kab/kota: Moskow

  • Su-27 Ukraina Serang Ponton Rusia di Kursk dengan Bom Luncur GBU-39 Buatan AS – Halaman all

    Su-27 Ukraina Serang Ponton Rusia di Kursk dengan Bom Luncur GBU-39 Buatan AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video terbaru menunjukkan jet tempur Su-27 milik Ukraina menyerang sebuah feri ponton di Oblast Kursk, Rusia, menggunakan bom luncur presisi tinggi GBU-39 Small Diameter Bomb (SDB) buatan Amerika Serikat.

    Dilansir Kyiv Post, video tersebut pertama kali dipublikasikan oleh saluran Telegram “Soniah” [Bunga Matahari], yang dikelola oleh personel Angkatan Udara Ukraina dan dikenal membagikan rekaman serta pengalaman dari garis depan.

    “Penerbangan terus beroperasi di semua arah. Su-27 menghancurkan penyeberangan ponton di Oblast Kursk menggunakan GBU-39,” tulis unggahan pada Rabu, 16 April.

    Belum diketahui secara pasti kapan dan di mana tepatnya serangan tersebut terjadi.

    Namun, dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa kru Su-27 Ukraina berhasil menghancurkan dua ponton dalam satu misi mendadak.

    Ponton kedua dilaporkan terletak hanya beberapa kilometer dari lokasi pertama.

    Setelah serangan awal dengan bom GBU-39, wilayah tersebut kemudian diserang kembali menggunakan sistem peluncur roket ganda M142 HIMARS.

    “Dalam misi ini, kru menghancurkan dua penyeberangan ponton sekaligus, dan kemudian HIMARS menyelesaikan tugasnya,” lanjut pernyataan dari saluran Soniah.

    Meskipun lokasi spesifik serangan belum dikonfirmasi, publikasi pertahanan Ukraina, Militarniy, menyebut kemungkinan target berada di penyeberangan Sungai Seim atau Sungai Psel.

    Serangan itu diperkirakan berlangsung antara tanggal 20 hingga 24 Maret 2025.

    Beberapa sumber Rusia juga membagikan rekaman dampak serangan tersebut, yang kemudian diunggah ulang oleh Soniah.

    Dalam salah satu video, seorang tentara Rusia dengan aksen Kaukasia terdengar mengeluh:

    “Saya sudah bilang sepuluh kali agar jangan mengendarai kendaraan di sini.”

    Video tersebut menampilkan dua kendaraan yang hancur parah, diduga tidak dapat diperbaiki.

    Meski belum ada konfirmasi resmi mengenai korban jiwa, saluran Soniah mengklaim bahwa tidak ada yang terluka dalam insiden itu.

    Apa Itu GBU-39?

    GBU-39/B adalah bom pintar kecil buatan AS dengan jangkauan maksimum hingga 110 kilometer dan bobot sekitar 129 kilogram.

    Bom ini memiliki diameter hanya 19 sentimeter, dengan desain ringkas yang memungkinkan pemasangan di bawah sayap atau di dalam badan pesawat tempur.

    Pada Mei 2024, Ukraina mengonfirmasi telah mengadaptasi jet tempur MiG-29-nya untuk dapat membawa GBU-39.

    Setiap pesawat kini dapat membawa hingga delapan bom menggunakan tiang BRU-61.

    Menurut The Washington Post, GBU-39 memiliki tingkat keberhasilan mencapai 90 persen, mengungguli varian daratnya, GLSDB (Ground-Launched Small Diameter Bomb), yang kerap terkendala oleh sistem peperangan elektronik Rusia.

    Serangan Terbaru dengan GBU-39

    Beberapa serangan yang dikonfirmasi melibatkan bom GBU-39 sepanjang tahun 2025 antara lain:

    25 Maret: Serangan terhadap pos pemeriksaan Rusia di Tyotkino, Oblast Kursk
    8 April: Serangan udara terhadap personel Rusia di Hoptarivka, juga di Oblast Kursk, dengan tiga bom GBU-39

    Isi Proposal AS untuk Gencatan Senjata Rusia-Ukraina

    Proposal AS untuk kesepakatan damai guna mengakhiri perang Rusia melawan Ukraina adalah membiarkan wilayah yang diduduki Rusia tetap berada di bawah kendali Rusia serta meringankan sanksi terhadap Moskow, demikian dilaporkan Bloomberg pada 18 April, mengutip pejabat Eropa yang tidak disebutkan namanya.

    Laporan tersebut muncul sehari setelah perundingan gencatan senjata antara pejabat Eropa, Ukraina, dan AS di Paris, tempat garis besar rencana AS dibahas.

    Pejabat AS memberi tahu rekan-rekan Eropa selama pertemuan bahwa mereka bertujuan untuk mengamankan gencatan senjata penuh di Ukraina dalam beberapa minggu.

    Proposal AS mencakup pembekuan efektif terhadap perang Rusia, dan aspirasi Kyiv untuk bergabung dengan NATO juga tidak akan dibahas, menurut sumber Bloomberg.

    Tidak jelas apakah AS mengusulkan pengakuan kendali de facto Rusia atas wilayah yang diduduki, atau pengakuan de jure wilayah tersebut sebagai bagian dari Rusia.

    Salah satu pejabat mengatakan kepada Bloomberg bahwa rencana AS, yang memerlukan diskusi lebih lanjut dengan Kyiv, bukan merupakan penyelesaian akhir.

    Ia juga menegaskan bahwa sekutu Eropa tidak akan mengakui wilayah yang diduduki Rusia sebagai wilayah Rusia.

    Para pejabat tersebut juga mengatakan bahwa jika Rusia tidak setuju untuk menghentikan pertempuran, maka pembicaraan akan sia-sia.

    Mereka juga menyatakan bahwa pemberian jaminan keamanan kepada Ukraina sangat penting untuk memastikan keberhasilan kesepakatan apa pun.

    Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali menegaskan bahwa Ukraina tidak akan mengakui wilayah yang diduduki sebagai wilayah Rusia dalam bentuk kesepakatan damai apa pun.

    (Tribunnews.com/Tiara Shelavie)

  • Rusia Peringatkan Jerman Tak Berikan Rudal Taurus ke Ukraina!

    Rusia Peringatkan Jerman Tak Berikan Rudal Taurus ke Ukraina!

    Moskow

    Kementerian Luar Negeri Rusia hari Kamis (18/4) mengeluarkan peringatan keras kepada Jerman, atas kemungkinan pengiriman rudal jarak jauh Taurus ke Ukraina.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan, Rusia akan menganggap serangan rudal Taurus terhadap “infrastruktur transportasi penting” di wilayah kedaulatan Rusia, sebagai “keterlibatan langsung” Jerman dalam konflik Ukraina.

    Calon Kanselir Jerman berikutnya, Friedrich Merz dari partai konservatif Uni Kristendemokrat CDU, mengatakan akhir pekan lalu bahwa ia terbuka untuk mengirimkan rudal Taurus ke Ukraina, asal dilakukan dengan koordinasi dengan mitra-mitra Eropa.

    Pejabat Eropa seperti Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp dan Perdana Menteri Polandia Radoslaw Sikorski menyambut baik komentar Merz tentang pengiriman Taurus selama pertemuan di Luksemburg pada hari Senin (14/4). Peluru kendali Taurus KEPD-350 mampu melaju dengan kecepatan hingga 1.170 kilometer per jam dan dapat mencapai target sejauh 500 kilometer.

    Rudal Taurus akan memungkinkan Ukraina untuk menyerang target yang berada jauh di dalam wilayah Rusia.

    SPD tegaskan penolakan pengiriman rudal Taurus ke Ukraina

    Partai Sosial Demokrat SPD yang akan berkoalisi dengan CDU dan CSU untuk membentuk pemerintahan baru, tetap menolak pengiriman rudal Taurus ke Ukraina, karena kekhawatiran akan eskalasi baru.

    Sekretaris Jenderal SPD Matthias Miersch hari Rabu (16/4) menegaskan kembali penolakan partainya terhadap pengiriman Taurus dalam wawancara dengan saluran televisi Jerman n-tv, dengan mengatakan bahwa kami “tidak ingin menjadi pihak yang bertikai.”

    Ukraina sambut perubahan sikap Jerman soal Taurus

    Kanselir Jerman yang masih menjabat saat ini Olaf Scholz, secara konsisten menentang pengiriman Taurus ke Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia pada Februari 2022.

    Pernyataan Friedrich Merz yang menunjukkan perubahan sikap pemerintah Jerman soal rudal Taurus disambut baik oleh Kyiv.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah lama mendesak Jerman untuk mengirimkan rudal itu, dan mengkritik kebijakan Olaf Scholz dan penolakannya.

    Prancis dan Inggris telah mengirimkan rudal jarak jauh Storm Shadow dan SCALP ke Ukraina.

    Pada bulan November, hanya beberapa bulan sebelum meninggalkan jabatannya, Presiden Joe Biden saat itu juga mengizinkan Ukraina untuk menggunakan rudal yang dipasok AS untuk menyerang sasaran di kawasan teritorial Rusia.

    Artikel ini pertama kali dirilis di DW bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh: Hendra Pasuhuk

    Editor: Agus Setiawan

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Populer Internasional: Kelanjutan Perundingan Rusia-Ukraina – Pertemuan Putin dengan Sandera Israel – Halaman all

    Populer Internasional: Kelanjutan Perundingan Rusia-Ukraina – Pertemuan Putin dengan Sandera Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer internasional Tribunnews dapat disimak di sini.

    Presiden AS Donald Trump mengancam akan meninggalkan perundingan damai Rusia-Ukraina jika hasilnya buntu.

    Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menemui mantan sandera yang sudah dibebaskan dari Gaza.

    Putin meminta sandera itu untuk berterima kasih kepada Hamas yang memungkinkan pembebasannya.

    Berikut berita selengkapnya.

    1. Trump Mengancam, AS akan Tinggalkan Perundingan Rusia-Ukraina jika Hasilnya Buntu

    DONALD TRUMP – Foto ini diambil pada Selasa (15/4/2025) dari Facebook The White House memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, duduk ketika menyambut kunjungan Presiden El Salvador Nayib Bukele (tidak terlihat di foto) di Ruang Oval pada hari Senin (14/4/2025). (Facebook The White House)

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menghentikan upayanya untuk menengahi perundingan damai antara Rusia dan Ukraina jika dia tidak melihat kemajuan dalam beberapa hari mendatang.

    Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio yang mengatakan Trump tidak akan menghabiskan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk menyelesaikan perundingan itu.

    “Kami tidak akan melanjutkan pekerjaan ini selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan. Jadi, kami perlu memutuskan dengan sangat cepat, dan saya berbicara tentang beberapa hari, apakah ini layak dilakukan dalam beberapa minggu ke depan,” kata Menteri Departemen Luar Negeri AS Marco Rubio setelah bertemu dengan pejabat Uni Eropa dan Ukraina di Paris pada hari Kamis (17/4/2025).

    “Jika ya, kami akan menjalankan bisnis. Jika tidak, kami memiliki prioritas lain yang perlu kami fokuskan,” kata Rubio, seperti diberitakan Reuters.

    Ia menekankan Trump masih berminat mencapai kesepakatan, tetapi bersedia mundur jika ia tidak melihat sinyal yang jelas tentang kemungkinan tercapainya kesepakatan.  

    Dalam kunjungannya ke Paris, Marco Rubio berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. 

    Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Moskow siap untuk terus bekerja sama dengan rekan-rekan Amerika dengan tujuan menghilangkan akar penyebab krisis Ukraina secara andal.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Kata Putin kepada Tahanan Rusia yang Dibebaskan: Berterima Kasihlah kepada Hamas

    Presiden Rusia, Vladimir Putin, bertemu dengan mantan sandera Rusia-Israel, Sasha Troufanov, pada Kamis (17/4/2025).

