kab/kota: Moskow

  • Demi Ukraina Bisa Gabung NATO, Zelensky Siap Mundur dari Jabatan Presiden – Halaman all

    Demi Ukraina Bisa Gabung NATO, Zelensky Siap Mundur dari Jabatan Presiden – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan dirinya siap mengundurkan diri dari jabatannya.

    Pengumuman dari Volodymyr Zelensky ini dilakukan demi Ukraina bisa diterima dalam aliansi militer NATO.

    Akhir-akhir ini, hubungan Volodymyr Zelensky dengan Presiden AS, Donald Trump, tampak merenggang.

    Bahkan, pemerintah AS telah mengkritik habis-habisan Zelensky, menyebut Ukraina memulai konflik terlebih dahulu dengan Rusia.

    Trump pun meminta Zelensky untuk segera mengadakan pemilu yang ditangguhkan akibat dari perang dengan Rusia.

    Dengan berbagai tuduhan itu, Zelensky meminta untuk bertemu dengan Trump sebelum Presiden AS itu bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

    Zelensky juga menyerukan agar Ukraina diberikan keanggotaan NATO sebagai bagian dari kesepakatan apa pun untuk mengakhiri perang.

    “Jika ada perdamaian untuk Ukraina, jika Anda benar-benar membutuhkan saya untuk meninggalkan jabatan saya, saya siap,” kata Zelensky, dikutip dari AFP.

    “Saya dapat menukarnya dengan NATO,” tegasnya.

    Zelensky Trump terlibat dalam perang kata-kata sejak pejabat AS dan Rusia bertemu minggu lalu di Arab Saudi untuk perundingan tingkat tinggi pertama mereka dalam tiga tahun.

    Langkah tersebut mengguncang kebijakan Barat untuk mengisolasi Kremlin dan membuat marah para pemimpin Ukraina dan Eropa karena mereka tidak diundang.

    Dalam serangkaian serangan verbal selama seminggu terakhir, Trump telah mencap Zelensky sebagai seorang “diktator”.

    Zelenskyy mengatakan dia tidak “tersinggung” dengan komentar Trump dan siap menguji popularitasnya dalam pemilu setelah darurat militer berakhir di Ukraina.

    “Seseorang akan tersinggung dengan kata ‘diktator’, jika dia seorang diktator,” kata Zelenskyy dalam konferensi pers.

    “Saya sangat mengharapkan pengertian dari Trump terhadap satu sama lain,” lanjutnya.

    Pemimpin Ukraina itu juga meminta Trump untuk bertemu dengannya sebelum pertemuan puncak dengan Putin.

    Ia menambahkan bahwa telah ada “kemajuan” dalam kesepakatan untuk memberikan Amerika Serikat akses istimewa ke sumber daya penting Ukraina.

    Perdamaian di Depan Mata

    Utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan kesepakatan damai antara Ukraina dan Rusia sudah di depan mata.

    Witkoff mengatakan bahwa setiap kesepakatan potensial akan membutuhkan konsesi teritorial dan ekonomi dari kedua belah pihak.

    “Anda akan melihat konsesi dari kedua belah pihak. Dan inilah yang paling baik dilakukan Presiden.”

    “Ia menyatukan orang-orang. Ia membuat mereka memahami bahwa jalan menuju perdamaian adalah melalui konsesi dan mencapai konsensus,” kata Vitkoff, dikutip dari Kyiv Independent.

    Ia juga menyarankan, perjanjian Istanbul 2022 dapat berfungsi sebagai dasar bagi perjanjian perdamaian di masa depan antara Ukraina dan Rusia.

    Perjanjian Istanbul antara Ukraina dan Rusia pada 2022, merujuk pada serangkaian negosiasi yang diadakan di Istanbul, Turki pada akhir Maret 2022, tak lama setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

    Komunike yang dihasilkan menguraikan persyaratan potensial untuk perjanjian damai termasuk Ukraina mengadopsi status netral dan meninggalkan aspirasi NATO, pembatasan pasukan militer Ukraina, jaminan keamanan Barat untuk Ukraina, negosiasi status Krimea selama 10-15 tahun, dan mengizinkan Ukraina untuk mengajukan keanggotaan UE.

    Meskipun negosiasi ini dipandang sebagai terobosan potensial, dengan kedua belah pihak dilaporkan mempertimbangkan konsesi yang signifikan, negosiasi tersebut tidak menghasilkan kesepakatan akhir dan dihentikan pada Mei 2022.

    Witkoff mengaitkan perang yang sedang berlangsung dengan diskusi tentang kemungkinan keanggotaan Ukraina di NATO, yang menurutnya dianggap Rusia sebagai ancaman.

    Pernyataannya bertentangan dengan posisi pemerintahan AS sebelumnya, yang memandang invasi besar-besaran Rusia sebagai agresi yang tidak beralasan.

    Trump mengatakan fase baru negosiasi gencatan senjata antara delegasi Amerika dan Rusia yang bertujuan untuk menghentikan perang Ukraina akan berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, pada 25 Februari 2025 mendatang.

    Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari putaran pertama diskusi yang diadakan di kota yang sama pada awal minggu ini.

    Tidak ada pejabat Ukraina yang hadir dalam negosiasi dengan Saudi.

    Setelah pertemuan awal, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menguraikan tiga tujuan utama yang telah disepakati kedua belah pihak.

    Tujuan tersebut meliputi pemulihan staf kedutaan di Washington dan Moskow, pembentukan tim tingkat tinggi untuk memfasilitasi perundingan damai Ukraina, dan menjajaki cara-cara untuk memperkuat kerja sama ekonomi antara kedua negara. (*)

  • 267 Drone Rusia Bombardir Ukraina, Jadi Serangan Terbesar, Termasuk Tembakkan Tiga Rudal Balistik – Halaman all

    267 Drone Rusia Bombardir Ukraina, Jadi Serangan Terbesar, Termasuk Tembakkan Tiga Rudal Balistik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia meluncurkan serangan 267 drone skala besar di seluruh Ukraina pada malam peringatan perang invasi, Minggu (23/2/2025).

    Serangan drone tunggal ini diklaim menjadi yang terbesar sejak dimulainya invasi skala penuh, yang diluncurkan pada 24 Februari 2022, kata juru bicara angkatan udara Ukraina, Yuriy Ignat

    Tak hanya drone saja, Rusia juga meluncurkan tiga rudal balistik. 

    Dilaporkan pertahanan udara Ukraina menembak jatuh 138 drone sementara 119 drone decoy hilang. 

    Sementara, drone dicegat di setidaknya 13 wilayah, mengutip BBC.

