kab/kota: New York

  • Ribuan Demonstran Berkumpul di New York, Serukan ‘Bebaskan Palestina’

    Ribuan Demonstran Berkumpul di New York, Serukan ‘Bebaskan Palestina’

    New York

    Ribuan demonstran turun ke jalanan New York, Amerika Serikat (AS), dalam aksi mendukung Palestina saat perang antara Hamas dan Israel berkecamuk. Para demonstran melambaikan bendera Palestina dan menyerukan ‘Bebaskan Palestina’.

    Seperti dilansir Al Jazeera dan AFP, Sabtu (14/10/2023), para demonstran juga membawa poster-poster bertuliskan ‘Bebaskan Palestina’ dalam aksi yang digelar di New York City pada Jumat (13/10) waktu setempat. Para demonstran memenuhi beberapa blok di kota New York dalam aksi ini.

    Laporan Al Jazeera menyebut orator dalam aksi ini meneriakkan beberapa seruan, seperti ‘Bebaskan Palestina’, lalu ‘Akhiri pengeboman di Gaza’, hingga ‘Akhiri pendanaan untuk militer Israel’. Seruan diakhirinya ‘pendudukan Israel’ juga menggema dalam aksi pro-Palestina ini.

    Para demonstran berasal dari berbagai latar belakang, namun kebanyakan merupakan kaum muda. Laporan Al Jazeera menyebut aksi pro-Palestina ini berlangsung damai dan bersemangat.

    “Saya sangat khawatir, ini harus dihentikan,” ucap salah satu demonstran bernama Liz Zacharia, yang merupakan seorang profesor di AS.

    “Proyek kolonial pemukim Israel harus diakhiri sekarang,” cetus Zacharia yang ayahnya berasal dari Yerusalem, sembari menambahkan bahwa hal ini memicu meningkatnya ‘siklus kekerasan’ dan ‘penindasan terhadap warga Palestina’.

    “Dari sungai hingga laut, Palestina akan bebas,” teriak para demonstran mengucapkan slogan, yang menurut beberapa organisasi Yahudi, menyerukan kehancuran Israel dan bersifat anti-Semitisme. Para pendukung slogan itu menyebut bahwa slogan tersebut menyerukan kesetaraan bagi warga Palestina dan Israel.

    Lihat juga Video ‘Lautan Umat Islam Salat-Doa Bersama di Titik Nol Jogja untuk Palestina’:

  • Palestina Tuduh Israel Lakukan Genosida terhadap Gaza

    Palestina Tuduh Israel Lakukan Genosida terhadap Gaza

    New York

    Utusan Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Riyad Mansour menuduh Israel telah melakukan genosida dengan terus membombardir Jalur Gaza dan menerapkan pengepungan total terhadap wilayah yang dikuasai kelompok Hamas tersebut. Mansour juga menuding Israel telah melakukan kejahatan perang.

    Seperti dilaporkan Reuters dan dikutip Al Arabiya News, Rabu (11/10/2023), tuduhan-tuduhan itu disampaikan Mansour dalam suratnya kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa (10/10) waktu setempat. Militer Israel terus menggempur Jalur Gaza untuk membalas serangan mematikan Hamas pada akhir pekan.

    Ratusan militan bersenjata dari Hamas mengamuk dan menyerbu kota-kota di Israel bagian selatan saat ribuan roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke negara Yahudi itu. Sejauh ini dilaporkan lebih dari 1.000 orang tewas di Israel akibat serangan Hamas, dengan puluhan orang lainnya disandera dan dibawa ke Jalur Gaza.

    Israel membalas dengan serangan udara besar-besaran ke Jalur Gaza, yang menghancurkan banyak distrik di kantong wilayah Palestina itu. Tel Aviv juga disebut sedang bersiap melancarkan serangan darat. Sedikitnya 900 orang dilaporkan tewas akibat gempuran Israel di Jalur Gaza.

