kab/kota: New York

  • Saingi Google Maps, TikTok Hadirkan Ulasan Lokasi di Komentar

    Saingi Google Maps, TikTok Hadirkan Ulasan Lokasi di Komentar

    Jakarta

    TikTok terus mengembangkan pengalaman fitur pencariannya, jejaring sosial ini sekarang memunculkan ulasan untuk tempat-tempat tertentu di dalam tab komentar sebuah video.

    Fitur baru ini, yang masih dalam tahap uji coba, tampaknya bakal menghilangkan kebutuhan untuk melakukan pencarian baru atau membuka Google ketika pengguna menemukan suatu tempat di TikTok dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang tempat tersebut.

    Pengguna TikTok yang memiliki akses ke fitur baru ini akan melihat tab “Ulasan” baru di sebelah kanan setelah mereka mengklik untuk melihat komentar video.

    Misalnya, jika pengguna menemukan video Central Park di New York City yang ditandai, maka pengguna dapat melihat rating binang untuk lokasi tersebut, ulasan tertulis, dan foto-foto yang mereka unggah, jika ada.

    Tampilan fitur ulasan lokasi di TikTok Foto: Screenshot/ITechcrunch

    Pengguna juga dapat mengklik nama pengguna pengulas untuk mengunjungi profil TikTok mereka dari bagian ini, yang membedakan fitur ini dengan integrasi Google Maps sebelumnya, yang ditandai dengan ikon Google Maps.

    Meskipun fitur baru ini mungkin merupakan tambahan yang disambut baik oleh sebagian orang, namun sebagian lainnya mungkin menganggap fitur ini mengganggu pengalaman pengguna saat melihat konten.

    Melansir dari TechCrunch, Kamis (17/4/2025), langkah ini merupakan cara terbaru TikTok untuk memperluas ambisi pencariannya untuk menyaingi Google. Pada 2022, seorang eksekutif Google menyatakan bahwa TikTok menggerogoti layanan intinya, Penelusuran dan Peta, terutama untuk pengguna yang lebih muda.

    Selain menjadi tempat teratas untuk pencarian tempat di kalangan Gen Z, TikTok menambahkan kemampuan pencarian gambar tahun lalu yang memungkinkan pengguna untuk mengambil atau mengunggah foto untuk menemukan produk serupa di TikTok Shop.

    Pada September 2024, TikTok juga mulai mengizinkan pengiklan menargetkan halaman hasil pencariannya melalui Kampanye Iklan Pencarian TikTok, sebuah solusi pencarian berbasis kata kunci yang dirancang untuk menampilkan iklan merek di hasil pencarian.

    Tidak jelas apakah TikTok berencana untuk meluncurkan tab ulasannya secara lebih luas, sebab perusahaan menolak untuk memberikan komentar sebelum publikasi.

    Namun, dalam pengujian TechCrunch, telah ditemukan bahwa hanya beberapa video dengan lokasi yang ditandai yang akan menampilkan fitur tersebut.

    (jsn/rns)

  • Pemimpin Oposisi Israel: Netanyahu Takut Serang Iran, padahal Sudah Didesak – Halaman all

    Pemimpin Oposisi Israel: Netanyahu Takut Serang Iran, padahal Sudah Didesak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Yair Lapid, seorang pemimpin oposisi Israel, mengklaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pernah takut menyerang Iran.

    Lapid mengaku pernah mendesak Netanyahu agar menyerang fasilitas fasilitas perminyakan Iran pada bulan Oktober 2024. Sayangnya, Netanyahu menolak desakan itu.

    “Menghancurkan industri minyak Iran akan meruntuhkan ekonominya dan pada akhirnya akan menumbangkan rezim itu. Netanyahu takut dan mencegahnya,” kata Lapid di akun media sosial X miliknya pada hari Kamis, (17/4/2025).

    Dikutip dari i24 News, eks Perdana Menteri Israel Naftali Bennet turut mengkritik Netanyahu. Dia merasa Netanyahu hanya mengancam menyerang saja.

    “Doktrin mantan Perdana Menteri Menachem Begin dalam persoalan nuklir adalah menyerang dan menghancurkan, seperti kasus di Irak dan Suriah,” kata Bennet.

    “Doktrin Netanyahu ialah mengancam, mengancam, mengancam dan membocorkan bahwa dia menginginkannya, tetap tidak diizinkan.”

    Bennet mengklaim saat ini Amerika Serikat, sekutu utama Israel, punya posisi kuat, sedangkan Iran dan proksi-proksinya lemah, hampir tak berdaya.

    NETANYAHU – Foto ini diambil dari Instagram Netanyahu pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam unggahan Instagram-nya pada 10 Desember 2024 yang menuliskan terima kasih kepada pendukung Israel. (Instagram @b.netanyahu)

    Sementara itu, Benny Gantz yang menjadi pemimpin Partai Persatuan Nasional mendesak agar Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.

    “Israel harus, dan bisa, melenyapkan prospek kemampuan nuklir Iran,” kata Gantz di X hari Kamis.

    “Rezim Iran adalah ahlinya mengulur waktu. Berkoordinasi erat dengan sekutu besar kita, Amerika Serikat (AS), saatnya mengubah Timur Tengah.

    Israel ingin serang Iran, tetapi dicegah AS

    Baru-baru ini Presiden AS Donald Trump dilaporkan mencegah serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.

    The New York Times menyebut Trump lebih memilih mendukung kesepakatan dengan Iran guna membatasi program nuklir.

