Kemenlu Pastikan Tidak Ada WNI yang Terdampak Gempa di Rusia
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI,
Judha Nugraha
, memastikan tidak ada WNI yang terdampak gempa di di Kamchatka, Federal Timur Jauh Rusia, Rabu (30/7/2025).
Dia mengatakan, saat ini tercatat ada 53 WNI yang menetap di Federal Timur Jauh.
“KBRI Moskow mencatat terdapat 53 WNI yang menetap di Federal Timur Jauh. Berdasarkan komunikasi KBRI Moskow dengan para WNI, hingga saat ini tidak ada WNI yang terdampak gempa tersebut,” kata Judha dalam keterangannya, Rabu.
Selain memastikan 53 WNI yang menetap di tempat itu, Kemenlu RI juga sedang berkoordinasi intensif dengan KBRI Tokyo, KJRI Osaka, dan KJRI Los Angeles.
“Perwakilan RI sedang berkoordinasi dengan otoritas setempat dan menjalin komunikasi dengan para WNI di wilayah terdampak untuk mengetahui dampak gempa terhadap keselamatan WNI,” katanya.
Judha mengimbau agar para WNI yang areanya terdampak tsunami bisa meningkatkan kewaspadaan, khususnya berkaitan dengan gempa susulan.
Sebagai informasi, Rusia diterjang tsunami hingga 4 meter setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 mengguncang lepas pantai Semenanjung Kamchatka pada Rabu (30/7/2025).
Gempa ini menyebabkan kerusakan besar pada bangunan, terutama di kawasan pesisir, dan memicu peringatan evakuasi di wilayah Kamchatka serta beberapa pantai di Jepang.
“Gempa bumi hari ini sangat serius dan terkuat dalam beberapa dekade terakhir,” kata Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, dalam video yang diunggah melalui aplikasi pesan Telegram, seperti yang dilansir dari Reuters.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Moskow
-
/data/photo/2025/07/30/6889817a9c6c0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kemenlu Pastikan Tidak Ada WNI yang Terdampak Gempa di Rusia Nasional 30 Juli 2025
-

Rusia Diguncang Gempa-Tsunami, Atap Gedung Runtuh-Dinding TK Ambruk
Moskow –
Gempa bumi dahsyat yang mengguncang wilayah Timur Jauh Rusia memicu kerusakan pada bangunan permukiman hingga sekolah setempat. Gelombang tsunami yang menerjang setelah gempa terjadi dilaporkan membanjiri area daratan di Kepulauan Kuril, salah satunya menggenangi pabrik setempat.
Sejumlah video yang diunggah ke media sosial, dilansir media Rusia, RT.com, Rabu (30/7/2025), menunjukkan warga Rusia melaporkan guncangan hebat saat gempa berkekuatan Magnitudo (M) 8,7 mengguncang pada Rabu (30/7) pagi waktu setempat.
Warga setempat melaporkan bahwa furnitur bergetar, peralatan rumah tangga jatuh dan alarm mobil berbunyi akibat guncangan gempa yang kuat. Salah satu video yang diunggah online menunjukkan sejumlah mobil yang sedang diparkir berguncang saat gempa melanda.
Laporan RT yang mendasarkan pada salah satu video yang beredar, menyebut sejumlah dinding pada sebuah Taman Kanak-Kanak di area Petropavlovsk-Kamchatsky runtuh akibat gempa dahsyat tersebut. Namun, sejauh ini belum ada laporan korban jiwa yang terkonfirmasi.
Sejumlah video lainnya menunjukkan kepanikan warga yang berlarian ke jalan saat gedung-gedung bergetar hebat, dengan bagian atap runtuh dan puing berjatuhan ke tanah, ketika gempa mengguncang.
Salah satu video yang direkam di bandara setempat menunjukkan para calon penumpang panik dan mencari perlindungan saat guncangan keras dirasakan.
Gempa dahsyat ini berpusat di perairan lepas pantai timur jauh Rusia, tepatnya di titik yang berjarak 136 kilometer sebelah tenggara Petropavlovsk-Kamchatsky.
