kab/kota: Moskow

  • Trump Sebut Putin ‘Benar-benar Gila’, Kremlin Bilang Begini

    Trump Sebut Putin ‘Benar-benar Gila’, Kremlin Bilang Begini

    Moskow

    Kritikan terus dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia memberikan tanggapan santai, dengan menyebut rentetan kritikan Trump itu hanyalah “reaksi emosional”.

    Trump, pada akhir pekan, menyebut Putin “benar-benar menjadi GILA” setelah serangan besar-besaran Moskow terhadap Kyiv menewaskan sedikitnya 13 orang. Serangan ini dilancarkan saat upaya perdamaian antara kedua negara terus digencarkan oleh Trump, yang pernah berjanji akan mengakhiri perang dengan segera.

    Trump juga menyinggung soal “kejatuhan Rusia” jika Putin terus berambisi untuk menguasai seluruh wilayah Ukraina. Sang Presiden AS itu bahkan mengatakan dirinya “benar-benar” mempertimbangkan untuk menambah sanksi untuk Moskow.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dilansir Reuters dan Bloomberg, Rabu (28/5/2025), menanggapi kritikan-kritikan Trump untuk Putin dengan menyebutnya sebagai “reaksi emosional”. Peskov justru berterima kasih kepada Trump atas bantuannya dalam meluncurkan perundingan damai dengan Ukraina.

    “Awal dari proses negosiasi, yang telah diupayakan oleh pihak Amerika , merupakan pencapaian yang sangat penting, dan kami sangat berterima kasih kepada Amerika dan kepada Presiden Trump secara pribadi atas bantuan dalam mengorganisasi dan meluncurkan proses negosiasi ini,” kata Peskov.

    “Tentu saja, pada saat yang sama, ini merupakan momen yang sangat penting, yang tentu saja terkait dengan beban emosional yang sangat besar dari semua orang dan reaksi emosional,” ucap Peskov dalam pernyataan yang dikutip kantor berita TASS.

    Dalam pernyataan pada Minggu (25/5), Trump secara terang-terangan menyebut Putin “benar-benar menjadi gila” setelah rentetan serangan drone besar-besaran dan mematikan Moskow menghantam berbagai wilayah Ukraina hingga memakan sedikitnya 13 korban jiwa.

    “Saya selalu mengatakan bahwa dia menginginkan SELURUH Ukraina, bukan hanya sebagian saja, dan mungkin itu terbukti benar, tetapi jika dia melakukannya, itu akan menyebabkan kejatuhan Rusia!” ucapnya.

    Pernyataan Trump itu menjadi teguran langka terhadap Putin, yang seringkali dibahas oleh sang Presiden AS itu dengan penuh kekaguman. Namun, Trump mulai menunjukkan rasa frustrasi yang meningkat dengan posisi Rusia dalam negosiasi gencatan senjata yang menemui jalan buntu dengan Kyiv baru-baru ini.

    Trump sebelumnya juga mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya “tidak senang” dengan serangan terbaru Rusia terhadap Ukraina, dan menegaskan bahwa dirinya “benar-benar” mempertimbangkan untuk menambah sanksi terhadap Moskow.

    Dalam kritikan terbarunya pada Selasa (27/5), Trump menyebut Putin sedang “bermain api” saat upaya perdamaian Ukraina terhenti dan Rusia terus melancarkan rentetan serangan terhadap negara tetangganya itu. Trump juga memperingatkan bahwa Rusia berisiko mendapatkan rentetan sanksi baru.

    “Yang tidak disadari Vladimir Putin adalah jika bukan karena saya, banyak hal yang sangat buruk akan terjadi pada Rusia, dan maksud saya SANGAT BURUK,” kata Trump dalam pernyataan terbaru via media sosial Truth Social.

    “Dia bermain api!” sebut Trump merujuk pada Putin.

    Selain mengkritik Putin, Trump juga melontarkan komentar keras terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menyindir “bungkamnya Amerika” terhadap kebrutalan Rusia di negaranya.

