kab/kota: Moskow

  • Putin Semobil Bareng Kim Jong Un di China, Naik Limosin Mewah Ini

    Putin Semobil Bareng Kim Jong Un di China, Naik Limosin Mewah Ini

    Jakarta

    Vladimir Putin dan Kim Jong Un sempat semobil saat di China. Keduanya terlihat naik limosin mewah buatan Rusia bernama Aurus Senat.

    Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Petinggi Korea Utara Kim Jong Un usai menghadiri parade militer di China. Disela-sela pertemuan itu, keduanya sempat berada dalam satu mobil. Dalam video yang beredar di media sosial, baik Putin maupun Kim Jong Un saling mempersilakan untuk naik mobil lebih dahulu.

    Pada akhirnya Putin masuk ke mobil lebih dulu dari pintu kanan belakang. Kim Jong Un menyusul setelahnya, naik dari pintu belakang kiri. Terlihat mobil yang ditumpangi itu adalah Aurus Senat. Sebagaimana terlihat jelas emblem di bagian tengah bertuliskan ‘Aurus’ dan di sisi kanan bodi belakang mobil ada tulisan ‘Senat’.

    Bagi yang belum tahu, Aurus Senat merupakan mobil kepresidenan Rusia. Mobil ini kerap menemani Putin saat berdinas di dalam negeri ataupun di luar negeri. Kim Jong Un pun tampaknya sudah tak asing lagi dengan limosin mewah Rusia. Sebab, Kim Jong Un memiliki satu unit Aurus Senat hadiah dari Putin pada tahun 2024.

    Aurus, yang berkantor pusat di Moskow, telah memasok limosin lapis baja kepada Putin sejak 2018. Senat Aurus adalah proyek prestise bagi Kremlin, di tengah upaya untuk mengurangi ketergantungan impor barang produksi dan teknologi pada Barat setelah Rusia dikenai sanksi pada tahun 2014.

    Aurus Senat merupakan mobil yang digarap Rusia terinspirasi dari produsen mobil mewah asal Inggris Rolls-Royce. Bisa dilihat dari fascia depannya sangat identik dengan Rolls-Royce.

    Spesifikasi Aurus Senat

    Mobil ini juga biasa dijuluki ‘benteng berjalan’ berkat bobotnya yang diperkirakan mencapai tujuh ton dan panjang hampir tujuh meter. Beberapa fitur ‘benteng berjalan’ untuk melindungi Putin di antaranya dapat menahan ledakan, tembakan, dan serangan gas kimia. Senat Aurus juga dibekali komunikasi canggih, yang menjadikannya pusat komando di dalam mobil.

    Di balik bonetnya, Aurus Senat mengusung mesin 4.4 liter V8 twin-turbo hybrid yang dikembangkan bekerja sama dengan Porsche, menghasilkan 590 HP dan torsi 649 lb-ft (880 Nm) yang disalurkan ke seluruh rodanya.

    Mesin itu dipasangkan dengan transmisi otomatis sembilan percepatan. Berkat mesin itu, akselerasi 0-100 km/jam bisa ditempuh dalam waktu 6 detik dan puncak kecepatan mencapai 250 km/jam.

    Adapun soal fitur, dipercaya mobil ini dapat menahan ledakan, tembakan, dan serangan gas kimia. Aurus Senat juga dibekali komunikasi canggih, yang menjadikannya pusat komando di dalam mobil.

    Akses keluar masuk juga lebih mudah karena ukuran pintu yang besar. Aurus Senat itu juga disebut memiliki pintu darurat di bagian belakang dan bisa digunakan penumpang keluar saat situasi genting.

    (dry/din)

  • Akhiri Perang via Dialog Atau Diakhiri dengan Kekerasan

    Akhiri Perang via Dialog Atau Diakhiri dengan Kekerasan

    Beijing

    Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan dua opsi untuk mengakhiri perang dengan Ukraina. Opsi pertama adalah mengakhiri perang melalui perundingan atau dialog, sedangkan opsi kedua adalah Moskow akan mengakhiri perang dengan kekerasan.

    Putin, seperti dilansir Reuters, Kamis (4/9/2025), mengatakan kepada Ukraina bahwa ada peluang untuk mengakhiri perang melalui negosiasi “jika akal sehat menang”. Namun jika negosiasi tidak terwujud, Putin menegaskan dirinya siap untuk mengakhiri perang dengan kekerasan, jika memang itu satu-satunya cara.