    Narasumber pejabat AS yang didapatkan media terkenal itu mengatakan Israel sebenarnya berencana menyerang Iran pada bulan Mei mendatang. Tujuannya adalah mengurangi kemampuan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir.

    Menurut media itu, bantuan AS diperlukan tidak hanya untuk melindungi Israel dari aksi balasan Iran, tetapi juga untuk memastikan serangan itu berhasil.

    Namun, Trump telah memberi tahu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa dia tidak akan mendukung serangan ke Iran. Hal itu disampaikan Trump ketika Netanyahu berkunjung ke Gedung Putih beberapa waktu lalu.

    The Times of Israel, dengan mengutip The New York Times, menyebut penolakan Trump membantu Israel menyerang Iran dipicu oleh adanya perpecahan internal di dalam pemerintahan Trump.

    Di satu sisi, ada pejabat yang menginginkan tindakan militer lebih tegas terhadap Iran. Di sisi lain, ada yang mewaspadai munculnya perang lebih besar di Timur Tengah.

    Dalam pertemuan dengan Netanyahu, Trump juga mengatakan AS bakal memulai negosiasi dengan Iran supaya mencegah negara Timur Tengah itu memiliki senjata nuklir.

    Iran tak bahas persoalan nonnuklir

    Sabtu pekan lalu AS dan Iran menggelar pembicaraan di Oman. Kedua belah pihak menyebut pembicaraan itu “positif”.

    Iran mengatakan pembicaraan selanjutnya akan akan digelar pekan ini di Kota Roma, Italia. Awalnya Iran menginginkan pembicaraan kembali dilakukan di Oman.

    Trump sudah berulang kali mengancam akan menyerang fasilitas nuklir Iran jika kesepakatan dengan Iran gagal tercapai.

    Sementara itu, dikutip dari Euro News, para pejabat Iran memperingatkan bahwa mereka bisa mengupayakan pengembangan senjata nuklir dengan uranium yang telah dikayakan.

    Menteri Luar Negeri Iran mengatakan AS mengambil sikap yang kontradiktif dalam perundingan.

    “Pengayaan (uranium) itu nyata dan isu yang bisa diterima dan kami siap membangun keyakinan mengenai kekhawatiran yang bisa muncul,” kata Araghchi.

    Dia mengatakan Iran harus tetap memiliki fasilitas pengayaan uranium.

    Adapun utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan kesepakatan dengan Iran hanya bisa rampung jika ada kesepakatan yang diinginkan Trump.

    “Iran harus berhenti dan melenyapkan fasilitas pengayaan uranium dan program nuklir yang dijadikan senjata,” kata Witkoff di media sosial X.

  • Bernasib Tragis, Warga Palestina Meninggal 3 Hari sebelum Dibebaskan dari Penjara Israel – Halaman all

    Bernasib Tragis, Warga Palestina Meninggal 3 Hari sebelum Dibebaskan dari Penjara Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Nasib buruk menimpa Musab Hassan Adili (20), seorang warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Adili meninggal Rabu malam, (16/4/2025), atau tiga hari sebelum dijadwalkan dibebaskan oleh Israel.

    Kantor berita Wafa melaporkan Adili berasal dari Desa Osarin, selatan Kota Nablus, Tepi Barat, dan meninggal di Rumah Sakit Soroka.

    Komisi Urusan Tahanan dan Eks Tahanan beserta Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) menyebut Adili sudah ditahan sejak 22 Maret 2024. Dia dijatuhi hukuman penjara tiga belas bulan.

    Menurut komisi itu dan PPS, kematian Adili menambah daftar tahanan yang meninggal karena kejahatan yang di dalam sistem penjara Israel.

    Kini jumlah tahanan Palestina yang meninggal atau tewas sejak perang di Jalur Gaza meletus mencapai 64 orang.

    Jumlah itu adalah yang bisa diketahui. Setidaknya 40 dari mereka berasal dari Gaza.

    Kedua organisasi itu meminta lembaga HAM dunia untuk mengambil keputusan guna meminta pertanggungjawaban para pemimpin Israel yang diduga terlibat dalam kejahatan perang.

    Kepala RS di Gaza dilaporkan disiksa

    Sementara itu, Dr. Hussam Abu Safiya yang menjadi Kepala Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan di Gaza dilaporkan disiksa di penjara Israel.

    Pengacara Abu Safiya, Gheed Qassem, menyebut tulang rusuk dokter itu patah karena siksaan dari beberapa interogator Israel.

    Menurut Qassem, siksaan itu dilakukan agar Abu Safiya bersedia membuat kesaksian palsu yang akan digunakan Israel untuk melawan dia.

    Meski mendapaat siksaan, Qassem menolak untuk membuat kesaksian palsu apa pun.

    Sejak dokter itu dipenjara, berat badannya telah berkurang lebih dari 20 kg. Dia menderita sejumlah masalah kesehatan.

    Abu Safiya ditangkap Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saat Israel menyebut RS Kamal Adwan pada bulan Desember 2024.

    Israel sudah lama dilaporkan melakukan kejahatan perang terhadap para pekerja kesehatan, termasuk menyerang fasilitas kesehatan.

    Salah satu RS yang diserang Israel adalah RS Kristen Al Ahli di Gaza. RS itu dibom Israel saat Minggu Palma tanggal 13 April lalu.

    Israel bunuh 15 tenaga kesehatan

    Beberapa waktu lalu IDF akhirnya mengakui para tentaranya membuat kesalahan karena membunuh lima belas tenaga kesehatan (nakes) di Gaza pada 23 Maret lalu.

    Meski demikian, IDF mengklaim beberapa di antara nakes itu punya kaitan dengan kelompok Hamas.