    Troufanov menghabiskan hampir 500 hari dalam tahanan di Gaza.

    Dalam pertemuan tersebut, Putin meminta Troufanov untuk menyampaikan terima kasih kepada Hamas atas tindakan kemanusiaan mereka yang memungkinkan pembebasannya.

    “Fakta bahwa Anda berhasil dibebaskan merupakan hasil dari hubungan Rusia yang stabil dan jangka panjang dengan rakyat Palestina, para perwakilannya, serta berbagai organisasi,” ujar Putin kepada Troufanov di Kremlin.

    Troufanov didampingi oleh ibunya, Elena Trufanova, dan pasangannya, Sapir Cohen, yang juga sempat ditawan oleh Hamas.

    “Saya rasa kita perlu menyampaikan ucapan terima kasih kepada sayap politik Hamas karena telah bekerja sama dengan kami dan melaksanakan tindakan kemanusiaan ini,” lanjut Presiden Rusia itu dalam sebuah cuplikan video yang diunggah oleh jaringan RT yang didanai pemerintah Rusia.

    Putin menambahkan akan terus menjalin kerja sama dengan Hamas guna memastikan pembebasan sandera lainnya.

    Menurut laporan New York Post, Troufanov (29) dibebaskan pada Februari lalu bersama dua sandera lain, Sagui Dekel-Chen dan Yair Horn.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Restoran di China Tawarkan Hidangan dari Kotoran Gajah Kering yang Sudah Disteril, Harga Rp9 Juta

    Sebuah restoran mewah di Shanghai, China memicu kontroversi di media sosial karena menawarkan hidangan yang mereka sebut “autentik.”

    Restoran itu menawarkan pengalaman menyantap hidangan bernuansa hutan hujan tropis, dengan hidangan yang paling menonjol adalah kotoran gajah yang sudah diproses, dilansir SCMP.

    Menurut penelusuran Tribunnews di Douyin, aplikasi TikTok versi China, seorang vlogger makanan dengan nama akun “Diari Makanan Michelle”, membagikan pengalamannya bersantap di restoran tersebut pada 7 April 2025.

    “Makan kotoran gajah di restoran baru di Shanghai, makan bubur bau, mengunyah daun dan menjilati es batu, makanan ini sangat abstrak sehingga saya ingin mengembalikan uangnya #TikTokLifeFoodSeason #HidanganLokalDiUjungLidah,” tulisnya dalam Bahasa Mandarin.

    Restoran yang terkenal dengan kulinernya yang ramah lingkungan itu, menyajikan beragam hidangan inovatif.

    Hidangan itu di antaranya daun pohon, es batu berlapis madu, dan hidangan penutup yang dibuat dengan cerdik dari kotoran gajah yang sudah dikeringkan dan disterilkan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Jenazah Bergelimpangan dalam Serangan Terbaru AS di Hodeidah Yaman, Israel Cegat Rudal Houthi

    Serangan udara AS yang menargetkan pelabuhan minyak Ras Isa di provinsi Hodeidah Yaman Kamis malam dilaporkan menewaskan sedikitnya 58 orang, termasuk lima pekerja kesehatan, saluran TV Al-Masirah milik kelompok Houthi melaporkan Jumat (18/4/2025).

    TV Al-Masirah melaporkan kalau 126 orang lainnya terluka dalam serangan udara AS tersebut.

    Laporan juga menyatakan kalau angka tersebut masih awal karena operasi penyelamatan masih terus berlanjut di lokasi tersebut.

    Laporan TV Al-Masirah mengatakan, “Musuh, Amerika melancarkan empat serangan udara di wilayah Ras Isa,” tanpa menyebutkan target pasti atau akibat dari serangan tersebut.

    Saluran TV Al Masirah yang berafiliasi dengan Houthi menyiarkan rekaman akibat serangan udara AS tersebut, yang memperlihatkan jenazah-jenazah korban bom bergelimpangan di lokasi.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    5. AS: Perusahaan China Beri Citra Satelit ke Houthi untuk Permudah Serang Kapal di Laut Merah

    Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menuduh perusahaan satelit China, Chang Kuang, menyediakan citra satelit kepada kelompok Ansar Allah (Houthi) untuk menargetkan kapal perang AS dan kapal internasional di Laut Merah.

    Pejabat AS mengatakan perusahaan satelit yang terkait dengan militer China tersebut menyediakan citra satelit kepada Houthi untuk menargetkan kapal perang AS dan kapal internasional di Laut Merah, menurut laporan Financial Times.

    “Kami dapat mengonfirmasi laporan bahwa Chang Guang Satellite Technology Company Limited secara langsung mendukung serangan Houthi yang didukung Iran terhadap kepentingan AS,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, dalam jumpa pers rutin pada hari Kamis (17/4/2025).

    Pejabat itu menambahkan, China mengabaikan kekhawatiran tersebut.

    “China secara konsisten berupaya … untuk membingkai dirinya sebagai pembawa perdamaian global … namun, jelas bahwa Beijing dan perusahaan-perusahaan yang berbasis di China memberikan dukungan ekonomi dan teknis utama kepada rezim seperti Rusia, Korea Utara, dan Iran beserta proksi-proksinya,” lanjutnya.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Trump Mengancam, AS akan Tinggalkan Perundingan Rusia-Ukraina jika Hasilnya Buntu – Halaman all

    Trump Mengancam, AS akan Tinggalkan Perundingan Rusia-Ukraina jika Hasilnya Buntu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menghentikan upayanya untuk menengahi perundingan damai antara Rusia dan Ukraina jika dia tidak melihat kemajuan dalam beberapa hari mendatang.

    Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio yang mengatakan Trump tidak akan menghabiskan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk menyelesaikan perundingan itu.

