kab/kota: Moskow

  • Kiev Mandi Drone Moskow, Ukraina Bom Pangkalan Utama Engels-2 Rusia: Rebut Kembali Nadiya di Luhansk – Halaman all

    Kiev Mandi Drone Moskow, Ukraina Bom Pangkalan Utama Engels-2 Rusia: Rebut Kembali Nadiya di Luhansk – Halaman all

    Ukraina Bom Pangkalan Utama Engels-2 Rusia, Rebut Kembali Satu WIlayah: Kiev Mandi Drone Moskow

    TRIBUNNEWS.COM – Saat Rusia terus melancarkan serangan udara terhadap Ukraina dengan pesawat tak berawak dan rudal, Ukraina berhasil menargetkan sumber beberapa serangan tersebut, BBC melaporkan Minggu (23/3/2025).

    Laporan itu menyatakan, satu di antara serangan balasan Ukraina ini tepat menyasar Pangkalan Udara Engels-2.

    Serangan ini merupakan pukulan telak bagi Moskow, karena selain letaknya jauh di dalam teritorial, Pangkalan Udara Engles-2 Rusia ini merupakan pangkalan utama bagi pembom strategis Moskow dan juga berfungsi sebagai titik pengisian bahan bakar.

    Engels-2, kata Ukraina, juga menyimpan senjata termasuk rudal jelajah subsonik Kh-101 yang diluncurkan dari udara, yang harganya jutaan dolar per rudal, telah sering digunakan dalam serangan malam hari.

    “Serangan pesawat tak berawak terhadap Engels dilaporkan telah menghancurkan fasilitas penyimpanan amunisi, dengan gambar sebelum dan sesudah dari citra satelit Maxar yang merinci luasnya operasi,” tulis laporan. 

    PANGKALAN UTAMA RUSIA – Pangkalan Udara Engels-2 di Rusia merupakan pangkalan utama bagi pesawat pembom strategis Moskow. Serangan pesawat nirawak Ukraina di Pangkalan Udara Engels-2 dilaporkan telah menghancurkan fasilitas penyimpanan amunisi, Minggu (23/3/2025).

     

    Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Letnan Andriy Kovalenko menulis di Telegram, “Di Engels, Rusia kehilangan rudal, termasuk Kh-101, sebagai akibat dari serangan itu. Jumlahnya akan dijelaskan nanti. Lapangan terbang ini menyimpan jumlah rudal terbanyak yang digunakan oleh penerbangan strategis untuk menyerang Ukraina.”

    Sementara operasi militer Rusia ditentukan oleh besarnya serangan, sumber daya Ukraina yang jauh lebih terbatas harus difokuskan pada serangan tepat sasaran ke instalasi militer utama.

    “Rusia akan mencoba melanjutkan serangan malam harinya untuk mengalahkan pertahanan udara dan sistem peperangan elektronik yang digunakan Kiev untuk mencoba mengalahkan pesawat tak berawak yang menyerbu,” tulis laporan BBC.

    Dua tentara Ukraina pada 24 September 2023, dekat Kreminna, wilayah Luhansk. Pertempuran di bagian timur laut negara itu semakin intensif dalam beberapa bulan terakhir. (Libkos/Getty Images)

    Rebut Desa di Luhansk

    Dalam laporan perkembangan perang, Angkatan Darat Ukraina mengklaim mereka telah merebut kembali Nadiya, sebuah desa di wilayah Luhansk, di timur negara itu.

    Dalam sebuah posting di Telegram, disebutkan kalau mereka merebut Nadiya dalam operasi selama 30 jam, dan telah merebut kembali wilayah seluas tiga kilometer persegi.

    Postingan tersebut juga memperlihatkan video pertempuran, termasuk pertempuran tank.

    Rekaman itu belum diverifikasi secara independen.

    Pada awal konflik, Rusia pada dasarnya telah menguasai seluruh wilayah Luhansk, tujuan strategis utama invasi Presiden Putin ke Ukraina.

    Sebagian besar Luhansk kini masih berada di bawah kendali militer Rusia.

    Dampak dari serangan rudal terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di ibu kota Ukraina, Keiv, pada 2 Januari 2024. Moskow menembakkan rudal hipersonik Kinzhal yang diluncurkan dari udara pada Selasa dini hari. Serangan Rusia itu menargetkan Kiev sebagai sasaran utama, menurut kepala departemen Angkatan Udara Ukraina. (Tangkap Layar/Kostiantyn Liberov/Libkos/Getty Images)

    Tiga Tewas Kena Serangan Rusia di Kiev

    Sebaliknya, srangan Rusia terhadap Ukraina pada Minggu dini hari juga telah menewaskan tiga orang di Keiv dan menyebabkan beberapa orang terluka, kata pejabat setempat.

    Seorang saksi mata mengatakan “semua orang mulai berteriak dan berlarian” saat puing-puing menghantam sebuah blok apartemen.

    Angkatan udara Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 97 dari 147 pesawat tak berawak Rusia yang diluncurkan ke negara itu.

    Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya menembak jatuh hampir 60 pesawat tak berawak Ukraina dan mengatakan satu orang tewas setelah sebuah mobil terbakar menyusul serangan itu.

    Menyusul serangan di ibu kota negaranya, Presiden Ukraina Zelensky telah meminta tekanan baru terhadap Rusia.

    Hal ini terjadi setelah Kremlin menyatakan mereka selangkah lebih dekat ke pertemuan tatap muka antara Trump dan Putin – tetapi seorang juru bicara mengatakan pembicaraan teknis yang “sulit” perlu dilakukan sebelum hal ini dapat berlanjut.

    Delegasi AS dan Ukraina akan bertemu di Arab Saudi pada hari Minggu, saat Washington berupaya berunding untuk mengakhiri konflik tersebut.

    Pada hari Senin, AS diperkirakan akan bertemu dengan mitranya dari Rusia.

    Putin telah menolak seruan bersama AS-Ukraina untuk jeda penuh dan segera selama 30 hari, dan mengusulkan untuk menghentikan serangan hanya terhadap fasilitas energi.

     

    (oln/bbc/*)

  • Krimea Bakal Diberi ke Rusia, Trump Diam-Diam Incar Harta Karun Langka

    Krimea Bakal Diberi ke Rusia, Trump Diam-Diam Incar Harta Karun Langka

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) saat ini dilaporkan mempertimbangkan untuk mengakui bahwa Krimea adalah bagian dari Rusia. Hal ini terjadi saat Presiden AS Donald Trump terus mendorong diskusi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah hubungan kedua negara yang sedang buruk akibat serangan Moskow ke Ukraina.