    Putin mengatakan dirinya lebih memiliki opsi pertama. Pernyataan terbaru itu disampaikan Putin pada Rabu (3/9) waktu setempat, di akhir kunjungannya ke China.

    Dikatakan Putin bahwa dirinya melihat “sedikit cahaya di ujung terowongan” merujuk pada apa yang disebutnya sebagai upaya tulus Amerika Serikat (AS) untuk mengupayakan penyelesaian bagi perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

    “Menurut saya, jika akal sehat menang, akan dimungkinkan untuk menyepakati solusi yang dapat diterima untuk mengakhiri konflik ini. Itulah asumsi saya.” kata Putin saat berbicara kepada wartawan di Beijing.

    “Terutama karena kita dapat melihat suasana hati pemerintahan AS saat ini di bawah Presiden (Donald) Trump, dan kita melihat bukan hanya pernyataan mereka, tetapi juga keinginan tulus mereka untuk mencari solusi,” sebutnya.

    “Dan saya pikir ada sedikit cahaya di ujung terowongan. Mari kita lihat bagaimana situasinya berkembang. Jika tidak, maka kita harus menyelesaikan semua tugas yang ada di hadapan kita dengan kekuatan senjata,” tegas Putin dalam pernyataannya.

    Tonton juga video “Putin Siap Bahas Perdamaian Jika Zelensky Bersedia ke Moskow” di sini:

    Putin, dalam pernyataannya, tidak menunjukkan kesediaan untuk melunakkan tuntutannya yang telah lama diajukan agar Ukraina meninggalkan gagasan untuk bergabung dengan aliansi NATO. Dia juga tidak mencabut pernyataan soal apa yang digambarkan Moskow sebagai diskriminasi terhadap penutur bahasa Rusia dan etnis Rusia di Ukraina.

    Putin juga tidak mundur dari gagasan soal Moskow memiliki kendali penuh setidaknya atas wilayah Donbas di Ukraina bagian timur.

    Dikatakan Putin bahwa dirinya siap berunding dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, jika Zelensky bersedia datang ke Moskow. Otoritas Kyiv mengatakan usulan Putin soal pertemuan di Moskow itu “tidak dapat diterima”, dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha menyebut ada tujuh negara, termasuk Austria, Vatikan, Swiss, dan tiga negara Teluk, yang siap menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.

    Putin kembali menegaskan bahwa dirinya selalu terbuka untuk bertemu Zelensky. Namun dia juga menegaskan kembali sikap Kremlin bahwa pertemuan semacam itu harus dipersiapkan dengan baik sebelumnya dan memastikan ada hasil yang nyata.

    “Mengenai pertemuan dengan Zelensky, saya tidak pernah mengesampingkan kemungkinan pertemuan semacam itu. Tetapi apakah ada gunanya? Kita lihat saja nanti,” kata Putin.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Rusia Ngotot Minta Pengakuan Dunia Atas Wilayah Ukraina yang Dicaplok

    Rusia Ngotot Minta Pengakuan Dunia Atas Wilayah Ukraina yang Dicaplok

    Moskow

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan negaranya tetap mengupayakan pengakuan internasional atas sebagian wilayah Ukraina yang dianeksasi dan diduduki oleh pasukan Moskow.

    Menurut Lavrov, seperti dilansir AFP, Rabu (3/9/2025), pengakuan bahwa wilayah-wilayah Ukraina yang dianeksasi itu memang bagian dari wilayah Rusia akan bisa dinyatakan sebagai bagian dari perjanjian damai.

    Ukraina telah menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah menerima kendali Rusia atas wilayah mana pun yang diduduki pasukan Moskow. Kyiv juga bersumpah untuk merebut kembali wilayah-wilayahnya yang dianeksasi oleh Rusia.

    Moskow mengklaim telah menganeksasi lima wilayah Ukraina, yakni Donetsk, Lugansk, Kherson, dan Zaporizhzhia, serta Semenanjung Crimea yang direbut pada tahun 2014 lalu.

    “Demi perdamaian abadi, realitas teritorial baru yang muncul… harus diakui dan diresmikan sesuai dengan hukum internasional,” ujar Lavrov dalam pernyataan yang dipublikasikan otoritas Rusia pada Rabu (3/9).

