kab/kota: Nagekeo

  • Tangis Histeris Ibunda Prada Lucky Saat Ibadah Tutup Peti “Mama Hancur, Nak!”

    Tangis Histeris Ibunda Prada Lucky Saat Ibadah Tutup Peti “Mama Hancur, Nak!”

    GELORA.CO  — Suasana haru menyelimuti TPU Kapadala di Kelurahan Airnona, Kecamatan Kota Raja, Kupang, Nusa Tenggara Timur, ketika jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) dimakamkan secara militer.

    Prosesi yang dihadiri ribuan pelayat ini diawali dengan ibadah bersama di kediaman keluarga di kawasan Asrama TNI Kuanino.

    Dimana peti jenazah dibalut bendera Merah Putih dan dihantarkan ke peristirahatan terakhir dengan tembakan salvo dari prajurit Kodim Kupang dan Brigif Komodo.

    Keluarga almarhum hadir penuh duka.

    Sang ibu, Sepriana Paulina Mirpey, tampak terisak, dan teriakan pilu menyuarakan ketidakikhlasan keluarga melepas kepergian putra mereka.

    “Mama belum terima nak, mama tidak terima kamu pergi seperti ini,” seru Sepriana

    Penundaan pemakaman sengaja dilakukan hingga kakak perempuannya tiba di Kupang, untuk melakukan penghormatan terakhir.

    Upacara kedinasan dilaksanakan lanjutan dengan prosesi resmi di rumah duka, dipimpin oleh Kas Brigif Letkol Bayu Sigit Dwi Untorodi sebagai inspektur upacara

    Iringan tembakan penghormatan menunjukkan betapa tinggi penghargaan kepada Prada Lucky, sekaligus mencerminkan duka mendalam yang dirasakan satuan dan keluarga.

    Di tengah duka, ayah Prada Lucky, Sersan Mayor Christian Namo, menyampaikan tuntutan tegas agar proses hukum tetap berjalan secara transparan dan adil.

    Meskipun jenazah telah dimakamkan, dia menyerukan agar pihak yang bertanggung jawab dihukum berdasarkan aturan yang berlaku .

    Kasus tragis ini telah memicu penyelidikan serius.

    Saat ini, Polisi Militer (Pomdam IX/Udayana), melalui Sub Denpom IX/1-1 Ende, mendalami dugaan penganiayaan yang dialami Prada Lucky.

    Sebanyak 20 prajurit telah dimintai keterangan, dan empat di antaranya sedang ditahan untuk penguatan proses investigasi

    Kematian Prada Lucky sebelumnya merupakan peristiwa mengejutkan di Nagekeo.

    Ia dikabarkan meninggal akibat henti jantung pada Rabu, 6 Agustus 2025, setelah dirawat intensif di RSUD Aeramo selama beberapa hari.

    Tubuhnya penuh luka lebam, luka bakar seperti bekas sundutan rokok, dan sayatan yang mengindikasikan adanya tindakan kekerasan fisik.

    Pemakaman secara militer ini tidak hanya menjadi tanda penghormatan atas pengabdian Prada Lucky, namun juga menandai awal dari perjuangan keluarga menuntut keadilan atas kepergian yang masih menyisakan tanda tanya.

    Publik menunggu dengan seksama agar investigasi dapat mengungkap kebenaran dan mencegah tragedi serupa kembali terulang

  • Detik-Detik Terakhir Saat Prada Lucky Berjuang Lewat CPR dan Nafas Buatan

    Detik-Detik Terakhir Saat Prada Lucky Berjuang Lewat CPR dan Nafas Buatan

    GELORA.CO  — Video memilukan yang beredar memperlihatkan perjuangan terakhir Prada Lucky Chepril Saputra Namo sebelum ia menyerah pada ajal.

    Dalam potongan gambar yang terekam di RSUD Aeramo, dua dokter bekerja tanpa henti.

    Salah satunya melakukan resusitasi jantung paru (CPR), sementara dokter berseragam TNI berusaha memberi nafas buatan.

    Momen dramatis ini mencerminkan upaya maksimal menyelamatkan nyawa, meski tak berhasil menghentikan nasib tragis yang menanti dada muda Prada Lucky.

    Korban, yang baru dua bulan mengabdi sebagai prajurit TNI di Batalyon TP 834/Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, sempat berbicara dengan dokter di ruang radiologi.