    Situs berita AS, Semafor, mengutip dua orang yang mengetahui masalah tersebut, mengatakan bahwa sejatinya Trump belum membuat keputusan apa pun. Walau begitu, diskusi tentang status Krimea sejalan dengan “banyak pilihan yang diajukan saat Trump mendorong diakhirinya perang.”

    Walau begitu, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes mengatakan kepada Semafor bahwa Gedung Putih “tidak membuat komitmen semacam itu, dan kami tidak akan menegosiasikan kesepakatan (perdamaian) melalui media.”

    “Tujuannya tetap sama: menghentikan pembunuhan dan menemukan penyelesaian damai untuk konflik ini,” kata Hughes.

    Krimea, yang sebagian besar dihuni oleh etnis Rusia, memilih untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia pada tahun 2014, menyusul revolusi yang menggulingkan Presiden Ukraina Viktor Yanukovich. PBB terus memandang wilayah tersebut sebagai wilayah Ukraina.

    Trump Intai Harta Karun Krimea

    Jurnalis pemenang Penghargaan Pulitzer Seymour Hersh melaporkan, mengutip seorang pejabat Gedung Putih, bahwa Trump sedang memiliki tujuan untuk meningkatkan hubungan AS-Rusia melalui kerja sama ekonomi.

    Presiden Trump berusaha untuk mencabut sanksi yang diberlakukan sejak tahun 2014 dan 2022 dan “membentuk kemitraan dengan Putin yang bertujuan untuk mengubah Krimea menjadi resor internasional utama,” kata seorang sumber pada Hersh.

    Sumber resmi yang dikutip dalam laporan Hersh menambahkan bahwa “mereka mungkin melakukan hal yang sama di Donbass.”

    Jurnalis tersebut mencatat bahwa pendekatan Trump sangat berbeda dari pendekatan pemerintahan Joe Biden, dengan sumber anonimnya menggambarkan presiden saat ini sebagai ‘pemenang ekonomi’. Ketertarikan Trump pada aset energi dan sumber daya alam Rusia dilaporkan meliputi minyak, gas, dan logam tanah jarang yang belum ditambang.

    Sejak menjabat pada bulan Januari, Trump telah mengubah beberapa posisi kebijakan luar negerinya terkait Moskow. Setelah melakukan panggilan telepon dengan Putin pada bulan Februari, delegasi AS dan Rusia bertemu di Arab Saudi, dengan kedua belah pihak sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik dan menjajaki usaha patungan setelah konflik Ukraina terselesaikan.

    Trump dan Putin kembali melakukan panggilan telepon pada hari Selasa untuk membahas gencatan senjata yang diusulkan AS. Menurut pernyataan dari kedua belah pihak, pembicaraan tersebut produktif, dengan Rusia menyetujui penghentian serangan selama satu bulan terhadap infrastruktur energi Ukraina sementara pembicaraan terus berlanjut.

    (pgr/pgr)

  • Jelang Perundingan, Drone Rusia Tewaskan 3 Orang Sekeluarga di Ukraina

    Jelang Perundingan, Drone Rusia Tewaskan 3 Orang Sekeluarga di Ukraina

    Jakarta

    Sebuah drone Rusia menewaskan satu keluarga yang terdiri dari tiga orang di Ukraina selatan pada Jumat (21/3) malam waktu setempat. Ini terjadi sekitar 48 jam sebelum kedua negara mengadakan perundingan dengan Amerika Serikat untuk menghentikan perang tiga tahun tersebut.

    Delegasi Rusia dan Ukraina akan mengadakan perundingan terpisah dengan pejabat Amerika Serikat di Arab Saudi pada hari Senin mendatang. Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan kepada AFP, bahwa mereka berharap untuk mengamankan “setidaknya” gencatan senjata sebagian untuk menghentikan serangan udara dan laut.

    Presiden Rusia Vladimir Putin menolak tawaran AS-Ukraina untuk gencatan senjata sepenuhnya dan tanpa syarat. Namun, Putin mengusulkan untuk menghentikan serangan terhadap lokasi energi dan mengatakan bahwa ia telah memberikan “perintah yang sesuai” kepada militernya.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (22/3/2025), militer Rusia menembakkan 179 drone ke Ukraina dalam rentetan serangan terbarunya pada Jumat (21/3) malam, kata angkatan udara Ukraina pada hari Sabtu (22/3).

    Di kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan, satu keluarga, termasuk seorang gadis remaja, tewas ketika sebuah drone jatuh ke rumah mereka pada Jumat malam waktu setempat.

    “Mayat anak perempuan dan ayahnya berhasil dikeluarkan dari reruntuhan. Para dokter berjuang menyelamatkan nyawa sang ibu selama lebih dari 10 jam, tetapi sayangnya, mereka gagal menyelamatkannya,” kata gubernur Zaporizhzhia Ivan Fedorov di Telegram.

    Seorang fotografer AFP di lokasi salah satu serangan, melihat petugas penyelamat sedang mencari-cari di antara puing-puing bangunan yang hancur, sementara asap dan kabut membubung ke udara.

    Lihat juga Video: Rudal-Drone Rusia Hantam Dobropillia, 11 Orang Tewas-30 Terluka

    “Rusia sekali lagi melanggar gencatan senjata dan menewaskan seorang anak berusia 14 tahun di Zaporizhzhia dengan sebuah Shahed,” kata kepala staf Presiden Volodymyr Zelensky, Andriy Yermak, mengacu pada drone peledak yang telah dikerahkan Moskow selama perang di Ukraina.

    Pejabat-pejabat Ukraina mengatakan, serangan terhadap Zaporizhzhia tersebut juga melukai 12 orang, termasuk seorang bayi berusia sembilan bulan.

    Militer Ukraina juga menargetkan Rusia dengan serangan drone pada Jumat (21/3) malam waktu setempat.

    Lihat juga Video: Rudal-Drone Rusia Hantam Dobropillia, 11 Orang Tewas-30 Terluka

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Usulkan AS Kelola PLTN Ukraina untuk Gencatan Senjata – Halaman all

    Trump Usulkan AS Kelola PLTN Ukraina untuk Gencatan Senjata – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengusulkan agar AS mengambil alih dan mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Ukraina, yang saat ini berada di bawah kendali Rusia.

    Gagasan ini muncul dalam percakapan telepon antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu, 19 Maret 2025.

