kab/kota: New Delhi

  • Donald Trump Berharap Konflik India-Pakistan Berakhir dengan Sangat Cepat, Ketegangan yang Memalukan – Halaman all

    Donald Trump Berharap Konflik India-Pakistan Berakhir dengan Sangat Cepat, Ketegangan yang Memalukan – Halaman all

    Donald Trump Berharap Konflik India-Pakistan Berakhir dengan Sangat Cepat, Ketegangan Memalukan

    TRIBUNNEWS.COM- Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa bahwa ia berharap bentrokan antara India dan Pakistan yang bersenjata nuklir berakhir “sangat cepat,” setelah pasukan New Delhi melancarkan serangan dan Islamabad bersumpah akan melakukan pembalasan.

    “Sangat disayangkan, kami baru saja mendengarnya,” kata Donald Trump di Gedung Putih, setelah pemerintah India mengatakan telah menyerang “kamp teroris” di wilayah tetangga baratnya menyusul serangan mematikan terhadap wisatawan di Kashmir yang dikelola India.

    “Saya kira orang-orang tahu sesuatu akan terjadi berdasarkan masa lalu. Mereka telah berjuang selama beberapa dekade dan abad, jika Anda benar-benar memikirkannya,” tambahnya.

    India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga perang besar sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947. 

    Keduanya mengklaim Kashmir secara penuh tetapi mengelola wilayah terpisah di wilayah yang disengketakan tersebut.

    “Saya hanya berharap ini segera berakhir,” kata Trump.

    India secara luas diperkirakan akan menanggapi secara militer sejak orang-orang bersenjata menembak mati 26 orang di Kashmir yang dikelola India.

    New Delhi menyalahkan militan yang katanya berasal dari kelompok Lashkar-e-Taiba yang bermarkas di Pakistan, organisasi teroris yang ditetapkan PBB.

    Militer Pakistan mengatakan serangan India menargetkan tiga lokasi di Kashmir yang dikelola Pakistan dan dua lokasi di provinsi Punjab, provinsi terpadat di negara itu.

    Islamabad mengatakan bahwa tiga warga sipil, termasuk seorang anak, tewas dalam serangan India.

    Serangan India terjadi beberapa jam setelah Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan seruan baru untuk tenang.

    “Kami terus mendesak Pakistan dan India untuk bekerja menuju resolusi yang bertanggung jawab yang menjaga perdamaian jangka panjang dan stabilitas regional di Asia Selatan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce kepada wartawan.

    Pernyataan tersebut muncul setelah Perdana Menteri India Narendra Modi memperingatkan akan menghentikan aliran air melintasi perbatasan setelah serangan Kashmir.

     

     

     

    Trump: Ketegangan India dan Pakistan Hal yang Memalukan

    Presiden AS Donald Trump menggambarkan ketegangan terbaru antara India dan Pakistan sebagai “suatu hal yang memalukan” dan menyatakan harapan agar ketegangan antara kedua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir itu berakhir “dengan sangat cepat.”

    Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Selasa ketika ditanya tentang reaksinya terhadap serangan antara India dan Pakistan, Trump berkata: “Ini memalukan. Kami baru mendengarnya saat kami memasuki pintu Oval.”

    “Saya kira orang-orang tahu sesuatu akan terjadi berdasarkan sedikit kejadian di masa lalu. Mereka telah berjuang untuk waktu yang lama. Anda tahu, mereka telah berjuang selama beberapa dekade dan abad, sebenarnya, jika Anda benar-benar memikirkannya,” katanya.

    “Saya hanya berharap ini segera berakhir,” imbuhnya.

    Beberapa menit sebelum konferensi pers di Gedung Putih, militer India mengatakan pihaknya melancarkan serangan di bawah apa yang dijulukinya “Operasi Sindoor,” yang menargetkan lokasi di Pakistan dan Jammu Kashmir yang dikelola Pakistan.

    Peristiwa ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara terkait serangan bulan lalu terhadap resor wisata Pahalgam di Kashmir yang dikelola India.

     

    SUMBER: AFP, ANADOLU AJANSI

  • Serangan Rudal India Tewaskan 3 Warga, Pakistan Bersumpah Akan Membalas

    Serangan Rudal India Tewaskan 3 Warga, Pakistan Bersumpah Akan Membalas

    Jakarta

    India menembakkan rudal ke wilayah Pakistan dalam eskalasi ketegangan besar antara kedua negara yang memiliki senjata nuklir itu. Sementara itu, Islamabad bersumpah untuk membalas serangan tersebut yang menewaskan 3 warga sipil.

    Dilansir AFP, Rabu (7/5/2025), pemerintah India mengatakan telah menyerang 9 lokasi, menggambarkannya sebagai “serangan presisi terhadap kamp-kamp teroris” di Kashmir yang dikelola Pakistan, beberapa hari setelah menyalahkan Islamabad atas serangan mematikan di wilayah sengketa yang dikelola India.