    Dengan suara lemah, ia mengungkapkan bahwa dirinya dipukul oleh seniornya.

    Dari tindakan kekerasan itu membuat tubuhnya dipenuhi luka lebam, sayatan, bahkan ada juga bekas luka bakar mirip sundutan rokok di lengan dan kaki

    Semua luka-luka itu terpampang mengenaskan di tubuh prajurit 23 tahun itu

    Atas kejadian itu kini Polisi Militer telah memeriksa 20 orang rekan satuan Lucky, dan empat di antaranya kini ditahan.

    Di tengah hingar-bingar berita dan simpati yang mengalir deras, tim investigasi militer tetap berpegang pada asas praduga tak bersalah, berharap kebenaran segera terungkap

  • Jenazah Prada Lucky Dimakamkan di Kupang Hari Ini, Proses Hukum Diminta Tetap Berjalan Transparan

    Jenazah Prada Lucky Dimakamkan di Kupang Hari Ini, Proses Hukum Diminta Tetap Berjalan Transparan

    Sebanyak 24 anggota TNI diperiksa dalam kasus meninggalnya prajurit TNI AD di Nusa Tenggara Timur bernama Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga dianiaya seniornya.

    Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Wahyu Yudhayana mengatakan mereka yang diperiksa adalah terduga pelaku penganiayaan dan saksi atas meninggalnya Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril saat bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    “Hingga saat ini, ada lebih dari 24 orang yang sedang diperiksa, baik sebagai terduga pelaku maupun saksi. Semua dimintai keterangan dalam proses pemeriksaan ini,” kata Wahyu saat ditemui di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung Barat dilansir Antara, Jumat (8/8/2025).

    Saat ini, kata Kadispenad, semua terduga pelaku penganiayaan Prada Lucky dan saksi dalam kasus yang terjadi di salah satu satuan di bawah Kodam IX/Udayana itu tengah diperiksa intensif oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) di Kupang, NTT.

     

  • Terungkap Prada Lucky Sempat Kabur ke Ibu Angkat usai Dianiaya, Dijemput Senior Lalu Disiksa Lagi di Barak

    Terungkap Prada Lucky Sempat Kabur ke Ibu Angkat usai Dianiaya, Dijemput Senior Lalu Disiksa Lagi di Barak

    Sebanyak 24 anggota TNI diperiksa dalam kasus meninggalnya prajurit TNI AD di Nusa Tenggara Timur bernama Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga dianiaya seniornya.

    Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Wahyu Yudhayana mengatakan mereka yang diperiksa adalah terduga pelaku penganiayaan dan saksi atas meninggalnya Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril saat bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    “Hingga saat ini, ada lebih dari 24 orang yang sedang diperiksa, baik sebagai terduga pelaku maupun saksi. Semua dimintai keterangan dalam proses pemeriksaan ini,” kata Wahyu saat ditemui di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung Barat dilansir Antara, Jumat (8/8/2025).

    Saat ini, kata Kadispenad, semua terduga pelaku penganiayaan Prada Lucky dan saksi dalam kasus yang terjadi di salah satu satuan di bawah Kodam IX/Udayana itu tengah diperiksa intensif oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) di Kupang, NTT.

  • 4 Senior TNI AD ini Diketahui Siksa Prada Lucky dengan Tangan Kosong

    4 Senior TNI AD ini Diketahui Siksa Prada Lucky dengan Tangan Kosong

    GELORA.CO  – Para senior yang menyiksa Prada Lucky Chepril Saputra Namo sudah ketahuan namanya dari 20 orang, kini 4 identitas sudah dikantongi polisi.

    Terbukti empat pelaku menyiksa Lucky Namo menggunakan tangan kosong.

    Ibu Lucky geram dan sakit hati atas perbuatan empat pelaku. 

    Diketahui Lucky Chepril Saputra Namo karib disapa Lucky Namo. Usianya 23 tahun.

    Lucky resmi menjadi anggota TNI Angkatan Darat (AD) sejak Juni 2025. Itu setelah delapan kali tes.

    Setelah dilantik, Lucky Namo bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 di Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Sudah satu bulan Lucky bertugas di sana.

    Ayah Lucky adalah Sersan Mayor (Serma) Christian Namo.

    Ia tugas di Kodim 1627 Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.

    Sedangkan istrinya, Sepriana Paulina Mirpey, ibu Lucky.

    Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan mengatakan bahwa sudah menahan empat orang dalam kasus kematian Prada Lucky Namo.