    Usulan ini dilontarkan sebagai bagian dari upaya untuk mendorong gencatan senjata antara Kyiv dan Moskow.

    Apa yang Dibahas dalam Percakapan Antara Trump dan Zelensky?

    Dalam diskusi tersebut, Zelensky mengonfirmasi bahwa perhatian utama tertuju pada PLTN Zaporizhzhia, yang sejak invasi Rusia pada Februari 2022 dikuasai oleh pasukan Moskow.

    PLTN ini merupakan yang terbesar di Eropa dan menjadi perhatian utama karena potensi ancaman nuklirnya.

    Zelensky menekankan bahwa diperlukan lebih dari dua tahun agar PLTN tersebut dapat beroperasi kembali. “Kapasitasnya sangat dibutuhkan oleh Ukraina dan Eropa,” ujar Zelensky, menambahkan pentingnya integrasi Zaporizhzhia ke dalam jaringan listrik Eropa untuk stabilitas energi kawasan.

    Apa Tantangan Gencatan Senjata di Tengah Konflik Ini?

    Meskipun Trump berusaha mencari solusi gencatan senjata, tantangan masih sangat besar.

    Dalam percakapan terpisah dengan Trump pada Selasa, 18 Maret 2025, Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa negara-negara Barat harus menghentikan semua bantuan militer ke Ukraina sebelum gencatan senjata bisa terwujud.

    Namun, percakapan antara Trump dan Zelensky dilaporkan berjalan dengan lebih positif, dan Gedung Putih bahkan menyebutnya sebagai “fantastis”, meskipun hubungan keduanya pernah tegang di masa lalu.

    Apa Pendapat Pejabat AS Mengenai Usulan Ini?

    Dukungan untuk usulan Trump datang dari sejumlah pejabat AS.

    Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, dalam pernyataan bersama, menyatakan bahwa pembahasan antara Trump dan Zelensky mencakup masalah pasokan listrik serta pengelolaan PLTN Ukraina.

    Meski demikian, masih terdapat ketidakjelasan tentang bagaimana rencana ini dapat direalisasikan secara hukum dan teknis, terutama dengan keberadaan pasukan Rusia di Zaporizhzhia.

    Apa Langkah Selanjutnya?

    Dengan situasi yang terus berkembang dan tantangan yang signifikan, penting untuk melihat bagaimana proposal ini akan berlanjut.

    Akankah AS mampu meraih kesepakatan yang membawa kedamaian?

    Dan bagaimana pengelolaan PLTN ini akan diatur dalam kerangka hukum internasional?

    Pertanyaan-pertanyaan ini masih menggantung dan akan mempengaruhi langkah ke depan dalam konflik yang berkepanjangan ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Putin Ucapkan Selamat Nowruz kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan Presiden Pezeshkian – Halaman all

    Putin Ucapkan Selamat Nowruz kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan Presiden Pezeshkian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ucapan selamat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada perayaan Nowruz.

    Putin juga mengucapkan selamat kepada Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, Kremlin mengumumkan pada Jumat (21/3/2025).

    Mengutip Tehran Times, dalam pesannya, Putin menyatakan, “Iran adalah teman yang dapat diandalkan dan tetangga yang baik bagi Rusia. Kami akan terus mengembangkan hubungan berdasarkan kemitraan strategis yang komprehensif demi kepentingan kedua negara serta untuk mendukung stabilitas dan keamanan regional.”

    Menurut PressTV, Nowruz, yang berarti “Hari Baru,” menandai hari pertama bulan Farvardin dalam kalender Persia.

    Perayaan ini biasanya jatuh pada 20 Maret, namun dalam tahun kabisat bertepatan dengan 21 Maret.

    Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui Nowruz sebagai Hari Nowruz Internasional pada tahun 2010.

    PBB menggambarkannya sebagai festival musim semi asal Iran yang telah dirayakan selama lebih dari 3.000 tahun.

    Media Rusia juga melaporkan bahwa Putin mengirim pesan ucapan selamat secara terpisah kepada para pemimpin Azerbaijan, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan, yang turut merayakan Nowruz.

    PEMIMPIN IRAN – Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei menyapa hadirin yang datang dalam acara peringatan dakwah Nabi Muhammad SAW, dengan sekelompok pejabat Iran, perwakilan dan duta besar negara-negara Islam di Teheran, Iran pada Selasa (28/1/2025). (Kantor berita resmi negara Iran, IRNA)

    Hubungan Rusia dan Iran

    Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian menandatangani perjanjian kerja sama pada 17 Januari 2025.

    Namun, perjanjian tersebut tidak membentuk aliansi militer maupun menciptakan kewajiban langsung bagi kedua negara.

    Sebaliknya, perjanjian ini hanya meresmikan hubungan erat antara Iran dan Rusia yang semakin berkembang sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, menurut analisis dari Carnegie Politika.

    Gagasan perjanjian kemitraan strategis tersebut pertama kali muncul pada tahun 2020.

    Saat itu, Presiden Iran yang akan lengser, Hassan Rouhani, berupaya meraih pencapaian dalam kebijakan luar negeri setelah gagal memperbaiki hubungan dengan Barat.

    Ia kemudian mencari berbagai perjanjian kerja sama besar dengan mitra internasional.

    Perjanjian pertama ditandatangani dengan China pada Maret 2021.

    Perjanjian 25 tahun tersebut sempat menimbulkan spekulasi luas, termasuk rumor mengenai investasi China senilai $400 miliar dan penyewaan pulau-pulau di Teluk Persia oleh China.

    Namun, kenyataannya perjanjian itu tidak membawa perubahan signifikan, bahkan perdagangan antara kedua negara justru mengalami penurunan dalam beberapa tahun berikutnya.

    Setelah Iran menandatangani perjanjian serupa dengan Venezuela dan Suriah, Rusia menjadi mitra logis berikutnya.

    Sebelum invasi besar-besaran ke Ukraina, hubungan Rusia dengan Iran masih terbatas.

    Namun, ketika tentara Rusia sangat membutuhkan dukungan militer Iran—terutama pesawat nirawak—pada tahun pertama pertempuran, hubungan kedua negara berkembang pesat.

    Akibatnya, perjanjian yang ditandatangani oleh Putin dan Pezeshkian pada akhirnya tidak lebih dari sekadar formalitas birokrasi yang merangkum keadaan hubungan yang telah terjalin.