    Tiga warga sipil terluka dalam serangan itu, yang menghantam sedikitnya 5 lokasi, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengatakan kepada AFP.

    “Kami telah mengonfirmasi laporan tiga warga sipil tewas, termasuk seorang anak,” kata Asif.

    Sebelumnya, militer Pakistan mengatakan bahwa 5 lokasi itu termasuk 3 di Kashmir yang dikelola Pakistan dan 2–Bahawalpur dan Muridke–di Provinsi Punjab yang paling padat penduduknya di negara itu.

    Koresponden AFP di Kashmir dan Punjab yang dikelola Pakistan mendengar beberapa ledakan keras.

    Tak lama setelah itu, India menuduh Pakistan menembakkan artileri melintasi Garis Kontrol, perbatasan de facto di Kashmir, yang dapat didengar oleh koresponden AFP di wilayah tersebut.

    India secara luas diperkirakan akan menanggapi secara militer serangan pada 22 April terhadap wisatawan di Kashmir yang dikelola India bulan lalu oleh orang-orang bersenjata yang katanya berasal dari kelompok Pakistan Lashkar-e-Taiba, organisasi teroris yang ditetapkan PBB.

    New Delhi menyalahkan Islamabad karena mendukung serangan itu, yang memicu serangkaian ancaman panas dan tindakan diplomatik balasan.

    Pakistan menolak tuduhan tersebut, dan kedua belah pihak telah saling tembak-menembak setiap malam sejak 24 April di sepanjang perbatasan de facto di Kashmir, Garis Kontrol yang demiliterisasi, menurut tentara India.

    Serangan rudal pada Rabu (7/5), merupakan peningkatan ketegangan yang berbahaya antara kedua negara tetangga Asia Selatan tersebut, yang telah berperang berkali-kali sejak mereka memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947.

    Selama berhari-hari masyarakat internasional telah memberikan tekanan kepada Pakistan dan India untuk mundur dari ambang perang.

    Ketika ditanya tentang serangan tersebut, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada wartawan di Washington bahwa ia berharap pertempuran “berakhir dengan sangat cepat”.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Panas! PM Modi Ancam Akan Setop Aliran Air India ke Pakistan

    Panas! PM Modi Ancam Akan Setop Aliran Air India ke Pakistan

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengatakan bahwa air dari India yang pernah mengalir melintasi perbatasan akan dihentikan. Pernyataan Modi beberapa hari setelah menangguhkan perjanjian air utama dengan musuh bebuyutannya Pakistan.

    “Dulu air India mengalir ke luar, sekarang akan mengalir untuk India”, kata Modi dalam pidatonya di New Delhi dilansir AFP, Rabu (7/5/2025).

    “Air India akan dihentikan untuk kepentingan India, dan akan digunakan untuk India.”

    Pakistan telah memperingatkan bahwa merusak sungai-sungainya akan dianggap sebagai “tindakan perang”.

    Modi tidak menyebutkan Islamabad secara khusus, tetapi pidatonya disampaikan setelah New Delhi menangguhkan Perjanjian Perairan Indus yang telah berusia 65 tahun, perjanjian mengatur air sangat penting bagi Pakistan yang gersang untuk konsumsi dan pertanian.

    New Delhi menyalahkan Islamabad karena mendukung serangan mematikan terhadap wisatawan di wilayah India di Kashmir yang disengketakan bulan lalu, yang memicu serangkaian ancaman sengit dan tindakan diplomatik balasan.

    Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Senin (5/5) mengatakan hubungan antara Pakistan dan India telah mencapai “titik didih”, memperingatkan bahwa “sekarang adalah saatnya untuk menahan diri secara maksimal dan mundur dari ambang” perang.

    Islamabad pada Selasa (6/5) menuduh India mengubah aliran Sungai Chenab, salah satu dari tiga sungai yang berada di bawah kendali Pakistan menurut perjanjian yang sekarang ditangguhkan.

    Punjab, yang berbatasan dengan India dan merupakan rumah bagi hampir setengah dari 240 juta warga Pakistan, adalah pusat pertanian negara itu, dan “dampak mayoritas akan terasa di daerah-daerah yang memiliki lebih sedikit rute air alternatif,” Pirzada memperingatkan.

    “Suatu hari aliran sungai normal dan hari berikutnya sangat berkurang,” Pirzada menambahkan.

    Di Kashmir yang dikelola Pakistan, sejumlah besar air dari India dilaporkan diubah pada tanggal 26 April, menurut Institut Jinnah, sebuah lembaga pemikir yang dipimpin oleh mantan menteri perubahan iklim Pakistan.

    “Ini dilakukan agar kita tidak dapat memanfaatkan air,” Pirzada menambahkan.

