kab/kota: New York

  • Rusia Kirim Tim Penyelamat Bantu Padamkan Api Akibat Ledakan di Palabuhan Iran

    Rusia Kirim Tim Penyelamat Bantu Padamkan Api Akibat Ledakan di Palabuhan Iran

    Jakarta

    Rusia mengirimkan tim penyelamat ke Pelabuhan Iran yang mengalami ledakan. Tim penyelamat dikirim untuk membantu memadamkan api.

    “Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pengiriman segera beberapa pesawat yang membawa spesialis dari Kementerian Situasi Darurat Rusia,” kata Kedutaan Besar Rusia dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Senin (28/4/2025).

    “Tim penyelamat akan dikirim untuk membantu operasi pemadaman kebakaran di Pelabuhan Shahid Rajaee,” lanjutnya.

    Seperti diketahui, korban ledakan dahsyat di Pelabuhan Iran terus bertambah. Kini total 40 orang dilaporkan meninggal dalam peristiwa tersebut.

    Dilansir AFP, lebih dari seribu orang mengalami luka-luka. Hal itu disamapaikan pejabat provinsi Hormozgan Mohammad Ashouri pada Minggu (27/4/2025) waktu setempat.

    “Untuk saat ini, 40 orang telah kehilangan nyawa akibat cedera yang disebabkan oleh ledakan tersebut,” kata Ashouri kepada televisi pemerintah.

    Dalam sebuah siaran televisi pemerintah, kantor bea cukai pelabuhan menyatakan bahwa ledakan itu mungkin disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di depot penyimpanan bahan kimia dan berbahaya. Seorang pejabat darurat regional mengatakan beberapa kontainer telah meledak.

    Sementara itu, The New York Times mengutip sumber yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, mengatakan bahwa yang meledak adalah natrium perklorat — bahan utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korban Tewas Akibat Ledakan di Iran Bertambah Jadi 25 Orang, Lebih dari 1.100 Lainnya Terluka

    Korban Tewas Akibat Ledakan di Iran Bertambah Jadi 25 Orang, Lebih dari 1.100 Lainnya Terluka

    PIKIRAN RAKYAT – Jumlah korban tewas akibat ledakan besar yang mengguncang pelabuhan utama Iran di Bandar Abbas terus bertambah. Hingga Minggu 27 April 2025, media pemerintah Iran melaporkan bahwa sedikitnya 25 orang tewas dan lebih dari 1.100 lainnya terluka akibat insiden tersebut.

    Ledakan terjadi pada Sabtu 26 April 2025 di bagian Shahid Rajaee, pelabuhan peti kemas terbesar di Iran yang terletak di dekat Selat Hormuz, jalur pelayaran strategis dunia. Kekuatan ledakan sangat dahsyat, menghancurkan jendela hingga beberapa kilometer dari pusat ledakan, merobek serpihan logam dari kontainer, serta merusak berat berbagai barang yang disimpan.

    Dugaan Penyebab: Bahan Kimia Hingga Bahan Bakar Rudal

    Sejauh ini, para pejabat Iran menyatakan bahwa ledakan diduga terkait dengan bahan kimia yang disimpan secara tidak benar. Kantor berita IRNA menyebutkan bahwa penyimpanan bahan berbahaya di kontainer Shahid Rajaee telah lama menjadi perhatian.

    Seorang juru bicara Organisasi Manajemen Krisis Iran juga menegaskan bahwa kelalaian dalam penyimpanan bahan kimia menjadi faktor utama.

    “Peringatan sebelumnya telah menyoroti potensi risiko keselamatan,” ucapnya.

    Namun, laporan lain yang dikutip Sputnik dan The New York Times menunjukkan kemungkinan lebih serius. Sumber yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengungkapkan bahwa bahan yang meledak adalah natrium perklorat, salah satu komponen utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.

    Meski demikian, pemerintah Iran belum mengonfirmasi penyebab pasti ledakan.