    Jika perjanjian ini ditandatangani pada tahun 2021, mungkin perjanjian itu bisa berfungsi sebagai dasar untuk mempererat hubungan Rusia-Iran.

    Namun, saat ini perjanjian tersebut lebih sekadar meresmikan hal yang sudah ada tanpa menambahkan kewajiban baru.

    Hampir semua bidang kerja sama—termasuk energi, transportasi, dan organisasi regional—yang disebut dalam perjanjian ini sudah menjadi subjek kesepakatan baru antara Iran dan Rusia dalam tiga tahun terakhir.

    Padahal, salah satu aspek yang paling banyak dispekulasikan dalam perjanjian itu adalah kemungkinan adanya soal keamanan.

    Pakta yang ditandatangani tahun lalu antara Korea Utara dan Rusia, yang mencakup klausul bantuan timbal balik jika salah satu negara diserang, sempat menimbulkan harapan bahwa perjanjian Rusia-Iran akan memiliki ketentuan serupa.

    Namun, hal itu tidak terwujud.

    Sebaliknya, kedua negara hanya sepakat untuk tidak membantu negara mana pun yang menyerang pihak lain.

    Ini menegaskan bahwa Moskow dan Teheran tidak berniat membentuk aliansi militer.

    Hal ini juga dinilai bahwa Kremlin tetap enggan membantu Iran jika diserang oleh Amerika Serikat atau Israel.

    Hubungan antara Iran dan Rusia saat ini berada di titik tertinggi, bukan karena adanya perjanjian terobosan, melainkan karena Rusia semakin terisolasi dari Barat akibat perang di Ukraina.

    Kerja sama antara kedua negara semakin dalam, tetapi dengan kecepatan yang lambat dan dalam batasan tertentu.

    Tujuan utama dari perjanjian 2025 ini adalah untuk meresmikan pencapaian dalam beberapa tahun terakhir serta mengirimkan pesan kepada dunia—terutama kepada elite Rusia dan Iran—bahwa Moskow dan Teheran berkomitmen untuk kerja sama jangka panjang.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Update Ukraina: NATO di Ujung Tanduk-Zelensky Bom Kilang Minyak Rusia

    Update Ukraina: NATO di Ujung Tanduk-Zelensky Bom Kilang Minyak Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertempuran masih terus terjadi antara Rusia dan Ukraina. Meski prospek gencatan senjata dan perdamaian mulai dampak setelah diinisiasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Moskow dan Kyiv masih terus saling serang hingga hari ini.

    Perang besar antara Rusia dan Ukraina pecah sejak 24 Februari 2024 lalu saat Moskow melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pihaknya berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Berikut sejumlah dinamika yang terjadi dalam 24 jam terakhir dalam pertempuran tersebut dikutip dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Jumat (21/3/2025):

    1. Ukraina Bom Depok Minyak Rusia

    Sebuah ledakan mengguncang depot minyak Rusia di distrik Kavkazskiy, Krasnodar, Jumat (21/3/2025). Hal ini terjadi saat Ukraina terus mengintensifkan serangan pesawat tanpa awak (drone) ke negara itu.

    Astra, media independen Rusia, melaporkan bahwa tangki tersebut telah terbakar selama dua hari setelah serangan pesawat nirawak. Ledakan hari Jumat ini merupakan ledakan besar kedua

    “Depot minyak tersebut menampung 100.000 ton bahan bakar,” kata Astra dikutip Newsweek.

    Hal ini terjadi saat Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Ukraina membahas rincian teknis gencatan senjata yang disepakati terhadap infrastruktur energi. Rincian ini terwujud berkat panggilan telepon dan negosiasi antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS), yang saat ini juga menyokong Ukraina, Donald Trump.

    2. Pangkalan Militer Rusia dalam Situasi Darurat

    Selain depok minyak, serangan drone Ukraina menghantam pangkalan udara strategis Engels-2 di wilayah Saratov. Serangan ini memicu ledakan dahsyat dan kebakaran besar yang menyebabkan kerusakan serius pada sejumlah rumah di sekitar pangkalan. Sebagai respons, Moskow mendeklarasikan keadaan darurat di wilayah tersebut.

    Pangkalan Engels-2 merupakan fasilitas militer penting yang menjadi rumah bagi pembom strategis Rusia, Tu-95 dan Tu-160, yang digunakan untuk serangan rudal terhadap Ukraina. Sumber dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengonfirmasi bahwa serangan ini dilakukan oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU) dan Pasukan Operasi Khusus Angkatan Bersenjata Ukraina.

    “Fasilitas militer ini digunakan oleh Rusia untuk melancarkan serangan rudal ke wilayah Ukraina dan melakukan serangan teroris terhadap penduduk sipil,” demikian pernyataan resmi dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.

    3. Eropa Rancang Gantikan AS di NATO

    Negara-negara anggota NATO di Eropa tengah menyusun rencana untuk secara bertahap menggantikan AS sebagai penjamin pertahanan utama mereka selama lima hingga sepuluh tahun ke depan. Hal ini disampaikan seorang sumber kepada Financial Times.

    Inggris, Prancis, Jerman, dan negara-negara Nordik kini tengah berunding tentang usulan potensial yang akan mengalihkan beban militer dan keuangan pertahanan blok tersebut dari Washington. Sasaran utamanya adalah untuk menyampaikan rencana tersebut kepada AS sebelum pertemuan puncak tahunan NATO di Den Haag bulan Juni ini.

    Upaya tersebut mencerminkan kekhawatiran yang meluas di antara negara-negara anggota NATO di Eropa bahwa AS, di bawah Presiden Donald Trump, dapat mengingkari komitmen pertahanannya atau meninggalkan blok tersebut sama sekali.

    Sementara pembicaraan tersebut dilaporkan dibingkai sebagai tawaran transisi jangka panjang yang terkelola, pejabat Eropa telah mengakui kepada FT bahwa jangka waktu lima hingga sepuluh tahun tampaknya sangat ambisius.

    “Meningkatkan pengeluaran adalah satu-satunya cara yang kita miliki: berbagi beban dan mengalihkan ketergantungan dari AS,” kata seorang pejabat kepada FT. “Kami sedang memulai pembicaraan tersebut, tetapi ini merupakan tugas yang sangat besar sehingga banyak yang kewalahan dengan skalanya.”

