kab/kota: Moskow

  • China Angkat Bicara setelah 2 Prajurit yang Ditangkap Ukraina Muncul di Publik – Halaman all

    China Angkat Bicara setelah 2 Prajurit yang Ditangkap Ukraina Muncul di Publik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menanggapi permintaan koresponden Ukrinform di China, untuk mengomentari seruan tawanan China yang ditangkap oleh pasukan Ukraina agar mereka dipulangkan.

    “Posisi pemerintah China sangat jelas. Kami telah mengeluarkan banyak peringatan dan meminta warga China untuk menjauh dari zona konflik bersenjata, menghindari berpartisipasi dalam konflik bersenjata dalam bentuk apa pun, dan menghindari berpartisipasi dalam operasi militer oleh pihak mana pun,” kata Lin Jian pada Selasa (15/4/2025).

    “Perilaku warga negara China di luar negeri akan ditinjau sesuai dengan hukum saat ini dan tindakan konsuler dan tindakan lainnya yang diperlukan akan diambil,” lanjutnya, seperti diberitakan Pravda.

    Lin Jian mengatakan pemerintah China masih memverifikasi informasi tentang warga negara yang ditangkap di Ukraina dan mengklarifikasi keterlibatan mereka.

    “Sikap China terhadap krisis Ukraina tetap tidak berubah. Beijing berupaya untuk mempromosikan perundingan damai untuk mengakhiri konflik,” katanya.

    Ia meminta semua pihak terkait untuk memahami posisi China yang objektif terhadap hal tersebut.

    “Kami menghimbau semua pihak terkait untuk memahami secara akurat posisi Tiongkok yang objektif dan tidak memihak serta untuk menahan diri dari manipulasi politik atau menggunakan masalah ini (warga negara Tiongkok yang ditangkap – red) untuk publisitas atau promosi diri,” ujarnya.

    Pertama Kali, 2 Prajurit China yang Ditangkap Ukraina Muncul di Publik

    Dua pria China yang diduga menjadi tentara bayaran, Zhang Renbo dan Wang Guangjun, mengungkapkan bagaimana mereka dapat bergabung dengan tentara Rusia sebelum akhirnya ditangkap oleh pasukan Ukraina.

    Setelah penangkapan itu, mereka menyatakan kesiapannya untuk pertukaran tawanan dan memohon kepada pemerintah China untuk memulangkan mereka.

    “Kami siap untuk pertukaran dan kami ingin kembali ke China, ke tanah air kami,” kata salah satu dari mereka dalam konferensi pers bersama Ukrinform, Senin (14/4/2025).

    Zhang Renbo mengatakan ia menerima kartu bank yang digunakan untuk menyimpan pembayarannya dari kontrak tentara Rusia digunakan secara eksklusif oleh orang Rusia.

    “Saya menerima kartu dengan setoran sebesar 200.000 rubel, tetapi saya tidak dapat menggunakannya,” kata Zhang Renbo.

    “Faktanya, uang tersebut, beserta ponsel yang memiliki aplikasi yang terhubung ke kartu tersebut, secara berkala diambil oleh orang Rusia dan dibelanjakan dengan dalih biaya bahan bakar atau pengisi daya. Jadi saya sendiri tidak dapat menggunakan uang tersebut,” jelasnya.

    Pria kelahiran tahun 1998 itu menjelaskan ia tiba di Moskow pada tanggal 20 Desember 2024, dan tinggal di sana selama seminggu. 

    Setelah itu, ia dikirim ke Donetsk dan tinggal di sana selama sekitar satu bulan. 

    Menurutnya, selama waktu itu ia dipindahkan ke berbagai tempat perlindungan dan berinteraksi dengan tentara asing lainnya hingga operasi tempur dimulai.

    “Kami terus-menerus diserang pesawat nirawak dan penembakan. Pada tanggal 5 April, saya ditangkap,” kata Zhang.

    Zhang mengatakan ia sebelumnya mengajukan permohonan untuk menandatangani kontrak militer dengan Rusia setelah melihat iklan daring yang menawarkan layanan dan pembayaran sebesar 2 juta rubel.

    Sementara itu, Wang Guangjun yang lahir tahun 1991, dilaporkan direkrut oleh agen Rusia di China dan tiba di Moskow pada Februari 2025 untuk menandatangani kontrak.

    Ia mengaku tidak memiliki pengalaman tempur sebelumnya dan tidak pernah memegang senjata.

    Kedua tawanan itu menyadari kemungkinan akan mendapat hukuman di China dan mereka menyatakan siap menghadapinya.

    “Saya memahami bahwa hukuman itu mungkin saja terjadi dan saya siap untuk itu, karena jelas bahwa berpartisipasi dalam perang dan tindakan semacam itu dapat menimbulkan konsekuensi. Namun, saya ingin kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarga saya,” imbuh Wang.

    Dalam konferensi pers tersebut, keduanya menekankan mereka tidak memiliki hubungan dengan pemerintah China dan tidak bertugas di militer China sebelumnya.

    Mereka menandatangani kontrak dengan tentara Rusia setelah terpengaruh oleh iklan daring.

    Juru bicara Dinas Keamanan Ukraina (SSU) Artem Dekhtiarenko mengatakan kedua tawanan China tersebut diperlakukan dengan baik selama penahanan mereka di Ukraina.

    Menurutnya, penyidik SSU sudah melakukan interogasi awal dan memastikan mereka bergabung dengan tentara Rusia dengan menandatangani kontrak setelah mendapat informasi dari iklan daring.

