kab/kota: Moskow

  • Korut Bantu Rusia Lawan Ukraina, Putin Berterima Kasih ke Kim Jong Un

    Korut Bantu Rusia Lawan Ukraina, Putin Berterima Kasih ke Kim Jong Un

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan rasa terima kasih pribadinya kepada pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un atas peran tentara Pyongyang dalam melawan dan mengusir pasukan Ukraina dari wilayah Kursk.

    Ucapan terima kasih Putin ini, seperti dilansir Reuters, Senin (28/4/2025), dipublikasikan Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia pada Senin (28/4) waktu setempat, setelah Korut untuk pertama kalinya mengonfirmasi pengerahan pasukannya ke Rusia dalam membantu perang melawan Ukraina.

    “Teman-teman Korea kami bertindak berdasarkan rasa solidaritas, keadilan, dan persahabatan sejati. Kami sangat menghargai ini dan dengan tulus berterima kasih secara pribadi kepada Ketua Urusan Negara Kamerad Kim Jong Un, seluruh pimpinan dan rakyat DPRK,” demikian pernyataan Kremlin, menggunakan nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea.

    Otoritas Korut, untuk pertama kalinya, mengonfirmasi pada Senin (28/4) bahwa mereka telah mengirimkan pasukan untuk bertempur bagi Rusia dalam perang di Ukraina atas perintah Kim Jong Un. Pyongyang juga mengklaim pasukannya telah membantu Moskow merebut kembali kendali atas Kursk yang diduduki Kyiv.

    “Sub-unit angkatan bersenjata kami telah berpartisipasi dalam operasi untuk membebaskan wilayah Kursk sesuai dengan perintah kepala negara Republik Rakyat Demokratik Korea,” demikian pernyataan Komisi Militer Pusat Korut seperti dikutip kantor berita resmi Korean Central News Agency (KCNA) dan dilansir AFP.

    Pernyataan resmi Korut ini membenarkan laporan intelijen Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) sejak lama yang menyebut Korut mengirimkan lebih dari 10.000 tentaranya ke Rusia untuk membantu pertempuran di Kursk tahun lalu.

    Menurut Komisi Militer Pusat Korut, “operasi pembebasan wilayah Kursk untuk mengusir invasi sangat berani Federasi Rusia oleh otoritas Ukraina telah berakhir dengan kemenangan”.

    ‘Lihat juga Video: Kim Jong Un Siapkan 1.500 Pasukan Korut Bantu Rusia Perang di Ukraina’

    Beberapa hari sebelum Korut memberikan konfirmasi, Rusia terlebih dahulu mengonfirmasi partisipasi pasukan Pyongyang dalam pertempuran melawan Ukraina. Kepala Staf Rusia, Valery Gerasimov, pada Sabtu (26/4) memuji “kepahlawanan” tentara-tentara Korut, yang disebutnya “memberikan bantuan signifikan dalam mengalahkan kelompok angkatan bersenjata Ukraina”.

    Pasukan militer Ukraina melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Kursk, Rusia, pada Agustus 2024 lalu. Kyiv kemudian mengklaim pasukannya berhasil menguasai beberapa area di Kursk.

    Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan pada Minggu (27/4) bahwa pasukan Ukraina masih terlibat pertempuran di Kursk, meskipun Rusia mengklaim telah melakukan “pembebasan” terhadap wilayah baratnya tersebut.

    ‘Lihat juga Video: Kim Jong Un Siapkan 1.500 Pasukan Korut Bantu Rusia Perang di Ukraina’

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korut Akui Kirim Pasukan untuk Bantu Rusia Melawan Ukraina

    Korut Akui Kirim Pasukan untuk Bantu Rusia Melawan Ukraina

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) untuk pertama kalinya mengakui bahwa pihaknya telah mengirim pasukan untuk mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina.

    Kantor berita KCNA pada hari Senin (28/04) melaporkan, pasukan tentaranya akan membantu Moskow merebut kembali wilayah di perbatasan Kursk yang sebelumnya berada di bawah kendali Kyiv.

    KCNA menyatakan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang memerintahkan pengiriman pasukan tersebut sebagai bagian dari perjanjian pertahanan bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tahun lalu.

    “Atas perintah kepala negara, sub-unit angkatan bersenjata Republik Korut menganggap wilayah Rusia sebagai wilayah mereka sendiri dan membuktikan aliansi kokoh antara kedua negara,” demikian pernyataan Komisi Militer Korut yang dikutip oleh KCNA.

    KCNA juga melaporkan, kemenangan dalam pertempuran di Kursk ini akan menunjukkan “tingkat strategis tertinggi dari persahabatan militan yang kuat” antara Korea Utara dan Rusia.

    Aliansi kokoh Korut dan Rusia

    Kim Jong Un memuji pasukan tentaranya sebagai “pahlawan dan perwakilan kehormatan tanah air” yang bertempur demi keadilan.

    Korea Utara juga menyatakan bahwa memiliki aliansi dengan negara kuat seperti Federasi Rusia adalah suatu kehormatan.

