kab/kota: Moskow

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.154: Pertama Kali, Putin Sebut Rusia-Kyiv Bisa Berunding Langsung – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.154: Pertama Kali, Putin Sebut Rusia-Kyiv Bisa Berunding Langsung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.154 pada Selasa (22/4/2025).

    Militer Ukraina melaporkan peringatan serangan udara di Kyiv pada tengah malam.

    Pada pukul 01.02 waktu setempat, pasukan pertahanan udara beroperasi di wilayah Kyiv melawan pesawat tak berawak Rusia.

    Peringatan serangan udara telah dicabut di Kyiv pada pukul 1.39 waktu setempat, seperti diberitakan Suspilne.

    Putin: Rusia Terbuka dengan Perundingan Bilateral dengan Ukraina

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun bahwa ia terbuka untuk perundingan bilateral dengan Ukraina.

    “Kami selalu membicarakan hal ini, bahwa kami memiliki sikap positif terhadap inisiatif perdamaian apa pun. Kami berharap perwakilan rezim Kyiv akan merasakan hal yang sama,” kata Putin, saat berbicara di TV pemerintah Rusia, Senin (21/4/2025).

    Pernyataan ini muncul setelah sebelumnya Putin menuntut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diganti sebelum hal itu dapat terjadi.

    Sementara itu, Zelensky mengatakan Kyiv siap untuk setiap diskusi guna menghentikan serangan terhadap sasaran sipil. 

    “Ukraina mempertahankan usulannya untuk tidak menyerang setidaknya sasaran sipil. Dan kami mengharapkan tanggapan yang jelas dari Moskow. Kami siap untuk setiap pembicaraan tentang cara mencapai hal ini,” kata Presiden Ukraina, dalam pidatonya pada Senin malam.

    Putin dan Zelensky menghadapi tekanan dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengancam akan meninggalkan upaya perdamaiannya kecuali ada kemajuan yang dicapai.

    Tidak ada pembicaraan langsung antara Rusia dan Ukraina sejak awal invasi Rusia pada 24 Februari 2022, seperti diberitakan The Guardian.

    Delegasi Ukraina akan Pergi ke London

    Delegasi Ukraina dijadwalkan tiba di London pada hari Rabu (23/4/2025) untuk melakukan pembicaraan dengan Inggris, Prancis, dan AS.

    “Kami siap untuk melangkah maju sekonstruktif mungkin,” kata Zelensky.

    Pembicaraan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan di Paris minggu lalu, di mana AS dan negara-negara Eropa membahas cara-cara untuk mengakhiri perang dan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dilaporkan menyampaikan rencana Washington untuk mengakhiri perang. 

    Zelensky mengatakan pembicaraan di London memiliki tugas utama untuk mendorong gencatan senjata tanpa syarat, yang menurutnya pertemuan itu harus menjadi titik awal.

    Kebocoran Intelijen: Trump Dukung Perdamaian yang Untungkan Putin

    Kebocoran informasi menunjukkan pemerintahan Trump sekarang mendorong kesepakatan damai yang sangat menguntungkan Rusia.

    Kesepakatan itu akan mencakup jeda konflik di sepanjang garis depan 1.000 km yang ada; pengakuan bahwa Krimea adalah milik Moskow; dan veto terhadap keanggotaan Ukraina di NATO.

    Ada juga laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang direbut Rusia pada tahun 2022 akan menjadi bagian dari zona “netral”. 

    Sebelumnya, Rusia mempertahankan tuntutannya terhadap Ukraina untuk menyerahkan semua tanah yang telah didudukinya.

    Namun, Ukraina menolak dan mengatakan itu sama saja menyerah kepada Rusia, menegaskan bahwa menyerahkan wilayah bukanlah jaminan bahwa Rusia tidak akan menyerang mereka lagi.

    Gegara Viktor Obran Memihak Putin, UE akan “Menghukum” Hongaria

    Uni Eropa sedang mempertimbangkan opsi “nuklir” yaitu mencabut hak suara Hongaria berdasarkan perjanjian pasal 7 UE karena Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban memihak kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Di bawah kepemimpinan Viktor Orban, Hongaria telah berulang kali berupaya memblokir sanksi UE terhadap Rusia, meskipun akhirnya mundur.

    Hungaria telah memveto pencairan 6 miliar Euro untuk mengganti rugi negara-negara UE yang memberikan bantuan militer ke Ukraina dan menolak menandatangani deklarasi untuk mendukung Ukraina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Kapsul Soyuz Bawa Pulang Kru Gabungan Rusia-Amerika dari Ruang Angkasa – Halaman all

    Kapsul Soyuz Bawa Pulang Kru Gabungan Rusia-Amerika dari Ruang Angkasa – Halaman all

    Soyuz, Kapsul Sempit yang Bawa Pulang Kru Gabungan Rusia-Amerika dari Ruang Angkasa

    TRIBUNNEWS.COM – Wahana antariksa Soyuz yang membawa satu warga Amerika dan dua warga Rusia dilaporkan kembali dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Minggu (20/4/2025). 

    Pesawat itu mendarat Minggu pagi di padang rumput Kazakhstan, kata badan antariksa Rusia, Roscosmos.

    “Hari ini pukul 4.20 waktu Moskow, wahana pendarat Soyuz MS-26 yang membawa Alexei Ovchinin, Ivan Vagner, dan Donald (Don) Pettit mendarat di dekat kota Zhezkazgan, Kazakhstan,” kata badan antariksa itu.

    Kosmonot Rusia Ovchinin dan Vagner serta astronaut NASA Pettit menghabiskan 220 hari di luar angkasa setelah melakukan perjalanan ke ISS pada bulan September tahun lalu.

    Waktu mereka di ISS bertepatan dengan waktu yang dihabiskan sepasang astronot AS hingga bulan Maret.

    Pasangan AS itu awalnya datang selama delapan hari, tetapi akhirnya terdampar selama lebih dari sembilan bulan setelah wahana antariksa yang mereka tumpangi dianggap tidak layak untuk menerbangkan mereka kembali ke Bumi.

    Luar angkasa merupakan salah satu bidang terakhir kerja sama AS-Rusia di tengah hampir hancurnya hubungan antara Moskow dan Washington akibat invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina.

