kab/kota: Moskow

  • Rusia Klaim Kuasai Desa Baru di Donetsk Ukraina

    Rusia Klaim Kuasai Desa Baru di Donetsk Ukraina

    Moscow

    Rusia mengklaim telah merebut desa baru di wilayah Donetsk, Ukraina bagian barat. Pasukan Rusia pun terus bergerak melakukan penyerangan menuju wilayah Dnipropetrovsk.

    Dilansir AFP, Minggu (13/7/2025), serangan Moskow terhadap Ukraina telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun. Pada musim panas ini, serangan semakin intensif dan negosiasi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) sejauh ini belum membuahkan hasil untuk mengakhiri pertempuran.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan Rusia telah merebut Desa Myrne, dan menyebut desa itu dengan nama Sovietnya ‘Karl Marx’. Desa itu terletak dekat dengan perbatasan administratif antara wilayah Donetsk dan Dnipropetrovsk.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pasukannya telah bergerak ‘jauh ke dalam pertahanan musuh’ untuk merebut desa tersebut. Myrne adalah salah satu dari dua desa yang diklaim Moskow pada hari Minggu ini.

    Rusia telah berbulan-bulan menolak gencatan senjata yang diusulkan oleh Amerika Serikat dan Kyiv. Moskow mulai melancarkan serangan skala penuh terhadap Ukraina pada Februari 2022.

    (fas/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Putin Makin Kuat! Kim Jong Un Dukung Rusia Tanpa Syarat di Ukraina

    Putin Makin Kuat! Kim Jong Un Dukung Rusia Tanpa Syarat di Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa pihaknya siap mendukung Rusia tanpa syarat dalam perangnya di Ukraina. Hal ini disampaikan langsung pada saat bertemu di Wonsan, Korea Utara, Minggu (13/7/2025).

    Mengutip Reuters, Kim memberi tahu Lavrov bahwa langkah-langkah yang diambil oleh persekutuan antara dua negara dalam menanggapi geopolitik global yang berubah secara radikal akan berkontribusi besar dalam menjaga perdamaian dan keamanan di seluruh dunia.

    “Kim Jong Un menegaskan kembali bahwa DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) siap mendukung dan mendorong tanpa syarat semua langkah yang diambil oleh kepemimpinan Rusia terkait penanggulangan akar penyebab krisis Ukraina,” lapor kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA.

    Lavrov sebelumnya telah mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Korea Utara, Choe Son Hui, di Wonsan. Mereka mengeluarkan pernyataan bersama yang menjanjikan dukungan untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah masing-masing negara.

    Pada hari Sabtu, media Rusia melaporkan bahwa Lavrov menggambarkan hubungan kedua negara sebagai “persaudaraan tempur yang tak terkalahkan” dalam pertemuannya dengan Kim dan berterima kasih kepadanya atas pasukan yang dikerahkan ke Rusia.

    Hubungan antara Rusia dan Korea Utara telah meningkat secara dramatis selama dua tahun terakhir perang di Ukraina, yang dimulai pada Februari 2022, dengan Pyongyang mengerahkan lebih dari 10.000 tentara dan senjata ke Rusia untuk mendukung kampanye militer Moskow.

    Pada hari Minggu, badan intelijen Kementerian Pertahanan Korea Selatan melaporkan kepada parlemen bahwa Korea Utara terus memasok amunisi artileri ke Rusia dan sejauh ini telah mengirimkan sekitar 12 juta butir amunisi.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kim Jong Un Tawarkan Dukungan Penuh ke Rusia terkait Perang Ukraina

    Kim Jong Un Tawarkan Dukungan Penuh ke Rusia terkait Perang Ukraina

    Jakarta – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, bertemu dengan Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, di Korut. Kim Jong un menawarkan dukungan penuh kepada Moskow terkait perang di Ukraina.

    Hal itu disampaikan Kim Jong Un selama perundingan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, dilaporkan media pemerintah Korut, KCNA dilansir AFP, Minggu (13/7/2025).

