kab/kota: New York

  • Eropa Barat Gelap Gulita Gara-gara Cuaca Ekstrem, Spanyol dan Portugal Paling Parah – Halaman all

    Eropa Barat Gelap Gulita Gara-gara Cuaca Ekstrem, Spanyol dan Portugal Paling Parah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemadaman listrik besar-besaran terjadi di beberapa wilayah Eropa Barat, terutama di Spanyol dan Portugal pada Senin (28/4/2025).

    Akibatnya, aktivitas warga terganggu karena kereta api dan kereta bawah tanah terhenti, lampu lalu lintas padam, toko-toko tutup, dan beberapa penerbangan dibatalkan.

    Reaksi di seluruh wilayah beragam, mulai dari penimbunan bahan pangan, kebingungan, hingga bertahan dengan cara hidup tanpa listrik.

    Terdapat masalah yang meluas dalam menghubungkan ke internet dan jaringan telepon di seluruh Spanyol dan Portugal. Kurangnya akses terhadap informasi membingungkan banyak orang

    Dikutip dari The New York Times, setelah listrik padam, antrean panjang terlihat di luar ATM.

    Lampu lalu lintas dan rambu jalan listrik berhenti berfungsi, otoritas lalu lintas Spanyol melalui media sosial X meminta warga untuk “sebisa mungkin menghindari berkendara” — meskipun banyak yang tidak dapat mengakses pesan tersebut.

    Tak lama setelah pemadaman listrik, rekaman di media berita Spanyol menunjukkan kekacauan di Madrid.

    Karena tidak ada lampu lalu lintas yang berfungsi, kendaraan menghalangi jalan-jalan kota yang lebar dan rindang, dan polisi lalu lintas bertindak seadanya, melakukan yang terbaik untuk menjaga agar keadaan tetap berjalan.

    Menjelang sore, para penumpang meninggalkan kendaraan mereka, dan memilih berjalan kaki.

    Red Eléctrica de España (REE), perusahaan listrik Spanyol mengatakan Spanyol dan Portugal terkena “el cero” – angka nol.

    Perdana Menteri Portugal, Luís Montenegro, mengatakan bahwa masalah tersebut bermula di Spanyol.

    Perusahaan listrik Portugal, Redes Energéticas Nacionais (REN) mengatakan bahwa “fenomena atmosfer langka” telah menyebabkan ketidakseimbangan suhu yang parah yang menyebabkan penutupan yang meluas.

    “Karena variasi suhu ekstrem di pedalaman Spanyol, terjadi osilasi anomali pada saluran tegangan sangat tinggi (400 kV), fenomena yang dikenal sebagai ‘getaran atmosfer terinduksi’.”

    “Osilasi ini menyebabkan kegagalan sinkronisasi antara sistem kelistrikan, yang menyebabkan gangguan beruntun di seluruh jaringan Eropa yang saling terhubung,” kata REN, dikutip dari The Guardian.

    Risiko yang ditimbulkan pada sistem kelistrikan akibat variasi besar dalam suhu atmosfer sudah diketahui dalam industri, meskipun masalah pada skala ini jarang muncul.

    “Karena variasi suhu, parameter konduktor berubah sedikit,” kata Taco Engelaar, direktur pelaksana di Neara, penyedia perangkat lunak untuk perusahaan listrik.

    “Hal ini menciptakan ketidakseimbangan dalam frekuensi,” lanjutnya.

    Sementara itu, Georg Zachmann, seorang peneliti senior di Bruegel, sebuah lembaga riset di Brussels, mengatakan sistem tersebut telah mengalami “pemutusan daya secara berjenjang dari pembangkit listrik” – termasuk satu di Prancis – ketika frekuensi jaringan turun di bawah standar Eropa yaitu 50 Hz.

    Presiden Dewan Eropa, António Costa mengatakan “tidak ada bukti bahwa pemadaman ini adalah serangan siber”.

    Wakil presiden senior Komisi Eropa, Teresa Ribera juga mengatakan kepada Radio 5 Spanyol bahwa tidak ada bukti tindakan yang disengaja yang menyebabkan pemadaman tersebut.

    Namun, dewan keamanan nasional Spanyol bersidang pada hari Senin untuk menilai pemadaman listrik tersebut.

    Perdana Menteri Portugal mengatakan masih terlalu dini untuk memastikan penyebab pemadaman listrik tersebut.

    Listrik Mulai Menyala

    Listrik mulai pulih di beberapa wilayah di semenanjung Iberia pada Senin malam setelah pemadaman listrik besar-besaran yang mengakibatkan sebagian besar wilayah Spanyol dan Portugal lumpuh.

    Dikutip dari Reuters, listrik di Spanyol mulai kembali menyala di daerah Basque dan Barcelona pada Senin sore, dan di beberapa bagian ibu kota Madrid pada Senin malam.

    Sekitar 61 persen listrik telah pulih pada Senin malam, menurut operator jaringan listrik nasional.

    Enagas mengatakan pihaknya telah mengaktifkan sistem darurat untuk memenuhi permintaan selama pemadaman listrik.

    Sementara operator jaringan listrik Spanyol REE, Eduardo Prieto mengatakan mengembalikan sistem ke normal akan memakan waktu “beberapa jam”.

    Dalam sebuah video yang diunggah di X, Wali Kota Madrid Jose Luis Martinez-Almeida mengatakan penerangan jalan kota belum pulih sepenuhnya sehingga ia menyarankan orang-orang untuk tetap tinggal di rumah.

    “Sangat penting bahwa layanan darurat dapat bersiaga,” katanya melalui X.

    Listrik juga berangsur pulih di berbagai kota di Portugal pada Senin malam, termasuk pusat kota Lisbon.

    Operator jaringan listrik REN mengatakan 85 dari 89 gardu listrik telah kembali beroperasi.

    (*)

  • 100 Hari Trump, Amerika dalam Badai Politik

    100 Hari Trump, Amerika dalam Badai Politik

    Jakarta

    Pelantikan pada 20 Januari 2025 menandai dimulainya masa jabatan kedua Donald Trump sebagai presiden. Sejak ia menjabat, begitu banyak perubahan terjadi dalam politik Amerika Serikat (AS), hingga sulit dipercaya bahwa dengan berbagai perubahan kebijakan arah yang terjadi, pemerintahan ini baru berjalan 100 hari. Baik dalam pergeseran kebijakan luar negeri AS yang fundamental, maupun penerapan tarif terhadap impor dunia, hampir tidak ada satu hari pun di mana Gedung Putih tidak menjadi sumber berita penting.

    “Tak peduli dari sisi politik mana Anda berada, saya rasa kebanyakan orang sepakat bahwa ini masa yang sangat sibuk,” kata Patrick Malone, profesor di Departemen Administrasi Publik dan Kebijakan di American University, Washington, DC. “Dia (Trump) benar-benar datang dengan penuh gebrakan.”

    Para ahli mengatakan ada strategi di balik semua aksi tersebut.