    Peristiwa pembunuhan itu terjadi di dekat Kota Rafah, Gaza selatan. Awalnya, konvoi ambulans Bulan Sabit Palestina (PRCS), sebuah mobil PBB, dan truk pemadam kebakaran dari Pertahanan Sipil Gaza ditembaki IDF.

    BBC melaporkan Israel awalnya mengklaim IDF melepaskan tembakan konvoi itu mendekat dan “mencurigakan”. Tidak ada sinar lampu depan di mobil.

    Selain itu, Israel mengklaim pengerahan kendaraan itu belum dikoordinasi atau disetujui oleh IDF.

    Akan tetapi, pernyataan Israel itu terbantahkan oleh rekaman dari ponsel salah satu nakes yang tewas. Rekaman tersebut memperlihatkan kendaraan-kendaraan itu memliki lampu. Para nakes menjawab panggilan untuk membantu korban luka.

    Awalnya video tersebut dibagikan oleh media kenamaan asal Amerika Serikat (AS), The New York Times. Video itu memperlihatkan kendaraan melaju. Lalu, tanpa ada peringatan, kendaraan itu mulai ditembaki.

    Video itu berdurasi sekitar 5 menit. Seorang nakes yang bernama Refat Radwan terdengar mengucapkan doa terakhirnya sebelum para tentara Israel mendekati kendaraan.

    Adapun pada Sabtu kemarin, IDF menyampaikan pernyataan kepada wartawan. IDF mengklaim tentaranya sebelumnya menembaki satu mobil yang berisi tiga anggota Hamas.

    Ketika ambulans mendekati tempat kejadian, pemantau dari udara menginformasikan kepada tentara bahwa konvoi kendaraan itu “melaju dengan mencurigakan”.

    Tatkala ambulans berhenti di samping mobil yang diduga berisi anggota Hamas itu, tentara Israel berasumsi mereka sedang terancam sehingga melepaskan tembakan. Padahal, tidak ada bukti satu pun nakes memegang senjata.

    Sebelumnya, Israel mengakui laporan mengenai kendaraan mendekat tanpa lampu itu tidak akurat. Laporan itu punya kaitan dengan pasukan yang terlibat penembakan.

    Salah satu nakes yang selamat berkata kepada BBC, ambulans itu menyalakan lampu. Dia membantah rekan-rekannya punya kaitan dengan kelompok militan apa pun.

    Video rekaman memperlihatkan ambulans diberi tanda dengan jelas. Di samping itu, para nakes mengenakan seragam yang memantulkan cahaya.

    Pejabat Israel mengatakan jenazah 15 nakes itu dikubur di dalam pasir oleh tentara Israel untuk melindungi mereka dari hewan liar.

  • Bendera Palestina Berkibar saat Wisuda Universitas Harvard, Begini Aksi Lulusan Harvard Saat Wisuda – Halaman all

    Bendera Palestina Berkibar saat Wisuda Universitas Harvard, Begini Aksi Lulusan Harvard Saat Wisuda – Halaman all

    Bendera Palestina Berkibar saat Wisuda Universitas Harvard, Begini Aksi Lulusan Harvard Saat Wisuda

    TRIBUNNEWS.COM-  Bendera Palestina dikibarkan oleh para wisudawan selama upacara wisuda di Universitas Harvard. 

    Mereka tidak tinggal diam menanggapi kondisi ketidakadilan di dunia yang sedang tidak baik-baik saja.

    Perayaan wisuda pun diwarnai dengan aksi bela Palestina. Banyak wisudawan yang memakai Keffieh Palestina, syal persegi yang menjadi simbol penting dalam budaya Palestina. 

    Hal ini terjadi setelah universitas tertua di Amerika itu menjadi yang pertama menolak usulan kebijakan dari Pemerintahan Donald Trump.

    Donald Trump menindak keras terhadap kegiatan solidaritas Palestina di antara staf dan mahasiswa. 

    Hal ini berisiko terhadap pendanaan federal universitas senilai $2 miliar.

    Sebuah video yang beredar daring menunjukkan para mahasiswa Harvard merayakan kelulusan mereka dengan bersorak untuk mendukug Palestina.

    Mereka mengibarkan bendera Palestina saat pidato yang tampaknya pro-Palestina disampaikan. 

    Pada tanggal 31 Maret, pemerintahan Trump mengatakan sedang meninjau sekitar $9 miliar dalam bentuk hibah dan kontrak dengan Universitas Harvard untuk memastikan universitas tersebut tunduk mematuhi peraturan federal, termasuk tanggung jawab hak-hak sipilnya. 

     

     

     

    Harvard Melawan Donald Trump

    Universitas Harvard Membalas ketika Donald Trump Menargetkan Universitas Terkait Aksi Pro-Palestina

    Universitan Harvard, salah satu universitas elit di AS telah memberi tahu pemerintahan Donald Trump bahwa mereka tidak akan tunduk pada tekanan politik, meskipun pendanaan federalnya terancam.

    Bentrokan tersebut meletus setelah pihak administrasi menuntut perubahan besar-besaran pada kebijakan internal Harvard—mulai dari peraturan seputar protes kampus pro-Palestina hingga program keberagaman dan inklusi—atau menghadapi risiko kehilangan pendanaan.

    “Tidak ada pemerintah – terlepas dari partai mana yang berkuasa – yang boleh mendikte apa yang dapat diajarkan oleh universitas swasta, siapa yang dapat mereka terima dan pekerjakan, dan bidang studi dan penyelidikan apa yang dapat mereka tekuni,” kata Presiden Alan Garber dalam sebuah pesan kepada para mahasiswa dan staf.

    Pengacara universitas tersebut kembali menegaskan dalam surat resminya kepada Washington, menuduh pemerintah federal menginjak-injak kebebasan akademis yang telah lama berlaku dan berupaya mengabaikan perlindungan yang tercantum dalam Amandemen Pertama.

    Langkah ini dilakukan beberapa hari setelah Universitas Columbia, yang berada di bawah tekanan serupa, setuju untuk melakukan perubahan yang diminta oleh pemerintahan Trump dalam upaya untuk memulihkan dana yang dibekukan sebesar $400 juta.  Perjudian itu menjadi bumerang. Bukan hanya uang yang ditahan, tetapi pemerintahan tersebut juga memangkas lebih banyak dana.

    Universitas Harvard, seperti beberapa lembaga pendidikan lainnya di AS, telah menjadi lokasi utama bagi pengunjuk rasa pro-Palestina sejak perang Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023.

     

    Barack Obama Dukung Harvard karena Berani Melawan Donald Trump

    Barack Obama telah menyatakan dukungannya terhadap Harvard setelah pemerintahan Donald Trump memutuskan untuk memangkas $2 miliar dana hibah federal setelah sekolah Ivy League di Massachusetts itu menolak apa yang disebutnya sebagai upaya “regulasi pemerintah” terhadap universitas tersebut.

    Harvard menghadapi pembekuan dana karena fakultas Yale meminta pimpinan ‘untuk menolak dan menantang secara hukum setiap tuntutan yang melanggar hukum’.

    Sementara itu, staf pengajar di Universitas Yale – institusi Ivy League terkemuka lainnya – telah meminta pimpinannya “untuk menolak dan menantang secara hukum setiap tuntutan yang melanggar hukum yang mengancam kebebasan akademik dan … pemerintahan sendiri”.

    Pernyataan dari Obama , presiden AS dari tahun 2009 hingga 2017, berbunyi: 

    “Harvard telah memberikan contoh bagi lembaga pendidikan tinggi lainnya – dengan menolak upaya yang tidak sah dan tidak adil untuk mengekang kebebasan akademis, sembari mengambil langkah konkret untuk memastikan semua mahasiswa di Harvard dapat memperoleh manfaat dari lingkungan yang penuh dengan penyelidikan intelektual, perdebatan yang ketat, dan rasa saling menghormati.

    “Mari berharap lembaga lain mengikuti langkah ini.”

    Kebuntuan antara beberapa universitas paling bergengsi di AS dan pemerintah federal semakin dalam pada hari Senin setelah Harvard menolak tuntutan tinggi dari pemerintahan Donald Trump , yang oleh presiden disebut sebagai upaya untuk mengekang antisemitisme di kampus. 

    Namun, banyak pendidik melihat tuntutan tersebut sebagai upaya terselubung untuk mengekang kebebasan akademis secara lebih luas.

    “Tidak ada pemerintah – terlepas dari partai mana yang berkuasa – yang boleh mendikte apa yang dapat diajarkan oleh universitas swasta, siapa yang dapat mereka terima dan pekerjakan, dan bidang studi dan penyelidikan apa yang dapat mereka tekuni,” kata presiden Harvard, Alan Garber.

    Mahasiswa berjalan menaiki tangga perpustakaan

    Pejabat Trump memangkas miliaran dana Harvard setelah universitas menentang tuntutan

    Pemerintahan Trump , melalui gugus tugas gabungan multi-lembaga federal untuk memerangi anti-semitisme, menanggapi dengan membekukan hibah multi-tahun senilai $2,2 miliar dan nilai kontrak multi-tahun senilai $60 juta untuk Harvard.

    Pada hari Selasa, Trump sendiri menerbitkan sebuah postingan di platform Truth Social miliknya yang mengatakan “mungkin Harvard harus kehilangan Status Bebas Pajaknya dan Dikenakan Pajak sebagai Entitas Politik”.

    Intervensi oleh Obama terjadi setelah 876 anggota fakultas di Yale menerbitkan surat kepada pimpinan mereka yang menyatakan dukungan untuk menentang pemerintahan Trump.

    “Kita berdiri bersama di persimpangan jalan,” demikian bunyi surat itu . 

    “Universitas-universitas Amerika menghadapi serangan-serangan luar biasa yang mengancam prinsip-prinsip dasar masyarakat demokratis, termasuk hak-hak kebebasan berekspresi, berasosiasi, dan kebebasan akademis. Kami menulis sebagai satu fakultas, untuk meminta Anda untuk berdiri bersama kami sekarang.”

    Meskipun surat itu tidak menyebutkan Harvard secara spesifik, surat itu juga meminta pimpinan Yale untuk “bekerja dengan penuh tujuan dan proaktif dengan perguruan tinggi dan universitas lain dalam pertahanan kolektif”.

    Universitas Columbia di New York, lokasi protes pro-Palestina pada tahun 2024, telah setuju untuk mematuhi sebagian serangkaian tuntutan dari pemerintahan Trump tentang bagaimana ia akan menangani demonstrasi, departemen akademik, dan antisemitisme tersebut setelah menerima peringatan bahwa ia akan kehilangan dana federal, tetapi juga membela kebebasan akademik.

    Princeton di New Jersey mengatakan belum menerima daftar tuntutan khusus dari pemerintah. Presiden universitas, Christopher Eisgruber, mengatakan dalam email kepada masyarakat pada awal April bahwa meskipun alasan di balik ancaman pemerintah untuk menahan dana belum jelas, universitas “akan mematuhi hukum”.