    Termasuk Kharkiv, Poltava, Sumy, Kyiv, Chernihiv, Mykolaiv dan Odesa, menurut pihak berwenang Ukraina.

    Dua orang di Kherson dilaporkan tewas dalam serangan itu.

    Korban lain dilaporkan di pusat kota Kryvyi Rih, kota industri tempat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dibesarkan.

    Seorang wanita tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangan bom Rusia di kota industri Kostiantynivka di wilayah Donetsk timur, kata para pejabat Ukraina.

    Tujuh bangunan apartemen dan 14 bangunan lainnya rusak dalam serangan itu, tambah layanan darurat Ukraina.

    Lantas, dilaporkan juga tiga orang terluka ketika sebuah rumah pribadi terbakar setelah serangan pesawat tak berawak di wilayah Odesa, kata Oleh Kiper, gubernur wilayah tersebut di Laut Hitam Ukraina.

    Seorang wanita berusia 53 tahun juga terluka dan beberapa rumah tempat tinggal rusak dalam serangan di wilayah tenggara Zaporizhia, kata Gubernur daerah Ivan Fedorov di aplikasi perpesanan Telegram, mengutip The Guardian.

    Beberapa serangan pesawat tak berawak di Kyiv merusak beberapa rumah dan mobil perumahan, tetapi tidak ada laporan langsung tentang cedera, kata Walikota Vitali Klitschko di Telegram.

    Angkatan udara Ukraina mengatakan Kiev dan bagian tengah dan timur negara itu berada di bawah peringatan serangan udara selama sekitar enam jam semalam.

    Memenuhi kebutuhan pasukan yang bertempur di Ukraina dan meningkatkan angkatan bersenjata adalah prioritas strategis utama Rusia, Presiden Vladimir Putin mengatakan pada hari Minggu pagi, ketika Moskow menandai Pembela tahunan Hari Tanah Air.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Hari Ke-1096 Perang Rusia-Ukraina: Bela Zelensky, Inggris Siap Umumkan Sanksi Baru untuk Rusia – Halaman all

    Hari Ke-1096 Perang Rusia-Ukraina: Bela Zelensky, Inggris Siap Umumkan Sanksi Baru untuk Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut ini update hari ke-1096 perang Rusia-Ukraina pada Minggu, 23 Februari 2025.

    Rusia mengeklaim telah merebut Desa Novolyubivka di wilayah Luhansk, sementara tentara Ukraina menguasai beberapa daerah yang dianeksasi secara ilegal oleh Moskow pada tahun 2022.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, memuji Inggris atas dukungannya dalam perang melawan Rusia.

    Pujian ini disampaikan setelah Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menegaskan komitmennya untuk mendukung Ukraina dalam panggilan telepon.

    Starmer menyatakan pentingnya Ukraina dalam negosiasi damai dengan Rusia, mengingat 62 persen warga Inggris setuju agar Ukraina diizinkan bergabung dengan NATO.

    Paket Sanksi Baru untuk Rusia

    Inggris dijadwalkan mengumumkan paket sanksi signifikan terhadap Rusia pada hari Senin.

    Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, menyatakan bahwa saatnya untuk menekan Rusia di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin.

    Serangan di Donetsk dan Kyiv

    Serangan Rusia di wilayah Donetsk menyebabkan seorang wanita berusia 70 tahun tewas dan tiga lainnya terluka.

    Di Kyiv, serangan rudal dan pesawat nirawak Rusia mengakibatkan satu warga sipil tewas dan kerusakan pada gedung serta kendaraan.

    Pertemuan AS dan Rusia

    Pertemuan antara perwakilan Rusia dan AS direncanakan berlangsung dalam dua minggu ke depan.

    Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengungkapkan bahwa pertemuan ini akan membahas berbagai isu global, termasuk konflik di Ukraina.

    Desakan AS kepada PBB

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mendesak anggota PBB untuk menyetujui resolusi baru mengenai perang Ukraina.

    Resolusi ini tidak mencantumkan wilayah yang diduduki oleh Rusia dan diharapkan dapat disetujui sebelum peringatan tiga tahun invasi Rusia pada hari Senin.

    Ketidakpastian Kesepakatan dengan AS

    Sumber dari Ukraina mengungkapkan bahwa Zelensky belum siap untuk menandatangani kesepakatan yang memberikan akses istimewa kepada AS atas mineral penting Ukraina.

    Menurut laporan, Zelensky menolak proposal AS karena syarat yang ketat dan kurangnya jaminan keamanan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Bocoran Intelijen: Putin Bakal Deklarasi Kemenangan Perang Besok!

    Bocoran Intelijen: Putin Bakal Deklarasi Kemenangan Perang Besok!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia dilaporkan akan mendeklarasikan kemenangan dalam perang melawan Ukraina dan NATO pada 24 Februari 2024, tepat pada peringatan tiga tahun invasi skala penuhnya. Informasi ini diklaim intelijen militer Ukraina (HUR).

    Menurut badan intelijen Ukraina, Rusia kini bertujuan untuk menebar keputusasaan di antara warga Ukraina, mengacaukan situasi di negara itu, dan mendiskreditkan Ukraina di antara sekutu-sekutunya.

    “Badan intelijen Rusia berencana menyebarkan narasi bahwa Ukraina telah dikhianati oleh Barat dan AS,” demikian klaim HUR, seperti dikutip Kyiv Independent pada Minggu (23/2/2025).

    Mereka juga mengatakan oropaganda Rusia juga akan terus mempertanyakan legitimasi Presiden Volodymyr Zelensky dan “para pejabat Ukraina korup yang mencuri bantuan AS.”

    Sekutu-sekutu Ukraina pada umumnya mengabaikan narasi propaganda tentang legitimasi Zelensky hingga Presiden AS Donald Trump menuduh Ukraina memulai perang dan tampaknya menggemakan pernyataan Kremlin, menjuluki presiden Ukraina sebagai diktator.

    Klaim ini mengabaikan fakta bahwa tidak mungkin mengadakan pemilu selama darurat militer, yang telah berlaku sejak invasi skala penuh Rusia dimulai pada tahun 2022. Akibatnya, masa jabatan Zelensky telah diperpanjang, yang menurut para pengacara konstitusi diizinkan menurut hukum Ukraina.

    HUR mengatakan bahwa Kremlin mungkin menggunakan perundingan AS-Rusia di Arab Saudi belum lama ini untuk memaksakan syarat-syarat perdamaiannya kepada dunia, dengan mencoba menggambarkan pemerintah-pemerintah di Eropa yang mendukung Kyiv sebagai “musuh-musuh perdamaian.”