    4. UE Pecah, Hungaria Tolak Kirim Bantuan ke Ukraina

    Komisi Eropa (EC) telah menerbitkan deklarasi bersama yang menyerukan peningkatan aliran bantuan militer ke Ukraina tanpa dukungan bulat dari para pemimpin Uni Eropa (UE) menyusul pertemuan puncak di Brussels pada hari Kamis. Namun, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban sekali lagi menolak untuk menandatangani dokumen tersebut.

    Aturan EC menyatakan bahwa dokumen tersebut memerlukan dukungan bulat dari semua 27 anggota UE. Pernyataan bersama hari Kamis diterbitkan sebagai dokumen pendek tiga kalimat, dengan deklarasi panjang yang menyerukan lebih banyak bantuan militer ke Aktif ditambahkan sebagai lampiran.

    Hal ini melewati veto dari Orban. Ia menjelaskan bahwa ia menentang posisi ‘pro-perang’ blok tersebut dalam konflik Ukraina, sehingga perlu ada pembahasan kembali pada hari Jumat.

    “Kami tidak akan membiarkan posisi Eropa bersama terbentuk yang mencakup Hongaria dan pro-perang,” kata Orban dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tersebut.

    5. UE Tolak Rencana Penyitaan Aset Negara Rusia

    UE telah memutuskan untuk tidak menyita lebih dari US$ 200 miliar (Rp 3.300 triliun) aset Rusia yang dibekukan pada tahun 2022. Hal ini menurut dokumen yang diadopsi pada pertemuan puncak blok pada hari Kamis yang diperoleh oleh penyiar negara Jerman Deutsche Welle (DW).

    Blok tersebut dilaporkan mengutip risiko stabilitas hukum dan keuangan untuk keputusan tersebut. Namun, bunga yang dihasilkan oleh dana tersebut akan terus digunakan untuk mendukung Ukraina.

    “Kami mulai berpikir tentang akhir permainan di Ukraina, tentang negosiasi perdamaian, gencatan senjata, dan perjanjian damai yang dapat ditandatangani dalam tiga bulan atau tiga tahun,” kata seorang diplomat Eropa kepada kantor berita Jerman menjelang pertemuan UE.

    “Dan orang-orang mulai menyadari bahwa memegang aset-aset ini mungkin lebih penting daripada menyitanya tanpa mengetahui apa yang harus dilakukan dengannya.”

    6. Ajudan Putin Ungkap Tanggal Perundingan Rusia-AS Berikutnya di Riyadh

    Putaran negosiasi baru antara pejabat Rusia dan AS akan berlangsung di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, pada hari Senin mendatang. Hal ini disampaikan ajudan kebijakan luar negeri Presiden Vladimir Putin, Yury Ushakov.

    Nantinya, dalam negosiasi itu, Senator Grigory Karasin dan Sergey Beseda, yang merupakan ajudan direktur Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia Aleksandr Bortnikov, akan memimpin delegasi Moskow,

    “Mereka adalah negosiator yang benar-benar berpengalaman, yang sangat memahami isu-isu internasional,” tambahnya.

    “Tim ahli AS yang akan mengambil bagian dalam pertemuan di Arab Saudi juga telah dibentuk,” kata Ushakov.

    Pada hari Rabu, Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS Donald Trump, Mike Waltz, mengumumkan bahwa ia telah melakukan panggilan telepon dengan Ushakov, di mana mereka “sepakat bahwa tim teknis kami akan bertemu di Riyadh dalam beberapa hari mendatang.”

    7. Putin Teken Aturan Baru Warga Ukraina di Rusia

    Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui aturan baru bagi warga Ukraina di Rusia. Dalam aturan baru itu, warga Ukraina yang tinggal di Rusia tanpa dokumen kependudukan yang sah memiliki waktu kurang dari enam bulan untuk melegalkan masa tinggal mereka atau meninggalkan negara itu.

    “Warga negara Ukraina yang mendaftar ke Kementerian Dalam Negeri Rusia melalui registrasi medis wajib, pemotretan, dan sidik jari tidak akan bertanggung jawab atas pelanggaran aturan tinggal di Rusia hingga 10 September,” menurut perintah tersebut.

    Putin juga memasukkan bahwa alasan yang sah bagi mereka untuk menjadi warga negara adalah pekerjaan yang sah atau pendaftaran dalam program pendidikan Rusia. Dekrit tersebut mulai berlaku dengan segera.

    Kementerian Kesehatan Rusia juga telah ditugaskan untuk menyediakan pemeriksaan medis dan pendaftaran bagi migran tidak berdokumen dari Ukraina sebelum tanggal batas waktu. Proses visa Rusia standar mengharuskan tes medis untuk membuktikan tidak adanya penggunaan narkoba ilegal dan penyakit menular seksual seperti HIV.

    Selain itu, keputusan tersebut berlaku untuk semua warga negara asing dan orang tanpa kewarganegaraan di Wilayah Zaporozhye, Wilayah Kherson, serta Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, yang dianeksasi Rusia pada musim gugur tahun 2022.

    (sef/sef)

  • Hasil Teleponan Perdana Zelensky-Trump Usai Cekcok di Gedung Putih

    Hasil Teleponan Perdana Zelensky-Trump Usai Cekcok di Gedung Putih

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui sambungan telepon. Perbincangan ini perdana dilakukan usai kedua pemimpin dunia itu terlibat cekcok di Gedung Putih beberapa waktu lalu.

    Dirangkum detikcom, Jumat (21/3/2025), percekcokan itu terjadi pada Jumat, 28 Februari waktu setempat di Ruang Oval Gedung Putih. Tak hanya Trump, Zelensky juga terlibat adu mulut dengan Wakil Presiden AS JD Vance.

    Singkat cerita, Zelensky mempertanyakan condongnya Trump pada Rusia dan mempertanyakan “diplomasi” yang diserukan Vance dalam pertemuan itu, dengan menyinggung pelanggaran komitmen yang dilakukan Moskow selama bertahun-tahun di panggung global.

    Sementara Trump menyebut Zelensky “mempertaruhkan nyawa jutaan orang” dan “bertaruh dengan Perang Dunia III”, Vance menuduh Zelensky “tidak tahu berterima kasih”.

    Kurang dari sebulan usai adu mulut, hubungan kedua pimpinan negara itu nampak membaik. Trump dan Zelensky pun berbincang via telepon pada Rabu (19/3) waktu setempat.

    Trump Cetuskan Gagasan AS Ambil Alih Pembangkit Nuklir Ukraina

    Donald Trump. Foto: dailymail.co.uk

    Dalam perbincangan itu, Trump mencetuskan gagasan soal AS mengambil alih dan mengelola pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Ukraina, yang kini diduduki Rusia. Usulan itu dinilai sebagai bagian dari upaya terbaru Trump untuk mengamankan gencatan senjata untuk mengakhiri perang antara Kyiv dan Moskow.