    Sebelumnya militer Ukraina melaporkan mereka menangkap dua warga China yang bertempur dengan Rusia di Donetsk.

    Satu orang ditangkap oleh para pejuang dari Batalyon ke-2 Brigade Mekanik Terpisah ke-157 di dekat desa Tarasivka.

    Sementara itu, satu lainnya ditangkap oleh prajurit dari Batalyon ke-1 Brigade Serangan Lintas Udara ke-81 di dekat Bilohorivka.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Rusia Dikabarkan Minta Akses Pesawat Militer di Pangkalan Udara Biak, Australia Khawatir

    Rusia Dikabarkan Minta Akses Pesawat Militer di Pangkalan Udara Biak, Australia Khawatir

    GELORA.CO – Rusia mengajukan permintaan untuk menempatkan pesawat militernya di pangkalan udara di Biak, Papua—lokasi yang hanya berjarak sekitar 1.400 kilometer dari Darwin, wilayah utara Australia.

    Laporan tersebut pertama kali diungkap situs pertahanan Janes, yang menyebut permintaan disampaikan Moskow kepada Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin dalam pertemuan dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu pada Februari lalu.

    Kami jelas tidak ingin melihat pengaruh Rusia di wilayah kami. Sangat jelas,” kata Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyatakan kekhawatirannya menyusul laporan tersebut, Selasa (15/4).

    Mengutip Guardian, Albanese juga menegaskan posisi Australia yang mendukung Ukraina dan mengecam kepemimpinan Vladimir Putin.

    kumparan telah menghubungi Kepala Biro Humas Setjen Kemhan RI, Frega Wenas, ia menyebut belum memantau isu tersebut.

    Wakil PM Australia, Richard Marles, mengatakan pemerintah Indonesia belum merespons permintaan Rusia.

    “Saya ingin mencatat bahwa Indonesia belum menanggapi permintaan ini. Kami akan terus menjalin komunikasi dengan Indonesia sebagai mitra dekat dan sahabat lama,” ucap Marles.

    Pangkalan udara di Biak merupakan markas Skuadron Udara 27 TNI AU, yang mengoperasikan pesawat pengintai CN235.

    Lokasinya strategis di wilayah timur Indonesia dan memiliki kedekatan geografis dengan Australia.

    Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menambahkan, pemerintahnya masih mengonfirmasi kebenaran laporan tersebut.

    “Kami sedang mencari informasi lebih lanjut untuk memahami status permintaan dari Rusia,” ujarnya.

    Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pejabat militer Indonesia maupun Kedutaan Besar Rusia di Jakarta.

    Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif dan tidak berpihak pada blok kekuatan manapun.

    Informasi penting disajikan secara kronologis

    Meski begitu, RI tetap menjalin latihan militer dengan berbagai negara, termasuk AS, Australia, China, hingga Rusia.

    Pada November 2024, Indonesia dan Rusia menggelar latihan angkatan laut bilateral pertama mereka di lepas pantai Jawa.

    Latihan itu menuai sorotan karena dilakukan di tengah kritik internasional terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

    Februari lalu, Indonesia dan Rusia juga sepakat memperkuat kerja sama pertahanan dalam pertemuan bilateral. Komitmen itu muncul tak lama setelah Indonesia diterima sebagai anggota penuh BRICS—blok ekonomi negara berkembang yang turut digagas Rusia.

  • Prabowo dan Wakil PM Rusia Bahas Kerja Sama Ekonomi di Istana

    Prabowo dan Wakil PM Rusia Bahas Kerja Sama Ekonomi di Istana

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri Pertama Federasi Rusia Denis V. Manturov dalam rangka memulai kembali dialog tingkat tinggi antara Indonesia dan Rusia.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pertemuan ini sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.

    “Sebetulnya DPM Manturov hadir untuk dalam rangka high level dialog dengan Indonesia. Dan ini sudah kemarin sempat terhenti akibat COVID-19 dan ini akan dimulai kembali,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (15/4).

    Selain pertemuan resmi, Airlangga menaku bahwa delegasi Rusia juga menggelar acara budaya bertajuk Malam Kebudayaan Rusia di Hotel Raffles, Jakarta, sebagai bagian dari upaya mempererat hubungan bilateral kedua negara. 

    Dalam pertemuan tersebut, Manturov menyampaikan dua undangan penting kepada Presiden Ke-8 RI itu yakni menghadiri parade nasional di Rusia serta menghadiri St. Petersburg Economic Forum (SPEF). Forum ekonomi tersebut diharapkan menjadi momentum penandatanganan sejumlah nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Rusia di berbagai bidang.

    “Diharapkan Bapak Presiden bisa hadir. Dan ada beberapa milestone kerjasama yang akan dibuat Memorandum of Understanding. Nah, itu termasuk beberapa kerjasama ekonomi maupun kerjasama strategis,” ucapnya

    Dia melanjutkan bahwa Rusia juga menyampaikan ketertarikan untuk memperluas konektivitas penerbangan langsung dari Moskow ke Indonesia.

    Pihak Rusia, kata Airlangga, bahkan meminta masukan terkait destinasi yang dinilai potensial untuk rute penerbangan baru. Selain itu, dibahas pula upaya mempermudah sistem keuangan bagi wisatawan Rusia yang ingin berkunjung ke Indonesia. 

    “Dan tentunya pihak Rusia juga mengharapkan bisa menambah daripada jumlah pesawat. Dan mereka menanyakan destinasi mana yang cocok untuk penerbangan langsung dari Moskow,” imbuhnya.