    “Masih terlalu dini untuk spekulasi prematur,” ujar juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani.

    Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, telah memerintahkan penyelidikan mendalam untuk mengungkap fakta sesungguhnya di balik insiden tersebut.

    Skala Kerusakan dan Penanganan Darurat

    Organisasi Manajemen Krisis Iran melaporkan bahwa dari 1.139 orang yang mencari bantuan medis, 752 orang telah mendapatkan perawatan, sementara sekitar 190 pasien masih dirawat di berbagai fasilitas medis.

    Mengunjungi lokasi kejadian, Menteri Dalam Negeri Eskandar Momeni menyatakan bahwa upaya pemadaman api telah mencapai 80% pada Minggu pagi.

    “Pemadaman kebakaran akan berlanjut selama beberapa jam lagi,” kata Momeni kepada TV pemerintah.

    Sebagian operasi di pelabuhan Shahid Rajaee telah kembali dibuka di area yang tidak terkena dampak langsung dari ledakan atau kebakaran.

    Tidak Terkait dengan Pembicaraan Nuklir

    Insiden di Bandar Abbas terjadi bertepatan dengan putaran ketiga pembicaraan nuklir Iran dan Amerika Serikat di Oman. Namun, hingga kini tidak ada indikasi bahwa ledakan tersebut terkait dengan dinamika perundingan tersebut.

    Sejarah menunjukkan bahwa Iran dalam beberapa tahun terakhir kerap mengalami serangkaian insiden mematikan di sektor energi dan industrinya, mulai dari kebakaran kilang minyak, ledakan gas di tambang batu bara, hingga kecelakaan perbaikan infrastruktur di Bandar Abbas sendiri yang menewaskan seorang pekerja pada tahun 2023.

    Selain kelalaian, beberapa insiden sebelumnya juga sempat dikaitkan dengan sabotase oleh musuh bebuyutan Iran, yakni Israel, yang dalam beberapa tahun terakhir dikabarkan melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir dan pertahanan Iran.

    Upaya Evaluasi Keselamatan dan Antisipasi Risiko

    Pasca ledakan ini, pemerintah Iran menghadapi tekanan untuk memperketat standar keselamatan di fasilitas penyimpanan industri dan pelabuhan, terutama terkait bahan berbahaya. Fatemeh Mohajerani mengingatkan agar semua pihak menahan diri dari spekulasi sebelum hasil penyelidikan resmi diumumkan.

    “Fokus kami saat ini adalah pada penanganan korban, pemadaman api, dan penyelidikan yang komprehensif untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan,” tutur Mohajerani, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

    Sementara itu, masyarakat di Bandar Abbas masih berupaya pulih dari dampak ledakan yang mengguncang kehidupan mereka.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Sosok Paulus Pandjaitan, Putra Luhut yang Viral Adang Pembawa Poster Free Aceh – Papua

    Sosok Paulus Pandjaitan, Putra Luhut yang Viral Adang Pembawa Poster Free Aceh – Papua

    GELORA.CO – Letnan Kolonel Kav Paulus Pandjaitan, putra Luhut Binsar Pandjaitan tengah viral di media sosial.

    Dalam sebuah pertemuan pada forum UNPFII (United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues) di Gedung PBB, New York, Letkol Kav Paulus Pandjaitan mengadang tiga orang lelaki yang diduga hendak melakukan tindakan provokasi.

    Ketiga lelaki itu rencananya akan menunjukkan poster berisi tulisan Free Aceh, Free Papua dan Free Maluku.

    Poster itu dianggap sebagai bentuk provokasi, hingga Letkol Kav Paulus Pandjaitan melaporkan ketiga pria tersebut pada petugas keamanan yang berdinas di Gedung PBB, New York.

    Dalam video yang beradar di Instagram, tampak seorang petugas wanita mendatangi tiga orang pria yang hendak menunjukkan poster Free Aceh, Free Papua dan Free Maluku.