    KAPSUL SEMPIT – Foto file NASA yang menunjukkan ruang di dalam kapsul Soyus. Tampak para antariksawan harus duduk berhimpitan dan ruang yang sempit.

    Apa Itu Soyuz

    Di tengah ketegangan yang terjadi di antara Rusia dan Amerika, para antariksawan mereka sepertinya akur-akur saja.

    Malah, mereka bisa berbagi tempat untuk pulang dalam kapsul Soyuz yang punya ruang terbatas.

    Kapsul antariksa Soyuz memiliki panjang 7,2 meter dan diameter 2,7 meter, dengan panel surya terpasang, panjangnya menjadi 10,6 meter. Soyuz berbobot sekitar 7 ton dan dapat mengangkut hingga tiga astronot. 

    Dikutip dari situs NASA, Soyuz ( saw -yooz) adalah wahana antariksa Rusia.

    Soyuz mengangkut manusia dan perbekalan ke dan dari stasiun antariksa. Soyuz juga dapat membawa manusia kembali ke Bumi.

    KEMBALI KE BUMI – Kapsul Soyuz MS-26 mendarat 147 kilometer (91 mil) di tenggara kota Zhezkazgan, Kazakhstan.Pesawat ruang angkasa Soyuz yang membawa satu warga Amerika dan dua warga Rusia kembali dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada hari Minggu.

    Apa yang Dapat Dilakukan Soyuz?

    Anggota kru Rusia disebut kosmonot . Anggota kru NASA dari Amerika Serikat disebut astronot . Anggota kru dari Eropa, Kanada, dan Jepang juga disebut astronot.

    Soyuz mengangkut kosmonot dan astronot ke dan dari stasiun luar angkasa. Soyuz memiliki ruang untuk tiga orang. Wahana antariksa ini juga membawa makanan dan air ke stasiun luar angkasa.

    Soyuz seperti sekoci penyelamat. Setidaknya satu Soyuz selalu terpasang di stasiun luar angkasa. Jika terjadi keadaan darurat di stasiun luar angkasa, kru dapat menggunakan Soyuz untuk meninggalkan stasiun luar angkasa dan kembali ke Bumi.

    Apa Saja Bagian-Bagian Soyuz?

    Soyuz memiliki dua bagian. Bagian pertama adalah kapsul Soyuz . Bagian kedua adalah roket Soyuz .

    Kapsul Soyuz

    Kapsul Soyuz terletak di atas roket Soyuz. Kapsul ini memiliki tiga bagian. Bagian-bagian ini juga disebut modul.

    Bagian pertama kapsul adalah Modul Orbital. Anggota kru tinggal di Modul Orbital saat mereka berada di orbit . Modul ini berukuran seperti mobil van besar. Modul Orbital dapat terhubung ke stasiun luar angkasa.

    Bagian kedua kapsul adalah Modul Pendaratan. “Turun” berarti turun ke bawah. Para kru duduk di bagian ini saat Soyuz meluncur ke stasiun luar angkasa. Mereka juga menggunakan Modul Pendaratan untuk mendarat di Bumi.

    Modul ketiga adalah rumah bagi sistem pendukung kehidupan . Modul ini menampung berbagai hal seperti baterai, panel surya, dan mesin kemudi.

    Roket Soyuz

    Kapsul Soyuz diluncurkan di atas roket Soyuz . Roket adalah alat yang meluncurkan orang dan benda ke luar angkasa.

    Setelah peluncuran, kapsul dan roket terpisah.

    Bagian roket Soyuz kembali ke Bumi. Kapsul Soyuz terus melaju, dan hanya membutuhkan waktu sembilan menit untuk mencapai luar angkasa.

     

    (oln/tmt/nasa/*)

  • Dari Trump Tower Moskow hingga Logam Tanah Jarang, Saat Ukraina Cuma Jadi Alat Tawar Rusia ke AS – Halaman all

    Dari Trump Tower Moskow hingga Logam Tanah Jarang, Saat Ukraina Cuma Jadi Alat Tawar Rusia ke AS – Halaman all

    Dari Trump Tower Moskow hingga Logam Tanah Jarang, Saat Ukraina Jadi Alat Tawar Rusia ke AS

    TRIBUNNEWS.COM – Ukraina adalah alat tawar berharga bagi Rusia dalam negosiasi besar dengan Amerika Serikat (AS).

    Begitu kira-kira kesimpulan dari ulasan yang dilansir media independent Rusia, TMT, Senin (21/4/2025) mengenai wacana gencatan senjata yang digaungkan AS dalam perang Rusia-Ukraina.

    Ada misi besar Rusia dalam negosiasi ini, bukan sekadar berhentinya perang.

    Moskow ingin menciptakan equilibrium (keseimbang) baru dunia di mana isi dan dominasinya tak melulu soal AS, Barat, dan sekutu mereka.

    Sebagai garis bawah, hipotesis ulasan ini bersandar kalau Rusia, sebagai pihak yang melakukan invasi (Moskow lebih suka memilih diksi Operasi Militer Khusus), adalah pihak yang cenderung dominan dalam perang.

    Sementara Ukraina, yang terbukti sudah keliling ‘memohon’ bantuan dari negara-negara Barat, adalah pihak yang terpojok.

    Terlebih saat AS saat ini dipimpin Donald Trump yang menggaungkan kebijakan ‘cuan’, ‘pelit.’ dan ‘kencangkan ikat pinggang’ demi frasa ‘Make America Great Again’.

    “Saat Moskow mempersiapkan kemungkinan negosiasi dengan Washington yang bertujuan mengakhiri invasi besar-besaran ke Ukraina, Moskow menginginkan hasil yang jauh lebih ambisius daripada sekadar gencatan senjata: penataan ulang lingkup pengaruh secara global,” kata ulasan tersebut.

    Dalam pandangan Kremlin, negosiasi semacam itu secara efektif berarti pengakuan AS atas dominasi Rusia di kawasan pasca-Soviet — termasuk Ukraina — dan, sampai batas tertentu, pengakuan atas pengaruhnya di Eropa.

