kab/kota: Moskow

  • Putin Kecam AS dan Sekutunya yang Jatuhkan Sanksi Dagang ke Rusia

    Putin Kecam AS dan Sekutunya yang Jatuhkan Sanksi Dagang ke Rusia

    Jakarta

    Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengecam keras sanksi perdagangan yang dijatuhkan Amerika Serikat dan sekutunya kepada Rusia. Menurutnya, sanksi telah membuat perekonomian Rusia berada di ambang resesi.

    Pernyataan itu disampaikan Putin dalam wawancara tertulis dengan kantor berita resmi China, Xinhua yang dikutip dari Reuters, Sabtu (30/8/2025).

    Untuk diketahui, Putin dijadwalkan akan berada di China yang merupakan mitra dagang terbesar Rusia, dari Minggu hingga Rabu. Putin dijadwalkan akan menghadiri pertemuan puncak dua hari Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di kota pelabuhan Tianjin, China utara.

    Selanjutnya, Putin akan melakukan perjalanan ke Beijing untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping dan menghadiri parade militer besar-besaran di ibu kota China tersebut untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia Kedua setelah Jepang secara resmi menyerah.

    “Selama kunjungan saya mendatang, kami tentu akan membahas prospek lebih lanjut untuk kerja sama yang saling menguntungkan dan langkah-langkah baru untuk mengintensifkannya demi kepentingan rakyat Rusia dan China,” kata Putin.

    “Singkatnya, kerja sama ekonomi, perdagangan, dan kolaborasi industri antara negara kita berkembang pesat di berbagai bidang,” tambah Putin mengenai China, yang dituduh Barat mendukung apa yang disebut sebagai operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

    Ketika negara-negara Barat memutuskan hubungan dengan Rusia setelah Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, China datang untuk menyelamatkan, membeli minyak Rusia dan menjual barang-barang mulai dari mobil hingga elektronik yang mendorong perdagangan bilateral ke rekor US$ 245 miliar pada tahun 2024.

    China sejauh ini merupakan mitra dagang utama Rusia berdasarkan volume dan transaksi antara kedua negara hampir seluruhnya dilakukan dalam rubel dan yuan, kata Putin. Rusia adalah eksportir minyak dan gas utama ke China dan kedua belah pihak terus berupaya bersama untuk mengurangi hambatan perdagangan bilateral.

    “Dalam beberapa tahun terakhir, ekspor daging babi dan sapi ke China telah diluncurkan. Secara keseluruhan, produk pertanian dan pangan menempati posisi penting dalam ekspor Rusia ke China,” ujarnya.

    (eds/eds)

  • Pemimpin Uni Eropa Ingin ‘Rangkul’ Moldova dari Cengkraman Rusia

    Pemimpin Uni Eropa Ingin ‘Rangkul’ Moldova dari Cengkraman Rusia

    Jakarta

    Warga Moldova lelah mendengar bagaimana negara mereka dideskripsikan sebagai “negara kecil bekas Uni-Soviet”, “negara termiskin di Eropa”, atau “negara yang terjepit antara Rusia dan Barat”.

    Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah Moldova mengerahkan ‘seluruh upaya’ untuk memperbarui citra tersebut.

    Pemerintah mengatakan bahwa, Moldova — yang terletak di antara Ukraina dan Rumania (negara anggota Uni Eropa dan NATO)— adalah calon anggota Uni Eropa, mengorientasikan negaranya ke barat.

    Proyeksi tersebut dikuatkan ketika pada Rabu (27/8) tiga pemimpin Uni Eropa (UE), Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, berjejak di ibu kota Chisinau, demi merayakan hari kemerdekaan bersama presiden Maia Sandu.

    “Alternatif selain Eropa tidak ada. Tanpa UE, Moldova tetap terjebak di masa lalu,” kata Sandu dalam pidatonya. “Kami merasakan hal ini setiap kali bom dijatuhkan di negara tetangga. Perang Rusia di Ukraina menunjukkan setiap hari bahwa Eropa berarti kebebasan dan perdamaian. Rusia-Putin berarti perang dan kematian.”