    Kerja sama di sektor investasi juga menjadi agenda penting, termasuk dorongan untuk menyelesaikan pembahasan Eurasia Free Trade Agreement (EFTA) antara Indonesia dan negara-negara Uni Ekonomi Eurasia.

    Airlangga menyebut, diharapkan saat kunjungan Presiden ke St. Petersburg, semua materi EFTA sudah dapat difinalisasi.

    Terkait isu penurunan tarif, Airlangga menegaskan bahwa Indonesia dan Rusia tidak memiliki hambatan signifikan dalam hal tarif perdagangan.

    “Indonesia dengan Rusia relatif tidak ada isu mengenai tarif, karena masing-masing pihak tarifnya relatif rendah,” ujarnya. 

    Airlangga juga menegaskan bahwa pertemuan Presiden dengan DPM Rusia merupakan bagian dari rutinitas diplomasi bilateral.

    “Dan pertemuan antara DPM dengan Pak Presiden itu seperti pertemuan bilateral yang lain. Jadi memang Bapak Presiden menerima banyak negara dan diterima langsung oleh beliau. Ini sesuatu yang biasa saja,” pungkas Airlangga.

  • Putin Rekrut Pengangguran China Jadi Tentara Rusia Lewat TikTok

    Putin Rekrut Pengangguran China Jadi Tentara Rusia Lewat TikTok

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Vladimir Putin secara aktif merekrut pria China untuk menjadi tentara Rusia dalam perang melawan Ukraina. Presiden Volodymyr Zelensky mengklaim setidaknya ada 150 warga negara China yang melayani pasukan bersenjata Rusia.

    Hal ini sudah dibantah oleh Beijing. Namun, 2 tentara Rusia asal China yang ditangkap oleh Ukraina menceritakan pengalaman pribadi mereka hingga akhirnya bergabung menjadi pasukan Putin.

    Mereka menyebut pemerintah China tak tahu apa-apa tentang keterlibatan mereka di perang Rusia. Pasalnya, kontrak mereka ditangani oleh middleman.

    Kedua tentara tersebut berhasil ditangkap oleh pasukan Ukraina pada 8 April 2025 dan kini menjadi tawanan perang (POW). Dalam konferensi pers yang digelar Lembaga Keamanan Ukraina (SBU), 2 tentara mengatakan kepada media tentang perjalanan mereka hingga sampai ke Rusia.

    Mereka juga mengaku mendapat perlakuan buruk di bawah militer Rusia, dikutip dari KyivPost, Selasa (15/4/2025).

    Wang Guangjun mengaku mendapat tawaran untuk bergabung ke militer Rusia melalui iklan TikTok. Ia tergiur karena iming-iming bayaran yang besar.

    Wang kehilangan pekerjaan di China saat pandemi Covid-19. Mulanya, ia tertarik untuk bergabung menjadi tentara Rusia sebaga tim medis.

    Sebagai warga China, Wang mengatakan di negaranya pekerjaan militer sangat dijunjung tinggi. Pemikiran itu ia kira akan sama dengan Rusia. Ia berharap hidupnya akan lebih baik jika bergabung dengan tentara Rusia.

    Terlebih, Rusia memiliki sentimen positif di China. Hal ini dijadikan ‘senjata’ bagi Rusia untuk merekrut pasukan dari China.

    “Menurut saya ini jebakan,” ujar Wang, dikutip dari TVP World.

    Selain TikTok, platform media sosial lain di China ramai dibanjiri iklan Rusia untuk bergabung dalam perang. Dalam satu postingan di Weibo yang mendapat ratusan ribu views, diperlihatkan orang-orang yang meninggalkan pekerjaan mereka untuk bergabung dalam perang Rusia.

    “Anda adalah pria. Jadilah pria sejati,” kata iklan tersebut.

    Video dalam bahasa Rusia yang memiliki subtitle bahasa China itu menjanjikan bonus besar sebagai tentara Rusia, yakni mencapai US$21.000 (Rp353 jutaan). Selain itu, gaji bulanannya disebut mencapai US$2.400 (Rp40 jutaan). Angka itu jauh di atas gaji rata-rata di banyak kota di China.

    Camp Rusia yang Mengerikan

    Wang bercerita ia berangkat ke zona perang melalui Kazan, lalu Rostov-on-Don, sebelum sampai ke Donetsk, Ukraina. Wang ditangkap 3 hari setelah pertama kali dipekerjakan untuk membantu militer Rusia dalam menginvasi Ukraina.

    Saat ditanya apakah Wang sempat ingin kabur, ia mengatakan hal tersebut tak mungkin. Pasalnya, setelah mengikuti pelatihan di camp, para calon prajurit diawasi ketat.

    “Setiap mau ke kamar mandi, bahkan saat tengah malam, ada tentara yang mengikuti dengan senjata berpeluru,” kata Wang.

    “Selama pelatihan, komandan akan selalu mengawasi kami jadi tidak bisa kabur. Selain itu, pasukan Rusia ada di mana-mana. Jadi memang tidak bisa lari ke mana-mana,” ia menambahkan.

    Ia bercerita ketika berada di Rostov, ada satu insiden ketika calon prajurit asing bunuh diri di tengah malam. Tak jelas alasan di baliknya.

    Wang mengatakan kondisi camp militer Rusia di Rostov sangat tidak manusiawi. Tak ada air atau listrik, hanya ada seporsi makanan setiap hari atau 2 hari sekali.

    Bahkan, pernah para prajurit berlatih hingga jam 4-5 subuh, lalu mereka hanya diberikan sejumput nasi mentah sebagai makanan.