    Sungai Indus adalah salah satu sungai terpanjang di Asia, yang melintasi garis demarkasi yang sangat sensitif antara India dan Pakistan di Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim–wilayah Himalaya yang diklaim sepenuhnya oleh kedua negara.

    Modi, seorang nasionalis Hindu, telah mengancam akan menggunakan air sebagai senjata pada tahun 2016 setelah sebuah serangan di Kashmir yang dikelola India.

    “Darah dan air tidak dapat mengalir bersama,” katanya saat itu.

    Tetapi India juga merupakan negara hilir China–yang mengendalikan hulu sungai Tibet di Brahmaputra, sungai besar yang menjadi kunci timur laut India, dan kemudian mengalir ke Bangladesh.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Makin Panas dengan India, Pakistan Kembali Uji Coba Rudal

    Makin Panas dengan India, Pakistan Kembali Uji Coba Rudal

    Islamabad

    Militer Pakistan kembali menggelar uji coba rudal dengan jangkauan 120 kilometer. Ini menjadi uji coba kedua yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir saat ketegangan dengan negara tetangganya, India, semakin meningkat terkait sengketa Kashmir.

    New Delhi menuduh Islamabad mendukung serangan mematikan terhadap para wisatawan di area Kashmir yang dikuasai India bulan lalu, yang memicu pertikaian terbaru antara kedua negara bertetangga yang sama-sama memiliki senjata nuklir itu.

    “Peluncuran itu dimaksudkan untuk memastikan kesiapan operasional pasukan dan memvalidasi parameter teknis utama, termasuk sistem navigasi rudal yang canggih dan akurasi yang ditingkatkan,” sebut militer Pakistan dalam pernyataannya membahas uji coba rudal itu, seperti dilansir AFP, Senin (5/5/2025).

    Pada Sabtu (3/5), militer Pakistan mengatakan pihaknya telah menguji coba rudal jenis permukaan-ke-permukaan dengan jangkauan 450 kilometer.

    Tidak disebutkan lebih lanjut oleh militer Islamabad soal di mana kedua uji coba rudal itu dilakukan.

    Perdana Menteri (PM) Pakistan, Shehbaz Sharif, mengatakan dirinya puas dengan “kesiapan penuh militer untuk pertahanan nasional”.

    “Peluncuran pelatihan yang sukses dengan jelas menunjukkan bahwa pertahanan Pakistan berada di tangan yang kuat,” ucapnya.

    Pakistan membantah keterlibatan apa pun dengan serangan bersenjata itu, dan menyerukan penyelidikan independen.

    Pekan lalu, otoritas Islamabad memperingatkan tentang serangan udara yang akan segera terjadi dari negara tetangganya, dan telah berulang kali menegaskan bahwa mereka akan merespons dengan kekuatan terhadap setiap agresi oleh India.

    Tekanan internasional telah diberikan kepada Islamabad dan New Delhi untuk meredakan ketegangan. Kedua negara itu sudah beberapa kali berperang memperebutkan wilayah Kashmir yang disengketakan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pakistan Uji Coba Rudal Kedua di Tengah Sengketa Wilayah Kashmir – Halaman all

    Pakistan Uji Coba Rudal Kedua di Tengah Sengketa Wilayah Kashmir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Pakistan pada Senin (5/5/2025) melakukan uji coba rudal kedua dalam dua hari terakhir.

    Peluncuran rudal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dengan India terkait sengketa wilayah Kashmir.

    Rudal yang diuji kali ini memiliki jangkauan sejauh 120 kilometer, Al Arabiya melaporkan.

    Menurut Pakistan, peluncuran ini bertujuan untuk menguji kesiapan operasional dan memvalidasi sistem navigasi serta akurasi rudal yang ditingkatkan.

    Sebelumnya pada Sabtu (3/5/2025), Pakistan juga menguji coba rudal permukaan-ke-permukaan dengan jangkauan 450 kilometer.

    Lokasi pasti kedua uji coba tersebut tidak diungkapkan.

    “Peluncuran latihan yang sukses itu dengan jelas menunjukkan bahwa pertahanan Pakistan berada di tangan yang kuat,” kata Perdana Menteri Shehbaz Sharif dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.

    Ia juga mengaku puas dengan kesiapan penuh militer Pakistan untuk menghadapi situasi apa pun.

    Ketegangan antara Pakistan dan India meningkat tajam setelah serangan mematikan terhadap wisatawan di wilayah Kashmir yang dikuasai India pada 22 April lalu, yang menewaskan 26 orang.

    New Delhi menuduh Islamabad berada di balik serangan tersebut.

    Namun, Pakistan membantah keterlibatan dan menyerukan penyelidikan independen.

    Perdana Menteri India Narendra Modi pun mengeluarkan pernyataan tegas dengan memberikan “kebebasan operasional penuh” kepada militer India untuk merespons serangan itu.

    Sebagai respons, Islamabad memperingatkan akan menanggapi dengan kekerasan jika terjadi agresi dari India.