    Siapa yang akan menguasai wilayah-wilayah Ukraina yang direbut dan diduduki Rusia dalam operasi ofensifnya menjadi poin penting dalam perundingan damai yang terhenti antara kedua negara.

    Ukraina menginginkan adanya gencatan senjata terlebih dahulu sebelum membahas soal wilayah. Namun Rusia menolak untuk menghentikan serangan-serangannya hingga kesepakatan penuh tercapai.

    Menlu Ukraina Andriy Sybiga. dalam tanggapannya, mengatakan bahwa Rusia merespons upaya perdamaian yang dipimpin oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan “ultimatum lama”.

    “Rusia belum mengubah tujuan agresifnya dan tidak menunjukkan tanda-tanda kesiapan untuk negosiasi yang bermakna,” kata Sybiga dalam pernyataannya.

    “Sudah waktunya untuk menghantam mesin perang Rusia dengan sanksi-sanksi baru yang berat dan menyadarkan Moskow,” cetusnya.

    Turki, yang menjadi tuan rumah tiga putaran perundingan langsung Rusia-Ukraina, mengatakan pekan lalu bahwa Presiden Vladimir Putin menawarkan untuk membekukan garis depan pertempuran di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia jika Kyiv sepenuhnya menyerahkan wilayah Donetsk.

    Menurut analisis AFP terhadap data Institut Studi Perang (ISW), Rusia telah menguasai hampir sepenuhnya wilayah Lugansk dan menguasai sekitar 80 persen wilayah Donetsk. Moskow juga merebut sebagian besar wilayah Kherson dan Zaporizhzhia, meskipun Ukraina masih menguasai ibu kota di kedua wilayah itu.

    Lihat juga Video Putin Terima Kasih ke Kim Jong-un Atas Bantuan Korut Lawan Ukraina

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Bertemu Xi Jinping, Putin Puja-puji Hubungan Rusia dan China

    Bertemu Xi Jinping, Putin Puja-puji Hubungan Rusia dan China

    Beijing

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping bahwa hubungan kedua negara kini berada pada “level yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

    Hal tersebut, seperti dilansir AFP, Selasa (2/9/2025), disampaikan Putin saat kedua kepala negara melakukan pembicaraan di Beijing pada Selasa (2/9) waktu setempat, menjelang parade militer besar-besaran menandai 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.

    Parade militer yang menjadi unjuk kekuatan Beijing, pada Rabu (3/9) besok, dimanfaatkan oleh Putin dan Xi sebagai kesempatan untuk mengadakan pembicaraan tatap muka yang langka, dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un diperkirakan juga akan menggelar pertemuan puncak dengan keduanya.

    Xi sendiri telah memulai serangkaian pertemuan diplomatik pekan ini, termasuk menghadiri pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di kota Tianjin, China. Forum SCO dipandang oleh Beijing sebagai alternatif dari kerja sama internasional yang didominasi Barat.

    “Komunikasi erat kita mencerminkan sifat strategis hubungan Rusia-China, yang saat ini berada pada level yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Putin saat bertemu Xi pada Selasa (2/9 waktu setempat.

    Menghargai kerja sama antara kedua negara selama perang, Putin mengatakan bahwa: “Kita selalu bersama saat itu, dan kita tetap bersama sekarang.”

    Parade militer besar-besaran itu akan dihadiri oleh sekitar dua lusin pemimpin dunia, termasuk Kim Jong Un dalam kunjungan pertamanya ke China sejak tahun 2019 lalu.

    Menurut seorang anggota parlemen Korea Selatan (Korsel) Lee Seong Kweun yang mendapatkan pengarahan badan intelijen, Kim Jong Un diperkirakan akan berbaur dengan para pemimpin dunia lainnya dalam sebuah gala pertunjukan, serta bertemu Xi dan Putin untuk berunding.

    Dalam pertemuan SCO, pemimpin China dan Rusia mengkritik pemerintah Barat, dengan Xi mengecam “perilaku bullying” dari negara-negara tertentu — sebuah referensi terselubung untuk Amerika Serikat (AS). Sedangkan Putin membela invasi Rusia ke Ukraina dan menyalahkan Barat sebagai pemicu konflik.

    “Hubungan China-Rusia telah melewati ujian perubahan internasional,” kata Xi kepada Putin dalam pertemuan keduanya pada Selasa (2/9).