     “Sudah empat orang yang diamankan,” katanya.

    Empat orang ini ditahan di Subdenpom Ende.

    Mereka adalah :

    1.Pratu Petris Nong Brian Semi

    2. Pratu Ahmad Adha

    3. Pratu Emiliano De Araojo

    4, Pratu Aprianto Rede Raja

    Ia tak mengungkap peran dari empat pelaku dalam kematian Lucky.

    Namun berdasarkan informasi beredar, hasil pemeriksaan Staf-1/Intel Yonif 834/WM, empat senior tersebut melakukan tindak kekerasan dengan cara memukul menggunakan tangan kosong.

    “Proses tetap berlanjut sampai terang benderang dan pelaku dijatuhi hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku,” katanya.

    Prada Lucky Namo meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Kabupaten Nagekeo pada Rabu (6/8/2025).

    Sepriana Paulina Mirpey mengungkap ketika kabur ke rumah ibu asuhnya, Iren, Lucky sempat mengaku luka pada tubuhnya disebabkan oleh penyiksaan dari seniornya.

    “Dia bilang dia punya senior. Dia sebut namanya, satu Bamak, satu Dasi Intelnya. Dia bilang begitu,” katanya.

    “‘Mama saya dipukul. Pukul sama Bamak, Dasi Intel dengan senior-senior lain,” tambahnya.

    Ia mengungkap pelaku penyiksaan terhadap Lucky 20 orang, bukan hanya empat.

    “Ada 20 orang semua, bukan 4 orang saja,” katanya.

     

    Menurutnya ada senior-senior yang berperan menyiksa Lucky menggunakan selang.

    “Yang hukum cambuk itu juga semuanya proses tidak ada bilang pilih kasih. Semuanya proses,” katanya.

    Ia menegaskan semua pelaku penganiayaan Prada Lucky Namo harus dihukum.

    “Saya mama kandung, saya melahirkan dia. Kalau tidak proses lebih baik kalian bunuh saya ikut anak saya langsung. Saya sakit hati, saya hancur hatinya kalian bikin seperti ini,” katanya

  • Banyak Kejanggalan Dirasakan Ibunda Prada Lucky, Ternyata Sudah Disiksa Berkali-kali

    Banyak Kejanggalan Dirasakan Ibunda Prada Lucky, Ternyata Sudah Disiksa Berkali-kali

    GELORA.CO  – Kejanggalan dirasakan ibunda dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo, Epi Seprina Mirpey.

    Kejanggalan dirasakan sebelum putranya disiksa rekan seniornya.  

    Prada Lucky merupakan prajurit TNI AD Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) Nagekeo.

    Epi menceritakan bahwa dirinya sangat kangen dan ingin mengetahui kabar putranya. 

    Namun Epi tak juga mendapat kabar sang putra.

    “Kalau kejanggalan terlalu banyak. Saya pun anak ini, kalau pun tahu dia sakit, kasih info minimal orang tua kasih tahu,” kata Epi lirih dikutip dari video saat dia diwawancara unggahan FB Ratna Melisa Hale, Jumat (8/8/2025).

    Epi mengaku dirinya juga sulit menghubungi putranya itu via telepon, karena handphone korban dipegang oleh seniornya.

    Epi pun tak menyangka bahwa putranya itu sudah babak belur dipukuli.

    “Kalau saya pun anak sudah sakit banyak, sudah dibawa ke rumah sakit, sudah di ICU, kenapa HP ditahan terus, dia sama sekali tidak bisa komunikasi dengan saya sama sekali di saat dia sudah sakit banyak, saya WA, Pasi Intelnya hanya di read-read saja,” ujarnya.

    “Saya sampai mohon-mohon, Dansi tolong kasih tahu anak saya kabar, saya kepikiran maksudnya toh,” sambung Epi.

    Setelah sekian waktu berulang kali kirim WA, akhirnya Epi bisa berkomunikasi via sambungan WhatsApp.

    Dia mendapati suara sang putra sudah berbeda dibanding biasanya.

    “Anak saya punya suara sudah beda, ‘mama shalom’, ‘iya shalom’, ‘Lucky bagaimana kabarnya’, itu saya belum tahu kalu dia sudah sakit banyak itu,” cerita Epi.

    Epi menjelaskan bahwa saat itu Prada Lucky mengaku baik-baik saja dan dia juga mengaku rindu.