    Selama lebih dari seminggu terakhir, India dan Pakistan dikabarkan terlibat baku tembak setiap malam.

    Peristiwa itu terjadi di sepanjang Garis Kontrol (LoC), yang merupakan perbatasan de facto kedua negara di wilayah Kashmir, menurut sumber pertahanan India.

    Situasi di lapangan pun makin mencekam.

    Di wilayah Pakistan, latihan darurat dilakukan di lapangan terbuka, sekolah agama ditutup, dan warga diminta menimbun makanan serta obat-obatan.

    Sementara di Kashmir yang dikuasai India, operasi pencarian besar-besaran terhadap pelaku penembakan terus dilakukan.

    Warga yang tinggal dekat perbatasan memilih mengungsi atau berlindung di bunker karena takut konflik pecah.

    Akibat eskalasi ini, Perdana Menteri Sharif bahkan menunda kunjungan resminya ke Malaysia yang dijadwalkan Jumat lalu.

    Hal ini dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Senin (5/5/2025).

    Ia menambahkan bahwa Sharif berharap kunjungan tersebut dapat dilakukan akhir tahun ini.

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi berada di Islamabad pada hari yang sama dalam rangka kunjungan resmi.

    “Pakistan menyampaikan kasusnya kepada negara-negara sahabat,” ujar Menteri Informasi Attaullah Tarar kepada wartawan saat berkunjung ke Kashmir yang dikuasai Pakistan, dikutip AFP.

    Kashmir merupakan wilayah yang dihuni oleh mayoritas Muslim.

    Kashmir punya populasi sekitar 15 juta orang.

    Kashmir diklaim sepenuhnya oleh baik India maupun Pakistan, namun terbagi dalam penguasaan masing-masing.

    Kedua negara telah berperang beberapa kali terkait wilayah ini.

    Kini masyarakat internasional mendesak agar ketegangan segera diredakan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Tebar Duit dari Bola Mata, Pemilik Aplikasi World App Punya Visa RI

    Tebar Duit dari Bola Mata, Pemilik Aplikasi World App Punya Visa RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nama layanan World tiba-tiba jadi pembicaraan. Dari heboh menjanjikan imbalan Rp 800 ribu dengan memindai iris mata hingga akhirnya izinnya dibekukan sementara oleh Kementerian Komunikasi dan Digital.

    Komdigi membekukan Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) Worldcoin dan WorldID setelah adanya laporan masyarakat. Selain itu pihak Kementerian akan memanggil PT. Terang Bulan Abadi dan PT. Sandina Abadi Nusantara. Seluruh perusahaan akan diminta memberikan klarifikasi soal dugaan pelanggaran ketentuan penyelenggaraan sistem elektronik.

    Layanan itu dikembangkan oleh Tools for Humanity. Dalam laman resminya dituliskan perusahaan dikembangkan oleh Alex Blania dan Sam Altman yang bertindak sebagai CEO serta Chairman pada 2019.

    Altman sendiri dikenal sebagai pendiri OpenAI, yang membuat chatbot populer ChatGPT. Chatbot itu sempat viral pada akhir 2022 lalu, bahkan hanya dalam waktu lima hari berhasil mengantongi 1 juta pengguna.

    Di Indonesia, nama pria 40 tahun itu juga tak asing. Bahkan menjadi penerima Golden Visa Indonesia pertama dari pemerintah.

    Altman bisa mendapatkan visa karpet merah karena masuk dalam kategori yang ditentukan. Misalnya orang berpengaruh dengan adanya ChatGPT.

    “Misalnya ada orang yang punya kapasitas intelektual tinggi, peneliti dari top university, orang-orang berpengaruh seperti Chat GPT ya (CEO) Sam Altman,” kata Luhut Binsar Pandjaitan yang waktu itu menjabata sebagai Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi.

    Golden Visa ini diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM (Permenkumham) Nomor 22 tahun 2023 mengenai Visa dan Izin Tinggal, serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82 tahun 2023. Dua aturan itu baru saja terbit pada 30 Agustus 2023.

    Salah satu yang berhak mendapatkan Golden Visa adalah investor perorangan yang akan mendirikan perusahaan di Indonesia dengan keharusan berinvestasi minimal US$2,5 juta untuk mendapatkan izin tinggal 5 tahun dan 10 tahun sebesar US$5 juta.

    Untuk investor korporat diatur secara berbeda, paling sedikit US$25 juta, dan Golden Visa akan diberikan pada jajaran direksi dan komisaris untuk masa tinggal 5 tahun. Sementara masa tinggal 10 tahun dengan besaran investasi mencapai US$50 juta.

    Investor asing perseorangan yang tidak mendirikan perusahaan di Indonesia dapat Golden Visa dengan menempatkan dana senilai US$350 ribu untuk 5 tahun. Sementara untuk 10 tahun senilai US$700 ribu.