    Tidak hanya itu saja, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menuai kecaman internasional dengan mengumumkan pada Senin (9/10) soal ‘pengepungan total’ terhadap Jalur Gaza yang ditinggali 2,3 juta orang, di mana pasokan makanan dan bakar bakar dihentikan.

    Gallant menegaskan Israel sedang memerangi ‘orang-orang yang kejam’.

    “Dehumanisasi secara terang-terangan dan upaya mengebom masyarakat agar tunduk, menggunakan kelaparan sebagai metode peperangan, dan membasmi keberadaan nasional mereka sama saja dengan genosida,” tulis Mansour dalam suratnya untuk Dewan Keamanan PBB, seperti dikutip Reuters.

  • Lompat ke Kolam Tugu Peringatan 9/11, Pria di AS Ditangkap Polisi

    Lompat ke Kolam Tugu Peringatan 9/11, Pria di AS Ditangkap Polisi

    Jakarta

    Seorang pria 33 tahun di New York City, Amerika Serikat (AS), melompat ke kolam refleksi di Tugu Peringatan 9/11. Pria tersebut kemudian ditangkap pihak keamanan karena tuduhan melompat ke kolam refleksi di Tugu Peringatan 9/11.

    Seperti dilansir NBC News dan The Independent, Rabu (11/10/2023), peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.30 waktu setempat, Senin (9/10), ketika polisi dipanggil ke kolam bagian utara di Tugu Peringatan 9/11 dan menemukan pria berusia 33 tahun telah melompat ke dalam kolam.

    Pihak berwenang mengatakan tim layanan medis darurat membantu pria tersebut karena mengalami cedera pada kaki kiri dan punggungnya karena insiden tersebut.

    Pria tersebut dibawa ke Rumah Sakit Bellevue, karena cedera yang dialami tidak mengancam jiwa, dan tuntutan terhadap pria tersebut masih menunggu keputusan, kata para pejabat.

    Video yang diunggah di media sosial menunjukkan pria tersebut berjalan menuju cekungan tengah sebelum berbaring di perairan dangkal.

    Motivasi di balik tindakan pria tersebut masih belum diketahui hingga saat ini. Namun, para pejabat mengatakan kepada New York Daily News bahwa mereka tidak yakin tindakan tersebut bermotif politik.

    Pria tersebut digambarkan sebagai “orang yang tampaknya mengalami gangguan emosi,” kata juru bicara Otoritas Pelabuhan.

    Kolam tersebut adalah salah satu dari dua kolam yang ada di tugu peringatan, keduanya merupakan bekas jejak Twin Towers yang runtuh saat serangan teroris 11 September 2001. Menurut situs web 9/11 Memorial & Museum, setiap kolam diturunkan sedalam 30 kaki ke dalam sebuah cekungan.

    Nama 2.983 orang yang tewas pada tahun 2001, serta mereka yang tewas dalam pemboman World Trade Center tahun 1993, ditulis dengan perunggu di sekeliling kolam peringatan.

    Lihat juga Video: Momen Joe Biden Peringati 22 Tahun Tragedi 9/11

    (rfs/fas)

  • Misteri Abadi yang Masih Menyelimuti Pembunuhan JFK

    Misteri Abadi yang Masih Menyelimuti Pembunuhan JFK

    Jakarta

    Seiring terungkapnya informasi baru yang membuat teori “penembak tunggal dalam pembunuhan Presiden AS John F Kennedy, menjadi dipertanyakan, Clare Thorp mengeksplorasi bagaimana peristiwa itu diperbincangkan dalam budaya populer.

    November 2023 akan menjadi peringatan 60 tahun sejak Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy, dibunuh. Peringatan tahunan yang signifikan seperti ini, biasanya memberi ruang untuk mengingat dan merenungkan kembali peristiwa masa lampau. Namun dalam kasus kematian JFK, minat terhadap hal ini tidak pernah surut.

    Spekulasi terkait kematian Kennedy langsung muncul sesaat setelah suara tembakan terdengar pada suatu hari di musim gugur yang cerah di Dallas. Sejak saat itu, spekulasi terkait dalang di balik peristiwa itu tak pernah reda.