    “Kami berkomitmen untuk memerangi antisemitisme dan segala bentuk diskriminasi, dan kami akan bekerja sama dengan pemerintah dalam memerangi antisemitisme,” imbuh Eisgruber. “Princeton juga akan dengan gigih membela kebebasan akademis dan hak proses hukum universitas ini.”

    “Pemerintahan Trump menggunakan ancaman pemotongan dana sebagai taktik untuk memaksa universitas tunduk pada kendali pemerintah atas penelitian, pengajaran, dan pidato di kampus swasta. Hal itu jelas melanggar hukum,” kata pernyataan dari Rachel Goodman, penasihat hukum Protect Democracy yang mewakili American Association of University Professors dalam tantangannya terhadap penghentian pendanaan federal di Columbia.

    Universitas Columbia menyetujui pelarangan penggunaan masker untuk tujuan menyembunyikan identitas seseorang, melarang protes di dalam gedung akademik, dan meninjau ulang bagaimana program studi Timur Tengah dikelola. Universitas ini juga menyetujui perluasan “keragaman intelektual”, termasuk dengan mengangkat anggota fakultas baru ke departemen Institut Israel dan Studi Yahudi.

    Sasaran yang dinyatakan dari gugus tugas antisemitisme pemerintahan Trump adalah untuk “membasmi pelecehan antisemit di sekolah dan kampus”. 

    Namun banyak yang percaya bahwa itu adalah kedok untuk berbagai sasaran konservatif, termasuk menghilangkan kuota ras dalam penerimaan mahasiswa – dan mengatur ulang apa yang dilihat pemerintahan sebagai bias paling kiri dalam dunia akademis.

    “Kami akan menghentikan dana untuk sekolah-sekolah yang membantu serangan Marxis terhadap warisan Amerika dan peradaban Barat itu sendiri,” kata Trump pada tahun 2023. “Hari-hari mensubsidi indoktrinasi komunis di perguruan tinggi kita akan segera berakhir.”

    Pada hari Selasa, sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan Trump “ingin melihat Harvard meminta maaf” atas apa yang disebutnya “antisemitisme mengerikan yang terjadi di kampus mereka”.

    “Mengenai Harvard … presiden sudah cukup jelas: mereka harus mematuhi hukum federal,” kata Leavitt.

    Pada bulan Maret, pemimpin gugus tugas, Leo Terrell, mantan komentator Fox News, mengatakan: “Kami akan membuat universitas-universitas ini bangkrut” jika mereka tidak “bermain sesuai aturan”.

    Pemerintah, secara keseluruhan, telah membekukan atau membatalkan lebih dari $11 miliar dana dari sedikitnya tujuh universitas sebagai bagian dari upayanya untuk mengakhiri apa yang disebutnya “pengambilalihan ideologis”. Sedikitnya 300 mahasiswa, lulusan baru, dan mahasiswa pascadoktoral telah dicabut visa dan status imigrasi resminya sebagai bagian dari tindakan keras tersebut.

    Presiden Massachusetts Institute of Technology , Sally Kornbluth, mengatakan pada hari Senin bahwa sembilan mahasiswa MIT telah kehilangan visa mereka selama seminggu terakhir – pencabutan yang menurutnya akan berdampak buruk pada “bakat terbaik” di seluruh dunia dan akan “merusak daya saing Amerika dan kepemimpinan ilmiah selama bertahun-tahun mendatang”.

    Namun, menteri pendidikan Trump , Linda McMahon, mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa pemerintah federal berwenang meminta universitas membuat perubahan pada kebijakan kampus.

    “Jika Anda menerima dana federal, maka kami ingin memastikan bahwa Anda mematuhi hukum federal,” kata McMahon, meskipun ia menolak bahwa pemerintah berupaya untuk mengekang kebebasan akademis dan hak untuk melakukan protes atau ketidaksetujuan secara damai.

    Juru bicara Gedung Putih, Kush Desai, mengatakan kepada media tersebut bahwa gugus tugas tersebut “dimotivasi oleh satu hal dan hanya satu hal: mengatasi antisemitisme”.

    Desai berkata: “Para pengunjuk rasa antisemit yang melakukan kekerasan dan mengambil alih seluruh gedung kampus bukan hanya merupakan bentuk kefanatikan yang kasar terhadap orang Amerika keturunan Yahudi, tetapi juga sepenuhnya mengganggu penyelidikan dan penelitian intelektual yang seharusnya didukung oleh pendanaan federal untuk perguruan tinggi.”

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR, MIDDLE EAST EYE, THE GUARDIAN

  • Trump Menentang, Israel Batalkan Rencana Serang Fasilitas Nuklir Iran

    Trump Menentang, Israel Batalkan Rencana Serang Fasilitas Nuklir Iran

    Washington DC

    Israel sedang bersiap untuk melancarkan serangan militer terhadap sejumlah target nuklir di wilayah Iran, namun kemudian dibatalkan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan intervensi. Trump dilaporkan menentang keras rencana serangan Tel Aviv terhadap fasilitas nuklir Teheran tersebut.

    Laporan New York Times (NYT), yang mengutip sejumlah pejabat pemerintahan AS yang memahami persoalan itu, seperti dilansir Reuters dan Newsweek, Kamis (17/4/2025), menyebut Trump memblokir rencana serangan Israel demi menegosiasikan kesepakatan dengan Iran untuk membatasi program nuklir mereka.

    NYT dalam laporannya menyebut Israel telah menyusun rencana untuk menyerang situs nuklir Iran pada Mei tahun lalu, dengan tujuan menghambat kemampuan Iran dalam mengembangkan senjata nuklir selama satu tahun atau lebih.

    Namun, menurut laporan NYT, Trump melakukan intervensi karena AS cenderung mengambil pendekatan diplomatik terhadap Iran daripada pendekatan militer.

    Disebutkan oleh NYT bahwa Trump memutuskan berunding dengan Iran setelah berbulan-bulan terjadi perdebatan internal di kalangan pejabat pemerintahan AS yang mendukung sikap militer yang lebih kuat terhadap Teheran dan kalangan yang mewaspadai perang lebih luas di Timur Tengah ketika ketegangan di kawasan itu sudah mencapai titik kritis.

    Trump, sebut laporan NYT, telah mengatakan kepada Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu bahwa AS tidak akan mendukung serangan militer terhadap Iran. Penegasan Trump itu menggagalkan optimisme Israel untuk mendapatkan dukungan Washington bagi rencananya.

    Bantuan AS, menurut laporan NYT, diperlukan tidak hanya untuk membela Israel dari pembalasan Iran, tetapi juga memastikan serangan itu berhasil.

    Pekan lalu, Trump mengumumkan AS sedang melakukan pembicaraan langsung dengan Iran membahas isu nuklir. Pengumuman itu disampaikan Trump di Ruang Oval setelah pertemuannya dengan Netanyahu yang berkunjung ke Gedung Putih.

    Pada Sabtu (12/5) lalu, AS dan Iran akhirnya menggelar pembicaraan di Oman, yang merupakan pembicaraan pertama kali selama pemerintahan Trump, termasuk pada masa jabatan pertamanya pada tahun 2017-2021 lalu. Kedua negara menggambarkan pembicaraan itu berlangsung “positif” dan “konstruktif”.

    Putaran kedua untuk pembicaraan itu dijadwalkan akan digelar pada Sabtu (19/4) mendatang, dengan seorang sumber yang memahami rencana pertemuan kedua itu menyebut pembicaraan kemungkinan akan dilakukan di Roma, Italia.

    Keputusan Trump untuk mengupayakan diplomasi dengan Iran sangat kontras dengan masa jabatan pertamanya, ketika dia menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran dan memberikan izin untuk serangan militer yang menewaskan jenderal terkemuka Iran, Qassem Soleimani.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Balas Dendam, Trump Tuduh Jaksa Agung New York Lakukan Penipuan Catatan Aset

    Balas Dendam, Trump Tuduh Jaksa Agung New York Lakukan Penipuan Catatan Aset

    Jakarta

    Badan Keuangan Perumahan Federal Amerika Serikat (AS) meminta penyelidikan pidana terhadap Jaksa Agung New York Letitia James dengan tuduhan dugaan penipuan. James dituduh melakukan pemalsuan catatan terkait properti yang dimilikinya di Virginia dan New York.

    Penyelidikan ini seakan-akan balas dendam Trump kepada James. Hubungan Trump dan James diketahui tidak baik, apalagi sejak James menggugat Trump secara perdata dengan dugaan penipuan yang menjerat Trump dan anak-anaknya pada sekitar Oktober 2023.

    Sebelumnya gugatan James itu disampaikan ketika Trump sudah tidak lagi menjadi Presiden AS dan posisinya digantikan oleh Joe Biden. Trump saat itu dituduh telah meraup lebih dari USD 100 juta (Rp 1,5 triliun) dari penipuan yang dilakukan terkait aset-aset real estate-nya.

    Dalam gugatannya, James menuntut denda setidaknya sebesar US$ 250 juta, larangan permanen terhadap Trump dan kedua putranya, Donald Trump Jr dan Eric Trump, untuk menjalankan bisnis di New York, serta larangan real estate komersial selama lima tahun terhadap Trump dan perusahaannya, Trump Organization. Gugatan James ini sampai membuat Trump menghadiri sidang di Pengadilan New York.

    Seakan balas dendam, kini saat Trump kembali menjadi orang nomor 1 di AS, Trump menggugat balik Letitia. Trump dan sekutunya dilaporkan secara teratur menyerang James selama persidangan di New York.

    Dilansir AFP, Kamis (17/4/2025), Media AS melaporkan Badan Keuangan Perumahan Federal telah meminta Departemen Kehakiman untuk menyelidiki James, dengan tuduhan bahwa ia “telah memalsukan catatan” terkait dengan properti yang dimilikinya di Virginia dan New York untuk mendapatkan persyaratan pinjaman yang lebih baik.

    “Jaksa Agung James setiap hari fokus melindungi warga New York, terutama karena pemerintahan ini menjadikan pemerintah federal sebagai senjata untuk melawan aturan hukum dan Konstitusi,” kata kantornya dalam sebuah pernyataan.

    Sementara itu, Badan Perumahan maupun Departemen Kehakiman tidak memberikan komentar terkait tuduhan Trump itu. Badan Perumahan hanya menjelaskan sebagaimana pemberitaan di media.

    “Berdasarkan laporan media, Ibu Letitia James telah, dalam beberapa kasus, memalsukan dokumen bank dan catatan properti untuk memperoleh bantuan dan pinjaman yang didukung pemerintah serta persyaratan pinjaman yang lebih menguntungkan,” tulis badan perumahan tersebut dalam surat rujukannya, yang sebagian dimuat di media AS.

    Untuk diketahui, dalam gugatan perdata James, Trump dinyatakan bertanggung jawab atas penipuan dengan berkonspirasi untuk mengubah kekayaan bersihnya guna memperoleh persyaratan pinjaman dan asuransi yang lebih baik. Trump dan putra-putranya diperintahkan untuk membayar USD 454 juta.