Kepulauan Kuril menjadi salah satu wilayah yang terdampak gelombang tsunami menyusul gempa dahsyat itu. Gelombang pertama, menurut laporan Gubernur Wilayah Sakhalin, Valery Limarenko, menghantam pesisir Severo-Kurilsk — ada di bagian utara Kuril — tak lama usai gempa mengguncang di dekat Semenanjung Kamchatka.
Tonton juga video “Detik-detik Gempa M 8,7 Mengguncang Kamchatka Rusia” di sini:
Otoritas setempat telah memerintahkan evakuasi penduduk kota tersebut, yang diperkirakan jumlah lebih dari 2.500 jiwa, ke daerah-daerah yang lebih tinggi dan jauh dari area pantai.
“Warga tetap aman di dataran tinggi hingga ancaman tsunami sepenuhnya hilang,” ucap Limarenko dalam imbauannya, sembari mengatakan semua layanan darurat beroperasi dalam mode siaga tinggi.
“Semua tindakan yang diperlukan sedang diambil untuk memastikan keselamatan publik,” imbuhnya.
Beberapa rekaman video yang dirilis media lokal dan pejabat setempat menunjukkan momen ketika gelombang mencapai area pesisir dan warga bergerak ke dataran lebih tinggi ketika sirene peringatan tsunami meraung-raung.
Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa maupun kerusakan besar.
Namun, sebuah pabrik pengolahan ikan Alaid di Sever-Kurilsk terendam genangan air laut usai tsunami menerjang. Untungnya, seluruh karyawan pabrik itu telah dievakuasi dari fasilitas tersebut sebelumnya.
Tonton juga video “Rumah-rumah di Rusia Hanyut Dihantam Tsunami” di sini:
Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
-

Tsunami Hantam Rusia Usai Gempa Dahsyat, Air Laut Banjiri Kota
Moskow –
Gelombang tsunami menghantam kota pelabuhan di timur jauh Rusia usai gempa magnitudo 8,7 mengguncang wilayah itu. Air laut pun membanjiri kota pelabuhan Savero Kurilsk.
Dilansir AFP dan akun Telegram resmi Kementerian Darurat Rusia, Rabu (30/7/2025), air laut telah membanjiri kota pelabuhan yang dihuni sekitar 2.000 orang tersebut.
“Tsunami membanjiri sebagian kota pelabuhan Severo-Kurilsk. Penduduk telah dievakuasi,” ujar Kementerian itu.
Video yang diunggah di media sosial Rusia memperlihatkan bangunan-bangunan di kota itu terendam air laut. Ada juga foto yang menunjukkan kerusakan gedung akibat gempa di wilayah Rusia.
Belum ada informasi soal korban jiwa akibat gempa dan tsunami itu. Rusia menyebut tim penyelamat telah dikerahkan ke lokasi tersebut untuk evakuasi dan memeriksa bangunan yang rusak.
Sejumlah negara juga mengeluarkan peringatan potensi tsunami akibat gempa di Rusia. Antara lain, Amerika Serikat, Jepang, Indonesia dan Filipina.
Tonton juga video “Rumah-rumah di Rusia Hanyut Dihantam Tsunami” di sini:
(haf/zap)
-

Satu-satunya Kapal Induk Rusia Terancam Jadi Rongsokan
Jakarta –
Satu-satunya kapal induk Rusia, Admiral Kuznetsov, kemungkinan akan dijual atau dijadikan rongsokan, menandai berakhirnya kapal perang yang pernah menjadi simbol ambisi angkatan laut Moskow.
Nasib kapal induk Angkatan Laut Rusia berusia 40 tahun itu di ujung tanduk setelah bertahun-tahun coba diperbaiki, tak beroperasi sejak 2017, dan pekerjaan pemeliharaan ditangguhkan. Andrei Kostin, kepala perusahaan pembuat kapal negara Rusia (USC), mengatakan bahwa tidak ada gunanya memperbaikinya lagi.
Dikutip detikINET dari Newsweek, pengamat menyatakan bahwa langkah mengakhiri riwayat kapal induk tersebut berarti hilangnya prestise bagi Angkatan Laut Rusia.