    Prada Lucky juga menanyakan kapan ibunya itu datang, dan Lucky meminta Epi untuk datang dengan naik pesawat.

    Epi merasa perkataan putranya itu aneh.

    “Belum merasa (curiga), tapi dia punya omongan saya kerasa kok aneh. ‘Mama nanti bulan depan mama datang ke sini pakai pesawat, nanti Lucky booking tiket pesawat ya’,” kata Epi menirukan ucapan Prada Lucky.

    Epi baru curiga setelah mendapat kabar dari mama angkat korban karena Lucky rupanya berusaha kabur.

    Saat sampai di rumah mama angkatnya, Lucky sudah mengalami luka di sekujur tubuh karena disiksa senior.

    “Dia datang di mama angkatnya itu dengan sekujur tubuhnya sudah luka semua, jadi mama angkatnya sempat kompres dia, gosok minyak,” katanya.

    Namun tak berselang lama, Lucky kembali dijemput oleh para seniornya dan diduga kembali disiksa.

    Mendapat informasi itu, Epi mencoba menghubungi Pasi Intel yang memegangi HP putranya untuk menanyakan.

    Namun disebut bahwa Prada Lucky baik-baik saja dan sedang istirahat.

    “Video call hanya muka pasi intel saja, dia kayak bingung begini, dia bilang ‘sudah mama Lucky masih istirahat’, ternyata itu Lucky sudah koma di ICU,” ucapnya lirih.

    Epi mengaku dirinya pun langsung berinisiatif membeli tiket sendiri malam-malam untuk menjenguk putranya.

    “Saya datang, mereka semua saya tunjuk, kalian biadab, siapa yang mau tahan saya, tahan sini !, anak saya sudah begini, saya masuk di ruang ICU, Lucky, Tuhan Yesus,” katanya.

    “Dia sudah tidak sadar, saya bisikan di telinganya, ventilator masuk, saya bilang Lucky mama datang nak, mama datang, mama jaga Lucky di sini, dia langsung berontak dengar suara, mereka putus asa semua, tidak boleh ada yang kontak mamanya, keluarganya tidak boleh dikontak, manusia PKI, bagi saya PKI, semua yang pelaku itu PKI semua,” ungkapnya.

    Dilansir dari Pos Kupang, Prada Lucky merupakan prajurit TNI yang baru dilantik di Rindam IX Udayana, Singaraja, Bali pada Juni 2025 kemarin.

    Lucky bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Namun baru dua bulan bertugas sebagai Tabakpan 2.2 Ru 3 Ton I Kipan A Yonif TP 834/WM, Lucky justru tewas mengenaskan dengan luka di sekujur tubuh.

    Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan mengatakan sudah empat anggota TNI yang ditahan atas kasus kematian Prada Lucky Namo.

    “Sudah empat orang yang diamankan di Subdenpom Ende,” katanya.

    24 orang tersangka 

    Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menegaskan hingga saat ini ada 24 orang yang diperiksa untuk dimintai keterangan. 

    Menurut Wahyu, di antara 24 orang yang diperiksa tersebut ada juga termasuk sosok terduga pelaku penganiayaan.

    “Hingga saat ini, ada lebih dari 24 orang yang sedang diperiksa, baik sebagai terduga pelaku maupun saksi,” kata Wahyu di Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Jumat (8/8/2025).

    Menurut Wahyu, kasus tersebut tengah ditangani oleh Polisi Militer Kodam IX/Udayana.

    Hasil pemeriksaan nantinya akan menentukan sejauh mana para pelaku akan dihukum.

    “Sanksi terberat akan ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan. Semua sudah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Militer,” ungkap dia.

    Lucky merupakan prajurit TNI AD yang bertugas di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM), Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

    Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025), setelah diduga mengalami penganiayaan berat oleh seniornya.

    Diusut Transparan

    Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan, TNI seharusnya menjadi teladan bagi warga, mengingat mereka merupakan pengayom masyarakat sekaligus pelindung negara.

    Hal tersebut disampaikan HNW dalam merespons kasus tewasnya Prada Lucky yang disiksa seniornya sendiri di NTT.

    “Ya sangat seharusnya bila TNI kita, polisi kita, menjadi teladan ya di warga, terkait dengan bagaimana mereka menghadirkan konsolidasi,” ujar HNW, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (8/8/2025).