    Tidak ada keputusan konkret yang diumumkan setelah pertemuan antara delegasi Amerika dan Rusia, tetapi pengecualian Ukraina memicu kekhawatiran di Kyiv dan Eropa.

    Setelah Rusia gagal mengambil alih Ukraina dalam beberapa hari pada tahun 2022 dan menderita beberapa kekalahan pada tahun 2022, Kremlin disebut Ukraina mulai menyebarkan klaim palsu bahwa Rusia berperang dengan NATO.

    Mitra Barat telah menyediakan senjata bagi Ukraina sejak awal perang habis-habisan tetapi tidak pernah mengirim pasukan ke Ukraina, karena khawatir akan eskalasi.

    Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan dalam pembaruan hariannya pada 21 Februari bahwa Moskow telah kehilangan 864.860 tentara di Ukraina sejak Februari 2022, termasuk 1.280 korban yang diderita pasukan Rusia selama sehari terakhir.

    (pgr/pgr)

  • Bujuk Rayu Trump Minta Putin dan Zelensky Rujuk

    Bujuk Rayu Trump Minta Putin dan Zelensky Rujuk

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membujuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk rujuk. Trump membujuk mereka bersatu untuk mengakhiri perang antara Moskow dan Kyiv.

    Trump mengatakan jika ingin perang berakhir, maka Putin dan Zelensky harus bersatu. Sebab jika tidak bersatu, maka pembunuhan akan terus terjadi.

    “Presiden Putin dan Presiden Zelensky harus bersatu. Karena Anda tahu? Kita ingin menghentikan pembunuhan jutaan orang,” kata Trump dilansir AFP, Sabtu (22/2/2025).

    Trump juga mengatakan Kyiv “diharapkan dalam waktu yang cukup singkat” akan menandatangani kesepakatan yang memberikan Washington akses istimewa ke cadangan mineral Ukraina.

    “Mereka sangat berani, dalam segala hal yang dapat Anda bayangkan. Namun, kita menghabiskan harta kita di suatu negara yang sangat, sangat jauh,” kata Trump tentang Ukraina.

    Trump Ingin Ukraina Beri AS Akses SDA

    Foto Zelensky dan Trump: (AP Photo/Julia Demaree Nikhinson, File)

    Dalam kesempatan ini, Trump juga membujuk Ukraina agar memberikan perusahan AS akses ke sumber daya alamnya yang melimpah. Menurut Trump, ini sebagai bentuk kompensasi atas puluhan miliar dolar bantuan yang telah diterima Ukraina pada masa pemerintahan Presiden Joe Biden.

    Sebagai imbalannya, Ukraina mendapatkan jaminan keamanan dari Amerika Serikat untuk menandatangani hak-hak yang berharga tersebut.

    Zelensky — yang menolak perjanjian tersebut — mengatakan pada hari Jumat bahwa ia mengharapkan “hasil yang adil.”

    Trump Bicara dengan Putin

    Foto Trump dengan Putin: (REUTERS/Kevin Lamarque)

    Trump diketahui juga sempat melakukan percakapan telepon dengan Putin pada Rabu (12/2) lalu. Mereka sepakat segera memulai perundingan gencatan senjata.

    Trump juga optimistis Putin ingin menghentikan perang. Dia yakin Putin memiliki pandangan yang sama dengannya.

    “Saya pikir dia (Putin) ingin berhenti berperang,” klaim Trump.

    Saat ditanya lebih lanjut apakah dirinya meyakini bahwa Putin ingin merebut seluruh wilayah Ukraina, Trump menjawab: “Itu adalah pertanyaan saya kepadanya.”

    “Jika dia terus melanjutkan… hal itu akan menimbulkan masalah besar bagi saya,” imbuhnya.

    “Saya pikir dia ingin mengakhirinya, dan mereka ingin mengakhirinya dengan cepat. Keduanya. Zelensky juga ingin mengakhirinya,” ujar Trump, merujuk pada Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Halaman 2 dari 3

    (zap/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Satu Negara Bisa Lumpuh Total, Ancaman Trump Makin Ganas

    Satu Negara Bisa Lumpuh Total, Ancaman Trump Makin Ganas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Para negosiator Amerika Serikat (AS) terus mendesak Kyiv memberikan akses mineral penting Ukraina ke negeri Paman Sam. Terbaru, AS mengancam ada kemungkinan untuk memutus akses Ukraina ke sistem internet satelit Starlink milik Elon Musk yang vital. Hal itu diungkapkan tiga sumber kepada Reuters.

    Sumber tersebut mengatakan, akses berkelanjutan Ukraina ke Starlink milik SpaceX diangkat dalam diskusi antara pejabat AS dan Ukraina, setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menolak proposal awal dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

    Adapun Starlink menyediakan konektivitas internet penting bagi Ukraina dan militernya, yang dilanda perang.

    Kata salah satu sumber, yang diberi pengarahan tentang pembicaraan tersebut, isu tersebut diangkat lagi pada hari Kamis (19/2) waktu setempat selama pertemuan antara Keith Kellogg, utusan khusus AS untuk Ukraina, dan Zelenskiy.

    Selama pertemuan tersebut, Ukraina diberitahu bahwa layanan Starlink akan segera ditutup jika tidak mencapai kesepakatan terkait mineral penting. Hal itu diungkapkan oleh sumber tersebut, yang meminta anonimitas untuk membahas negosiasi tertutup.

    “Ukraina berjalan dengan Starlink. Mereka menganggapnya sebagai Bintang Utara mereka,” kata sumber tersebut, dikutip dari CNBC International, Sabtu (22/2/2025).

    “Kehilangan Starlink … akan menjadi pukulan telak.”

    Zelenskiy telah menolak tuntutan dari pemerintahan Presiden Donald Trump sebesar US$500 miliar dalam bentuk kekayaan mineral dari Ukraina untuk membayar kembali Washington atas bantuan masa perang, dengan mengatakan AS tidak menawarkan jaminan keamanan khusus.

    Pada hari Jumat, presiden Ukraina mengatakan tim AS dan Ukraina sedang mengerjakan sebuah kesepakatan dan Trump mengatakan ia berharap kesepakatan akan segera ditandatangani.

    Musk segera mengirimkan ribuan terminal Starlink ke Ukraina untuk menggantikan layanan komunikasi yang dihancurkan oleh Rusia setelah invasinya pada Februari 2022. Dipuji sebagai pahlawan di Ukraina, Musk kemudian membatasi akses setidaknya sekali sebelumnya pada musim gugur 2022 karena ia menjadi lebih kritis terhadap penanganan perang oleh Kyiv.