    Zhang Renbo yang merupakan POW kedua mengatakan ia ke Rusia sebagai turis dengan rencana untuk bergabung ke militer. Namun, ia menyesali keputusannya meninggalkan China untuk bergabung dalam perang.

    “Orang tua saya mungkin melihat saya di televisi. Mereka tak tahu saya bergabung di perang Rusia. Saya ingin mengatakan bahwa saya masih hidup. Meski mereka pasti sangat marah, namun setidaknya saya beruntung masih hidup,” kata Zhang.

    Ia mengatakan realita perang yang selama ini ia ketahui hanya berasal dari serial televisi atau film. Namun, ketika mengalaminya langsung, ia sadar setiap detik berjalan sangat lama.

    Ia berharap bisa segera pulang ke rumah dan akan berkooperasi dengan otoritas Ukraina.

    Propaganda Rusia

    Wang mengkritisi propaganda Moskow terhadap populasi China. Ia menegaskan akan melarang warga China untuk bergabung dalam perang jika mereka punya niat serupa dirinya dulu.

    “Untuk sesama warga China yang berharap untuk bergabung dalam perang melawan Ukraina, saya berpesan jangan sampai ikut dalam perang,” kata Wang.

    “Semua yang Rusia katakan kepada kita adalah kebohongan. Semuanya palsu. Rusia tak sekuat yang mereka klaim. Saya berharap kalian tidak bergabung dalam perang apapun, terutama perang ini yang tak relevan dengan kita,” ia menambahkan.

    Wang juga mengatakan pasukan Rusia tak pernah mengajarkan para prajurit asing bagaimana cara menyerah ketika ditangkap. Ia mengatakan pasukan Rusia menakut-nakuti dengan menyebut jika mereka ditangkap, maka mereka akan mati.

    “Rusia mengatakan kepada semua prajurit asing bahwa Ukraina akan memperlakukan kami dengan sangat buruk jika kami ditangkap. Foto kami akan dikirim ke teman dan keluarga di rumah,” Wang menuturkan.

    (fab/fab)

  • Presiden RI dan Wakil PM Rusia bahas kemajuan FTA RI-Eurasia

    Presiden RI dan Wakil PM Rusia bahas kemajuan FTA RI-Eurasia

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Pertama Perdana Menteri Rusia Denis Manturov membahas kemajuan perundingan perjanjian perdagangan pasar bebas (FTA) antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang mendampingi Presiden Prabowo dalam pertemuan itu, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia berharap perundingan perjanjian pasar bebas itu segera rampung setidaknya saat Presiden RI berkunjung ke St. Petersburg, Rusia, pada tahun ini.

    “Tadi juga dibahas terkait dengan Eurasia Free Trade Agreement (FTA), diharapkan pada saat Bapak Presiden ke St. Petersburg, seluruh materi di dalam pembahasan Eurasia (FTA) ini bisa diselesaikan,” kata Menko Airlangga saat jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, selepas pertemuan.

    Dalam pertemuan yang sama, Wakil Pertama PM Rusia mengundang Presiden Prabowo untuk menghadiri St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Kota St. Petersburg, yang dijadwalkan pada tanggal 18—21 Juni 2025.

    “Dalam St. Petersburg Economic Forum itu diharapkan Bapak Presiden bisa hadir, dan ada beberapa milestone kerja sama yang akan dibuat memorandum of understanding (MoU), itu termasuk beberapa kerja sama ekonomi maupun kerja sama strategis,” kata Airlangga.

    Tidak hanya mengundang untuk hadir dalam forum ekonomi tahunan itu, Manturov yang mewakili pemerintah Rusia juga mengundang Presiden Prabowo untuk menghadiri parade Victory Day di Moskow, yang dijadwalkan pada tanggal 9 Mei 2025.

    Presiden Prabowo menerima kedatangan Wakil Pertama PM Rusia Denis Manturov di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa siang, kemudian keduanya lanjut menggelar pertemuan bilateral di ruang kredensial.

    Dalam pertemuan itu, Presiden Prabowo didampingi oleh Menko Airlangga, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

    Airlangga menyebut kedatangan Manturov ke Indonesia selain untuk bertemu Presiden Prabowo, juga untuk menghadiri dialog tingkat tinggi (high level dialogue) Indonesia dan Rusia, yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.

    “Dialog tingkat tinggi ini akan dimulai kembali,” sambung Airlangga.

    Dalam pertemuan yang sama, Airlangga melanjutkan delegasi Rusia juga menyatakan keinginannya untuk menambah frekuensi penerbangan langsung dari Moskow ke beberapa daerah Indonesia. Airlangga melanjutkan ke depan akses untuk wisatawan Rusia juga dipermudah.

    Menko Airlangga mengatakan bahwa pihak Rusia juga mengharapkan bisa menambah jumlah pesawat, dan mereka menanyakan destinasi mana yang cocok untuk penerbangan langsung dari Moskow.

    “Terkait dengan sistem keuangan, mereka juga mencari jalan bagaimana supaya turis dipermudah dengan suatu mekanisme yang disepakati oleh kedua negara,” kata Airlangga.

    Ia mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo dan Wakil PM Rusia Manturov juga membahas hal-hal terkait dengan pengembangan investasi.

    Presiden Prabowo langsung berkantor di Istana Kepresidenan setelah tiba di Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa pagi.