Admiral Kuznetsov diluncurkan tahun 1985. Meski terlibat dalam kampanye militer Rusia di Suriah, kapal itu sudah 8 tahun tak beroperasi. Penundaan pemeliharaan dan meningkatnya biaya menimbulkan pertanyaan tentang efektivitasnya dalam peperangan modern.
Kostin menyebut tidak ada gunanya memperbaikinya dan bahwa kapal itu akan dijual atau dibuang, meskipun belum ada keputusan akhir yang diambil. Pemusnahannya akan dianggap sebagai tanda menurunnya kemampuan AL Rusia.
Admiral Kuznetsov sepanjang 305 meter adalah kapal induk berat terakhir yang dibangun Uni Soviet. Setelah Uni Soviet runtuh, kapal itu dipindahkan ke Armada Utara Rusia dan digunakan dalam intervensi Rusia dalam perang saudara Suriah.
Kapal ini berbobot 59.000 ton, jangkauan 8.400 mil laut, dan dapat mengangkut 2.600 awak serta 26 pesawat sayap tetap dan 24 helikopter. Namun, ia kerap bermasalah dan disebut salah satu kapal induk terburuk di dunia.
Awalnya, perbaikan dijadwalkan selesai tahun 2022 di galangan kapal Zvyozdochka, tapi proyek tersebut dibebani berbagai masalah dan lonjakan biaya. Di 2018, dok kering apung tempat kapal tersebut diperbaiki tenggelam. Tahun berikutnya, kebakaran saat pengelasan menewaskan dua orang dan kebakaran lain terjadi di 2022.
Perkiraan biaya perbaikan membengkak dari 20 miliar rubel tahun 2017 menjadi 60 miliar rubel tahun berikutnya dan jadwalnya telah direvisi dari tahun 2022 menjadi 2024.
Yotuk Isık, pengamat dari Bosphorus Observer, mengatakan bahwa mengingat kapal tersebut tidak beroperasi bertahun-tahun, pemusnahan kapal tersebut tidak banyak berpengaruh secara strategis, tapi memberikan pukulan psikologis signifikan terhadap status Rusia sebagai kekuatan angkatan laut.
“Untuk memperluas kekuasaan di pelosok dunia, Anda membutuhkan kapal-kapal seperti itu dan Rusia menyerahkan satu-satunya kapal seperti itu yang dimilikinya, berarti kehilangan prestise,” tambahnya.
Angkatan Laut Rusia menduduki peringkat ketiga dunia, menurut Majalah Military Watch dan tertinggal dari AS yang nomor satu. Hilangnya Kuznetzov berarti Rusia tidak memiliki kapal induk.
AS sendiri memiliki 11 kapal induk super. Ada juga 92 kapal penjelajah/kapal perusak Amerika dibandingkan dengan 13 milik Rusia, sementara AS memiliki fregat lebih dari dua kali lipat lebih banyak (21 berbanding 10) dibanding Rusia.
AS juga memiliki 53 kapal selam serang dibandingkan dengan 28 milik Rusia, sementara ada 14 kapal selam rudal balistik Amerika dibandingkan dengan 11 milik Rusia.
(fyk/fyk)
-

Pesawat Rusia Diserang, Ribuan Jadi Korban Penerbangan Lumpuh Total
Jakarta, CNBC Indonesia – Maskapai penerbangan nasional Rusia, Aeroflot, menjadi korban serangan siber besar-besaran yang dilakukan kelompok peretas pro-Ukraina.
Karena kejadian ini lebih dari 50 penerbangan dibatalkan dan ribuan penumpang terdampak, dan menjadikannya insiden siber paling parah terhadap industri penerbangan Rusia sejauh ini.
Kremlin menyebut situasi ini mengkhawatirkan, dan para anggota parlemen menggambarkannya sebagai peringatan keras bagi Rusia. Jaksa menegaskan gangguan pada maskapai nasional tersebut disebabkan oleh peretasan dan telah membuka penyelidikan pidana.
Anggota parlemen senior Anton Gorelkin mengatakan bahwa Rusia sedang berada di bawah serangan digital.