    Uang itu bisa didapatkan untuk membeli obligasi pemerintah RI, saham perusahaan publik atau penempatan tabungan.

    Pernah Kunjungi Indonesia

    Sekitar dua tahun lalu, Altman juga pernah berkunjung ke Jakarta. Saat itu dia datang dalam sebuah acara membicarakan mengenai teknologi Artificial Intelligence.

    Dalam kesempatan itu, dia menjawab pertanyaan termasuk cara Indonesia untuk bisa berperan dalam pengembangan teknologi AI. Dia menjawab salah satu yang dilakukan adalah bisa menerima kegagalan.

    “Saya rasa, apa yang saya pelajari dari membangun OpenAI adalah Anda harus siap menerima kegagalan yang signifikan secara ekonomi, sosial, dan aspek lainnya,” kata dia.

    Kedatangannya ke Indonesia sebagai bagian dari kunjungannya ke beberapa negara lain untuk mempromosikan AI. Selain itu juga bwerbicara langsung dengan pengguna ChatGPT dan pengembangan.

    Blusukannya juga menjadi ajang bertemu pemangku kepentingan. Altman mengumumkan langsung perjalanannya itu pada akun media sosialnya tahun 2023.

    Selain Jakarta, beberapa kota lain yang dikunjungi adalah Kanada (Toronto), Brasil (Rio), Nigeria (Lagos), Spanyol (Madrid), Belgia (Brussels), Jerman (Munich), Inggris (London), Perancis (Paris), Israel (Tel Aviv), Uni Arab Emirat (Dubai), India (New Delhi), Singapura, Korea Selatan (Seoul), Jepang (Tokyo), serta Australia (Melbourne).

    (fab/fab)

  • Awas Perang Nuklir! India Resmi Putus Sumber Aliran Air Pakistan

    Awas Perang Nuklir! India Resmi Putus Sumber Aliran Air Pakistan

    Jakarta, CNBC Indonesia – India telah mulai membatasi pasokan air yang mengalir dari wilayahnya ke negara tetangga Pakistan, Minggu (5/5/2025). Hal ini terjadi setelah kedua negara kekuatan nuklir itu berada dalam ketegangan yang tinggi akibat serangan di Kashmir dua pekan lalu yang menewaskan 26 turis.

    Kantor berita terbesar di India, PTI, mengutip sumber anonim yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa aliran air menuju Pakistan di sejumlah bendungan India telah diputus. Salah satu bendungan tersebut berada di wilayah Jammu dan Kashmir, yang sebetulnya telah lama menjadi titik nyala antara New Delhi dan Islamabad.

    “India telah memblokir aliran air melalui Bendungan Baglihar di Sungai Chenab, dan berencana melakukan hal yang sama di Bendungan Kishanganga di Sungai Jhelum di utara wilayah Jammu dan Kashmir,” tutur sumber itu yang juga dikutip Russia Today.

    Ketegangan antara kedua negara meningkat setelah India mengatakan ada unsur-unsur Pakistan yang terkait dengan serangan pada tanggal 22 April di resor pegunungan Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 orang turis. 

    Kejadian itu adalah serangan paling mematikan terhadap wisatawan di Kashmir yang dikelola India dalam lebih dari dua dekade. Perdana Menteri India Narendra Modi telah berjanji untuk mengejar para penyerang.

    Sebuah pernyataan yang dikeluarkan atas nama Front Perlawanan (TRF), yang diyakini sebagai cabang dari Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan, mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun Islamabad telah membantah terkait dengan kelompok itu dan menyerukan penyelidikan yang netral.

    Beberapa waktu lalu Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan Attaullah Tarar mengatakan Islamabad memiliki “informasi intelijen yang kredibel” bahwa India bermaksud untuk melancarkan serangan militer dalam waktu dekat. Hal ini memulai babak baru terkait persaingan kedua negara itu dalam menguasai wilayah Kashmir.

    Wacana yang sama juga disuarakan Duta Besar Pakistan untuk Rusia, Muhammad Khalid Jamali. Menurutnya, serangan terhadap sumber air Pakistan akan dibalas dengan kekuatan penuh.

    “Setiap upaya untuk merebut air di daerah hilir sungai, atau menghentikannya, atau mengalihkannya, akan menjadi tindakan perang terhadap Pakistan dan akan ditanggapi dengan… spektrum kekuatan penuh,” tandasnya.

    (tps/tps)

  • Profil TCG Buyukada, Kapal Perang Turki yang Datang ke Karachi Saat Pakistan-India di Ambang Perang – Halaman all

    Profil TCG Buyukada, Kapal Perang Turki yang Datang ke Karachi Saat Pakistan-India di Ambang Perang – Halaman all

    Profil TCG Buyukada, Kapal Perang Angkatan Laut Turki yang ke Karachi Saat Pakistan dan India di Ambang Perang

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah kapal perang Angkatan Laut Turki, TCG Buyukada, dilaporkan akan singgah di Karachi dari tanggal 4 Mei hingga 7 Mei 2025.

    Kedatangan kapal perang Turki ini berkenaan dengan situasi Pakistan dan negara tetangganya, India, berada di ambang perang menyusul insiden di Pahalgam di Jammu dan Kashmir yang menewaskan 26 orang.

    “Kehadiran kapal perang Turki di Pakistan diperkirakan akan semakin meningkatkan ketegangan antara kedua negara, mengingat negara Mediterania itu merupakan salah satu pendukung terkuat Pakistan dan pemasok senjata utama ke Islamabad,” tulis ulasan situs militer, DSA dikutip Jumat (2/5/2025).

    Tentu saja, kehadiran kapal perang Turkiye di Pakistan saat ini akan menimbulkan kecurigaan di India, yang mungkin berpikir kalau Ankara akan membantu Islamabad secara militer jika konflik bersenjata dengan New Delhi pecah.

    Benarkah Turki akan terlibat langsung dalam peperangan jika konflik Pakistan-India pecah secara terbuka?

    Menurut penasihat hubungan masyarakat dan media Kementerian Pertahanan Nasional Turki, Laksamana Zeki Akturk, kapal perang TCG Buyukada, akan berpartisipasi dalam LIMA 2025 di Langkawi, akan singgah di Oman dan Pakistan.

    Sebagai informasi LIMA Langkawi 2025 adalah singkatan dari Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition, sebuah pameran internasional maritim dan dirgantara.

     “Selain melaksanakan berbagai operasi dan tugas, Angkatan Bersenjata Turki terus melaksanakan kegiatan pelatihan dan latihan tanpa henti untuk memperkuat kemampuan dan pencegahannya, serta untuk meningkatkan tingkat keterampilan personel militernya,” tambah pernyataan tersebut.

    KAPAL PERANG – Kapal perang Angkatan Laut Turki, TCG Buyukada, dilaporkan akan singgah di Karachi dari tanggal 4 Mei hingga 7 Mei. Kedatangan kapal Turki ini bertepatan dengan situasi di mana Pakistan dan negara tetangganya, India, berada di ambang perang menyusul insiden di Pahalgam di Jammu dan Kashmir yang menewaskan 26 orang.

    Profil Kapal Perang Profil TCG Buyukada

    TCG Büyükada (F-512) adalah kapal kedua dari korvet antikapal selam (ASW) kelas Ada milik Angkatan Laut Turki.
     
    Kapal ini diberi nama berdasarkan Pulau Büyükada, yang merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Pangeran di Laut Marmara, yang terletak di tenggara kota Istanbul.

    Dirancang, dikembangkan, dan dibangun oleh Galangan Kapal Angkatan Laut Tuzla (Istanbul) sebagai bagian dari proyek MILGEM, kapal ini mulai dibangun pada tanggal 22 Januari 2008, diluncurkan pada tanggal 27 September 2011, dan mulai beroperasi pada tanggal 27 September 2013.

    Beberapa hari yang lalu, kedatangan pesawat angkut militer Turki C-130E di Pakistan memicu spekulasi bahwa salah satu sekutu terdekat Islamabad mungkin telah melakukan pengiriman senjata mendadak ke negara tersebut.

    Beberapa laporan yang beredar di media sosial mengklaim bahwa pesawat Turki C-130E Hercules telah mendarat di Karachi, diyakini membawa peralatan militer.

    Klaim tersebut didasarkan pada data pelacakan penerbangan yang diperoleh dari intelijen sumber terbuka (OSINT), dengan pesawat terlihat terbang di atas Laut Arab pada tanggal 28 April.

    Faktanya, beberapa laporan media India mengklaim kalau bukan hanya satu, tetapi enam pesawat Turkiye C-130E telah mendarat di Pakistan.

    Hal ini memicu gelombang spekulasi dari berbagai pihak termasuk akademisi India, analis militer, pakar geopolitik, dan netizen yang menyatakan kekhawatiran atas perkembangan tersebut.

    Namun, tuduhan tersebut dibantah oleh Direktorat Komunikasi di bawah Kantor Kepresidenan Turki.

    “Sebuah pesawat kargo dari Turki telah mendarat di Pakistan untuk mengisi bahan bakar sebelum melanjutkan penerbangan ke tujuan berikutnya. Berita spekulatif yang tidak bersumber dari pernyataan resmi dari otoritas atau lembaga terkait tidak boleh dipercaya,” kata pernyataan tersebut.

    Drone Bayraktar TB2 (Batkar)

    Senjata-Senjata Turki di Pakistan

    Pakistan adalah salah satu negara utama yang memiliki hubungan pertahanan erat dengan Turki, terutama dalam hal pembelian dan kerja sama dalam pengembangan sistem persenjataan modern.