    Zelensky, seperti dilansir AFP, Kamis (20/3/2025), mengatakan kepada media di sela-sela kunjungannya ke Finlandia bahwa dirinya dan Trump membahas soal penghentian serangan terhadap jaringan dan infrastruktur energi terkait perang yang berkecamuk antara Ukraina dan Rusia.

    Dikatakan Zelensky bahwa Ukraina “siap” untuk menghentikan serangan terhadap jaringan dan infrastruktur energi Rusia, sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin setuju untuk menghentikan serangan serupa di Ukraina.

    Zelensky, dalam pernyataannya, juga mengungkapkan bahwa dirinya membahas rencana pengambilalihan PLTN Ukraina oleh Trump.

    “Kami hanya berbicara tentang satu pembangkit listrik, yang berada di bawah pendudukan Rusia,” kata Zelensky merujuk pada PLTN Zaporizhzhia yang ada di wilayah Ukraina, namun kini dikuasai pasukan Rusia.

    PLTN Zaporizhzhia yang merupakan pembangkit nuklir terbesar di Eropa, direbut oleh pasukan Rusia pada awal invasi militer yang dilancarkan pada Februari 2022 dan sejak itu telah menjadi sumber kekhawatiran atas kemungkinan insiden nuklir.

    Zelensky mengatakan bahwa dibutuhkan waktu lebih dari dua tahun agar pembangkit nuklir itu bisa beroperasi kembali, dan bahwa kapasitas pembangkit nuklir itu dibutuhkan oleh Ukraina dan Eropa.

    “Apakah kita membutuhkannya? Untuk rakyat, iya, dan untuk Eropa juga. Untuk bergabung dengan jaringan elektronik Eropa — tentu saja. Kita dapat melakukan semua ini,” katanya.

    Lebih lanjut, Zelensky mengatakan dirinya “tidak merasakan tekanan apa pun” dari Trump untuk memberikan konsesi kepada Rusia.

    Namun gencatan senjata yang lebih luas masih sulit dicapai dengan Putin, dalam percakapan telepon dengan Trump pada Selasa (18/3), bersikeras agar negara-negara Barat menghentikan semua bantuan militer untuk Ukraina jika ingin mewujudkan gencatan senjata sepenuhnya.

    Percakapan telepon antara Trump dan Zelensky ini dilaporkan jauh lebih positif, dengan Gedung Putih menggambarkannya sebagai “fantastis” — terlepas dari fakta bahwa keduanya terlibat adu mulut di depan wartawan di Ruang Oval beberapa waktu lalu.

    Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dalam pernyataan bersama menyebut Trump, dalam telepon dengan Zelensky, “membahas pasokan listrik dan pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina” dan mengatakan bahwa AS dapat “sangat membantu” dalam mengelolanya.

    “Kepemilikan Amerika atas pembangkit-pembangkit itu akan menjadi perlindungan terbaik bagi infrastruktur tersebut,” sebut pernyataan gabungan itu.

    Zelensky Siap Hentikan Serangan ke Infrastruktur Energi Rusia

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: REUTERS/Valentyn Ogirenko/File Photo Purchase Licensing Rights

    Zelensky menyatakan siap menghentikan sementara serangan terhadap infrastruktur energi Rusia. Ia menyampaikan kesediaannya itu setelah berbicara via telepon selama sejam dengan Trump.

    Kesediaan ini merespons Presiden Vladimir Putin yang setuju menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Kyiv selama 30 hari usai terlebih dahulu teleponan dengan Donald Trump.

    Dicetuskan juga oleh Zelensky agar penghentian serangan itu juga mencakup target-target sipil di kedua negara.

    “Saya melakukan percakapan yang positif, sangat substantif, dan jujur dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump,” ucap Zelensky dalam pernyataan via media sosial X. Percakapan telepon ini menjadi yang pertama sejak kedua pemimpin cekcok di depan wartawan di Ruang Oval Gedung Putih pada Februari lalu.

    “Salah satu langkah pertama untuk mengakhiri perang sepenuhnya adalah dengan mengakhiri serangan terhadap energi dan infrastruktur sipil lainnya. Saya mendukung langkah ini, dan Ukraina mengonfirmasi bawa kami siap untuk melaksanakannya,” tegasnya.

    Zelensky, dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters, menilai penghentian serangan terhadap infrastruktur energi dalam perang melawan Rusia itu dapat dilakukan dengan cepat. Namun dia memperingatkan bahwa Kyiv akan merespons jika Moskow melanggar ketentuan gencatan senjata terbatas itu.

    Zelensky juga mengatakan bahwa Ukraina akan menyusun daftar fasilitas energi yang bisa menjadi target gencatan senjata terbatas ini. Menurut Zelensky, daftar itu dapat mencakup tidak hanya infrastruktur energi, tetapi juga infrastruktur kereta api dan pelabuhan.

    “Saya memahami bahwa sampai kita sepakat (dengan Rusia), sampai ada dokumen yang sesuai tentang gencatan senjata parsial, saya pikir semuanya akan mengudara,” ucapnya, merujuk pada drone dan rudal.

    Pejabat Ukraina-AS Bertemu di Arab Saudi Lagi

    Ilustrasi bendera Arab Saudi. Foto: AFP/OZAN KOSE

    Disebutkan Zelensky bahwa para pejabat Ukraina dan AS dapat kembali bertemu di Arab Saudi dalam beberapa hari ke depan untuk putaran kedua perundingan damai dan membahas isu-isu terkait pelaksanaan gencatan senjata parsial ini.

    AS, yang menempatkan diri sebagai mediator, telah mendorong gencatan senjata menyeluruh selama 30 hari antara Ukraina dan Rusia sebagai langkah pertama menuju penyelesaian yang lebih luas untuk perang yang berkecamuk selama tiga tahun terakhir.

    Dalam percakapan telepon dengan Trump pada Selasa (18/3), Putin menolak usulan gencatan senjata menyeluruh itu dan bersikeras menyebut kesepakatan semacam itu akan bergantung pada penghentian semua bantuan militer Barat untuk Ukraina.

    Kemudian Kremlin mengatakan Putin setuju untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari setelah percakapan telepon dengan Trump. Namun Kremlin menambahkan bahwa agar gencatan senjata yang luas bisa berhasil, Ukraina tidak boleh diizinkan mempersenjatai kembali militernya.

    Halaman 2 dari 4

    (taa/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ukraina Luncurkan Serangan Drone Besar-besaran, Picu Kebakaran di Lapangan Terbang Engels Rusia – Halaman all

    Ukraina Luncurkan Serangan Drone Besar-besaran, Picu Kebakaran di Lapangan Terbang Engels Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Serangan pesawat tak berawak atau drone Ukraina memicu kebakaran di lapangan terbang militer dan melukai dua orang di wilayah Saratov, Rusia selatan.

    Hal ini sebagaimana disampaikan pihak berwenang setempat, Kamis (20/3/2025).

    “Karena kebakaran di lapangan terbang (Engels), warga koperasi pertanian di dekatnya dievakuasi demi alasan keselamatan,” ungkap Gubernur wilayah Saratov, Roman Busargin di Telegram, dilansir The Moscow Times.

    Lapangan terbang Engels-2 merupakan pangkalan bagi pesawat pengebom strategis berkemampuan nuklir Tu-95 dan Tu-160, yang terletak sekitar 500 kilometer (300 mil) di sebelah timur perbatasan Ukraina dan 730 kilometer (454 mil) di tenggara Moskow.

    Lapangan terbang ini telah menjadi sasaran beberapa kali sejak Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022.

    Gambar yang dibagikan oleh saluran berita Telegram Astra, yang sering melaporkan serangan Rusia dan Ukraina, menunjukkan asap tebal mengepul dari lingkungan Engels sekitar 10 kilometer (6,2 mil) di sebelah barat lapangan terbang.

    Roman Busargin menggambarkan serangan itu sebagai serangan pesawat nirawak “terbesar yang pernah ada” di wilayah Saratov sejak perang dimulai.

    Ia mengatakan serangan juga menghantam ibu kota regional Saratov, menyebabkan kerusakan properti tetapi tidak ada korban jiwa.

    Dua orang terluka di Engels, sementara sebuah rumah sakit, dua taman kanak-kanak, sebuah sekolah dan 30 rumah rusak, menurut Busargin dan penyelidik Rusia.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pertahanan udaranya menembak jatuh 132 pesawat tak berawak Ukraina semalam di enam wilayah dan Krimea yang diduduki, termasuk 54 di atas Saratov.

    Sementara, video yang diverifikasi oleh Reuters menunjukkan ledakan besar menyebar dari lapangan udara, menghancurkan pondok-pondok di dekatnya.

    Video terverifikasi lainnya menunjukkan gumpalan asap raksasa mengepul ke langit fajar dan kebakaran hebat.

    Pangkalan di Engels, yang dibangun sejak zaman Soviet, menampung pesawat nirawak strategis berat Rusia Tupolev Tu-160 yang berkemampuan nuklir, yang secara tidak resmi dikenal sebagai Angsa Putih.

    Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pasukannya telah menyerang lapangan udara dan memicu ledakan amunisi sekunder.

    Kyiv mengatakan Rusia telah menggunakan pangkalan Engels untuk melakukan serangan terhadap Ukraina.

    Diberitakan Al Arabiya, 10 orang terluka dalam serangan itu, kata pejabat setempat.

    Beberapa penduduk setempat menyatakan terkejut saat menemukan berbagai bagian pesawat nirawak Ukraina di kebun mereka.

    Saluran Telegram Shot mengatakan bahwa Ukraina menyerang dengan pesawat nirawak PD-2 dan Liutyi.

    Kepala distrik Engels Maxim Leonov mengatakan bahwa keadaan darurat setempat telah diumumkan, tetapi tidak memberikan banyak rincian.

    Reuters tidak dapat mengonfirmasi secara independen apa yang telah terjadi di lapangan udara tersebut.

    Pada bulan Januari, Ukraina mengklaim telah menyerang depot minyak yang melayani pangkalan tersebut, yang menyebabkan kebakaran besar yang membutuhkan waktu lima hari untuk dipadamkan.

    Seorang sumber keamanan Ukraina mengatakan pada saat itu bahwa serangan pesawat nirawak telah menyerang fasilitas penyimpanan yang menyimpan bom dan rudal berpemandu di pangkalan Engels.

    Sebelumnya, militer Ukraina mengejutkan Rusia pada bulan Agustus tahun lalu dengan menyerang melintasi perbatasan dan menguasai sekitar 1.300 kilometer persegi (500 mil persegi) wilayah.

    Namun, pasukan Ukraina kini mundur dan hampir kehilangan alat tawar-menawar yang berharga, karena momentum untuk gencatan senjata dengan Rusia mulai terbentuk.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

  • Rusia Ingatkan ‘Spiral Eskalasi’ di Tengah Serangan Israel ke Gaza – Halaman all

    Rusia Ingatkan ‘Spiral Eskalasi’ di Tengah Serangan Israel ke Gaza – Halaman all

    Rusia Ingatkan ‘Spiral Eskalasi’ di Tengah Serangan Israel ke Gaza

    TRIBUNNEWS.COM- Moskow memantau situasi dengan sangat hati-hati, dan berharap situasi akan kembali ke ‘jalan damai,’ kata juru bicara Kremlin.

    Rusia pada Selasa memperingatkan potensi “spiral eskalasi” di Gaza di tengah serangan baru Israel terhadap daerah kantong yang terkepung itu yang menewaskan ratusan warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita.

    Tentara Israel menggempur Jalur Gaza Selasa pagi, menewaskan lebih dari 400 orang dan melukai ratusan lainnya, di tengah berlanjutnya perjanjian gencatan senjata.

    Gambar-gambar yang muncul dari Gaza menunjukkan bahwa mayoritas korban adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, yang rumahnya dibom pada malam hari.

    “Situasi yang makin memburuk, kembalinya ketegangan yang meningkat, inilah yang membuat kami khawatir,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan di Moskow.

    Peskov mengatakan Moskow memantau situasi dengan sangat cermat dan berharap situasi akan kembali ke “arah yang damai.”

    Lebih dari 48.500 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 112.000 lainnya terluka dalam kampanye militer brutal Israel di Gaza sejak Oktober 2023.

    Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

    Spiral eskalasi adalah model yang menggambarkan peningkatan intensitas konflik melalui serangkaian aksi dan reaksi yang saling memperburuk, menciptakan semacam lingkaran setan.  

    Lebih rinci, spiral eskalasi, yang sering dikaitkan dengan model spiral konflik, menjelaskan bahwa eskalasi terjadi karena adanya aksi dan reaksi yang saling memicu, di mana setiap tindakan dari satu pihak memicu respons yang lebih keras dari pihak lain, dan seterusnya.

     

     

    SUMBER: ANADOLU AJANSI

  • Update Perang Ukraina: Putin Ngamuk-Zelensky Tembak RS

    Update Perang Ukraina: Putin Ngamuk-Zelensky Tembak RS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi hingga hari ini. Meski begitu, mulai ada tanda-tanda kelemahan dari Kyiv, khususnya setelah penyokong nomor satunya, Amerika Serikat (AS), mengambil langkah untuk menghentikan intervensinya dalam perang itu.

    Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Hingga saat ini, pertempuran masih membara di antara keduanya. Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Kamis (20/3/2025):

    1. Putin Ngamuk

    Rusia dilaporkan telah meluncurkan 171 serangan drone ke wilayah Ukraina, Rabu (20/3/2025) malam waktu setempat. Hal ini dilaporkan langsung oleh militer Kyiv.

    Dalam pengumumannya, Angkatan Udara Ukraina mengklaim dari jumlah tersebut, 75 drone berhasil dilumpuhkan. Selain itu, ada 63 lainnya yang hilang dari radar tanpa menimbulkan kerusakan.

    “Sepanjang malam musuh meluncurkan 171 serangan drone,” ujar militer Kyiv dikutip AFP.

    2. Drone Ukraina Hajar RS Rusia

    Pada saat yang sama, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa mereka menghancurkan 132 pesawat nirawak Ukraina yang diluncurkan dalam serangan semalam di beberapa wilayah di seluruh negeri.

    “Selama semalam, sistem pertahanan udara yang bertugas menghancurkan 132 kendaraan udara nirawak Ukraina,” kata Kementerian Pertahanan Moskow dalam sebuah posting Telegram.

    Walau begitu, muncul laporan terkait adanya kerusakan sebuah rumah sakit di kota Engels, Rusia bagian tengah, akibat serangan pesawat nirawak Ukraina. Ibu kota daerah di dekatnya, Saratov, juga menjadi sasaran.

    Gubernur Roman Busargin mengunggah gambar di akun Telegram miliknya pada Kamis pagi, yang memperlihatkan rumah sakit tersebut dengan jendela-jendela yang pecah. Seorang wanita dilaporkan terluka dalam serangan tersebut. Selain pecahan kaca, pipa oksigen juga pecah.

    “Untuk sementara, pasien gawat darurat yang datang dialihkan ke fasilitas lain,” kata gubernur tersebut. Ia menekankan bahwa insiden tersebut “tidak akan mempengaruhi kualitas perawatan medis yang diberikan di rumah sakit tersebut”.

    3. Rusia dan Ukraina Saling Bertukar Tawanan Perang

    Rusia dan Ukraina telah melakukan pertukaran tawanan perang (POW) menyusul negosiasi gencatan senjata baru-baru ini antara Presiden Vladimir Putin dan mitranya dari AS, Donald Trump.

    Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pada hari Rabu bahwa 175 tentara telah dikembalikan dari wilayah yang dikuasai Kyiv. Sebagai gantinya, Moskow telah mengirim kembali sejumlah tentara Ukraina yang ditangkap, serta 22 prajurit yang terluka parah, sebagai tanda niat baik.

    Kementerian tersebut menambahkan bahwa pertukaran tersebut dimediasi oleh Uni Emirat Arab dan bahwa tentara Rusia yang dibebaskan saat ini berada di negara tetangga Belarus. Ditambahkan pula bahwa mereka akan segera dipindahkan ke negara asal mereka untuk perawatan dan rehabilitasi.

    Pertukaran tawanan perang diumumkan pada hari Selasa menyusul panggilan telepon antara Trump dan Putin. Setelah percakapan hampir 2,5 jam, Kremlin mengatakan Rusia akan menangguhkan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari dan menyatakan bahwa Moskow dan Kiev akan melakukan pertukaran tahanan.

    4. Zelensky Buat Janji Kemenangan 

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Rabu menegaskan kembali janjinya untuk meraih kemenangan atas Rusia. Hal ini dilontarkannya saat ia menggembar-gemborkan panggilan telepon yang akan datang dengan Presiden AS Donald Trump.

    Zelensky menyampaikan pernyataan tersebut selama konferensi pers bersama Presiden Finlandia Alexander Stubb, di mana ia menyatakan harapan bahwa Trump akan memberi pengarahan kepadanya mengenai pembicaraan hari Selasa dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Hari ini saya akan melakukan kontak dengan Presiden Trump. Kami akan membahas rinciannya dengannya hari ini. Saya sedang memikirkan rincian langkah selanjutnya. Baiklah, dan saya pikir saya akan mendengar darinya rincian pembicaraannya dengan Putin,” kata Zelensky, menegaskan kembali tekadnya untuk meraih kemenangan.

    “Dan kita hidup, kita membela diri, kita bertahan hidup, kita berjuang untuk kedaulatan dan kemerdekaan kita. Dan kita pasti akan memenangkan perang ini,” tambahnya.

    5. Anak Buah Trump: Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Beberapa Pekan Lagi

    Utusan Khusus Presiden Trump, Steve Witkoff, mengatakan kepada Bloomberg TV, bahwa gencatan senjata lengkap untuk konflik Ukraina dapat dilaksanakan dalam beberapa pekan ke depan. Hal ini terjadi setelah dialog antara Putin dan Trump.

    “Presiden Trump dan Presiden Putin saling selaras, panggilan tersebut berorientasi pada hasil,” kata pejabat tersebut. “Saya sebenarnya berpikir dalam beberapa minggu, kita akan mencapai (gencatan senjata),” katanya kepada outlet tersebut.

    Witkoff mengonfirmasi bahwa kedua pemimpin telah sepakat untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi, baik dari Rusia maupun Ukraina, dan infrastruktur sipil. Trump dan Putin juga berjanji untuk bekerja menuju moratorium Laut Hitam atas serangan terhadap kapal angkatan laut dan kapal barang yang membawa gandum.

    “Saya berharap langkah-langkah awal ini akan berkembang menjadi gencatan senjata penuh, yang sedikit lebih rumit karena ada perbatasan sepanjang 2.000 kilometer, ada Kursk (Kawasan Rusia), dan ada banyak detail yang masuk ke dalamnya,” tambahnya.

    (sef/sef)