    Pertemuan Kim dan Lavrov dilakukan pada Sabtu dalam “suasana yang penuh dengan rasa saling percaya yang hangat,”, demikian lapor kantor berita KCNA.

    Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia melalui Telegram mengunggah video yang memperlihatkan Lavrov dan Kim Jong un berjabat tangan dan saling berpelukan. Keduanya mengatakan bahwa perundingan tersebut diadakan di Wonsan, sebuah kota di pesisir timur Korea Utara tempat sebuah resor besar dibuka awal bulan ini.

    Kim mengatakan kepada Lavrov bahwa Pyongyang “siap mendukung dan mendorong tanpa syarat semua langkah yang diambil oleh kepemimpinan Rusia terkait penanggulangan akar penyebab krisis Ukraina”, demikian lapor KCNA.

    “Keyakinan kuat bahwa tentara dan rakyat Rusia pasti akan meraih kemenangan dalam mencapai tujuan suci membela martabat dan kepentingan dasar negara,” tambah Kim Jong Un.

    Kim Jong Un juga memuji “kepemimpinan luar biasa” Putin dalam pertemuan itu.

    Lebih lanjut, keduanya juga membahas “hal-hal penting untuk melaksanakan dengan komitmen kesepakatan yang dicapai pada pertemuan puncak bersejarah DPRK-Rusia pada Juni 2024”, demikian KCNA.

    Sementara itu, Lavrov menyampaikan kepada Kim, bahwa Putin “berharap untuk melanjutkan kontak langsung dalam waktu dekat”, menurut kantor berita milik pemerintah Rusia, TASS.

    Media pemerintah Rusia dan Korea Utara melaporkan bahwa Lavrov akan berada di Korut hingga Minggu.

    Kunjungan Lavrov ke Korea Utara merupakan yang terbaru dari serangkaian kunjungan tingkat tinggi oleh para pejabat tinggi Rusia seiring kedua negara mempererat hubungan militer dan politik di tengah serangan Rusia terhadap Kyiv.

    Pyongyang mengirim ribuan pasukan ke wilayah Kursk Rusia untuk mengusir pasukan Ukraina dan menyediakan peluru artileri serta rudal bagi tentara Rusia.

    Tonton juga video “Kim Jong Un Resmikan Wisata Pantai Megah di Korut, Tertarik Mampir?” di sini:

    (yld/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Elon Musk Diselidiki Atas Dugaan Manipulasi Algoritma Platform X

    Elon Musk Diselidiki Atas Dugaan Manipulasi Algoritma Platform X

    Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Prancis meluncurkan penyelidikan pidana terhadap platform media sosial X milik Elon Musk, menyusul dugaan manipulasi algoritma untuk tujuan intervensi asing.

    Kantor Kejaksaan Paris mengumumkan bahwa Gendarmerie Nasional akan memimpin penyelidikan ini, dengan fokus pada X sebagai entitas hukum serta sejumlah individu yang belum disebutkan namanya.

    Jaksa Paris Laure Beccuau mengatakan platform X kemungkinan melanggar sistem pemrosesan data otomatis dan ekstraksi data secara curang yang dilakukan oleh kelompok terorganisir untuk tujuan politik.

    Beccuau menambahkan, langkah ini diambil setelah verifikasi, kontribusi dari peneliti Prancis, serta masukan dari berbagai lembaga publik, menurut laporan Techcrunch dikutip Minggu (13/7/2025).

    Sekadar informasi pada Februari lalu, Kejaksaan Paris telah membuka penyelidikan awal terhadap X setelah menerima dua laporan dari bagian kejahatan siber.

    Laporan tersebut berasal dari seorang pejabat senior lembaga publik Prancis—yang oleh media disebut sebagai manajer keamanan siber—dan anggota parlemen Éric Bothorel.

    Dalam pernyataannya, Bothorel menyambut baik kelanjutan penyelidikan ini. “Langkah ini diambil saat pembaruan Grok terbaru justru menimbulkan dominasi konten yang dipertanyakan, bahkan menjijikkan,” kata Bothorel. 