    Di antara senjata buatan Turki yang diperoleh Pakistan adalah empat korvet kelas MILGEM yang dikenal sebagai korvet kelas Babur di Angkatan Laut Pakistan.
     
    Kapal-kapal ini dibangun melalui kolaborasi antara STM Turkiye dan Karachi Shipyard & Engineering Works (KS&EW), dengan dua di antaranya dibangun di Turkiye dan dua lainnya di Pakistan.

    Turki dan Pakistan juga berkolaborasi dalam pengembangan pesawat tempur generasi kelima, TAI TF Kaan, dengan rencana mendirikan pabrik bersama di Pakistan.

    Selain itu, Angkatan Udara Pakistan (PAF) juga mengoperasikan UCAV Bayraktar TB2 buatan Turki.

    Penggunaan drone ini telah dikonfirmasi melalui citra satelit yang menunjukkan kehadirannya di Pangkalan Udara Murid PAF pada bulan April 2022, lengkap dengan stasiun kontrol darat dan peralatan pendukung, yang menunjukkan penerimaan setidaknya dua hingga enam unit TB2 oleh PAF.

    Pada bulan September 2022, Bayraktar TB2 ditampilkan dalam latihan pertahanan udara PAF, yang mengonfirmasi integrasinya ke dalam operasi militer Pakistan.

    Drone ini juga dilengkapi dengan rudal berpemandu laser BARQ buatan lokal dan amunisi pintar Turkiye MAM-L, yang memperluas kemampuan serangannya.

    Pada bulan September 2022, Bayraktar TB2 ditampilkan dalam latihan pertahanan udara PAF, yang mengonfirmasi integrasinya ke dalam operasi militer Pakistan .
     
    Drone ini juga dilengkapi dengan rudal berpemandu laser BARQ buatan lokal dan amunisi pintar MAM-L dari Turki, yang memperluas kemampuan serangannya .

    Integrasi Bayraktar TB2 ke dalam jaringan pertahanan udara Pakistan menunjukkan peran pentingnya dalam misi pengawasan dan serangan presisi, yang memberikan PAF keuntungan strategis dalam operasi militer modern.

    Pakistan dan Turki telah lama memiliki hubungan yang sangat dekat dan strategis di berbagai bidang, berdasarkan pada ikatan agama, sejarah, dan geopolitik yang serupa.

    Jalinan Erat Turki-Pakistan yang Tak Disukai India

    Hubungan erat Turki-Pakistan ini diperkuat melalui pendalaman kerja sama militer, ekonomi, dan diplomatik.

    Turki sering tampil sebagai sekutu Pakistan yang paling setia di dunia internasional, termasuk dengan menyatakan dukungan terbuka terhadap sikap Islamabad terhadap masalah Kashmir—sesuatu yang tidak disukai India.

    Kombinasi kerja sama militer, pelatihan bersama, pembagian intelijen dan semangat solidaritas antarnegara Muslim yang dianut kedua negara telah menarik perhatian serius India, yang memandang aliansi Pakistan-Turki sebagai upaya untuk mengepung kepentingannya di kawasan tersebut.

    Beberapa hari yang lalu, delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Yasar Kadioglu, Kepala Intelijen Angkatan Bersenjata Turki, melakukan kunjungan kehormatan kepada Kepala Staf Angkatan Udara Pakistan, Marsekal Udara Zaheer Ahmed Baber Sidhu, selama kunjungan mereka ke Markas Besar Angkatan Udara di Islamabad.

    “Bagi New Delhi, meningkatnya hubungan antara Pakistan dan Turki—dikombinasikan dengan sikap Ankara yang selaras dengan Beijing dan kritis terhadap kebijakan dalam negeri India—dipandang sebagai tantangan terhadap posisi strategis India di Asia Selatan dan potensi gangguan terhadap keseimbangan kekuatan di kawasan Islam secara keseluruhan,” tulis ulasan DSA.

     

    (oln/dsa/*)

  • Pakistan Mengaku Bukan Pihak yang Memulai Ketegangan dengan India

    Pakistan Mengaku Bukan Pihak yang Memulai Ketegangan dengan India

    KARACHI – Pakistan pada Rabu (30/4) menekankan bahwa mereka bukan pihak pertama yang meningkatkan ketegangan, tetapi memperingatkan bahwa negara itu akan merespons “dengan sangat keras” setiap tindakan eskalasi semacam itu oleh India.

    Saat berbicara dalam konferensi pers di Islamabad, Menteri Luar Negeri Ishaq Dar mengatakan angkatan bersenjata Pakistan “dalam kondisi waspada” dan “waspada” terhadap perkembangan yang terjadi setelah serangan 22 April di wilayah Kashmir yang dikelola India, yang menewaskan 26 orang.

    “Para pemimpin dunia.. telah meminta pihak-pihak terkait untuk menahan diri dalam beberapa hari terakhir. Saya telah menjelaskan dengan sangat jelas, atas nama pemerintah dan negara, bahwa Pakistan tidak akan menjadi pihak pertama yang melakukan tindakan eskalasi,” kata Dar.

    “Namun, jika terjadi tindakan eskalasi oleh India, kami akan menanggapinya dengan sangat tegas,” tambah dia.

    Pakistan, katanya lebih lanjut, “tidak ada hubungannya” dengan serangan Pahalgam. “Titik.”

    “Pakistan tidak memiliki hubungan apa pun… dan juga bukan penerima manfaat potensial,” tambahnya.

    Seraya mengecam penangguhan sepihak perjanjian pembagian air yang disponsori Bank Dunia, Perjanjian Perairan Indus oleh New Delhi, Dar menegaskan kembali peringatan Islamabad bahwa tindakan apa pun untuk menghentikan atau mengalihkan pembagian air Pakistan akan diperlakukan sebagai “tindakan perang.”

    Dia menuduh New Delhi menggunakan serangan terbaru tersebut sebagai alasan untuk “menekan perjuangan kemerdekaan yang sah” di Jammu dan Kashmir, dan untuk melancarkan “sentimen Islamofobia yang terang-terangan” terhadap warga Kashmir, seperti dikutip sumber Anadolu.

    Serangan Pahalgam semakin memperburuk hubungan yang sudah tegang antara Pakistan dan India terkait wilayah Himalaya yang disengketakan.

  • PM Modi Restui Militer India Serang Pakistan

    PM Modi Restui Militer India Serang Pakistan

    GELORA.CO – Menteri Penerangan Pakistan Attaullah Tarar mengonfirmasi bahwa mereka mendapat informasi intelijen bahwa India sedang bersiap melancarkan serangan militer terhadap negaranya dalam beberapa jam mendatang. Peringatan ini di tengah seruan Amerika dan Arab untuk tenang. 

    Dalam rekaman pidato yang disiarkan di televisi pemerintah pada Rabu, menteri Pakistan memperingatkan konsekuensi dari eskalasi India di wilayah tersebut. Agence France-Presse mengutip seorang pejabat senior yang mengatakan bahwa Perdana Menteri India Narendra Modi telah memberikan “kebebasan penuh” kepada militer untuk bertindak dalam menanggapi serangan apa pun selama pertemuan tertutup pada Selasa. 

    Namun Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar menegaskan negaranya tidak akan melancarkan serangan.

    Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat pada tanggal 22 April setelah orang-orang bersenjata menembaki wisatawan di distrik Pahlgam di Jammu dan Kashmir (di bawah kendali India), menewaskan 26 orang dan melukai lainnya. 

    Para pejabat India mengatakan para penyerang berasal dari Pakistan, sementara Islamabad menuduh India melancarkan kampanye disinformasi terhadap mereka. Serangan tersebut bertepatan dengan kunjungan Wakil Presiden AS J.D. Vance dan keluarganya ke India, di mana mereka bertemu dengan Perdana Menteri India. 

    Pasca serangan tersebut, kedua negara bertetangga tersebut mengambil tindakan timbal balik, termasuk menurunkan hubungan diplomatik dan militer, membatalkan visa, dan tindakan lainnya.

    Pemerintah India mengumumkan penutupan wilayah udaranya bagi maskapai penerbangan Pakistan, beberapa hari setelah Islamabad melarang maskapai penerbangan India terbang di atas wilayahnya. Pemberitahuan kepada penerbang yang dikeluarkan oleh pemerintah India menyatakan bahwa larangan terhadap pesawat Pakistan akan berlaku mulai 30 April hingga 23 Mei.

    Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menuduh India terlibat dalam apa yang disebutnya “provokasi” dan “mencari eskalasi.” Sharif mendesak Amerika Serikat, dalam panggilan yang diterimanya dari Menteri Luar Negeri Marco Rubio, untuk menekan India agar “mengurangi retorikanya dan bertindak secara bertanggung jawab.” 

    Kantor Perdana Menteri mengatakan Sharif menyatakan penyesalannya atas pilihan India untuk “menggunakan air sebagai senjata” dan menekankan bahwa Perjanjian Perairan Indus tidak mengizinkan India untuk secara sepihak mengingkari kewajibannya. 

    Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce mencatat panggilan Menteri Luar Negeri dengan Perdana Menteri Pakistan, di mana ia “berbicara tentang perlunya mengutuk serangan teroris tanggal 22 April di Pahlgam” di Kashmir yang dikelola India. Bruce menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa Rubio “mendesak para pejabat Pakistan untuk bekerja sama dalam melakukan penyelidikan atas serangan tidak masuk akal ini.” Dalam panggilan terpisah dengan Menteri Luar Negeri India, Rubio juga mendorong New Delhi untuk bekerja sama dengan Islamabad untuk meredam ketegangan dan menjaga perdamaian di Asia Selatan. []