“Kita tidak boleh lupa bahwa perang terhadap negara kita berlangsung di semua lini, termasuk digital. Saya tidak menutup kemungkinan bahwa para ‘hacktivist’ yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden ini adalah kaki tangan negara-negara tidak bersahabat,” ujarnya, dikutip dari Reuters, Selasa (29/7/2025).
Kelompok Silent Crow dan Belarusian Cyberpartisans mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka mengaku telah menghancurkan 7.000 server Aeroflot dan mengambil alih komputer pribadi staf, termasuk manajemen senior. Bahkan, mereka mengancam akan membocorkan data pribadi seluruh warga Rusia yang pernah menggunakan Aeroflot.
Serangan ini memicu kekacauan di Bandara Sheremetyevo, Moskow. Banyak penerbangan tertunda hingga berjam-jam dan para penumpang meluapkan kemarahan di media sosial karena tidak ada informasi yang jelas.
Sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022, para pelancong di negara tersebut telah terbiasa dengan gangguan penerbangan, biasanya karena serangan drone yang menutup bandara secara sementara. Namun, serangan siber kali ini dinilai sebagai yang paling merusak sejauh ini, karena melibatkan maskapai nasional dengan skala gangguan yang luas.
Mantan pilot Aeroflot sekaligus pakar penerbangan, Andrei Litvinov, mengatakan ini adalah bencana serius.
“Penundaan penerbangan masih bisa ditoleransi, tapi kerugian bagi perusahaan milik negara sebesar ini sangat besar,” ujar Litvinov.
Ia menambahkan, kalau semua korespondensi dan data internal perusahaan bocor, ini bisa punya konsekuensi jangka panjang. “Dulu drone, sekarang serangan dari dalam,” terangnya.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
-

AS Kembali Berdiskusi Setelah 7 Tahun, Bahas Proyek Luar Angkasa
Bisnis.com, JAKARTA — Kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Bakanov tiba di Houston, Amerika Serikat (AS), untuk mengadakan pembicaraan dengan kepala sementara NASA, Sean Duffy pada Selasa (29/07/25).
Pertemuan tatap muka tersebut menjadi yang pertama kalinya sejak terakhir kali diadakan pada 2018. Bakanov dan Duffy dijadwalkan akan melakukan pembicaraan pada 31 Juli mendatang, menurut kantor berita TASS Rusia.
“Kami, bersama NASA berencana membahas proyek bersama yang sedang berlangsung,” jelas pihak Roscosmos terkait tujuannya berkunjung ke AS, dilansir Reuters (29/07/25).
Proyek kerjasama Roscosmos-NASA itu mencakup program lintas penerbangan, perpanjangan masa operasional Stasiun Luar Angkasa Internasional, dan kerja gugus tugas gabungan Rusia-AS terkait deorbit ISS yang aman, serta pembuangan laut terkendali di masa mendatang.
Nantinya, Bakanov bersama pejabat NASA akan mengunjungi divisi Johnson Space Center dan fasilitas produksi Boeing untuk pembicaraan dengan pimpinan program luar angkasa perusahaan.
Selain itu, menjelang peluncuran penerbangan SpaceX Crew-11 NASA, yang dijadwalkan pada 31 Juli, Kepala Roscosmos itu juga akan bertemu dengan awak pesawat ruang angkasa Crew Dragon, yang mencakup kosmonot Rusia, Oleg Platonov.
Oleg akan tergabung dalam kumpulan kru yang juga terdiri dari tiga astronot lainnya. Mereka adalah perwakilan NASA, Zena Cardman dan Mike Fincke, dan satu astronot Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Kimiya Yui.
Selama waktu empat astronot tersebut berada di laboratorium yang mengorbit di luar angkasa, mereka akan melakukan penelitian baru untuk mempersiapkan eksplorasi manusia di luar orbit rendah bumi, serta untuk memberi manfaat bagi sesama manusia di Bumi.
Hubungan Amerika Serikat dan Rusia di sejumlah bidang sudah memburuk sejak invasi Rusia ke Ukraina dilancarkan pada tahun 2022. Namun, kedua negara tersebut masih melakukan kerja sama yang erat di bidang program luar angkasa.