    Tantangan di luar prediksi, jelang pemilu

    Kanselir Merz mengatakan kepada warga Moldova, fakta bahwa negara tersebut telah memilih jalur menuju UE tidak dapat diremehkan. Namun masih banyak ketidakpastian jelang pemilu.

    Pemerintah pro-Barat Moldova menghadapi tantangan demokrasi fluktuatif – disebabkan frustrasi warga saat menghadapi dampak ekonomi perang di negara tetangga, Ukraina.

    Namun, ada pula faktor lain di luar diprediksi yang berupaya mempengaruhi para pemilih Moldova. Seperti konglomerat buron pro-Rusia, Ilan Shor, yang menjanjikan hingga $3.000 (Rp 49 juta) per bulan kepada orang-orang yang menghadiri protes anti-pemerintah, menurut kantor berita Reuters.

    Shor, yang melarikan diri dari Moldova saat mengajukan banding atas vonis kasus penipuan bank di tahun 2019, mempublikasikan tawarannya dalam sebuah video daring.

    Presiden Maia Sandu menyebutkan upaya tersebut sebagai bagian dari ancaman yang lebih besar terhadap demokrasi Moldova. Ia merinci bentuk-bentuk gangguan lain, termasuk campur tangan pemilu, pendanaan ilegal, kampanye disinformasi, serangan siber, sabotase di tempat pemungutan suara luar negeri, serta upaya memecah belah masyarakat melalui penyebaran kebencian antar komunitas.

    Minggu-minggu yang menegangkan

    Moskow membantah terlibat dalam campur tangan pemilu di Moldova, tetapi para pemimpin Uni Eropa yang berkumpul di Chisinau tetap menaruh curiga.

    “Rusia terus-menerus berusaha merusak kebebasan, kemakmuran, dan perdamaian di Moldova,” ujar Merz seraya memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin ingin menarik Moldova ke dalam “lingkup pengaruh” Moskow.

    Victoria Olari, yang memantau disinformasi dan tren daring untuk Lab Penelitian Atlantic Council Digital Forensic mengatakan kepada DW dalam sambungan telepon bahwa ia memperkirakan upaya campur tangan Rusia akan meningkat selama beberapa minggu ke depan.

    Olari, yang tinggal di Chisinau, menggambarkan suasana jelang pemilu “menegangkan” namun juga ada rasa “optimis dan waspada.”

    “Ada tekad nyata rakyat Moldova untuk menjaga kedaulatan mereka,” jelas Olari, menambahkan bahwa kunjungan para pemimpin tinggi Uni Eropa yang menegaskan dukungannya terhadap Moldova telah membangkitkan harapan.

    Mimpi Eropa yang ditangkis Hungaria

    Solidaritas Eropa pada Moldova terasa manis tapi juga pahit— karena jalan ‘berliku’ Moldova untuk bergabung dengan UE.

    Moldova dan Ukraina sama-sama mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2022, setelah invasi besar-besaran Rusia.

    Permohonan aksesi kedua negara disinkronkan dengan reformasi dalam negeri negara tersebut untuk memperkuat undang-undang dan lembaga pemberantasan korupsi. Macron, Merz, dan Tusk memuji kemajuan Moldova dalam hal ini.

    Namun Budapest memveto setiap kemajuan terkait permohonan masuk Ukraina ke UE. Kedekatan Moldova dengan Ukraina berimbas stagnannya posisi Moldova untuk masuk ke Uni Eropa.

    “Pintu menuju Uni Eropa terbuka,” ujar Merz dalam pesan yang meyakinkan pada hari Rabu. “Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa” untuk memajukan perundingan keanggotaan pada musim gugur, tegas Kanselir Jerman tersebut.

    Namun hal ini turut menghadirkan dilema politik bagi para pemimpin UE.

    Risiko ‘menunggu’ terlalu lama

    “Uni Eropa enggan menyerah pada tekanan Hungaria dengan memisahkan hubungan antara Moldova dan Ukraina. Hal ini bisa membuat Ukraina merasa ditinggalkan, terutama di tengah invasi besar-besaran Rusia,” jelas Amanda Paul, peneliti senior di European Policy Centre.

    Namun, jika Moldova “menunggu” terlalu lama di luar pintu Uni Eropa, risiko Moldova jatuh ke dalam pengaruh Rusia semakin besar, hal ini tidak hanya membahayakan keamanan dan stabilitas Moldova, tapi juga akan melemahkan keamanan dan stabilitas Eropa secara keseluruhan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Sorta Caroline
    Editor: Rizki Nugraha.

    Lihat juga Video ‘Trump: Zelensky Tak Sepenuhnya Polos’:

    (ita/ita)

  • Rusia Dihantam Krisis Energi, Warga bak Tikus Mati di Lumbung Padi

    Rusia Dihantam Krisis Energi, Warga bak Tikus Mati di Lumbung Padi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Warga Rusia, negara eksportir energi terbesar dunia, kini menghadapi ironi. Mengisi penuh tangki bensin makin sulit.

    Krisis bahan bakar melanda berbagai wilayah setelah gelombang serangan drone Ukraina dalam beberapa pekan terakhir melumpuhkan sebagian besar kilang minyak, memicu lonjakan harga dan kelangkaan pasokan di dalam negeri.

    Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar di wilayah timur jauh, selatan Rusia, hingga Semenanjung Krimea dilaporkan kehabisan stok. Para pengendara terpaksa beralih ke bensin dengan kadar oktan lebih tinggi yang jauh lebih mahal karena bensin reguler A-95 semakin langka.

    “Kami sudah menunggu berjam-jam, dan tidak ada yang tahu apakah mobil kami benar-benar akan terisi,” kata seorang pengendara di Dalnegorsk, wilayah timur jauh Rusia, yang terekam dalam video viral di media sosial, sebagaimana dikutip The Guardian, Kamis (28/8/2025).

    Menurut analis energi, serangan udara Ukraina sejak awal Agustus telah menghancurkan sekitar 17% kapasitas kilang minyak Rusia atau setara dengan 1,1 juta barel per hari. Serangan paling anyar dilaporkan mengenai pipa minyak Ryazan-Moskow, salah satu jalur utama pemasok bahan bakar ke ibu kota.

    “Serangan ini masif, terkoordinasi, dan berulang. Kilang tidak punya waktu memperbaiki kerusakan sebelum serangan berikutnya datang,” ujar Boris Aronstein, analis independen minyak dan gas.

    Ia menegaskan bahwa kali ini merupakan krisis BBM paling parah yang dialami Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

    Harga grosir bensin A-95, bahan bakar yang paling banyak digunakan di Rusia, melonjak hingga 82.300 rubel per ton, hampir 54% lebih tinggi dibanding Januari lalu. Lonjakan ini menambah beban warga di tengah antrian panjang di SPBU.

    Sebuah kanal otomotif populer di Telegram, The Motorist’s Den, bahkan menyindir, “Rasanya sebentar lagi bensin akan dituang ke gelas sampanye, bukan ke tangki mobil.”

    Ironisnya, krisis ini terjadi di negara yang dikenal sebagai eksportir energi raksasa, dengan minyak mentah diekspor besar-besaran ke India dan China. Namun, sebagian besar kilang Rusia lebih difokuskan untuk produksi ekspor, sementara pasokan dalam negeri nyaris tidak memiliki cadangan penyangga.

    “Produksi domestik hanya cukup menutupi kebutuhan dalam negeri. Begitu ada gangguan, sistem langsung kewalahan,” jelas Aronstein.

    Kondisi makin sulit karena sanksi Barat memutus akses Rusia terhadap teknologi perbaikan kilang, membuat proses pemulihan infrastruktur energi berjalan lebih lambat. Bahkan sebelum serangan terakhir, pemerintah Rusia sudah memperketat larangan ekspor bensin untuk menahan lonjakan permintaan domestik.

    Di Krimea, wilayah yang dianeksasi Rusia pada 2014, dampaknya lebih buruk. Musim panas yang biasanya penuh wisatawan Rusia kini berubah kacau akibat bandara ditutup karena ancaman drone, sehingga arus wisatawan beralih ke jalur darat dan meningkatkan tekanan terhadap pasokan BBM.

    Kepala administrasi Krimea yang ditunjuk Kremlin meminta warga bersabar. “Harap dimaklumi pembatasan pada bensin oktan 95. Semua langkah stabilisasi harga sedang dilakukan baik oleh pemerintah federal maupun kami. Situasi ini bisa berlangsung hingga sebulan ke depan,” ujarnya.

    Meski begitu, para analis menilai krisis bensin ini belum cukup untuk mengguncang upaya perang Rusia.

    Sergey Vakulenko, peneliti senior di Carnegie Russia Eurasia Center sekaligus mantan eksekutif Gazprom, mengatakan sebagian besar sektor industri dan militer Rusia masih mengandalkan solar, bukan bensin.

    “Masih jauh sebelum sektor transportasi, pertanian, industri-atau yang terpenting, militer-mengalami kekurangan signifikan,” jelasnya.

    Namun, ia memperingatkan, jika serangan drone berlanjut hingga musim dingin, pemerintah mungkin terpaksa menerapkan sistem penjatahan bensin. “Kalau situasi memburuk, otoritas bisa saja memberlakukan rasionalisasi,” kata Vakulenko.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Perang Tinggal Sejengkal! NATO Buru Kapal Selam Rusia Dekat Armada AS

    Perang Tinggal Sejengkal! NATO Buru Kapal Selam Rusia Dekat Armada AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pesawat-pesawat NATO telah menghabiskan hampir seminggu untuk mencari kapal selam Rusia yang dapat mendekati gugus tugas kapal induk AS yang beroperasi di lepas pantai Norwegia. Hal ini diketahui menurut data pelacakan penerbangan dan kapal yang ditinjau oleh Newsweek, Kamis (28/8/2025).

    Dalam pengamatan itu, nampak kehadiran pesawat patroli maritim P-8A Poseidon, atau “pemburu kapal selam” di Laut Norwegia. Operasi ini telah dipimpin oleh Amerika Serikat sejak Minggu dan didukung oleh Inggris dan Norwegia, yang juga mengoperasikan platform perang anti-kapal selam buatan Boeing.

    Operasi harian tersebut tampaknya terkait dengan keberadaan kapal induk USS Gerald R. Ford, kapal induk terbesar di dunia, yang terlibat dalam operasi bersama unit-unit Inggris dan Norwegia di perairan barat Norwegia.

    “Kami bekerja sama untuk memastikan kawasan Euro-Atlantik yang aman dan stabil,” kata gugus tugas kapal induk AS tersebut dalam sebuah unggahan di Facebook, tanpa menyebutkan operasi penyisiran anti-kapal selam untuk kapal-kapal tertentu.

    Penyisiran tersebut, yang terdeteksi pada siaran pesawat dan kapal yang direkam oleh MarineTraffic, Flightradar24, dan platform serupa, bisa jadi merupakan tindakan pencegahan, tetapi mungkin mengindikasikan kemungkinan kemunculan kapal selam Rusia. Surat kabar Express Inggris melaporkan bahwa setidaknya selusin pesawat tempur spesialis NATO telah mencari kapal selam Rusia yang diduga berlayar di dekat kapal induk Angkatan Laut AS sejak Minggu.

    Surat kabar tersebut menyatakan bahwa Kementerian Pertahanan Inggris telah mengonfirmasi bahwa serangan mendadak Angkatan Udara Kerajaan bukanlah latihan. Selain itu, media The Barents Observer Norwegia mengatakan 3 kapal bertenaga nuklir kelas Yasen dari Armada Utara Rusia telah meninggalkan pangkalan mereka pada awal pekan ini.

    “Citra satelit yang dipelajari oleh Barents Observer menunjukkan bahwa per 25 Agustus, ketiga kapal selam serbaguna kelas Yasen dan Yasen-M milik Armada Utara Rusia berada di laut,” tulis surat kabar tersebut.

    “Severodvinsk (K-573), Kazan (K-561), dan Arkhangelsk (K-564) semuanya berpangkalan di Nerpicha. Pangkalan tersebut terletak di fjord Litsa, sekitar 60 kilometer (37 mil) dari perbatasan Rusia dengan Norwegia, dan tidak ada kapal selam yang terlihat di dermaga,” tulis surat kabar tersebut.

    Tutupan awan setelah 25 Agustus membuat studi citra satelit di wilayah tersebut menjadi mustahil. Tidak ada negara NATO di sekitar Laut Utara yang berkomentar mengenai dugaan perburuan kapal selam Rusia.

    Serangan patroli laut di sekitar perbatasan maritim NATO merupakan kegiatan sehari-hari, tetapi penerbangan Angkatan Laut AS dan Angkatan Udara Inggris baru-baru ini ke wilayah lingkar Utara telah mengalami peningkatan intensitas-lebih dari dua lusin penerbangan sejak akhir pekan.

    Dinamika ini terjadi saat NATO masih dalam ketegangan yang tinggi dengan Rusia. Ini disebabkan manuver Moskow menyerang Ukraina, yang notabenenya diserang saat ingin bergabung dalam aliansi militer Barat itu.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ukraina dan AS Bakal Gelar Pertemuan di New York, Bahas Akhiri Perang

    Ukraina dan AS Bakal Gelar Pertemuan di New York, Bahas Akhiri Perang

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan anggota pemerintahannya akan bertemu dengan pejabat AS di New York. Pertemuan berlangsung Jumat pekan ini.

    Pertemuan itu bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

    “Pertemuan akan berlangsung pada hari Jumat di New York, di Amerika Serikat, dengan tim Presiden (Donald) Trump setelah pertemuan di Swiss,” kata Zelensky dalam pidato hariannya di media sosial dilansir AFP, Kamis (28/8/2025).

    Menurut Zelensky, kepala stafnya, Andriy Yermak, dan mantan menteri pertahanan Rustem Umerov, berpartisipasi dalam pembicaraan mediasi di Qatar pada hari Selasa dan terdapat pertemuan lanjutan pada hari Rabu di Arab Saudi.

    Upaya diplomatik untuk mengakhiri perang telah dipercepat dalam beberapa pekan terakhir setelah pertemuan puncak antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Trump di Alaska, yang kemudian diikuti oleh pertemuan di Washington antara Trump dan Zelensky, yang didampingi oleh sekutu-sekutu Eropanya.

    Trump mengatakan ia ingin mengatur pertemuan tatap muka antara presiden Rusia dan Ukraina, tetapi hanya ada sedikit kemajuan dengan Moskow dan Kyiv saling menyalahkan atas kebuntuan tersebut.

    Pada hari Rabu, Zelensky mengatakan ia melihat “sinyal yang sangat arogan dan negatif dari Moskow terkait negosiasi tersebut.”

    Ia menyerukan “tekanan” untuk “memaksa Rusia mengambil langkah nyata.”

    (dek/dek)

  • Xi Jinping Tolak Ikut Diskusi AS-Rusia soal Nuklir, Kenapa?

    Xi Jinping Tolak Ikut Diskusi AS-Rusia soal Nuklir, Kenapa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – China mengatakan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Hal ini dilontarkan setelah Presiden Donald Trump menyatakan harapannya untuk memasukkan Beijing dalam negosiasi.

    Dalam sebuah pernyataan, Rabu (27/8/2025), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengatakan bahwa “tidak masuk akal dan tidak realistis” untuk mengharapkan China berpartisipasi dalam negosiasi perlucutan senjata nuklir trilateral dengan AS dan Rusia. Ia mengaku Beijing belum dalam tingkatan sebesar kedua negara terkait nuklir.

    “China dan Amerika Serikat sama sekali tidak berada pada tingkat yang sama dalam hal kemampuan nuklir,” kata Guo, dilansir AFP.

    “Negara-negara dengan persenjataan nuklir terbesar harus sungguh-sungguh memenuhi tanggung jawab khusus dan utama mereka untuk perlucutan senjata nuklir,” katanya.

    Beijing mengatakan mereka pada prinsipnya mendukung perlucutan senjata tetapi secara teratur menolak undangan Washington untuk bergabung dalam pembicaraan AS-Rusia tentang pengurangan persenjataan nuklir mereka.

    “China memiliki senjata nuklir pada tingkat minimum yang diperlukan untuk keamanan nasional, dan tidak terlibat dalam perlombaan senjata dengan negara mana pun,” tuturnya.

    Sebelumnya, pada Senin, Trump mengatakan bahwa Washington sedang berusaha untuk mengupayakan denuklirisasi dengan kedua negara. Hal ini untuk menghentikan perkembangan senjata nuklir yang pesat.

    “Saya pikir denuklirisasi adalah tujuan yang sangat besar. Tapi Rusia bersedia melakukannya dan saya pikir China juga akan bersedia,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

    Rusia dan AS, yang merupakan mantan saingan Perang Dingin, memiliki hampir 90% senjata nuklir dunia di antara mereka. Namun Moskow menarik diri dari perjanjian kontrol senjata terakhir yang tersisa dengan Washington pada tahun 2023.

    Menurut perkiraan tahun 2024 oleh Stockholm International Peace Research Institute, Amerika Serikat memiliki 3.708 hulu ledak nuklir dan Rusia 4.380, tidak termasuk hulu ledak yang sudah tidak digunakan.

    China memiliki 500 hulu ledak nuklir, 90 lebih banyak dari tahun 2023. Di belakang mereka adalah Prancis (290) dan Inggris (225).

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pemimpin Prancis-Jerman-Polandia Ramai-ramai Kunjungi Moldova, Ada Apa?

    Pemimpin Prancis-Jerman-Polandia Ramai-ramai Kunjungi Moldova, Ada Apa?

    Chisinau

    Pemimpin Prancis, Jerman, dan Polandia kompak mengunjungi Moldova pada Rabu (27/8) waktu setempat. Kunjungan ini menjadi bentuk dukungan untuk Presiden Moldova Maia Sandu menjelang dimulainya masa kampanye untuk pemilu parlemen bulan depan, yang dibayangi kekhawatiran campur tangan Rusia.

    Moldova merupakan negara pro-Uni Eropa yang berbatasan dengan Ukraina, yang selama tiga tahun terakhir menghadapi invasi militer Moskow.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz, dan Perdana Menteri (PM) Polandia Donald Tusk akan bertemu Presiden Sandu untuk merayakan hari kemerdekaan ke-34 Moldova, saat negara itu terus mendorong proses keanggotaan Uni Eropa.

    “Ini merupakan bentuk dukungan para pemimpin Eropa untuk Moldova seiring Rusia meningkatkan aktivitas campur tangannya menjelang pemilu yang berisiko tinggi,” sebut kantor kepresidenan Moldova dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (27/8/2025).

    Sandu dan sekutu-sekutu Eropanya telah berulang kali menuduh Rusia berupaya mengacaukan negara bekas Uni Soviet tersebut, yang terletak di antara Ukraina yang dilanda perang dan Rumania, yang merupakan anggota Uni Eropa serta aliansi NATO.

    Sebagai pengkritik vokal Rusia, terutama sejak invasi ke Ukraina pada tahun 2022, Sandu telah memimpin Moldova melalui perundingan aksesi resmi Uni Eropa yang dimulai pada Juni 2024.

    Ketiga pemimpin negara Uni Eropa itu akan memberikan pernyataan kepada wartawan bersama Sandu pada Rabu (27/8) sore, sebelum jamuan makan malam.

    Mereka kemudian akan memberikan pidato selama perayaan hari kemerdekaan resmi yang diadakan di Lapangan Kemerdekaan Chisinau, yang diwarnai konser pada malam harinya.

    Seorang penasihat kepresidenan Prancis mengatakan kepada wartawan bahwa Macron, Merz, dan Tusk ingin menegaskan kembali “dukungan mereka terhadap kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas wilayah Moldova”. Ketiga pemimpin juga disebut ingin mendukung “lintasan Eropa” yang dipilih oleh Moldova.

    “Kita tidak bisa mengabaikan konsekuensi perang agresi Rusia terhadap Ukraina, yang secara langsung berdampak pada Moldova,” kata penasihat kepresidenan Prancis tersebut.

    “Moldova terancam oleh Rusia,” sebutnya, merujuk pada “intervensi dan campur tangan” Moskow.

    Sandu yang terpilih kembali untuk masa jabatan kedua pada tahun 2024, bulan lalu menuduh Rusia “mempersiapkan campur tangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pemilu September” untuk “mengendalikan Moldova dari kejatuhan”.

    Lihat juga Video ‘Rusia Setop Pasokan Gas, Sebagian Wilayah Moldova Gelap Gulita’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Rupiah Loyo terhadap Dolar AS Hari Ini 27 Agustus 2025, Sentuh Level Segini – Page 3

    Rupiah Loyo terhadap Dolar AS Hari Ini 27 Agustus 2025, Sentuh Level Segini – Page 3

    Sebelumnya, Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan, pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 39 point sebelumnya sempat melemah 45 poin di level 16.298 per USD dari penutupan sebelumnya di level 16.259 per USD.

    “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 16.290-16.340,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Selasa (26/8/2025).

    Adapun faktor yang mempengaruhi pelemahan tersebut yakni faktor eksternal, yakni konflik di Ukraina tetap menjadi pendorong utama sentimen pasar.

    “Presiden AS Donald Trump telah berusaha memposisikan dirinya sebagai mediator, tetapi pekan lalu memperingatkan bahwa ia akan mengenakan sanksi baru terhadap Moskow jika tidak ada kemajuan yang dicapai menuju kesepakatan damai dalam dua minggu,” ujarnya.

     

  • Rupiah melemah dipengaruhi perkembangan konflik Rusia dengan Ukraina

    Rupiah melemah dipengaruhi perkembangan konflik Rusia dengan Ukraina

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah melemah dipengaruhi perkembangan konflik Rusia dengan Ukraina
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 26 Agustus 2025 – 18:35 WIB

    Elshinta.com – Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi perkembangan konflik antara Rusia dengan Ukraina.

    “Presiden AS (Amerika Serikat) Donald Trump telah berusaha memposisikan dirinya sebagai mediator, tetapi pekan lalu memperingatkan bahwa ia akan mengenakan sanksi baru terhadap Moskow jika tidak ada kemajuan yang dicapai menuju kesepakatan damai dalam dua minggu,” katanya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa.

    Wakil Presiden AS J.D. Vance mengatakan Rusia telah membuat konsesi yang signifikan, termasuk jaminan keamanan untuk Ukraina, meskipun para diplomat Barat memperingatkan bahwa Moskow belum berkomitmen pada kerangka kerja yang mengikat.

    Trump telah mengusulkan pertemuan puncak trilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi belum ada tanggal yang ditetapkan.

    Mengutip Kyodo, Trump sudah mengadakan pembicaraan dengan Putin di Alaska pada pekan lalu, yang dilanjutkan pertemuan di Washington dengan Zelenskyy dan para pemimpin Eropa.

    Tak lama setelah pertemuan di Gedung Putih tersebut, Trump mengatakan bahwa dirinya telah mulai mengatur pembicaraan antara Putin dan Zelenskyy di lokasi yang akan ditentukan. Presiden AS mengisyaratkan adanya kemungkinan perkembangan signifikan dalam negosiasi perdamaian dalam satu-dua minggu ke depan.

    Trump mengatakan bahwa pembicaraan yang direncanakan tersebut nantinya bisa dilanjutkan dengan pertemuan lain yang juga melibatkan dirinya.

    Zelenskyy telah menyatakan kesiapan untuk bertemu langsung dengan Putin tanpa syarat apapun. Ia juga menyatakan dukungannya terhadap upaya Trump mencari solusi diplomatik guna mengakhiri konflik yang telah dimulai tiga setengah tahun lalu.

    Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa Rusia berniat mengupayakan pertemuan antara Putin dan Zelenskyy dalam waktu dekat.

    Sentimen pasar juga berasal dari peluang pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) belum sepenuhnya pasti, kendali sejumlah analis memperkirakan Bank Sentral AS akan memangkas 25 basis points (bps) pada bulan depan.

    “Data ekonomi penting seperti Core PCE (Personal Consumption Expenditures) pada pekan ini, laporan tenaga kerja (NFP/Non-Farm Payroll) pekan depan, serta inflasi (CPI/Consumer Price Index) Agustus akan menjadi penentu arah kebijakan The Fed. Situasi ini mendorong aksi lindung nilai atau hedging dan membuat dolar kembali menguat secara luas,” ucap Ibrahim.

    Pelaku pasar turut mencermati dinamika politik di AS, dimana Trump kembali melontarkan kritik terhadap Gubernur The Fed Jerome Powell dan jajarannya, bahkan dikabarkan mempertimbangkan langkah untuk mengganti Powell.

    Meski demikian, lanjutnya, penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menyebut proses penggantian membutuhkan waktu berbulan-bulan.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa sore melemah sebesar 40 poin atau 0,24 persen menjadi Rp16.299 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.259 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.277 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.255 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Rusia “Main Api” di Asia, Tebar Jet Tempur Siluman Dekat Sekutu Abadi

    Rusia “Main Api” di Asia, Tebar Jet Tempur Siluman Dekat Sekutu Abadi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia dilaporkan telah menempatkan jet tempur siluman generasi kelima Su-57 di wilayah Timur Jauh, langkah yang menandai peningkatan signifikan dalam postur militernya di dekat China, mitra strategis yang oleh Presiden Vladimir Putin disebut sebagai “kemitraan tanpa batas”.

    Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan dua unit Su-57 sedang terbang berdampingan. Kanal Telegram Fighterbomber, yang berafiliasi dengan Angkatan Udara Rusia, mengeklaim bahwa ini adalah kali pertama pesawat tempur siluman tersebut ditempatkan pada satuan tempur garis depan.

    Meski tidak disebutkan secara resmi, analis pertahanan spesialis militer Rusia, Guy Plopsky, mengatakan kedua pesawat kemungkinan besar bergabung dengan Resimen Penerbangan Tempur Garda ke-23 (23rd Guards Fighter Aviation Regiment/IAP) yang berbasis di Dzyomgi.

    Pangkalan udara ini terletak di timur laut kota Komsomolsk-on-Amur, wilayah Khabarovsk Krai, hanya 300 kilometer dari perbatasan Rusia-China dan sekitar 660 kilometer dari Hokkaido, pulau utama paling utara Jepang yang merupakan sekutu Amerika Serikat.

    Laporan ini muncul tak lama setelah pernyataan Letnan Jenderal Alexander Maksimtsev, Wakil Panglima Angkatan Dirgantara Rusia, mengungkapkan bahwa Su-57 kini telah dipersenjatai dengan senjata hipersonik.

    “Sesuai dengan pesanan pertahanan negara, Angkatan Dirgantara setiap tahun menerima sistem senjata canggih dan termodernisasi. Kecepatan pengiriman pesawat Su-57 generasi kelima terus meningkat, bersama dengan sistem serangan udara modern dan senjata hipersonik,” ujarnya kepada kantor berita TASS.

    Senjata hipersonik mampu melesat lebih dari lima kali kecepatan suara dan bermanuver saat terbang, sehingga sangat sulit dicegat. Rusia dan China sudah mengoperasikan senjata jenis ini, sementara Amerika Serikat masih berusaha mengejar ketertinggalan.

    Adapun penempatan Su-57 ini menambah lapisan baru dalam dinamika keamanan di kawasan Asia-Pasifik. Amerika Serikat telah menempatkan jet tempur siluman F-35 di Jepang, sementara Jepang dan Korea Selatan juga mengoperasikan jenis pesawat yang sama. Sementara itu, China menjadi satu-satunya negara selain AS yang mengembangkan dua tipe jet tempur siluman-J-20 dan J-35A.

    Dengan keberadaan Su-57 di Timur Jauh, Rusia menegaskan kehadirannya di kawasan yang kian diperebutkan pengaruhnya, di mana aliansi AS bersama Jepang dan Korea Selatan terus berupaya membendung manuver militer Moskow dan Beijing.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]