    Xi menambahkan bahwa Beijing bersedia untuk bekerja sama dengan Moskow untuk “mempromosikan pembangunan sistem tata kelola global yang lebih adil dan masuk akal”.

    Kedua pemimpin berkomunikasi secara berkala, dan pada Mei lalu, Xi mengunjungi Moskow untuk menghadiri perayaan Rusia atas kekalahan Nazi dalam Perang Dunia II. Dalam pertemuan sebelum Putin memerintahkan invasi ke Ukraina, kedua negara mendeklarasikan “kemitraan tanpa batas”.

    Tonton juga Video: Momen Pertemuan Putin dan Xi Jinping di KTT BRICS

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Didorong Xi Jinping, KTT SCO Sepakat Bentuk Bank Pembangunan Baru

    Didorong Xi Jinping, KTT SCO Sepakat Bentuk Bank Pembangunan Baru

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden China Xi Jinping berhasil mengamankan kesepakatan dari negara mitra untuk membentuk bank pembangunan baru, mewujudkan ambisi lama Beijing sekaligus mempertegas pengaruhnya yang kian meluas.

    Mengutip Bloomberg pada Selasa (2/9/2025), Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyampaikan bahwa para anggota Shanghai Cooperation Organisation (SCO) sepakat mendirikan lembaga tersebut di akhir pertemuan puncak dua hari di Tianjin, yang mempertemukan sekutu internasional terdekat Xi.

    “Gagasan pembentukan bank pembangunan SCO yang digagas China lebih dari 10 tahun lalu akhirnya terwujud,” ujar Wang dalam konferensi pers bersama Sekretaris Jenderal SCO Nurlan Yermekbayev.

    Menurut Wang, kehadiran bank pembangunan itu akan mendorong percepatan pembangunan infrastruktur dan sosial-ekonomi di negara-negara anggota SCO.

    Meski belum mengungkap detail lebih lanjut, kesepakatan ini menandai kemenangan diplomatik bagi Beijing yang sudah mendorong pendirian bank tersebut sejak 2010. Sebelumnya, Moskow menolak gagasan itu dan justru mengusulkan agar China bergabung dengan bank pembangunan yang dikendalikan Rusia, menurut Carnegie Moscow Center.

    Pengumuman Wang datang setelah Xi Jinping pada hari yang sama menyerukan agar pendirian bank segera direalisasikan. Wang juga menekankan bahwa prakarsa Xi tentang Global Governance Initiative menjadi salah satu hasil penting KTT, sekaligus mengkritik monopoli tata kelola global oleh segelintir negara tanpa menyebut nama.

    Pernyataan Wang sejalan dengan pidato Xi yang menyerukan agar blok menentang praktik intimidasi, sindiran yang diarahkan kepada Amerika Serikat. Xi juga berjanji meningkatkan investasi dan pinjaman ke negara mitra, memperkuat dukungan finansial bagi SCO sekaligus mempertegas pengaruh Beijing.

    “Semua anggota memiliki kedudukan yang sama. Namun, kita tidak bisa mengabaikan betapa pentingnya peran China,” ujar Yermekbayev, mantan Menteri Pertahanan Kazakhstan.

    Dalam deklarasi bersama, negara anggota menyatakan penolakan terhadap langkah koersif sepihak dan berkomitmen memfasilitasi perdagangan intra-blok. Mereka juga mengecam serangan militer Israel dan AS terhadap Iran pada Juni lalu yang dinilai sebagai pelanggaran serius terhadap norma internasional dan kedaulatan Iran.

    Di sela-sela KTT, Pakistan dan Armenia mengumumkan pembukaan hubungan diplomatik formal dengan menandatangani komunike bersama. Langkah ini memperlihatkan bagaimana SCO kian menjadi arena penyelesaian sengketa.

    KTT SCO kali ini disebut sebagai yang terbesar sejak berdirinya pada 2001, menghadirkan Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, serta Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif.

    Kunjungan Modi ke China untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun juga diwarnai pertemuan bilateral dengan Xi. Keduanya berjanji memperbaiki hubungan di tengah tekanan tarif tinggi dari Washington terhadap Beijing dan New Delhi.

  • Dihantam Bea Masuk 50%, Trump Klaim India Tawarkan Pangkas Tarif ke Nol

    Dihantam Bea Masuk 50%, Trump Klaim India Tawarkan Pangkas Tarif ke Nol

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump mengklaim India menawarkan memangkas tarif ke nol setelah Washington memberlakukan bea masuk 50% sebagai sanksi atas pembelian minyak Rusia.

