baru ini

    Baru-baru ini, pada 14 Juni 2025, dua legislator negara bagian Demokrat di Minnesota ditembak mati di rumah mereka dalam apa yang disebut sebagai upaya pembunuhan “bermotif politik”.

    Perwakilan negara bagian Demokrat Melissa Hortman dan suaminya, Mark, ditembak dan dibunuh di rumah mereka.

    Senator Negara Bagian John Hoffman dan istrinya, Yvette, yang ditembak beberapa kali di rumah mereka dalam insiden terkait selamat dari serangan itu.

    Presiden AS Donald Trump tertembak di bagian telinga dalam upaya pembunuhan yang diduga dilakukan oleh seorang pria bersenjata dalam kampanye Pilpres 2024 (AFP via Getty Images)

    Tahun lalu, Presiden Trump dua kali menjadi target percobaan pembunuhan.

    Pada Juli 2024, kejadian yang menimpanya akibat tertembak peluru saat demonstrasi di luar ruangan di Butler, Pennsylvania, memiliki kemiripan yang mencolok dengan penembakan Charlie Kirk di Utah, keduanya terjadi di hadapan khalayak ramai di tempat terbuka, kata koresponden BBC Amerika Utara Anthony Zurcher.

    Pada bulan September tahun itu, upaya pembunuhan lain yang diduga dilakukan terhadapnya dikatakan telah digagalkan oleh Secret Service di lapangan golf Trump di Florida.

    Dua tahun sebelumnya, seorang penyerang yang membawa palu menerobos masuk ke rumah Ketua DPR Nancy Pelosi, anggota Partai Demokrat terkemuka.

    (ita/ita)

  • Pilu Bocah Meninggal karena Gangguan Otak Langka Akibat Komplikasi Campak

    Pilu Bocah Meninggal karena Gangguan Otak Langka Akibat Komplikasi Campak

    Jakarta

    Seorang anak usia sekolah di Los Angeles meninggal dunia akibat komplikasi campak langka, beberapa tahun setelah terinfeksi virus tersebut. Departemen Kesehatan Wilayah Los Angeles mengumumkan kematian tersebut pada hari Kamis, sebagai bagian dari peringatan bagi warga tentang pentingnya vaksinasi.

    Departemen tersebut mengatakan bahwa anak itu tertular campak saat bayi sebelum mereka memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin campak-gondongan-rubella (MMR) pertama mereka. Dosis pertama harus diberikan kepada bayi pada usia 12 hingga 15 bulan, diikuti dengan dosis kedua pada usia 4 hingga 6 tahun.

    Anak tersebut sembuh, tetapi bertahun-tahun kemudian mengalami gangguan otak progresif langka yang dikenal sebagai panensefalitis sklerosis subakut atau subacute sclerosing panencephalitis (SSPE). Kondisi ini dapat terjadi pada orang yang terinfeksi campak di awal kehidupan, biasanya sekitar 2 hingga 10 tahun setelah infeksi awal.

    “Kasus ini merupakan pengingat yang menyakitkan betapa berbahayanya campak, terutama bagi anggota masyarakat kita yang paling rentan,” ujar Dr. Muntu Davis, petugas kesehatan Los Angeles dikutip dari NBC News, Senin (15/9/2025).

    “Vaksinasi bukan hanya tentang melindungi diri sendiri – ini tentang melindungi keluarga, tetangga, dan terutama anak-anak yang terlalu muda untuk divaksinasi,” ujarnya.

    Sekitar 1 dari 10.000 orang yang terinfeksi campak bisa mengalami SSPE. Tetapi jika terinfeksi saat bayi, risikonya menjadi 1 dari 600.

    Gangguan otak ini memengaruhi sistem saraf pusat, sehingga penderita dapat mengalami kejang atau kehilangan kemampuan berjalan sebelum jatuh koma atau kondisi vegetatif.

    Belum ada obat atau pengobatan yang efektif untuk gangguan ini, dan sebagian besar pasien meninggal dalam satu hingga tiga tahun setelah diagnosis.

    Tahun ini menandai wabah terburuk campak sejak AS memberantas penyakit tersebut pada tahun 2000. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah mencatat 1.454 kasus sejak awal tahun, melampaui rekor sebelumnya pada tahun 2019 yang didorong oleh wabah di komunitas Yahudi Ortodoks di New York dengan tingkat vaksinasi yang rendah.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video KuTips: Terapi Campak pada Anak, IDAI Ingatkan Isolasi Diri “
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Apa Itu Discord? Platform Gamers yang Jadi Medium Demokrasi di Nepal

    Apa Itu Discord? Platform Gamers yang Jadi Medium Demokrasi di Nepal

    Jakarta, CNBC Indonesia — Generasi Z Nepal mencatat sejarah baru. Setelah gelombang protes besar-besaran menggulingkan pemerintahan KP Sharma Oli. Kemudian para aktivis muda antikorupsi menggunakan platform Discord untuk memilih Sushila Karki sebagai perdana menteri sementara. Karki kini menjadi perempuan pertama yang memimpin Nepal.

    Pemilihan umum untuk menentukan perdana menteri definitif dijadwalkan pada 5 Maret 2026. Hingga saat itu, Karki, mantan ketua Mahkamah Agung berusia 73 tahun, akan mengisi kekosongan kekuasaan.

    “Parlemen Nepal saat ini adalah Discord,” ujar Sid Ghimiri, kreator konten berusia 23 tahun yang ikut mengorganisir kanal pemungutan suara digital, dikutip New York Times, Minggu (14/9/2025).

    Melalui server dengan lebih dari 145.000 anggota, aktivis Gen Z menggelar serangkaian polling daring selama sepekan. Karki muncul sebagai favorit karena reputasinya sebagai hakim yang konsisten melawan korupsi.

    Sebagai informasi, Discord awalnya kerap digunakan komunitas gamer. Dengan fitur yang mendukung streaming layar dan pembuatan server pribadi, Discord memberikan pengalaman interaktif yang memudahkan gamer berkolaborasi, berbagi strategi, dan tetap terhubung selama bermain.

    Seiring waktu, Discord berkembang menjadi lebih dari sekadar platform gaming. Kini, banyak komunitas non-gamer memanfaatkan Discord untuk berbagai tujuan, mulai dari belajar bahasa, kursus online, diskusi hobi, hingga proyek kolaboratif.

    Foto: Nepal menggunakan Discord sebagai medium untuk memilih perdana menteri baru. (Tangkapan layar)

    Struktur server dan channel memungkinkan anggota berdiskusi berdasarkan topik tertentu, sementara fitur roles dan permissions membantu pengelolaan anggota dan keamanan komunitas.

    Di Nepal, Discord telah menjadi medium demokrasi baru. “Generasi muda Nepal tidak lagi percaya pada elit lama. Mereka ingin transparansi, dan Discord menjadi ruang politik baru,” kata analis politik lokal, Anil Sharma, kepada NDTV.

    Akan tetapi mengutip India Today, proses demokrasi melalui Discord bukan tanpa celah. Pasalnya cara ini memungkinkan individu dari luar Nepal untuk memberikan suara tanpa verifikasi identitas yang memadai.

    Sebagai informasi, ribuan orang turun ke jalanan di Nepal setelah pemerintah menutup akses ke media sosial seperti Facebook dan Instagram. Kemudian aksi protes berkembang menjadi gerakan anti korupsi dan isu pengangguran. Aksi demonstrasi ini juga dipicu oleh perilaku pejabat yang kerap memamerkan kemewahan, saat banyak masyarakat Nepal dalam kondisi ekonomi yang sulit. 

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ada Tetangga RI, Ini 10 Negara Tolak Resolusi PBB Bentuk Negara Palestina

    Ada Tetangga RI, Ini 10 Negara Tolak Resolusi PBB Bentuk Negara Palestina

    New York

    Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menggelar voting yang hasilnya menyepakati resolusi mendukung terbentuknya negara Palestina merdeka. Sebanyak 142 negara mendukung resolusi itu, 10 negara menolak dan 12 negara abstain.