    “Untuk mencapai tujuan tersebut, Kremlin kini tengah mencari insentif yang diyakininya dapat menarik — dan mempertahankan — perhatian Presiden AS Donald Trump, mulai dari kesepakatan tanah jarang dan pengaruh geopolitik di Iran dan Korea Utara hingga Trump Tower yang telah lama diimpikan Trump di Moskow,” kata ulasan tersebut menjelaskan tujuan besar Moskow dalam perundingan damai dengan Ukraina dengan AS sebagai penengah.

    Lima pejabat pemerintah Rusia saat ini, termasuk dua diplomat, tiga sumber yang dekat dengan Kremlin dan karyawan tiga perusahaan besar milik negara mengonfirmasi hal ini kepada TMT, semuanya berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas masalah tersebut.

    “Yang terpenting adalah mereka (Amerika) tidak mencampuri urusan kami dan tidak memberi tahu kami cara hidup,” kata seorang pejabat senior Rusia yang memahami logika negosiasi Kremlin.

    “Mereka tidak menghalangi kami melakukan apa yang sedang kami lakukan.”

    Beberapa pejabat di Moskow juga membayangkan gerakan simbolis pengakuan sebagai bagian dari kesepakatan potensial — seperti kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Washington dan bertemu Trump di Gedung Putih.

    “Jika bos kami [Putin] sesekali datang ke Washington untuk bertemu dengan Trump — itu juga akan menyenangkan,” kata seorang pejabat pemerintah saat ini.

    Meski begitu, para pejabat mengakui bahwa era pertemuan puncak besar — ​​seperti yang terjadi selama Perang Dingin atau tahun-tahun awal pasca-Soviet — telah berakhir. 

    “Sulit untuk mengandalkan itu sekarang,” kata pejabat pemerintah itu.

    DONALD TRUMP PRIMA – Presiden AS Donald Trump saat menghadiri UFC 314 pada Sabtu (13/4/2025) malam di Miami di Kaseya Center. (Tangkap layar YouTube TNT Sports)

    Mencari Leverage

    Kremlin, yang menyadari keterbatasan posisi negosiasinya, telah menugaskan pejabat dan pakar untuk menganalisis dan mengidentifikasi semua kemungkinan insentif yang dapat menarik minat Trump dan menjaga agar pembicaraan tidak menyempit menjadi agenda terbatas, cuma soal perdamaian dengan Ukraina.

    Menyusul kemenangan pemilu Trump pada bulan November, Kremlin memerintahkan perusahaan-perusahaan besar untuk menyiapkan proposal terperinci untuk kerja sama ekonomi dengan Washington.

    “Pekerjaan berjalan lancar di pemerintahan, kementerian, dan perusahaan besar, termasuk di malam hari dan di akhir pekan: proposal sedang dipersiapkan di seluruh sektor ekonomi utama,” kata seorang pejabat pemerintah saat ini kepada TMT. 

    “Rosatom dan Rosneft menyampaikan inisiatif mereka, dan (produsen emas) Polyus mengirimkan informasi intelijen terbaru tentang endapan emas ke Kremlin. Rusal dan entitas lain ikut bergabung,” kata pejabat itu.

    Dia menambahkan bahwa wakil kepala administrasi kepresidenan Maxim Oreshkin dan utusan khusus Putin, Kirill Dmitriev, termasuk di antara mereka yang mengoordinasikan upaya ini.

    Karyawan di tiga perusahaan besar milik negara dan sumber yang dekat dengan Kremlin mengonfirmasi hal ini.

    Pendekatan baru ini mencerminkan runtuhnya model kaku hubungan AS-Rusia sebelumnya. 

    Selama Perang Dingin, negara-negara adikuasa mempraktikkan “keterkaitan”, di mana isu-isu yang tampaknya tidak berhubungan menjadi konsesi dalam kerangka negosiasi yang lebih besar. 

    “Anda memberi kami gandum — kami akan memberi Anda lebih sedikit radikal di Amerika Latin. Anda memberi saya aspirin, saya memberi Anda Valocordin,” kata seorang diplomat senior Rusia mencontohkan model keluwesan yang coba dibangun Moskow dengan Washington.

    “Jika Anda memiliki berbagai macam masalah di atas meja, lebih mudah untuk menemukan keseimbangan dan menyeimbangkan asimetri,” kata diplomat itu.

    Namun tidak seperti era Perang Dingin, Rusia kini memegang lebih sedikit kartu.

    Perjanjian pengendalian senjata strategis yang pernah menjadi dasar dialog — dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik hingga New START — mulai terurai.

    Dengan berakhirnya New START pada Februari 2026, pembicaraan tentang perpanjangannya bahkan belum dimulai .

    “Dulu kami mengadakan pertemuan puncak, menandatangani perjanjian — pertama Pembicaraan Pembatasan Senjata Strategis (SALT), kemudian Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START). Seluruh ekosistem konsultasi dan mekanisme bersama dibangun di sekitar itu,” kenang seorang diplomat Rusia saat ini.

    “Ini meluncurkan mekanisme kerja sama antara Moskow dan Washington di berbagai bidang.”

    Saat ini, bangun rancang seperti itu sudah tidak ada lagi, dan pengendalian senjata hanya menarik minat Trump dalam konteks persaingannya dengan China.

    Akibatnya, Moskow dan Washington semakin melihat satu sama lain sebagai pesaing, bukan mitra. 

    “Kami bersaing di pasar hidrokarbon di Eropa, pasar makanan, dan penjualan senjata. Dan konfrontasi ini hanya akan semakin memanas,” kata seorang pejabat pemerintah Rusia.

    Kolase foto Vladimir Putin dan Donald Trump (TASS, Instagram Donald Trump)

    Ukraina Sebagai Alat Tawar-menawar

    Dengan sedikit daya ungkit yang tersisa, Moskow melihat perang di Ukraina sebagai alat tawar-menawar yang paling ampuh.

    Para pejabat Rusia pun berharap untuk memanfaatkan keinginan Trump untuk mengamankan gencatan senjata.

    “Kita perlu memeras Trump sebanyak mungkin, sambil menggantungkan kemungkinan gencatan senjata seperti wortel di hadapannya,” kata salah seorang peserta diskusi.