    “Mereka kini menawarkan untuk memangkas tarif ke nol, tetapi sudah terlambat. Seharusnya itu dilakukan bertahun-tahun lalu,” tulis Trump dalam unggahan di platform Truth Social dikutip dari Bloomberg pada Selasa (2/9/2025). 

    Adapun, tidak jelas kapan tawaran itu disampaikan maupun apakah Gedung Putih berencana membuka kembali perundingan dagang dengan India.

    Tarif baru AS menggandakan bea masuk sebelumnya yang sebesar 25% terhadap ekspor India. Kebijakan ini memengaruhi lebih dari 55% barang yang dikirim ke AS — pasar terbesar India — dan paling menghantam sektor padat karya seperti tekstil dan perhiasan. 

    Sementara itu, produk utama seperti elektronik dan farmasi dibebaskan dari tarif, sehingga untuk sementara menyelamatkan investasi besar Apple Inc. di India.

    Kebijakan tarif mendadak tersebut mengejutkan pejabat India, setelah berbulan-bulan pembicaraan dagang antara New Delhi dan Washington. 

    India termasuk negara pertama yang membuka perundingan dagang dengan pemerintahan Trump, namun tarif tinggi serta kebijakan proteksionis di sektor seperti pertanian dan susu kerap membuat frustrasi negosiator AS.

    Kementerian Luar Negeri India tidak memberikan komentar di luar jam kerja reguler, sementara Gedung Putih maupun Kantor Perwakilan Dagang AS juga belum menanggapi permintaan komentar.

    Trump belakangan semakin geram terhadap India karena terus membeli minyak Rusia, yang menurutnya membantu membiayai perang Presiden Vladimir Putin di Ukraina.

    Di sisi lain, Perdana Menteri India Narendra Modi dan Putin tengah bertemu di China, menegaskan bahwa hubungan erat New Delhi-Moskow tetap terjaga meski ada tekanan berulang dari pemerintahan Trump. Modi pada Senin menegaskan India dan Rusia memiliki hubungan yang spesial.

  • India-China Bangun Blok Baru Lawan Pengaruh Barat

    India-China Bangun Blok Baru Lawan Pengaruh Barat

    Jakarta

    Pertemuan antara Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Cina Xi Jinping menjadi pusat perhatian pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di Tianjin, Cina.

    Kunjungan ini merupakan yang pertama bagi Modi ke Cina sejak hubungan kedua negara memburuk akibat bentrokan mematikan antara pasukan di perbatasan Himalaya pada 2020. Dalam sambutan pembuka, Modi menegaskan bahwa hubungan India dan Cina kini bergerak ke arah yang lebih bermakna, dengan suasana perbatasan yang lebih damai.

    Xi, menurut siaran CCTV, mengatakan isu perbatasan tidak seharusnya mendefinisikan keseluruhan hubungan kedua negara. Ia menambahkan bahwa pembangunan ekonomi seharusnya menjadi fokus utama.

    Modi menyatakan India berkomitmen memperkuat hubungan dengan Cina berdasarkan rasa saling menghormati, saling percaya, dan sensitivitas terhadap kepentingan masing-masing. Xi menegaskan kedua negara harus melihat hubungan dari perspektif strategis jangka panjang, terutama karena tahun ini menandai 75 tahun hubungan diplomatik. “India dan Cina adalah mitra, bukan pesaing. Keduanya mewakili peluang pembangunan, bukan ancaman,” kata Xi seperti dikutip Xinhua.

    Pertemuan berlangsung hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif 50 persen terhadap produk India terkait pembelian minyak dari Rusia. Sejumlah analis menilai kebijakan itu justru bisa mendorong India semakin mendekat ke Cina.

    Di sela-sela KTT, Xi juga bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Media pemerintah Rusia menyiarkan video keduanya saling menyapa hangat. Putin dijadwalkan pula bertemu Modi, pada saat hubungan kedua negara mendapat sorotan global setelah tarif tinggi dari Washington mulai berlaku.

    Putin dan sejumlah pemimpin lain diperkirakan tetap berada di Beijing hingga 3 September untuk menghadiri parade militer memperingati berakhirnya Perang Dunia II. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga disebut akan hadir.