    “Kami tidak akan melanjutkan pekerjaan ini selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan. Jadi, kami perlu memutuskan dengan sangat cepat, dan saya berbicara tentang beberapa hari, apakah ini layak dilakukan dalam beberapa minggu ke depan,” kata Menteri Departemen Luar Negeri AS Marco Rubio setelah bertemu dengan pejabat Uni Eropa dan Ukraina di Paris pada hari Kamis (17/4/2025).

    “Jika ya, kami akan menjalankan bisnis. Jika tidak, kami memiliki prioritas lain yang perlu kami fokuskan,” kata Rubio, seperti diberitakan Reuters.

    Ia menekankan Trump masih berminat mencapai kesepakatan, tetapi bersedia mundur jika ia tidak melihat sinyal yang jelas tentang kemungkinan tercapainya kesepakatan.  

    Dalam kunjungannya ke Paris, Marco Rubio berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. 

    Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Moskow siap untuk terus bekerja sama dengan rekan-rekan Amerika dengan tujuan menghilangkan akar penyebab krisis Ukraina secara andal.

    Pada gilirannya, Departemen Luar Negeri AS melaporkan Rubio membiasakan Lavrov dengan prinsip-prinsip dasar kemungkinan kesepakatan mengenai Ukraina, yang juga diperlihatkan kepada Ukraina dan para pemimpin Eropa di Paris.

    “Trump dan Amerika Serikat ingin perang berakhir dan kini telah menyampaikan kepada semua pihak sebuah proyek untuk perdamaian yang kuat dan berjangka panjang,” kata departemen tersebut. 

    Departemen Luar Negeri AS menambahkan Prancis menerima inisiatif tersebut dengan antusiasme, yang menunjukkan kemungkinan tercapainya perdamaian jika semua pihak berupaya keras untuk mencapainya.

    Sementara itu, Kremlin diberitahu bahwa negosiasi untuk mengakhiri perang di Ukraina berjalan alot. 

    Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, melaporkan jika Rusia dan AS masih berbicara tentang perdamaian, maka ibu kota Eropa telah berubah menjadi negara yang agresif dalam perang dan diduga bersikeras untuk melanjutkannya. 

    Menurutnya, ada juga perlawanan terhadap penyelesaian di Kyiv. 

    “Masalah ini berkembang cukup sulit,” kata Peskov mengakui.

    Sehari sebelumnya, Trump mengatakan bahwa ia tengah menunggu tanggapan dari Presiden Rusia Vladimir Putin terkait usulan gencatan senjata di Ukraina paling lambat tanggal 20 April.

    “Kami ingin pembunuhan dihentikan,” tegasnya, seperti diberitakan The Moscow Times.

    AS siap menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia jika Putin tidak menyetujui gencatan senjata pada akhir April, menurut laporan Axios mengutip sumber pejabat AS.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Moskow Mainkan Taktik Destabilisasi, Finlandia Tutup Perbatasan dengan Rusia Tanpa Batas Waktu – Halaman all

    Moskow Mainkan Taktik Destabilisasi, Finlandia Tutup Perbatasan dengan Rusia Tanpa Batas Waktu – Halaman all

    Moskow Mainkan Taktik Destabilisasi, Finlandia Tutup Perbatasan dengan Rusia Tanpa Batas Waktu

    TRIBUNNEWS.COM – Finlandia dilaporkan akan menutup perbatasan daratnya dengan Rusia tanpa batas waktu.

    Alasan penutupan itu didasarkan atas makin besarnya kekhawatiran soal potensi lonjakan pencari suaka yang diduga disponsori oleh Moskow.

    Hal ini dinyatakan pemerintah Finlandia pada pengumumannya, Rabu (16/4/2025).

    Negara Nordik itu sebelumnya telah menutup perbatasan timurnya sepanjang 1.340 kilometer (830 mil) pada Desember 2023 di tengah meningkatnya jumlah pencari suaka dari Timur Tengah dan Afrika. 

    “Pihak berwenang Finlandia menuduh Kremlin mendorong para pencari suaka untuk melintasi perbatasan bersama mereka dalam taktik destabilisasi — sebuah “serangan hibrida” yang dilihat Helsinki sebagai pembalasan Moskow karena Finlandia memilih bergabung dengan NATO,” tulis laporan TMT, dikutip Kamis (17/4/2025).

    Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Rabu, pemerintah Finlandia mengatakan perbatasan akan tetap ditutup “sampai pemberitahuan lebih lanjut.” 

    Permohonan suaka akan tetap diterima di perbatasan udara dan laut Finlandia, tetapi tidak di sepanjang perbatasan darat dengan Rusia.

    “Migrasi terinstrumentalisasi adalah salah satu cara Rusia dapat memberikan tekanan dan memengaruhi keamanan serta stabilitas sosial Finlandia dan Uni Eropa ,” kata pernyataan pemerintah Finlandia. 

    “Berdasarkan informasi yang tersedia bagi otoritas Finlandia, risiko migrasi terinstrumentalisasi akan berlanjut dan meluas seperti yang terlihat sebelumnya masih mungkin terjadi,” kata pernyataan itu.

    TUTUP PERBATASAN – Penjaga Perbatasan Finlandia berpatroli dengan membawa anjing terlatih di perbatasan dengan Rusia. Finlandia menyatakan menutup penuh perbatasan dengan Rusia tanpa batas waktu untuk mengantisipasi lonjakan pencari suaka yang datang dari Afrika dan Timur Tengah yang diduga disponsori oleh Rusia sebagai usaha mendestabilisasi negara tersebut.

    Diancam Karena Gabung NATO

    Pihak berwenang Finlandia menambahkan,  penutupan perbatasan dengan Rusia akan ditinjau secara berkala, dan pembatasan dapat dicabut atau direvisi jika ancaman terhadap keamanan nasional atau ketertiban umum mereda.