    Bathorel khawatir terhadap bias informasi di X yang diduga mendukung opini politik Elon Musk melalui manipulasi algoritma.

    Pada 9 Juli, X menonaktifkan akun otomatis chatbot AI miliknya setelah diketahui menyebarkan narasi antisemit pada hari sebelumnya. Ini bukan kali pertama insiden serupa terjadi. Komisi Eropa menyatakan sedang berkomunikasi dengan X terkait isu ini, namun Bothorel menilai masalahnya jauh lebih luas.

    “Saya yakin bias informasi yang sangat kuat di X melayani kepentingan politik Elon Musk, dan itu hanya mungkin dilakukan lewat manipulasi algoritma,” ujar Bothorel.

    Bothorel menegaskan laporan yang dia ajukan bukan hanya sebagai anggota parlemen, melainkan juga sebagai warga negara yang menolak campur tangan pihak asing—baik dari Moskow, Silicon Valley, maupun lainnya—dalam percakapan demokratis di Prancis.

    Dia juga memuji kinerja kejaksaan, khususnya bagian kejahatan siber, yang dinilai perlu diperkuat di tengah meningkatnya ancaman siber.

  • Kim Jong Un Tawarkan Dukungan Penuh ke Rusia terkait Perang Ukraina

    Menlu Rusia Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kerja Sama Militer-Konflik Ukraina

    Jakarta – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, hari ini bertemu dengan Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, di Korut. Keduanya membahas mengenai sejumlah isu, termasuk konflik Ukraina dan Rusia.

    “Lavrov disambut oleh Kim Jong Un,” tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia di Telegram, dilansir AFP, Sabtu (12/7/2025).

    Pertemuan dengan Kim Jong Un merupakan bagian dari lawatan Lavrov di Korut. Dia dijadwalkan akan tinggal di Korut hingga 13 Juli mendatang.

    “Lavrov mengatakan kepada Kim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berharap untuk melanjutkan kontak langsung dalam waktu dekat,” menurut kantor berita negara Rusia, TASS.

    Kunjungan ini merupakan yang terbaru dari serangkaian kunjungan tingkat tinggi oleh para pejabat tinggi Moskow seiring kedua negara mempererat hubungan militer dan politik terkait serangan Rusia di Ukraina. Pyongyang mengirim ribuan pasukan ke wilayah Kursk Rusia untuk mengusir pasukan Kyiv dan memasok peluru artileri dan rudal kepada tentara Rusia.

    Sebelum bertemu Kim Jong Un, Lavrov telah bertemu dengan Menlu Korut, Choe Son Hui. Dalam pertemuan itu, pejabat Korut telah menegaskan dukungan penuh terhadap Rusia dalam konflik di Ukraina.

    “Kedua belah pihak menekankan tekad mereka untuk bersama-sama melawan aspirasi hegemoni para pemain ekstra-regional, yang menyebabkan meningkatnya ketegangan di Asia Timur Laut dan di seluruh kawasan Asia-Pasifik,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

    Lavrov bertemu dengan mitranya di Wonsan, sebuah kota di pesisir timur negara itu, tempat sebuah resor besar dibuka awal bulan ini. Menjelang kunjungan tersebut, Rusia mengumumkan akan memulai penerbangan dua kali seminggu antara Moskow dan Pyongyang.

    (ygs/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Besar-besaran, Rusia Tembakkan 597 Drone dan 26 Rudal ke Ukraina

    Besar-besaran, Rusia Tembakkan 597 Drone dan 26 Rudal ke Ukraina

    Jakarta

    Rusia terus melancarkan serangan udara besar-besaran ke Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa militer Rusia menembakkan 597 drone dan 26 rudal jarak jauh dalam semalam.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (12/7/2025), pemimpin Ukraina itu pun menyerukan sanksi-sanksi untuk menghentikan rentetan serangan Rusia yang memecahkan rekor baru-baru ini.