    KTT SCO didorong jadi penyeimbang pengaruh Barat

    Dalam jamuan makan malam resmi, Xi Jinping menekankan bahwa SCO kini memikul tanggung jawab lebih besar menjaga perdamaian dan stabilitas regional. “SCO pasti akan memainkan peran lebih besar, memperkuat persatuan antar anggota, menggalang kekuatan Global South, dan mendorong kemajuan peradaban manusia,” ujarnya.

    Xinhua menyebut pertemuan kali ini sebagai yang terbesar sepanjang sejarah organisasi. Forum ini beranggotakan 10 negara, Cina, India, Rusia, Pakistan, Iran, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Belarus, ditambah 16 negara lain berstatus mitra dialog atau pengamat.

    KTT berlangsung di tengah ketegangan perdagangan global setelah Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif terhadap berbagai negara. Kebijakan itu mendorong banyak negara mencari mitra dagang baru di tengah ketidakpastian arah kebijakan ekonomi Washington.

    Sejak berdiri pada 2001, SCO berkembang menjadi forum kerja sama ekonomi dan keamanan. Cina memanfaatkan forum ini untuk memperluas pengaruh ekonominya, sementara Rusia menjadikannya sarana menjaga hubungan dengan Asia Tengah. Perang di Ukraina membuat Moskow semakin bergantung pada SCO.

    Bagi India, forum ini juga memberi panggung penting, terutama setelah hubungan dengan AS kembali tegang akibat kebijakan tarif. Kehadiran Modi di Tianjin menandai kunjungan pertamanya ke Cina dalam tujuh tahun terakhir.

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang turut hadir menegaskan pentingnya multilateralisme, menyebut Cina sebagai pilar fundamental sistem internasional.

    Rangkaian Pertemuan Bilateral

    Hari pertama KTT juga diwarnai serangkaian pertemuan bilateral. Putin tiba di Tianjin dengan sambutan karpet merah dari pejabat senior Cina. Media pemerintah Cina menggambarkan kunjungan empat harinya sebagai simbol “hubungan terbaik sepanjang sejarah,” paling stabil, dewasa, dan signifikan secara strategis di antara negara besar. Dalam wawancara dengan Xinhua sebelum keberangkatan, ia menegaskan Rusia dan Cina sama-sama menolak sanksi Barat yang dianggap diskriminatif. Ekonomi Rusia sendiri kini berada di ambang resesi akibat perang di Ukraina dan tekanan sanksi internasional.

    Turki menekankan pentingnya investasi perusahaan Cina di negaranya serta membahas isu Gaza, perang di Ukraina, dan pembangunan kembali Suriah setelah jatuhnya Presiden Bashar Assad tahun lalu. Suriah kini tengah berusaha bangkit di bawah pemerintahan sementara yang dipimpin kelompok Islamis. Menurut Xinhua, Xi menegaskan bahwa Cina dan Turki sama-sama negara besar yang sedang tumbuh dengan semangat independen.

    Azerbaijan menegaskan komitmen memperkuat kemitraan strategis komprehensif dengan Beijing, termasuk penguatan jalur transportasi internasional Trans-Kaspia yang menghubungkan barang-barang Cina melalui Azerbaijan serta kerja sama energi dengan memanfaatkan cadangan gas alam. Beijing juga menegaskan dukungan terhadap rencana Azerbaijan bergabung sebagai anggota penuh SCO. Pada 2023, Azerbaijan merebut kembali wilayah Nagorno-Karabakh yang mayoritas penduduknya etnis Armenia, sementara Cina sebelumnya telah mengakui wilayah itu sebagai bagian dari Azerbaijan. Dukungan Baku terhadap prinsip Satu-Cina, termasuk pengakuan Taiwan sebagai bagian dari wilayah Cina, memperkuat kedekatan kedua pihak.