    Anggota parlemen AS terbagi atas upaya Trump untuk segera mengakhiri perang Ukraina dan beberapa telah mengajukan pertanyaan tentang upaya cepat Musk untuk memangkas ribuan pekerja federal dan menutup lembaga Federal.

    Melinda Haring, seorang peneliti senior di Atlantic Council, mengatakan Starlink sangat penting bagi pengoperasian pesawat nirawak Ukraina, pilar utama strategi militernya.

    “Kehilangan Starlink akan mengubah permainan,” kata Haring, seraya mencatat bahwa Ukraina kini memiliki paritas 1:1 dengan Rusia dalam hal penggunaan pesawat nirawak dan peluru artileri.

    Ukraina memiliki berbagai macam kemampuan pesawat nirawak, mulai dari pesawat nirawak laut dan pesawat nirawak pengintai hingga kendaraan udara tak berawak jarak jauh.

    Kedutaan Besar Ukraina di Washington, Gedung Putih, dan Departemen Pertahanan AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    SpaceX, yang mengoperasikan Starlink, juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Musim gugur lalu, Ukraina melontarkan gagasan untuk membuka mineral pentingnya bagi investasi oleh sekutu. Ini adalah bagian dari “rencana kemenangan” yang berupaya menempatkannya pada posisi terkuat untuk perundingan dan memaksa Moskow untuk berunding.

    Trump telah menerima gagasan tersebut, dengan mengatakan bahwa ia ingin Ukraina memasok tanah jarang dan mineral lain kepada AS sebagai imbalan atas dukungan finansialnya terhadap upaya perang.

    Zelenskiy menolak proposal terperinci AS minggu lalu yang akan membuat Washington dan perusahaan-perusahaan AS menerima 50% dari mineral penting Ukraina, yang meliputi grafit, uranium, titanium, dan litium, komponen utama dalam baterai mobil listrik.

    Sejak saat itu, keretakan muncul di antara para pemimpin, dengan Trump mengecam Zelenskiy sebagai “seorang diktator tanpa pemilihan” pada hari Rabu setelah Zelenskiy mengatakan Trump terjebak dalam gelembung disinformasi Rusia, sebuah tanggapan terhadap presiden AS yang menyatakan Ukraina memulai perang.

    (fab/fab)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1095: Trump Salahkan Biden dan Zelensky terkait Invasi Moskow – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1095: Trump Salahkan Biden dan Zelensky terkait Invasi Moskow – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-1095.

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengubah pernyataannya, mengakui Rusia yang menyerang Ukraina terlebih dahulu, namun tetap menyalahkan Joe Biden dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

    Sementara itu, Trump mengatakan akan segera meneken perjanjian mineral dengan Ukraina.

    Para negosiator AS mengancam Ukraina apabila tidak segera menyetujui kesepakatan mineral langka, maka akan memutus akses ke Starlink.

    Selengkapnya, berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-1095 dikutip dari TheGuardian:

    Trump Mengubah Sikap, Akui Rusia Invasi Ukraina

    Dalam wawancara dengan Fox News pada Jumat (21/2/2025), Donald Trump mengakui bahwa Rusia menginvasi Ukraina atas perintah Vladimir Putin. 

    Meski telah mengakui hal tersebut, Trump tetap menyalahkan Presiden AS saat itu, Joe Biden dan Presiden Ukraina, Zelensky karena tidak mencegat invasi tersebut.

    Ia juga mengatakan bahwa Ukraina seharusnya tidak pernah memulai perang tiga tahun lalu, yang menuai kritik internasional.

    Perjanjian Mineral Ukraina-AS

    Trump memperkirakan perjanjian mineral dengan Ukraina akan segera ditandatangani.

    Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, menyebutkan Zelensky diharapkan menandatangani kesepakatan dalam waktu dekat.

    Sementara itu, Zelensky mengatakan bahwa perjanjian itu sedang dibicarakan.

    “Saya berharap, hasil yang adil,” katanya.

    Ancaman Pemutusan Starlink

    Negosiator AS dalam kesepakatan mineral mengancam akan memutus akses Ukraina ke Starlink apabila Zelensky tidak segera menekan perjanjian tersebut.

    Ancaman ini disampaikan dalam pertemuan antara Keith Kellogg dan Zelensky pada Kamis (20/2/2025).

    Perlu diketahui, Starlink sangat penting bagi komunikasi internet Ukraina, termasuk untuk keperluan militer.

    Zelensky menyerukan kepada negara-negara Eropa untuk lebih aktif dalam memastikan perdamaian di Ukraina.

    Ia yakin bahwa perang dapat diakhiri dengan strategi yang jelas bersama mitra Eropa dan Amerika.

    “Adalah mungkin untuk mengakhiri perang dengan Rusia karena Ukraina dan mitranya di Eropa memiliki “proposal yang jelas,” kata Zelensky.

    Resolusi PBB Mengenai Ukraina

    Sumber diplomatik mengatakan kepada AFP bahwa As telah memberikan usulan resolusi ke PBB.

    Usulan ini menjelaskan bahwa wilayah Ukraina yang telah diduduki Rusia tidak perlu disebutkan.

    Namun resolusi ini berbeda dari rancangan Ukraina dan sekutunya di Eropa yang menekankan upaya diplomatik untuk mengakhiri perang.

    Merasa mendapatkan dukungan dari Trump, resolusi AS mendapat sambutan positif dari duta besar Rusia untuk PBB.

    Serangan Drone Rusia Tewaskan 1 Pekerja

    Rusia melancarkan serangan drone ke arah Kyiv.

    Serangan tersebut menewaskan seorang pekerja kereta api di luar Kyiv.

    Tidak hanya itu, serpihan drone jatuh di gedung-gedung di Kyiv, menyebabkan kebakaran dan kerusakan.

    Pasukan Rusia mengebom kota Huliaipole.

    Serangan ini membuat 3 warga kota tersebut luka-luka.

    Serangan bom berpemandu Rusia tampaknya tidak hanya menghantam tengah kota, desa dekat lokasi kejadian juga terkena dampaknya.

    Di mana satu orang tewas akibat serangan bom Rusia.

    Dalam pertemuan di hari Kamis (20/2/2025), Keith Kellog melontarkan pujian untuk Presiden ukraina.

    Ia memuji Zelensky sebagai pemimpin yang tangguh dan berani.

    Hal ini berbeda dari pernyataan Trump yang menyebut Zelensky sebagai “diktator”.

    Sempat membela Zelensky atas tuduhan yang dilontarkan Trump, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, keduanya akan bertemu minggu depan.

    Starmer akan bertemu Trump dalam kunjungannya ke AS untuk membahas perang Ukraina.