    Pada hari Sabtu (26/04), Rusia mengonfirmasi bahwa tentara Korea Utara akan bertempur bersama pasukan Rusia di Kursk. Sebelum pengakuan ini, baik Rusia maupun Korea Utara belum pernah secara terbuka mengonfirmasi atau membantah keberadaan pasukan Korea Utara di medan perang.

    Zelenskyy tegaskan Ukraina belum terusir dari Kursk

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan, pasukan Ukraina masih bertempur di wilayah Kursk dan Belgorod.

    “Militer kami masih menjalankan tugas di wilayah Kursk dan Belgorod. Kita mempertahankan posisi kita di wilayah Rusia itu,” katanya dalam pidato, Minggu (27/04) malam waktu setempat.

    Dalam pernyataan sebelumnya di hari yang sama, Zelenskyy juga mengakui bahwa situasi di banyak wilayah, termasuk Kursk, masih sangat sulit.

    Sementara pada hari Sabtu (26/04), Moskow menyatakan bahwa pasukan Kyiv telah berhasil diusir dari Desa Gornal, wilayah terakhir di perbatasan Kursk yang sebelumnya di bawah kendali Ukraina.

    Namun, beberapa jam kemudian, militer Ukraina menolak klaim Rusia tersebut sebagai “trik propaganda.”

    Trump sebut Zelenskyy siap serahkan Krimea

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, ia yakin Zelenskyy siap menyerahkan Krimea dalam perundingan damai dengan Rusia.

    “Oh, saya pikir begitu,” kata Trump saat menjawab pertanyaan apakah ia yakin Zelenskyy siap “menyerahkan” wilayah yang diduduki Rusia sejak tahun 2014 itu.

    Pernyataan ini bertentangan dengan sikap resmi Zelenskyy mengenai status Krimea.

    Trump juga menyatakan, ia ingin Presiden Putin “berhenti menembak” dan menandatangani kesepakatan damai dengan Ukraina.

    “Saya ingin dia berhenti menembak, duduk, dan menandatangani kesepakatan,” kata Trump. “Kita sudah berada dalam batasan sebuah kesepakatan, saya yakin, dan saya ingin dia menandatanganinya,” tambahnya.

    Krimea merupakan wilayah semenanjung strategis di sepanjang Laut Hitam di bagian selatan Ukraina. Wilayah ini direbut oleh Rusia bertahun-tahun sebelum invasi skala penuh yang dimulai pada 2022 lalu.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Khoirul Pertiwi

    Editor: Hani Anggraini

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bom Mobil Tewaskan Jenderal Rusia, Tersangka Didakwa Terorisme

    Bom Mobil Tewaskan Jenderal Rusia, Tersangka Didakwa Terorisme

    Moskow

    Seorang pria Rusia, yang pernah tinggal di Ukraina, menjadi tersangka dalam ledakan bom mobil di pinggiran Moskow yang menewaskan seorang jenderal senior Rusia pekan lalu. Komite Investigasi Rusia mengumumkan tersangka telah didakwa atas terorisme terkait ledakan bom mobil tersebut.

    Komite Investigasi Rusia dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Senin (28/4/2025), menyebut tersangka diidentifikasi bernama Ignat Kuzin, yang berusia 42 tahun dan pernah tinggal di wilayah Ukraina.

    “Ignat Kuzin telah didakwa melakukan tindakan teroris,” kata para penyidik pada Komite Investigasi Rusia dalam pernyataannya.

    Ditambahkan bahwa permintaan untuk penangkapan secara resmi terhadap Kuzin telah diajukan ke pengadilan.

    Kuzin disebut dapat menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah atas dakwaan yang dijeratkan.

    Komite Investigasi Rusia dalam pernyataannya juga menyebut Kuzin diduga menerima bayaran US$ 18.000 dari dinas rahasia Ukraina untuk serangan bom itu.

    Moskow telah menuduh Kyiv ada di balik ledakan bom mematikan di pinggiran Moskow pada Jumat (25/4) pekan lalu, yang menewaskan seorang jenderal senior Rusia bernama Yaroslav Moskalik, yang menjabat Wakil Kepala Direktorat Operasional Utama Staf Umum Militer Rusia.

    Dinas rahasia Rusia, FSB, mengatakan pada Sabtu (26/4) bahwa Kuzin telah ditahan otoritas berwenang. FSB merilis sebuah video interogasi yang menunjukkan Kuzin mengakui tindak kejahatannya, namun tidak diketahui secara jelas apakah dia berbicara di bawah tekanan.

    Ukraina sejauh ini belum memberikan komentar apa pun terkait ledakan bom mobil di pinggiran Moskow dan kematian jenderal senior Rusia itu.

    Namun dinilai bahwa ledakan bom mobil itu memiliki ciri-ciri serangan sebelumnya, selama tiga tahun terakhir, yang dilancarkan oleh Kyiv terhadap para tokoh militer dan pendukung penting invasi Rusia terhadap Ukraina.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • FSB Rusia Tahan Tersangka Pengebom Jenderal Moskow: Agen Khusus Ukraina Pakai Bom Rakitan Jarak Jauh – Halaman all

    FSB Rusia Tahan Tersangka Pengebom Jenderal Moskow: Agen Khusus Ukraina Pakai Bom Rakitan Jarak Jauh – Halaman all

    FSB Rusia Tahan Tersangka Pembunuh Jenderal Moskow: Agen Khusus Ukraina Pakai Bom Jarak Jauh

    TRIBUNNEWS.COM – Pihak berwenang Rusia dilaporkan menahan seorang pria yang diduga membunuh seorang jenderal Rusia dalam ledakan mobil di luar Moskow atas perintah Ukraina, kata dinas rahasia keamanan federal Rusia (FSB) pada Sabtu (26/4/2025).