    “Presiden Zelensky tidak membantu negaranya dengan berbicara seperti itu. Semua yang keluar dari mulutnya menimbulkan masalah, saya tidak menyukainya, dan sebaiknya itu dihentikan,” ujarnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Bilang Putin Bermain Api, Rusia Berisiko Dapat Sanksi Baru

    Trump Bilang Putin Bermain Api, Rusia Berisiko Dapat Sanksi Baru

    Washington DC

    Kritikan kembali dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Yang terbaru, Trump memperingatkan bahwa Putin sedang “bermain api” saat upaya perdamaian Ukraina terhenti.

    Kritikan terbaru Trump ini dilontarkan setelah dia menyebut Putin “benar-benar menjadi GILA” setelah rentetan serangan udara besar-besaran Moskow menghantam Kyiv, ibu kota Ukraina.

    Trump juga memperingatkan bahwa Rusia berisiko mendapatkan rentetan sanksi baru.

    “Yang tidak disadari Vladimir Putin adalah jika bukan karena saya, banyak hal yang sangat buruk sudah terjadi pada Rusia, dan maksud saya SANGAT BURUK,” kata Trump dalam pernyataan terbaru via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Rabu (28/5/2025).

    “Dia bermain api!” sebut Trump merujuk pada Putin.

    Trump tidak menyebutkan hal-hal “sangat buruk” seperti apa yang dimaksudnya, atau membuat ancaman khusus apa pun. Gedung Putih belum memberikan penjelasan atas maksud pernyataan terbaru Trump tersebut.

    Namun, media terkemuka Wall Street Journal (WSJ) dan CNN melaporkan bahwa Trump sekarang mempertimbangkan sanksi baru terhadap Rusia paling cepat minggu ini, sambil menekankan bahwa dia masih dapat berubah pikiran.

    Pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden, memberlakukan sanksi besar-besaran setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Tetapi sejauh ini, Trump masih menghindari apa yang menurutnya dapat menjadi sanksi yang “menghancurkan” terhadap bank-bank Rusia.

    Kritikan terbaru Trump ini menandai perubahan besar dari sikap sebelumnya terhadap Putin, yang sering dia kagumi dan sebelumnya dia menahan diri untuk mengkritik.

    Beberapa waktu terakhir, Trump semakin menunjukkan rasa frustrasi yang meningkat terhadap posisi Rusia dalam perundingan gencatan senjata dengan Ukraina yang menemui jalan buntu. Rasa frustrasi itu memuncak pada akhir pekan ketika Moskow melancarkan serangan drone besar-besaran terhadap Kyiv, yang menewaskan 13 orang.

    “Saya selalu memiliki hubungan yang sangat baik dengan Vladimir Putin dari Rusia, tetapi sesuatu telah terjadi padanya. Dia benar-benar menjadi GILA!” kata Trump dalam postingan Truth Social pada Minggu (25/5) malam.

    Serangan Rusia terus berlanjut meskipun ada percakapan telepon antara Trump dan Putin sekitar delapan hari lalu, di mana sang Presiden AS mengatakan Presiden Rusia telah setuju untuk “segera” memulai perundingan gencatan senjata.

    Moskow, pada Selasa (27/5), menuduh Kyiv berupaya “mengganggu” upaya perdamaian dan mengklaim serangan udaranya terhadap Ukraina merupakan “respons” terhadap meningkatnya serangan drone terhadap warga sipil Rusia.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ukraina Bersama Sekutu Eropa Merusak Perundingan Perdamaian

    Ukraina Bersama Sekutu Eropa Merusak Perundingan Perdamaian

    JAKARTA – Kementerian Pertahanan Rusia menuding Ukraina yang didukung oleh beberapa negara Eropa, mengambil “langkah provokatif” yang bertujuan menggagalkan perundingan perdamaian langsung yang diprakarsai Moskow dengan Kyiv.