    Rusia bersedia menggunakan 300 miliar USD asetnya yang dibekukan di Eropa untuk rekonstruksi Ukraina.

    Namun, Rusia ingin sebagian dana digunakan di wilayah yang dikuasai pasukan Moskow.

    (Tribunnews.com/Farrah Putri)

    Artikel Lain Terkait Perang Rusia vs Ukraina

  • Trump Bilang Putin-Zelensky Harus Bersatu untuk Akhiri Perang

    Trump Bilang Putin-Zelensky Harus Bersatu untuk Akhiri Perang

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin harus “bersatu” untuk mengakhiri perang berkepanjangan antara Moskow dan Kyiv.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (22/2/2025), komentar Trump ini menandai perubahan dari sebelumnya saat dia mengkritik Zelensky sebagai “diktator.” Trump sebelumnya mengkritik Zelensky setelah presiden Ukraina itu mengeluh bahwa negaranya — yang diinvasi Rusia pada tahun 2022 — tak diikutsertakan dalam pembicaraan antara pejabat AS dan Rusia.

    “Presiden Putin dan Presiden Zelensky harus bersatu. Karena Anda tahu? Kita ingin menghentikan pembunuhan jutaan orang,” kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih pada Jumat (21/2) waktu setempat.

    Trump juga mengatakan Kyiv “diharapkan dalam waktu yang cukup singkat” akan menandatangani kesepakatan yang memberikan Washington akses istimewa ke cadangan mineral Ukraina.

    “Mereka sangat berani, dalam segala hal yang dapat Anda bayangkan. Namun, kita menghabiskan harta kita di suatu negara yang sangat, sangat jauh,” kata Trump tentang Ukraina.

    Trump ingin Ukraina memberi perusahaan-perusahaan AS akses ke sumber daya alamnya yang melimpah sebagai kompensasi atas puluhan miliar dolar bantuan yang diberikan selama era pendahulunya, Joe Biden.

    Sebagai imbalannya, Ukraina mendapatkan jaminan keamanan dari Amerika Serikat untuk menandatangani hak-hak yang berharga tersebut.

    Zelensky — yang menolak perjanjian tersebut — mengatakan pada hari Jumat bahwa ia mengharapkan “hasil yang adil.”

    Sebelumnya, Trump minggu ini menyebut Zelensky sebagai “diktator tanpa pemilihan” dan secara keliru menyalahkan Ukraina karena memulai perang.

    “Saya telah melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Putin, dan saya tidak melakukan pembicaraan yang begitu baik dengan Ukraina. Mereka tidak memiliki kartu apa pun,” kata Trump di Gedung Putih.

    Seruannya agar Zelensky dan Putin bekerja sama tersebut muncul meskipun ia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News, bahwa tidak “sangat penting” bagi Zelensky untuk terlibat dalam pembicaraan AS-Rusia.

    Trump pun kembali menolak untuk menyalahkan Rusia atas invasi Februari 2022, dengan mengatakan bahwa Putin memang “menyerang tetapi mereka seharusnya tidak membiarkannya menyerang.”

    Sementara itu, dengan Eropa yang terguncang oleh sikap baru AS terhadap konflik tersebut, Ukraina mendapat dukungan baru dari Kanselir Jerman Olaf Scholz.

    “Kami tidak akan meninggalkan Ukraina sendirian dan memutuskan hal-hal di luar sepengetahuan mereka,” katanya pada hari Jumat (21/2) di acara kampanye besar terakhirnya sebelum pemilihan umum akhir pekan.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Satu Negara Bisa Lumpuh Total, Ancaman Trump Makin Ganas

    Fakta Baru Perang Rusia-Ukraina: Trump-Putin Mesra, Goob Bye Zelensky

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi hingga hari ini. Meski begitu, mulai ada tanda-tanda kelemahan dari Kyiv, khususnya setelah penyokong nomor satunya, Amerika Serikat (AS), mengambil langkah untuk menghentikan intervensinya dalam perang itu.

    Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Hingga saat ini, peperangan masih terus terjadi. Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Jumat (21/2/2025):

    1. Zelensky Tipu Trump?

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dilaporkan menipu Presiden AS Donald Trump. Hal ini terkait dengan potensi mineral yang ada di Ukraina, yang sempat dijadikan bahan jaminan Kyiv untuk membayar senjata yang diberikan Washington untuk perangnya dengan Rusia.

    Mengutip Russia Today, Zelensky mengklaim bahwa Ukraina memiliki deposit titanium terbesar di Eropa, sementara Perdana Menteri Denis Shmigal menulis dalam sebuah opini untuk Politico bahwa lapisan tanah bawah negara itu mengandung “22 dari 30 mineral yang terdaftar sebagai penting bagi Uni Eropa.

    Namun hal ini tidaklah benar menurut anggota Verkhovna Rada Ukraina, Artyom Dmitruk. Ia menjelaskan bahwa taktik Zelensky itu menipu.

    “Ini adalah masalah di mana Zelensky sekali lagi membodohi seluruh dunia, dan, lebih khusus lagi, Donald Trump dan timnya,” kata Dmitruk.

    “Pertama, semua sumber daya ini, mineral tanah jarang, saat ini terletak di wilayah dengan pertempuran aktif. Kedua, tidak seorang pun dapat mengatakan berapa harga untuk mengekstraksi sumber daya ini,” imbuhnya.

    “Jika sumber daya berharga ini dapat ditambang dengan mudah dan dalam skala besar seperti yang dijanjikan Zelensky, dan jika itu menguntungkan, perusahaan-perusahaan di Ukraina pasti sudah mulai melakukannya sejak lama. Itu adalah kebohongan lain, lelucon lain yang coba dieksploitasi Zelensky.”

    2. Trump Bekukan Senjata ke Ukraina

    AS telah menghentikan penjualan senjata ke Ukraina. Hal ini dilaporkan oleh anggota parlemen senior Roman Kostenko, yang menjabat sebagai sekretaris Komite Pertahanan Verkhovnaya Rada.

    Washington telah menjadi sumber bantuan militer terbesar bagi Ukraina sejak meningkatnya konflik dengan Rusia pada awal tahun 2022, termasuk melalui pengiriman senjata dan peralatan serta dukungan finansial. Sebagian dari bantuan finansial tersebut telah digunakan untuk membayar produsen senjata AS untuk mendapatkan senjata baru bagi tentara Ukraina atau mengganti senjata lama yang sebelumnya disediakan.

    “Menurut informasi saya, senjata yang akan dijual telah dihentikan. Perusahaan-perusahaan yang siap mentransfer senjata ini sekarang menunggu karena belum ada keputusan (dari Washington),” kata jurnalis Natalia Moseychuk.