    Namun, tidak banyak ilusi tentang rapuhnya peluang ini.

    “Jendelanya mungkin tertutup rapat. Trump bisa kehilangan minat atau, lebih buruk lagi, menyimpan dendam,” para diplomat dan pejabat yang berbicara kepada TMT, sepakat.

    Namun, banyak pihak di Kementerian Luar Negeri Rusia dan pemerintahan pusat negara tersebut di Kremlin memiliki pandangan berbeda. 

    “Kami berada di jalur yang benar. Prioritasnya adalah mengkalibrasi ulang hubungan dengan Amerika Serikat — tugas yang sama sekali tidak sederhana — sambil menjaga dialog tentang Ukraina tetap berjalan,” kata seorang diplomat Rusia.

    “Dari sana, situasi di lapangan akan menentukan langkah selanjutnya. Pada akhirnya, semuanya tentang waktu, kesabaran, dan tetap pada jalur.”

    Secara formal, Kremlin telah mengisyaratkan kesediaan untuk membuat konsesi.

    Pada bulan Maret, Putin setuju untuk mematuhi moratorium yang diusulkan Trump atas serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina.

    Namun, Rusia melanjutkan serangannya segera setelah moratorium berakhir pada tanggal 18 Maret.

    “Dalam situasi seperti ini, berbicara tentang gencatan senjata pada tahap ini sama sekali tidak realistis,” kata Vasily Nebenzya, perwakilan tetap Rusia untuk PBB, pada awal April.

    Para pejabat melihat dua skenario utama. Yang pertama adalah menyetujui gencatan senjata yang ditengahi Trump dengan imbalan konsesi seperti pembatasan pengiriman senjata AS ke Ukraina.

    “Meskipun ini tidak berarti senjata tidak akan masuk melalui Eropa,” seorang diplomat Rusia memperingatkan.

    Yang kedua: jika perundingan gagal, salahkan Kiev. 

    “Jika Rusia menolak gencatan senjata, kita harus siap menghadapi front Barat yang bersatu lagi — dan dalam konfigurasi yang bahkan kurang menguntungkan bagi kita,” pejabat lainnya memperingatkan.

    Mengatur Umpan

    Banyak ide telah dilontarkan sebagai kemungkinan insentif untuk menarik Trump ke dalam kesepakatan, mulai dari memediasi negosiasi AS-Tiongkok hingga misi bersama ke Mars.

    Namun, Kremlin hanya memiliki sedikit kartu truf yang nyata dalam perundingan ini.

    Proposal ekonomi Rusia terlihat lemah. Bahkan di tahun-tahun terbaiknya, perdagangan AS-Rusia hampir tidak mencapai $45 miliar.

    Pada tahun 2024, perdagangan anjlok menjadi hanya $3,5 miliar, level terendah sejak 1992.

    Saat ini, Moskow hanya dapat menawarkan beberapa komoditas yang masih dibutuhkan AS: titanium untuk pembuatan pesawat terbang, uranium untuk energi nuklir, dan minyak mentah berat untuk kilang minyak di sepanjang Gulf Coast.

    Namun, seperti yang dikatakan seorang pejabat, komoditas ini “tidak akan menyelamatkan neraca perdagangan Amerika — dan karenanya tidak ada nilainya bagi Trump.”

    Rusia merupakan pemasok utama logam tanah jarang seperti skandium, itrium, dan lantanum, yang penting untuk sistem elektronik dan pertahanan. Namun, hal ini juga dianggap tidak cukup untuk membuka konsesi politik besar.

    Proyek regional kedua negara yang bisa dijajaki bersama, juga terbatas. 

    Washington ingin Rusia menghentikan pengiriman senjatanya ke Korea Utara dan mematuhi sanksi PBB — tetapi Moskow, yang telah berinvestasi dalam aliansi yang berkembang dengan Pyongyang, tidak berniat untuk menghentikan kerja samanya.

    Iran juga telah diusulkan sebagai saluran yang mungkin untuk keterlibatan, mengingat peran Rusia dalam mengelola bahan bakar nuklir bekas Teheran dan dukungannya terhadap program nuklir damainya.

    “Ada keyakinan bahwa Trump memiliki rasa hormat tertentu terhadap Putin. Dan bahwa perkataan Putin dapat memengaruhi keputusan Amerika [mengenai Iran],” kata seorang pejabat pemerintah Rusia. 

    Tetapi bahkan diplomat Rusia mengakui kalau peran Moskow dalam perundingan AS-Iran paling banter hanya marjinal.

    “Teheran selalu ingin berbicara langsung dengan Amerika dan juga takut ‘dikhianati’ oleh kami dalam sebuah tawar-menawar besar,” kata seorang diplomat Rusia.

    Usulan yang lebih realistis melibatkan koordinasi energi dan gerakan simbolis.

    Salah satu usulan: misi kemanusiaan di Gaza dengan memanfaatkan infrastruktur buatan Rusia di Suriah.

    Usulan lain akan melibatkan kerja sama informal di pasar minyak yang melibatkan AS, Rusia, dan Arab Saudi.

    “Di sini, tiga negarawan besar bisa tampil di panggung: pemimpin AS, Rusia, dan Arab Saudi,” kata seorang diplomat Rusia.

    Lalu ada ide Trump Tower di Moskow.

    Para pejabat bertukar pikiran untuk membangun Trump Tower setinggi 150 lantai di Kota Moskow, distrik bisnis ibu kota.

    Proyek tersebut dapat segera diluncurkan, dan Trump sendiri dapat berpartisipasi dalam peletakan batu pertama.

    “Kecepatan, dampak, dan daya tarik: itulah hal-hal yang secara intuitif dihargai Trump,” kata seorang sumber yang dekat dengan Kremlin. Terlebih lagi mengingat tim Trump dan pejabat Rusia telah membahas proyek ini sebelumnya, tambahnya.

    Afrika, yang selama ini tidak terlalu penting dalam kebijakan luar negeri AS, dianggap tidak mungkin menarik perhatian Trump.

    Misi gabungan ke Mars juga tidak dianggap realistis.