    “Dua puluh enam rudal jelajah dan 597 drone serang diluncurkan, yang lebih dari setengahnya adalah ‘Shahed’,” kata Zelensky, merujuk pada drone buatan Iran.

    Angkatan Udara Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 319 drone Shahed dan 25 rudal. Disebutkan bahwa satu rudal dan sekitar 20 drone mengenai “lima lokasi”. Tidak ada rincian lebih lanjut.

    Zelensky meminta negara-negara sekutu Baratnya untuk mengirimkan “lebih dari sekadar sinyal” guna menghentikan perang yang dilancarkan Rusia sejak Februari 2022.

    “Laju serangan udara Rusia membutuhkan keputusan yang cepat dan dapat dikendalikan sekarang juga melalui sanksi,” ujarnya.

    Zelensky secara khusus mendesak hukuman bagi mereka yang “membantu Rusia memproduksi drone dan mengambil keuntungan dari minyak”.

    Diketahui bahwa ekspor minyak penting bagi perekonomian Rusia, terutama dalam menghadapi sanksi Barat yang berlaku.

    Sebelumnya, otoritas Ukraina pada Rabu (9/7) melaporkan bahwa Rusia telah melancarkan serangan rudal dan drone besar-besaran yang sebagian besar menargetkan wilayah barat negara tersebut. Kyiv menyebut serangan rudal dan drone itu sebagai yang terbesar sejak Moskow menginvasi negara itu pada tahun 2022 lalu.

    Angkatan Udara Ukraina dalam pernyataannya, mengonfirmasi skala besar serangan terbaru Rusia tersebut, dan menyebut target utamanya adalah wilayah Volyn dan kota Lutsk, yang ada di wilayah Ukraina bagian barat.

    Disebutkan Angkatan Udara Ukraina bahwa serangan besar-besaran itu dimulai pada Selasa (8/7) malam dan berlanjut hingga Rabu (9/7) dini hari, dengan melibatkan total 741 senjata udara yang terdiri atas 728 drone jenis Shahed dan 13 rudal.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Konsulat di Kaliningrad Akan Ditutup Rusia, Polandia Ancam Beri Balasan

    Konsulat di Kaliningrad Akan Ditutup Rusia, Polandia Ancam Beri Balasan

    Jakarta

    Rusia mengatakan akan menutup konsulat Polandia di Kaliningrad, sebuah eksklave Moskow yang terjepit di antara Polandia dan Lituania. Rencana penutupan setelah Warsawa memutuskan untuk menutup konsulat Rusia di Krakow.

    Dilansir AFP, Jumat (11/7/25), hubungan diplomatik antara Moskow dan Warsawa secara historis tegang dan semakin renggang akibat serangan Rusia di Ukraina, sementara Polandia mendukung Kyiv secara politik dan dengan bantuan militer.

    Pada bulan Mei, Polandia memerintahkan penutupan konsulat Rusia di kota Krakow di selatan Polandia setelah pihak berwenang menuduh Moskow mendalangi kebakaran yang menghancurkan sebuah pusat perbelanjaan di Warsawa tahun lalu.

    Polandia–anggota NATO dan Uni Eropa–berfungsi sebagai salah satu pusat logistik utama yang menjadi jalur negara-negara Barat untuk memasok senjata dan amunisi ke Kyiv.

    Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa mereka “mencabut persetujuan untuk beroperasinya Konsulat Jenderal Polandia di Kaliningrad mulai 29 Agustus”.

    Kementerian juga mengatakan bahwa kuasa usaha Polandia di Rusia telah dipanggil dan menyerahkan nota resmi yang mengumumkan langkah tersebut..

    Kementerian Luar Negeri Polandia mengatakan telah “memperhitungkan” kemungkinan pembalasan Rusia. “Yang tidak berarti bahwa ini adalah keputusan yang sah… Kementerian Luar Negeri akan menanggapi Federasi Rusia secara memadai,” kata juru bicara kementerian, Pawel Wronski, kepada para wartawan, seraya menambahkan bahwa hanya ada satu diplomat yang bekerja di misi tersebut.

