kab/kota: New York

  • Netanyahu Sebut Indonesia saat Pidato di Sidang Umum PBB, Bilang Ini

    Netanyahu Sebut Indonesia saat Pidato di Sidang Umum PBB, Bilang Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebutkan Indonesia dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB 2025, Kamis (26/9/2025). Hal ini disampaikannya setelah Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan sikap soal Solusi Dua Negara.

    Dalam pidatonya, Netanyahu menyebut bahwa pidato Prabowo yang menyebut Indonesia bisa mengakui Israel jika mengakui Palestina bisa terjadi di masa depan.

    “Saya ingin mengingatkan kembali pidato Presiden Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia. Saya rasa ini yang akan terjadi di masa depan,” ujarnya.

    Sebelumnya, Prabowo menegaskan kembali dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina. Hal ini juga perlu dilakukan meski Indonesia pada akhirnya harus mengakui kedaulatan Israel.

    Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersiap berpidato di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) ke-80 di markas besar PBB di New York City, AS, 26 September 2025. (REUTERS/Shannon Stapleton)
    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersiap berpidato di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) ke-80 di markas besar PBB di New York City, AS, 26 September 2025. (REUTERS/Shannon Stapleton)

    “Dunia harus memiliki Palestina yang merdeka, namun kita juga harus mengakui, kita juga harus menghormati, dan kita juga harus menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan demikianlah kita dapat memiliki perdamaian sejati, kedamaian sejati, dan tidak ada lagi kebencian, dan tidak ada lagi kecurigaan,” tegasnya.

    “Satu-satunya solusi adalah solusi dua negara ini. Dua keturunan Abraham harus hidup dalam rekonsiliasi, kedamaian, dan harmoni. Arab, Yahudi, Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, semua agama, kita harus hidup sebagai satu keluarga manusia,” tuturnya.

    Prabowo kemudian menegaskan juga komitmen untuk menjadi bagian dari mewujudkan visi ini. Ia juga mengajak dunia untuk mewujudkan hal ini bersama.

    “Mari kita lanjutkan perjalanan harapan umat manusia, sebuah perjalanan yang dimulai oleh para leluhur kita, sebuah perjalanan yang harus kita selesaikan,” paparnya.

    (tps/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB, Delegasi Ramai-ramai Walk Out

    Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB, Delegasi Ramai-ramai Walk Out

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato dalam sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saat Netanyahu naik podium, delegasi yang hadir di ruang sidang umum ramai-ramai meninggalkan lokasi atau walk out.

    Sidang Umum PBB ke-80 hari ke-4 ini berlangsung di Markas PBB, New York, Amerika Serikat (AS) dan disiarkan langsung di YouTube United Nations, Jumat (26/8/2025). Pimpinan sidang mulanya mempersilakan Netanyahu naik ke atas podium.

    PM Israel Benjamin Netanyahu pidato di PBB. Delegasi ramai-ramai walk out. (Foto: YouTube United Nations)

    Begitu Netanyahu naik ke podium, delegasi dari berbagai negara ramai-ramai keluar ruangan. Terdengar juga teriakan, namun ada juga yang memberikan tepukan tangan.

    “Tolong tertib di ruangan, dan tolong duduk,” kata pimpinan sidang sambil mengetuk palu.

    Keluarnya para delegasi itu membuat banyak bangku kosong di ruang sidang. Netanyahu tampak diam di atas podium sambil bersiap untuk pidato.

    “Bapak Presiden, keluarga dari para sandera kami mendekam di bawah penjara Gaza,” demikian kata Netanyahu memulai pidatonya.

    “Hadirin sekalian, tahun lalu saya berdiri di podium ini dan saya memperlihatkan peta ini, ini menunjukkan pores teror Iran. Akses ini mengancam kedamaian dari seluruh dunia,” kata Netanyahu.