    Petugas kemudian mengambil poster tersebut, lalu mengingatkan ketiga pria itu sebelum pergi meninggalkan lokasi.

    Setelah video itu beredar, ramai komentar yang mendukung aksi Letkol Kav Paulus Pandjaitan.

    Profil Letkol Kav Paulus Pandjaitan

    Paulus, anak dari Ketua Dewan Energi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, tampaknya memilih jalan hidup yang serupa dengan ayahnya dengan meniti karier di dunia militer.

    Figur Paulus Pandjaitan, putra sulung Menko Luhut, dikenal sebagai seorang perwira TNI yang memiliki pengalaman luas serta berbagai pencapaian dalam dunia militer.

    Nama Luhut Binsar Pandjaitan tentu tidak asing di telinga publik.

    Selain dikenal sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut juga memiliki latar belakang militer yang kuat.

    Menariknya, sang anak, Paulus Pandjaitan, mengikuti jejak tersebut dan terjun ke bidang yang sama.

    Pria kelahiran 21 Mei 1980 ini memulai karier militernya setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Perwira Prajurit Karier Tentara Nasional Indonesia pada tahun 2004.

    Dalam perjalanannya, ia telah mengukir banyak pengalaman penting dan menorehkan sejumlah prestasi membanggakan.

    Langkah awal Paulus di dunia militer dimulai saat ia bergabung dengan satuan elite Kopassus, tepatnya di Grup-2 Para Komando sebagai Komandan Peleton.

    Ia kemudian dipercaya memimpin sebagai Komandan Kompi selama lima tahun.

    Setelah itu, ia bertugas selama tujuh tahun di Grup 3/Sandhi Yudha Kopassus, yang juga termasuk dalam unit elit.

    Paulus juga pernah mengambil bagian dalam satuan Tugas Batalyon Mekanik TNI Kontingen Garuda XXIII-B/Unifil pada tahun 2007.

    Tak hanya fokus pada tugas-tugas militer, Paulus juga mengembangkan kapasitas akademiknya.

    Pada tahun 2016, ia menyelesaikan program magister di bidang Policing Intelligence and Counter Terrorism dari Macquarie University, Sydney, Australia.

    Kemudian pada tahun 2019, ia melanjutkan pendidikan militernya di Seskoad yang bekerja sama dengan US Army Commanding General and Staff College.

    Dalam program tersebut, ia lulus bersama dua rekan lainnya, yakni Mayor Inf Alzaki dan Mayor Arm Delli Yudha Adi, dengan catatan prestasi yang sangat membanggakan.

    Dengan kiprahnya, Paulus Pandjaitan menunjukkan bahwa ia mampu meneruskan tradisi keluarga Luhut Pandjaitan dalam dunia militer, khususnya di TNI Angkatan Darat.

    Seiring dengan perjalanan kariernya yang terus meningkat, Paulus sempat menjabat sebagai Komandan Batalyon 32 Grup 3 Kopassus, satu posisi strategis di satuan elite tersebut.

    Pada tahun 2022, ia mengemban tugas baru sebagai Asisten Penasihat Militer Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York sebuah posisi yang menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap kapabilitasnya.

    Sepanjang karier militernya, Paulus telah terlibat dalam berbagai operasi, baik di dalam negeri seperti Papua, maupun di panggung internasional saat ditugaskan dalam misi perdamaian di Kongo.

  • Gaya Paus Fransiskus, dari Jubah Putih ke Penobatan Pria Berpakaian Terbaik

    Gaya Paus Fransiskus, dari Jubah Putih ke Penobatan Pria Berpakaian Terbaik

    JAKARTA – Selain membawa pesan perdamaian dan kerukunan, Paus Fransiskus dikenal dengan gayanya yang tanpa disadari menjadi ikon mode.

    Jauh dari gemerlap dunia fashion, ia justru dikenal karena kesederhanaannya.