    Pada Mei 2024, Polandia memberlakukan pembatasan pergerakan diplomat Rusia di wilayahnya, karena “keterlibatan” Moskow dalam apa yang disebutnya “perang hibrida”.

    Pada bulan Januari, Rusia menutup konsulat Polandia di Saint Petersburg sebagai pembalasan. Selain kedutaan besar, kedua negara kini hanya memiliki satu konsulat tersisa di wilayah masing-masing.

    (rfs/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Zelensky Ngamuk! Ukraina Tembak 155 Drone Serang Rusia

    Zelensky Ngamuk! Ukraina Tembak 155 Drone Serang Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sistem pertahanan udara Rusia mencegat 155 pesawat nirawak Ukraina dalam rentetan serangan semalam. Hal ini disebutkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Jumat (11/7/2025).

    Dalam rilis resminya, pencegatan terjadi dari pukul 23.00 waktu Moskow hingga pukul 07.00 pagi. Laporan itu menambahkan bahwa 53 pesawat nirawak ditembak jatuh di wilayah Kursk yang berbatasan dengan Ukraina.

    Sebelumnya, Gubernur wilayah Lipetsk Barat, Igor Artamonov, mengatakan bahwa satu orang tewas setelah sebuah pesawat nirawak jatuh di area pertanian. Insiden ini terjadi di Khlevensky, yang berjarak sekitar 400 kilometer (250 mil) selatan Moskow.

    “Akibatnya, terjadi kebakaran, yang dengan cepat dipadamkan,” ujarnya, seraya menambahkan satu orang lainnya luka-luka.

    Selain di Moskow dan Lipetsk, satu orang tewas dan satu lainnya luka-luka dalam serangan pesawat nirawak di wilayah Tula, Rusia Barat. Data ini dirilis oleh Gubernur Dmitry Milyaev di Telegram.

    Di sisi lain, di wilayah Kharkiv, Ukraina, yang berbatasan dengan Rusia, serangan Rusia menghantam kota Chuguiv Jumat dini hari. Serangan itu menghancurkan dua rumah pribadi dan merusak sebuah bangunan rumah sakit.

    “Tiga orang luka-luka akibat serangan itu,” tulis Wali Kota Kharkiv Galyna Minaeva di Facebook.

    Kepala Administrasi Militer Kota Kyiv, Tymur Tkachenko, mengatakan Jumat pagi di Telegram bahwa setidaknya 28 orang terluka dalam penembakan Rusia pada hari Kamis. Ini termasuk dua anak di bawah umur.

    Selama seminggu terakhir, Moskow telah menggempur Ukraina dengan rentetan serangan pesawat nirawak dan rudal terbesar sejak mengirim pasukan ke negara tetangganya pada Februari 2022. Hal ini terjadi saat Amerika Serikat (AS) sedang intens berkomunikasi dengan kedua pihak terkait potensi perdamaian.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Zelensky Ngamuk! Ukraina Tembak 155 Drone Serang Rusia

    Zelensky Ngamuk! Ukraina Tembak 155 Drone Serang Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sistem pertahanan udara Rusia mencegat 155 pesawat nirawak Ukraina dalam rentetan serangan semalam. Hal ini disebutkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Jumat (11/7/2025).

    Dalam rilis resminya, pencegatan terjadi dari pukul 23.00 waktu Moskow hingga pukul 07.00 pagi. Laporan itu menambahkan bahwa 53 pesawat nirawak ditembak jatuh di wilayah Kursk yang berbatasan dengan Ukraina.

    Sebelumnya, Gubernur wilayah Lipetsk Barat, Igor Artamonov, mengatakan bahwa satu orang tewas setelah sebuah pesawat nirawak jatuh di area pertanian. Insiden ini terjadi di Khlevensky, yang berjarak sekitar 400 kilometer (250 mil) selatan Moskow.

    “Akibatnya, terjadi kebakaran, yang dengan cepat dipadamkan,” ujarnya, seraya menambahkan satu orang lainnya luka-luka.