    Majalah Time menyebutnya sebagai “serangan kilat berupa perebutan kekuasaan, pergeseran strategis, dan serangan langsung” yang membuat lawan di dalam dan luar negeri terkejut.

    Warga Amerika yang tidak setuju dengan arah baru Trump bahkan bingung harus memulai dari mana untuk memprotes. Apakah harus menentang sikap Trump terhadap perubahan iklim dan rencananya untuk meningkatkan pengeboran minyak? Ataukah memprotes pelanggaran terhadap pemisahan kekuasaan, seperti saat pemerintahannya mendeportasi imigran melanggar perintah pengadilan federal?

    Atau mungkin perlu memprotes pembatasan terhadap pers bebas, saat beberapa media yang tidak disukai Trump dilarang menghadiri konferensi pers Gedung Putih? Atau pelarangan kebebasan berekspresi ketika universitas dan peneliti diputus dari dana federal?

    Masa jabatan kedua Trump membelah bangsa lebih dalam dari sebelumnya. Namun, di tengah semua itu, banyak yang bertanya: Berapa banyak janji kampanye Trump yang sebenarnya sudah dipenuhi?

    Mengakhiri perang di Ukraina

    “Mereka sekarat, baik warga Rusia dan Ukraina. Saya ingin agar mereka berhenti sekarat. Dan saya akan menyelesaikannya, saya akan menyelesaikannya dalam 24 jam,” katanya.

    Namun, perang masih berlanjut, dan Trump harus mengakui bahwa ia tidak berhasil mengakhiri konflik. Pemerintahannya kini berupaya mencari solusi sendiri, tanpa dukungan tradisional dari sekutu AS, dengan kompromi yang lebih menguntungkan Rusia ketimbang Ukraina.

    Bahkan dalam percakapan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Trump tampak memberikan konsesi besar terhadap posisi Rusia, meskipun Rusia adalah pihak yang menginvasi Ukraina.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendapat kecaman keras dari Trump dan Wakil Presiden JD Vance saat mengunjungi Gedung Putih karena dianggap “tidak tahu berterima kasih.” Akibat ketegangan itu, bantuan militer ke Ukraina sempat ditangguhkan, meskipun kini telah dilanjutkan.

    Baru-baru ini, Trump mengkritik Ukraina karena bersikeras mempertahankan Krimea sebagai bagian dari wilayahnya, menyarankan agar Ukraina menyerahkan semenanjung itu demi mempercepat perdamaian. Hal ini membuat warga Ukraina, yang terdampak langsung oleh perang, terkejut dengan perubahan sikap AS yang drastis.

    Bukan hanya Ukraina yang khawatir. Negara-negara Barat juga waswas terhadap loyalitas Trump. Ia mempertanyakan keterlibatan AS di NATO dan bahkan mengatakan mungkin tidak akan membela negara anggota NATO yang dianggapnya kurang membayar biaya pertahanan mereka jika diserang Rusia. Walaupun Trump kemudian menarik ucapannya, jelas bagi negara-negara Eropa bahwa mereka tidak lagi bisa sepenuhnya mengandalkan AS.

    Trump: ‘Usir penjahat haus darah’

    Kebijakan imigrasi adalah salah satu isu favorit kampanye Trump. Pada Oktober 2024 di New York, ia berjanji akan meluncurkan program deportasi terbesar dalam sejarah AS.

    Trump berkata ia akan “memasukkan para penjahat haus darah ini ke penjara, lalu mengusir mereka secepat mungkin dari negara kita.”

    Namun, hingga kini, program deportasinya belum berjalan secepat yang dijanjikan. Pada Februari, bulan penuh pertama Trump menjabat, sekitar 11.000 migran dideportasi. Sebagai perbandingan, pada Februari 2021 (masa awal pemerintahan Joe Biden), sekitar 12.000 orang dideportasi. Namun, menurut NBC News, jumlah orang yang menyeberang perbatasan selatan AS dengan Meksiko kini menurun di bawah pemerintahan Trump.

    Trump jelas telah memperketat imigrasi, kata Malone. “Sebagian orang menganggap itu keberhasilan, sebagian lagi menganggap itu bertentangan dengan nilai-nilai Amerika.”

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Ekonomi: ‘Amerika kembali’

    Trump berkampanye dengan janji bahwa ekonomi AS akan melonjak di bawah kepemimpinannya. Salah satu slogannya adalah “buat Amerika terjangkau lagi”, ia berjanji harga-harga akan turun sejak hari pertama masa jabatannya, mirip dengan janji mengakhiri perang di Ukraina dalam 24 jam.

    Hal ini terjadi untuk beberapa produk, salah satunya bensin. Harga penerbangan dan hotel juga menurun, begitu juga inflasi secara keseluruhan. Namun, menurut AP, harga barang-barang selain bensin dan makanan masih naik 2,8% dibandingkan tahun sebelumnya, kenaikan terendah dalam hampir empat tahun.

    “Politik Presiden Trump berhasil menjaga inflasi tetap rendah,” kata Stephen Miran, ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih, dalam wawancara dengan CNBC. “Antara itu dan perdagangan; Amerika kembali.”

    Namun, bagi banyak warga Amerika, belanja kebutuhan sehari-hari tetap mahal. Belanja mingguan untuk dua orang masih bisa menghabiskan lebih dari $150 (sekitar Rp 2.400.000), bahkan di daerah yang tidak mahal.

    Tarif Trump: Janji dipenuhi, tapi picu kekhawatiran

    Setelah terpilih, Trump mengumumkan akan mengakhiri kebijakan “perbatasan yang terlalu terbuka” dan defisit perdagangan AS. Pada April, pemerintahannya memberlakukan serangkaian tarif protektif hampir untuk semua barang impor ke AS. Jadi: janji dipenuhi.

    Namun, hal ini membuat beberapa produk menjadi lebih mahal untuk konsumen AS dan merusak hubungan dagang yang sudah ada.

    Menurut survei Pew Research Center, warga Amerika kini memandang situasi ekonomi negaranya lebih pesimis dibandingkan Februari lalu, sebelum tarif diumumkan.

    Saat itu, 40% responden memperkirakan ekonomi AS akan membaik setahun kemudian, sedangkan 37% berpikir akan memburuk. Pada April, hanya 36% yang masih optimis, dan 45% yakin ekonomi AS akan memburuk.

    ‘Kami tidak memiliki stabilitas dalam pemerintahan’

    Sebagian ketidakpastian ini mungkin disebabkan oleh pemerintahan Trump yang memperkenalkan, lalu mencabut kebijakan (seperti tarif) dengan cepat. Pergantian kebijakan seperti ini, kata Malone, merusak prinsip dasar pemerintahan yang baik: stabilitas.

    “100 hari pertama ini seperti pusaran, tapi bukan berarti semuanya kemajuan,” ujar sang ilmuwan politik kepada DW.