    Moskow sebelumnya menuduh Kiev berada di balik ledakan pada Jumat (25/4) yang menewaskan jenderal senior Rusia Yaroslav Moskalik, wakil kepala Direktorat Operasional Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia.

    Pihak FSB mengatakan, terduga pelaku merupakan seorang agen khusus Ukraina yang beroperasi di wilayah Moskow.

    “Agen layanan khusus Ukraina Ignat Kuzin, lahir tahun 1983, warga Ukraina, yang menanam bahan peledak di sebuah Volkswagen Golf di kota Balashikha di wilayah Moskow, menewaskan Letnan Jenderal Yaroslav Moskalik, telah ditahan,” kata FSB dalam sebuah pernyataan.

    Menurut FSB, Kuzin telah memasang alat peledak rakitan pada mobil tersebut, yang diambilnya dari tempat penyimpanan rahasia Ukraina di wilayah Moskow, dan bom tersebut kemudian diledakkan dari jarak jauh dari Ukraina.

    Sebuah video yang dirilis oleh FSB menunjukkan Kuzin tampaknya mengaku, begitu pula penangkapannya di jalan hutan dan komponen bom.

    Tersangka, yang dapat menghadapi hukuman seumur hidup atas tuduhan terorisme, muncul sendirian dalam video tersebut tetapi tidak jelas apakah ia berbicara di bawah tekanan.

    Keiv belum mengomentari ledakan itu, yang memiliki ciri-ciri serangan sebelumnya terhadap tokoh militer dan pendukung penting ofensif Kremlin selama 3 tahun terakhir.

    JENDERAL RUSIA DIBOM – Kolase foto lokasi pengeboman mobil Letnan Jenderal Yaroslav Moskalik, wakil kepala Direktorat Operasional Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia. Dinas keamanan federal Rusia (FSB) menyatakan sudah menangkap pelaku yang diidentifikasi sebagai agen khusus Ukraina.

    Bom Rakitan Berisi Pecahan Peluru

    Seperti diberitakan, sorang jenderal senior di Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia tewas dalam ledakan mobil di timur Moskow pada Jumat, penyelidik polisi mengonfirmasi.

    “Menurut informasi awal, ledakan itu menewaskan Letnan Jenderal Yaroslav Moskalik,” kata juru bicara Komite Investigasi Rusia, yang menyelidiki kejahatan besar, dalam sebuah pernyataan.

    “Laporan awal menunjukkan ledakan itu disebabkan oleh alat peledak rakitan yang berisi pecahan peluru,” kata badan penegak hukum tersebut, seraya menambahkan bahwa detektif dan ahli forensik sedang memeriksa lokasi ledakan di pinggiran kota Moskow, Balashikha.

    Polisi meluncurkan penyelidikan pembunuhan, serta penyelidikan terhadap  perdagangan ilegal bahan peledak. Pihak berwenang tidak mengatakan apakah mereka telah mengidentifikasi tersangka.

    Media pemerintah awalnya melaporkan kalau sebuah mobil yang diparkir meledak karena kebocoran gas.

    Rekaman kamera keamanan yang dibagikan oleh media pro-Kremlin menunjukkan ledakan dahsyat di dekat blok apartemen saat seorang pejalan kaki berjalan melewati kendaraan tersebut.
     
    Moskalik, 59 tahun, menjabat sebagai wakil kepala Direktorat Operasional Utama Staf Umum Rusia.

    Direktorat ini bertanggung jawab untuk merencanakan operasi militer dan mengawasi kesiapan tempur.

    Saluran berita Telegram pro-Kremlin, Mash, melaporkan kalau mobilnya telah dijual kembali sedikitnya tiga kali sejak akhir Januari, dengan pembeli terakhir diidentifikasi sebagai penduduk asli kota Sumy di timur laut Ukraina berusia 40 tahun.

    Sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022, banyak pejabat militer Rusia, tokoh pro-perang, pembelot Ukraina, dan pemimpin yang diangkat Kremlin di Ukraina yang diduduki telah menjadi sasaran rencana pembunuhan.

    Pada bulan Desember, Letnan Jenderal Igor Kirillov dan asistennya  tewas saat berjalan keluar dari gedung apartemen Moskow pada pagi hari setelah alat peledak yang dipasang pada skuter di dekatnya meledak. 

    Saat itu, Kirillov adalah pejabat militer Rusia berpangkat tertinggi yang dibunuh sejak invasi besar-besaran.