    “Jika fenomena ini terus berlanjut, maka akan menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional dan ketertiban umum Finlandia,” demikian pernyataan pemerintah Finlandia.

    Tahun lalu, Finlandia mengadopsi “undang-undang deportasi” kontroversial yang memungkinkan penjaga perbatasan menolak masuknya pencari suaka yang menyeberang dari Rusia.

    Undang-undang tersebut, yang akan diberlakukan atas kebijakan pemerintah, telah menuai kritik dari para pembela hak asasi manusia yang mengatakan bahwa undang-undang tersebut dapat melanggar kewajiban hukum internasional Finlandia.

    Finlandia menjadi anggota NATO pada bulan April 2023,  meninggalkan ketidakberpihakan militer selama beberapa dekade dan menuai kecaman dari Moskow, yang memperingatkan akan adanya “tindakan balasan.”

     

    (oln/tmt/*)

  • Intelijen Ukraina Klaim Sudah Identifikasi Kapten Kapal ‘Armada Bayangan’ Rusia – Halaman all

    Intelijen Ukraina Klaim Sudah Identifikasi Kapten Kapal ‘Armada Bayangan’ Rusia – Halaman all

    Intelijen Ukraina Klaim Sudah Identifikasi Kapten Kapal ‘Armada Bayangan’ Rusia

    TRIBUNNEWS.COM – Intelijen Ukraina mengklaim sudah mengidentifikasi kapten kapal tanker FACCA, kapal pengangkut minyak yang disebut-sebut merupakan bagian dari “armada bayangan” kapal tanker minyak Rusia.  

    Armada bayangan Rusia terdiri dari kapal kargo semi-legal yang mengangkut produk, baik minyak maupun komoditas lain, Rusia ke seluruh dunia, di tengah penerapan sanksi oleh Barat.

    Kapal FACCA ini tengah dikenai sanksi oleh negara-negara G7 dan Uni Eropa karena kepergok membawa minyak Rusia, belum lama ini.

    Rusia berusaha mengakali sanksi dan embargo Barat dengan cara mengoperasikan ‘armada bayangan’ yang lazimnya menggunakan bendera negara lain saat berlayar.

    Saat mengangkut minyak Rusia, Kapal FACCA ini dilaporkan tengah berbendera Panama.

    “Menurut data eksklusif yang diperoleh KI dari Dinas Intelijen Asing Ukraina, kapten kapal pelanggar embargo minyak ini adalah warga negara Georgia bernama Giorgi Devadze,” tulis laporan media Ukraina, KI, dikutip Kamis (17/4/2025).

    “Devadze, 47, menjabat sebagai kapten kapal tanker FACCA, yang berlayar di bawah bendera Panama, dengan pengenal Organisasi Maritim Internasional (IMO) 9271951, per April,” tambah laporan tersebut menurut data yang diperoleh intelijen Ukraina.

    Intelijen Ukraina juga mengidentifikasi, Devadze berasal dari Khelvachauri, sebuah kota di Georgia. Ia lulus dari Akademi Maritim Negara Bagian Batumi dengan gelar di bidang navigasi dan memiliki pengalaman luas di kapal tanker Handymax dan Panamax.

    Laporan KI menyebut, “Devadze mengoperasikan “armada bayangan” Rusia , yang membantu Moskow menghindari sanksi Barat dan mempertahankan pendapatan minyaknya.  

    Sebagai disclaimer, KI menyatakan kalau Devadze belum membalas permintaan komentar hingga berita dipublikasikan. 

    “Keterkaitannya dengan kapal tanker FACCA belum dapat diverifikasi secara independen,” kata laporan tersebut.

    PAKAI BENDERA PANAMA – Kapal tanker pelanggar embargo minyak FACCA, yang berlayar di bawah bendera Panama dan merupakan bagian dari apa yang disebut armada bayangan kapal tanker minyak Rusia, yang membantu Moskow menghindari sanksi Barat dalam hal embargo minyak.

    Kapal-Kapal Tua

    Inggris menjatuhkan sanksi ke Kapal tanker FACCA karena membawa minyak Rusia pada Desember 2024.

    Adapun sanksi dari Kanada dan Uni Eropa terhadap kapal ini jatuh pada Februari 2025, dan Swiss pada bulan Maret, menurut daftar “armada bayangan” Rusia yang dikelola oleh badan intelijen Ukraina lainnya, HUR.

    Ekspor minyak dan gas adalah sumber pendapatan utama Rusia untuk mendanai mesin perangnya saat melanjutkan agresinya terhadap Ukraina.

    Embargo minyak yang diberlakukan oleh negara-negara G7, bersama dengan Uni Eropa dan Australia, pada tahun 2022 untuk mengurangi pendapatan Rusia dari ekspor energi melarang transportasi laut dan asuransi minyak Rusia jika dijual lebih dari 60 dolar AS per barel.

    Kapal dan nakhodanya yang melanggar larangan tersebut juga dapat dikenakan sanksi.

    Selain pelanggaran embargo minyak, kapal tanker FACCA yang dibangun pada tahun 2004 mungkin menimbulkan risiko kecelakaan dan tumpahan minyak di laut, seperti yang telah terjadi dengan kapal tanker lama yang dioperasikan Rusia.

    Menurut perkiraan, 70 persen dari ekspor minyak laut Rusia diangkut oleh kapal tanker tua yang asuransinya buruk, sehingga menambah dana perang Kremlin dan menimbulkan bahaya serius bagi lingkungan.

    “Menurut sumber di Dinas Intelijen Asing Ukraina, usia kapal tersebut “sudah merupakan pelanggaran aturan operasi tanker yang aman dan argumen yang mendukung sanksi tambahan”,” tutup laporan tersebut.

     

    (oln/KI/*)

  • Ada Apa di Balik Pujian Putin untuk Elon Musk?

    Ada Apa di Balik Pujian Putin untuk Elon Musk?

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin memuji miliarder ternama Amerika Serikat Elon Musk sebagai seorang pionir yang sebanding dengan insinyur roket legendaris Uni Soviet, Sergei Korolev. Lantas, ada apa di balik pujian Putin untuk sekutu dekat Presiden Donald Trump itu?

    Dirangkum detikcom, Kamis (17/4/2025), pujian Putin untuk Musk, yang kini menjadi penasihat penting Trump ini, disampaikan ketika dia berbicara di hadapan para mahasiswa dalam kunjungan ke Universitas Bauman, sebuah perguruan tinggi di Moskow yang mengkhususkan diri dalam sains dan teknik.

    Komentar Putin ini, seperti dilansir AFP, muncul ketika Rusia dan AS berusaha menjalin hubungan yang lebih erat di bawah pemerintahan Trump, di mana Musk menjadi tokoh kunci.

    “Anda tahu, ada seorang pria — dia tinggal di Amerika Serikat — Musk yang, bisa dibilang, sangat mengagumi Mars,” kata Putin kepada para mahasiswa di universitas tersebut dalam kunjungan pada Rabu (16/4) waktu setempat.

    “Mereka merupakan tipe-tipe orang yang jarang muncul dalam populasi manusia, yang bersemangat dengan gagasan tertentu,” sebutnya.

    “Jika hal itu tampak mustahil bahkan saat ini, gagasan-gagasan seperti itu sering kali membuahkan hasil setelah beberapa saat. Sama seperti gagasan Korolev, pionir kita, muncul pada waktunya,” ucap Putin dalam pernyataannya.

    Jejak Musk Kritik Ukraina

    Elon Musk. Foto: REUTERS/Mike Segar Purchase Licensing Rights

    Korolev merupakan bapak program luar angkasa Uni Soviet, yang mengembangkan satelit pertama Sputnik serta Vostok 1, yang membawa kosmonaut pertama, Yuri Gagarin, ke orbit luar angkasa pada tahun 1961 silam.

    Musk, yang merupakan orang terkaya di dunia dan penasihat Trump yang kini paling berpengaruh, merupakan bos SpaceX, sebuah perusahaan AS yang meluncurkan roket untuk Badan Antariksa AS (NASA) dan memiliki jaringan internet Starlink.

    Selama ini, Musk sering mengkritik Ukraina, yang berperang melawan Rusia selama tiga tahun terakhir.

    Bulan lalu, Musk menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menginginkan “perang abadi”, dan pada Februari lalu, dia mengatakan Kyiv telah bertindak “terlalu jauh” dalam konflik tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (taa/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Denmark Mau Kirim Pasukan ke Ukraina, NATO Mulai Terang-terangan Tantang Rusia? – Halaman all

    Denmark Mau Kirim Pasukan ke Ukraina, NATO Mulai Terang-terangan Tantang Rusia? – Halaman all

    NATO Mulai Terang-terangan Tantang Rusia, Denmark Kirim Pasukan ke Ukraina

    TRIBUNNEWS.COM – Denmark dilaporkan akan melakukan upaya militer yang dinilai akan memancing kemarahan Rusia yang meneret langsung keterlibatan NATO dalam Perang Ukraina.

    Upaya itu berupa rencana pengiriman pasukan Angkatan Bersenjata Denmark ke Ukraina.

    Apakah pasukan yang dikirim Denmark merupakan satuan tempur?

    Rupanya, Denmark berencana mengirim pasukan tak bersenjata mereka untuk kursus pelatihan jangka pendek, guna mempelajari taktik perang pesawat tak berawak (drone) Ukraina.

    Meski berdalil ‘kursus perang-perangan drone’, alasan Denmark ini jelas tidak meyakinkan bagi Rusia yang sudah mengancam akan mengincar negara mana pun, termasuk anggota NATO seperti Denmark, jika ikut serta membantu Kiev melawan Moskow.

    Namun, Mayor Jenderal Peter Boysen, panglima tertinggi Denmark, Rabu (16/4/2025) mengatakan kepada lembaga penyiaran Denmark, TV 2, kalau pasukannya tidak dilengkapi persenjataan dan memang berniat untuk mempelajari taktik peperangan drone.

    Perang Ukraina dan Rusia memang menjadi titik balik dari perubahan lanskap peperangan dari manned ke unmanned, merujuk pada pola penggunakan aset militer yang tidak membutuhkan keterlibatan langsung personel militer dalam peperangan.

    Langkah Denmark ini berbeda dari beberapa negara NATO yang justru memilih untuk melakukan pelatihan bersama pasukan Kiev di luar Ukraina, menandai manuver terang-terangan NATO ‘menantang’ wanti-wanti Rusia.

    “Tidak ada laporan resmi yang mengonfirmasi keberadaan pasukan asing di dalam Ukraina untuk tujuan pelatihan,” tulis laporan KI dikutip, Kamis (17/4/2025).

    Kursus tersebut, diharapkan akan dimulai paling cepat pada musim panas ini.

    “Pelatihan akan berlangsung di pusat pelatihan di Ukraina barat dan tidak akan melibatkan pertempuran langsung,” kata laporan tersebut.

    “Kami mengirim beberapa tim ke sana untuk melihat pengalaman apa yang dialami warga Ukraina secara langsung. Mereka tidak akan ke sana untuk berpartisipasi aktif dalam perang,” kata Boysen.

    Boysen, yang telah mengunjungi Ukraina dua kali dalam beberapa bulan terakhir, mengatakan inisiatif tersebut diluncurkan atas undangan Panglima Tertinggi Ukraina Oleksandr Syrskyi .

    “Selama 42 tahun saya berada di Angkatan Bersenjata, saya belum pernah mengalami perkembangan secepat sekarang ini,” kata Boysen, mengacu pada kemajuan dalam sistem tak berawak dan taktik tempur yang didorong oleh pengalaman Ukraina dalam perang pesawat tak berawak.

    PASUKAN DENMARK – Seorang prajurit Angkatan Bersenjata Denmark berdiri di atas tanknya selama Ajang Tank Challenge Internasional Angkatan Darat AS di Eropa dan Afrika pada 11 Februari 2025, di Grafenwoehr, Jerman. Denmark akan mengirim pasukan mereka tanpa senjata ke Ukraina guna mempelajari perang drone yang menjadi tren baru peperangan modern.

    Serap Pengalaman Tempur Pasukan Kiev

    Baik Ukraina maupun Rusia sangat bergantung pada pesawat nirawak untuk pengintaian, pengintaian artileri, dan serangan terarah .

    Denmark melihat konflik ini sebagai tempat uji coba langsung untuk peperangan modern.

    Program pelatihan akan melibatkan tim dari berbagai resimen militer Denmark.

    Kursus akan berlangsung selama satu hingga dua minggu dan dilaksanakan jauh dari garis depan, mungkin di dekat Lviv .

    Boysen menekankan kalau Ukraina memiliki sistem peringatan serangan udara dan tempat perlindungan yang kuat, dengan mengatakan, “Saya sendiri pernah menghabiskan waktu di salah satunya di Kiev”.

    Pasukan Rusia meluncurkan roket Grad di Kursk (Kementerian Pertahanan Rusia)

    Rusia: Target Sah Angkatan Bersenjata Kami

    Langkah Denmark tersebut menuai kritik tajam dari Kedutaan Besar Rusia di Kopenhagen. 

    Duta Besar Rusia Vladimir Barbin menyebut keputusan tersebut sebagai provokasi.

    Dia memperingatkan kalau hal itu akan “menyeret Denmark semakin dalam ke dalam konflik di Ukraina.”

    “Fasilitas, termasuk markas besar, pusat pelatihan dan pendidikan, serta lokasi personel militer dan peralatan militer, baik yang berada jauh di dalam wilayah Ukraina maupun di garis depan, merupakan target sah bagi Angkatan Bersenjata Rusia,” kata Barbin.

    Hal yang dikhawatirkan, jika Denmark benar-benar menjadi target Rusia, maka negara lain anggota NATO akan bertindak, merujuk pada aliansi pertahanan yang menyandarkan pada prinsip ‘ancaman bagi satu anggota adalah ancaman bagi yang lain’.

    Secara terpisah, Denmark, sekutu Eropa tengah Ukraina, sudah membahas rencana untuk mengerahkan “pasukan penenang” di Ukraina setelah gencatan senjata potensial untuk mengamankan fasilitas strategis Ukraina di wilayah belakang. 

    Kopenhagen mengisyaratkan minat untuk ikut serta dalam upaya tersebut.

    Denmark telah menjadi pendukung utama Ukraina sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia pada tahun 2022.

    Pada bulan Februari 2024, Kopenhagen menandatangani perjanjian keamanan bilateral berdurasi 10 tahun dengan Kiev, yang menjanjikan kerja sama pertahanan jangka panjang hingga Ukraina mendapatkan keanggotaan NATO.

     

    (oln/ki/*)

  • Korea Utara Raup Rp 337 Triliun, Pasok Hingga 100 Persen Peluru Artileri Rusia Buat Hajar Ukraina – Halaman all

    Korea Utara Raup Rp 337 Triliun, Pasok Hingga 100 Persen Peluru Artileri Rusia Buat Hajar Ukraina – Halaman all

    Korea Utara Raup Rp 337 Triliun, Pasok Hingga 100 Persen Peluru Artileri Rusia yang Digunakan di Ukraina

    TRIBUNNEWS.COM – Unit artileri Rusia hampir sepenuhnya mengandalkan amunisi yang dipasok oleh Korea Utara untuk mempertahankan pemboman mereka di sepanjang front Ukraina.

    Hal itu diungkap laporan, Reuters mengutip dokumen militer Rusia dan penelitian sumber terbuka (open source).

    Disebutkan, antara September 2023 dan Maret 2025, empat kapal berbendera Rusia melakukan 64 perjalanan mengangkut hampir 16.000 kontainer dari Korea Utara ke pelabuhan Rusia, menurut data satelit yang dianalisis oleh Open Source Center (OSC) yang berbasis di Inggris.

    Organisasi tersebut memperkirakan pengiriman tersebut setidaknya mengangkut antara 4 juta dan 6 juta peluru artileri.

    Sebagai perbandingan, Rusia diyakini telah memproduksi tidak lebih dari 2,3 juta peluru artileri di dalam negeri pada tahun 2024, menurut pejabat Ukraina dan Barat.

    Kremlin membantah adanya transfer senjata dari Korea Utara pada bulan Oktober 2023, dengan mengklaim tidak ada “bukti” atas aktivitas tersebut.

    Namun, setidaknya enam laporan unit artileri Rusia yang ditinjau oleh Reuters mendokumentasikan penggunaan antara 50 persen dan 100 persen amunisi Korea Utara di Ukraina pada tahun ini.

    Adapun tiga laporan unit lainnya tidak menyebutkan soal amunisi Korea Utara.

    Analis pertahanan Konrad Muzyka dari Rochan Consulting yang berbasis di Polandia mengatakan pasokan amunisi dari Korea Utara memungkinkan Rusia untuk mempertahankan laju operasi militernya mulai akhir tahun 2023.

    “Tanpa bantuan dari DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea, red), serangan-serangan yang dilakukan tentara Rusia terhadap posisi pertahanan Ukraina akan berkurang setengahnya,” kata badan intelijen militer Ukraina GUR kepada Reuters.

    “Tanpa dukungan Ketua Kim Jong Un, Presiden Vladimir Putin tidak akan benar-benar mampu meneruskan perangnya di Ukraina,” tambah Hugh Griffiths, mantan koordinator panel PBB yang memantau sanksi Korea Utara.

    Sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) Korea Utara, pertama kali terlihat di Pyongyang selama parade ulang tahun ke-75 WPK pada tahun 2020. (X/Osinttechnical)

    Raup Keuntungan Senilai Rp 337, Triliun

    Atas suplai amunisinya ke Moskow dalam Perang Ukraina ini, militer Korea Utara telah menghasilkan pendapatan bagi Pyongyang lebih dari $20 miliar atau sekitar Rp 337,4 triliun, menurut Institut Analisis Pertahanan Korea Selatan (KIDA), dilansir Newsweek, Rabu (16/4/2025).

    Perkiraan KIDA menunjukkan kalau sebagian besar pendapatan Korea Utara itu berasal dari pengiriman amunisi artileri skala besar.

    Amunisi Korea Utara kini memenuhi sekitar setengah dari kebutuhan artileri tentara Rusia di Ukraina , dengan beberapa unit garis depan sepenuhnya bergantung pada peluru.

    Antara Agustus 2023 dan Maret 2025, Korea Utara dilaporkan telah mengirim lebih dari 15.800 kontainer amunisi ke Rusia .

    Citra satelit mengungkap 64 pelayaran oleh kapal-kapal Rusia, yang berpotensi mengirimkan antara 4,2 juta dan 5,8 juta butir amunisi Korea Utara.

    Sebagai balasannya, Pyongyang disebut-sebut telah menerima persenjataan dan teknologi militer canggih dari Rusia, bukan uang tunai.

    Laporan tersebut menunjukkan Korea Utara lebih menyukai “bantuan teknis dan dalam bentuk barang” yang meningkatkan industri pertahanannya sendiri dan mendukung tujuan strategis jangka panjangnya.

    Korea Utara mengerahkan lebih dari 11.000 tentara untuk mendukung upaya perang Rusia, yang sebagian besar dikirim ke Oblast Kursk Rusia .

    AMUNISI KOREA UTARA – Artileri Rusia di wilayah Kherson, Ukraina dilaporkan menggunakan amunisi yang dipasok Korea Utara. Dalam laporan terbaru, Rusia disebutkan bahkan 100 persen mengandalkan amunisi Korea Utara untuk berperang melawan Ukraina.

    Ukraina memperkirakan 5.000-6.000 korban di antara mereka, menyoroti tingginya biaya manusia akibat keterlibatan Pyongyang.

    Aliansi militer Rusia-Korut yang semakin dalam menimbulkan kekhawatiran regional yang lebih luas, khususnya bagi negara-negara Barat dan NATO.

    KIDA memperingatkan kalau kerja sama yang lebih erat dengan Korea Utara ini dapat menyebabkan Moskow melakukan intervensi di Semenanjung Korea jika terjadi krisis.

    “Kerja sama militer Rusia-Korea Utara meningkatkan kemungkinan Rusia campur tangan di semenanjung Korea jika terjadi keadaan darurat,” kata laporan itu.

    KIDA juga mendesak masyarakat internasional untuk mengadopsi tindakan guna memutuskan aliansi tersebut.

    Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan Korea Utara sebagai “mitra,” dan menegaskan bahwa perjanjian pertahanan bilateral yang ditandatangani pada tahun 2024 kini berlaku.

    Ia juga mengisyaratkan bahwa Pyongyang dapat diikutsertakan dalam negosiasi mendatang untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    (oln/tmt/KI/*)

  • Iran Konsultasi ke Rusia soal Perundingan Nuklir AS, Menlu Iran Akan Temui Putin Hari Ini – Halaman all

    Iran Konsultasi ke Rusia soal Perundingan Nuklir AS, Menlu Iran Akan Temui Putin Hari Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, tiba di Moskow pada Kamis (17/4/2025), untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan Presiden Vladimir Putin.

    Sebelumnya, penasihat kebijakan luar negeri Kremlin Yuri Ushakov mengatakan Putin akan bertemu dengan Abbas Araghchi pada Kamis hari ini.

    Setibanya di Moskow, Abbas Araghchi mengatakan Iran selalu berkonsultasi dengan Rusia mengenai masalah nuklirnya.

    Kemarin, media pemerintah Iran melaporkan Abbas Araghchi akan menyampaikan pesan dari Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei kepada Putin selama kunjungan tersebut.

    Kunjungan Abbas Araghchi ke Moskow terjadi menjelang putaran kedua perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat pada Sabtu depan.

    Hari ini, Kremlin mengatakan Abbas Araghchi akan memiliki kesempatan untuk menyampaikan pesan Khamenei kepada Putin.

    “Pesan Pemimpin Tertinggi kepada Presiden Rusia Putin membahas peristiwa dunia terkini, selain masalah pengembangan hubungan antara Moskow dan Teheran,” kata Abbas Araghchi mengenai pesan Khamenei, seperti diberitakan Al Arabiya.

    Ketika ditanya tentang isi surat tersebut, Abbas Araghchi mengatakan kepada wartawan, “Surat ini membahas peristiwa dan perkembangan internasional penting terkini di kawasan, serta hubungan bilateral.”

    Sementara itu, Kremlin mengatakan kemarin, Rusia siap untuk melakukan segala yang mungkin untuk membantu menemukan penyelesaian diplomatik bagi masalah nuklir Iran dan AS.

    “Rusia siap melakukan segala kemungkinan untuk berkontribusi dalam menyelesaikan situasi terkait program nuklir Iran melalui cara politik dan diplomatik,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

    Ketika ditanya apakah Moskow dapat menjadi penjamin kesepakatan potensial antara Iran dan AS, ia menjawab, “Kami akan siap melakukan apa pun yang diperlukan dari pihak kami.”

    Abbas Araghchi mengadakan pembicaraan dengan utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff di Muscat pada hari Sabtu (12/4/2025), yang dimediasi oleh Oman. 

    Ini adalah representasi tertinggi kedua belah pihak dalam negosiasi semacam itu sejak runtuhnya perjanjian nuklir 2015 setelah Trump menarik AS dari perjanjian itu pada tahun 2018.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)