    “Kalau mereka diharapkan menjadi pengayom masyarakat, menjadi pembela negara, tentulah mereka harus menjadi pengayom di antara mereka sendiri, pembela di antara mereka sendiri, jangan sampai justru menghadirkan kesan kondisi tidak solid, kondisi saling mencederai.”

    Menurutnya, apapun alasan penyiksaan tersebut, hukum harus ditegakkan seadil-adilnya kepada para pelaku. 

    HNW juga meminta agar kasus penganiayaan Prada Lucky dilakukan secara transparan kepada masyarakat. 

    “Supaya dengan cara itu, maka masyarakat percaya hukum ada di Indonesia. Masyarakat percaya bahwa penegakan hukum diberlakukan pada siapapun,” imbuh dia.

    “Dan dengan cara itu, mudah-mudahan akan mengembalikan juga soliditas di internal TNI, maupun juga di lembaga negeri lainnya,” tegas HNW

  • Jenazah Prada Lucky Dimakamkan di Kupang Hari Ini, Proses Hukum Diminta Tetap Berjalan Transparan

    Tragis Nasib Prada Lucky: 7 Kali Gagal Tes Masuk TNI, Setelah Diterima 3 Bulan Malah Tewas Dianiaya Senior

    Keluarga kaget mendengar kabar Prada Lucky tewas usai dianiaya seniornya. Prajurit TNI AD itu bertugas di Batalyon TP 834 Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Penuturan paman korban, Rafael Davids, keponakannya itu baru hitungan bulan menjadi prajurit TNI. “Prajurit baru dan pelantikannya bulan Juni,” kata Davids kepada wartawan, Kamis (7/8/2025).

    Menurutnya, Lucky beberapa waktu lalu sempat pulang ke Kupang untuk mengadakan syukuran dengan keluarga dan teman-temannya. Kemudian tanggal 5 Juni, kembali ke kompi.

    Rafael menambahkan, Prada Lucky dikenal sosok baik. Meski pendiam, tetapi tidak angkuh. “Tidak sombong apa segala, tidak anak ini,” kenangnya.

    Menurutnya, Rafael anak kedua dari empat bersaudara. Dia memiliki kakak perempuan dan dua adik laki-laki yang masih kecil.

  • Jeritan Histeris Ibunda Peluk Erat Foto di Samping Jasad Prada Lucky: Mama Sudah Datang Nak

    Jeritan Histeris Ibunda Peluk Erat Foto di Samping Jasad Prada Lucky: Mama Sudah Datang Nak

    Liputan6.com, Jakarta- Tangis ibu Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), Sepriana Paulina Mirpey, pecah. Di samping jenazah, dia duduk sambil memeluk erat foto sang putra.

    Prada Lucky tewas diduga akibat dianiaya seniornya. Prada Lucky merupakan prajurit TNI AD yang bertugas di Batalyon TP 834 Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    “Lucky, mama sudah datang ni nak, Lucky kan minta mama datang ke Nagekeo, mama sudah datang,” ucap Sepriana sambil mengusap air matanya, Jumat (8/8/2025).

    Sepriana mengungkap momen saat pertama kali Prada Lucky dianiaya seniornya. Saat itu, Prada Lucky dicambuk. Karena kesakitan, Prada Lucky melarikan diri dan mencari perlindungan di rumah ibu angkatnya. Di sana, luka-luka di tubuhnya dirawat seadanya dengan minyak dan kompres dingin.

    “Dia lari ke bawah ke mama angkatnya, badannya hancur semua. Dari tangan, kaki, belakang,” tuturnya pilu.

    Prada Lucky juga mengungkapkan sosok yang menganiaya tak lain seniornya dari Bamak (Badan Pembinaan Hukum Militer) dan Dasintel (Komando Daerah Intelijen). Namun, Lucky tak sempat menyebut nama pelaku secara spesifik.

    “Mama saya dipukul, dipukul sama Bamak, Dasintel, dan senior-senior lainnya,” ujar Sepriana dengan suara bergetar.

  • Jeritan Histeris Ibunda Peluk Erat Foto di Samping Jasad Prada Lucky: Mama Sudah Datang Nak

    Ibu Prada Lucky Ungkap Sosok yang Aniaya Putranya

    Ibu korban, Paulina Mirpey tak henti menangis meratapi jasad putranya yang terbujur kaku. Sedangkan ayah, Christian Namo berusaha tegar menahan duka mendalam.