    Presiden tiba di Jakarta usai merampungkan lawatannya ke lima negara di Timur Tengah, yaitu Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania sejak Rabu (9/4) pekan lalu.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Airlangga: Rusia ingin tambah penerbangan langsung ke Indonesia

    Airlangga: Rusia ingin tambah penerbangan langsung ke Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Rusia menyatakan minatnya untuk menambah jumlah penerbangan langsung dari Moskow ke Indonesia, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

    Hal ini disampaikan dalam pertemuan antara Wakil Pertama Perdana Menteri Federasi Rusia Denis Manturov dengan Presiden RI Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

    “Pihak Rusia juga mengharapkan bisa menambah jumlah pesawat, dan mereka menanyakan destinasi mana yang cocok untuk penerbangan langsung dari Moskow,” ujar Airlangga.

    Selain membahas sektor transportasi, Rusia juga menyampaikan keinginan untuk memperkuat kerja sama dalam sistem keuangan antarnegara. Salah satu fokus utamanya adalah menciptakan mekanisme yang dapat mempermudah wisatawan Rusia bertransaksi di Indonesia.

    “Mereka mencari jalan bagaimana supaya turis dipermudah dengan suatu mekanisme yang disepakati oleh kedua negara,” kata Airlangga.

    Sebelumnya, dalam agenda forum bisnis Indonesia-Rusia di Jakarta, Senin (14/4), Airlangga mengusulkan untuk membuka rute penerbangan langsung antara Moskow dan Jakarta.

    Usulan ini disampaikan sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia, khususnya dalam bidang ekonomi dan pariwisata.

    Pembukaan rute ini diharapkan dapat mempermudah kegiatan bisnis para pelaku usaha kedua negara, termasuk dalam mendukung kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dengan mitra-mitranya di Rusia.

    Selain aspek ekonomi, langkah ini juga dimaksudkan untuk mendorong kolaborasi antar masyarakat atau people-to-people collaboration, yang dinilai penting dalam mempererat hubungan kedua negara secara menyeluruh.

    Salah satu bentuk nyata dari kolaborasi ini adalah kemudahan akses transportasi udara, tidak hanya ke Jakarta, tetapi juga ke destinasi wisata utama lainnya seperti Bali.

    Pemerintah Indonesia menilai bahwa peningkatan jumlah wisatawan Rusia dapat menjadi peluang strategis bagi sektor pariwisata nasional.

    Namun demikian, Airlangga juga menekankan bahwa Indonesia tidak hanya menawarkan Bali sebagai tujuan wisata, melainkan juga lima destinasi super prioritas lainnya yang potensial dikembangkan melalui dukungan konektivitas udara.

    Oleh karena itu, rencana pembukaan rute Moskow–Jakarta dianggap mendesak dan ditargetkan dapat segera terealisasi, terutama menjelang kunjungan delegasi pemerintah Indonesia ke Moskow pada Juni mendatang.

    Pewarta: Andi Firdaus, Genta Tenri Mawangi
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bertemu di Istana, Prabowo-Wakil PM Rusia Bahas Penguatan Ekonomi

    Bertemu di Istana, Prabowo-Wakil PM Rusia Bahas Penguatan Ekonomi

    Jakarta, Beritasatu.com — Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan Wakil Pertama Perdana Menteri Federasi Rusia, Denis Manturov, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (15/4/2025).  Pertemuan Prabowo dan wakil PM Rusia tersebut menandai penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia, dengan fokus pada sektor ekonomi dan pariwisata.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa pertemuan ini sekaligus menjadi kelanjutan dari dialog tingkat tinggi Indonesia–Rusia yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.

    Dalam kunjungannya, Wakil PM Rusia Manturov menyampaikan undangan resmi kepada Presiden Prabowo untuk menghadiri parade besar nasional di Rusia serta St Petersburg International Economic Forum (SPIEF), sebuah forum ekonomi internasional bergengsi yang akan digelar tahun ini.

    “Forum tersebut diharapkan dapat dihadiri oleh bapak presiden, dan akan menjadi ajang penandatanganan sejumlah nota kesepahaman (MoU), termasuk kerja sama strategis dan ekonomi,” ujar Airlangga dalam konferensi pers usai pertemuan.

    Salah satu agenda penting dalam forum tersebut adalah pembahasan lanjutan mengenai Eurasian Free Trade Agreement (FTA), yang diharapkan dapat memperluas kerja sama perdagangan bebas antara Indonesia dan negara-negara Eurasia.

    Selain kerja sama ekonomi, Rusia menunjukkan minat besar dalam memperkuat hubungan di sektor pariwisata. Salah satu upaya konkret adalah rencana pembukaan lebih banyak rute penerbangan langsung dari Moskow ke berbagai destinasi wisata di Indonesia.

    Airlangga juga mengungkapkan adanya pembahasan Prabowo dan wakil PM Rusia mengenai sistem keuangan yang memudahkan wisatawan Rusia saat berkunjung ke Indonesia. Kedua negara sepakat untuk mencari mekanisme pembayaran yang memfasilitasi kenyamanan turis asing.

    “Rusia ingin memastikan kemudahan transaksi bagi wisatawannya di Indonesia, dan kami mendukung pengembangan sistem tersebut melalui kerja sama bilateral,” ungkap Airlangga.

    Selain itu, investasi juga menjadi topik penting dalam pertemuan Prabowo dan wakil PM Rusia ini. Kedua negara berkomitmen menjajaki peluang kerja sama lintas sektor guna menghadapi tantangan global sekaligus memanfaatkan potensi ekonomi yang ada.