    Perundingan langsung pertama antara Rusia dan Ukraina dalam lebih dari tiga tahun berlangsung pada 16 Mei, tetapi gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata.

    “Atas inisiatif Federasi Rusia, dialog langsung Rusia-Ukraina mengenai penyelesaian konflik secara damai di Ukraina telah dilanjutkan,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dilansir Reuters, Selasa, 27 Mei.

    “Pada saat yang sama, rezim Kyiv, yang didukung oleh sejumlah negara Eropa, telah mengambil sejumlah langkah provokatif yang bertujuan untuk mengganggu proses negosiasi,” sambung pernyataan itu.

    Menurut Kementerian Rusia, sejak 20 Mei, Ukraina telah meningkatkan serangan pesawat nirawak dan rudal secara signifikan di wilayah Rusia, menggunakan amunisi yang dipasok Barat dan menargetkan wilayah sipil.

    Antara 20 Mei malam dan  27 Mei pagi, sistem pertahanan udara Rusia mencegat dan menghancurkan 2.331 pesawat nirawak Ukraina, termasuk 1.465 di luar zona konflik langsung.

     

    Ukraina juga telah melaporkan peningkatan tajam dalam serangan Rusia di wilayahnya, termasuk rentetan serangan yang memecahkan rekor pada Minggu malam.

    Peningkatan tersebut mendorong Presiden AS Donald Trump berkomentar Presiden Rusia Vladimir Putin telah “benar-benar gila,” sembari mengancam sanksi baru.

    Kementerian pertahanan Rusia pada Selasa mengatakan serangannya bersifat pembalasan, tepat sasaran, dan hanya ditujukan pada fasilitas dan perusahaan militer di dalam kompleks industri militer Ukraina.

  • Momen Ditoyor Istri Tuai Sorotan, Macron Bilang Cuma Candaan

    Momen Ditoyor Istri Tuai Sorotan, Macron Bilang Cuma Candaan

    Jakarta

    Presiden Prancis Emmanuel Macron disorot publik usai video ditoyor istrinya, Brigitte, dalam pesawat viral. Macron pun sudah buka suara terkait kejadian tersebut.

    Kejadian itu disebut terjadi pada saat Macron berada dalam pesawat ketika mendarat di Hanoi, Vietnam, pada Minggu (25/5) yang lalu. Macron merespons video yang memperlihatkan sang istri mendorong wajahnya menjauh.

    Dalam video beredar, terlihat Brigitte menjulurkan kedua tangannya dan mendorong wajah suaminya, menurut rekaman yang diambil oleh kantor berita Associated Press.

    Presiden Prancis itu tampak terkejut tetapi dengan cepat pulih dan berbalik untuk melambaikan tangan melalui pintu yang terbuka. Tetapi dengan sebagian besar tubuhnya tersembunyi di balik pesawat, mustahil untuk melihat ekspresi wajah atau bahasa tubuh istrinya.

    Istana Elysee berharap bahwa kunjungan ke Vietnam akan menunjukkan jangkauan Prancis ke Indo-Pasifik, tetapi hal itu telah dibayangi oleh insiden yang terjadi saat pintu pesawat kepresidenan terbuka setelah mendarat di Hanoi pada hari Minggu.

    Macron Sebut Cuma Bercanda

    Foto: Reuters

    Macron, dalam komentarnya, membantah secara tegas soal adanya “perselisihan rumah tangga” dengan istrinya. Dia menyebut dirinya dan sang istri hanya “bercanda seperti yang sering kami lakukan”.

    “Istri saya dan saya bertengkar kecil, kami sedikit bercanda, dan saya terkejut,” kata Macron dalam penjelasannya kepada wartawan di Hanoi.

    Macron mengaku heran lantaran insiden kecil tersebut dianggap seperti bencana. Selain itu, menurutnya, ada pihak-pihak yang juga menyampaikan teori yang tidak benar.

    “Sekarang ini telah menjadi semacam bencana planet, dan beberapa orang bahkan mengemukakan teori,” sebutnya dengan nada menyindir komentar negatif yang muncul.