    Dalam semua proposal ini, Kremlin berpedoman pada satu aksioma: inisiatif harus disesuaikan secara pribadi dengan Trump, dapat dicapai dalam satu masa jabatan, dan menawarkan daya tarik media yang kuat.

    “Tanpa itu, adalah naif untuk mengharapkan kemajuan apa pun,” kata seorang pejabat senior Rusia.

     

    (oln/tmt/*)

  • Astronaut Tertua AS Balik ke Bumi di Ultahnya yang ke-70

    Astronaut Tertua AS Balik ke Bumi di Ultahnya yang ke-70

    Jakarta

    Astronaut tertua Amerika Serikat (AS) Don Pettit telah kembali ke Bumi pada ulang tahunnya yang ke-70. Kapsul ruang angkasa Soyuz MS-26 yang membawa Pettit dan awak Rusia Alexey Ovchinin dan Ivan Vagner melakukan pendaratan dengan bantuan parasut di padang rumput Kazakhstan pada pukul 06:20 waktu setempat pada Minggu (20/4).

    NASA menyebutkan, keduanya menghabiskan 220 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan mengorbit Bumi 3.520 kali. Bagi Pettit yang kini telah menghabiskan total 590 hari di luar angkasa. ini adalah misi keempatnya.

    Meski begitu, seperti dikutip dari BBC, ia bukanlah orang tertua yang terbang di orbit. Rekor tersebut dipegang oleh John Glenn, yang pada usia 77 tahun terbang dalam misi NASA pada 1998. Ia meninggal pada 2016.

    Pettit dan kedua kosmonaut Rusia sekarang akan menghabiskan waktu mereka untuk menyesuaikan diri kembali dengan gravitasi Bumi.

    Setelah itu, Pettit yang lahir di Oregon pada 20 April 1955 akan diterbangkan ke Houston di Texas, sementara Ovchinin dan Vagner akan pergi ke pangkalan pelatihan luar angkasa utama Rusia di Zvyozdniy Gorodok dekat Moskow.

    Sebelum meninggalkan ISS, kru menyerahkan komando pesawat ruang angkasa kepada astronaut Jepang Takuya Onishi.

    Bulan lalu, dua astronaut NASA, Butch Wilmore dan Suni Williams, akhirnya kembali ke Bumi setelah menghabiskan lebih dari sembilan bulan di ISS. Misi yang awalnya direncanakan berlangsung delapan hari, terpaksa ditambah menjadi berbulan-bulan karena mereka terjebak di luar angkasa.

    Wilmore dan Williams terbang ke ISS pada Juni 2024. Namun kemudian terjadi kendala teknis dengan pesawat ruang angkasa yang mereka gunakan untuk mencapai ISS, menyebabkan mereka baru dapat kembali ke Bumi pada 18 Maret 2025.

    (rns/rns)

  • Tegang! Jet Tempur Inggris Cegat Pesawat Intelijen Rusia di Laut Baltik

    Tegang! Jet Tempur Inggris Cegat Pesawat Intelijen Rusia di Laut Baltik

    London

    Militer Inggris mengerahkan dua jet tempurnya untuk mencegat sebuah pesawat intelijen Rusia yang terdeteksi mengudara di atas Laut Baltik, yang dekat dengan wilayah udara aliansi NATO. Aktivitas pencegatan pesawat intelijen Rusia ini terjadi lebih dari satu kali dalam beberapa hari terakhir.

    Kementerian Pertahanan Inggris, seperti dilansir Reuters, Senin (21/4/2025), mengatakan sejumlah jet tempur Typhoon dikerahkan untuk mencegat sebuah pesawat intelijen Rusia jenis Ilyushin Il-20 M “Coot-A” pada Selasa (15/4) pekan lalu.

    Insiden serupa terjadi dua hari kemudian, atau pada Kamis (17/4), dengan dua jet tempur Typhoon lainnya dikerahkan oleh militer Inggris untuk mencegat sebuah pesawat tidak dikenal yang terdeteksi meninggalkan wilayah udara Kaliningrad.

    Kaliningrad merupakan ibu kota provinsi Rusia dengan nama yang sama, yang terletak di antara Polandia dan Lithuania, di sepanjang pantai Baltik.

    Menteri Angkatan Bersenjata Inggris, Luke Pollard, dalam pernyataannya mengatakan bahwa semakin meningkatnya agresi Rusia dan meningkatnya ancaman keamanan, membuat Inggris meningkatkan upaya untuk meyakinkan sekutu-sekutunya, menangkal musuh-musuh, dan melindungi keamanan nasionalnya.

    “Misi ini menunjukkan kemampuan kita untuk beroperasi berdampingan dengan anggota terbaru NATO, Swedia, dan untuk mempertahankan wilayah udara aliansi di mana pun dan kapan pun diperlukan, menjaga kami tetap aman di dalam negeri dan kuat di luar negeri,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Sejauh ini belum ada tanggapan langsung dari Rusia soal laporan Inggris ini.

    Lihat juga Video ‘Ukraina Minta Rusia Setop Serang Infrastruktur Sipil Selama 30 Hari’:

    Insiden ini terjadi saat perang masih berkecamuk di Ukraina, sejak invasi militer Moskow pada Februari 2022. Pada Sabtu (19/4), Presiden Rusia Vladimir Putin menetapkan gencatan senjata sepihak selama 30 jam dalam perang yang berkecamuk di Ukraina.

    Putin berargumen bahwa keberhasilan atau kegagalan penghentian pertempuran itu akan menunjukkan kesiapan dan kapasitas Kyiv untuk mencari penyelesaian damai atas konflik tersebut.

    Sebagai respons, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya akan meniru tindakan Rusia, dengan menyatakan bahwa Ukraina mengusulkan untuk memperpanjang gencatan senjata selama 30 hari setelah Paskah Ortodoks “jika gencatan senjata sepenuhnya benar-benar terjadi”.

    Gencatan senjata selama 30 jam yang ditetapkan Putin itu dimulai pada pukul 18.00 sore waktu Moskow, dan akan berlanjut hingga Senin (21/4) tengah malam, meskipun Moskow dan Kyiv sejak itu saling menuduh telah melanggarnya.

    Lihat juga Video ‘Ukraina Minta Rusia Setop Serang Infrastruktur Sipil Selama 30 Hari’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Uji Coba Senjata Penghancur Starlink, Persiapan Perang Luar Angkasa

    Rusia Uji Coba Senjata Penghancur Starlink, Persiapan Perang Luar Angkasa

    Bisnis.com, JAKARTA — Rusia dikabarkan tengah membangun gudang senjata luar angkasa yang mampu mengancam satelit Starlink milik SpaceX. Sebagian ahli memaknai ini sebagai persiapan Rusia untuk potensi perang luar angkasa dengan Barat. 

    Direktur Keamanan dan Stabilitas Luar Angkasa di Secure World Foundation Victoria Samson mengatakan bahwa Moskow sedang menguji coba rudal anti-satelit Nudol, yang dapat menghancurkan satelit orbit rendah Bumi atau Low Earth Orbit (LEO) di ketinggian 500 – 1.200 kilo meter di atas permukaan bumi. 

    “Secara teori, itu juga bisa menghantam salah satu dari 7.000 satelit SpaceX,” kata Samson, dikutip Senin (21/4/2025).

    Samson memperingatkan bahwa militer Rusia mungkin mempertimbangkan untuk mempersenjatai Nudol dengan hulu ledak nuklir, meskipun buktinya belum konklusif. Dalam laporan Global Counterspace Capabilities 2025, yang dia tulis bersama, Samson mencatat bahwa penggambaran peluncur Nudol mencakup fitur yang biasanya terkait dengan rudal bersenjata nuklir.

    United 24 melaporkan jangkauan Nudol mencakup segala sesuatu mulai dari Stasiun Luar Angkasa Internasional hingga satelit Starlink yang mendukung Ukraina, dan satelit Planet Labs yang melacak pergerakan tank dan rudal Rusia. 

    “Jangkauan Nudol mencakup semua jenis aset luar angkasa,” demikian bunyi laporan tersebut.

    Samson juga mengingatkan bahwa Uni Soviet pernah mengerahkan pencegat berujung nuklir bernama “Gorgon.” Rusia, kata Samson, mungkin sedang mengembangkan generasi baru senjata serupa.

    Gedung Putih sebelumnya mengungkapkan program rahasia Rusia untuk membangun pesawat ruang angkasa bersenjata nuklir yang mampu membayangi satelit-satelit Barat—sebuah inisiatif yang belum ditinggalkan Kremlin secara publik, menurut laporan Forbes.

    “Masih belum jelas berapa banyak satelit bersenjata nuklir yang akan diluncurkan Moskow. Saya kira lebih dari satu, hanya untuk berjaga-jaga… tetapi itu akan menjadi senjata ASAT yang sangat efektif, seluruh armada tidak akan diperlukan,” ujarnya. 

    Rusia terakhir kali menguji Nudol pada akhir tahun 2021, mereka menghancurkan satelit yang tidak berfungsi, menciptakan medan puing yang membahayakan ISS, menurut Forbes.

  • Gempar Media AS Sebut Kyiv ‘Kota Rusia’, Ukraina Marah!

    Gempar Media AS Sebut Kyiv ‘Kota Rusia’, Ukraina Marah!

    Kyiv

    Ukraina marah pada media terkemuka Amerika Serikat (AS), Fox News, yang menyebut ibu kotanya, Kyiv, sebagai “kota Rusia”. Otoritas Kyiv menuntut permintaan maaf dari Fox News, dan meminta dilakukannya penyelidikan atas siaran kontroversialnya pada saat Hari Paskah kemarin.

    Sejumlah media lokal Ukraina, termasuk kantor berita RBC-Ukraine, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (21/4/2025), melaporkan bahwa Fox News menayangkan rekaman kebaktian Paskah yang berlangsung di seluruh dunia, termasuk kebaktian di Moskow yang dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Stasiun televisi yang berbasis di New York itu juga membagikan rekaman kebaktian yang berlangsung di ibu kota Ukraina, yang awalnya melabeli kebaktian itu digelar di “Kyiv, Ukraina”.

    Namun kemudian teks pada layar tiba-tiba berubah menjadi “Kyiv, Rusia”, yang dilaporkan ditayangkan selama sekitar 20 menit sebelum diperbaiki.

    “Jika ini ada kesalahan dan bukan pernyataan politik yang disengaja, harus ada permintaan maaf dan penyelidikan terhadap siapa yang melakukan kesalahan itu,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi, dalam pernyataannya via media sosial X.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam pernyataan terpisah via X, berterima kasih kepada media massa karena telah “berbagi kebenaran tentang apa yang terjadi” di tengah gencatan senjata Paskah yang dideklarasikan Putin sehari sebelumnya.

    “Daripada menyiarkan ibadah keagamaan dari Moskow, fokusnya seharusnya pada tekanan kepada Moskow agar benar-benar berkomitmen pada gencatan senjata penuh dan mempertahankannya setidaknya selama 30 hari setelah Paskah — untuk memberikan kesempatan nyata bagi diplomasi,” kata Zelensky.

    Putin, pada Sabtu (19/4), menetapkan gencatan senjata sepihak selama 30 jam dalam perang yang berkecamuk di Ukraina. Putin berargumen bahwa keberhasilan atau kegagalan penghentian pertempuran itu akan menunjukkan kesiapan dan kapasitas Kyiv untuk mencari penyelesaian damai atas konflik tersebut.

    Sebagai respons, Zelensky mengatakan negaranya akan meniru tindakan Rusia, dengan menyatakan bahwa Ukraina mengusulkan untuk memperpanjang gencatan senjata selama 30 hari setelah Paskah Ortodoks “jika gencatan senjata sepenuhnya benar-benar terjadi”.

    Gencatan senjata selama 30 jam yang ditetapkan Putin itu dimulai pada pukul 18.00 sore waktu Moskow, dan akan berlanjut hingga Senin (21/4) tengah malam, meskipun Moskow dan Kyiv sejak itu saling menuduh telah melanggarnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pengumuman ‘Gencatan Senjata Paskah’ Rusia Ditepis Ukraina

    Pengumuman ‘Gencatan Senjata Paskah’ Rusia Ditepis Ukraina

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata singkat pada Paskah dalam konflik di Ukraina. Ukraina menyoroti gencatan senjata yang dideklarasikan Putin tersebut karena menurutnya sejumlah wilayah Ukraina tetap menerima serangan meski terdapat gencatan senjata Paskah yang berlangsung.

    Dirangkum detikcom, Minggu (20/4/2025), gencatan senjata ini dimulai pada Sabtu malam dan berlangsung hingga tengah malam pada hari Minggu. Tak hanya Ukraina, Rusia juga mengaku wilayahnya diserang dan mempertahankan diri pada masa gencatan senjata Paskah.

    Rusia Umumkan Gencatan Senjata Paskah Singkat

    Usulan gencatan senjata jangka pendek dari Rusia muncul saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Moskow dan Kyiv untuk menyetujui gencatan senjata, tetapi gagal mendapatkan konsesi besar dari Kremlin.

    “Hari ini mulai pukul 18.00 (15.00 GMT) hingga tengah malam hari Minggu (21.00 GMT hari Minggu), pihak Rusia mengumumkan gencatan senjata Paskah,” kata Putin dalam komentar yang disiarkan televisi, saat bertemu dengan kepala staf Rusia Valery Gerasimov.

    Paskah menjadi hari libur besar bagi umat Kristen, yang dirayakan pada hari Minggu.

    “Saya perintahkan untuk periode ini menghentikan semua aksi militer,” ucap Putin, yang menyebut gencatan senjata berdasarkan alasan kemanusiaan.

    “Kami akan bertindak atas dasar bahwa pihak Ukraina akan mengikuti contoh kami, sementara pasukan kami harus siap untuk melawan kemungkinan pelanggaran gencatan senjata dan provokasi oleh musuh, setiap tindakan agresif,” tambahnya.

    Ukraina Sebut Wilayahnya Masih Diserang

    Foto: DW (News)

    Namun, hanya beberapa jam setelah pengumuman tersebut, pejabat Ukraina menuduh pasukan Rusia terus menyerang.

    “Menurut laporan panglima tertinggi, operasi penyerangan Rusia berlanjut di beberapa bagian garis depan dan artileri Rusia terus menembak,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya pada Sabtu malam.

    Ukraina menanggapi deklarasi gencatan senjata Putin tersebut dengan skeptis. Zelensky juga menyoroti Putin yang masih belum menyetujui usulan AS untuk gencatan senjata selama 30 hari.

    “Jika Rusia sekarang tiba-tiba siap untuk benar-benar bergabung dengan format diam total dan tanpa syarat, Ukraina akan bertindak seperti cermin, seperti yang akan dilakukannya pihak Rusia. Diam sebagai respons terhadap diam, menyerang untuk membela serangan,” kata Zelensky, yang menyerukan agar gencatan senjata Paskah diperpanjang menjadi 30 hari.

    “Ini akan menunjukkan niat Rusia yang sebenarnya, karena 30 jam cukup untuk menjadi berita utama, tetapi tidak untuk langkah-langkah membangun kepercayaan yang nyata. Tiga puluh hari dapat memberi kesempatan bagi perdamaian,” katanya.

    Rusia Tuding Ukraina Langgar Gencatan Senjata Paskah

    Foto: Bendera Rusia (Haris Fadhil/detikcom)

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina melanggar gencatan senjata Paskah yang dideklarasikan Presiden Rusia Vladimir Putin. Imbas serangan itu, Rusia menyebut mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur dan menyebabkan kematian warga sipil.

    Dilansir Reuters, Minggu (20/4/2025), Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah menembaki posisi Rusia sebanyak 444 kali, sementara itu telah menghitung lebih dari 900 serangan pesawat tak berawak Ukraina.

    Berdasarkan pernyataan Kemhan Rusia, distrik perbatasan wilayah Bryansk, Kursk dan Belgorod telah diserang dan mengakibatkan sejumlah korban tewas dan bangunan rusak.

    “Akibatnya, ada kematian dan cedera di antara penduduk sipil, serta kerusakan pada objek sipil,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diunggah di aplikasi perpesanan Telegram.

    Namun tidak dapat diverifikasi laporan tersebut di medan perang. Selain itu Kementerian pertahanan juga mengatakan bahwa militer Rusia telah menguasai Novomikhailivka di Ukraina timur sebelum deklarasi gencatan senjata.

    Halaman 2 dari 3

    (yld/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gencatan Senjata Paskah Hanya Isapan Jempol, Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Melanggar Kesepakatan – Halaman all

    Gencatan Senjata Paskah Hanya Isapan Jempol, Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Melanggar Kesepakatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata sementara selama Paskah yang dimulai pada Sabtu (19/4/2025) hingga Senin (21/4/2025).

    Namun dalam gencatan senjata tersebut, baik Rusia maupun Ukraina, saling lempar tuduhan telah melanggar kesepakatan.

    Ukraina menuduh Rusia telah menyerang dengan pesawat tanpa awak FPV di Kherson.

    Dalam serangan tersebut, aku Ukraina, telah menyebabkan banyak korban sipil.

    Pada sore hari tanggal 20 April, Staf Umum Ukraina melaporkan 45 baku tembak di garis depan pada hari sebelumnya.

    “Tidak seorang pun pernah percaya bahwa Rusia akan menghormati apa yang disebut gencatan senjata mereka sendiri. Tidak seorang pun yang lengah — kami tetap waspada dan siap.”

    “Untuk saat ini, perintah kami adalah untuk mengamati dan mendokumentasikan,” kata salah seorang prajurit Ukraina, Bandera, dikutip dari Kyiv Independent.

    Unit infanteri dan artileri Ukraina juga mengaku telah menangkis serangkaian serangan Rusia di Oblast Donetsk timur Ukraina.

    “Apa yang saya lihat hari ini? Sekitar lima serangan Rusia, yang terus berlanjut hingga saat ini.”

    “Saat ini, infanteri kami sedang terlibat baku tembak dengan Rusia, yang datang untuk membunuh mereka.”

    “Jadi, saya tidak merasakan adanya gencatan senjata,” kata seorang komandan batalion Ukraina, Tekhnar.