    Armenia di sisi lain mengumumkan peningkatan status hubungan dengan Beijing menjadi kemitraan strategis. Perdana Menteri Nikol Pashinyan menyebut langkah ini akan membuka peluang kerja sama baru. Kedua pihak sepakat memperdalam kolaborasi Belt and Road, memperluas konektivitas, serta pertukaran di bidang pendidikan, teknologi, budaya, dan pariwisata. Yerevan menegaskan komitmennya pada prinsip satu-Cina, sedangkan Beijing menyatakan mendukung Armenia untuk memperluas peran di SCO. Taiwan sendiri tetap memerintah dengan pemerintahannya sendiri meski dianggap Beijing sebagai provinsi, dan Presiden Taiwan William Lai berulang kali menegaskan kedaulatan negaranya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rivi Satrianegara

    Editor: Rahka Susanto

    Tonton juga video “Trump Ancam Naikkan Tarif Impor untuk India gegara Beli Minyak Rusia” di sini:

    (ita/ita)

  • Putin Bela Invasi Rusia ke Ukraina, Salahkan Barat

    Putin Bela Invasi Rusia ke Ukraina, Salahkan Barat

    Tianjin

    Presiden Rusia Vladimir Putin berusaha membela invasi yang dilancarkan negaranya terhadap Ukraina, saat dia berkunjung ke China. Kunjungan Putin ini dalam rangka menghadiri pertemuan dengan negara-negara sekutu Moskow. Putin menyalahkan Barat sebagai pemicu perang yang berkecamuk selama 3,5 tahun terakhir itu.

    Pembelaan itu, seperti dilansir AFP, Senin (1/9/2025), disampaikan Putin saat menghadiri pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) yang digelar di kota Tianjin, China.

    “Krisis ini tidak dipicu oleh serangan Rusia terhadap Ukraina, tetapi merupakan akibat dari kudeta di Ukraina, yang didukung dan diprovokasi Barat,” kata Putin saat menghadiri pertemuan tersebut pada Senin (1/9) waktu setempat.

    Dia merujuk pada revolusi Ukraina yang pro-Eropa pada tahun 2013-2014 lalu, yang menggulingkan presiden pro-Rusia dari kekuasaan atas Kyiv. Moskow pada saat itu merespons dengan menganeksasi Semenanjung Crimea dan mendukung separatis pro-Rusia di wilayah timur Ukraina, yang memicu perang sipil.

    “Alasan kedua untuk krisis ini adalah upaya Barat yang terus-menerus untuk menyeret Ukraina ke NATO,” sebut Putin dalam pernyataannya.

    Pernyataan Putin itu disampaikan dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) SCO yang dihadiri oleh sekutu-sekutu Rusia, termasuk Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

    Moskow dan Beijing memuji SCO sebagai alternatif bagi blok-blok politik dan keamanan yang dipimpin Barat, termasuk aliansi NATO.

    Tonton juga video “Zelensky Siap Bertemu Putin untuk Akhiri Perang” di sini:

    Putin, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa dunia membutuhkan “sistem yang akan menggantikan model-model Eurosentris dan Euro-Atlantik yang sudah ketinggalan zaman, dan mempertimbangkan kepentingan lingkaran negara-negara terluas”.

    “Kami sangat menghargai upaya dan proposal China, India, dan mitra-mitra strategis kami lainnya, yang bertujuan untuk berkontribusi dalam menyelesaikan krisis Ukraina,” imbuhnya.

    Meskipun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Rusia dan Ukraina untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang, proposal-proposal perdamaian masih tersendat.

    Putin menolak seruan gencatan senjata, dan justru mengajukan tuntutan teritorial serta tuntutan politik — yang menyerukan Ukraina untuk menyerahkan lebih banyak wilayah dan mencabut dukungan Barat — sebagai prasyarat perdamaian. Kyiv menegaskan tuntutan-tuntutan Moskow itu tidak akan diterima.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Xi Jinping-Modi Sepakat Pererat Kerja Sama di Tengah Tekanan Tarif Trump

    Xi Jinping-Modi Sepakat Pererat Kerja Sama di Tengah Tekanan Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi sepakat memperdalam kerja sama di tengah tekanan tarif tinggi dari AS.

    Dalam pertemuan di Tianjin, di sela-sela KTT Shanghai Cooperation Organisation (SCO), Modi mengumumkan dimulainya kembali penerbangan langsung antara kedua negara. 

    Dia menegaskan hubungan bilateral dalam setahun terakhir lebih stabil setelah pasukan dari kedua pihak mundur dari titik gesekan di perbatasan. Kunjungan ini merupakan yang pertama bagi Modi ke China dalam tujuh tahun terakhir.

    Adapun, Xi menekankan pentingnya kedua negara melihat hubungan dari ketinggian strategis dan perspektif jangka panjang. Dia juga menyerukan penguatan multilateralisme dan lebih banyak demokrasi dalam hubungan internasional. Menurut Xi, situasi global saat ini penuh dinamika dan kekacauan. 