    Ia selalu mengenakan jubah putih polos, sepatu hitam, dan jam tangan biasa.

    Dilansir dari laman CNN pada Sabtu, 26 April, gaya Paus yang bersahaja dan sederhana, ternyata memberikan pengaruh begitu luas. Hingga akhirnya, ia dinobatkan sebagai ‘Pria Berpakaian Terbaik 2013’ versi Esquire.

    The New York Times melihat gaya kesederhanaan Paus Fransiskus. Terlihat sepatu hitam yang disebut-sebut dibuat oleh sahabat lamanya di Buenos Aires. Hingga akhirnya, sepatu hitam itu langsung menarik perhatian dunia.

    Berbeda dengan pendahulunya, Benediktus XVI yang gemar mengenakan busana dan aksesoris mewah, seperti salib dada berhias permata, sepatu rancangan desainer dengan warna merah terang, topi beludru, hingga topi bulu.

    Berbeda dengan Fransiskus yang tampil apa adanya mengenakan busana liturgi polos dan alas kaki praktis. Tak butuh waktu lama agar gaya ini mendapat pengakuan.

    The Cut menjuluki Fransiskus sebagai ‘paus normcore’ dunia, karena penampilannya yang sederhana dan tanpa pernak-pernik. Ia pun menjadi paus pertama yang tampil di sampul Rolling Stone. Tak hanya itu, berbagai meme dan merchandise mulai bermunculan, dari kaus hingga mug dengan wajah Paus Fransiskus sebagai ikon.

    “Sementara Bradley Cooper, Chris Pine, dan Joseph Gordon-Levitt mengalami tahun gemilang, pilihan busana mereka hanya sebatas karpet merah. Sementara itu, keputusan sartorial Paus Fransiskus secara halus menandakan era baru. Bagi banyak orang, bagi Gereja Katolik, itu harapan baru,” kata Max Berlinger, perwakilan dari Esquire.

    Max Berlinger bahkan diundang ke berbagai acara TV untuk membahas pilihannya menempatkan Paus di daftar pria berbusana terbaik. Namun, undangan tersebut ia tolak.

    “Aku cuma merasa itu keren dan layak disorot. Paus sebelumnya mengenakan pakaian mahal. Paus Fransiskus justru pergi ke penjara dan membasuh kaki narapidana. Aku merasa pakaian itu mencerminkan pergeseran yang lebih besar,” ujarnya.

    Carol Richardson, sejarawan seni liturgi dari University of Edinburgh, melihat kontras gaya antara Benediktus dan Paus Fransiskus sebagai cerminan dari pandangan teologi yang berbeda.

    “Benediktus XVI sedang ‘bermain’ dengan berbagai periode waktu lewat apa yang ia kenakan. Sebagai tradisionalis, ia ingin menegaskan kesinambungan historis kepausan,” jelas Richardson.

    “Sementara Fransiskus, sebagai Paus Jesuit pertama, lebih menekankan pada praktik nyata. Jesuit mempelajari bahasa, filsafat, sejarah, retorika, semua itu untuk diterapkan dalam kehidupan nyata sebagai imam dunia.” lanjutnya.

    Meski tidak berusaha tampil simbolis, pakaian serba putih Fransiskus tetap sarat makna. Warna putih melambangkan kemurnian dan kasih, sedangkan sejumlah aksesoris merah menandakan pengorbanan dan belas kasih.

    Sepatu hitam yang dikenakan, meski tidak memiliki makna resmi, mengingatkan pada biarawan tentang hidup kemiskinan dan kedermawanan.

  • Perusahaan AS Keluhkan Tarif Trump: Rugikan Konsumen dan Ekonomi!

    Perusahaan AS Keluhkan Tarif Trump: Rugikan Konsumen dan Ekonomi!

    Jakarta

    Sejumlah perusahaan terbesar di Amerika Serikat (AS) mulai mengeluhkan kebijakan tarif resiprokal Presiden Donald Trump. Sebab pengenaan tarif lini membuat banyak masyarakat mulai mengurangi belanja yang secara langsung melemahkan pemasukan perusahaan.

    Melansir laporan CNN, Sabtu (26/4/2025), sejumlah perusahaan besar AS seperti PepsiCo, American Airlines, Chipotle, IBM, Procter & Gamble, dan banyak perusahaan lainnya telah melaporkan penurunan laba sepanjang kuartal pertama 2025 imbas tarif Trump.

    Misalkan saja jaringan restoran, Chipotle, yang mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan di seluruh gerainya imbas kebijakan tarif tersebut. Jaringan restoran burrito tersebut juga mengatakan tarif akan menaikkan biaya bahan-bahan impor yang dibutuhkan seperti daging sapi dari Australia dan alpukat dari Peru.

    “Kekhawatiran seputar ekonomi adalah alasan utama konsumen mengurangi frekuensi kunjungan restoran pada triwulan lalu,” kata CEO Chipotle Scott Boatwright dalam sebuah panggilan telepon dengan para analis.

    Kemudian ada juga PepsiCo yang mulai menurunkan prospek laba bersih tahunnya imbas kenaikan biaya dalam rantai pasok perusahaan karena ketidakpastian ekonomi global. Belum lagi ketidakpastian ini juga dapat menurunkan penjualan perusahaan sepanjang tahun ini.

    “Kami memperkirakan lebih banyak volatilitas dan ketidakpastian, khususnya yang terkait dengan perkembangan perdagangan global, yang kami perkirakan akan meningkatkan biaya rantai pasokan kami,” kata CEO PepsiCo Ramon Laguarta dalam sebuah pernyataan.

    Kondisi ini juga menimpa maskapai-maskapai AS seperti American Airlines, Delta, Southwest, dan Alaska Air yang semuanya juga sudah memangkas laba perusahaan secara keseluruhan sepanjang tahun ini.

    Belum cukup, ada juga sektor perhotelan dan pariwisata yang mulai merasakan penurunan jumlah wisatawan asing yang bepergian ke Amerika imbas kebijakan tarif Trump. Khususnya para wisatawan asing yang berasal dari Kanada.

    “Penurunan reservasi internasional, dan kontak di bagian utara New York dekat perbatasan melihat penurunan kunjungan dari warga Kanada,” Kata seorang pemilik hotel di New York City melaporkan kepada Fed

    “Perjalanan dari Kanada menurun drastis, dan dikhawatirkan jumlah perjalanan musim panas dari Eropa dan Tiongkok juga akan terganggu karena reaksi negatif terhadap kebijakan tarif AS,” tambahnya.

    (igo/eds)

  • Kadin Siap Jemput Bola Perdagangan AS, Bahas Potensi Produk Ekspor hingga Investasi

    Kadin Siap Jemput Bola Perdagangan AS, Bahas Potensi Produk Ekspor hingga Investasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan akan menggelar misi dagang ke Amerika Serikat guna memperkuat peluang kerja sama perdagangan dan investasi. Agenda ini mencakup pertemuan dengan sejumlah mitra strategis di New York, Washington D.C., dan Los Angeles.

    Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengatakan kunjungan tersebut bertujuan menjajaki kerja sama baru dalam menghadapi tantangan global, termasuk ketegangan dagang antara AS dan negara mitra lain.

    “Malam ini kami akan berangkat ke Amerika. Di Washington D.C. akan bertemu dengan U.S. Chamber of Commerce. Tujuannya adalah mencari lawan dagang baru,” ujarnya dikutip Sabtu (26/4/2025). 

    Anindya menuturkan pihaknya juga akan membawa sejumlah masukan dari pelaku usaha nasional untuk dibahas bersama mitra di AS. Kadin ingin mendorong peningkatan ekspor sektor unggulan seperti elektronik, alas kaki, hingga perikanan.

    “Kami memikirkan bagaimana mencukup bola untuk ekspor yang sama tapi lebih. Misalnya, baby lobster bisa langsung diekspor dari Indonesia tanpa melalui negara ketiga,” katanya. 

    Dia menambahkan peluang ekspor juga terbuka untuk komoditas baru, sejalan dengan permintaan AS yang terus berkembang. Beberapa produk seperti durian, kapas, dan sawit disebut menjadi perhatian dalam perdagangan bilateral.

    Anindya mengatakan Kadin akan mendukung upaya negosiasi pemerintah terkait preferensi tarif dan fasilitas perdagangan seperti Generalized System of Preferences (GSP). 

    “Kami ingin Indonesia bisa menjadi pemenang dalam dinamika perdagangan global yang sedang berlangsung, terutama dalam konteks perang dagang 2.0,” ucapnya. 

  • Rusia dan AS Sepakati Poin Utama untuk Akhiri Perang Ukraina – Halaman all

    Rusia dan AS Sepakati Poin Utama untuk Akhiri Perang Ukraina – Halaman all

    TRIBUNENWS.COM – Pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan utusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Steve Witkoff, menghasilkan kesepakatan penting untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan di Ukraina.

    Penasihat urusan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, menyatakan bahwa pertemuan yang berlangsung selama tiga jam tersebut berjalan dengan konstruktif dan berhasil mempersempit perbedaan pandangan antara kedua belah pihak.

    Poin Penting Pertemuan

    Ushakov mengungkapkan bahwa diskusi tersebut difokuskan pada kemungkinan dimulainya kembali pembicaraan langsung antara Rusia dan Ukraina.

    “Pertemuan ini memungkinkan Rusia dan AS untuk lebih menyatukan posisi mereka tidak hanya mengenai Ukraina tetapi juga mengenai sejumlah isu internasional lainnya,” katanya.

    Presiden Trump menegaskan bahwa sebagian besar poin utama perjanjian untuk mengakhiri perang telah disepakati.

    Melalui akun media sosialnya, Trump menyatakan bahwa Rusia dan Ukraina sangat dekat dengan kesepakatan.

    Ia menyerukan agar kedua belah pihak bertemu di tingkat tertinggi untuk menyelesaikan masalah ini.

    Prinsip Ukraina dalam Negosiasi

    Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Hiorhiy Tekhy, menegaskan posisi negaranya dalam perundingan.

    Ukraina mengadopsi tiga prinsip utama yaitu tidak mengakui wilayah yang dicaplok Rusia, tidak menerima pembatasan pada angkatan bersenjata dan industri militer, serta menolak hak negara ketiga untuk memveto keputusan Ukraina dalam bergabung dengan aliansi internasional.

    Tekhy menekankan bahwa prinsip-prinsip tersebut bukan hanya berkaitan dengan gencatan senjata, tetapi juga merupakan kerangka kerja komprehensif untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.

    Sebelumnya, The New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Trump berupaya mencegah aksesi Ukraina ke aliansi NATO.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Salah Hitung Posisi Bulan, Kapal Raksasa Tenggelam Ribuan Tewas

    Salah Hitung Posisi Bulan, Kapal Raksasa Tenggelam Ribuan Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Harland and Wolff, perusahaan kapal asal Inggris, sempat berbangga ketika berhasil menyelesaikan pembangunan kapal paling besar dan canggih karena dilengkapi teknologi termutakhir di dunia pada 31 Maret 1912. Kapal sepanjang 269 meter dan lebar 28,19 meter ini digadang-gadang tahan menghadapi ganasnya ombak samudra.

    Bahkan, muncul klaim legendaris: “Tuhan pun tak bisa menenggelamkan kapal ini.” Begitu yakinnya orang terhadap kapal itu.

    Sembilan hari setelah rampung, kapal megah itu memulai pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris, menuju New York, Amerika Serikat. Kapal itu dinamai RMS Titanic. Ribuan penumpang, mayoritas orang kaya Eropa, ikut berlayar sambil membawa harta seperti emas, berlian, bahkan mobil mewah. Menurut Daily Mail, total nilai harta itu setara Rp4 triliun jika dihitung saat ini.

    Namun, kepercayaan diri itu luluh lantak empat hari kemudian. Tengah malam, di lautan tenang dan berbintang, Titanic menabrak gunung es. Robekan sepanjang 90 meter di lambung kapal membuat air laut masuk cepat. Titanic perlahan tenggelam.

    Tepat 15 April 1912, 113 tahun lalu, Titanic karam di Samudra Atlantik. Dari 2.208 penumpang, hanya 707 yang selamat. Sisanya tenggelam atau membeku di laut sedingin es.

    Misteri dan Harta Karun Titanic

    Sejak kejadian itu, bangkai Titanic jadi bahan pembicaraan sepanjang masa. Banyak pihak, seperti dilaporkan BBC International, tertarik mengangkat barang-barang peninggalan penumpang Titanic, dari jam saku, tas, lukisan, berlian, sampai guci-guci asal China.

    Untungnya, artefak yang berhasil diangkat sekarang disimpan dan dipamerkan di museum oleh RMS Titanic Inc., bukan diperjualbelikan.

    “Kami ingin melestarikan kenangan itu agar semua orang bisa belajar dari sejarah,” ujar Direktur Koleksi RMS Titanic, Tomasina Ray.

    Apa Penyebab Titanic Tenggelam?

    Soal penyebab tenggelamnya Titanic, masih jadi bahan diskusi panjang. Salah satu teori muncul dari sejarawan Tim Maltin dalam bukunya Titanic: A Very Deceiving Night (2012).

    Maltin menyebut, malam itu air laut pasang tinggi akibat posisi bulan yang sangat dekat ke bumi. Ini menyebabkan gunung-gunung es di utara bergerak lebih jauh ke selatan, masuk ke jalur pelayaran Titanic, jalur yang sebenarnya normalnya aman dari gunung es.

    Karena itulah, kru Titanic tak menduga adanya ancaman gunung es. Saat akhirnya gunung es muncul di depan kapal, tabrakan pun tak bisa dihindari.

    Menurut Maltin, tragedi ini bukan sepenuhnya kesalahan manusia, melainkan gabungan dari kondisi alam yang tak terduga.

    Meski begitu, teori ini hanya salah satu dari banyak teori tentang tenggelamnya Titanic. Sampai sekarang, penyebab pastinya masih terus jadi bahan penelitian dan perdebatan para ahli.

    (fsd/fsd)

  • Putin dan Utusan Trump Sepakati Poin Utama Akhiri Perang Rusia-Ukraina – Halaman all

    Putin dan Utusan Trump Sepakati Poin Utama Akhiri Perang Rusia-Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penasihat urusan luar negeri Presiden Rusia Vladimir Putin, Yuri Ushakov, mengatakan pertemuan antara Putin dan utusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Steve Witkoff berjalan konstruktif.

    Trump juga mengungkapkan sebagian besar poin utama yang dibahas untuk mengakhiri perang di Ukraina telah disepakati.

    “Pertemuan tiga jam itu membantu mempersempit perbedaan pendapat mengenai cara mengakhiri perang di Ukraina,” kata Yuri Ushakov pada hari Jumat (25/4/2025).

    Ia menambahkan bahwa diskusi Putin dan Steve Witkoff difokuskan pada kemungkinan dimulainya kembali pembicaraan langsung antara Rusia dan Ukraina.

    Pertemuan tersebut juga memungkinkan Rusia dan AS untuk lebih menyatukan posisi mereka, tidak hanya mengenai Ukraina, tetapi juga mengenai sejumlah isu internasional lainnya.

    Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan sebagian besar poin utama perjanjian untuk mengakhiri perang antara Ukraina dan Rusia telah disepakati.

    Trump menambahkan bahwa utusannya, Steve Witkoff, sedang mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin pada hari Jumat mengenai penyelesaian perang.

    Tak lama setelah tiba di Roma pada hari Jumat untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di hari berikutnya, Trump menulis melalui akun @realDonaldTrump di platform media sosial Truth Social, bahwa Rusia dan Ukraina sangat dekat dengan kesepakatan.

    Ia menyerukan kedua belah pihak sekarang harus bertemu di tingkat tertinggi untuk menyelesaikannya, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Ukraina Ungkap Prinsip Negaranya

    Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Hiorhiy Tekhy menegaskan posisi dan prinsip negaranya dalam perundingan London dalam visi yang lebih luas dan jangka panjang untuk penyelesaian perang Rusia-Ukraina.

    Juru bicara itu menjelaskan Ukraina menganut tiga prinsip selama negosiasi yaitu tidak akan mengakui bagian mana pun dari wilayahnya sebagai wilayah Rusia, tidak akan menerima pembatasan apa pun pada angkatan bersenjatanya, kemampuan pertahanannya, atau industri militernya, dan tidak ada negara ketiga yang memiliki hak untuk memveto keputusan Ukraina untuk bergabung dengan aliansi mana pun.

    Sebelumnya, The New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Trump berupaya untuk mencegah aksesi Ukraina ke aliansi NATO.

    Sementara itu, Hiorhiy Tekhy menegaskan prinsip negaranya bukan hanya masalah gencatan senjata langsung, tetapi lebih merupakan kerangka kerja umum dan komprehensif untuk mengakhiri perang dan perdamaian abadi.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Patok Tarif Impor Tinggi, Trump Digugat 12 Negara Bagian

    Patok Tarif Impor Tinggi, Trump Digugat 12 Negara Bagian

    Jakarta

    12 negara bagian di Amerika Serikat (AS) bergabung menggugat kebijakan tarif impor tinggi yang ditetapkan Presiden Donald Trump

    Mengutip BBC, gugatan tersebut menyatakan Trump seharusnya tidak berwenang langsung mematok tarif impor. Alasannya, kebijakan tersebut harus terlebih dulu disetujui oleh Parlemen AS.

    Selain itu mempertanyakan Trump yang menerapkan aturan tahun 1970-an, yaitu Undang-Undang (UU) Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (International Emergency Economic Powers Act/IEEPA) untuk menerapkan tarif. Gugatan tersebut sudah dijukan ke Pengadilan Perdagangan Internasional AS.

    Menurut UU tersebut seorang presiden dapat menggunakan undang-undang tersebut untuk menangani ancaman yang tidak biasa dan luar biasa, yang sumbernya sebagian besar atau seluruhnya di luar Amerika Serikat, terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, atau ekonomi Amerika Serikat, jika dia telah terlebih dahulu menyatakan keadaan darurat nasional.

    Namun, UU tersebut tidak pernah digunakan oleh presiden AS manapun untuk mengatur tarif impor.

    “Presiden telah menjungkirbalikkan tatanan konstitusional dan membawa kekacauan pada ekonomi Amerika,” bunyi sebagian kutipan gugatan tersebut.

    Menanggapi gugatan tersebut, pihak Gedung Putih justru menuding Jaksa Agung New York Letitia James hanya memprioritaskan gugatan untuk melemahkan Presiden Trump, alih-alih menggugat untuk melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

    Juru bicara Gedung Putih Kush Desai menegaskan Pemerintahan AS tetap berkomitmen untuk menggunakan kewenangan hukumnya sepenuhnya untuk menghadapi berbagai keadaan darurat nasional yang saat ini dihadapi negara.

    “Baik momok migrasi ilegal dan aliran fentanil melintasi perbatasan kita maupun defisit perdagangan barang AS tahunan yang meledak,” kata Desai.

    (hal/hns)