    Ribuan buku, dokumenter, siniar, acara televisi, dan film Hollywood telah didedikasikan untuk peristiwa pada 22 November 1963 itu.

    Namun, semakin banyak informasi yang muncul, semakin besar pula keraguan mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

    Tidak ada peristiwa lain yang melahirkan teori konspirasi sebanyak kasus kematian JFK, mulai dari teori arus utama soal keterlibatan CIA atau Kuba, hingga teori aneh seperti menutup-nutupi UFO.

    Kini, ada kejutan baru terkait kisah tersebut. Pekan lalu, setelah enam dekade bungkam, seorang saksi kunci mengungkap informasi baru yang menambah kecurigaan terhadap laporan “resmi pembunuhan JFK.

    Ini adalah detail kecil yang berbeda dari versi resmi peristiwa tersebut, di mana peluru ditemukan di tandu Gubernur John B Conally Jr yang tertembak saat mengendarai mobil presiden. Ini memperkuat teori bahwa penembak, Lee Harvey Oswald tidak bertindak sendiri.

    Ketertarikan terhadap kematian JFK dipicu oleh beragam faktor.

    “Ketika Anda memikirkan Kennedy, kebanyakan orang merasa dia adalah presiden yang ikonik, kata Kepala Emeritus Studi Amerika di Nottingham University sekaligus penulis biografi JFK, Peter Ling.

    “Dia adalah presiden televisi pertama, dan sosok laki-laki muda dengan istri yang menarik dan anak-anak yang baik.”

    Baca juga:

    Dalam proyeknya yang akan datang, Ling telah membaca sebagian kecil dari hampir dua juta surat yang dikirimkan kepada Jackie Kennedy setelah kematian suaminya.

    Korespondensi yang disimpan di Perpustakaan John F Kennedy di Boston itu berasal dari seluruh dunia, dan menunjukkan dampak luar biasa yang ditimbulkan oleh kematiannya pada saat itu.

    Kematian JFK memicu kesedihan di Amerika Serikat dan seluruh dunia (Getty Images)

    Peristiwa mengenaskan ini juga terekam dalam rekaman film bisu 8mm berdurasi 26 detik. Video itu direkam menggunakan kamera film amatir oleh seorang penjahit asal Dallas, Abraham Zapruder. Saat itu, Zapruder berdiri di balkon beton untuk menyaksikan kedatangan Presiden Kennedy.

    Di samping JFK, nampak Jackie Kennedy mengenakan setelan berwarna pink. Sesaat setelah Kennedy ditembak, Jackie terlihat merangkak di bagian belakang mobil.

    Zapruder disebut sebagai jurnalis warga pertama. Rekamannya juga dianggap telah menembus batas-batas sinematik oleh beberapa pihak.

    Misteri abadi

    Ketertarikan orang-orang terhadap pembunuhan JFK mungkin disebabkan oleh misteri abadi yang menyelimutinya.

    Setahun setelah kematian JFK, Komisi Warren, yang diinstruksikan untuk menginvestigasi kasus ini oleh Presiden Lyndon B Johnson, mengumumkan temuannya.

    Komisi Warren menyimpulkan bahwa Oswald bertindak sendiri untuk membunuh Kennedy. Dia menembakkan tiga peluru dari jendela lantai enam Texas School Book Depositary.

    Peluru kedua dan ketiga mengenai Kennedy, dan peluru ketigalah yang membunuhnya.

    Baca juga:

    Laporan tersebut menepis anggapan bahwa apa yang terjadi adalah bagian dari “konspirasi apa pun, baik di dalam maupun luar negeri, untuk membunuh Presiden Kennedy

    Laporan investigasi ini juga menyimpulkan bahwa tindakan Jack Ruby, yang menembak Oswald dua hari pasca-kejadian, sebagai tindakan patriotisme.