    (lir/whn)

  • Jokowi Puji Pidato dan Gestur Prabowo di Sidang Umum PBB, Sebut Bisa Jadi Ciri Khas Baru – Page 3

    Jokowi Puji Pidato dan Gestur Prabowo di Sidang Umum PBB, Sebut Bisa Jadi Ciri Khas Baru – Page 3

    Presiden Prabowo Subianto menghadiri Multilateral Meeting on the Middle East atas undangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Ruang Konsultasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Selasa 23 September 2025.

    Ada satu momen ringan namun penuh makna, yakni saat Trump dalam pengantar pertemuannya tidak hanya berbicara tentang pentingnya forum tersebut bagi perdamaian di Timur Tengah, namun juga memberikan apresiasi khusus kepada Prabowo di tengah deretan pemimpin dunia yang hadir.

    Presiden AS Donald Trump melontarkan pujiannya secara terbuka. Dia menilai, gaya komunikasi Prabowo dalam pidatonya mampu menggugah perhatian para pemimpin dunia.

    “Anda juga, sahabatku. Pidato yang hebat. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan mengetukkan tangan di meja itu. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa. Terima kasih banyak,” tutur Trump, Selasa 23 September 2025.

  • PBB Selidiki Klaim Trump Soal Sabotase di Markas Besarnya

    PBB Selidiki Klaim Trump Soal Sabotase di Markas Besarnya

    New York

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memberitahu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa pihaknya telah meluncurkan “investigasi menyeluruh” terhadap apa yang diklaim oleh Trump sebagai “triple sabotage” selama kunjungannya ke markas besar badan dunia itu di New York, pekan ini.

    Pemerintah AS telah mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, pada Rabu (24/9), yang isinya menuntut jawaban atas matinya eskalator yang akan digunakan Trump dan tidak berfungsinya teleprompter, serta sistem pengeras suara yang rusak.

    “Sekretaris Jenderal telah memberitahu Misi Tetap Permanen bahwa beliau telah memerintahkan investigasi menyeluruh, dan beliau menyampaikan bahwa PBB siap bekerja sama dalam transparansi penuh dengan otoritas AS terkait masalah ini untuk menentukan penyebab insiden yang dimaksud oleh Amerika Serikat,” ujar juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Jumat (26/9/2025).

    Pernyataan Dujarric itu dirilis pada Rabu (24/9) malam, merespons surat dari pemerintah AS.

    Trump, dalam postingan media sosial yang panjang dan penuh amarah, menggambarkan serangkaian insiden yang dialaminya “sangat mengerikan”. Dia menyerukan penangkapan orang-orang terkait insiden itu, dan mengatakan bahwa Secret Service juga sedang melakukan penyelidikan.

    “Ini bukan kebetulan, ini merupakan triple sabotage di PBB. Mereka seharusnya malu pada diri mereka sendiri,” tulis Trump dalam pernyataan via akun media sosial Truth Social.

    “Saya menuntut penyelidikan segera,” tegasnya.

    Trump mengalami sejumlah gangguan teknis sebelum dan selama pidato utamanya dalam Sidang Umum PBB, yang dihadiri para pemimpin dunia, pekan ini.

    Rekaman video menunjukkan sang Presiden AS dan Ibu Negara Melania hendak menaiki eskalator di markas besar PBB pada Selasa (23/9), namun tiba-tiba eskalator itu berhenti mendadak dan memaksa mereka untuk menaiki tangga eskalator secara manual.

    Kemudian, ketika memulai pidatonya di Aula Majelis Umum PBB, Trump menyadari teleprompter-nya tidak berfungsi.

    Dia menghabiskan sebagian besar sisa pidatonya untuk mengecam PBB, menuduh badan dunia itu mendanai migrasi ilegal yang mengubah AS dan negara-negara Eropa menjadi “neraka”, dan gagal mendukung upaya perdamaian yang dicetuskannya di Gaza dan Ukraina.

    Meskipun Trump melontarkan candaan soal eskalator yang mati itu, suasana hatinya memburuk sehari kemudian.

    PBB telah secara halus menegaskan bahwa teleprompter dioperasikan oleh Gedung Putih.

    Mengenai eskalator, Dujarric telah merilis pernyataan kepada wartawan pada Rabu (24/9) yang isinya menjelaskan bahwa seorang videografer delegasi AS, yang sedang merekam Trump dan Melania dari anak tangga eskalator bagian atas, secara tidak sengaja mengaktifkan tombol yang membuat anak tangga berhenti.

    Trump juga mengeluhkan sistem pengeras suara, yang diklaim telah dimanipulasi, sehingga pidatonya yang berdurasi satu jam tidak dapat didengar.

    “Sistem suara dirancang agar orang-orang yang duduk di tempat mereka dapat mendengar pidato yang diterjemahkan ke dalam enam bahasa berbeda melalui earphone,” tutur seorang pejabat PBB yang enggan disebut namanya.

    Lihat juga Video: Trump Minta Sekjen PBB Selidiki ‘Sabotase’ Eskalator-Teleprompter

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • TNI siap kirim pasukan perdamaian ke Ukraina dan Gaza

    TNI siap kirim pasukan perdamaian ke Ukraina dan Gaza

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen)TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan pihaknya siap mengirimkan pasukan perdamaian di tempat konflik baru seperti Jalur Gaza dan Ukraina jika telah mendapatkan perintah dari Presiden dan lampu hijau dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

    “Pengerahan pasukan TNI ke wilayah konflik baru seperti Gaza maupun Ukraina harus melalui mekanisme PBB dan persetujuan dari pemerintah Indonesia. TNI siap jika mendapatkan mandat,” kata Freddy kepada Antara di Jakarta, Jumat.

    Hal tersebut dikatakan Freddy merespons soal komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Majelis Umum PBB yang mendukung penuh terjadinya perdamaian dunia dengan beragam cara, salah satunya mengirimkan pasukan perdamaian ke wilayah konflik.

    Freddy menilai TNI sudah memiliki rekam jejak yang cukup panjang dalam hal mengirimkan pasukan perdamaian bersama PBB. Beberapa wilayah konflik pun sudah menjadi tempat langganan penugasan pasukan perdamaian Indonesia seperti Lebanon dan Afrika.

    TNI juga beberapa kali mengirimkan bantuan pangan dan logistik ke wilayah Gaza menggunakan metode airdrop menggunakan pesawat Hercules TNI AU.

    Dengan ragam pengalaman tersebut, Freddy memastikan TNI siap mendukung keinginan Prabowo menciptakan perdamaian dunia.

    “TNI pada prinsipnya selalu siap menindaklanjuti setiap kebijakan pemerintah, termasuk kemungkinan pengerahan pasukan di bawah bendera PBB,” kata Freddy.

    Pada Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diselenggarakan pada 23 September 2025 di New York, Presiden Prabowo Subianto mendapat kehormatan menjadi pembicara ketiga. Presiden Prabowo berpidato setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dua tokoh dunia yang sangat diperhitungkan.

    Penampilan Presiden Prabowo ini mendapat sambutan baik dan menjadi sorotan positif dari komunitas internasional sebagai wujud nyata kiprah Indonesia di panggung dunia.

    Pidato Presiden Prabowo di forum tertinggi PBB tersebut menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menegaskan kembali perannya sebagai negara yang aktif dan progresif dalam menghadapi isu global. Mulai dari keamanan, pangan, energi, hingga perubahan iklim dan perdamaian dunia.

    Selain pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo juga berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi Internasional untuk Penyelesaian Damai Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara yang digelar sehari sebelumnya. Ini memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam isu-isu perdamaian yang strategis dan kemanusiaan di tingkat global.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Akhiri Perang atau Cari Perlindungan Bom!

    Akhiri Perang atau Cari Perlindungan Bom!

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melontarkan ancaman terbaru dengan menyebut Kremlin akan menjadi target serangan. Zelensky juga memperingatkan para pejabat Rusia untuk mencari tempat perlindungan bom jika Moskow tidak juga menghentikan invasi terhadap Kyiv.

    “Mereka (para pejabat Rusia-red) seharusnya mengetahui di mana tempat perlindungan bom berada,” kata Zelensky kepada media Axios dalam wawancara terbaru, seperti dilansir AFP, Jumat (26/9/2025).

    “Mereka membutuhkannya. Jika mereka tidak menghentikan perang, mereka akan membutuhkannya dalam situasi apa pun,” ujar sang Presiden Ukraina tersebut.

    Menanggapi kritikan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemerintahannya atas penangguhan pemilu tanpa batas waktu di Ukraina selama perang berkecamuk, Zelensky menegaskan dirinya tidak akan berupaya untuk tetap berkuasa setelah perdamaian tercapai.

    “Tujuan saya adalah mengakhiri perang (bukan untuk terus mencalonkan diri),” tegas Zelensky.

    Rusia yang telah menduduki sekitar 20 persen wilayah Ukraina, terus menghujani area-area sipil dan militer di seluruh negeri dengan bom dan rudal sejak melancarkan invasi skala penuh pada tahun 2022.

    Namun, pasukan Rusia baru menyerang kompleks pemerintahan Ukraina di ibu kota Kyiv untuk pertama kalinya pada September ini.

    Zelensky mengatakan Ukraina tidak akan menargetkan warga sipil di Rusia karena “kami bukan teroris”.

    Namun dia mengindikasikan bahwa Ukraina berharap untuk mendapatkan senjata AS yang lebih kuat, yang tidak dia sebutkan, untuk mengancam serangan jauh di dalam wilayah Rusia.

    Zelensky, yang dikutip Axios, mengungkapkan bahwa dirinya telah memberitahu Trump di New York pekan ini soal “apa yang kita butuhkan — satu hal”.

    “Jika kami akan memiliki senjata jarak jauh seperti itu dari Amerika Serikat, kami akan menggunakannya,” kata Zelensky dalam cuplikan wawancara yang dirilis Axios.

    Dukungan AS dan Eropa terhadap kemampuan Ukraina untuk melancarkan serangan jarak jauh ke dalam wilayah Rusia seringkali goyah, dengan Washington dan negara-negara Eropa khawatir akan memprovokasi Moskow untuk memperluas konflik.

    Lihat Video ‘Panas! Rusia-Ukraina Saling Melancarkan Serangan Besar’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Trump Tawarkan 21 Poin Rencana Perdamaian ke Pemimpin Muslim, Apa Isinya?

    Trump Tawarkan 21 Poin Rencana Perdamaian ke Pemimpin Muslim, Apa Isinya?

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan rencana baru untuk perdamaian di Jalur Gaza kepada para pemimpin negara-negara Arab dan Muslim dalam pertemuan di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Seperti apa rencana perdamaian yang ditawarkan Trump itu?

    Utusan khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (26/9/2025), mengungkapkan bahwa Trump mempresentasikan rencana perdamaian berisi 21 poin dalam pertemuan dengan para pemimpin Arab dan Muslim di New York pada Selasa (23/9) waktu setempat.

    “Saya pikir rencana itu menjawab kekhawatiran Israel dan, juga, kekhawatiran semua negara tetangga di kawasan tersebut,” kata Witkoff dalam pernyataannya pada Rabu (24/9).

    “Dan kami berharap, dan bisa saya katakan, bahkan secara yakin, bahwa dalam beberapa hari ke depan, kami akan dapat mengumumkan semacam terobosan,” sebutnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Rencana perdamaian yang ditawarkan Trump itu telah didengar oleh Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Mesir, Yordania, Turki, Pakistan, dan Indonesia, yang menghadiri pertemuan dengan Trump.

    Namun isi secara lengkap dari rencana perdamaian itu belum diungkap ke publik. Sejauh ini, apa yang diketahui mengenai inisiatif terbaru Trump tersebut?

    – Bagaimana Rencana Trump Akhiri Pertempuran?

    Salah satu sumber diplomatik mengatakan kepada AFP bahwa rencana perdamaian itu mencakup gencatan senjata permanen di Jalur Gaza, pembebasan para sandera yang masih ditahan Hamas, penarikan pasukan Israel, serta masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah kantong Palestina tersebut.

    Menurut sumber tersebut, para pemimpin Arab dan Muslim menyambut baik usulan Trump tersebut, tetapi juga menyerukan diakhirinya operasi militer Israel di Jalur Gaza dan segala upaya pendudukan atas wilayah Palestina.

    Situs berita AS, Axios, menyebut Trump menekankan kepada para pemimpin Arab dan Muslim bahwa perang harus segera diakhiri, juga memperingatkan bahwa Israel berisiko semakin terisolasi secara internasional jika berlarut-larut.

    – Apa yang Terjadi pada Hamas?

    Menurut sumber diplomatik yang dikutip AFP, rencana Trump itu mengusulkan inisiatif tata kelola baru untuk Jalur Gaza tanpa melibatkan Hamas.

    Para pemimpin Arab dan Muslim, sebut sumber tersebut, menggarisbawahi dalam pertemuan dengan Trump itu bahwa mereka menentang langkah-langkah yang akan melemahkan reformasi Otoritas Palestina atau mencegahnya diberi wewenang untuk memerintah baik Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Dilaporkan oleh Axios bahwa rencana Trump mencakup beberapa peran bagi Otoritas Palestina, keberadaan pasukan keamanan yang menggabungkan warga Palestina dengan pasukan dari negara-negara Arab dan Muslim, serta pendanaan dari negara-negara regional untuk mendukung rekonstruksi dan pemerintahan baru di Jalur Gaza.

    Proposal AS itu digambarkan sebagai variasi gagasan yang dibahas selama enam bulan terakhir, yang diperbarui dari rencana sebelumnya oleh menantu Trump, Jared Kushner, dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.

    – Jaminan Mencegah Aneksasi

    Para pemimpin Arab dan Muslim, menurut sumber diplomatik yang dikutip AFP, mendesak jaminan agar tidak ada aneksasi atas sebagian wilayah Tepi Barat atau tindakan apa pun yang akan mengubah status quo hukum dan sejarah di tempat-tempat suci Yerusalem.

    Sumber diplomatik itu mengungkapkan bahwa para pemimpin Arab dan Muslim juga mendesak jaminan agar tidak adanya pengusiran warga Gaza, agar tidak ada hambatan bagi kepulangan mereka, dan agar tidak ada upaya apa pun untuk menduduki Gaza.

    Menurut Axios, Trump mengatakan kepada para pemimpin Arab dan Muslim bahwa dirinya tidak akan mengizinkan Israel mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat.

    – Apa Respons Pemimpin Negara Arab-Muslim?

    Pernyataan bersama dari negara-negara Arab dan Muslim yang hadir dalam pertemuan pada Selasa (23/9), menyebutkan bahwa para pemimpin telah “menegaskan kembali komitmen untuk bekerja sama dengan Presiden Trump, dan menekankan pentingnya kepemimpinannya untuk mengakhiri perang”.

    Sumber diplomatik itu mengatakan bahwa pertemuan tersebut berlangsung “positif”.

    Para pejabat Arab, menurut laporan Axios, mengatakan para peserta meninggalkan pertemuan itu dengan “sangat penuh harapan” dan bahwa “untuk pertama kalinya kami merasa ada rencana serius yang dibahas”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Cerita di Balik Jokowi Jadi Penasihat Bloomberg New Economy

    Cerita di Balik Jokowi Jadi Penasihat Bloomberg New Economy

    Jokowi telah resmi ditunjuk sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy. Penunjukan bergengsi ini diumumkan pada 9 April 2025 di New York, Amerika Serikat (AS).

    Jokowi akan bergabung dengan 21 tokoh global lainnya yang memiliki rekam jejak kepemimpinan luar biasa di berbagai sektor.

    Para anggota dewan penasihat ini berasal dari kalangan bisnis, pemerintahan, dan institusi multilateral, membentuk sebuah forum elite yang bertujuan mencari solusi atas tantangan ekonomi global.

     

  • 26 September Hari Apa? Ini Sederet Peringatan, Yuk Simak! – Page 3

    26 September Hari Apa? Ini Sederet Peringatan, Yuk Simak! – Page 3

    Mengutip dari laman resmi PBB, Majelis Umum mendeklarasikan Hari Internasional pada bulan Desember 2013, dalam resolusinya 68/32 sebagai tindak lanjut dari pertemuan tingkat tinggi Majelis Umum tentang perlucutan senjata nuklir yang diadakan pada tanggal 26 September 2013, di New York.

    Ini merupakan upaya terbaru dari serangkaian upaya Majelis Umum untuk meningkatkan kesadaran publik dan mengupayakan keterlibatan yang lebih mendalam dalam isu-isu perlucutan senjata nuklir. Pada tahun 2009, Majelis Umum telah menetapkan tanggal 29 Agustus sebagai Hari Internasional Menentang Uji Coba Nuklir (resolusi 64/35).

    Dalam resolusi 68/32, Majelis Umum menyerukan ‘dimulainya segera negosiasi dalam Konferensi Perlucutan Senjata mengenai konvensi komprehensif mengenai senjata nuklir untuk melarang kepemilikan, pengembangan, produksi, perolehan, pengujian, penimbunan, transfer dan penggunaan atau ancaman penggunaan, dan untuk menyediakan ketentuan pemusnahan senjata nuklir’.

    Pada tahun 2014, dalam resolusi 69/58, Majelis Umum lebih lanjut menyatakan keinginannya untuk memperingati Hari tersebut, dan meminta Sekretaris Jenderal dan Presiden Majelis Umum untuk membuat semua pengaturan yang diperlukan guna memperingati Hari Internasional dan mempromosikannya, termasuk dengan menyelenggarakan pertemuan tahunan Majelis Umum untuk menyediakan wadah bagi promosi kegiatan-kegiatan tersebut. Majelis Umum mengulangi permintaan ini dan menyerahkannya pada tahun-tahun berikutnya dalam resolusi 70/34, 71/71, 72/251, 73/40, 74/54, 75/45, 76/36, 77/47, 78/27, dan 79/47.

    Hari Internasional untuk Penghapusan Senjata Nuklir Total telah diperingati setiap tahun sejak 2014. Sesuai dengan resolusi Majelis Umum, Negara-negara Anggota, sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan masyarakat sipil, termasuk lembaga swadaya masyarakat, akademisi, anggota parlemen, media massa, dan individu didorong untuk memperingati dan mempromosikan Hari Internasional ini melalui peningkatan kesadaran dan edukasi publik tentang ancaman senjata nuklir terhadap kemanusiaan dan perlunya penghapusan total senjata nuklir.

    Untuk memperingati Hari Internasional ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung berbagai acara di New York dan Jenewa. Pusat Informasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di seluruh dunia didorong untuk meningkatkan kesadaran akan peringatan Hari Internasional untuk Penghapusan Senjata Nuklir Total.

     

  • Gubernur The Fed Sekutu Trump Melawan Arus, Ingin Suku Bunga Turun Lebih Dalam

    Gubernur The Fed Sekutu Trump Melawan Arus, Ingin Suku Bunga Turun Lebih Dalam

    Bisnis.com, JAKARTA – Pejabat baru Federal Reserve (The Fed), Stephen Miran yang merupakan sekutu Presiden Donlad Trump, kembali berbeda pandangan dengan pejabat bank Sentral AS lain terkait laju pemangkasan suku bunga

    Melansir Reuters pada Jumat (26/9/2025), Miran kembali mendesak pemangkasan tajam suku bunga AS untuk mencegah keruntuhan pasar tenaga kerja. Dia menilai para pembuat kebijakan Fed lain terlalu khawatir tarif impor akan mendorong inflasi.

    Miran, yang dikonfirmasi Senat sehari sebelum pertemuan The Fed 16–17 September, menggunakan hak suara pertamanya pekan lalu untuk menyatakan perbedaan pendapat (dissent) dengan mendukung pemangkasan suku bunga setengah poin.

    “Dari hasil pertemuan pekan lalu sangat jelas bahwa orang tidak merasa ada urgensi. Sebagian karena mereka masih sangat takut dengan inflasi akibat tarif… menurut saya belum ada bukti nyata inflasi tarif, dan itulah yang menahan banyak kolega saya,” ujar Miran.

    Miran berpendapat suku bunga acuan seharusnya diturunkan dua poin persentase melalui serangkaian pemangkasan 50 basis poin di setiap pertemuan mendatang. Menurutnya, ketika kebijakan moneter berada dalam posisi yang terlalu ketat, ekonomi menjadi lebih rentan terhadap guncangan negatif.

    Pandangan Miran sejalan dengan Presiden Donald Trump yang sejak awal tahun mendesak The Fed memangkas bunga lebih agresif, dan mempercepat penunjukan Miran ketika kursi kosong terbuka pada Agustus lalu.

    Sejak dissent-nya, Miran aktif menyampaikan pandangannya melalui pidato di New York dan sejumlah wawancara televisi. Dia menegaskan bahwa suku bunga The Fed saat ini terlalu tinggi, terlebih di tengah kebijakan imigrasi ketat Trump yang menurutnya akan membawa efek disinflasi.

    Risiko Keliru

    Namun, sejumlah pejabat The Fed menolak usulan tersebut. Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, menilai pemangkasan cepat berisiko keliru karena inflasi masih di atas target 2% selama lebih dari empat tahun.

    Goolsbee menilai, jika suku bunga yang terlalu ketat benar-benar mendorong ekonomi ke resesi, sektor-sektor yang sensitif terhadap siklus dan suku bunga seharusnya sudah menunjukkan tanda-tanda tersebut. 

    Namun, dia mengatakan saat ini investasi bisnis justru masih kuat, sementara pelemahan perumahan bukan hal baru dan tidak memburuk.

    Goolsbee juga menepis argumen Miran bahwa penurunan imigrasi akan menekan inflasi. Menurutnya, penurunan besar imigrasi justru bersifat inflasioner, terutama di sektor jasa yang sangat bergantung pada tenaga kerja imigran.”

    Presiden The Fed Kansas City Jeffrey Schmid menambahkan, meski pemangkasan suku bunga pekan lalu merupakan strategi manajemen risiko yang wajar, keputusan lebih lanjut tetap bergantung pada data. 

    “Inflasi masih terlalu tinggi, sementara pasar tenaga kerja meski melambat masih relatif seimbang,” ujarnya.

    Sementara itu, Wakil Ketua The Fed untuk Pengawasan Michelle Bowman—yang setuju bahwa tarif impor Trump tidak memicu inflasi baru—juga kurang sepakat dengan usulan Miran soal pemangkasan tajam. 

    Dia memperkirakan The Fed mungkin akan menurunkan bunga sebanyak tiga kali lagi masing-masing 25 basis poin hingga akhir tahun, dengan mempertimbangkan pasar tenaga kerja yang lebih rapuh dari perkiraan.

    Pekan lalu The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,00%–4,25%. Proyeksi internal menunjukkan sebagian besar pejabat mendukung pemangkasan tambahan tahun ini, meski sepertiga lainnya menilai langkah itu tidak tepat.