Pertemuan terakhir antara pimpinan Roscosmos dan NASA terjadi pada Oktober 2018, ketika Direktur Jenderal Roscosmos saat itu, Dmitry Rogozin bertemu langsung dengan Administrator NASA, Jim Bridenstine di Kosmodrom Baykonur, Kazakhstan.
Pada hari-hari awal setelah Trump kembali menjabat pada Januari, Rusia dan AS bergerak lebih dekat untuk memulihkan hubungan, tetapi Presiden Donald Trump sejak saat itu menjadi tidak sabar dengan Moskow, dengan memberi Rusia waktu 10-12 hari untuk membuat kemajuan dalam mengakhiri perang di Ukraina. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun).
-

Maskapai Nasional Ini Lumpuh, Puluhan Penerbangan Dibatalkan
Jakarta, CNBC Indonesia – Maskapai nasional Rusia, Aeroflot, membatalkan lebih dari 40 penerbangan pada Senin (28/7/2025) waktu setempat setelah mengalami kegagalan sistem informasi (TI) yang diduga kuat akibat serangan siber. Kelompok peretas yang menamakan diri Silent Crow mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Dalam pernyataan resminya, Aeroflot menyebut bahwa kegagalan sistem ini mengganggu operasional penerbangan secara signifikan. Namun maskapai tidak memberikan penjelasan rinci mengenai penyebab gangguan atau estimasi waktu pemulihan.
“Para spesialis saat ini sedang berupaya meminimalkan dampak pada jadwal penerbangan dan memulihkan operasi layanan normal,” ujar Aeroflot dalam keterangannya, seperti dikutip Reuters.
Kelompok Silent Crow, dalam pernyataan yang belum dapat diverifikasi, menyatakan bahwa mereka melancarkan serangan siber tersebut bersama kelompok Cyberpartisans BY dari Belarus. Aksi ini diklaim sebagai bentuk protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
“Jayalah Ukraina! Hidup Belarus!” tulis kelompok tersebut dalam unggahannya.
Mereka juga mengklaim telah menembus sistem Aeroflot selama setahun terakhir, menghancurkan 7.000 server, serta mengambil alih komputer milik manajemen senior maskapai. Namun, tidak ada bukti yang disertakan dalam pernyataan tersebut. Selain itu, Silent Crow mengancam akan membocorkan data pribadi seluruh warga Rusia yang pernah menggunakan layanan Aeroflot.
Dampak dari insiden ini langsung terasa di Bandara Internasional Sheremetyevo, Moskow, dengan antrean panjang dan kekacauan saat para penumpang diminta mengambil bagasi dan meninggalkan terminal. Laporan media lokal Baza menyebut situasi di bandara sangat kacau.
Penerbangan yang dibatalkan mencakup rute domestik serta internasional ke Minsk, Belarus dan Yerevan, Armenia. Aeroflot telah mengimbau penumpang untuk memantau pembaruan informasi melalui saluran resmi maskapai.
Sejak pecahnya perang Ukraina pada Februari 2022, gangguan penerbangan di Rusia bukan hal asing, namun biasanya disebabkan oleh penutupan bandara akibat ancaman drone, bukan serangan siber.
Meski terdampak sanksi internasional dan pembatasan rute penerbangan, Aeroflot masih berada di peringkat 20 besar maskapai dunia berdasarkan jumlah penumpang. Pada 2024, Aeroflot Group mencatatkan lalu lintas penumpang mencapai 55,3 juta orang, menurut data di situs resminya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
-

Bukan AS, Putin Akui Negara NATO Ini Bikin Rusia Was-was
Jakarta, CNBC Indonesia – Dinamika terus meningkat antara Rusia dan pakta pertahanan pimpinan AS, NATO. Terbaru, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan kecemasannya terhadap aliansi yang menyokong Ukraina itu.
Berbicara kepada harian bisnis RBK, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa saat ini Jerman telah menjadi ancaman serius bagi Rusia. Ia menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, yang menyatakan bahwa pasukan Jerman siap membunuh pasukan Rusia.
“Jerman kembali menjadi berbahaya,” tambahnya dalam wawancara itu yang juga dikutip oleh Russia Today, Selasa (15/7/2025).