    Rupanya, sebelum kematian Prada Lucky, sang ibu sudah mendapatkan firasat buruk. Selama tiga malam, dia bermimpi didatangi anaknya.

    “Ibunya mimpi kalau Lucky datang ke rumah dengan raut muka sedih. Mimpi yang sama selama tiga hari,” ungkap paman Lucky, Rafael Davids, Kamis 7 Agustus 2025.

    Saat itu, sang ibu tak mendapat kabar apapun dari Lucky maupun dari kesatuan tempat Prada Lucky mengabdi. Instingnya sebagai seorang ibu, membuat ibu empat anak itu memutuskan berangkat ke Nagekeo.

    Namun betapa kagetnya saat tiba di Nagekeo. Dia mendapatkan anaknya sudah sekarat terbaring di rumah sakit.

    “Tidak ada informasi dari kesatuan ke orang tua. Tiba di sana baru kaget, ternyata Lucky di rumah sakit karena disiksa,” ungkapnya.

    Setelah empat hari dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Prada Lucky mengembuskan nafas terakhirnya.

    “Dia mungkin tunggu ayahnya tiba di rumah sakit, karena sesaat ayahnya tiba, Lucky langsung berhenti nafaz,” ucapnya penuh haru.

    Prada Lucky meninggal dunia setelah tiga hari dirawat intensif di ruang ICU RSUD Aeramo, Kecamatan Aesesa, pada Rabu (6/8/2025).

     

  • Ketika Anak Dibunuh Secara Keji: Jeritan Hati Anggota TNI yang Kehilangan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 Agustus 2025

    Ketika Anak Dibunuh Secara Keji: Jeritan Hati Anggota TNI yang Kehilangan Regional 8 Agustus 2025

    Ketika Anak Dibunuh Secara Keji: Jeritan Hati Anggota TNI yang Kehilangan
    Tim Redaksi
    KUPANG, KOMPAS.com
    – Sersan Mayor (Serma) Christian Namo berdiri tegap di belakang mobil ambulans yang membawa jenazah putra tercintanya, Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo (23), Kamis (7/8/2025).
    Dengan mata melotot dan tangan kanannya menengadah, Christian berteriak mempertanyakan kehadiran negara saat anaknya meninggal dengan cara yang tidak wajar.
    Di halaman depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, Christian yang bertugas di Komando Distrik Militer (Kodim) 1627 Rote Ndao, berulang kali meminta keadilan untuk anak lelaki sulungnya.
    Meski beberapa rekan kerjanya berusaha menenangkan, upaya tersebut tidak berhasil. Christian terus meluapkan kekesalannya.
    “Kamu saksikan semua, yang bunuh anak saya sifat PKI, keji. Ingat baik-baik itu,” teriak Christian dengan lantang.
    Kekesalan Christian disebabkan kematian putranya, yang bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT, diduga akibat penganiayaan oleh para seniornya.
    Kekecewaannya semakin meningkat karena keinginan untuk mengotopsi jenazah Lucky di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang tidak terwujud.
    Di Rumah Sakit Wira Sakti, tidak ada dokter yang tersedia melakukan otopsi, sementara di Rumah Sakit Bhayangkara, dokter meminta surat pengantar dari polisi.
    “Saya hanya ingin membuktikan penyebab meninggal sang buah hati melalui otopsi. Saya meminta negara harus hadir untuk membantuku, termasuk mengungkap pelaku pembunuh anak saya,” ungkap Christian.
    Setelah beberapa waktu, rekan-rekannya, termasuk komandan dan keluarga, berhasil membujuk Christian melunakkan sikapnya.
    Ia kemudian meminta sopir ambulans membawa jenazah putranya ke rumah duka di Rumah Dinas TNI Angkatan Darat, Kodim 1617 Rote Ndao, yang terletak di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.
    Sesampainya di rumah duka, ratusan pelayat dan keluarga menyambut kedatangan jenazah Lucky dengan tangisan.
    Hingga berita ini diturunkan, Korem 161 Wira Sakti Kupang dan Kodam Udayana belum memberikan tanggapan saat dihubungi oleh Kompas.com.
    Sebelumnya, diberitakan bahwa Prada Lucky Chepril Saputra Namo meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025), diduga akibat penganiayaan oleh seniornya.
    Lucky sempat dirawat intensif di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nageko, Nusa Tenggara Timur.
    Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto, membenarkan bahwa salah satu prajurit di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 telah meninggal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.