    Setelah menjabat sebagai Presiden AS, Trump telah berulang kali bersumpah untuk membalas dendam kepada orang-orang yang menurutnya telah berbuat salah kepadanya selama dan setelah masa jabatan pertamanya 2017-2021.

    Masa jabatan keduanya telah menyebabkan staf FBI dan Departemen Kehakiman yang terlibat dalam kasus pidana terhadap Trump, dipecat, di antara tindakan pembalasan lainnya.

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Daftar Bank Sentral yang Borong dan Jual Emas Terbanyak di Dunia – Page 3

    Daftar Bank Sentral yang Borong dan Jual Emas Terbanyak di Dunia – Page 3

    Siapa yang tak kenal Fort Knox? Bangunan legendaris di Kentucky, Amerika Serikat, ini telah menjadi simbol kekayaan dan kekuatan Amerika selama hampir seabad.

    Namun, tahukah Anda bahwa klaim Fort Knox berusia 100 tahun itu keliru? Fort Knox, yang secara resmi bernama United States Bullion Depository, sebenarnya didirikan pada tahun 1930-an sebagai tempat penyimpanan emas AS yang super aman, menjawab pertanyaan “apa”, “di mana”, dan “kapan” dalam sejarahnya.

     Awalnya bernama Camp Knox, tempat ini dibangun pada masa Perang Dunia I sebagai pusat pelatihan artileri. Nama “Knox” diambil dari Henry Knox, seorang perwira militer pada masa Revolusi Amerika. Beralih fungsi menjadi instalasi militer permanen pada tahun 1932, Camp Knox kemudian berganti nama menjadi Fort Knox, menjawab pertanyaan “siapa” di balik pembangunannya.

    Mengapa Fort Knox dipilih sebagai tempat penyimpanan emas? Pada tahun 1930-an, kekhawatiran akan ancaman eksternal terhadap cadangan emas AS mendorong pemerintah untuk mencari lokasi yang lebih aman daripada penyimpanan emas sebelumnya di New York dan Philadelphia. Bagaimana keamanan Fort Knox terjamin? Lokasi yang terpencil dan jauh dari pantai menjadi pertimbangan utama. Pengiriman emas pertama tiba di Fort Knox pada tahun 1937.

  • iPhone Seharga Rp 33 Triliun Meluncur Gegara Tarif Trump

    iPhone Seharga Rp 33 Triliun Meluncur Gegara Tarif Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penyuplai utama Apple di India, Foxconn dan Tata, menerbangkan 600 ton iPhone senilai hampir US$2 miliar (Rp33,6 triliun) ke Amerika Serikat (AS) pada Maret 2025. Ini adalah pengapalan dalam jumlah terbesar yang dilakukan dalam sebulan.

    Penerbangan iPhone skala besar itu dilakukan sebagai respons atas kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden AS Donald Trump beberapa saat lalu. Namun, aturan itu kemudian ditangguhkan hingga 90 hari.

    Hanya China yang tetap dihantam dengan tarif resiprokal sebesar 145%, kecuali untuk smartphone, komputer, dan chip yang dipisahkan dan akan dikenakan tarif dengan skema penghitungan berbeda.

    Hal ini menunjukkan kepanikan luar biasa raksasa teknologi dalam menghadapi teror tarif Trump. Saat pertama kali diumumkan, penyuplai Apple di India langsung menggenjot produksi dan memesan pesawat kargo untuk menerbangkan 600 ton iPhone ke AS.

    Sebelum tarif resiprokal ditangguhkan selama 90 hari, India dikenakan tarif 26%. Memang tak setinggi China, tetapi tetap berdampak besar.

    Foxconn yang merupakan penyuplai utama Apple di India mengekspor iPhone senilai US$1,31 miliar pada Maret 2025. Nilai pengapalan itu setara dengan penggabungan Januari dan Februari, menurut data bea cukai yang dilihat Reuters, dikutip Rabu (16/4/2025).

    Adapun tipe iPhone yang dikapalkan adalah iPhone 13, 14, 16, dan 16e. Pengiriman terbaru ini membuat total pengapalan iPhone dari Foxconn India ke AS mencapai US$5,3 miliar sepanjang 2025.

    Sementara itu, nilai ekspor dan Tata yang merupakan penyuplai sekunder Apple sebesar US$612 juta pada Maret 2025. Angka itu lebih tinggi 63% ketimbang bulan sebelumnya dan sudah termasuk model iPhone 15 dan 16.

    Apple, Foxconn, dan Tata, tidak segera merespons permintaan komentar dari Reuters.

    Menurut data bea cukai, pengiriman iPhone dari Foxconn India ke AS pada Maret diterbangkan dari terminal bandara Chennai Air Cargo. Tujuannya beragam, termasuk Los Angeles dan New York. Chicago menjadi destinasi untuk mayoritas pengiriman iPhone dari India.

    Untuk mempercepat pengiriman, Apple melobi otoritas bandara India untuk memangkas waktu yang dibutuhkan dalam proses birokrasi bea cukai di bandara Chennai di negara bagian selatan Tamil Nadu, menjadi 6 jam dari 30 jam.

    Setidaknya 6 pesawat kargo digunakan dalam operasi tersebut, yang menurut salah satu sumber merupakan cara untuk memitigasi dampak tarif.