    Babai, seorang perwira yang bertempur di dekat Chasiv Yar, mengatakan pasukan Rusia telah menggunakan amunisi tandan.

    “Mereka menyerang kita dengan segala cara,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina telah melanggar gencatan senjata lebih dari 1.000 kali.

    Serangan Ukraina, kata Rusia, telah menimbulkan kerusakan pada infrastruktur dan menyebabkan beberapa kematian warga sipil.

    Dikutip dari Reuters, kementerian tersebut mengatakan pasukan Ukraina telah menembaki posisi Rusia sebanyak 444 kali.

    Mereka telah menghitung lebih dari 900 serangan pesawat tak berawak Ukraina, termasuk serangan terhadap Krimea dan wilayah perbatasan Rusia di wilayah Bryansk, Kursk, dan Belgorod.

    “Akibatnya, terjadi kematian dan cedera di kalangan penduduk sipil, serta kerusakan pada fasilitas sipil,” kata kementerian itu.

    Pertukaran Tahanan Perang

    Menurut seorang diplomat Rusia yang berbicara kepada The Moscow Times dengan syarat anonim, keputusan Kremlin untuk mengumumkan gencatan senjata kemungkinan dimaksudkan untuk melayani berbagai tujuan di luar apa yang digambarkan Putin sebagai isyarat “kemanusiaan”.

    Tak lama setelah Kremlin mengumumkan gencatan senjata Paskah, Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi mereka telah menerima perintah Putin.

    Kementerian itu mencatat gencatan senjata akan “dipatuhi oleh Kelompok Pasukan Gabungan Rusia, dengan syarat rezim Kyiv juga menanggapinya”.

    Kementerian Pertahanan juga mengatakan, mereka menukar 246 tawanan perang Ukraina dengan jumlah yang sama dari tentara Rusia yang ditangkap.

    “Sebagai tanda niat baik, sebanyak 31 tawanan perang Ukraina yang terluka dipindahkan sebagai ganti 15 tentara Rusia yang terluka,” tambah kementerian tersebut.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky kemudian mengonfirmasi pertukaran tersebut, dengan mengatakan 277 prajurit Ukraina telah dibebaskan.

    Ia mengunggah foto dan video para prajurit setelah kembali ke rumah dari tahanan.

    Selama pertemuan yang disiarkan TV di Kremlin pada hari Sabtu, Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov mengatakan kepada Putin bahwa keenam kelompok militer Rusia saat ini sedang bergerak maju di sepanjang 11 front di Ukraina timur dan selatan.

    Ia juga mengklaim, 99,5 persen wilayah Kursk telah “dibebaskan”, dan menambahkan, pasukan Rusia terus melancarkan operasi serangan balik untuk membersihkan wilayah perbatasan dari pasukan Ukraina.

    “Bagian utama wilayah (Kursk), tempat invasi terjadi, kini telah dibebaskan. Luasnya 1.260 kilometer persegi,” kata Gerasimov.

    Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah merebut desa kedua terakhir di wilayah Kursk yang masih dikuasai pasukan Ukraina.

    Hal ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Moskow  melancarkan serangan mendadak di kota perbatasan utama Sudzha.

    Meskipun tidak menanggapi klaim militer Rusia secara langsung, Zelensky mengatakan komandan tertingginya memberitahunya, pasukan Ukraina tetap menguasai beberapa bagian wilayah perbatasan.

    “Hari ini, pasukan kami melanjutkan aktivitas mereka di wilayah wilayah Kursk dan mempertahankan posisi mereka. Di wilayah Belgorod, para prajurit kami telah maju dan memperluas zona kendali kami,” tulis Zelensky di X.

    (*)

  • Zelensky Tuding Rusia Langgar 2.000 Lebih Gencatan Senjata

    Zelensky Tuding Rusia Langgar 2.000 Lebih Gencatan Senjata

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyoroti pelanggaran gencatan senjata oleh Rusia. Zelensky menuding tentara Rusia melakukan lebih dari 2.000 pelanggaran ‘gencatan senjata Paskah’ yang diberlakukan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Tentara Rusia telah melanggar gencatan senjata Putin lebih dari 2.000 kali,” kata Zelensky di media sosial dilansir kantor berita AFP, Senin (21/4/2025),

    Zelensky menambahkan tidak ada peringatan serangan udara. Dia juga meminta Rusia menghentikan serangan apapun terhadap infrastruktur sipil selama 30 hari.

    ” Untuk menghentikan serangan apa pun menggunakan pesawat nirawak dan rudal jarak jauh terhadap infrastruktur sipil selama setidaknya 30 hari,” ujarnya.

    Seperti diketahui, Vladimir Putin beberapa lalu mengumumkan gencatan senjata Paskah dalam konflik di Ukraina. Gencatan senjata ini dimulai pada Sabtu malam dan berlangsung hingga tengah malam pada hari Minggu.

    Dilansir AFP, Sabtu (19/4), usulan gencatan senjata jangka pendek dari Rusia muncul saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Moskow dan Kyiv untuk menyetujui gencatan senjata, tetapi gagal mendapatkan konsesi besar dari Kremlin.

    “Hari ini mulai pukul 18.00 (15.00 GMT) hingga tengah malam hari Minggu (21.00 GMT hari Minggu), pihak Rusia mengumumkan gencatan senjata Paskah,” kata Putin dalam komentar yang disiarkan televisi, saat bertemu dengan kepala staf Rusia Valery Gerasimov.

    “Saya perintahkan untuk periode ini menghentikan semua aksi militer,” ucap Putin, yang menyebut gencatan senjata berdasarkan alasan kemanusiaan.

    “Kami akan bertindak atas dasar bahwa pihak Ukraina akan mengikuti contoh kami, sementara pasukan kami harus siap untuk melawan kemungkinan pelanggaran gencatan senjata dan provokasi oleh musuh, setiap tindakan agresif,” tambahnya.

    Putin mengklaim bahwa Gerasimov telah mengatakan kepadanya bahwa Ukraina lebih dari 100 kali melanggar perjanjian untuk tidak menyerang infrastruktur energi.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini