kab/kota: New Delhi

  • 10 Bayi Baru Lahir Meninggal Akibat Kebakaran Rumah Sakit di India, 16 Lainnya Kritis

    10 Bayi Baru Lahir Meninggal Akibat Kebakaran Rumah Sakit di India, 16 Lainnya Kritis

    TRIBUNJATENG.COM, NEW DELHI – Kebakaran terjadi di unit neonatal sebuah rumah sakit (RS) di India.

    Sedikitnya 10 bayi yang baru lahir meninggal dunia.

    Kebakaran tersebut tepatnya terjadi di Maharani Lakshmibai Medical College di Negara Bagian Uttar Pradesh pada Jumat (15/11/2024) sekitar pukul 22.30 waktu setempat.

    “Sepuluh bayi telah meninggal dunia.

    Sedikitnya 10 bayi yang baru lahir meninggal dunia ketika kebakaran terjadi di unit neonatal sebuah rumah sakit (RS) di India pada Jumat (15/11/2024) malam. (Times of India)

    Tujuh jenazah telah diidentifikasi.

    Sedangkan tiga sisanya belum,” ujar Wakil Kepala Menteri Uttar Pradesh, Brajesh Pathak, kepada para wartawan dalam sebuah konferensi pers mengenai kebakaran tersebut, dikutip dari AFP.

    Sementara itu, outlet berita Times Now melaporkan, sebanyak 16 bayi lainnya berada dalam kondisi kritis setelah kebakaran tersebut.

    Penyiar NDTV melaporkan bahwa 54 bayi secara keseluruhan berada di unit perawatan intensif neonatal ketika kebakaran terjadi.

    Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi menyebut kematian-kematian tersebut sebagai “memilukan” dalam sebuah postingan di platform media sosial X.

    “Belasungkawa terdalam saya kepada mereka yang telah kehilangan anak-anak mereka yang tidak bersalah dalam hal ini.

    Saya berdoa kepada Tuhan untuk memberikan mereka kekuatan untuk menanggung kehilangan yang sangat besar ini,” tulisnya.

    Kebakaran terlibang sering terjadi di India karena praktik-praktik pembangunan yang buruk, kepadatan penduduk dan kurangnya kepatuhan terhadap peraturan keselamatan. (*)

     

  • Seluruh Sekolah di New Delhi Tutup Sementara Akibat Polusi Udara Parah

    Seluruh Sekolah di New Delhi Tutup Sementara Akibat Polusi Udara Parah

    Jakarta

    Pemerintah New Delhi, India, menutup seluruh sekolah dasar dan menghentikan aktivitas belajar tatap muka. Penutupan sekolah imbas kondisi kabut asap polusi yang semakin parah.

    Dilansir AFP, Kamis (14/11/2024), New Delhi beserta wilayah metropolitan di sekitarnya, yang dihuni lebih dari 30 juta orang, secara konsisten menduduki peringkat teratas dunia sebagai kota berpolusi udara saat musim dingin.

    Kabut asap menjadi sumber kesengsaraan tahunan bagi penduduk. Bahkan, ribuan kematian dini tercatat setiap tahunnya. Pemerintah setempat dinilai gagal mengatasi masalah secara terukur.

    “Karena meningkatnya tingkat polusi, semua sekolah dasar di Delhi akan beralih ke kelas daring, hingga ada arahan lebih lanjut,” kata Chief Minister of Delhi, Atishi Marlena, melalui platform media sosial X, seperti dilansir AFP.

    Otoritas setempat juga secara berkala memberlakukan larangan aktivitas konstruksi serta membatasi truk barang bertenaga diesel dari wilayah lain untuk mengurangi gas beracun yang menyelimuti ibu kota. Langit kelabu dan asap tajam telah membuat kehidupan penduduk New Delhi sengsara pekan ini.

    Kadar polutan PM 2.5 tercatat lebih dari 50 kali lipat di atas batas maksimum harian yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Rabu waktu setempat. New Delhi diselimuti kabut asap tajam setiap tahun, terutama disebabkan oleh pembakaran jerami oleh petani di India untuk membersihkan ladang mereka. Ditambah, asap pabrik serta polusi kendaraan.

    Suhu dingin dan angin yang bertiup pelan memperburuk situasi lantaran menjebak polutan yang mematikan. Musim dingin berlangsung sekitar pertengahan Oktober hingga Januari.

    Pihak berwenang New Delhi telah meluncurkan beberapa langkah inisiatif untuk mengatasi polusi, namun gagal. Air pun disemprotkan menggunakan truk-truk milik pemerintah guna meredam polusi sementara waktu.

    Terbaru, skema menggunakan tiga pesawat nirawak kecil disiapkan guna menyemprotkan kabut air. Namun, skema itu dicemooh oleh para kritikus.

    (taa/haf)

  • Duh! Lomba Marathon Digelar Saat Polusi Udara Parah di New Delhi

    Duh! Lomba Marathon Digelar Saat Polusi Udara Parah di New Delhi

    Foto Health

    REUTERS/Anushree Fadnavis – detikHealth

    Kamis, 14 Nov 2024 21:00 WIB

    New Delhi – Kualitas udara di New Delhi, India, masuk dalam katagori “berbahaya” akibat polusi udara. Meski demikian, lomba lari marathon tetap digelar.

  • Negara Bagian di India Ini Minta Warganya Memiliki Lebih Banyak Anak

    Negara Bagian di India Ini Minta Warganya Memiliki Lebih Banyak Anak

    Jakarta

    Tahun lalu, India menyalip China dan menjadi negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan jumlah penduduk sekitar 1,45 miliar jiwa.

    Selama beberapa dekade, pertumbuhan penduduk yang pesat dipandang sebagai tantangan besar, dan pemerintah di New Delhi terus menekankan pengendalian populasi.

    Pada tahun 2019, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan, populasi yang besar menghambat pembangunan negara, dan mendesak pemerintah negara bagian untuk mengatasi masalah tersebut.

    Namun, beberapa pemimpin politik di India kini khawatir tentang masalah yang sebaliknya — tingkat kesuburan yang menurun dan tidak cukupnya jumlah kelahiran untuk memastikan populasi yang stabil.

    ‘Seruan untuk lebih banyak anak’

    Nara Chandrababu Naidu, kepala menteri negara bagian Andhra Pradesh di selatan India, baru-baru ini mengubah fokusnya dari mempromosikan pengendalian populasi, menjadi justru mendorong keluarga untuk memiliki lebih banyak anak.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Beberapa hari kemudian, kepala menteri lainnya, M.K. Stalin, dari negara bagian tetangga Tamil Nadu, menyuarakan pemikiran serupa dan juga mendesak orang-orang di sana untuk memiliki lebih banyak anak.

    Selama beberapa dekade, Andhra Pradesh, Tamil Nadu, dan negara bagian India lainnya secara aktif mempromosikan keluarga kecil, mendorong orang untuk membatasi diri mereka sendiri dengan dua anak. Jadi, mengapa para pemimpin politik dari India selatan sekarang mendorong keluarga yang lebih besar?

    Penurunan besar dalam tingkat kesuburan

    Namun pada tahun 2022, angka reproduksi ini telah turun menjadi sekitar 2,01 anak per perempuan, di bawah apa yang disebut tingkat penggantian — angka yang dibutuhkan untuk menstabilkan populasi.

    “Negara-negara Eropa seperti Prancis dan Inggris membutuhkan waktu lebih dari 200 tahun untuk menurunkan angka kelahiran mereka, sementara AS membutuhkan waktu sekitar 145 tahun,” kata Srinivas Goli, seorang profesor demografi di Institut Internasional untuk Ilmu Kependudukan, kepada DW.

    “Namun, di India, perubahan ini terjadi hanya dalam waktu 45 tahun. Kecepatan transisi ini menjadi perhatian terbesar,” sambungnya

    Karena penurunan angka kelahiran yang cepat ini, India juga mengalami peningkatan populasi lansia lebih cepat dari yang diperkirakan. “Meskipun saat ini terdapat lebih banyak orang usia kerja, meningkatnya jumlah lansia dapat menimbulkan tantangan di masa mendatang,” ujar Goli.

    Angka kelahiran di India Selatan setara dengan negara-negara Nordik

    Meskipun tingkat kelahiran yang rendah menjadi perhatian yang terus berkembang di seluruh India, negara-negara bagian selatan khususnya merasa paling khawatir.

    Lima negara bagian selatan India, yakni Tamil Nadu, Kerala, Andhra Pradesh, Telangana, dan Karnataka, dengan jumlah penduduk gabungan lebih dari 240 juta orang — menghadapi penurunan tajam dalam tingkat kelahiran, jauh di bawah rata-rata nasional sebesar 2,01.

    India adalah negara pertama yang mengadopsi kebijakan keluarga berencana nasional pada tahun 1950-an, untuk mengendalikan ledakan penduduknya. “Negara-negara bagian selatan mengadaptasi kebijakan ini dengan sangat ketat,” kata Goli.

    Ia menambahkan bahwa negara-negara bagian seperti Andhra Pradesh dan Tamil Nadu sekarang memiliki tingkat kelahiran yang sebanding dengan negara-negara Nordik di Eropa. Misalnya, pada tahun 2023, tingkat kelahiran Finlandia adalah 1,3 menurut PBB.

    Namun, ada perbedaan yang mencolok dalam status ekonomi.

    “Dalam hal pendapatan per kapita atau indikator pembangunan manusia, India tertinggal jauh di belakang negara-negara lain,” kata Goli. “Misalnya, pendapatan per kapita Andhra Pradesh 22 kali lebih rendah daripada Swedia.” Selain konsekuensi ekonomi, negara bagian selatan juga bergulat dengan dampak politik akibat menurunnya angka kelahiran.

    “Angka kelahiran yang lebih rendah di selatan berarti pertumbuhan populasi yang lebih lambat dibandingkan dengan negara bagian utara. Hal ini dapat berdampak pada pengaruh politik mereka, karena kursi di parlemen dan pendanaan federal didasarkan pada jumlah populasi,” kata Jeyaranjan.

    Di India, negara bagian menerima bagian dari pendapatan pemerintah yang dihasilkan dari pajak pusat, seperti pajak penghasilan dan pajak perusahaan, berdasarkan faktor-faktor seperti populasi, kebutuhan fiskal, dan indikator sosial ekonomi lainnya seperti pendapatan per kapita.

    Akibatnya, dengan populasi yang lebih kecil dan pendapatan per kapita yang lebih tinggi, negara bagian selatan menerima lebih sedikit pendanaan dan bagian anggaran, sehingga mereka dirugikan.

    Akankah lebih banyak anak menyelesaikan masalah tersebut?

    Goli berpendapat, para pemimpin politik yang mendorong angka kelahiran yang lebih tinggi mungkin bukan solusi yang efektif untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh menurunnya angka kelahiran.

    “Melahirkan menjadi semakin mahal, sehingga menjadi tantangan bagi keluarga untuk membesarkan anak sambil memenuhi standar hidup modern,” jelasnya, menggarisbawahi mengapa banyak pasangan ragu untuk memiliki anak.

    Pakar tersebut mengatakan India dapat mengekang penurunan angka kelahiran dengan memastikan kesetaraan gender dan menerapkan kebijakan kerja-keluarga yang mendukung. Namun, ia menekankan bahwa pembalikan tren secara menyeluruh hampir mustahil.

    “Tidak ada negara di dunia yang berhasil membalikkan angka kelahiran setelah mencoba selama beberapa dekade.”

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

    (haf/haf)

  • 4
                    
                        TNI AL Gagalkan Upaya Jual Beli Organ Tubuh ke India
                        Nasional

    4 TNI AL Gagalkan Upaya Jual Beli Organ Tubuh ke India Nasional

    TNI AL Gagalkan Upaya Jual Beli Organ Tubuh ke India
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pangkalan Udara
    TNI
    Angkatan Laut (Lanudal) Juanda menggagalkan upaya jual beli organ tubuh manusia ke India melalui fasilitas penerbangan Bandara Juanda Surabaya, Sabtu (9/11/2024).
    Dalam peristiwa ini,
    TNI AL
    menangkap terduga pelaku berjumlah lima orang, yakni AFH (31), AW (28), MBA (29), RA (29), dan NIA (28). Mereka semua merupakan warga negara Indonesia (WNI).
    “Penggagalan ini merupakan bukti keseriusan TNI AL, khususnya Lanudal Juanda sebagai
    leading sector
    dan
    coordinator
    pengamanan akan terus bersinergi bersama
    stakeholders
    Bandara Juanda dalam rangka penegakan hukum, ketertiban, dan keamanan di Bandara,” kata Komandan Lanudal (Danlanudal) Juanda Kolonel Laut (P) Dani Achnisundani dalam konferensi pers, Senin (11/11/2024), dikutip dari siaran pers.
    Kejadian bermula saat pengawasan penumpang oleh Tim Satuan Tugas Pengamanan (Satgaspam) Bandara Internasional Juanda di bawah pimpinan Letkol Laut (P) Dani Widjanarka, yang bekerja sama dengan petugas Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya.
    Salah satu WNI datang untuk
    clearance paspor
    ke konter keberangkatan Imigrasi untuk dilakukan pemeriksaan keimigrasian.
    Selanjutnya, yang bersangkutan datang menuju konter 5.
    Saat dimintai keterangan, terduga pelaku mengaku akan melakukan perjalanan dengan tujuan akhir ke New Delhi, India, melalui pesawat Malindo Air.
    Berdasarkan keterangan terduga pelaku, tujuan perjalanan ke luar negeri (India) adalah untuk melakukan pengobatan terhadap istrinya karena ada penyakit kulit yang diderita.
    “Pada saat petugas imigrasi memeriksa dokumen yang dimiliki oleh yang bersangkutan, dokumen kesehatan yang dimiliki ternyata merujuk pada Urologi dan Renal Transplant,” tulis siaran pers Dispenal.
    Terduga pelaku menunjukkan dokumen tersebut melalui gawai yang dimiliki. Di sana, ada percakapan tentang transplantasi dan jual beli organ ginjal manusia di Delhi, India yang akan dilakukan oleh yang bersangkutan.
    Kemudian petugas Imigrasi memerintahkan kelima WNI tersebut untuk berkumpul dan dilaksanakan pemeriksaan lebih lanjut di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya.
    Setelah dilaksanakan pengembangan dan penyelidikan terhadap motif pelaku, didapatkan keterangan bahwa terduga pelaku berencana transplantasi satu buah organ ginjal manusia yang akan dibayar sebesar Rp 600 juta.
    Atas tindakannya ini, kelima terduga pelaku diduga telah melanggar Undang-undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Pasal 432, yang menyatakan setiap orang yang memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh dengan alasan apa pun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000 (dua miliyar rupiah).
    Pada kesempatan terpisah, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali juga menekankan kepada seluruh prajurit TNI AL yang bertugas agar dapat menanggulangi, mengantisipasi ancaman dan tindak pidana yang mungkin akan terjadi.
    Lebih lanjut, Danlanudal Juanda menyampaikan bahwa penangkapan ini merupakan konsekuensi Pangkalan Udara TNI AL Juanda terkait keberadaan Bandara Juanda sebagai salah satu bandara
    enclave civil
    di Indonesia.
    Adapun bandara
    enclave civil
    adalah bandara yang menggunakan pangkalan udara militer untuk pendaratan pesawat sipil.
    “Sehingga pengamanan di wilayah Bandara (Juanda) menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh Lanudal Juanda,” ujar Danlanudal.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Potret Polusi Udara di New Delhi yang Menyesakan Dada

    Potret Polusi Udara di New Delhi yang Menyesakan Dada

    Foto Health

    REUTERS/Anushree Fadnavis – detikHealth

    Kamis, 07 Nov 2024 20:30 WIB

    New Delhi – Selain Pakistan, polusi udara parah juga mencemari New Delhi, India. Kualitas udara di sana dinilai berada di level ‘beracun’.

  • Tragis Bus Terjun ke Jurang Himalaya India, 36 Orang Tewas

    Tragis Bus Terjun ke Jurang Himalaya India, 36 Orang Tewas

    New Delhi

    Sebuah bus penumpang terjun ke dalam jurang yang dalam di area Himalaya, India. Nahas, sedikitnya 36 orang penumpang tewas dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka dalam kecelakaan maut ini.

    Sejumlah foto yang dipublikasikan tim penyelamat pemerintah, seperti dilansir AFP, Senin (4/11/2024), menunjukkan puing-puing bus berada di antara semak-semak tebal, dengan bagian depan kendaraan itu ringsek parah.

    Kecelakaan lalu lintas sering terjadi di sepanjang ruas jalanan pegunungan di wilayah Himalaya, yang sebagian besar disebabkan oleh pemeliharaan kendaraan yang buruk dan cara mengemudi yang ceroboh di medan yang berliku.

    “Sejauh ini, 36 korban tewas telah dikonfirmasi,” ucap pejabat senior dari negara bagian Uttarakhand, Deepak Rawat, saat berbicara kepada wartawan.

    “Tiga orang yang terluka kritis telah dibawa ke rumah sakit menggunakan helikopter,” imbuhnya.

    Sekelompok sukarelawan berbaris di lereng yang curam, dan menyeberangi sungai dengan arus deras, untuk membantu mengevakuasi para korban luka dari puing-puing bus. Sedangkan jenazah para korban tewas digotong dan dibaringkan di bagian belakang truk.

  • Geger Bentrokan di Kuil Hindu, PM Kanada Mengutuk Keras!

    Geger Bentrokan di Kuil Hindu, PM Kanada Mengutuk Keras!

    Ottawa

    Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengutuk keras aksi bentrokan yang terjadi di sebuah kuil Hindu di dekat area Toronto pada Minggu (3/11) waktu setempat. Politisi setempat menyalahkan bentrokan itu pada para aktivis separatis Sikh yang ada di Kanada.

    Kepolisian di kota Brampton yang berjarak 50 kilometer sebelah barat laut Toronto, seperti dilansir AFP, Senin (4/11/2024), mengatakan para personelnya telah dikerahkan secara besar-besaran di luar Kuil Hindu Sabha Mandir untuk menjaga ketenangan selama unjuk rasa terjadi di sana.

    “Tindak kekerasan di Kuil Hindu Sabha Mandir di Brampton hari ini tidak dapat diterima. Setiap warga Kanada berhak menjalankan keyakinan mereka dengan bebas dan aman,” tulis Trudeau dalam pernyataan via media sosial X.

    Video yang beredar di medis sosial menunjukkan beberapa individu yang membawa bendera kuning Khalistan terlibat bentrok dengan kelompok saingannya, termasuk orang-orang yang membawa bendera India. Menurut video-video yang beredar, sempat terjadi baku hantam di lokasi.

    Namun juru bicara Kepolisian Daerah Peel mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada penangkapan yang dilakukan terkait bentrokan tersebut. Pihak kepolisian juga menolak untuk menyalahkan pihak-pihak tertentu terkait bentrokan sarat kekerasan yang terjadi.

    Seorang anggota parlemen federal dan anggota Partai Liberal yang dipimpin Trudeau, Chandra Arya, menyalahkan insiden itu pada “Khalistani”, sebuah referensi untuk para pendukung gerakan separatis pinggiran untuk tanah air Sikh yang mengklaim kemerdekaan di negara bagian Punjab, India.

    Insiden ini terjadi saat hubungan antara Kanada dan India memburuk setelah Ottawa menuduh pemerintah New Delhi mendalangi pembunuhan Hardeep Singh Nijjar, seorang warga negara naturalisasi Kanada berusia 45 tahun di Vancouver tahun 2023 lalu. Nijjar juga merupakan aktivis Khalistani terkemuka.

  • Ngeluh Sakit Perut, Ternyata Ada Kecoak Hidup Nyangkut di Usus Pria Ini

    Ngeluh Sakit Perut, Ternyata Ada Kecoak Hidup Nyangkut di Usus Pria Ini

    Jakarta

    Seorang pasien pria berusia 23 tahun di India yang tidak disebutkan namanya mengeluhkan nyeri dan gangguan pencernaan. Dokter terkejut menemukan bahwa sumber penyebabnya adalah ada kecoa hidup di usus halusnya.

    “Selama dua atau tiga hari terakhir, pasien mengidap gangguan pencernaan dan kembung setelah makan. Selama pemeriksaan rutin, kami secara tidak sengaja melihat kecoak,” ucap Dr Shubham Vatsya, Konsultan Senior Gastroenterologi dikutip dari People, Sabtu (2/11/2024).

    Vatsya mengungkapkan kecoa tersebut memiliki panjang 3 cm dan berhasil dikeluarkan melalui prosedur endoskopi di Rumah Sakit Fortis di New Delhi, India. Ketika kecoa hidup tersebut berhasil ditemukan, mereka langsung mengekstrasi serangga tersebut dengan menggunakan bantuan alat khusus.

    “Kami mengaktifkan tombol hisap pada alat tersebut, sehingga kecoa tersebut langsung tersedot ke dalam saluran hisap, sehingga bisa dikeluarkan dari tubuh korban dan nyawa korban pun terselamatkan,” kata Vatsya.

    Pasien tersebut tidak menyadari bahwa dirinya telah mengonsumsi kecoa yang ternyata berhasil tetap hidup, tidak hanya setelah dimakan, tetapi juga setelah kecoa tersebut dihisap keluar melalui tabung endoskopi.

    “Kami pun heran bagaimana kecoa itu bisa tetap utuh,” tutur Vatsya.

    Kecoa merupakan sebuah vektor penyakit yang terkenal, berdasarkan Perpustakaan Kedokteran Nasional, yang mencantumkan sejumlah patogen yang dibawa oleh serangga tersebut seperti E.Coli, Staphylococcus, Salmonella, Rotavirus, Aspergillus, dan masih banyak lagi.

    (suc/suc)

  • Kabut Asap Tebal dan Beracun Selimuti Pakistan dan India

    Kabut Asap Tebal dan Beracun Selimuti Pakistan dan India

    Jakarta

    Kabut asap tebal dan beracun menyelimuti India utara dan Pakistan timur beberapa hari sebelum dimulainya Diwali, festival Hindu yang biasanya dirayakan dengan kembang api yang tiap tahun menyebabkan kualitas udara menurun drastis.

    Indeks kualitas udara di ibu kota India, Delhi, berada pada angka sekitar 250 pada Senin (28/10) pagi, setelah berhari-hari berada di zona ‘sangat tidak sehat’ di atas angka 200, menurut IQAir, yang melacak kualitas udara global.

    Di kota Lahore, Pakistan, sekitar 25 kilometer dari perbatasan India, kualitas udara melampaui ‘berbahaya’ dengan skor 500 pada Senin (28/10), hampir 65 kali di atas pedoman WHO untuk standar udara sehat. Kondisi ini menjadikannya kota paling tercemar di dunia pada saat pemeringkatan tersebut, menurut IQAir.

    Kualitas udara di seluruh wilayah ini diperkirakan memburuk saat musim kabut asap musim dingin mendekat, ketika kabut kuning menyelimuti langit akibat petani membakar limbah pertanian, pembangkit listrik tenaga batu bara, lalu lintas, dan hari-hari musim dingin yang tidak berangin.

    Para siswi mengenakan masker mengendarai sepeda motor saat meninggalkan sekolah di tengah meningkatnya kabut asap di Lahore, Pakistan pada 25 Oktober 2024. Foto: Arif Ali via CNN

    Diwali dirayakan mulai hari ini, Kamis (31/10/2024). Festival cahaya umat Hindu ini berlangsung selama lima hari dan menjadi momen orang-orang berkumpul dengan keluarga, berpesta dan menyalakan kembang api. Dalam beberapa kasus yang melanggar larangan wilayah setempat, perayaan Diwali dengan menyalakan kembang api akan semakin memperburuk polusi udara.

    Dikutip dari CNN, pemandangan distopia berupa kabut oranye dan gedung-gedung yang diselimuti kabut muncul setiap tahun saat musim kabut mendominasi pemberitaan. Para dokter meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan memperingatkan risiko penyakit pernapasan dan dampaknya pada harapan hidup.

    Polusi udara di India terbilang sangat buruk, sehingga para ahli telah memperingatkan bahwa kabut asap dapat merenggut nyawa ratusan juta orang.

    Warga dan pakar telah lama mempertanyakan mengapa India gagal mengatasi polusi udara. Sementara itu, pemerintahan kota Delhi dan negara bagian tetangganya berselisih pendapat mengenai siapa sebenarnya yang harus disalahkan.

    Delhi telah melarang penggunaan dan penjualan petasan menjelang Diwali, tetapi kebijakan itu sulit dilaksanakan. Pekan lalu, Mahkamah Agung India mengecam pemerintah negara bagian Punjab dan Haryana karena gagal menindak tegas pembakaran jerami ilegal, praktik yang dilakukan petani dengan membakar limbah tanaman untuk membersihkan ladang. Pejabat setempat mengklaim bahwa mereka telah mengurangi praktik tersebut secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

    Truk penghalau kabut asap menyemprotkan air ke jalan untuk mengendapkan partikel debu di tengah polusi pada 27 Oktober 2024 di New Delhi. Foto: Sanchit Khanna via CNN

    Pemerintah India juga meluncurkan Program Udara Bersih secara nasional pada 2019, yang mengawal strategi di 24 negara bagian dan wilayah persatuan untuk mengurangi konsentrasi partikel, istilah untuk polutan udara, sebesar 40% pada 2026. Langkah-langkah tersebut meliputi tindakan keras terhadap pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, menyiapkan sistem pemantauan udara, dan melarang pembakaran biomassa.

    Seorang pria mengendarai sepeda motor di sepanjang jalan yang diselimuti kabut asap tebal, di Lahore, Pakistan pada 23 Oktober 2024. Foto: Arif Ali via CNN

    Para pejabat juga mulai menyemprotkan air ke jalan dan bahkan merekayasa hujan buatan untuk mengatasi polusi udara di ibu kota India tersebut, meskipun para ahli mengatakan ini hanyalah solusi sementara yang gagal mengatasi masalah yang mendasarinya.

    Menurut data pemerintah, beberapa kota di India telah mengalami peningkatan kualitas udara, tetapi kemajuannya lambat. Antara 2018 hingga 2022, rata-rata konsentrasi PM2.5 (ukuran polutan di udara) di New Delhi pada November, saat musim polusi biasanya dimulai, kurang lebih tetap sama, menurut IQAir.

    Para ahli di masa lalu mempertanyakan apakah India memiliki kemauan politik untuk memerangi polusi. “Tidak ada satu pihak pun yang menundukkan kepala dan berkata, ‘kita membuat seluruh negara ini sakit dan mari kita perbaiki’,” kata Jyoti Pande Lavakare, pendiri lembaga nirlaba udara bersih Care for Air.

    (rns/rns)