Jerman merupakan pendukung utama Ukraina dalam perang bersama Rusia. Berlin telah menjadi penyuplai utama persenjataan bagi Kyiv. Langkah ini mendapatkan resistensi dari Rusia yang menyebut hal ini hanya akan memperpanjang konflik.
Sementara itu, Pistorius menyampaikan komentar keras terhadap Rusia dalam sebuah wawancara dengan Financial Times yang diterbitkan pada hari Minggu. Ia memuji kesiapan tempur pasukan Jerman dan tekad mereka untuk mengambil tindakan mematikan terhadap pasukan Rusia jika diperlukan.
“Jika pencegahan tidak berhasil dan Rusia menyerang, apakah itu akan terjadi? Ya,” kata Pistorius. “Tetapi saya sarankan Anda pergi saja ke Vilnius dan berbicara dengan perwakilan brigade Jerman di sana. Mereka tahu persis apa tugas mereka.”
Jerman Siap Bangun Senjata Nuklir
Di sisi lain, kepala lembaga nuklir PBB IAEA, Rafael Grossi, mengatakan bahwa dalam situasi saat ini, Jerman dapat mengembangkan senjata nuklirnya sendiri. Ia menyebut Berlin telah memiliki semuanya seperti pengetahuan dan akses teknologi yang diperlukan.
“Jerman dapat membangun bom nuklir dalam beberapa bulan. Ini hanyalah asumsi hipotetis belaka,” ujarnya dalam wawancara yang juga dikutip Russia Today.
Pernyataan Grossi juga muncul di tengah dorongan militerisasi yang lebih luas di antara anggota NATO Eropa. Jerman didesak untuk mendapatkan akses ke persenjataan nuklir Inggris atau Prancis atau bergabung dengan sistem pencegah Eropa yang lebih luas, dengan alasan bahwa ketergantungan pada senjata AS tidak lagi memadai.
Di sisi lain, Rusia telah berulang kali membantah bahwa hal itu menimbulkan ancaman bagi anggota NATO Eropa. Moskow menuduh para pejabat Barat menggunakan rasa takut untuk membenarkan peningkatan anggaran, serta penurunan standar hidup warga negara mereka.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
-

Serangan Ratusan Drone-Rudal Rusia Tewaskan 3 Orang di Dnipro Ukraina
JAKARTA – Rusia melancarkan serangkaian serangan drone dan rudal dalam serangan yang menewaskan tiga orang di Dnipro, Ukraina, dan wilayah sekitarnya pada Sabtu.
Pasukan Moskow meluncurkan 235 drone dan 27 rudal, merusak bangunan perumahan dan komersial serta menyebabkan kebakaran, kata Angkatan Udara Ukraina.
Dilaporkan 10 rudal dan 25 drone serang Rusia menghantam sembilan lokasi. Drone dan rudal lainnya berhasil ditembak jatuh.
“Malam yang mengerikan. Serangan gabungan besar-besaran di wilayah ini,” ujar Serhiy Lysak, gubernur wilayah Dnipropetrovsk, melalui aplikasi Telegram dilansir Reuters, Sabtu, 26 Juli.
Ia mengatakan tiga orang tewas dalam serangan tersebut dan enam lainnya luka-luka di kota Dnipro dan wilayah sekitarnya.
Lysak mengunggah foto-foto yang menunjukkan petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan api, bangunan tempat tinggal dengan jendela pecah, dan mobil-mobil yang hangus terbakar.
Presiden Volodymyr Zelenskyy berjanji akan melakukan serangan balasan.
“Perusahaan militer Rusia, logistik Rusia, dan bandara-bandara Rusia seharusnya merasa bahwa perang Rusia sendiri kini membalas mereka dengan konsekuensi nyata,” kata Zelenskyy.
Serangan Ukraina terhadap Rusia memanas dalam beberapa bulan terakhir, dengan Moskow dan Kyiv saling bertukar serangan pesawat tak berawak dan pertempuran sengit berkecamuk di sepanjang garis depan sepanjang lebih dari 1.000 kilometer.