    (fab/fab)

  • Trump Akan Pangkas Anggaran Deplu, Tutup 27 Kedubes-Konsulat

    Trump Akan Pangkas Anggaran Deplu, Tutup 27 Kedubes-Konsulat

    Washington DC

    Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat tak luput dari rencana pemangkasan anggaran, yang diwarnai penutupan misi diplomatik di luar negeri. Rencana ini muncul seiring upaya Presiden Donald Trump menekan pengeluaran pemerintah secara lebih luas dan mengurangi peran utama AS di panggung internasional.

    Deplu AS, seperti dilansir AFP, Rabu (16/4/2025), dilaporkan akan mengusulkan perombakan jangkauan diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan menghentikan berbagai program dan menutup sejumlah Kedutaan Besar juga Konsulat di seluruh dunia, demi memangkas anggaran hingga hampir 50 persen.

    Proposal tersebut, yang dimuat dalam memo internal departemen yang kini sedang dibahas secara serius oleh para pejabat senior AS, akan menghilangkan hampir semua pendanaan untuk organisasi-organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Dukungan finansial untuk pemeliharaan perdamaian internasional akan dibatasi, bersama dengan pendanaan untuk pertukaran pendidikan dan budaya seperti Program Fulbright — salah satu beasiswa AS yang paling bergengsi.

    Memo internal itu, menurut laporan New York Times, menyebutkan bahwa Departemen Luar Negeri AS akan mengajukan anggaran sebesar US$ 28,4 miliar pada tahun fiskal 2026, mulai 1 Oktober. Jumlah itu disebut US$ 26 miliar lebih rendah dibandingkan angka pada tahun fiskal 2025.

    Disebutkan juga dalam dokumen yang beredar itu, menurut outlet media politik Punchbowl News, soal indikasi penutupan 10 Kedutaan Besar dan 17 Konsulat AS, termasuk misi diplomatik di Eritrea, Luksemburg, Sudan Selatan dan Malta.

    Lima konsulat yang ditandai untuk ditutup berada di Prancis, sedangkan dua konsulat lainnya ada di Jerman. Daftar itu juga mencakup misi diplomatik di Skotlandia dan Italia.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, berusaha meredakan kekhawatiran soal laporan pemangkasan tersebut. Dia menegaskan kepada wartawan bahwa: “Belum ada rencana akhir, anggaran final, dinamika akhir.”

    “Itu terserah kepada Gedung Putih dan Presiden Amerika Serikat saat mereka terus mengerjakan rencana anggaran mereka dan apa yang akan mereka serahkan kepada Kongres,” jelas Bruce.

    Tidak diketahui apakah Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mendukung memo internal yang beredar itu. Namun dibutuhkan tanda tangan Rubio untuk pemangkasan apa pun sebelum diserahkan kepada Kongres AS.

    Hanya Kongres AS — di mana Partai Republik membutuhkan beberapa suara Partai Demokrat untuk meloloskan sebagian besar undang-undang — yang dapat mengesahkan pemangkasan semacam itu. Proposal itu kemungkinan akan menjadi pertimbangan besar dalam negosiasi para anggota parlemen AS atas anggaran tahun 2026.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • TikTok Hadirkan Fitur Ulasan Tempat yang Lebih Canggih dari Google Maps

    TikTok Hadirkan Fitur Ulasan Tempat yang Lebih Canggih dari Google Maps

    Bisnis.com, JAKARTA — TikTok menghadirkan fitur ulasan tempat langsung di dalam aplikasi, salah satu cara untuk bersaing dengan Google Maps.

    Melansir dari Techcrunch, Rabu (16/3/2025) fitur ini masih dalam tahap uji coba yang memungkinkan pengguna melihat peringkat bintang, ulasan tertulis, hingga foto yang diunggah pengguna lain untuk lokasi tertentu tanpa harus keluar dari aplikasi atau membuka Google Maps.

    Pengguna yang mendapatkan akses awal akan melihat tab baru bertuliskan “Ulasan” saat membuka komentar di video yang menyertakan lokasi tertentu. 

    Misalnya, dalam video yang menampilkan Central Park di New York, pengguna dapat langsung membaca ulasan, melihat rating, hingga mengeklik profil pengulas untuk menelusuri konten lainnya.

    Berbeda dengan integrasi Google Maps sebelumnya yang hanya menampilkan lokasi melalui ikon eksternal, fitur baru ini sepenuhnya terintegrasi dalam ekosistem TikTok. 

    Hal ini menambah daya tarik platform sebagai sumber informasi dan referensi bagi pengguna, terutama generasi muda.

    Namun, tidak semua pengguna menyambut fitur ini dengan antusias. Beberapa menilai kehadiran tab ulasan dapat mengganggu pengalaman menonton konten video yang menjadi ciri khas TikTok.

    Langkah ini merupakan bagian dari ambisi TikTok untuk memperluas kemampuannya sebagai mesin pencari. 

    Sejak 2022, Google telah mengakui bahwa TikTok mulai menggerus dominasi mereka, terutama dalam layanan Penelusuran dan Maps, khususnya di kalangan Gen Z.

    Tahun lalu, TikTok juga telah memperkenalkan pencarian berbasis gambar untuk menemukan produk di TikTok Shop, serta fitur “Kampanye Iklan Penelusuran TikTok” yang memungkinkan merek menargetkan hasil pencarian berbasis kata kunci.

    Hingga saat ini, belum ada kepastian apakah fitur tab ulasan akan dirilis secara luas. TikTok menolak memberikan komentar saat dimintai keterangan. Berdasarkan pengujian TechCrunch, hanya sejumlah kecil video dengan lokasi yang ditandai yang menampilkan fitur tersebut.