    Selain di Moskow dan Lipetsk, satu orang tewas dan satu lainnya luka-luka dalam serangan pesawat nirawak di wilayah Tula, Rusia Barat. Data ini dirilis oleh Gubernur Dmitry Milyaev di Telegram.

    Di sisi lain, di wilayah Kharkiv, Ukraina, yang berbatasan dengan Rusia, serangan Rusia menghantam kota Chuguiv Jumat dini hari. Serangan itu menghancurkan dua rumah pribadi dan merusak sebuah bangunan rumah sakit.

    “Tiga orang luka-luka akibat serangan itu,” tulis Wali Kota Kharkiv Galyna Minaeva di Facebook.

    Kepala Administrasi Militer Kota Kyiv, Tymur Tkachenko, mengatakan Jumat pagi di Telegram bahwa setidaknya 28 orang terluka dalam penembakan Rusia pada hari Kamis. Ini termasuk dua anak di bawah umur.

    Selama seminggu terakhir, Moskow telah menggempur Ukraina dengan rentetan serangan pesawat nirawak dan rudal terbesar sejak mengirim pasukan ke negara tetangganya pada Februari 2022. Hal ini terjadi saat Amerika Serikat (AS) sedang intens berkomunikasi dengan kedua pihak terkait potensi perdamaian.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lawan Rusia-China-Korut, Korsel-AS-Jepang Tiba-Tiba Bertemu di Seoul

    Lawan Rusia-China-Korut, Korsel-AS-Jepang Tiba-Tiba Bertemu di Seoul

    Jakarta, CNBC Indonesia – Para petinggi militer Korea Selatan (Korsel), Amerika Serikat (AS), dan Jepang menggelar pertemuan trilateral di Seoul pada Jumat (11/7/2025). Hal itu dilakukan untuk memperkuat kerja sama keamanan di tengah meningkatnya ketegangan kawasan, terutama terkait Korea Utara (Korut) dan China.

    Jenderal Dan Caine dari militer AS bertemu dengan Ketua Gabungan Kepala Staf Korsel Jenderal Kim Myung-soo, serta Kepala Staf Gabungan Jepang Jenderal Yoshihide Yoshida. Pertemuan ini merupakan bagian dari forum tahunan untuk membahas tantangan keamanan regional.

    Dalam pernyataan bersama, ketiga pejabat militer mengungkapkan kekhawatiran atas kerja sama militer antara Moskow dan Pyongyang, termasuk potensi alih teknologi militer dari Rusia ke Korut.

    “Kami mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan semua aktivitas ilegal, termasuk dukungan militer terhadap Rusia,” demikian isi pernyataan tersebut, seperti dikutip AFP.

    Jenderal Caine juga menyoroti bahwa Korut an China tengah melakukan ekspansi militer dalam skala besar dengan ambisi yang jelas.

    “China dan Korea Utara sedang membangun kekuatan militer mereka secara belum pernah terjadi sebelumnya, dengan tujuan yang tegas untuk melanjutkan agenda masing-masing,” kata Caine.

    Ia mengatakan semua pihak harus sadar akan ancaman itu. Karenanya, perlu tekad, sikap proaktif, dan kemitraan inovatif untuk itu.

    Pada hari yang sama, ketiga negara juga menggelar latihan udara gabungan di wilayah udara sekitar Pulau Jeju, Korsel. Latihan itu melibatkan pesawat pengebom strategis AS, B-52H.

    AS saat ini menempatkan sekitar 28.500 personel militer di Korea Selatan. Meski kedua negara telah menyepakati pembagian biaya pasukan dalam perjanjian lima tahun yang dimulai 2024, mantan Presiden Donald Trump kembali melontarkan kritik.

    “(Korsel) membayar sangat sedikit untuk militer. Mereka seharusnya membayar untuk militer mereka sendiri,” kata Presiden AS Donald Trump, seperti dikutip sejumlah media.

    Ia bahkan mengancam akan mengenakan tarif 25% terhadap Korsel jika tidak tercapai kesepakatan dagang baru.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]