    Pembunuhan tersebut terekam dalam kamera dan rekaman video amatir gambar ini diambil beberapa saat sebelum kejadian (Getty Images)

    Tak lama kemudian, muncul keraguan dan beragam pertanyaan mengenai hasil investigasi tersebut yang terus berkembang selama bertahun-tahun.

    “Salah satu masalah dalam pengungkapan pembunuhan Kennedy adalah kita tidak pernah benar-benar mendengar cerita dari sisi Oswald, kata Ling.

    “Ada seseorang yang sepertinya menjadi pelakunya, meskipun dia membantah dan menyatakan tidak bersalah, tapi dia tidak pernah diadili.

    Baca juga:

    Di tengah opini masyarakat yang terpecah belah, sebagian besar orang Amerika sepakat pada satu hal: ada banyak hal terkait pembunuhan JFK yang tidak mereka ketahui.

    Sebuah survei tahun 2017 menunjukkan bahwa 61% orang Amerika percaya ada orang lain yang terlibat dalam pembunuhan tersebut.

    Misteri ini, ditambah minat masyarakat yang terus berlanjut untuk mengetahui lebih banyak hal, terbukti bermanfaat bagi para penulis, sutradara, dan seniman.

    Diperkirakan sebanyak 40.000 buku telah diterbitkan mengenai Kennedy. Di antaranya termasuk sejumlah buku non-fiksi yang mengangkat berbagai teori alternatif seperti keterlibatan Rusia, Castro, orang-orang buangan di Kuba, CIA, FBI, dan kejahatan terorganisir.

    Dalam buku berjudul Oswald Tale yang diterbitkan pada 1995, Norman Mailer mendalami kehidupan si penembak.

    Para penulis fiksi turut mendapat inspirasi dari peristiwa ini. Novel karya Stephen King berjudul 22/11/63 menceritakan kisah seorang penjelajah waktu yang mencoba mencegah pembunuhan JFK.

    American Tabloid karya James Ellroy mengangkat kisah fiksi tentang kematian JFK dari sudut pandang tiga penegak hukum yang nakal.

    Novel Libra karya Don DeLillo yang diterbitkan pada 1988 menempatkan Oswald di pusat konspirasi CIA. DeLillo menghabiskan waktu tiga tahun untuk riset.

    “Saya tidak tahu apa-apa selain apa yang terjadi di Dealey Plaza hari itu. Saya sengaja memilih kemungkinan yang paling jelas, bahwa pembunuhan tersebut direkayasa oleh anti-Castro, sebagai cara paling sederhana untuk setia ada apa yang kita ketahui dari sejarahnya. Akankah kita mengetahui kebenarannya? Saya tidak tahu. Tapi jika suatu hari nanti bukti adanya konspirasi itu benar-benar muncul, saya kira itu akan jauh lebih menarik dan fantastis dibandingkan novelnya, kata DeLillo kepada The New York Times.

    Di layar lebar, pembunuhan JFK diceritakan dalam berbagai bentuk, mulai dari disinggung secara singkat di Full Metal Jacket karya Stanley Kubrick, sampai yang menginspirasi seluruh alur ceritanya.

    Pada In the Line of Fire yang dirilis pada 1993, Clint Eastwood berperan sebagai agen Dinas Rahasia fiksi Frank Horrigan, yang menjaga Kennedy di Dallas pada hari kejadian.

    Diliputi rasa bersalah atas kegagalan menyelamatkan Kennedy, Horrigan terobsesi untuk mencegah terjadinya pembunuhan baru.

    Dalam film Jackie yang dirilis pada 2016, Natalie Portman berperan sebagai ibu negara dalam hari-hari setelah kematian suaminya.

    Namun sejauh ini, film paling penting terkait pembunuhan tersebut adalah JFK karya Oliver Stone yang kontroversial.

    Film drama yang dirilis pada 1991 ini mendapat delapan nominasi Oscar, di antaranya dalam kategori film terbaik. Namun beberapa kritikus menyebut film itu “berbahaya karena mencampurkan cuplikan documenter dengan drama fiksi.

    Dalam narasi di film karya Stone, CIA menginginkan Kennedy mati karena dia berencana meredakan konflik di Vietnam.

    Teori itu dibicarakan selama bertahun-tahun, dan tidak mereda akibat keengganan CIA dan FBI untuk angkat bicara.

    “Ada semacam dinamika psikologis di mana kita cenderung mengubah ingatan kita demi memahami apa yang terjadi, kata Ling.

    “Jadi pembunuhan Kennedy menjadi dilihat sebagai momen ketika harapan era 60an mulai goyah. Ketika karya Oliver Stone dirilis dan mengatakan [Kennedy] dibunuh oleh CIA agar eksperimen di Vietnam dapat dilanjutkan, itulah yang ingin dipercaya oleh banyak orang Amerika, bahwa semuanya direnggut dari mereka oleh kekuatan jahat.

    Pada 1992, Kongres AS mengesahkan Undang-Undang Pengumpulan Catatan Pembunuhan John F Kennedy, salah satunya karena film Stone. UU itu menyebabkan jutaan dokumen raasia mengenai pembunuhan tersebut dirilis.

    Sejumlah informasi tersebut dirilis secara bertahap, dan Presiden Joe Biden telah mengizinkan peluncuran tahap terakhirnya pada tahun ini. Setiap informasi baru kian menambah hiruk pikuknya.

    Kesaksian baru yang mengejutkan dari Paul Landis, yang dimuat di dalam bukunya, The Final Witness, yang akan dirilis pada 10 Oktober, pasti akan mengguncang semuanya lebih jauh lagi.

    “Ini sangat penting untuk meruntuhkan temuan yang ada, kata Ling.

    Karena peluru ditemukan di tandu Connally, Komisi Warren awalnya menyimpulkan bahwa satu peluru menembus Kennedy dan mengenai Connally, sehingga menyebabkan dia terluka. Peluru ini kemudian dikenal dengan sebutan “peluru ajaib, meski banyak yang meragukan bahwa satu peluru bisa berdampak seperti itu.

    “Kalau yang terjadi tidak seperti itu, ada pertanyaan yang belum terjawab soal di mana peluru yang mengenai Connally, kata Ling.

    “Kalau kita menemukan lebih banyak peluru daripada yang bisa kita cocokkan dengan kecepatan tembakan yang bisa dilakukan oleh Lee Harvey Oswald, maka berarti ada orang lain yang menembak.

    Namun Ling meragukan kredibilitas informasi baru ini. Timbul pertanyaan mengapa Landis menunggu begitu lama untuk mengungkapnya. Dia beralasan bahwa dia menghindari apa pun terkait pembunuhan itu selama bertahun-tahun, dan ini tentu saja membuat bukunya sangat dinantikan.

    Dalam artikelnya di Vanity Fair, sejarawan James Robenalt mengatakan bahwa dia percaya pada Landis.

    Dia menyebut temuan itu sebagai “informasi paling signifikan soal pembunuhan tersebut sejak tahun 1963.

    Masih terlalu dini untuk menyimpulkan ke mana arah informasi baru ini, tetapi satu hal yang pasti: informasi ini tidak akan menghentikan orang untuk terus berteori tentang apa yang terjadi pada hari itu.

    “Ini adalah sebuah cerita detektif yang diketahui semua orang, kata Ling.

    “Tapi tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana akhirnya.

    Artikel versi Bahasa Inggris berjudul The assassination of JFK: One of the US’s biggest mysteries dapat Anda baca di BBC Culture.

    (ita/ita)

  • Hadiri Sidang Kasus Penipuan, Donald Trump Duga Ada Hubungan dengan Pemilu

    Hadiri Sidang Kasus Penipuan, Donald Trump Duga Ada Hubungan dengan Pemilu

    Jakarta

    Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hadir dalam sidang perdana kasus penipuan yang menjerat dirinya dan anaknya. Trump mengecem kasus penipuan tersebut sebagai sebuah kepalsuan.

    Dilansir AFP, Selasa (3/10/2023) Trump mengungkapkan kepalsuan yang dimaksud adalah untuk menggagalkan upayanya untuk merebut kembali Gedung Putih tahun depan. Dia menduga kasus tersebut ada hubungannya dengan pemilu.

    “Ini ada hubungannya dengan campur tangan pemilu, jelas dan sederhana,” kata Trump ketika dia tiba pada hari pembukaan sidang.

    “Apa yang kita hadapi di sini adalah upaya untuk menyakiti saya dalam pemilu,” jelasnya.

    Hakim New York Arthur Engoron telah memutuskan bahwa Trump dan putranya Eric dan Don Jr melakukan penipuan dengan menggelembungkan nilai real estate dan aset keuangan Trump Organization selama bertahun-tahun. Jaksa Agung New York Letitia James kini menuntut denda sebesar $250 juta dan pemecatan Trump dan putra-putranya dari pengelolaan kerajaan keluarga.

    “Keadilan akan ditegakkan. Tidak peduli seberapa kuatnya Anda, tidak peduli berapa banyak uang yang Anda miliki, tidak ada seorang pun yang kebal hukum, kata James kepada wartawan.

    Trump tidak diharuskan menghadiri hari pembukaan persidangan namun memilih untuk melakukannya. Dia duduk di meja pembela diapit oleh pengacaranya.

    “Laporan keuangan saya sangat fenomenal,” sambungya.

    Lihat juga Video: Trump Sebut Pilpres AS 2024 Penting: Negara Kita Akan ‘Masuk Neraka’

  • Trump Akan Hadir di Pengadilan New York dalam Sidang Kasus Penipuan

    Trump Akan Hadir di Pengadilan New York dalam Sidang Kasus Penipuan

    New York

    Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan hadir langsung di pengadilan New York saat sidang perdana kasus penipuan yang menjerat dirinya dan anak-anaknya digelar. Trump mengecam tuduhan dirinya secara curang menggelembungkan nilai properti dan aset miliknya sebagai tuduhan palsu.

    Seperti dilansir Reuters, Senin (2/10/2023), sidang kasus perdata yang menjerat Trump, anak-anaknya dan Trump Organization ini dijadwalkan untuk digelar pertama kalinya pada Senin (2/10) waktu AS. Trump dalam pernyataannya mengumumkan dirinya akan menghadiri langsung persidangan itu.

    “Saya akan hadir di pengadilan besok (2/10) pagi untuk memperjuangkan nama dan reputasi saya,” tegas Trump dalam pernyataan media sosial Truth Social miliknya pada Minggu (1/10) waktu setempat.

    Dalam postingannya, Trump mengecam Jaksa Agung negara bagian New York Letitia James dan hakim yang menangani kasus tersebut. Dia secara terang-terangan menyebut kasus itu ‘tidak adil, tidak terkendali, dan kejam dalam mengejar saya’.

    Dalam putusannya pekan lalu, hakim negara bagian New York Arthur Engoron menyatakan Trump dan bisnis keluarganya telah melakukan penipuan dengan menaikkan nilai properti dan aset-aset lainnya untuk memenuhi kebutuhan bisnis mereka.

    Trump dan para tergugat lainnya dalam kasus perdata ini berargumen bahwa mereka tidak pernah melakukan penipuan.

    “Dia menilai Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, sebesar US$ 18 juta, padahal nilainya mencapai 50-100 kali lipat dari nilai tersebut. Penilaiannya adalah PENIPUAN dalam rangka Intervensi Pemilu, dan lebih buruk lagi,” sebut Trump dalam pernyataannya merujuk pada hakim New York dan kasus perdata ini.

  • AS Tolak Permintaan Menlu Iran Berkunjung ke Washington!

    AS Tolak Permintaan Menlu Iran Berkunjung ke Washington!

    Jakarta

    Otoritas Amerika Serikat telah menolak permintaan Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran untuk mengunjungi Washington pekan lalu, merujuk pada kekhawatiran mengenai rekam jejak Teheran termasuk penahanan warga AS di masa lalu.

    Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian dilaporkan berusaha melakukan perjalanan mengunjungi bagian kepentingan konsuler Iran di Washington setelah sidang Majelis Umum PBB di New York.

    “Mereka memang mengajukan permintaan itu dan ditolak oleh Departemen Luar Negeri,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, kepada wartawan, dikutip kantor berita AFP, Selasa (26/92023).

    “Kami mempunyai kewajiban untuk mengizinkan para pejabat Iran dan pejabat pemerintah asing lainnya melakukan perjalanan ke New York untuk urusan PBB. Namun kami tidak memiliki kewajiban untuk mengizinkan mereka melakukan perjalanan ke Washington, DC,” katanya.

    “Mengingat penahanan keliru warga AS oleh Iran, mengingat negara Iran mensponsori terorisme, kami tidak yakin bahwa dalam hal ini pantas atau perlu untuk mengabulkan permintaan tersebut,” imbuhmnya pada Senin (25/9) waktu setempat.

    Pekan lalu, pemerintah Iran mengizinkan lima warga AS untuk keluar dari negaranya melalui pertukaran tahanan. AS juga mengatur transfer dana Iran yang dibekukan sebesar US$6 miliar dari Korea Selatan ke rekening di Qatar.

    Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mengesampingkan spekulasi bahwa kesepakatan pertukaran tahanan itu dapat mengarah pada gerakan diplomatik yang lebih luas, seperti dimulainya kembali perundingan mengenai program nuklir Iran yang disengketakan.

  • Mahmoud Abbas Bicara di Sidang PBB, Singgung Hak-hak Rakyat Pelestina

    Mahmoud Abbas Bicara di Sidang PBB, Singgung Hak-hak Rakyat Pelestina

    Jakarta

    Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas berbicara di Sidang Majelis Umum (SMU) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), New York. Menurut Abbas, kedamaian di Timur Tengah tak akan terjadi tanpa rakyat Palestina mendapatkan hak-haknya.

    Dilansir dari AFP, Abbas icara di Majelis Umum PBB pada Kemis (22/9/2023), seiring dengan semakin dekatnya hubungan Arab Saudi dengan Israel.

    “Mereka yang berpikir bahwa perdamaian dapat terwujud di Timur Tengah tanpa rakyat Palestina menikmati hak-hak nasional mereka secara penuh dan sah, adalah keliru,” kata Abbas di Majelis Umum PBB.

    Konferensi PBB “mungkin merupakan kesempatan terakhir untuk menyelamatkan solusi dua negara dan mencegah situasi memburuk lebih serius serta mengancam keamanan dan stabilitas kawasan kita dan seluruh dunia,” kata Abbas.

    Pidatonya disampaikan sehari setelah Netanyahu membahas normalisasi Saudi dalam pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden dan ketika penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, mengatakan bahwa prosesnya semakin “dekat.”

    Israel dan Amerika Serikat percaya bahwa hubungan Israel dengan Arab Saudi – penjaga dua situs paling suci umat Islam – akan menjadi penentu perubahan di Timur Tengah.

    (aik/aik)

  • Pidato Zelensky Bikin Polandia Setop Pasokan Senjata ke Ukraina

    Pidato Zelensky Bikin Polandia Setop Pasokan Senjata ke Ukraina

    Jakarta

    Pidato Presiden Volodymyr Zelensky dalam Sidang Majelis Umum PBB yang menyindir soal larangan impor biji-bijian membuat Polandia dan Ukraina terlibat perselisihan. Hal ini bahkan membuat Polandia memutuskan untuk menghentikan pasokan senjata ke Ukraina.

    Dilansir AFP dan Reuters, Kamis (21/9/2023), Zelensky dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa Ukraina berupaya mempertahankan jalur darat untuk ekspor biji-bijian. Namun dia menyebut adanya ‘drama politik’ yang hanya membantu Rusia.

    Tidak hanya itu, Zelensky bahkan menyebut beberapa negara berpura-pura menyatakan solidaritas dengan Kyiv.

    Komentar itu mendapatkan reaksi keras dari Polandia, yang mengecam pernyataan Zelensky itu ‘tidak bisa dibenarkan soal Polandia. Terlebih Polandia telah mendukung Ukraina sejak hari-hari pertama perang’.

    Warsawa diketahui menjadi salah satu pendukung Kyiv yang paling setia sejak Rusia melancarkan invasinya pada Februari 2022. Namun kini kedua negara terlibat perselisihan setelah Polandia bersama Hungaria dan Slovakia memperpanjang larangan impor biji-bijian Ukraina untuk melindungi kepentingan petani mereka.

    Situasi ini berawal ketika Uni Eropa, pada Jumat (15/9) pekan lalu, mengumumkan diakhirinya larangan impor biji-bijian Ukraina di lima negara anggotanya.

    Pengumuman itu disambut kemarahan dan memicu embargo sepihak yang ditanggapi Kyiv dengan menyatakan akan mengajukan protes ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

    Kementerian Luar Negeri Polandia telah memanggil Duta Besar Ukraina Vasyl Zvarych untuk menyampaikan protes mereka.

    “Memberikan tekanan pada Polandia dalam forum multilateral atau menyampaikan aduan ke pengadilan internasional bukanlah metode yang tepat untuk menyelesaikan perselisihan di antara negara kita,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Polandia kepada Dubes Zvarych.

    Disebutkan juga oleh Kementerian Luar Negeri Polandia bahwa Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pawel Jablonski telah ‘menyampaikan protes keras dari pihak Polandia terhadap pernyataan yang disampaikan Presiden V Zelensky di Majelis Umum PBB kemarin, yang menuduh beberapa negara Uni Eropa berpura-pura memberikan solidaritas sambil secara tidak langsung mendukung Rusia’.

    Simak Video “Video: Rusia Klaim Serang ‘Bengkel’ Drone-Area Perakitan Peralatan Ukraina”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Arab Saudi dan Israel Kian Mesra, Iran Sentil Khianati Palestina

    Arab Saudi dan Israel Kian Mesra, Iran Sentil Khianati Palestina

    Jakarta

    Arab Saudi dan Israel tengah berupaya menormalisasi hubungan diplomatiknya. Upaya itu ternyata disentil Iran yang menuduh Saudi mengkhianati Palestina.

    Dilansir AFP, Kamis (21/9/2023), tuduhan itu dilontarkan oleh Presiden Iran Ebrahim Raisi yang mengharapkan upaya normalisasi Riyadh dan Tel Aviv tidak akan pernah berhasil. Tuduhan Raisi dilontarkan setelah Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), yang juga menjabat Perdana Menteri (PM) Saudi, menyebut hubungan negaranya dengan Israel ‘semakin hari semakin dekat’.

    “Inisiasi hubungan antara rezim Zionis dan negara mana pun di kawasan, jika bertujuan untuk memberikan keamanan bagi rezim Zionis, tentu tidak akan berhasil,” cetus Raisi dalam konferensi pers di sela-sela menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS).

    “Kami meyakini bahwa hubungan antara negara-negara kawasan dan rezim Zionis akan menjadi tikaman dari belakang bagi rakyat Palestina dan perjuangan Palestina,” tegasnya.

    Saudi dan Israel diketahui terikat satu sama lain karena permusuhan mereka terhadap Iran, meskipun Riyadh telah berupaya meredakan ketegangan dengan Teheran melalui kesepakatan normalisasi hubungan yang dimediasi oleh China beberapa bulan lalu.

    MBS dalam wawancara dengan media terkemuka AS, Fox News, menyebut pembicaraan yang dimediasi oleh Washington sedang bergerak menuju normalisasi antara negaranya dengan Israel. Pernyataan terbaru MBS ini membantah laporan media yang menyebut proses itu ditangguhkan.

    “Setiap hari kami semakin dekat,” sebut MBS merujuk pada hubungan Saudi dan Israel.