    Dikutip dari situs resmi PBB, Minggu (14/9/2025), Deklarasi New York merupakan hasil konferensi internasional yang diselenggarakan pada Juli lalu di Markas Besar PBB. Konferensi itu digagas Prancis dan Arab Saudi.

    Sebelum pemungutan suara, Duta Besar Prancis di PBB, Jérôme Bonnafont, mengingatkan Deklarasi New York akan menyusun satu peta jalan untuk mewujudkan solusi dua negara. Dia mengatakan deklarasi itu melibatkan gencatan senjata segera di Gaza, pembebasan semua sandera yang ditawan di Gaza, dan pembentukan Negara Palestina yang layak dan berdaulat.

    Peta jalan tersebut selanjutnya menyerukan pelucutan senjata Hamas dan pengucilannya dari pemerintahan di Gaza. Deklarasi itu juga berisi poin normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab, serta jaminan keamanan kolektif.

    Menjelang pemungutan suara, Duta Besar Israel Danny Danon mengatakan deklarasi sepihak itu tidak akan dikenang sebagai langkah menuju perdamaian. Dia menganggapnya sebagai isyarat kosong yang melemahkan kredibilitas Majelis PBB.

    “Hamas adalah pemenang terbesar dari setiap dukungan yang diberikan hari ini,” ujar Danon.

    Konferensi internasional tingkat tinggi pada bulan Juli diadakan dengan latar belakang perang di Gaza dan memburuknya prospek solusi dua negara. Dalam sambutannya di segmen pembukaan, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mencatat ‘pertanyaan sentral bagi perdamaian Timur Tengah adalah implementasi solusi dua negara, di mana dua negara yang merdeka, berdaulat, dan demokratis – Israel dan Palestina – hidup berdampingan dalam damai dan aman’.

    Resolusi itu sendiri didukung berbagai negara seperti Jerman, Prancis, Finlandia, Inggris, Rusia, Ukraina, Indonesia, Malaysia, hingga Jepang.

    Berikut daftar 10 negara menolak resolusi yang diberi nama resmi ‘Deklarasi New York tentang Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara’ tersebut:

    1. Argentina
    2. Hungaria
    3. Mikronesia
    4. Nauru
    5. Palau
    6. Papua Nugini
    7. Paraguay
    8. Tonga
    9. Amerika Serikat
    10. Israel.

    Negara abstain:

    1. Albania
    2. Ceko
    3. Kamerun
    4. Ekuador
    5. Ethiopia
    6. Fiji
    7. Samoa
    8. Guatemala
    9. Makedonia Utara
    10. Moldova
    11. Sudan Selatan
    12. Kongo.

    Tonton juga video “Tantangan Satgas Garuda Merah Putih II untuk Kirim Bantuan ke Gaza” di sini:

    Halaman 2 dari 3

    (haf/imk)

  • Seberapa Canggih Senjata yang Dipakai Untuk Menembak Charlie Kirk?

    Seberapa Canggih Senjata yang Dipakai Untuk Menembak Charlie Kirk?

    Jakarta, CNBC Indonesia — Para penyelidik Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan senapan laras ganda (bolt-action) yang diyakini telah digunakan dalam penembakan terhadap aktivis konservatif Charlie Kirk, Kamis (10/9).

    Melansir Reuters, Minggu (14/9/2025), Kirk juga merupakan seorang penulis, pembawa acara podcast, dan sekutu dekat Presiden AS Donald Trump, yang turut mendongkrak dukungan Partai Republik di kalangan pemilih muda. Ia tewas pada hari Rabu (9/9) dengan satu tembakan saat memberikan pidato di sebuah universitas di Utah.

    Senapan Bolt Action

    Senjata yang ditemukan oleh penyidik digambarkan oleh pejabat FBI Robert Bohls sebagai senapan bolt-action berkekuatan tinggi. Senapan itu ditemukan di area hutan dekat lokasi penembakan di Utah.

    Senjata bolt-action lebih presisi daripada senapan semi-otomatis meskipun laju tembakannya lebih lambat.

    Bohls, agen khusus yang bertanggung jawab atas kantor lapangan FBI di Salt Lake City, mengatakan senjata itu sedang dianalisis di laboratorium FBI untuk mencari petunjuk tentang penembakan dan tersangka.

    Model

    Tiga petugas penegak hukum, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada New York Times bahwa senjata yang disita adalah senapan Mauser model lama. Media AS lainnya juga mengutip sumber yang mengatakan bahwa senjata itu adalah senapan bolt-action Mauser .30-06 impor.

    Pada tahun 1906, peluru .30-06 secara resmi dirancang untuk tembakan jarak sangat jauh hingga sekitar 914 meter. Versi pertama, yang disebut M1906, menggunakan peluru berbobot 150 grain dengan dasar datar (flat-base) dan selongsong berbahan cupronickel.”

    Setelah Perang Dunia I, Angkatan Darat AS menginginkan peluru yang lebih kuat dan lebih akurat untuk senapan mesin jarak jauh. Berdasarkan laporan dari Eropa, mereka memperkenalkan peluru boattail seberat 173 grain yang disebut M1 ball cartridge.

    Beberapa selongsong peluru, termasuk peluru bekas di dalam bilik senapan, juga ditemukan oleh penyidik, lapor New York Times. Jenis senapan yang digunakan tersangka umumnya digunakan oleh penembak jitu dan pemburu.

    Ukiran

    Orang-orang yang mengetahui penyelidikan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa ukiran yang tampak pada amunisi yang ditemukan sejauh ini dan maknanya masih dianalisis oleh pihak berwenang.

    Perencanaan terperinci

    Brad Garrett, seorang pensiunan agen FBI, mengatakan bukti yang telah dibagikan oleh para penyelidik sejauh ini menggambarkan seorang tersangka yang merencanakan penembakan hingga detail terkecil, termasuk membuang kemungkinan senjata pembunuh di sepanjang jalur pelariannya.

    “Dia mungkin melakukan itu karena tidak ingin terlihat membawa senjata, berlari di lingkungan sekitar, atau berjalan-jalan di lingkungan sekitar,” ujar Garrett kepada ABC News.

    Sebelumnya, dalam jumpa pers Kamis malam, petugas merilis video yang menunjukkan tersangka memanjat atap gedung, menyeberang jalan, dan bergerak ke area hutan dekat kampus, tempat pihak berwenang mengatakan mereka menemukan senjata yang digunakan dalam penembakan tersebut.

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ngeri! Pria di AS Nyaris Diambil Organnya untuk Donor Padahal Masih Hidup

    Ngeri! Pria di AS Nyaris Diambil Organnya untuk Donor Padahal Masih Hidup

    Jakarta

    Berbaring di atas meja operasi dengan dada terbuka, pria bernama Larry Black Jr tinggal beberapa saat lagi sebelum organ tubuhnya diambil, ketika tiba-tiba seorang dokter berlari tergesa-gesa masuk ke ruang operasi.

    “Turunkan dia dari meja,” kenang dokter bernama Zohny Zohny itu saat memberi instruksi kepada tim bedah di SSM Health Saint Louis University Hospital, yang saat itu sedang membersihkan area dada dan perut Black, dikutip CNN.

    “Dia pasien saya. Segera turunkan dia dari meja.”

    Awalnya, tidak ada yang mengenali Zohny karena wajahnya tertutup masker bedah. Namun kemudian ia mengatakan kepada tim bahwa dialah dokter bedah saraf yang menangani kasus Black. Tim pun terkejut mendengar perintah tersebut, karena mereka yakin sudah mendapat persetujuan dari keluarga untuk mengambil organ tubuh Black.

    “Aku tidak peduli meskipun sudah ada persetujuan,” kenang Zohny saat berbicara kepada mereka.

    “Aku belum bicara dengan keluarganya, dan aku tidak setuju dengan ini. Segera turunkan dia dari meja,” lanjutnya.

    Black, pasiennya yang berusia 22 tahun, dibawa ke rumah sakit setelah tertembak di kepala pada 24 Maret 2019. Seminggu kemudian, ia dijadwalkan menjalani operasi pengambilan organ untuk donor, meskipun saat itu jantungnya masih berdetak dan ia belum dinyatakan mati otak.

    Molly Watts, saudara perempuan Black, mengatakan bahwa keluarga sebenarnya sempat ragu setelah menyetujui donor organ, tetapi perasaan mereka tidak didengarkan hingga akhirnya dokter berusia 34 tahun itu, yang saat itu baru masuk tahun pertama sebagai dokter bedah saraf, turun tangan.

    Kini, Black yang berusia 28 tahun adalah seorang musisi sekaligus ayah dari tiga anak. Ia masih membutuhkan fisioterapi rutin akibat sisa masalah kesehatan dari luka tembak tersebut. Black juga mengaku dihantui oleh ingatan yang ia rasakan ketika terbaring dalam kondisi koma medis.

    “Aku mendengar ibuku berteriak,” kenangnya.

    “Semua orang ada di sana, memanggil namaku, menangis, memutar lagu-lagu favoritku, dan mendoakan aku.”

    Ia mengatakan, saat itu ia berusaha menunjukkan kepada semua orang di ruang rawatnya bahwa ia bisa mendengar mereka. Ia ingat mengetukkan tangan ke sisi ranjang, mengedipkan mata, berusaha memberi tanda bahwa ia masih berjuang untuk hidupnya.

    Transplantasi organ menyelamatkan semakin banyak nyawa di Amerika Serikat setiap tahunnya. Menurut Organ Procurement and Transplantation Network, lembaga yang mengawasi sistem transplantasi nasional, lebih dari 48.000 transplantasi dilakukan pada tahun 2024. Namun, ribuan orang tetap meninggal dunia karena tak kunjung mendapatkan donor.

    Meski demikian, praktik donor organ juga menuai kritik. Beberapa laporan menyebutkan adanya pasien yang masih menunjukkan tanda-tanda kesadaran sebelum organ mereka diambil.

    Hasil investigasi federal terhadap sebuah organisasi nonprofit donor organ di Kentucky, yang pertama kali diungkap The New York Times pada bulan Juni, menemukan bahwa dalam kurun waktu empat tahun, tenaga medis sempat merencanakan pengambilan organ dari 73 pasien meskipun pasien-pasien itu masih memperlihatkan aktivitas neurologis.

    Prosedur tersebut akhirnya tidak dilakukan, tetapi pada Juli lalu pejabat federal berjanji akan melakukan reformasi besar terhadap sistem donor organ di Amerika Serikat.

    “Temuan kami menunjukkan bahwa rumah sakit mengizinkan proses pengambilan organ dimulai meskipun pasien masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan, dan ini sungguh mengerikan,” kata Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Robert F Kennedy Jr., dalam sebuah pernyataan.

    “Seluruh sistem ini harus diperbaiki untuk memastikan setiap calon donor diperlakukan dengan penghormatan yang selayaknya bagi kehidupan mereka.”

    Zohny mengaku kisah pasiennya itu terus melekat di ingatannya selama bertahun-tahun, menegaskan bahwa meski donor organ harus tetap berjalan, pemahaman tentang kesadaran manusia masih sangat terbatas. Dan menentukan kapan seseorang benar-benar dinyatakan meninggal tetap menjadi persoalan yang krusial sekaligus membingungkan.

    “Tidak ada pihak jahat dalam hal ini. Yang ada adalah sistem yang bermasalah,” katanya.

    “Kita perlu meninjau kembali kebijakan yang ada dan melakukan penyesuaian agar donor organ dilakukan pada orang yang tepat, di waktu yang tepat, di tempat yang tepat, dan dengan tenaga ahli yang tepat.”

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Harapan Baru untuk Palestina Usai Majelis PBB Kompak Dukung Resolusi

    Harapan Baru untuk Palestina Usai Majelis PBB Kompak Dukung Resolusi

    Jakarta

    Majelis Umum PBB mengesahkan resolusi terbaru terkait isu Palestina-Israel. Resolusi ini menegaskan kembali komitmen internasional terhadap solusi dua negara, dengan tujuan mengakhiri perang di Gaza dan membuka jalan bagi perdamaian yang lebih adil dan berkelanjutan.

    Langkah tersebut disambut dengan pandangan beragam. Sebagian pihak melihatnya sebagai harapan baru bagi rakyat Palestina, sementara pihak lain ada yang menilai keputusan itu justru bisa memperumit situasi di lapangan.

    Solusi Dua Negara, Palestina Tanpa Hamas

    Dalam voting pada Jumat (12/9/2025) di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat (AS), mayoritas negara anggota Majelis Umum memberikan suara dukungan untuk resolusi yang mengupayakan terbentuknya negara Palestina yang bebas dari Hamas.

    Dilansir AFP, Sabtu (13/9/2025), resolusi tersebut diadopsi dengan 142 suara mendukung, 10 suara lainnya menentang, dan 12 suara memilih abstain. Menurut situs resmi PBB, sebanyak 10 negara yang menolak resolusi itu terdiri atas Israel, AS, Argentina, Hungaria, Mikronesia, Nauru, Palau, Papua Nugini, Paraguay, dan Tonga.

    Deklarasi ini menegaskan Hamas harus menyerahkan senjata, membebaskan sandera, serta mengakhiri kekuasaannya di Gaza. “Deklarasi tersebut secara terang-terangan menyerukan bahwa ‘Hamas harus membebaskan semua sandera’,” demikian bunyi penggalannya. Resolusi juga membuka opsi pengerahan misi stabilisasi internasional sementara di bawah mandat Dewan Keamanan PBB.

    Israel Tolak dan Sebut Resolusi Memalukan

    Israel langsung menolak resolusi yang diadopsi Majelis Umum PBB. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, menegaskan Tel Aviv menolak mentah-mentah resolusi tersebut.

    Marmorstein menyebut keputusan itu “memalukan” dan menuding PBB telah menjadi “sirkus politik yang terlepas dari kenyataan.” Ia juga menilai resolusi tidak membawa perdamaian. “Resolusi tersebut tidak memajukan solusi perdamaian–sebaliknya, resolusi tersebut mendorong Hamas untuk melanjutkan perang,” ujarnya dalam pernyataan via media sosial X, Sabtu (13/9/2025).

    Israel pun menyatakan berterima kasih kepada negara-negara yang ikut menolak, termasuk Amerika Serikat, Argentina, dan beberapa negara Pasifik.

    Palestina Sambut Sebagai Langkah Penting

    Berbeda dengan Israel, otoritas Palestina menyambut baik hasil voting. Wakil Presiden Palestina Hussein al-Sheikh menyebut resolusi ini sebagai tonggak bersejarah.

    “Resolusi ini menyatakan kesediaan internasional untuk mendukung hak-hak rakyat kami dan merupakan langkah penting untuk mengakhiri pendudukan dan mewujudkan negara merdeka kami atas dasar perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” kata Al-Sheikh dalam tanggapannya via media sosial X, Sabtu (13/9/2025).

    Ia menilai dukungan mayoritas negara anggota PBB menunjukkan adanya komitmen global untuk menghidupkan kembali solusi dua negara yang adil dan berkelanjutan.

    Kritik Keras dari Pakistan Mengecam Israel

    Tak hanya Palestina, suara dukungan juga datang dari Pakistan yang sekaligus mengecam keras Israel. Duta Besar Pakistan untuk PBB, Asim Iftikhar Ahmad, menyebut Israel berpura-pura menjadi korban meski justru bertindak sebagai agresor.

    “Tidak dapat diterima, bahkan menggelikan, bagi seorang agresor, penjajah, pelanggar berantai terhadap Piagam PBB dan hukum internasional – yaitu Israel – untuk menyalahgunakan ruang sidang ini,” ucap Ahmad dalam sidang Dewan Keamanan PBB, seperti dilansir Al Arabiya, Sabtu (13/9/2025).

    Ia menuding Israel bertindak dengan impunitas dan tak mendengarkan komunitas internasional. Sidang DK PBB kemudian mengadopsi pernyataan bersama yang mengutuk serangan Israel ke Qatar dan menyatakan dukungan terhadap peran Qatar dalam mediasi konflik Gaza.

    (wia/idh)

  • Trump Temui PM Qatar Usai Serangan Israel Di Doha, Ini yang Dibahas

    Trump Temui PM Qatar Usai Serangan Israel Di Doha, Ini yang Dibahas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden AS Donald Trump mengadakan makan malam dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani di New York, Jumat (12/9/2025), beberapa hari setelah Israel menyerang pemimpin Hamas di Doha.

    Trump dan al Thani bertemu didampingi utusan khusus AS Steve Witkoff.

    “Makan malam yang luar biasa bersama POTUS. Baru saja berakhir,” kata Wakil Kepala Misi Qatar Hamah Al-Muftah, mengutip Reuters, Sabtu (13/9/2025).

    Gedung Putih juga mengonfirmasi makan malam itu telah berlangsung, tetapi tidak memberikan detail lebih lanjut.

    Sesi itu berlangsung usai al-Thani melakukan rapat bersama Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio di Gedung Putih.

    Sebuah sumber yang diberi pengarahan mengenai pertemuan tersebut mengatakan bahwa mereka membahas masa depan Qatar sebagai mediator di kawasan tersebut dan kerja sama pertahanan setelah serangan Israel terhadap Hamas di Doha.

    Trump disebut tidak senang dengan serangan Israel, yang ia gambarkan sebagai tindakan sepihak yang tidak memajukan kepentingan AS maupun Israel. Padahal, Washington menganggap Qatar sebagai sekutu kuat di Teluk.

    Qatar telah menjadi mediator utama dalam negosiasi jangka panjang untuk gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza, untuk pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza, dan untuk rencana pascakonflik bagi wilayah tersebut.

    Dalam serangan itu, PM Qatar menyalahkan Israel karena mencoba menyabotase peluang perdamaian. Namun ditegaskan bahwa Qatar tidak akan terhalang dari perannya sebagai mediator.

    Sebelumnya, Israel menargetkan pimpinan Hamas untuk dieliminasi pada Selasa lalu. Serangan itu dipercaya mampu membuahkan risiko gagalnya upaya gencatan senjata di Gaza, yang sudah didukung oleh AS.

    Donald Trump juga sudah menyatakan kekesalannya terhadap serangan itu melalui panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Nentanyahu. Dia juga berusaha meyakinkan Qatar supaya serangan seperti itu tidak akan terjadi lagi.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Israel Panas, Rapat PBB Setujui Pembentukan Negara Palestina

    Israel Panas, Rapat PBB Setujui Pembentukan Negara Palestina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan dukungan besar penyelesaian konflik Israel-Palestina, caranya dengan two state solution. Setidaknya ada 142 negara yang setuju dengan negara itu.

    Untuk itu PBB mendesak Israel terhadap pembentukan negara Palestina, yang ditentang keras oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Badan dunia yang beranggotakan 193 negara itu menyetujui sebuah resolusi yang tidak mengikat, dan mendukung “Deklarasi New York”, yang menguraikan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung hampir 80 tahun. Suara yang diberikan 142 mendukung, 10 menolak, dan 12 abstain.

    Meski beberapa jam sebelum pemungutan suara dilakukan, Nentanyahu mengatakan bahwa “Tidak akan ada negara Palestina.” Pernyataan itu disampaikan ketika penandatanganan perjanjian untuk memperluas permukiman Yahudi di wilayah tepi Barat, yang diklaim Palestina sebagai bagian dari negar amereka di masa depan.

    “Tempat ini milik kami,” kata Nentanyahu, mengutip Associated Press, dikutip Sabtu (13/9/2025).

    Resolusi itu disponsori Perancis dan Arab Saudi, yang menjadi ketua konferensi tingkat tinggi akhir Juli lalu. Kedua negara ini juga mendorong pelaksanaan solusi dua negara.

    Perang yang telah berlangsung hampir dua tahun di Gaza, serta konflik Israel-Palestina secara keseluruhan, diperkirakan akan menjadi salah satu topik utama dalam pertemuan tahunan para pemimpin dunia di Majelis Umum yang dimulai pada 22 September. Palestina menyatakan bahwa mereka berharap setidaknya 10 negara lagi akan mengakui negara Palestina, menambah lebih dari 145 negara yang sudah melakukannya.

    Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour mengatakan bahwa dukungan terhadap resolusi ini mencerminkan “kerinduan hampir seluruh komunitas internasional untuk membuka jalan menuju perdamaian.”

    Tanpa menyebut langsung nama Israel, ia mengatakan, “Kami mengajak pihak yang masih memilih jalan perang dan kehancuran, serta berusaha melenyapkan rakyat Palestina dan mencuri tanah mereka, untuk mendengarkan suara akal sehat suara logika untuk menyelesaikan persoalan ini secara damai, dan pesan kuat yang telah bergema di Majelis Umum hari ini.”

    Penolakan Terhadap Deklarasi

    Namun, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menolak resolusi tersebut dan menyebutnya sebagai “pertunjukan sandiwara,” serta mengatakan bahwa satu-satunya pihak yang diuntungkan adalah Hamas.

    Amerika Serikat, yang merupakan sekutu Israel juga mengulangi penolakan terhadap Deklarasi New York dan resolusi Majelis Umum yang mendukung pelaksanaan solusi dua negara.

    “Deklarasi itu mengecam serangan yang dilakukan oleh Hamas terhadap warga sipil di Israel, pada 7 Oktober 2023,”

    Dijelaskan militan Hamas membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil Israel dan menyandera sekitar 250 orang, 48 di antaranya masih ditahan.

    Resolusi itu adalah “aksi publisitas yang salah arah dan tidak tepat waktu yang merusk upaya diplomatik serius untuk mengakhir konflik,” kata Penasihat Misi AS Morgan Ortagus.

    “Jangan salah, resolusi ini adalah hadiah untuk Hamas,” katanya.

    Meski resolusi itu juga mengecam serangan Israel terhadap warga sipil dan infrastruktur di Gaza. Juga pengepungan dan kepalaparan yang telah menimbulkan bencana kemanusiaan dan krisis perlindungan yang menghancurkan.

    Menurut Kementerian Kesehatan Gaza serangan Israel terhadap Hamas telah membunuh lebih dari 64.000 warga Palestina, yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.

    Dikethaui deklarasi itu Otoritas Palestina akan memerintah dan mengendalikan seluruh wilayah Palestina. Selain itu Hamas juga harus mengakhir pemerintahannya di Gaza dan menyerahkan senjatanya kepada Otoritas Palestina.

    Deklarasi tersebut juga mendukung penempatan “misi stabilisasi internasional sementara” yang beroperasi di bawah naungan PBB untuk melindungi warga sipil Palestina, mendukung pengalihan keamanan kepada Otoritas Palestina, dan memberikan jaminan keamanan bagi Palestina dan Israel

    Dari deklarasi itu juga mendesak negara-negara untuk mengakui negara Palestina, dan menyebut Palestina sebagai komponen penting dan tidak tergantikan dalam pencapaian solusi dua negara.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]