     

     

    (oln/tmt/*)

  • Sama-sama Kena Sanksi Barat, Rusia Setuju Mulai Kirim Gas ke Iran Tahun Ini – Halaman all

    Sama-sama Kena Sanksi Barat, Rusia Setuju Mulai Kirim Gas ke Iran Tahun Ini – Halaman all

    Sama-sama Kena Sanksi Barat, Rusia Setuju Mulai Kirim Gas ke Iran Tahun Ini

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia akan mulai mengirimkan gas alam ke Iran tahun ini, Menteri Energi Rusia Sergei Tsivilev mengatakan hal tersebut pada Jumat (25/4/2025) setelah pembicaraan bilateral dengan pejabat Iran.

    Tsivilev menambahkan kalau perusahaan energi Rusia saat ini sedang merundingkan harga ke Iran.

    Moskow  setuju untuk memasok Teheran hingga 55 miliar meter kubik gas per tahun, dan Presiden Vladimir Putin sebelumnya  mengatakan kepada mitranya dari Iran pada bulan Januari kalau, “Kita harus memulai dari yang kecil. ”

    Tsivilev mengatakan volume awal akan mencapai 1,8 bcm dan menggunakan infrastruktur yang ada, menurut kantor berita Interfax.

    Surat kabar bisnis Kommersant melaporkan bahwa jaringan pipa tersebut akan melewati Azerbaijan.

    “Pengiriman diharapkan akan dimulai tahun ini, segera setelah harga disepakati. Perusahaan saat ini sedang menegosiasikan harga. Kami tidak terlibat dalam hubungan komersial, ” kata Tsivilev.

    Setelah bertemu dengan Tsivilev, Menteri Perminyakan Iran Mohsen Paknejad mengatakan pihak berwenang di negaranya  “ berharap dan memperkirakan bahwa beberapa poin akan diselesaikan sesegera mungkin. ”

    Rusia dan Iran, yang keduanya dikenai sanksi berat dari Barat, telah mempererat hubungan dalam beberapa tahun terakhir.

    Bulan ini, kedua negara meratifikasi kemitraan strategis selama 20 tahun untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, pembagian informasi intelijen, dan energi nuklir, serta untuk mendorong investasi dalam pengembangan minyak dan gas.

    “Meskipun memiliki cadangan gas terbesar kedua di dunia, Iran terpaksa semakin dekat untuk menjadi negara importir energi bersih karena sanksi, kurangnya investasi internasional, dan salah urus,” tulis ulasan TMT.

    PIPA GAS RUSIA – Pipa-pipa gas alam perusahaan negara Rusia. Moskow menyetujui untuk mulai memasok energi ini ke Iran di tengah himpitan sanksi negara-negara Barat.

    AS Keluarkan Sanksi Baru

    Departemen Keuangan AS mengeluarkan sanksi baru pada tanggal 22 April yang menargetkan raja gas minyak cair (LPG) Iran Asadoollah Emamjomeh dan jaringan perusahaannya di tengah pembicaraan yang sedang berlangsung dengan Teheran mengenai program nuklirnya. 

    Jaringan Emamjomeh bertanggung jawab atas pengiriman LPG dan minyak mentah Iran senilai ratusan juta dolar ke pasar luar negeri, kata Departemen Keuangan dalam sebuah pernyataan. 

    Dikenal juga sebagai “gas untuk memasak” atau “gas tabung,” LPG digunakan untuk memasak, memanaskan, dan memberi tenaga pada kendaraan. 

    Menurut Departemen Keuangan AS, “Tindakan hari ini diambil sesuai dengan kampanye tekanan maksimum pemerintah.” 

    Sanksi baru tersebut diberlakukan setelah munculnya laporan pada hari Selasa bahwa negosiasi nuklir antara Teheran dan Washington telah berjalan “lebih baik dari yang diharapkan,” menurut sumber yang dikutip oleh Al-Araby al-Jadeed.  

    “Kami mengharapkan kesepakatan antara Teheran dan Washington dalam dua bulan ke depan, mungkin lebih cepat. Negosiasi Iran-Amerika berjalan lebih baik dari yang diharapkan,” kata sumber tersebut.  

    “Pihak Iran terkejut dengan perilaku negosiator Amerika, yang menunjukkan keseriusan, urgensi, dan kurangnya tuntutan yang tidak realistis dan tidak terkait dengan nuklir sejauh ini. Ada persetujuan AS terhadap prinsip hak Iran untuk memperkaya uranium,” imbuh mereka.  

    Sumber tersebut melanjutkan dengan mengatakan bahwa Iran “telah menyampaikan saran untuk meyakinkan pihak lain mengenai sifat damai program nuklirnya. 

    Putaran kedua perundingan nuklir yang dimediasi Oman antara Teheran dan Washington berlangsung di Roma pada 19 April, seminggu setelah putaran pertama di Muscat. 

    AS dan Israel mengklaim Iran tengah berupaya mengembangkan senjata nuklir. Teheran mengatakan program nuklirnya ditujukan untuk tujuan sipil dan pengembangan senjata nuklir tidak Islami. 

    Iran dan AS menandatangani perjanjian pada tahun 2015, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang membatasi program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.  

    Selama masa jabatan pertamanya, Presiden AS Donald Trump secara sepihak meninggalkan JCPOA dan meluncurkan kampanye sanksi “tekanan maksimum” terhadap Iran. 

    Trump memberlakukan kembali kebijakan tekanan maksimum setelah kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari. Namun, sejak saat itu ia telah menunjukkan kesediaannya untuk menegosiasikan kesepakatan baru untuk menggantikan JCPOA 2015. 

    Pada tanggal 12 Maret, Trump mengirim surat kepada pimpinan Iran, meminta negosiasi untuk mencapai kesepakatan baru dan mengancam tindakan militer jika Teheran menolak. 

     

     

  • Zelensky Tepis Klaim Rusia: Moskow Jago Propaganda, Pasukan Ukraina Masih Bertempur di Kursk  – Halaman all

    Zelensky Tepis Klaim Rusia: Moskow Jago Propaganda, Pasukan Ukraina Masih Bertempur di Kursk  – Halaman all

    Zelensky Tepis Klaim Rusia, Pasukan Ukraina Masih Ada dan Bertempur di Kursk 

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Minggu (27/4/2025) mengatakan tentara Ukraina masih bertempur di Kursk Rusia.

    Pernyataan Zelensky ini menepis klaim Rusia yang sehari sebelumnya mengklaim kalau Moskow sudah melakukan “pembebasan penuh” wilayah barat wilayah tersebut.

    “Militer kami terus secara aktif mempertahankan wilayah yang ditentukan di wilayah Kursk dan Belgorod,” kata Zelensky di Telegram, Minggu.

    Pun begitu, Zelensky mengakui kalau situasi sulit memang dihadapi Pasukan Ukraina di banyak wilayah, termasuk Kursk.

    Rusia mengatakan pada Sabtu bahwa mereka telah merebut Gornal, pemukiman terakhir yang berada di bawah kendali Ukraina di wilayah perbatasan Kursk, tempat Kiev melancarkan serangan mendadak pada bulan Agustus 2024.

    Namun beberapa jam kemudian, militer Ukraina membantah kalau pasukannya telah dipaksa keluar, dan menyebut klaim Rusia sebagai “trik propaganda.”

    “Situasi di garis depan dan aktivitas nyata tentara Rusia membuktikan bahwa tekanan saat ini terhadap Rusia untuk mengakhiri perang ini tidak cukup,” kata Zelensky.

    Dia juga menyerukan peningkatan tekanan terhadap Rusia untuk menciptakan lebih banyak peluang bagi “diplomasi nyata.”

    KURSK DIREBUT – Tangkapan layar dari video akun YouTube Shanghai Eye memperlihatkan situasi di Kota Sudzha, Kursk, Rusia. Pasukan Ukraina di sana dikabarkan terkepung. (Tangkapan layar YouTube Shanghai Eye)

    Pertemuan Trump dan Zelensky di Pemakaman Paus

    Komentarnya muncul sehari setelah Zelensky bertemu Presiden AS Donald Trump di sela-sela pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan untuk membahas kemungkinan gencatan senjata.

    Setelah pembicaraan singkat mereka di Basilika Santo Petrus, Trump meragukan apakah Presiden Rusia Vladimir Putin ingin perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun ini berakhir.

    Zelensky kemudian menggambarkan pertukaran tersebut sebagai “pertemuan yang sangat simbolis yang berpotensi menjadi bersejarah.”

    Kiev berharap dapat menggunakan tanah di wilayah Kursk sebagai alat tawar-menawar dalam perundingan perdamaian di masa mendatang dengan Rusia, yang telah merebut wilayah Ukraina timur dan selatan sejak melancarkan serangannya pada Februari 2022.

    Kepala Staf Rusia Valery Gerasimov secara khusus memuji “kepahlawanan” tentara Korea Utara yang bertempur dalam kampanye Kursk, mengakui partisipasi mereka dalam konflik tersebut untuk pertama kalinya.

    Beberapa blogger militer Rusia yang memantau konflik tersebut dengan cermat mengatakan pertempuran masih berlangsung di sekitar hutan di perbatasan antara Rusia dan Ukraina.

    Seorang komandan tentara Rusia setempat di Kursk juga mengatakan tentara masih melakukan operasi di wilayah tersebut, menurut siaran TV pemerintah yang ditayangkan pada hari Minggu.

  • Trump-Zelensky Mojok Berdua Bahas Strategi Perdamaian Ukraina di Sela Pemakaman Paus – Halaman all

    Trump-Zelensky Mojok Berdua Bahas Strategi Perdamaian Ukraina di Sela Pemakaman Paus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kepergok mojok berduaan di sela prosesi pemakaman Paus Fransiskus, Sabtu (26/4/2025).

    Hal ini terungkap setelah kepresidenan Ukraina merilis foto-foto pertemuan antara Trump dan Zelensky tanpa didampingi ajudan di kawasan Basilika Santo Petrus.

    Dalam cuplikan foto tersebut, keduanya terlihat berdiskusi serius sembari duduk di bangku merah.

    Adapun pembicaraan tersebut digelar keduanya selama sekitar 15 menit sebelum misa pemakaman Paus Fransiskus dimulai.

    Pertemuan di Vatikan ini, menjadi yang pertama bagi Trump dan Zelensky sejak pertemuan penuh ketegangan di Kantor Oval, Washington, pada Februari lalu.

    Direktur Komunikasi Gedung Putih Steven Cheung menyatakan bahwa diskusi tersebut berlangsung “sangat produktif”, tanpa merinci lebih lanjut hasil konkret dari pertemuan itu.

    Sementara itu, Presiden Zelensky mengatakan bahwa itu adalah “pertemuan yang baik,” seraya menambahkan bahwa keduanya telah “membahas banyak hal secara pribadi.”

    Diantaranya mencakup perlindungan rakyat Ukraina, gencatan senjata tanpa syarat, hingga upaya menciptakan perdamaian yang langgeng.

    “Kami mendiskusikan banyak hal, berdua. Saya berharap ada hasil dari semua yang kami bahas bersama,” tulis Zelensky, seperti dikutip CNN International.

    “Berharap ada hasil dari semua yang telah kami bahas,” tambahnya.

    Pasca pembicaraan singkat itu rampung digelar, mereka terlihat bergabung dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di luar Basilika Santo Petrus.

    Sebelum akhirnya, Trump dan istrinya, Melania, terbang meninggalkan Roma dengan pesawat kepresidenan AS, Air Force One, pada Sabtu (26/4/2025) siang waktu setempat.

    Trump Siapkan Sanksi Baru Untuk Rusia

    Setelah menggelar pertemuan yang berlangsung sekitar 15 menit dengan Zelensky disela prosesi pemakaman Paus Fransiskus, mengatakan bahwa dirinya merasa Presiden Rusia Vladimir Putin tak serius untuk berdamai dengan Ukraina.

    Lantaran selama beberapa hari terakhir Rusia terus melakukan serangan-serangan ke wilayah Kiev.

    Menurut Trump, tindakan agresif semacam itu memperlihatkan bahwa Putin lebih fokus pada melanjutkan agresi ketimbang melakukan negosiasi yang dapat mengarah pada perdamaian.

    Dia juga menyinggung soal kemungkinan akan memberikan sanksi baru terhadap Rusia.

    Sanksi-sanksi tersebut, meskipun berat, tampaknya tidak mempengaruhi Putin secara signifikan, yang membuat Trump merasa bahwa langkah lebih lanjut mungkin diperlukan.

    Ini adalah pandangan yang mencerminkan keyakinan bahwa tekanan ekonomi dan diplomatik melalui sanksi tambahan bisa menjadi cara untuk memaksa Rusia menghentikan serangannya.

    “Tidak ada alasan bagi Putin untuk menembakkan rudal ke wilayah sipil, kota-kota, dan desa-desa selama beberapa hari terakhir,” tulis Trump di Truth Social, dilansir dari The Guardian,

    “Itu membuat saya berpikir bahwa mungkin dia tidak ingin menghentikan perang, dia hanya memanfaatkan saya, dan harus ditangani dengan cara yang berbeda, melalui Perbankan atau Sanksi Sekunder? Sudah terlalu banyak orang yang meninggal” lanjutnya.

    Kesepakatan Ukraina Hadapi Rintangan

    Terpisah, sebelum meninggalkan Kyiv menuju Roma pada hari Jumat, Zelensky menyarankan sejumlah kompromi kepada Trump dengan tujuan memajukan perundingan damai.

    “Dalam beberapa hari ke depan, pertemuan-pertemuan yang sangat penting mungkin akan terjadi — pertemuan-pertemuan yang seharusnya membawa kita lebih dekat ke arah keheningan bagi Ukraina,” katanya.

    “Kami siap berdialog, saya tegaskan lagi, dalam format apa pun dengan siapa pun,” tegas Zelensky.

    Pernyataan itu disampaikan Zelensky lantaran kerangka Kerja Kesepakatan Ukraina masih hadapi rintangan.

    Rusia diketahui telah mengajukan empat tuntutan utama sebagai prasyarat perdamaian, diantaranya meminta AS menangguhkan rencana Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

    Presiden Putin juga mendesak agar publik mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia, mengingat wilayah itu sempat dianeksasi secara ilegal oleh Moskow pada tahun 2014.

    Namun permintaan tersebut ditolak keras oleh Ukraina, Zelensky mengatakan tidak ada yang perlu dibicarakan karena pengakuan tersebut akan melanggar konstitusi Ukraina.

    Menurutnya menyetujuinya Krimea sebagai bagian dari Rusia sama dengan menyerah dan mengkhianati kedaulatan negara.

    (Tribunnews.com/Namira)

  • Trump-Zelensky Mojok Berdua Bahas Strategi Perdamaian Ukraina di Sela Pemakaman Paus – Halaman all

    Di Tengah Melayat Paus Fransiskus, Trump dan Zelensky Bertemu Bahas Perang Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Di tengah-tengah acara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan pertemuan, Sabtu (26/4/2025).

    Pertemuan itu terjadi di Basilika Santo Petrus, tempat kedua pemimpin tiba untuk berpartisipasi dalam Misa untuk menghormati kenangan akan Paus Fransiskus.

    Mengutip laman Kantor Kepresidenan Ukraina, Donald Trump dan Volodymyr Zelensky bertemu untuk membahas isu penting dan mendesak.

    Zelensky mencatat bahwa ini adalah pertemuan simbolis dengan potensi menjadi bersejarah jika hasil bersama tercapai, dan menyampaikan rasa terima kasih kepada Donald Trump.

    Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Kepresidenan Ukraina, tampak Trump dan Zelensky duduk berhadapan di aula basilika, berjarak sekitar dua kaki, dan saling mencondongkan tubuh untuk berbincang.

    Dalam foto kedua, dari lokasi yang sama, Zelensky, Trump, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron terlihat berdiri dalam kelompok yang rapat.

    Setelah Trump dan Zelensky bertemu di basilika, keduanya bergabung dengan para pemimpin dunia lainnya di luar di Lapangan Santo Petrus pada upacara pemakaman Paus Fransiskus.

    Kardinal Italia, Giovanni Battista Re, yang menyampaikan khotbah pada upacara pemakaman, mengenang bagaimana Paus Fransiskus tidak berhenti meninggikan suaranya untuk menyerukan negosiasi guna mengakhiri konflik.

    “Perang selalu membuat dunia menjadi lebih buruk daripada sebelumnya: perang selalu menjadi kekalahan yang menyakitkan dan tragis bagi semua orang,” kata kardinal, dikutip dari Reuters.

    Sanksi Baru Rusia

    Setelah melakukan pertemuan dengan Zelensky, Trump mengunggah postingan di Truth Social yang mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin atas serangan rudal baru-baru ini terhadap Ukraina.

    “Tidak ada alasan bagi Putin untuk menembakkan rudal ke wilayah sipil, kota-kota, dan desa-desa selama beberapa hari terakhir,” tulis Trump, dikutip dari Axios.

    “Hal itu membuat saya berpikir bahwa mungkin dia tidak ingin menghentikan perang, dia hanya memanfaatkan saya, dan harus ditangani dengan cara yang berbeda, melalui ‘Perbankan’ atau ‘Sanksi Sekunder?’ Terlalu banyak orang yang sekarat!!!” lanjut Trump.

    Sementara itu, Zelensky melalui akun X mengatakan, pertemuannya dengan Trump berjalan dengan sangat baik.

    Ia menekankan perlunya gencatan senjata penuh dan tanpa syarat serta perdamaian yang dapat diandalkan dan abadi yang akan mencegah pecahnya perang lain.

    “Pertemuan yang sangat simbolis yang berpotensi menjadi bersejarah, jika kita mencapai hasil bersama,” ungkap Zelensky.

    Trump telah mendesak Moskow dan Kyiv untuk menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan damai.

    Sebelumnya, ia telah memperingatkan bahwa pemerintahannya akan menghentikan upayanya untuk mencapai perdamaian jika kedua pihak tidak segera menyetujui kesepakatan.

    Setelah putaran diplomasi bolak-balik minggu ini, perbedaan telah muncul antara posisi Gedung Putih Trump mengenai pembicaraan damai dan sikap Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa, menurut dokumen dari pembicaraan yang diperoleh Reuters.

    Washington mengusulkan pengakuan hukum bahwa Krimea, semenanjung Ukraina yang dianeksasi oleh Moskow pada tahun 2014, adalah wilayah Rusia.

    Usulan itu yang menurut Kyiv dan sekutunya di Eropa sebagai garis merah yang tidak akan mereka lewati.

    Ada pula perbedaan mengenai seberapa cepat sanksi terhadap Rusia akan dicabut jika kesepakatan damai ditandatangani, jaminan keamanan seperti apa yang akan diperoleh Ukraina, dan bagaimana Ukraina akan diberi kompensasi finansial.

    Trump dan Zelensky memiliki hubungan pribadi yang tidak harmonis.

    Dalam pertemuan mereka di Ruang Oval, Trump menuduh pemimpin Ukraina itu “berjudi dengan Perang Dunia Ketiga”.

    Sejak saat itu, Kyiv telah mencoba memperbaiki hubungan, tetapi sindiran terus berlanjut.

    Zelensky mengatakan Trump terjebak dalam “gelembung disinformasi” yang menguntungkan Moskow, sementara pemimpin AS menuduh Zelensky menunda-nunda kesepakatan damai dan membuat pernyataan yang “menghasut”.

    Namun, kedua pemimpin negara tersebut saling membutuhkan.

    Trump membutuhkan dukungan Zelensky untuk mencapai ambisinya untuk membawa perdamaian cepat antara Rusia dan Ukraina.

    Sementara Kyiv membutuhkan Trump untuk menekan Moskow agar melonggarkan beberapa persyaratan yang lebih berat yang telah ditetapkannya untuk gencatan senjata.

    Pada pertemuan di Ruang Oval pada bulan Februari, seorang reporter yang hadir dari jaringan berita konservatif AS menuduh Zelensky tidak menghormati acara tersebut dengan tidak mengenakan jas.

    Zelensky, sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia pada tahun 2022, telah menghindari jas dan lebih memilih pakaian bergaya militer.

    Ia mengatakan itu adalah caranya menunjukkan solidaritas dengan rekan senegaranya yang berjuang untuk membela Ukraina.

    Di Roma pada hari Sabtu, Zelensky kembali memutuskan untuk tidak mengenakan jas, dan malah mengenakan kemeja gelap, dikancingkan sampai ke leher tanpa dasi, dan mengenakan jaket bergaya militer gelap di atasnya.

    (*)

  • Hari ke-1.158 Perang Rusia-Ukraina: Rusia Tangkap Warga Rumania, Diduga Mata-mata Ukraina – Halaman all

    Hari ke-1.158 Perang Rusia-Ukraina: Rusia Tangkap Warga Rumania, Diduga Mata-mata Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-1158 dengan sejumlah peristiwa penting yang terjadi pada hari ini.

    Berikut adalah rincian terbaru dari situasi yang berkembang.

    Ledakan di Dnipro dan Kharkiv

    Pada pukul 02:45 waktu setempat, serangkaian ledakan terdengar di Dnipro.

    Selanjutnya, pada pukul 06:10, koresponden dari Suspilne melaporkan adanya ledakan di Kharkiv.

    Kejadian ini menunjukkan meningkatnya ketegangan dan serangan di wilayah Ukraina.

    Serangan di Belgorod

    Dua warga sipil tewas dan satu orang mengalami luka kritis akibat serangan pesawat tak berawak Ukraina yang menargetkan sebuah mobil di wilayah Belgorod, Rusia, pada hari Jumat.

    Gubernur setempat, Vyacheslav Gladkov, melaporkan insiden ini, yang menambah daftar korban akibat konflik yang berkepanjangan.

    Kremlin menyalahkan Ukraina atas serangan bom mobil yang menewaskan Jenderal Yaroslav Moskalik, seorang perwira militer Rusia, di dekat Moskow.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyatakan, “Ada alasan untuk percaya bahwa dinas khusus Ukraina terlibat dalam pembunuhan itu.”

    Ukraina belum memberikan komentar resmi terkait insiden ini.

    Zelensky Mungkin Batal Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan kemungkinan untuk tidak menghadiri pemakaman Paus Fransiskus yang dijadwalkan hari ini.

    Ia menegaskan akan memprioritaskan pertemuan militer yang penting di Ukraina.

    “Jika saya tidak ada di sana tepat waktu, Ukraina akan diwakili pada tingkat yang tepat,” kata Zelensky saat mengunjungi lokasi serangan Rusia di Kyiv yang menewaskan 12 orang dan melukai sedikitnya 90 orang.

    Tuduhan Terhadap Rusia Terkait Perdagangan Gandum

    Dinas Keamanan Ukraina (SBU) melaporkan penahanan sebuah kapal asing yang diduga terlibat dalam perdagangan ilegal gandum curian dari Ukraina.

    Penyelidikan menunjukkan bahwa kapal tersebut merupakan bagian dari armada bayangan Rusia yang digunakan untuk menjual gandum yang dijarah ke negara ketiga.

    Ukraina telah lama menuduh Rusia mencuri dan memperdagangkan gandum sejak perang dimulai, meskipun Rusia membantah tuduhan ini.

    Penangkapan Warga Rumania oleh FSB

    Badan keamanan Rusia, FSB, mengumumkan penangkapan seorang warga negara Rumania yang diduga melakukan spionase untuk Ukraina.

    Tersangka diduga telah mengumpulkan informasi mengenai lokasi sistem pertahanan udara di kota Sochi.

    Kementerian Luar Negeri Rumania menyatakan bahwa warga negara tersebut awalnya ditahan di wilayah Abkhazia sebelum dipindahkan ke Sochi.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Video: Putin Bertemu Utusan AS, Kesepakatan Rusia-Ukraina Sudah Dekat?

    Video: Putin Bertemu Utusan AS, Kesepakatan Rusia-Ukraina Sudah Dekat?

    Jakarta, CNBC Indonesia- Utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, bertemu Presiden Vladimir Putin di Moskow pada hari Jumat (25 April). 

    Presiden AS, Donald Trump mengatakan kedua belah pihak “sangat dekat dengan kesepakatan,” meskipun ada perbedaan pendapat dalam posisi mereka. Dalam sebuah posting media sosial, Trump juga menyebutkan pertemuan Witkoff bahwa itu adalah hari yang baik untuk pembicaraan dan menyerukan pertemuan tingkat tinggi antara Kyiv dan Moskow untuk menutup kesepakatan.

    Witkoff muncul sebagai lawan bicara utama Washington dengan Putin saat Trump mendorong kesepakatan untuk mengakhiri perang, dan telah mengadakan tiga pertemuan panjang dengan pemimpin Kremlin tersebut.

    Video yang dipublikasikan oleh Kremlin menunjukkan Witkoff dan Putin berjabat tangan dan bertukar basa-basi sebelum duduk di sisi berlawanan dari meja oval putih. Putin didampingi oleh penasihat kebijakan luar negerinya Yuri Ushakov dan utusan investasi Kirill Dmitriev.

    Rusia dan Ukraina belum mengadakan pembicaraan langsung sejak minggu-minggu awal perang, yang dimulai dengan invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
    Putin