    Airlangga menyampaikan bahwa pertemuan antara Presiden Prabowo dan Wakil PM Rusia Denis Manturov merupakan bagian dari agenda diplomatik intensif Indonesia dengan negara-negara mitra strategis. “Ini adalah bentuk komitmen tinggi antara dua negara sahabat. Presiden Prabowo membuka ruang dialog terbuka dengan banyak negara, termasuk Rusia, untuk memperkuat kerja sama internasional,” tutup Airlangga.

  • Pengakuan Prajurit China yang Ditangkap Ukraina: Semua yang Kami Dengar dari Rusia adalah Kebohongan – Halaman all

    Pengakuan Prajurit China yang Ditangkap Ukraina: Semua yang Kami Dengar dari Rusia adalah Kebohongan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dua warga negara China yang ditangkap oleh Ukraina saat bertempur di pihak Rusia menceritakan kesulitan yang mereka alami selama peperangan.

    Mengutip Kyiv Independent, salah satu tawanan perang bernama Wang Guangjun mengatakan bahwa ia menjadi sasaran “senjata kimia” Rusia sesaat setelah ditangkap oleh tentara Ukraina.

    Hal ini ia sampaikan kepada wartawan dalam konferensi pers di Kyiv pada 14 April.

    “Saya kehilangan kekuatan dan pingsan. Kemudian saya merasa seseorang mencengkeram kerah baju saya dan menarik saya keluar ke udara segar,” kata Wang.

    Menurut Wang, setelah ditangkap oleh pasukan Ukraina, ia mendapati dirinya berada di sebuah gubuk bersama seorang tentara Ukraina untuk berlindung dari gempuran Rusia.

    Ia mengatakan bahwa tentara Ukraina itu membantunya bertahan dari serangan gas.

    “Tentara Ukraina melindungi kami dan telah memperlakukan kami dengan baik selama ini,” tambahnya.

    PENGAKUAN TAWANAN PERANG – Tawanan perang Wang Guangjun berbicara selama konferensi pers 14 April 2025. Ia membongkar kedok perekrutan Rusia. (Tangkap layar YouTube ukrinform)

    Wang Guangjun dan rekannya, Zhang Renbo, yang lahir pada tahun 1991 dan 1998, merupakan warga negara China pertama yang ditangkap saat bertempur bersama tentara Rusia melawan Ukraina di wilayah Ukraina.

    Penangkapan mereka diumumkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada awal April.

    Zelensky menyatakan bahwa sedikitnya “beberapa ratus” warga negara China bertempur di pihak Rusia di Ukraina.

    Dua di antaranya berhasil ditangkap dan dihadirkan dalam konferensi pers.

    Keduanya berbicara dalam bahasa Mandarin, dengan jawaban yang diterjemahkan ke dalam bahasa Ukraina oleh penerjemah pemerintah.

    Iklan Rekrutmen Rusia

    Wang mengatakan bahwa ia menemukan iklan perekrutan tentara Rusia saat membuka media sosial.

    Setelah kehilangan pekerjaannya musim panas lalu, ia tertarik dengan tawaran tersebut, terutama karena, menurutnya, dinas militer dianggap “bergengsi” di China.

    Seorang perekrut yang dihubungi Wang memberitahunya bahwa rekrutan dapat memperoleh 200.000 hingga 250.000 rubel Rusia (sekitar $2.000–$3.000) per bulan di tentara Rusia, jumlah yang lebih tinggi dari rata-rata gaji di China.

    Perekrut itu juga menjanjikan akan menanggung biaya perjalanan ke Rusia dan membantu pengurusan dokumen yang diperlukan, menurut Wang.

    Namun, janji-janji itu tak terwujud. Ia menyebut orang Rusia mengambil kartu bank dan teleponnya, sehingga ia tidak bisa mengelola uang yang diperolehnya.

    Tawanan lainnya, Zhang, mengaku berasal dari keluarga kaya dan sebelumnya bekerja sebagai pemadam kebakaran serta penyelamat di China.

    Ia mengatakan datang ke Rusia pada Desember lalu dengan tawaran pekerjaan di bidang konstruksi, namun akhirnya direkrut menjadi tentara.

    “Saya ingin menghasilkan uang, tetapi saya tidak menyangka akan berakhir di medan perang,” ujarnya.

    PENGAKUAN TAWANAN PERANG – Tawanan perang Zhang Renbo berbicara selama konferensi pers 14 April 2025. Ia membongkar kedok perekrutan Rusia. (Tangkap layar YouTube ukrinform)

    Tak satu pun dari mereka menyebutkan daerah asalnya di China.

    Keduanya mengklaim tidak memiliki hubungan dengan pemerintah China dan menyatakan bahwa mereka menandatangani kontrak dengan tentara Rusia atas kehendak sendiri.

    Rute perjalanan mereka melewati Moskow, Rostov-on-Don, dan Donetsk yang diduduki Rusia di Ukraina timur, sebelum akhirnya sampai di medan tempur.

    Menurut Wang, ia juga sempat ditempatkan di sebuah kamp bersama orang-orang dari negara lain, seperti dari Asia Tengah, Ghana, dan Irak.

    Tentara Asing di Rusia

    Rusia dilaporkan telah merekrut tentara asing dari berbagai negara, termasuk India, Nepal, dan Suriah, untuk berperang melawan Ukraina.

    Rusia juga disebut telah mengerahkan sekitar 12.000 tentara Korea Utara yang dikirim oleh Pyongyang untuk melawan serangan Ukraina di Oblast Kursk.

    Kedua tawanan asal China itu mengatakan bahwa mereka berada di bawah komando perwira Rusia yang hanya menggunakan isyarat tangan untuk memberi perintah.

    Wang mengatakan bahwa sangat sulit untuk melarikan diri setelah bergabung, karena pengawasan di tempat pelatihan sangat ketat.

    Ia juga mengklaim tidak membunuh satu pun tentara Ukraina, karena hanya berada di garis depan selama tiga hari sebelum akhirnya ditangkap.

    Zhang mengatakan bahwa ia bahkan belum pernah melihat tentara Ukraina hingga saat ia ditangkap.

    Keduanya menyampaikan kritik terhadap Rusia dalam konferensi pers dan memperingatkan rekan-rekan senegaranya agar tidak mengikuti jejak mereka.

    “Bagi warga negara China yang ingin ikut berperang, kami ingin mengatakan: jangan lakukan itu,” kata Wang.

    “Karena semua yang kami dengar dari Rusia adalah kebohongan. Ternyata Rusia tidak sekuat itu, dan Ukraina tidak selemah itu. Itulah sebabnya lebih baik tidak ikut berperang sama sekali.”

    Keduanya menegaskan bahwa mereka ingin kembali ke China, bukan ke Rusia, dalam skema pertukaran tawanan di masa mendatang.

    “Saya sadar mungkin akan ada hukuman, dan saya siap menerimanya. Namun, saya tetap ingin pulang dan bertemu keluarga saya,” kata Zhang.

    “Perang yang sebenarnya sangat berbeda dari apa yang kita lihat di film dan di televisi,” ujar Wang.

    “Saya hanya menyesal satu hal — saya ingin meminta maaf kepada orang tua saya. Satu-satunya keinginan saya sekarang adalah pulang ke kampung halaman dan mengikuti semua instruksi agar bisa pulang.”

    Respons Pemerintah China atas Penangkapan Dua Warganya

    Pada 8 April lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim bahwa ada ratusan warga China yang bergabung dengan Rusia dalam perang melawan Ukraina.

    Namun, pemerintah China membantah klaim tersebut, menyebutnya tidak berdasar.

    Mengutip ABC News, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengatakan pada Rabu (9 April 2025) bahwa negaranya berperan secara konstruktif dalam penyelesaian krisis Ukraina melalui jalur politik.

    Dalam konferensi pers, Lin menyampaikan bahwa pemerintah China selalu mengimbau warganya agar menjauhi zona konflik, tidak terlibat dalam bentuk apa pun dari konflik bersenjata, dan terutama tidak ikut serta dalam operasi militer pihak manapun.

    Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa warga China yang ditangkap kemungkinan besar bergabung dengan tentara Rusia atas inisiatif pribadi.

    Baik Rusia maupun Ukraina memang mengizinkan tentara asing untuk bergabung dalam angkatan bersenjata mereka.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.147: Trump Tuding Putin yang Memulai Perang – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.147: Trump Tuding Putin yang Memulai Perang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 telah memasuki hari ke-1.147 pada Selasa (15/4/2025).

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas pecahnya perang Rusia-Ukraina.

    Trump menegaskan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan mantan Presiden AS Joe Biden juga ikut bertanggung jawab.

    Dalam perkembangan lain, Ukraina menampilkan dua pria asal Tiongkok yang ditangkap di garis depan dalam konferensi pers.

    Seperti diketahui, sebelumnya Zelensky menuduh Rusia merekrut warga China lewat media sosial.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.147:
    Tentara China Ditangkap di Ukraina, Zelensky Tuding Rusia Rekrut Lewat Medsos

    Ukraina menampilkan dua pria asal Tiongkok yang ditangkap di garis depan dalam konferensi pers.

    Keduanya dikawal tentara Ukraina bersenjata.

    Mereka berharap bisa ikut dalam pertukaran tahanan.

    “Jangan ambil bagian dalam perang ini,” kata kedua tentara itu memperingatkan warga Tiongkok lainnya.

    Belum jelas apakah pernyataan itu dibuat secara sukarela.

    Dilansir The Guardian, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Tiongkok terkait penangkapan ini.

    Zelensky sebelumnya menyebut Moskow aktif merekrut warga asing untuk memperkuat pasukannya.

    Jika terbukti, keterlibatan warga Tiongkok bisa memperkeruh posisi netral Beijing dalam konflik ini.

    Zelensky Tuding Rusia Tolak Gencatan Senjata: “Putin Tak Takut, Mereka Ingin Terus Berperang”

    Zelensky menuduh Rusia sengaja menolak perundingan gencatan senjata dan memilih untuk terus melanjutkan perang.

    Dalam pernyataannya yang dikutip dari sejumlah media internasional pada Minggu (14/4/2025), Zelensky menyebut Putin tidak menunjukkan niat untuk menghentikan konflik.

    “Rusia secara terbuka menolak terlibat dalam perundingan gencatan senjata,” kata Zelensky.

    Ia menilai sikap tersebut menunjukkan bahwa Moskow merasa tidak terancam.

    “Hanya ada satu alasan untuk ini – di Moskow, mereka tidak takut,” ujarnya.

    Zelensky menegaskan, tanpa tekanan internasional yang cukup kuat terhadap Rusia, perang akan terus berlanjut.

    “Mereka akan terus melakukan apa yang biasa mereka lakukan – mereka akan terus berperang,” tegasnya.

    Pendukung Ukraina Desak Trump Bersikap Tegas ke Putin setelah Serangan Mematikan di Sumy

    Para pendukung Republik Ukraina menyerukan agar Donald Trump bersikap lebih tegas terhadap Putin jika ingin mencapai kesepakatan gencatan senjata.

    Seruan ini muncul setelah serangan mematikan yang dilancarkan Rusia pada Minggu Palma di kota Sumy, Ukraina.

    Peristiwa tersebut memicu kemarahan sejumlah anggota parlemen dari Partai Republik (GOP), yang sebelumnya dikenal hati-hati dalam mengkritik Rusia karena kedekatan Trump dengan Kremlin.

    Namun menurut laporan Andrew Roth, dalam beberapa hari terakhir suara mereka menjadi semakin vokal.

    Serangan di Sumy dijadikan bukti oleh pendukung Ukraina bahwa sikap lunak terhadap Putin hanya akan memperpanjang konflik.

    Duka Ukraina Usai Serangan Minggu Palma: “Sepatu Saya Berlumuran Darah”

    Warga Ukraina berkumpul pada Senin (14/4/2025) untuk mengenang para korban serangan Rusia yang terjadi saat perayaan Minggu Palma.

    Acara duka tersebut diwarnai kesedihan mendalam, terutama di kota Sumy yang menjadi sasaran utama.

    Seorang petugas medis tempur yang membantu para korban mengungkapkan betapa mengerikannya situasi pasca-serangan.

    “Kekacauan terjadi. Ada tumpukan mayat,” katanya, seperti dilaporkan The Guardian.

    “Sepatu saya berlumuran darah. Saya belum membersihkannya, itu darah korban luka.”

    Angkatan Udara Ukraina menyatakan bahwa pada hari yang sama, Rusia kembali melancarkan serangan dengan rudal dan bom berpemandu ke pinggiran kota Sumy.

    Tidak ada korban jiwa dalam serangan lanjutan tersebut.

    Trump: Putin yang Memulai Perang, tapi Zelensky dan Biden Tetap Disalahkan

    Trump menyalahkan Putin atas pecahnya perang Rusia-Ukraina.

    Dia juga menyebut Zelensky dan Biden ikut bertanggung jawab.

    Pernyataan itu disampaikan Trump dalam pengarahan bersama Presiden El Salvador Nayib Bukele, seperti dilaporkan oleh berbagai media pada Senin (14/4/2025).

    Menurut Trump, Putin adalah pihak pertama yang patut disalahkan karena memulai invasi ke Ukraina.

    Namun ia tidak mencabut pernyataan sebelumnya yang menuduh Zelensky dan Biden memiliki andil dalam memicu konflik.

    “Yang bisa saya lakukan hanyalah mencoba menghentikannya. Itu saja yang ingin saya lakukan,” kata Trump.

    “Saya ingin menghentikan pembunuhan. Dan saya pikir kami telah melakukan pekerjaan itu dengan baik,” ujar Trump kepada wartawan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • TNI-Polri Raih Peringkat 5 Pasukan yang Berkontribusi Jaga Perdamaian Dunia dari PBB

    TNI-Polri Raih Peringkat 5 Pasukan yang Berkontribusi Jaga Perdamaian Dunia dari PBB

    loading…

    TNI-Polri menempati peringkat 5 sebagai pasukan yang paling berkontribusi dalam menjaga perdamaian dunia. Foto/SindoNews

    JAKARTA TNI-Polri menempati peringkat 5 sebagai pasukan yang paling berkontribusi dalam menjaga perdamaian dunia. Hal itu berdasarkan data yang dirilis Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) per 31 Januari 2025.

    Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) R Haidar mengatakan, dengan menempati peringkat 5, Indonesia patut berbangga atas kontribusi besarnya dalam berbagai misi PBB untuk menjaga perdamaian dunia. Per 31 Desember 2025, jumlah pasukan TNI-Polri yang bertugas di PBB mencapai 2.752 personel yang terdiri dari 2.559 laki-laki dan 193 perempuan.

    “Kontribusi Indonesia bahkan lebih besar dari China di peringkat 8 dengan jumlah pasukan 1.802 personel dan Amerika Serikat di peringkat 82 dengan jumlah pasukan 21 personel,” kata R Haidar Alwi, Selasa (15/4/2025).

    Menurutnya, keikutsertaan Indonesia dalam misi menjaga perdamaian dunia merupakan perwujudan dari amanat yang tertuang dalam Pembukaan Undang Undang Dasar (UUD) 1945.

    “Sebagaimana alinea keempat bahwa ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” tuturnya.

    Sementara kontribusi menjaga keamanan dalam negeri khususnya oleh Polri tercatat dalam hasil riset Global Residence Index 2025.

    Indeks keamanan di Jakarta menempati peringkat 87 dari 181 kota besar di dunia. Unggul atas Guangzhou (China), Istanbul (Turki), New York (Amerika Serikat), Moskow (Rusia), Kuala Lumpur (Malaysia), Bangkok (Thailand) dan New Delhi (India).

    “Jakarta adalah wajah Indonesia di mata dunia. Kontribusi Polri menjaga keamanan di Jakarta membuat citra keamanan kota besar di Indonesia menjadi lebih baik. Ini penting untuk menarik wisatawan dan investor asing,” ungkapnya.

    Oleh karena itu, dirinya mengajak masyarakat terus mendukung TNI-Polri agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar di masa depan. Baik kontribusi dalam negeri maupun bagi dunia.

    “Memperkuat TNI-Polri berarti memperkuat keamanan dan pelayanan masyarakat. Tidak hanya bagi rakyat Indonesia tapi juga penduduk dunia,” ucapnya.

    (cip)