    Pemerintahan Trump memperkenalkan banyak hal, lalu menariknya kembali. Ini terlihat dalam urusan tarif maupun pemutusan hubungan kerja di banyak lembaga pemerintah. Awalnya ribuan pegawai diberhentikan, tetapi sebagian seperti di bidang penerbangan dan keselamatan nuklir, akhirnya dipekerjakan lagi.

    “Itu cara yang sangat sulit untuk menjalankan pemerintahan,” kata Malone. “Semua pemerintahan menginginkan konsistensi, prediktabilitas, dan bergerak perlahan… Anda butuh stabilitas dalam pemerintahan, dan ini bukan stabilitas.”

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Prita Kusumaputri

    ‘Lihat juga Video Joe Biden: Kurang dari 100 Hari, Pemerintahan Trump Buat Banyak Kerusakan’

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 4 Fakta Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Iran tapi Penyebab Belum Ketahuan

    4 Fakta Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Iran tapi Penyebab Belum Ketahuan

    Jakarta

    Ledakan dahsyat di Pelabuhan Shahid Rajeee, Iran menyebabkan puluhan orang tewas. Namun, penyebab ledakan belum terungkap.

    Ledakan terjadi pada Sabtu (26/4/2025) waktu setempat. Awalnya pemerintah Iran mengatakan delapan orang tewas akibat insiden tersebut.

    Proses pemadaman memakan waktu berjam-jam. Media pemerintah Iran melaporkan bahwa ‘ledakan besar’ mengguncang area Shahid Rajaee, yang merupakan pelabuhan komersial terbesar di negara tersebut, yang terletak di Provinsi Hormozgan, pesisir selatan Iran.

    Berdasarkan tayangan televisi pemerintah Iran, kepulan asap hitam pekat membubung ke udara dari area pelabuhan tersebut, yang menjadi tempat banyak peti kemas disimpan. Sejumlah helikopter dikerahkan untuk memadamkan api.

    Rusia turut mengirimkan tim penyelamat ke Pelabuhan Iran. Tim penyelamat dikirim untuk membantu memadamkan api.

    “Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pengiriman segera beberapa pesawat yang membawa spesialis dari Kementerian Situasi Darurat Rusia,” kata Kedutaan Besar Rusia dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Senin (28/4/2025).

    “Tim penyelamat akan dikirim untuk membantu operasi pemadaman kebakaran di Pelabuhan Shahid Rajaee,” lanjutnya.

    40 Orang Tewas

    Ledakan Guncang Pelabuhan Iran. (Foto: Planet Labs PBC via AP)

    Korban ledakan dahsyat di Pelabuhan Iran terus bertambah. Awal kejadian dilaporkan delapan orang tewas. Per Minggu (27/4), 40 orang dilaporkan meninggal dalam peristiwa tersebut.

    “Untuk saat ini, 40 orang telah kehilangan nyawa akibat cedera yang disebabkan oleh ledakan tersebut,” kata pejabat provinsi Hormozgan Mohammad Ashouri, dikutip AFP, pada Minggu (27/4/2025).

    Ratusan orang lain terluka akibat ledakan itu. Dalam sebuah siaran televisi pemerintah, kantor bea cukai pelabuhan menyatakan bahwa ledakan itu mungkin disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di depot penyimpanan bahan kimia dan berbahaya. Seorang pejabat darurat regional mengatakan beberapa kontainer telah meledak.

    Sementara itu, The New York Times mengutip sumber yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, mengatakan bahwa yang meledak adalah natrium perklorat — bahan utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.

    Penyebab Diminta Diungkap

    Ledakan di Pelabuhan Iran. (Foto: Hessam Oddin Ansarian/Getty Images)

    Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei meminta pejabat keamanan dan peradilan menyelidiki penyebab ledakan yang menewaskan puluhan orang di Pelabuhan selatan utama Iran. Menurutnya pejabat keamanan dan peradilan berkewajiban melakukan penyelidikan.

    “Pejabat keamanan dan peradilan berkewajiban untuk menyelidiki secara menyeluruh, mengungkap kelalaian atau niat apa pun, dan menindaklanjutinya sesuai dengan peraturan,” kata Khamenei dalam sebuah pesan yang disiarkan oleh televisi pemerintah dilansir AFP, Senin (28/4/2025).

    Dilansir AFP, lebih dari seribu orang mengalami luka-luka. Hal itu disamapaikan pejabat provinsi Hormozgan Mohammad Ashouri pada Minggu (27/4/2025) waktu setempat.

    “Untuk saat ini, 40 orang telah kehilangan nyawa akibat cedera yang disebabkan oleh ledakan tersebut,” kata Ashouri kepada televisi pemerintah.

    Ledakan Diduga dari Kontainer

    Ledakan di Pelabuhan Iran. (Foto: Razieh Pudat/ISNA via AP)

    Ledakan itu diduga berasal dari container bermuatan bahan kimia yang berada di lokasi. Juru Bicara Organisasi Manajemen Krisis Iran, Hossein Zafari, mengatakan organisasinya telah memperingatkan potensi bahaya terkait keberadaan kontainer bermuatan kimia di Pelabuhan Shahid Rajaee saat melakukan kunjungan ke pelabuhan itu beberapa waktu lalu.

    “Penyebab ledakan adalah bahan kimia di dalam kontainer,” katanya.

    Juru bicara pemerintah Iran mengatakan meskipun bahan kimia kemungkinan besar menjadi penyebab ledakan, namun saat ini penyebab pasti ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee masih diselidiki.

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut dan mengirim menteri dalam negerinya ke lokasi kejadian. Otoritas Iras berupaya untuk memadamkan api dan mencegahnya menyebar ke daerah lain.

    Sementara itu, The New York Times mengutip sumber yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, mengatakan bahwa yang meledak adalah natrium perklorat — bahan utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.

    Kantor hingga Sekolah Tutup

    Ledakan di Pelabuhan Iran. (Foto: Iranian Red Crescent / Handout/Anadolu via Getty Images)

    Pelabuhan itu berlokasi di kota Bandar Abbas, Iran. Pemerintah Iran telah memerintahkan untuk menutup sekolah dan kantor di sekitar wilayah Bandar Abbas.

    “Dengan asap yang menyesakkan menyebar ke seluruh area, semua sekolah dan kantor yang berjarak 23 kilometer di Bandar Abbas, ibu kota provinsi Hormozgan, telah diperintahkan tutup pada hari Minggu,” kata Tv pemerintah Iran dilansir AFP, Minggu (27/4/2025).

    Kebijakan penutupan sekolah dan kantor dilakukan untuk memudahkan petugas dalam melakukan pencarian korban. Sekitar 10 jam setelah ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee di Iran selatan, TV pemerintah melaporkan kebakaran semakin parah.

    “Intensitas kebakaran di Pelabuhan Shahid Rajaee telah meningkat dan ada kemungkinan api dapat menyebar ke area dan peti kemas lainnya”, kata TV pemerintah Sabtu malam.

    Gambar dari kantor berita resmi IRNA menunjukkan tim penyelamat dan korban berjalan di sepanjang jalan raya lebar yang dipenuhi puing-puing setelah ledakan.

    Halaman 2 dari 5

    (idn/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mengulik Asal Mula Istilah May Day di Peringatan Hari Buruh

    Mengulik Asal Mula Istilah May Day di Peringatan Hari Buruh

    Jakarta: Peringatan Hari Buruh jatuh setiap tanggal 1 Mei. Hari Buruh ini juga kerap disebut dengan istilah May Day.

    May Day merupakan perayaan tahunan yang dijadikan momen untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh di berbagai negara, termasuk di Indonesia. 

    May Day telah menjadi simbol perjuangan kelas pekerja di seluruh dunia, namun tidak banyak yang mengetahui asal mula dari istilah May Day.

    Istilah May Day sudah diadopsi secara internasional karena merujuk pada hari pertama di bulan Mei (tanggal 1 Mei) . Istilah ini tidak hanya sekadar tagline atau slogan semata, tetapi dalam sejarahnya juga menjadi ajakan atau panggilan untuk bertindak dan beraksi bersama-sama untuk sebuah hal yang mendesak. 

    Melalui istilah May Day tersebut, para pekerja ingin meningkatkan kesadaran masyarakat luas akan isu-isu krusial yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Ini meliputi masalah-masalah seperti ketidaksetaraan, ketidakadilan, eksploitasi tenaga kerja, perubahan iklim yang berdampak pada pekerja, hingga isu-isu lainnya.
     

     

    Sejarah Hari Buruh

    Hari Buruh lahir dari perjuangan kelas pekerja yang tak kenal lelah untuk meraih hak-hak mereka di tengah perubahan kapitalisme industri. Pada awal abad ke-19, di Eropa Barat dan Amerika Serikat, kondisi kerja yang buruk, intensitas jam kerja yang tinggi, dan upah yang minim memicu perlawanan dari para pekerja.
     
    Pada tahun 1806, pemogokan pertama di Amerika Serikat oleh pekerja Cordwainers menandai awal perjuangan untuk mengurangi jam kerja. Perjuangan ini terus bergulir, didorong oleh tokoh seperti Peter McGuire dan Matthew Maguire, yang memimpin aksi mogok dan berbicara atas nama pekerja untuk tuntutan jam kerja yang lebih manusiawi.

    Pada tahun 1882, McGuire memimpin parade Hari Buruh pertama di New York, menuntut jam kerja delapan jam sehari. Parade ini menjadi inspirasi bagi gerakan serupa di seluruh negara bagian. Oregon menjadi negara bagian pertama yang mengakui Hari Buruh sebagai hari libur umum pada tahun 1887.

    Peristiwa penting terjadi pada tanggal 1 Mei 1886, ketika 400.000 buruh di Amerika Serikat menggelar demonstrasi untuk menuntut jam kerja delapan jam. Peristiwa tragis di Haymarket Square, Chicago, di mana para demonstran ditembaki oleh polisi, mengukir peringatan yang mendalam akan perjuangan pekerja. Pada hari itu, ratusan pekerja tewas, dan pemimpin gerakan dihukum mati, menjadikan mereka martir bagi perjuangan buruh.

    Pada tahun 1889, Kongres Sosialis Dunia memutuskan untuk memperingati Hari Buruh secara internasional pada tanggal 1 Mei. Resolusi ini memicu perayaan May Day di seluruh dunia, di mana pekerja bersatu dalam tuntutan jam kerja yang lebih adil dan hak-hak lainnya.
     
    Di Indonesia, peringatan Hari Buruh dimulai pada tahun 1920. Namun, di masa pemerintahan Orde Baru, peringatan Hari Buruh dikaitkan dengan gerakan komunis dan dihapus sebagai hari libur nasional. Meskipun demikian, setelah jatuhnya rezim tersebut, peringatan May Day kembali marak di Indonesia sebagai wujud solidaritas pekerja.
     
    Hari Buruh bukan hanya tentang mengenang perjuangan masa lalu, tetapi juga tentang memperkuat solidaritas di antara pekerja dan terus memperjuangkan hak-hak mereka. Meskipun tantangan masih ada, perayaan May Day menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya hak-hak pekerja dalam masyarakat.

    Jakarta: Peringatan Hari Buruh jatuh setiap tanggal 1 Mei. Hari Buruh ini juga kerap disebut dengan istilah May Day.
     
    May Day merupakan perayaan tahunan yang dijadikan momen untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh di berbagai negara, termasuk di Indonesia. 
     
    May Day telah menjadi simbol perjuangan kelas pekerja di seluruh dunia, namun tidak banyak yang mengetahui asal mula dari istilah May Day.

    Istilah May Day sudah diadopsi secara internasional karena merujuk pada hari pertama di bulan Mei (tanggal 1 Mei) . Istilah ini tidak hanya sekadar tagline atau slogan semata, tetapi dalam sejarahnya juga menjadi ajakan atau panggilan untuk bertindak dan beraksi bersama-sama untuk sebuah hal yang mendesak. 
     
    Melalui istilah May Day tersebut, para pekerja ingin meningkatkan kesadaran masyarakat luas akan isu-isu krusial yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Ini meliputi masalah-masalah seperti ketidaksetaraan, ketidakadilan, eksploitasi tenaga kerja, perubahan iklim yang berdampak pada pekerja, hingga isu-isu lainnya.
     

     

    Sejarah Hari Buruh

    Hari Buruh lahir dari perjuangan kelas pekerja yang tak kenal lelah untuk meraih hak-hak mereka di tengah perubahan kapitalisme industri. Pada awal abad ke-19, di Eropa Barat dan Amerika Serikat, kondisi kerja yang buruk, intensitas jam kerja yang tinggi, dan upah yang minim memicu perlawanan dari para pekerja.
     
    Pada tahun 1806, pemogokan pertama di Amerika Serikat oleh pekerja Cordwainers menandai awal perjuangan untuk mengurangi jam kerja. Perjuangan ini terus bergulir, didorong oleh tokoh seperti Peter McGuire dan Matthew Maguire, yang memimpin aksi mogok dan berbicara atas nama pekerja untuk tuntutan jam kerja yang lebih manusiawi.
     
    Pada tahun 1882, McGuire memimpin parade Hari Buruh pertama di New York, menuntut jam kerja delapan jam sehari. Parade ini menjadi inspirasi bagi gerakan serupa di seluruh negara bagian. Oregon menjadi negara bagian pertama yang mengakui Hari Buruh sebagai hari libur umum pada tahun 1887.
     
    Peristiwa penting terjadi pada tanggal 1 Mei 1886, ketika 400.000 buruh di Amerika Serikat menggelar demonstrasi untuk menuntut jam kerja delapan jam. Peristiwa tragis di Haymarket Square, Chicago, di mana para demonstran ditembaki oleh polisi, mengukir peringatan yang mendalam akan perjuangan pekerja. Pada hari itu, ratusan pekerja tewas, dan pemimpin gerakan dihukum mati, menjadikan mereka martir bagi perjuangan buruh.
     
    Pada tahun 1889, Kongres Sosialis Dunia memutuskan untuk memperingati Hari Buruh secara internasional pada tanggal 1 Mei. Resolusi ini memicu perayaan May Day di seluruh dunia, di mana pekerja bersatu dalam tuntutan jam kerja yang lebih adil dan hak-hak lainnya.
     
    Di Indonesia, peringatan Hari Buruh dimulai pada tahun 1920. Namun, di masa pemerintahan Orde Baru, peringatan Hari Buruh dikaitkan dengan gerakan komunis dan dihapus sebagai hari libur nasional. Meskipun demikian, setelah jatuhnya rezim tersebut, peringatan May Day kembali marak di Indonesia sebagai wujud solidaritas pekerja.
     
    Hari Buruh bukan hanya tentang mengenang perjuangan masa lalu, tetapi juga tentang memperkuat solidaritas di antara pekerja dan terus memperjuangkan hak-hak mereka. Meskipun tantangan masih ada, perayaan May Day menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya hak-hak pekerja dalam masyarakat.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Resesi di AS Makin Dekat, Warga Ketar-ketir soal Makanan

    Resesi di AS Makin Dekat, Warga Ketar-ketir soal Makanan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Warga Amerika Serikat (AS) bersiap untuk adanya gejolak ekonomi. Hal ini terjadi pasca Negeri Paman Sam berada dalam ancaman resesi akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

    Mengutip CNBC International, pengumuman tarif yang luas dan tinggi oleh Presiden Trump pada awal April telah meningkatkan kekhawatiran bahwa ekonomi AS akan mengalami resesi dalam beberapa minggu terakhir. Warga kemudian mengingat kembali kiat dan trik yang mereka gunakan untuk bertahan hidup selama masa-masa keuangan yang suram seperti krisis keuangan global yang meledak pada tahun 2008.

    Salah satu warga yang mengingat krisis itu dan membandingkannya pada saat ini adalah konsultan video memasak di media sosial, Kiki Rough. Rough mengaku sedang memikirkan bagaimana dirinya dapat menyajikan video memasak makanan di tengah kondisi ekonomi yang tertekan.

    “Saya terus melihat lelucon ini berulang-ulang di komentar: Orang miskin yang lama mengajari orang miskin yang baru,” kata Rough kepada CNBC. “Kita hanya perlu berbagi pengetahuan sekarang karena semua orang takut, dan pembelajaran akan memberi orang rasa aman untuk menghadapi situasi ini.”

    Ramai Warga AS Berhemat

    Google memprediksi lonjakan volume pencarian bulan ini untuk istilah yang terkait dengan resesi yang menjadi ciri khas akhir tahun 2000-an. Pencarian untuk “Krisis Keuangan Global” diperkirakan akan mencapai level yang belum pernah terlihat sejak tahun 2010, sementara pencarian untuk “Resesi Hebat” dijadwalkan akan mencapai tingkat tertinggi sejak dimulainya pandemi Covid.

    Di TikTok, sekelompok Generasi Milenial dan Generasi X telah berperan sebagai kakak beradik, menawarkan kilas balik dan nasihat kepada orang yang lebih muda tentang cara berhemat.

    Untuk Generasi Z, mereka telah menelepon orang yang lebih tua untuk mendapatkan wawasan tentang seperti apa rasanya resesi pada tahap kehidupan ini, karena mereka terlalu muda untuk merasakan dampak penuh dari krisis keuangan.

    “Ini, berpotensi, setidaknya dalam skala besar, pertama kalinya generasi milenial mampu menjadi ‘pakar’ dalam sesuatu,” ujar Scott Sills, seorang ahli marketing berusia 33 tahun di Louisiana. “Kami adalah pakar dalam hal mengubah keadaan.”

    Salah satunya fenomena lainnya adalah pencarian makanan-makan murah seperti Porkchops, Jungle Juice, serta mengadakan pesta di dalam rumah, alih-alih membuatnya di bar atau restoran.

    “Ada hal-hal yang awalnya tidak saya sadari sebagai ‘indikator resesi’, tetapi saya pikir itu hanya tren,” kata M.A. Lakewood, seorang penulis dan penggalang dana profesional di New York bagian utara. “Sekarang, Anda dapat melihatnya dari jarak 10 mil.”

    Lebih Parah Dari Resesi Hebat?

    Seorang profesor madya di Babson College, Megan Way,  mengatakan berbagi pengetahuan bersama seperti ini umum dilakukan selama masa ekonomi sulit. Meskipun percakapan tentang cara memangkas biaya atau membuat makanan menjadi lebih terjangkau biasanya dilakukan di antara tetangga pada akhir tahun 2000-an, Way mengatakan masuk akal jika percakapan tersebut kini dilakukan di ranah digital dengan munculnya media sosial.

    “Merupakan hal yang sangat manusiawi untuk menghubungi orang lain ketika keadaan terasa tidak pasti dan mencoba untuk mendapatkan pengalaman mereka,” ungkap Way. “Hal itu benar-benar dapat membuat perbedaan karena Anda merasa sedikit lebih siap untuk melangkah maju. Salah satu hal terburuk bagi perekonomian adalah ketakutan yang sangat besar.”

    Way mengatakan bahwa orang Amerika cepat menengok kembali Resesi Hebat sebagai panduan karena kemerosotan itu sangat mengejutkan dan dirasakan secara luas. Namun, ia mengatakan ada perbedaan utama antara situasi ekonomi itu dan apa yang dihadapi AS saat ini, seperti tidak adanya utang macet yang memicu jatuhnya pasar perumahan.

    Ia menambahkan ada ketidakpastian luas yang dirasakan saat ini di beberapa bidang, baik yang terkait dengan ekonomi, geopolitik, atau prioritas kebijakan domestik seperti memangkas tenaga kerja federal atau membatasi imigrasi.

    “Itu dapat memicu kembali perasaan tidak dapat diprediksi tentang apa yang akan terjadi di masa depan yang sangat penting selama Resesi Hebat,” tuturnya.

    (tps/tps)

  • Warga Gaza Terpaksa Makan Rumput Liar Imbas Stok Makanan Habis: Tak Ada Daging, Tak Ada Tepung – Halaman all

    Warga Gaza Terpaksa Makan Rumput Liar Imbas Stok Makanan Habis: Tak Ada Daging, Tak Ada Tepung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tidak ada pasokan makanan atau medis yang sampai ke 2,3 juta penduduk Jalur Gaza dalam hampir dua bulan.

    Hal ini terjadi sejak Israel memberlakukan blokade total terlama di wilayah itu, menyusul gagalnya gencatan senjata selama enam minggu.

    Israel meluncurkan kembali operasi daratnya pada pertengahan Maret 2025 dan sejak itu telah menyita banyak lahan dan memerintahkan penduduk keluar dari apa yang disebutnya sebagai “zona penyangga” di sekitar tepi Gaza, termasuk seluruh Rafah yang mencakup sekitar 20 persen dari Jalur Gaza.

    Pada Jumat (25/4/2025), Program Pangan Dunia mengatakan telah kehabisan stok makanan di Gaza setelah penutupan terlama yang pernah dihadapi Jalur Gaza.

    Beberapa penduduk menjelajahi jalan-jalan mencari rumput liar yang tumbuh secara alami di tanah, yang lain mengambil daun kering dari pohon.

    Kemudian, nelayan beralih menangkap kura-kura, mengulitinya, dan menjual dagingnya.

    “Saya pergi ke dokter tempo hari, dan dia bilang saya punya batu ginjal dan saya perlu operasi yang biayanya sekitar $300. Saya bilang padanya saya lebih baik minum obat pereda nyeri dan menggunakan uangnya untuk membeli makanan bagi anak-anak saya,” kata seorang perempuan warga Kota Gaza kepada Reuters, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena takut akan pembalasan.

    “Tidak ada daging, tidak ada gas untuk memasak, tidak ada tepung, dan tidak ada kehidupan, ini Gaza dalam arti yang sederhana namun menyakitkan,” ungkapnya.

    Warga Gaza mengatakan ledakan besar kini dapat terdengar tanpa henti dari zona mati tempat Rafah pernah berdiri sebagai kota berpenduduk 300.000 orang.

    “Ledakan tidak pernah berhenti, siang dan malam, setiap kali tanah berguncang, kami tahu ledakan itu menghancurkan lebih banyak rumah di Rafah. Rafah sudah hancur,” kata Tamer, seorang warga Kota Gaza yang mengungsi di Deir Al-Balah, lebih jauh ke utara, kepada Reuters melalui pesan singkat.

    Tamer mengatakan bahwa ia menerima panggilan telepon dari teman-teman yang tinggal jauh di seberang perbatasan di Mesir yang anak-anaknya tidak bisa tidur karena ledakan tersebut.

    Sementara, Abu Mohammed, warga pengungsi lainnya di Gaza, mengatakan kepada Reuters melalui pesan singkat:

    “Kami takut mereka dapat memaksa kami masuk ke Rafah, yang akan menjadi seperti kandang kamp konsentrasi, yang sepenuhnya tertutup dari dunia luar.”

    Sebelumnya, Israel, yang memberlakukan blokade total terhadap Gaza pada 2 Maret 2025, mengatakan bahwa cukup banyak pasokan yang telah mencapai wilayah tersebut dalam enam minggu terakhir gencatan senjata, sehingga mereka yakin penduduknya tidak dalam bahaya.

    Dikatakan bahwa mereka tidak dapat mengizinkan masuknya makanan atau obat-obatan karena pejuang Hamas akan mengeksploitasinya.

    Di sisi lain, badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan warga Gaza berada di jurang kelaparan dan penyakit massal, dengan kondisi sekarang yang terburuk sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.

    Pejabat kesehatan Gaza mengatakan pada Senin (28/4/2025) bahwa setidaknya 23 orang tewas dalam serangan terbaru Israel di seluruh Jalur Gaza.

    Setidaknya 10 orang, beberapa dari mereka anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel di sebuah rumah di Jabalia di utara dan enam orang tewas dalam serangan udara di sebuah kafe di selatan.

    Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan beberapa korban terluka parah saat mereka duduk di sekitar meja di kafe tersebut.

    SERANGAN UDARA ISRAEL – Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan bekas ledakan bom dari serangan udara Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, Sabtu (14/3/2025). (khaberni/tangkap layar)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Dikutip dari Al Jazeera, seorang utusan Palestina menuduh Israel menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai “senjata perang” selama sidang Mahkamah Internasional (ICJ) karena Gaza menghadapi kelaparan massal akibat blokade Israel.

    Menteri luar negeri Israel mengecam sidang tersebut, yang berfokus pada kewajiban kemanusiaan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

    Sidang di Den Haag akan berlangsung selama lima hari.

    Media yang berafiliasi dengan Houthi mengatakan pasukan AS telah mengebom sebuah pusat penahanan yang menahan migran Afrika di Saada utara, menewaskan 68 orang dan melukai 47 orang.

    Pasukan Israel telah menewaskan 17 warga Palestina dalam serangan dini hari di Gaza, sehari setelah menewaskan 53 orang di seluruh Jalur Gaza, menurut petugas medis.

    TV Al Masirah yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan bahwa pasukan AS telah mengebom sebuah pusat penahanan yang menahan para migran Afrika di Yaman utara, menewaskan puluhan orang.

    Pasukan Israel telah memukuli seorang pria tua di kamp pengungsi Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki setelah membakar rumahnya, kantor berita Wafa melaporkan.

    Mahkamah Internasional akan memulai sidang lima hari mengenai kewajiban kemanusiaan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

    Polisi di New York telah meluncurkan penyelidikan atas laporan penyerangan dan pelecehan terhadap dua wanita oleh demonstran pro-Israel selama kunjungan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir ke kota itu.

    Petugas medis di Gaza mengatakan pasukan Israel telah membunuh 24 warga Palestina sejak fajar, sehari setelah menewaskan 53 orang di Jalur Gaza.

    Setidaknya 52.243 warga Palestina dipastikan tewas dan 117.639 lainnya terluka dalam perang Israel di Gaza sejak dimulai 18 bulan lalu.

    Kantor Media Pemerintah Gaza memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

    Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Kepada ICJ, Pejabat Palestina Sebut Israel Gunakan Pemblokiran Bantuan sebagai Senjata Perang – Halaman all

    Kepada ICJ, Pejabat Palestina Sebut Israel Gunakan Pemblokiran Bantuan sebagai Senjata Perang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat tinggi Palestina, Ammar Hijazi, mengatakan kepada pengadilan tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa Israel memblokir bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza sebagai “senjata perang.”

    Memulai sidang selama seminggu di Mahkamah Internasional (ICJ) tentang kewajiban Israel kepada badan-badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ammar Hijazi mengatakan kepada para hakim:

    “Kelaparan telah terjadi. Bantuan kemanusiaan digunakan sebagai senjata perang.”

    ICJ mengadakan sidang selama seminggu tentang kewajiban Israel kepada PBB, termasuk badan-badan bantuan di Gaza yang dilanda perang sebelum menyampaikan “pendapat nasihat” yang tidak mengikat.

    Puluhan negara dan organisasi akan berbicara di hadapan panel yang beranggotakan 15 hakim dalam serangkaian sidang maraton.

    Israel tidak berpartisipasi dalam sidang tersebut, tetapi sekutunya, Amerika Serikat, akan ambil bagian pada Rabu (30/4/2025).

    “Semua toko roti yang didukung PBB di Gaza terpaksa tutup. Sembilan dari sepuluh warga Palestina tidak memiliki akses ke air minum yang aman,” kata Hijazi, Senin (28/4/2025), dilansir Al Arabiya.

    “Fasilitas penyimpanan PBB dan badan-badan internasional lainnya kosong,” tegasnya.

    Akan Dipertimbangkan Hakim

    PBB telah meminta ICJ untuk memutuskan “dengan urgensi yang sangat tinggi” pada kasus tersebut.

    Namun, kemungkinan akan memakan waktu beberapa bulan untuk mencapai pendapatnya.

    Hakim akan mempertimbangkan kewajiban hukum Israel terhadap PBB dan badan-badannya, organisasi internasional, atau negara pihak ketiga untuk “memastikan dan memfasilitasi penyediaan pasokan yang sangat dibutuhkan tanpa hambatan yang penting bagi kelangsungan hidup penduduk sipil Palestina.”

    Meskipun pendapat penasihat ICJ tidak mengikat secara hukum, pengadilan percaya bahwa pendapat tersebut “memiliki bobot hukum dan otoritas moral yang besar.”

    Diketahui, Israel secara ketat mengendalikan semua aliran masuk bantuan internasional yang vital bagi 2,4 juta warga Palestina di Jalur Gaza.

    Israel menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza pada 2 Maret 2025, beberapa hari sebelum runtuhnya gencatan senjata yang telah secara signifikan mengurangi permusuhan setelah 15 bulan perang.

    PBB memperkirakan 500.000 warga Palestina telah mengungsi sejak gencatan senjata dua bulan berakhir pada pertengahan Maret.

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Dikutip dari Al Jazeera, seorang utusan Palestina menuduh Israel menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai “senjata perang” selama sidang Mahkamah Internasional (ICJ) karena Gaza menghadapi kelaparan massal akibat blokade Israel.

    Menteri luar negeri Israel mengecam sidang tersebut, yang berfokus pada kewajiban kemanusiaan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

    Sidang di Den Haag akan berlangsung selama lima hari.

    Media yang berafiliasi dengan Houthi mengatakan pasukan AS telah mengebom sebuah pusat penahanan yang menahan migran Afrika di Saada utara, menewaskan 68 orang dan melukai 47 orang.

    PASUKAN ISRAEL – Foto yang diambil dari Yedioth Ahronoth tanggal 1 April 2025 memperlihatkan pasukan Israel di Jalur Gaza. (Yedioth Ahronoth/IDF)

    Pasukan Israel telah menewaskan 17 warga Palestina dalam serangan dini hari di Gaza, sehari setelah menewaskan 53 orang di seluruh Jalur Gaza, menurut petugas medis.

    TV Al Masirah yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan bahwa pasukan AS telah mengebom sebuah pusat penahanan yang menahan para migran Afrika di Yaman utara, menewaskan puluhan orang.

    Pasukan Israel telah memukuli seorang pria tua di kamp pengungsi Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki setelah membakar rumahnya, kantor berita Wafa melaporkan.

    Mahkamah Internasional akan memulai sidang lima hari mengenai kewajiban kemanusiaan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

    Polisi di New York telah meluncurkan penyelidikan atas laporan penyerangan dan pelecehan terhadap dua wanita oleh demonstran pro-Israel selama kunjungan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir ke kota itu.

    Petugas medis di Gaza mengatakan pasukan Israel telah membunuh 24 warga Palestina sejak fajar, sehari setelah menewaskan 53 orang di Jalur Gaza.

    Setidaknya 52.243 warga Palestina dipastikan tewas dan 117.639 lainnya terluka dalam perang Israel di Gaza sejak dimulai 18 bulan lalu.

    Kantor Media Pemerintah Gaza memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

    Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Antrean Mengular di Toko Game, Tarif Trump Bikin Panik

    Antrean Mengular di Toko Game, Tarif Trump Bikin Panik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Antrean panjang mengular di luar Makuhari Messe Convention Center, Tokyo, pada Sabtu (26/4). Antrean tersebut terjadi saat para penggemar Nintendo berkesempatan untuk mencoba perangkat game terbaru, Switch 2, menjelang perilisannya.

    Namun, di balik antrean tersebut, kekhawatiran muncul terkait kemungkinan lonjakan harga akibat tarif impor yang dikenakan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Sejak masa pemerintahan Trump, tarif impor telah meningkat tajam, mencakup produk-produk elektronik dari berbagai negara mitra dagang, termasuk China.

    Hidenori Tanaka, seorang karyawan perusahaan real estate berusia 55 tahun yang hadir di acara tersebut, mengungkapkan kegelisahannya.

    “Sejak Trump menjadi presiden, tarif impor naik, dan saya khawatir harga konsol game akan ikut melonjak, bukan hanya untuk perangkat utama, tapi juga untuk aksesorisnya,” katanya, dikutip dari Reuters, Senin (28/4/2025).

    Tarif yang diberlakukan sejak beberapa tahun lalu menyebabkan kekhawatiran di kalangan konsumen global, terutama di sektor teknologi yang sangat bergantung pada rantai pasokan internasional.

    Meski harga yang lebih tinggi menjadi potensi tantangan, ada indikasi permintaan yang sangat tinggi untuk Switch 2, penerus dari Nintendo Switch yang telah terjual lebih dari 150 juta unit sejak 2017.

    Perusahaan asal Kyoto tersebut mengungkapkan bahwa mereka telah menerima 2,2 juta aplikasi melalui undian untuk mendapatkan Switch 2 di Jepang, meskipun tidak dapat memenuhi semua permintaan tersebut.

    “Jujur, saya tidak berpikir akan mendapatkan kesempatan. Semua orang di media sosial mengatakan mereka gagal, jadi saya pikir saya juga akan gagal,” kata Hyuma Hashiguchi, seorang yang beruntung memenangkan undian dan menjadi salah satu yang pertama membeli Switch 2.

    Nintendo juga mengadakan acara serupa di berbagai kota besar dunia, seperti New York, Berlin, dan Hong Kong, memperlihatkan antusiasme yang tinggi dari para penggemar game di seluruh dunia.

    Switch 2 akan dibanderol dengan harga 49.980 yen (sekitar Rp 5,8 juta) untuk versi bahasa Jepang.

    Di Amerika Serikat, meskipun ada kekhawatiran mengenai tarif, Nintendo akhirnya memutuskan untuk mempertahankan harga awal pada US$449,99.

    (fab/fab)

  • Apakah Hari Buruh Termasuk Libur Nasional? Ini Daftar Tanggal Merah Mei 2025

    Apakah Hari Buruh Termasuk Libur Nasional? Ini Daftar Tanggal Merah Mei 2025

    Jakarta: Hari Buruh (May Day) jatuh pada tanggal 1 Mei 2025. Ini merupakan hari penting yang diperingati secara internasional. Lantas, apakah Hari Buruh termasuk hari libur nasional?
     
    Hari Buruh lahir dari perjuangan keras para pekerja melawan kondisi kerja yang buruk di era awal industrialisasi. Di abad ke-19, tuntutan untuk jam kerja yang lebih manusiawi ini mulai muncul, salah satunya lewat mogok pekerja Cordwainers pada 1806 di Amerika Serikat.
     
    Tokoh seperti Peter McGuire dan Matthew Maguire pun memimpin aksi-aksi penting, termasuk parade Hari Buruh pertama di New York tahun 1882 yang menuntut jam kerja delapan jam. Perjuangan ini meluas dan diakui resmi di Oregon pada 1887.
     
    Momentum besar terjadi pada 1 Mei 1886, saat ratusan ribu buruh berdemo. Tragedi Haymarket Square juga terjadi hingga menewaskan banyak pekerja dan menjadikan pemimpinnya sebagai martir.
     
    Maka pada 1889, Kongres Sosialis Dunia memutuskan untuk memperingati Hari Buruh secara internasional pada tanggal 1 Mei.

     

     
    Apakah Hari Buruh Termasuk Libur Nasional?
    Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri, tanggal 1 Mei 2025 yang bertepatan dengan Hari Buruh Internasional ditetapkan sebagai hari libur nasional. SKB ini ditandatangani oleh Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri PAN-RB.

    Selain itu, terdapat pula sejumlah hari libur nasional di bulan Mei 2025. Masih mengacu pada SKB 3 Menteri, berikut sederet tanggal yang ditetapkan sebagai hari libur nasional dan cuti bersama di bulan Mei 2025:
     
    Kamis, 1 Mei 2025: Libur nasional Hari Buruh Internasional
    Senin, 12 Mei 2025: Libur nasional Hari Raya Waisak 2569 BE
    Selasa, 13 Mei 2025: Cuti bersama Hari Raya Waisak 2569 BE
    Kamis, 29 Mei 2025: Libur nasional Kenaikan Yesus Kristus
    Jumat, 30 Mei 2025: Cuti bersama Kenaikan Yesus Kristus

     

    Jakarta: Hari Buruh (May Day) jatuh pada tanggal 1 Mei 2025. Ini merupakan hari penting yang diperingati secara internasional. Lantas, apakah Hari Buruh termasuk hari libur nasional?
     
    Hari Buruh lahir dari perjuangan keras para pekerja melawan kondisi kerja yang buruk di era awal industrialisasi. Di abad ke-19, tuntutan untuk jam kerja yang lebih manusiawi ini mulai muncul, salah satunya lewat mogok pekerja Cordwainers pada 1806 di Amerika Serikat.
     
    Tokoh seperti Peter McGuire dan Matthew Maguire pun memimpin aksi-aksi penting, termasuk parade Hari Buruh pertama di New York tahun 1882 yang menuntut jam kerja delapan jam. Perjuangan ini meluas dan diakui resmi di Oregon pada 1887.
     
    Momentum besar terjadi pada 1 Mei 1886, saat ratusan ribu buruh berdemo. Tragedi Haymarket Square juga terjadi hingga menewaskan banyak pekerja dan menjadikan pemimpinnya sebagai martir.
     
    Maka pada 1889, Kongres Sosialis Dunia memutuskan untuk memperingati Hari Buruh secara internasional pada tanggal 1 Mei.
     
     

    Baca juga: Lahir dari Perjuangan Kelas Pekerja, Ini Sejarah Hari Buruh Sedunia

     
    Apakah Hari Buruh Termasuk Libur Nasional?
    Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri, tanggal 1 Mei 2025 yang bertepatan dengan Hari Buruh Internasional ditetapkan sebagai hari libur nasional. SKB ini ditandatangani oleh Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri PAN-RB.
     
    Selain itu, terdapat pula sejumlah hari libur nasional di bulan Mei 2025. Masih mengacu pada SKB 3 Menteri, berikut sederet tanggal yang ditetapkan sebagai hari libur nasional dan cuti bersama di bulan Mei 2025:
     
    Kamis, 1 Mei 2025: Libur nasional Hari Buruh Internasional
    Senin, 12 Mei 2025: Libur nasional Hari Raya Waisak 2569 BE
    Selasa, 13 Mei 2025: Cuti bersama Hari Raya Waisak 2569 BE
    Kamis, 29 Mei 2025: Libur nasional Kenaikan Yesus Kristus
    Jumat, 30 Mei 2025: Cuti bersama Kenaikan Yesus Kristus

     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Google Jual Teknologi Masa Depan ke Israel, Karyawan Bersatu Melawan

    Google Jual Teknologi Masa Depan ke Israel, Karyawan Bersatu Melawan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Karyawan Google DeepMind, divisi Google yang fokus dalam teknologi kecerdasan buatan, bertekad melawan rencana raksasa teknologi tersebut untuk menjual AI ke Israel.

    Financial Times melaporkan bahwa karyawan DeepMind berencana membentuk serikat pekerja untuk bersatu menentang rencana Google menjual teknologi AI ke grup bisnis pertahanan yang punya kaitan erat dengan pemerintah Israel.

    Sekitar 300 pegawai DeepMind disebut telah bergabung dengan Serikat Pekerja Komunikasi (Communication Workers Union/CWU) dalam beberapa pekan terakhir.

    Sebelumnya, berbagai media melaporkan banyak karyawan Google tidak suka dengan hubungan bisnis Google dengan militer Israel. Google dikabarkan menjual layanan cloud dan teknologi AI mereka ke Kementerian Pertahanan Israel.

    Sebelumnya, karyawan Google juga telah melakukan protes terbuka atas kontrak layanan cloud Google dengan pemerintah Israel. Sebanyak 28 karyawan Google yang terkait dengan protes terbuka tersebut dipecat dengan alasan 

    CEO Google Sundar Pichai mengatakan pemecatan dilakukan karena Google berdiri sebagai bisnis. Sehingga, tak diizinkan kegiatan yang memicu ‘onar’ dan mengganggu kenyamanan lingkungan kerja.

    Namun, aksi pemecatan tak berhenti sampai di situ. Jane Chung yang merupakan juru bicara grup aktivis ‘No Tech for Apartheid’ mengatakan ada gelombang pemecatan baru terkait insiden demo.

    Secara total, lebih dari 50 karyawan Google yang dipecat usai menyatakan sikap untuk membela Palestina.

    “Pemecatan terbaru termasuk ke karyawan yang tak berpartisipasi [dalam demo],” kata Chung kepada Washington Post, dikutip dari Forbes, Rabu (24/4/2024).

    “Pemecatan ini menunjukkan Google berupaya untuk menekan perbedaan dan membungkam para pekerja dengan menunjukkan kekuasaan mereka,” ia menambahkan.

    Juru bicara Google mengonfirmasi ke Forbes bahwa pihaknya melakukan pemecatan ke lebih banyak pekerja usai melakukan investigasi terkait demo yang berlangsung.

    “Setiap orang yang diberhentikan secara personal terlibat dalam aktivitas yang disruptif di dalam kantor kami,” kata dia.

    “Investigasi kami terkait peristiwa ini kini sudah rampung,” ia menjelaskan.

    Diketahui, kelompok karyawan Google melakukan aksi demo selama 8 jam di kantor Google di Sunnyvale dan New York City. Demo tersebut untuk menggugat keputusan Google bermitra dengan pemerintah Israel. Dikhawatirkan, militer Israel memanfaatkan teknologi Google untuk melancarkan serangannya ke Gaza.

    (dem/dem)