    Ia mengklaim bahwa penangguhan tersebut terkait dengan pemulihan hubungan yang sedang berkembang antara Washington dan Moskow, yang mengadakan negosiasi langsung pertama mereka di tingkat senior dalam tiga tahun di Arab Saudi minggu ini. Menurut Kostenko, fakta bahwa Ukraina tidak diundang ke pembicaraan tersebut telah memicu ketidakpastian di antara produsen senjata AS tentang pengiriman ke Kyiv.

    3. Potensi Perdamaian

    Gencatan senjata di Ukraina dapat dicapai tahun ini meskipun posisi kedua belah pihak ‘sangat bertentangan’. Hal ini disampaikan Kepala Direktorat Intelijen Utama (HUR) Ukraina, Kirill Budanov.

    Dalam pernyataannya, Budanov menyebut potensi itu sangat terbuka. Ia menambahkan bahwa dirinya tidak dapat mengingat satu pun konflik di mana pengerahan pasukan penjaga perdamaian, seperti yang sebelumnya diusulkan Inggris, terbukti efektif.

    “Ini adalah situasi yang paradoks: meskipun posisi awal kedua belah pihak sangat bertentangan, saya percaya bahwa kita akan mencapai gencatan senjata tahun ini. Berapa lama itu akan berlangsung dan seberapa efektif itu adalah pertanyaan lain,” kata Budanov kepada kantor berita Hromadske pada hari Kamis.

    Bulan lalu, laporan media menyebutkan bahwa Budanov mengatakan dalam sebuah rapat tertutup di parlemen bahwa Ukraina mungkin tidak akan bertahan kecuali perundingan dengan Rusia dimulai pada musim panas ini. HUR telah membantah klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa pernyataan yang dituduhkan itu salah dan diambil di luar konteks.

    Menurut Budanov, tidak ada kerangka kerja, selain keanggotaan NATO, yang dapat dianggap sebagai jaminan keamanan sejati bagi Ukraina. Menurutnya, semua pilihan lain harus dianggap hanya sebagai “komitmen untuk mendukung”.

    4. Putin Mesra dengan Trump soal Ukraina

    Kremlin menawarkan dukungan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pertikaiannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Rusia menuduh presiden Ukraina itu melontarkan pernyataan yang “tidak dapat diterima” tentang para pemimpin dunia.

    “Retorika Zelensky dan banyak perwakilan rezim Kyiv masih jauh dari kata memuaskan. Fakta bahwa peringkat Zelensky menurun adalah tren yang sangat jelas,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.

    Kembalinya Trump ke kursi kepresidenan telah mulai menghangatkan hubungan AS-Rusia yang sedang sekarat, yang jatuh ke titik terendah sejak krisis rudal Kuba tahun 1962 di bawah Joe Biden, pendahulu Trump, karena perang Moskow di Ukraina.

    Sebaliknya, hubungan Kyiv dengan Washington, yang penting untuk pertahanan medan perangnya melawan Rusia, telah mulai retak di bawah Trump. Ketegangan muncul pada potensi kesepakatan AS untuk mengeksploitasi sumber daya alam Ukraina dan atas keputusan AS untuk mengadakan pembicaraan dua arah dengan Rusia tentang Ukraina tanpa Kyiv.

    Zelensky pada hari Rabu menuduh Trump hidup dalam “gelembung disinformasi” setelah Trump menyebutnya “seorang diktator” dan menepis klaim Trump bahwa peringkat popularitasnya hanya 4% sebagai pernyataan yang salah. Kremlin pun mendukung Trump.

    Peskov mengatakan dia tidak ingin membahas detail angka ketika membahas popularitas Zelensky, yang menurut jajak pendapat diUkraina menunjukkan di atas 50%. Ia menuduh Ukraina menghabiskan uang pembayar pajak asing dengan cara yang tidak terkendali dan menolak upaya untuk meminta pertanggungjawaban atas dana yang dihabiskan di masa lalu.

    “Sering kali perwakilan rezim Ukraina, terutama dalam beberapa bulan terakhir, membiarkan diri mereka mengatakan hal-hal yang sama sekali tidak dapat diterima tentang kepala negara lain,” kata Peskov, tanpa memberikan contoh.

    “Kami melihat ada perbedaan tertentu antara Washington dan Kyiv,” imbuhnya. 

    5. Trump Ultimatum Eropa

    Trump memberi Eropa waktu tiga minggu untuk menandatangani persyaratan “penyerahan” Ukraina kepada Rusia. Klaim ini disampaikan oleh seorang anggota Parlemen Eropa (MEP).

    Dalam sebuah unggahan di X, Mika Aaltola dari Partai Rakyat Eropa dari Finlandia mengklaim bahwa AS “telah memberi kami waktu tiga minggu untuk menyetujui persyaratan penyerahan Ukraina,” mengacu pada kesepakatan damai yang diusulkan yang bertujuan untuk mengakhiri perang.

    “Amerika Serikat telah memberi kita waktu tiga minggu untuk menyetujui persyaratan penyerahan Ukraina. Jika tidak, Amerika Serikat akan menarik diri dari Eropa. Trump memprioritaskan masalah keamanan Rusia sekarang dan di masa mendatang. Biarkan mereka mengakui kekacauan mereka. Kita punya waktu tiga minggu untuk tumbuh dewasa,” katanya.

    “Jika kami tidak melakukannya, Amerika Serikat akan menarik diri dari Eropa,” tambah Aaltola, tetapi tidak memberikan bukti untuk klaimnya.

    6. AS Tolak Resolusi PBB 

    AS menolak menjadi sponsor bersama dalam rancangan resolusi PBB yang memperingati tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina. Ini menjadi sebuah langkah yang menandai perubahan sikap signifikan dari sekutu utama Kyiv.

    Menurut tiga sumber diplomatik yang dikutip oleh Reuters, Washington juga menolak frasa dalam pernyataan yang direncanakan oleh negara-negara G7 yang mengutuk agresi Rusia, menambah ketegangan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump, yang telah berusaha menyelesaikan perang dengan cepat melalui negosiasi langsung dengan Rusia tanpa keterlibatan Kyiv.

    Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran besar di antara sekutu Ukraina, mengingat AS sebelumnya selalu mendukung resolusi serupa dalam dua peringatan tahunan sebelumnya. Dengan pemungutan suara Majelis Umum PBB dijadwalkan pada Senin depan, sikap AS masih belum jelas, tetapi langkah ini dapat mengurangi tekanan internasional terhadap Moskow.