    Rusia Olok-olok Macron

    Foto: Dok. Anadolu Agency

    Rusia memberikan komentar olok-olokan terhadap video viral yang menunjukkan insiden kecil antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte, di dalam pesawat usai mendarat di Vietnam. Moskow menyindir soal keterlibatan “tangan Kremlin” dalam insiden itu, apa maksudnya?

    Komentar bernada olok-olokan itu, seperti dilansir AFP, Selasa (27/5), dilontarkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataan via Telegram.

    Tidak diketahui secara pasti alasan Rusia ikut berkomentar, namun seorang anggota rombongan Macron, yang tidak disebut identitasnya, sebelumnya menyalahkan akun-akun pro-Rusia atas komentar negatif tentang insiden tersebut.

    Zakharova dalam komentarnya menyebut Macron menerima “pukulan hook kanan dari istrinya” saat pasangan itu tiba di Hanoi, Vietnam. Namun, menurut Zakharova, para penasihat Macron akan berupaya menjelaskan maksud dari perilaku Brigitte tersebut.

    “Apalah Ibu Negara memutuskan untuk menghibur suaminya dengan tepukan lembut di pipi dan keliru menghitung kekuatannya? Apakah dia memberinya tisu, tapi luput? Apakah dia ingin membetulkan kerah bajunya, tetapi malah mengenai wajah orang tersayang?” sebut Zakharova dalam olok-olokannya.

    “Ini petunjuknya: mungkin itu adalah ‘tangan Kremlin’?” sindir Zakharova, tanpa menjelaskan maksudnya.

    Halaman 2 dari 3

    (maa/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Tuduh Ukraina Gencarkan Serangan untuk Gagalkan Perundingan Damai

    Rusia Tuduh Ukraina Gencarkan Serangan untuk Gagalkan Perundingan Damai

    Jakarta

    Pemerintah Rusia menuduh Ukraina meningkatkan serangan udara dengan tujuan menggagalkan perundingan damai. Moskow juga mengatakan bahwa serangan besar-besarannya terhadap Ukraina merupakan “respons” atas serangan drone Ukraina terhadap Rusia.

    Upaya yang dipimpin Amerika Serikat untuk memaksakan perundingan damai antara kedua negara tetangga tersebut, sejauh ini gagal mencapai terobosan. Ini membuat Presiden AS Donald Trump frustrasi dengan kedua belah pihak.

    Sebelumnya pada hari Senin (27/5) waktu setempat, Moskow melancarkan serangan udara terbesar terhadap Ukraina sejak dimulainya operasi militer skala penuh pada tahun 2022.

    “Kyiv, dengan dukungan beberapa negara Eropa, telah mengambil serangkaian langkah provokatif untuk menggagalkan perundingan yang diprakarsai oleh Rusia,” kata Kementerian Pertahanan Rusia, dilansir kantor berita AFP, Selasa (27/5/2025).

    Kementerian menambahkan bahwa pasukan Rusia menyerang Ukraina “sebagai respons terhadap serangan drone Ukraina secara massal di wilayah Rusia”.

    Moskow mengklaim bahwa mereka hanya menyerang “target militer” di Ukraina. Namun, militer Rusia melancarkan serangan pada hari Minggu lalu, yang menewaskan 13 warga sipil, termasuk tiga anak dari keluarga yang sama, di kota Zhytomyr di Ukraina bagian tengah.

    Moskow mengatakan telah melancarkan serangan-serangan setelah Ukraina mengirim 1.465 drone ke Rusia sejak 20 Mei lalu.

    Sebelumnya, setelah serangan besar-besaran di Ukraina, Trump mengatakan bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin telah menjadi “gila”.

    Komentar Trump tersebut merupakan kata-kata keras yang jarang terjadi terhadap Putin. Ini disampaikan Trump pada Minggu (25/5) waktu setempat setelah sejumlah serangan drone Rusia menewaskan sedikitnya 13 orang di Ukraina, meskipun ada pertukaran tahanan dan desakan AS untuk gencatan senjata.