    “Sudah tepat bagi China dan India menjadi tetangga bersahabat, mitra yang saling mendukung, serta menjadikan naga dan gajah menari bersama,” jelasnya dikutip dari Bloomberg, Senin (1/9/2025).

    KTT Tianjin kali ini menyoroti visi Xi tentang tata kelola global di tengah upayanya membangun kemitraan yang menyaingi tatanan dunia yang dipimpin AS. Pertemuan ini juga mempertemukan para pemimpin politik dari Rusia, India, Pakistan, dan Iran di meja yang sama untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, menjadikannya pertemuan terbesar SCO.

    Pertemuan dilakukan di tengah tekanan tarif tinggi dari Washington. Pekan lalu, AS resmi mengenakan tarif 50% atas produk India sebagai sanksi atas pembelian minyak Rusia yang dinilai membantu pendanaan perang Moskow di Ukraina. 

    India membela hubungan dagangnya dengan Rusia dan menyebut langkah Presiden Trump itu sebagai tindakan “tidak adil” yang mengancam eksportir India. Tahun lalu, India mengekspor barang senilai US$87 miliar ke AS.

    Pertemuan Xi-Modi terjadi setelah terobosan diplomatik langka pada Agustus lalu, ketika Beijing dan New Delhi sepakat menjajaki penentuan garis perbatasan yang disengketakan. Langkah tersebut dinilai sebagai sinyal menuju dialog setelah bertahun-tahun ketegangan militer.

    India dan China berbagi perbatasan sepanjang 3.488 kilometer tanpa garis demarkasi jelas. Bentrokan pada Juni 2020 menjadi yang terburuk dalam beberapa dekade dan merusak hubungan kedua negara.

  • Rusia Serang Kapal Perang Ukraina, 2 Tentara Tewas

    Rusia Serang Kapal Perang Ukraina, 2 Tentara Tewas

    Kyiv

    Serangan Rusia menghantam sebuah kapal perang Ukraina, yang tergolong serangan langka selama perang berkecamuk antara kedua negara selama tiga tahun terakhir. Sedikitnya dua tentara Ukraina tewas, dan beberapa tentara lainnya belum diketahui keberadaannya.

    Informasi soal kapal perang Ukraina dihantam serangan Rusia itu, seperti dilansir AFP, Sabtu (30/8/2025), disampaikan oleh juru bicara Angkatan Laut Ukraina Dmytro Pletenchuk dalam pernyataan kepada AFP pada Jumat (29/8).

    Sehari sebelumnya, Rusia mengklaim telah menenggelamkan sebuah kapal pengintai Ukraina, Simferopol, di delta Sungai Danube. Moskow menyebutnya sebagai salah satu serangan pertama yang sukses menggunakan drone angkatan laut.

    Pengakuan Ukraina soal kapal perangnya terkena serangan tergolong hal yang langka, karena baik Kyiv maupun Moskow selama ini enggan mengungkapkan kerugian militer masing-masing.

    “Kami masih mencari beberapa tentara (yang berada di kapal yang menjadi target),” kata Pletenchuk dalam pernyataannya.

    Dia menolak untuk mengonfirmasi laporan yang menyebut kapal perang itu terkena serangan drone atau di mana serangan itu terjadi.

    Beberapa tentara lainnya, sebut Pletenchuk, mengalami luka-luka akibat serangan itu.

    Ukraina, yang memiliki kehadiran maritim yang jauh lebih kecil daripada Rusia sebelum invasi dilancarkan tahun 2022 lalu, telah mengerahkan sejumlah drone angkatan laut dengan dampak yang signifikan selama perang berlangsung.

    Namun bagi Rusia, drone merupakan inovasi yang relatif baru. Kementerian Pertahanan Rusia, pada Kamis (28/8), merilis rekaman video hitam-putih yang diklaim menunjukkan serangan terhadap kapal perang Ukraina tersebut, dengan ledakan besar di atas air terlihat dalam rekaman video tersebut,

    Sebelumnya, serangkaian serangan drone Angkatan Laut Ukraina yang diklaim sukses telah memaksa Rusia untuk memindahkan armadanya dari bagian barat Laut Hitam pada awal konflik.

    Lihat juga Video Zelensky Klaim Serangan Rusia Hancurkan Pabrik Asal AS

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)