    Rancangan resolusi yang disponsori lebih dari 50 negara ini menegaskan kembali dukungan terhadap integritas wilayah Ukraina dan menuntut Rusia menarik pasukannya secara penuh, segera, dan tanpa syarat. Namun, seorang diplomat yang mengetahui proses ini mengatakan, AS tidak akan menandatangani resolusi tersebut.

    Sumber lain menyatakan bahwa negara-negara pendukung Ukraina kini mencari dukungan dari negara-negara Global South untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh AS. Selain itu, AS juga menolak untuk menyetujui penggunaan frasa ‘agresi Rusia’ dalam pernyataan yang akan dikeluarkan oleh G7 pekan depan, sesuatu yang sebelumnya selalu muncul dalam dokumen resmi sejak 2022.

    Seorang diplomat menyebutkan bahwa pernyataan terakhir G7 hanya menyebut ‘perang Rusia yang menghancurkan di Ukraina’, tanpa menyebut agresi. Penolakan AS ini mengundang tanda tanya besar di kalangan diplomat dan analis politik, terutama karena dukungan diplomatik dan militer AS selama ini menjadi faktor kunci dalam ketahanan Ukraina terhadap invasi Rusia.

    7. Good Bye Zelensky?

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan kalah dari mantan panglima tertingginya, Valery Zaluzhny, dengan selisih suara yang besar jika pemilihan umum diadakan di Ukraina hari ini. Hal ini terungkap dari jajak pendapat yang dilakukan The Economist.

    “Banyak orang Ukraina jelas frustrasi dengan pemimpin perang mereka,” tulis laman itu.

    “Menurut data yang dikutip dalam laporan tersebut, Zelensky akan kalah dalam pemilihan umum mendatang sebesar 30% hingga 65% dari Valery Zaluzhny, jika mantan komandan tersebut mencalonkan diri untuk jabatan. Zaluzhny saat ini menjabat sebagai duta besar Ukraina untuk Inggris,” lapor media itu dikutip RT.

    The Economist lebih lanjut mengklaim bahwa, sangat kontras dengan popularitas 90% yang konon dinikmatinya selama hari-hari awal konflik pada tahun 2022, peringkat kepercayaan Zelensky mencapai titik terendah sebesar 52% bulan lalu.

    Pada hari Kamis, media Ukraina Strana UA, yang dianggap beroposisi terhadap pemerintah, mengutip survei terbaru yang dilakukan oleh Socis yang menunjukkan bahwa hanya 15,9% yang akan memilih Zelensky. Sementara Zaluzhny memperoleh dukungan dari 27,2% responden.

    (sef/sef)

  • 5 Update Trump Bikin ‘Kacau’ Dunia: Asia Kena-Eropa Diultimatum

    5 Update Trump Bikin ‘Kacau’ Dunia: Asia Kena-Eropa Diultimatum

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan sejumlah kebijakan baru terhadap sejumlah negara dunia. Hal ini merupakan langkahnya untuk menstabilkan neraca perdagangan dan memperbaiki keuangan Negeri Paman Sam.

    Sejumlah langkah pun telah diambil oleh Trump. Berikut perkembangan terbarunya dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Jumat (21/2/2025):

    1. Trump Siapkan Rencana untuk Asia

    Pemerintahan Trump dilaporkan tengah membangun rencana baru untuk Asia. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan gas di negara-negara benua terbesar di dunia itu.

    Mengutip Reuters, rencana ini terkuak saat Trump menggelar makan siang dengan mitranya dari Jepang, Perdana Menteri (PM) Shigeru Ishiba, bulan ini. Dalam acara tersebut, Ishiba disebutkan berbicara terkait proposal pembukaan ladang gas di Alaska untuk dikirimkan ke sekutu AS di Asia.

    “Trump dan raja energinya, Doug Burgum, membingkai usaha tersebut sebagai cara bagi Jepang untuk mengganti pengiriman energi Timur Tengah dan mengatasi ketidakseimbangan perdagangannya dengan AS,” ujar dua pejabat yang diberi pengarahan tentang pembicaraan tertutup tersebut.

    “Ishiba, yang ingin memastikan pertemuan pertama yang positif dan mencegah tarif AS yang merusak, menyampaikan nada optimis tentang proyek LNG Alaska. Ia memberi tahu Trump dan Burgum bahwa ia berharap Jepang dapat berpartisipasi dalam proyek senilai US$ 44 miliar (Rp 717 triliun) tersebut,” jelasnya.

    Trump berulang kali menyebutkan proyek tersebut dalam pernyataan publiknya setelah makan siang. Ishiba tidak menyebutkannya, dan tidak ada referensi tentangnya dalam pembacaan resmi pembicaraan tersebut.

    Wawancara Reuters dengan lebih dari selusin orang, termasuk pejabat AS dan Asia saat ini dan sebelumnya, menunjukkan bagaimana pemerintahan Trump bergerak untuk mengubah hubungan ekonomi dengan Asia Timur. Ia akan mengikat sekutu regional itu melalui peningkatan investasi dalam bahan bakar fosil Amerika, khususnya LNG.

    Reuters menemukan bahwa promosi penjualan AS berupaya untuk memanfaatkan kekhawatiran di ibu kota Asia tentang tarif dan keamanan jalur laut yang membawa impor energi mereka. Rincian pertukaran di balik layar dan hal-hal spesifik tentang pendekatan AS belum pernah dilaporkan sebelumnya.

    Sementara proposal LNG Alaska menghadapi kendala biaya dan logistik, Jepang, Korea Selatan (Korsel), Taiwan, dan negara-negara lain menerima gagasan untuk meningkatkan impor gas AS secara lebih luas. Ini ditanggapi sebagai langkah memperkuat ekonomi AS dan melemahkan pengaruh China dan Rusia.

    Keterlibatan Jepang dalam strategi Trump yang sedang berkembang akan sangat penting. Jepang adalah pembeli LNG nomor 2 di dunia, investor utama dalam infrast

    Sruktur energi, dan pusat perdagangan dengan kelebihan pasokan LNG yang dapat membantu membuka pasar baru bagi gas AS di Asia Tenggara.

    “AS memproduksi beberapa LNG terbersih di dunia dan kami yakin Jepang dapat memainkan peran yang lebih besar dalam membeli minyak dan gas Amerika yang melimpah,” kata Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih Brian Hughes.

    2. Negara Muslim Ini Jadi Korban Baru Trump

    Keputusan Trump untuk menerapkan embargo pada lembaga bantuan Washington, USAID, telah memicu dampak bagi sejumlah negara dunia yang bergantung dari donornya. Salah satunya adalah Pakistan, yang menggunakan dana dari lembaga itu untuk menangkal perubahan iklim.

    Mengutip AFP, pada tahun 2012, USAID berkomitmen memberikan hibah sebesar US$ 66 juta (Rp 1 triliun) untuk meningkatkan layanan kota Sind. Ini termasuk renovasi utama pabrik pemompaan dan pemurnian air dari kanal sejauh 22 kilometer (14 mil).

    Namun, lembaga nirlaba Pakistan yang bekerja sama dengan USAID, HANDS, mengatakan embargo bantuan Trump telah memblokir US$ 1,5 juta (Rp 24 miliar) yang dialokasikan untuk membuat skema tersebut layak dalam jangka panjang. Ini kemudian membahayakan proyek tersebut ‘dalam beberapa bulan’ ke depan.

    Proyek tersebut sebenarnya ditargetkan menyalurkan 1,5 juta galon (5,7 juta liter) setiap hari dan melayani sekitar 350.000 orang di Jacobabad, kota tempat kemiskinan yang parah merupakan hal yang biasa. Penghentian bantuan ini pun telah menimbulkan keresahan di antara warga kota itu

    “Ini telah mengubah hidup kami. Jika pasokan air terputus, akan sangat sulit bagi kami. Bertahan hidup akan menjadi tantangan, karena air adalah hal terpenting bagi kehidupan,” tandas warga wilayah Jacobabad bernama Tufail Ahmed.

    Tak hanya Tufail, aktivis sosial lokal berusia 47 tahun bernama Abdul Ghani memohon agar pekerjaan lembaga tersebut dilanjutkan. Pasalnya, jika pasokan dihentikan, masyarakat akan sangat terpengaruh.

    “Kemiskinan tersebar luas di sini dan kami tidak mampu mencari alternatif,” kata Ghani

    HANDS mengatakan bahwa mereka menemukan pembekuan bantuan asing selama 90 hari oleh Trump melalui laporan media tanpa peringatan sebelumnya. Hal ini pun membuat operasional lembaga itu terganggu.

    Layanan tersebut kemungkinan akan berhenti berfungsi dalam beberapa bulan ke depan. CEO HANDS Shaikh Tanveer Ahmed menyebutkan proyek tersebut akan menjadi kegagalan total kecuali jika ada penyandang dana lain yang turun tangan.

    “Karena semuanya ditangguhkan, kami harus menarik staf kami dan kami harus menarik semua layanan untuk proyek air ini. Empat puluh tujuh staf, termasuk para ahli yang mengelola pemurnian air dan melayani infrastruktur, telah dipulangkan,” kata Ahmed, kepada AFP.

    3. Trump Ultimatum Eropa

    Trump memberi Eropa waktu tiga minggu untuk menandatangani persyaratan “penyerahan” Ukraina kepada Rusia. Klaim ini disampaikan oleh seorang anggota Parlemen Eropa (MEP).

    Dalam sebuah unggahan di X, Mika Aaltola dari Partai Rakyat Eropa dari Finlandia mengklaim bahwa AS telah memberi kami waktu tiga minggu untuk menyetujui persyaratan penyerahan Ukraina”. Ini mengacu pada kesepakatan damai yang diusulkan yang bertujuan untuk mengakhiri perang.

    “Amerika Serikat telah memberi kita waktu tiga minggu untuk menyetujui persyaratan penyerahan Ukraina. Jika tidak, Amerika Serikat akan menarik diri dari Eropa. Trump memprioritaskan masalah keamanan Rusia sekarang dan di masa mendatang. Biarkan mereka mengakui kekacauan mereka. Kita punya waktu tiga minggu untuk tumbuh dewasa,” katanya.

    “Jika kami tidak melakukannya, Amerika Serikat akan menarik diri dari Eropa,” tambah Aaltola, tetapi tidak memberikan bukti untuk klaimnya.

    4. Melunak ke Rusia

    AS diketahui mulai mengambil langkah lunak kepada Rusia. Hal ini terjadi setelah pertemuan delegasi Washington dan Moskow di Arab Saudi, Selasa lalu.

    Ketika ditanya apakah AS dapat mencabut sanksi terhadap Moskow yang dijatuhkan selama masa jabatan Biden, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyatakan bahwa untuk mengakhiri konflik apa pun, harus ada konsesi yang dibuat oleh semua pihak. Ketika ditanya apakah AS dapat secara resmi menghapus Lavrov dari daftar sanksinya, Rubio mengatakan belum sampai ke arah sana.

    5. Trump Tolak Dukung Resolusi PBB soal Kedaulatan Ukraina

    AS menolak menjadi sponsor bersama dalam rancangan resolusi PBB yang memperingati tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina. Ini sebuah langkah yang menandai perubahan sikap signifikan dari sekutu utama Kyiv.

    Menurut tiga sumber diplomatik yang dikutip oleh Reuters, Washington juga menolak frasa dalam pernyataan yang direncanakan oleh negara-negara G7 yang mengutuk agresi Rusia, menambah ketegangan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump, yang telah berusaha menyelesaikan perang dengan cepat melalui negosiasi langsung dengan Rusia tanpa keterlibatan Kyiv.

    Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran besar di antara sekutu Ukraina, mengingat AS sebelumnya selalu mendukung resolusi serupa dalam dua peringatan tahunan sebelumnya.

    Dengan pemungutan suara Majelis Umum PBB dijadwalkan pada Senin depan, sikap AS masih belum jelas. Tetapi langkah ini dapat mengurangi tekanan internasional terhadap Moskow.

    Rancangan resolusi yang disponsori lebih dari 50 negara ini menegaskan kembali dukungan terhadap integritas wilayah Ukraina dan menuntut Rusia menarik pasukannya secara penuh, segera, dan tanpa syarat. Namun, seorang diplomat yang mengetahui proses ini mengatakan “saat ini, AS tidak akan menandatangani resolusi tersebut”.

    Sumber lain menyatakan bahwa negara-negara pendukung Ukraina kini mencari dukungan dari negara-negara Global South untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh AS. Selain itu, AS juga menolak untuk menyetujui penggunaan frasa ‘agresi Rusia’ dalam pernyataan yang akan dikeluarkan oleh G7 pekan depan, sesuatu yang sebelumnya selalu muncul dalam dokumen resmi sejak 2022.

    Seorang diplomat menyebutkan bahwa pernyataan terakhir G7 hanya menyebut ‘perang Rusia yang menghancurkan di Ukraina’, tanpa menyebut agresi. Penolakan AS ini mengundang tanda tanya besar di kalangan diplomat dan analis politik, terutama karena dukungan diplomatik dan militer AS selama ini menjadi faktor kunci dalam ketahanan Ukraina terhadap invasi Rusia.

    (sef/sef)