    “Saya selalu memiliki hubungan yang sangat baik dengan Vladimir Putin dari Rusia, tetapi sesuatu telah terjadi padanya. Dia benar-benar menjadi GILA!” tulis Trump dalam sebuah posting di media sosial miliknya, Truth Social.

    Saya selalu mengatakan bahwa dia menginginkan SELURUH Ukraina, bukan hanya sebagian saja, dan mungkin itu terbukti benar, tetapi jika dia menginginkannya, itu akan menyebabkan kejatuhan Rusia!” tambahnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jerman Izinkan Ukraina Gunakan Senjatanya untuk Serang Rusia

    Jerman Izinkan Ukraina Gunakan Senjatanya untuk Serang Rusia

    Jakarta

    Kanselir Friedrich Merz mengumumkan bahwa Jerman, bersama Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat, telah mencabut batasan jangkauan senjata yang dikirimkan ke Ukraina. Langkah ini memungkinkan Kyiv untuk menyerang target militer di wilayah Rusia.

    Ukraina sejatinya telah lama menuntut pencabutan larangan tersebut, namun selalu ditolak oleh negara-negara Barat dengan dalih tidak ingin dianggap terlibat perang.

    Kini “tidak ada lagi batasan jangkauan untuk senjata yang dikirim ke Ukraina — baik oleh Inggris, Prancis, kami, maupun Amerika Serikat,” kata Merz di konferensi digital re:publica di Berlin, Senin (27/5).

    “Dengan keputusan ini, Ukraina berarti diizinkan mempertahankan diri, misalnya, dengan menyerang posisi militer di Rusia… Sesuatu yang hingga kini nyaris tak dilakukan. Sekarang mereka bisa melakukannya,” lanjutnya.

    Merz menegaskan kembali komitmennya terhadap Ukraina lewat unggahan di platform X (dulu Twitter), dengan menulis, “kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk terus mendukung Ukraina.”

    Meski demikian, Merz tidak merinci negara mana yang terlebih dahulu membuat keputusan tersebut atau pada tahap mana keputusan itu diambil.

    Rusia: “Berbahaya” dan bertentangan dengan upaya perdamaian

    Kremlin mengecam keputusan tersebut sebagai langkah “berbahaya” dan bertentangan dengan tujuan penyelesaian damai.

    Rusia telah lama mengecam pengiriman senjata jarak jauh oleh negara-negara Barat ke Ukraina, dan secara khusus memperingatkan Jerman agar tidak mengirim sistem rudal Taurus kepada Ukraina, karena memiliki daya jelajah hingga 500 kilometer.

    Perubahan sikap Barat

    Pada awal invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022, negara-negara Barat enggan mengirim senjata jarak jauh untuk mencegah eskalasi konflik. Namun, kebijakan itu mulai berubah. Inggris dan Prancis telah memasok rudal jelajah Storm Shadow/Scalp yang dapat menjangkau sekitar 250 kilometer.

    Pada November 2024, Presiden AS saat itu Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan sistem rudal ATACMS untuk menyerang target di Rusia. Pada bulan yang sama, Ukraina dikabarkan menembakkan rudal Storm Shadow ke wilayah Rusia setelah mendapat persetujuan dari Inggris. Prancis juga menegaskan bahwa serangan terhadap target militer di Rusia adalah opsi yang sah.

    Di bawah bekas Kanselir Olaf Scholz, Jerman memilih tidak mengirim sistem rudal Taurus demi menghindari provokasi terhadap Moskow. Sebaliknya, meski Merz pernah menyatakan dukungannya secara terbuka, dia tidak menyebutkan Taurus secara spesifik dalam pernyataannya hari Senin.

    Pemerintah baru Jerman kini memilih untuk tidak mengumumkan secara terbuka jenis senjata yang dikirim ke Ukraina, dengan alasan strategi ambiguitas.

    Rusia memperingatkan bahwa jika Ukraina menggunakan rudal Taurus buatan Jerman untuk menyerang infrastruktur transportasi, hal itu akan dianggap sebagai “keterlibatan langsung” Berlin dalam konflik.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha
    Editor: Hendra Pasuhuk

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Putin Ancam Perusahaan Barat yang Masih Beroperasi di Rusia

    Putin Ancam Perusahaan Barat yang Masih Beroperasi di Rusia

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan mengekang perusahaan-perusahaan Barat yang masih beroperasi di wilayah Rusia dan bertindak melawan kepentingannya.

    “Kita perlu mengekang mereka. Saya sepenuhnya setuju, dan saya mengatakan ini tanpa ragu-ragu,” tegas Putin saat berbicara dalam pertemuan dengan para pengusaha Rusia, seperti dilansir AFP, Selasa (27/5/2025).

    Penegasan itu disampaikan Putin ketika menanggapi seruan pengusaha Rusia untuk mengekang aktivitas perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS), seperti Zoom dan Microsoft, yang saat ini hanya menyediakan layanan terbatas di Rusia.

    Pernyataan Putin ini disebut sebagai bagian dari upaya Moskow untuk meningkatkan pengembangan perangkat lunak dalam negeri.

    Banyak perusahaan Barat yang meninggalkan Rusia, atau secara signifikan mengurangi aktivitas mereka di negara itu, setelah Moskow melancarkan invasi militer skala besar ke Ukraina, yang memicu rentetan sanksi ekonomi dari sekutu-sekutu Kyiv.

    “Kita tidak mengusir siapa pun… kita telah menyediakan kondisi yang paling menguntungkan bagi mereka untuk bekerja di pasar kita, dan mereka berupaya mengekang kita,” ucap Putin, tanpa menjelaskan secara spesifik soal bagaimana perusahaan-perusahaan Barat telah merusak Rusia.

    Putin telah secara signifikan memperketat persyaratan keluar bagi perusahaan-perusahaan yang ingin meninggalkan Rusia, yang memaksa banyak perusahaan besar untuk menjual aset-aset mereka dengan diskon besar.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Ada spekulasi media yang berkembang bahwa beberapa perusahaan mungkin mempertimbangkan untuk kembali beroperasi di Rusia, saat Presiden AS Donald Trump berupaya melakukan reset terhadap hubungan antara Washington dan Moskow, serta mengupayakan perdamaian cepat di Ukraina.

    Kepala dana kekayaan negara Rusia, Kirill Dmitriev, yang juga utusan khusus Putin untuk kerja sama ekonomi, mengatakan pada April lalu bahwa pihaknya menerima banyak permintaan dari perusahaan-perusahaan AS yang ingin kembali.

    Namun sejauh ini, belum ada perusahaan Barat yang besar yang secara terbuka mengumumkan rencana untuk kembali beroperasi di Ukraina.

    Beberapa bisnis mendapatkan opsi buyback setelah menjual aset mereka kepada manajemen lokal, sehingga membuka peluang untuk kembali ke Rusia.

    Putin, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang telah meninggalkan Rusia sepenuhnya, seperti jaringan makanan cepat saji AS McDonald’s, tidak akan menerima sambutan hangat jika memutuskan untuk kembali.

    “Mereka (McDonald’s) telah menempatkan semua orang dalam posisi sulit, pergi, dan sekarang, jika mereka ingin kembali, apakah kita harus menggelar karpet merah untuk mereka? Tidak, tentu saja tidak,” katanya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Olok-olok Video Macron Ditoyor Istrinya di Pesawat

    Rusia Olok-olok Video Macron Ditoyor Istrinya di Pesawat

    Moskow

    Rusia memberikan komentar olok-olokan terhadap video viral yang menunjukkan insiden kecil antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte, di dalam pesawat usai mendarat di Vietnam. Moskow menyindir soal keterlibatan “tangan Kremlin” dalam insiden itu, apa maksudnya?

    Komentar bernada olok-olokan itu, seperti dilansir AFP, Selasa (27/5/2025), dilontarkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataan via Telegram.

    Tidak diketahui secara pasti alasan Rusia ikut berkomentar, namun seorang anggota rombongan Macron, yang tidak disebut identitasnya, sebelumnya menyalahkan akun-akun pro-Rusia atas komentar negatif tentang insiden tersebut.

    Zakharova dalam komentarnya menyebut Macron menerima “pukulan hook kanan dari istrinya” saat pasangan itu tiba di Hanoi, Vietnam. Namun, menurut Zakharova, para penasihat Macron akan berupaya menjelaskan maksud dari perilaku Brigitte tersebut.

    “Apalah Ibu Negara memutuskan untuk menghibur suaminya dengan tepukan lembut di pipi dan keliru menghitung kekuatannya? Apakah dia memberinya tisu, tapi luput? Apakah dia ingin membetulkan kerah bajunya, tetapi malah mengenai wajah orang tersayang?” sebut Zakharova dalam olok-olokannya.

    “Ini petunjuknya: mungkin itu adalah ‘tangan Kremlin’?” sindir Zakharova, tanpa menjelaskan maksudnya.

    Video viral itu diambil ketika pesawat kepresidenan Prancis mendarat di Vietnam pada Minggu (25/5) malam. Video yang direkam dari luar pesawat itu menunjukkan Brigitte, yang hanya terlihat tangannya, sempat menoyor wajah Macron sebelum keduanya keluar menuruni tangga pesawat.

    Lihat juga Video: Momen Presiden Macron Ditoyor Istri Saat Tiba di Vietnam

    Macron tampak sedikit terkejut, namun dia dengan cepat memulihkan ekspresi wajahnya dan membalikkan badan untuk melambaikan tangan. Pada momen itu, Brigitte masih di dalam pesawat, sehingga mustahil untuk melihat ekspresi wajah atau bahasa tubuhnya.

    Usai insiden tersebut, Macron dan istrinya menuruni tangga pesawat untuk menyapa para pejabat tinggi Vietnam yang menyambut mereka. Namun sempat ada momen kecil lainnya ketika Brigitte tidak menyambut uluran tangan Macron saat keduanya bersama-sama menuruni tangga pesawat.

    Keduanya tampak menuruni tangga pesawat tanpa bergandengan tangan. Perilaku pasangan ini memicu berbagai spekulasi, dengan beberapa menduga adanya pertengkaran di antara keduanya.

    Macron Bantah Ada Perselisihan, Akui Bercanda dengan Istri

    Macron sendiri telah membantah secara tegas soal adanya “perselisihan rumah tangga” dengan istrinya. Dia menyebut dirinya dan sang istri hanya “bercanda seperti yang sering kami lakukan”.

    “Saya dan istri saya bertengkar kecil, kami bercanda, dan saya terkejut,” ucap Macron saat berbicara kepada wartawan.

    “Sekarang ini menjadi semacam bencana di planet ini, dan beberapa orang bahkan mengemukakan teori,” sebutnya dengan nada menyindir komentar negatif yang muncul.

    Lihat juga Video: Momen Presiden Macron Ditoyor Istri Saat Tiba di Vietnam

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Nyaris! Helikopter Putin Lolos dari Serangan Drone Ukraina

    Nyaris! Helikopter Putin Lolos dari Serangan Drone Ukraina

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin disebut menjadi target percobaan pembunuhan oleh Ukraina. Seorang perwira militer Rusia mengklaim helikopter yang dinaiki Putin menjadi target serangan drone Ukraina di wilayah Kursk pada tanggal 20 Mei lalu.

    Sistem pertahanan udara Rusia berhasil mencegat drone tersebut dan menghancurkannya sebelum mencapai jalur penerbangan presiden, kata komandan unit pertahanan udara Rusia, Yuriy Dashkin, menurut kantor berita Rusia RBC, dilansir NDTV, Selasa (27/5/2025).

    Komandan itu mengatakan kepada kantor berita tersebut bahwa dari tanggal 20 hingga 22 Mei, Rusia mengalami serangan drone besar-besaran dari Ukraina, dengan pertahanan udara negara tersebut berhasil “menghancurkan” sebanyak 1.170 drone.

    Dia mengatakan bahwa selama kunjungan Putin ke wilayah Kursk pada tanggal 20 Mei, terjadi serangan udara besar-besaran “yang belum pernah terjadi sebelumnya” dari Ukraina. Pertahanan udara Rusia berhasil “menembak jatuh” 46 drone.

    “Saya ingin menunjukkan bahwa intensitas serangan meningkat secara signifikan selama penerbangan pesawat Panglima Tertinggi di atas wilayah wilayah Kursk. Oleh karena itu, kami secara bersamaan terlibat dalam pertempuran udara dan memastikan keselamatan helikopter presiden di wilayah udara,” kata Dashkin.

    Perwira militer Rusia tersebut mengatakan bahwa salah satu drone terdeteksi mendekati jalur penerbangan helikopter Putin dan segera dilumpuhkan oleh sistem pertahanan udara Rusia.

    Putin berada di wilayah Kursk awal minggu ini, kunjungan pertamanya ke wilayah perbatasan tersebut sejak Maret lalu. Tidak ada cedera atau kerusakan yang dilaporkan dalam insiden tersebut, dan konvoi Presiden Rusia tersebut terus berlanjut tanpa gangguan.

    Pertempuran Rusia dan Ukraina makin memanas beberapa hari ini. Pada Senin (26/5), Angkatan Udara Ukraina mengatakan bahwa Rusia menembakkan 355 drone ke Ukraina dalam sehari.

    Angkatan Udara Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah meluncurkan “355 drone tipe Shahed”, serta sembilan rudal jelajah. Juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ignat mengonfirmasi kepada kantor berita AFP, Senin (26/5/2025), bahwa itu adalah serangan drone terbesar sejak Moskow melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Drone Rusia Kembali Serang Ukraina, 7 Orang Terluka

    Drone Rusia Kembali Serang Ukraina, 7 Orang Terluka

    Kyiv

    Drone Rusia kembali menyerang ibu kota Ukraina, Kyiv. Drone ini menyerang gedung apartemen dan rumah. Sedikitnya tujuh orang terluka akibat terkena serpihan bangunan yang terbakar.

    Dilansir Reuters, Minggu (25/5/2025), serangan ini terjadi pada Minggu (25/5) pagi waktu setempat. Kepala administrasi militer kota Kyiv, Timur Tkachenko mengatakan bahwa empat orang terluka.

    Mereka menghubungi pihak medis usai sebuah gedung apartemen lima lantai diserang di distrik Holosiivskyi di luar pusat kota.

    Wali Kota Vitali Klitschko mengatakan bagian luar gedung rusak. Sementara itu ada juga tiga orang terluka di distrik kota lainnya.

    Tkachenko sebelumnya telah memperingatkan bahwa lebih banyak drone dan kemungkinan serangan rudal mungkin terjadi. Saksi Reuters mendengar unit antipesawat beroperasi di sekitar kota.

    Sebelumnya, serangan udara besar-besaran Rusia menggunakan drone dan rudal menghantam wilayah Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv, pada Sabtu (24/5). Sedikitnya 15 orang mengalami luka-luka akibat gempuran di Kyiv, yang terjadi ketika kedua negara sedang dalam proses pertukaran tahanan besar-besaran.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Andriy Sybiga, menyebut rentetan serangan udara itu adalah “bukti nyata bahwa tekanan sanksi yang lebih besar terhadap Moskow diperlukan untuk mempercepat proses perdamaian”.

    Tonton juga “Drone Rusia Hantam Kendaraan Sipil di Ukraina, 9 Orang Tewas” di sini:

    (rdp/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini