kab/kota: Moskow

  • Gempa M 7,4 Guncang Timur Jauh Rusia, Peringatan Tsunami Dirilis

    Gempa M 7,4 Guncang Timur Jauh Rusia, Peringatan Tsunami Dirilis

    Moskow

    Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,4 mengguncang lepas pantai Kamchatka di wilayah Timur Jauh Rusia pada Sabtu (13/9) waktu setempat. Peringatan tsunami telah dirilis untuk area pesisir Rusia menyusul gempa kuat tersebut.

    Survei Geologi Amerika Serikat (AS) atau USGS, seperti dilansir AFP, Sabtu (13/9/2025), melaporkan bahwa pusat gempa berada di lokasi berjarak 111 kilometer di sebelah timur kota Petropavlovsk-Kamchatsky, yang merupakan pusat administrasi wilayah Kamchatka.

    Pusat gempa kuat ini, menurut data USGS, berada di kedalaman 39,5 kilometer dari permukaan laut.

    Namun demikian, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik telah merilis peringatan tsunami, dengan menyatakan gelombang “berbahaya” dengan ketinggian satu meter mungkin menerjang sepanjang pantai Rusia dalam radius 300 kilometer dari pusat gempa.

    Wilayah Jepang, Hawaii dan pulau-pulau lainnya di kawasan Pasifik, menurut Pusat Peringatan Tsunami Pasifik, mungkin diterjang gelombang dengan ketinggian kurang dari 30 cm.

    USGS sebelumnya mencatat gempa ini berkekuatan Magnitudo 7,5 sebelum menurunkannya menjadi Magnitudo 7,4.

    Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan akibat gempa terbaru di Kamchatka tersebut.

    Wilayah Semenanjung Kamchatka diguncang salah satu gempa terkuat yang pernah tercatat pada Juli lalu. Gempa berkekuatan Magnitudo 8,8 tersebut memicu tsunami setinggi empat meter di Samudra Pasifik dan memicu evakuasi di berbagai negara mulai dari Hawaii di AS hingga Jepang.

    Gempa di Kamchatka itu tercatat sebagai yang terbesar sejak tahun 2011 silam, ketika gempa berkekuatan Magnitudo 9,1 mengguncang lepas lantai Jepang hingga menyebabkan tsunami dahsyat yang menewaskan lebih dari 15.000 orang.

    Gempa pada Juli lalu di Kamchatka mendorong otoritas Jepang untuk memerintahkan hampir dua juta warganya untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Peringatan tsunami, pada saat itu, juga dirilis di berbagai wilayah, sebelum akhirnya dicabut atau diturunkan statusnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Perang Besar Menanti, Ini Perbandingan Kekuatan Militer NATO Vs Rusia

    Perang Besar Menanti, Ini Perbandingan Kekuatan Militer NATO Vs Rusia

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan antara Rusia dan NATO kembali mencuat setelah jet tempur aliansi Barat mencegat pesawat nirawak Moskow yang melanggar wilayah udara Polandia.

    Insiden ini dinilai sebagai eskalasi langsung pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 dan memicu kekhawatiran kemungkinan perang terbuka antara dua kekuatan militer terbesar dunia.

    Komando operasional militer Polandia menyebut pelanggaran tersebut sebagai “tindakan agresi yang menimbulkan ancaman nyata bagi keselamatan warga negara”.

    Insiden ini juga menyoroti prinsip pertahanan kolektif NATO, di mana serangan ke salah satu anggota dapat memicu Pasal 5 dan melibatkan seluruh aliansi, termasuk Amerika Serikat.

    Kekuatan Militer NATO

    Amerika Serikat menjadi tulang punggung NATO dengan anggaran pertahanan 2023 mencapai US$916 miliar atau sekitar Rp14,1 kuadriliun. Angka ini hampir 40% dari total belanja militer dunia. Inggris berada di posisi keenam dengan US$74,9 miliar (Rp1,15 kuadriliun).

    “Komitmen AS tetap penting, tetapi Eropa perlu menanggung lebih banyak beban agar Washington bisa mengalihkan fokus ke China,” tulis Washington Post dalam sebuah editorial.

    NATO kini diperkuat dengan masuknya Finlandia (2023) dan Swedia (2024), yang menambah keunggulan geostrategis aliansi. Namun, tantangan tetap ada: sistem persenjataan yang beragam, kekurangan amunisi, serta industri pertahanan yang terfragmentasi.

    Secara keseluruhan, NATO memiliki 3,43 juta tentara aktif, 22.377 pesawat militer, 1.143 kapal perang, dan hampir 1 juta kendaraan lapis baja.

    Kekuatan Militer Rusia

    Di sisi lain, Rusia meningkatkan anggaran pertahanannya hingga 120 miliar euro atau sekitar Rp2,01 kuadriliun pada 2025. Angka ini setara 6% PDB negara itu dan hampir empat kali lipat dari 2021.

    Moskow menargetkan 1,5 juta prajurit aktif, meski saat ini baru memiliki 1,32 juta tentara. Dari sisi persenjataan, Rusia mengoperasikan 4.292 pesawat, 419 kapal perang, 5.750 tank, serta 131 ribu kendaraan lapis baja, di mana seluruhnya jauh di bawah total kolektif NATO.

    “Ekonomi perang Rusia saat ini menghasilkan lebih banyak output dari yang dibutuhkan hanya untuk Ukraina, yang menunjukkan persiapan menghadapi konfrontasi lebih luas,” ujar analis militer Jerman yang dikutip UK Defence Journal.

    Keseimbangan Nuklir dan Risiko Global

    Dalam hal senjata nuklir, kekuatan Rusia dan NATO relatif seimbang. Rusia memiliki 5.580 hulu ledak, sementara NATO (AS, Inggris, Prancis) menguasai 5.559 unit.

    Bloomberg Economics memperkirakan jika konflik berskala penuh pecah, dampak ekonomi global bisa mencapai US$1,5 triliun atau Rp23,1 kuadriliun hanya pada tahun pertama, akibat lonjakan harga energi dan guncangan pasar keuangan.

    Selain itu, sejumlah analis menilai NATO lebih unggul dalam perang konvensional berkat struktur komando terpadu, interoperabilitas, dan teknologi yang lebih maju.

    “Perbedaan kualitas senjata Barat membuat NATO kemungkinan besar akan menang cepat dalam perang konvensional melawan Rusia,” kata Al Jazeera.

    Namun, ancaman sebenarnya terletak pada opsi nuklir. “Serangkaian kekalahan dapat memaksa Moskow menggunakan senjata nuklir taktis atau menghadapi kekalahan total,” tambah laporan itu.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ura! Rusia Gagalkan Serangan Ukraina, Jatuhkan 221 Drone Kyiv

    Ura! Rusia Gagalkan Serangan Ukraina, Jatuhkan 221 Drone Kyiv

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia pada hari Jumat (12/9/2025) mengatakan telah menembak jatuh 221 drone Ukraina, salah satu jumlah tertinggi selama perang. Hal ini terjadi saat Moskow dan sekutu utamanya, Belarus, memulai latihan militer besar yang membuat khawatir negara-negara Barat.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sistem peringatannya telah “mencegat dan menghancurkan” drone-drone tersebut dalam semalam, dengan lebih dari setengahnya terbang di atas wilayah Bryansk dan Smolensk.

    “Dua puluh delapan drone ditembak jatuh di atas wilayah Leningrad, yang mengelilingi kota St Petersburg, dan sembilan di wilayah Moskow,” ujar keterangan itu dikutip AFP.

    Gubernur Leningrad, Aleksandr Drozdenko, mengatakan kebakaran terjadi di sebuah kapal di Pelabuhan Primorsk, sebuah fasilitas utama di Laut Baltik. Walau begitu, api berhasil dikendalikan dan tidak ada risiko tumpahan minyak.

    Serangan-serangan ini terjadi setelah Polandia, yang berbatasan dengan Ukraina, menuduh Rusia melancarkan serangan drone di wilayahnya minggu ini. Moskow telah membantah menargetkan negara itu dan mengatakan tidak ada bukti bahwa drone tersebut milik Rusia.

    Namun, Prancis dan Jerman bergerak untuk memperkuat pertahanan wilayah udara Polandia, dan Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat untuk membahas tuduhan tersebut.

    Rusia secara rutin menargetkan Ukraina dengan rentetan serangan drone sebagai bagian dari ofensif yang sedang berlangsung di sana.

    Sementara itu, Rusia dan Belarus memulai latihan militer gabungan “Zapad”, saat pasukan Moskwa terus maju secara perlahan di sepanjang garis depan yang luas di Ukraina dan meningkatkan serangan udara ke kota-kota Ukraina.

    Anggota-anggota sayap timur NATO yang berbatasan dengan Belarus yakni Polandia, Lituania, dan Latvia berada dalam kewaspadaan tinggi terkait latihan yang diadakan di dekat Borisov, sebuah kota di sebelah timur ibu kota Minsk.

    Ketiga negara tersebut telah meningkatkan keamanan menjelang latihan. Polandia bahkan memerintahkan penutupan total perbatasannya dengan Belarus selama latihan berlangsung.

    Biasanya diadakan setiap empat tahun, latihan yang dinamakan Zapad edisi 2025 ini adalah yang pertama selama konflik di Ukraina, dan akan berlangsung hingga 16 September.

    Moskwa mengirim sekitar 200.000 tentara untuk latihan serupa pada tahun 2021, hanya beberapa bulan sebelum melancarkan ofensifnya di Ukraina. Namun, latihan Zapad tahun ini diperkirakan akan jauh lebih kecil, karena ratusan ribu tentara Rusia dikerahkan di Ukraina.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Rusia Buka Lagi Bandara Krasnodar untuk Pertama Kalinya Sejak Perang Ukraina

    Rusia Buka Lagi Bandara Krasnodar untuk Pertama Kalinya Sejak Perang Ukraina

    JAKARTA – Pihak berwenang Rusia membuka kembali bandara utama di Krasnodar, salah satu kota terbesar di Rusia selatan, untuk pertama kalinya sejak penerbangan ditangguhkan karena alasan keamanan pada 2022 setelah pecahnya perang di Ukraina.

    Kementerian Perhubungan Rusia mengatakan telah menyelesaikan masalah keamanan yang belum terselesaikan. Pembukaan kembali bandara ini akan membantu warga dan pelaku bisnis setempat, serta menyediakan akses ke resor liburan di sepanjang pesisir Laut Hitam dan Laut Azov.

    Dilansir Reuters, Kamis, 11 September, Rosaviatsiya, badan pengawas penerbangan, mengatakan Bandara Krasnodar yang telah direnovasi, diperkirakan akan menerima penerbangan reguler pertamanya dari Moskow pada 17 September ketika pesawat penumpang Aeroflot, dijadwalkan mendarat.

    Bandara tersebut tidak menerima penerbangan sejak akhir Februari 2022, ketika Rusia, setelah mengirim pasukannya ke Ukraina, menutup setidaknya 10 bandara karena alasan keamanan.

    Rusia melanjutkan operasi di Bandara Gelendzhik, juga di selatan, pada Juli 2025, dan di Bandara Elista, di wilayah Kalmykia, pada Mei 2024.

  • Prancis Kerahkan 3 Jet Tempur Usai Drone Rusia Masuk Wilayah Polandia

    Prancis Kerahkan 3 Jet Tempur Usai Drone Rusia Masuk Wilayah Polandia

    Paris

    Presiden Emmanuel Macron mengatakan bahwa Prancis akan mengerahkan tiga jet tempur untuk membantu melindungi wilayah udara Polandia. Pengerahan pesawat ini drone-drone Rusia masuk di wilayah Polandia.

    “Menyusul serangan pesawat nirawak Rusia ke Polandia, saya telah memutuskan untuk mengerahkan tiga jet tempur Rafale untuk membantu melindungi wilayah udara Polandia dan sisi timur Eropa bersama sekutu NATO kami,” kata Macron di X, seperti dilansir AFP, Jumat (12/9/2025).

    Macron mengatakan telah berbicara dengan PM Polandia Donald Tusk. Dia juga telah berbicara dengan anggota NATO.

    “Saya membuat komitmen ini kemarin kepada Perdana Menteri Polandia. Saya juga membahas masalah ini dengan Sekretaris Jenderal NATO dan Perdana Menteri Inggris, yang juga terlibat dalam perlindungan sisi timur.

    “Kami tidak akan menyerah pada intimidasi Rusia yang semakin meningkat,” tambah Macron, yang telah memimpin upaya diplomatik internasional untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina.

    Pada hari Rabu (10/9), Polandia mengumpulkan sekutu NATO-nya untuk pembicaraan mendesak setelah drone Rusia terbang ke wilayah udara Polandia dalam sebuah serangan di Ukraina.

    Perdana Menteri Donald Tusk mengatakan wilayah udara Polandia dilanggar 19 kali. Setidaknya tiga drone ditembak jatuh setelah Warsawa dan sekutunya menerbangkan jet tempur.

    Penyerbuan drone tersebut terjadi tiga setengah tahun setelah invasi Rusia ke Ukraina, dengan Polandia menyebut insiden itu sebagai serangan “belum pernah terjadi sebelumnya” terhadap negara itu, NATO, dan Uni Eropa.

    Moskow membantah telah menargetkan Polandia.

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada hari Kamis membahas insiden drone tersebut dengan Macron dan Kanselir Jerman Friedrich Merz.

    “Para pemimpin mengutuk pelanggaran mengejutkan Rusia terhadap wilayah udara NATO dan Polandia,” kata juru bicara Downing Street.

    “Membahas bagaimana Inggris dan Prancis dapat memperkuat pertahanan Polandia, Perdana Menteri mengatakan Inggris siap mendukung pengerahan pasukan NATO lebih lanjut ke wilayah tersebut,” katanya.

    Dewan Keamanan PBB akan membahas serangan pesawat tak berawak tersebut dalam pertemuan darurat pada hari Jumat, yang diadakan atas permintaan Polandia.

    (lir/lir)

  • Wali Nanggroe temui Dubes RI minta dukungan hasil lawatan di Rusia

    Wali Nanggroe temui Dubes RI minta dukungan hasil lawatan di Rusia

    “Pertemuan ini juga merupakan tindak lanjut dari partisipasi Aceh (Wali Nanggroe Aceh) dalam Eastern Economic Forum (EEF) 2025 di Vladivostok, Rusia pada 3–6 September serta kegiatan lainnya,”

    Banda Aceh (ANTARA) – Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al Haythar menemui Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia, Jose Tavares, di KBRI Moskow dalam rangka melaporkan dan dukungan tindaklanjut hasil lawatannya ke Rusia beberapa hari terakhir ini.

    “Pertemuan ini juga merupakan tindak lanjut dari partisipasi Aceh (Wali Nanggroe Aceh) dalam Eastern Economic Forum (EEF) 2025 di Vladivostok, Rusia pada 3–6 September serta kegiatan lainnya,” kata Kabag Kerjasama dan Humas Wali Nanggroe, Zulfikar Idris, di Banda Aceh, Rabu.

    Dalam forum EEF atau ekonomi terbesar di Timur Jauh itu, sebelumnya Wali Nanggroe Aceh menjadi salah satu pembicara pada sesi bertajuk “The Greater Eurasian Partnership: New Paradigms for the Continent’s Development” di Far Eastern Federal University (FEFU).

    Di hadapan Dubes RI di Moskow, Tgk Malik Mahmud menyampaikan bahwa Aceh adalah gerbang barat Indonesia yang memiliki konektivitas, punya potensi investasi berkelanjutan.

    Wali Nanggroe ikut melaporkan lawatannya selama berada di Rusia, selain mengikuti forum EEF, juga telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan delegasi Oblast Ivanovo, Federasi Rusia.

    Kesepakatan ini, untuk membuka peluang kerjasama dalam bidang pendidikan, kesehatan, investasi, dan kewirausahaan, termasuk program pertukaran akademik, pelatihan tenaga kesehatan, serta promosi investasi Aceh.

    Selain itu, perusahaan migas terkemuka Rusia, Sakhalin Energy, juga menyatakan minat untuk berinvestasi di Aceh. Hal itu disampaikan manajemen perusahaan dalam pertemuan bersama Wali Nanggroe, pada Sabtu 6 September 2025, di FEFU Vladivostok.

    “Sakhalin Energy menyampaikan ketertarikan untuk menanamkan modal di Aceh sebagai bagian dari ekspansi ke Asia Tenggara,” kata Tgk Malik Mahmud.

    Disampaikan Wali Nanggroe, Manajemen Sakhalin Energy juga telah merespons positif peluang pengangkutan gas melalui Aceh untuk pasar negara lain, dan berencana melakukan kunjungan kerja ke Aceh tahun ini guna melihat langsung potensi energi di lapangan.

    Dalam kesempatan ini, Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares menyambut baik langkah Aceh memperluas jejaring kerjasama di Rusia.

    Serta, menegaskan kesiapan KBRI Moskow untuk memfasilitasi tindak lanjut teknis dengan para pemangku kepentingan terkait di Rusia.

    “KBRI Moskow siap mendukung upaya Aceh, tentu sesuai ketentuan yang berlaku, agar kerja sama konkret bisa segera terealisasi,” demikian Dubes Jose Tavares.

    Pewarta: Rahmat Fajri
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Drone-drone Rusia Masuk ke Wilayah Polandia, NATO Turun Tangan

    Drone-drone Rusia Masuk ke Wilayah Polandia, NATO Turun Tangan

    Warsawa

    Pertahanan udara aliansi NATO turun tangan membantu Polandia dalam menembak jatuh drone-drone Rusia yang memasuki wilayah udaranya, setelah Moskow melancarkan serangan terhadap Ukraina.

    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte terus melakukan komunikasi dengan Warsawa selama drone-drone Moskow terdeteksi di negara tersebut.

    “Banyak drone memasuki wilayah udara Polandia pada dini hari dan berhadapan dengan pertahanan udara Polandia dan NATO,” kata juru bicara NATO, Allison Hart, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (10/9/2025).

    “Sekretaris Jenderal NATO sedang berkomunikasi dengan pemimpin Polandia dan NATO berkonsultasi erat dengan Polandia,” imbuhnya.

    Hart mengatakan dalam pernyataannya, insiden tersebut menjadi momen “pertama kalinya pesawat-pesawat NATO menghadapi potensi ancaman di wilayah udara sekutu”.

    Hart mengatakan bahwa sejumlah jet tempur dari Angkatan Udara Belanda juga dikerahkan untuk merespons dan menghadapi potensi ancaman tersebut. Sistem pertahanan udara Patriot milik Jerman yang ditempatkan di wilayah Polandia juga disiagakan, dan sebuah pesawat peringatan dini milik Italia diluncurkan.

    “NATO… berkomitmen untuk mempertahankan setiap kilometer wilayah NATO, termasuk wilayah udara kami,” tegas Hart dalam pernyataannya.

    PM Polandia Tuduh Rusia Lakukan ‘Provokasi Skala Besar’

    Otoritas Polandia melaporkan pertahanan udaranya dan NATO telah menembak jatuh sejumlah drone asing yang masuk ke wilayah udaranya pada Rabu (10/9). Ini menjadi momen pertama bagi anggota NATO melepaskan tembakan selama perang Rusia dan Ukraina berkecamuk.

    Warsawa menyebut ada 19 objek yang terdeteksi memasuki wilayah udaranya pada Rabu (10/9) waktu setempat, selama serangan udara besar-besaran dilancarkan Rusia terhadap Ukraina. Objek-objek yang dianggap menimbulkan ancaman telah ditembak jatuh oleh Polandia, dibantu NATO.

    Tusk menyebut negaranya menghadapi “provokasi skala besar” setelah sejumlah drone Rusia ditembak jatuh di dalam wilayah udara Polandia. Tusk mengatakan dirinya telah mengaktifkan pasal 4 perjanjian NATO, yang memungkinkan anggota aliansi untuk menuntut konsultasi denan sekutu mereka.

    “Kami sedang menghadapi provokasi skala besar,” sebut Tusk dalam pernyataannya.

    “Kami siap menangkal provokasi semacam itu. Situasinya serius, dan tidak seorang pun meragukan bahwa kami harus bersiap menghadapi berbagai skenario,” tegasnya.

    Drone Rusia Picu Kerusakan pada Rumah dan Mobil di Polandia

    Kementerian Dalam Negeri Polandia melaporkan bahwa sebuah rumah dan sebuah mobil di wilayahnya mengalami kerusakan akibat pelanggaran wilayah udara oleh Rusia. Disebutkan juga bahwa tujuh drone dan puing-puing dari proyektil yang tidak diketahui sejauh ini telah ditemukan di wilayah Polandia.

    “Kami telah menemukan tujuh drone dan puing-puing proyektil… yang tidak diketahui asalnya,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Polandia, Karolina Galecka, kepada wartawan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Tekan Putin, Trump Desak Eropa Kenakan Tarif 100% ke China-India

    Tekan Putin, Trump Desak Eropa Kenakan Tarif 100% ke China-India

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta agar Uni Eropa (UE) menjatuhkan tarif hingga 100% ke China dan India. Hal ini sebagai upaya untuk menekan Rusia agar mengakhiri perang dengan Ukraina.

    China dan India merupakan pembeli utama minyak Rusia. Oleh karena itu, kedua negara itu dinilai mempunyai peran penting dalam menjaga perekonomian Rusia di tengah invasi yang terus dilakukan ke Ukraina sejak 2022 lalu.

    Menurut pejabat yang mengetahui persoalan ini, Trump menyampaikan permintaan ini saat mengikuti rapat virtual pada Selasa (9/9/2025) waktu setempat bersama pejabat senior AS dan UE di Washington. Pertemuan tersebut membahas upaya untuk meningkatkan beban ekonomi Moskow.

    Diplomat Uni Eropa mengatakan AS siap mengikuti tarif yang serupa dilakukan UE ke India dan China. Hal ini semakin membuat bea impor dari kedua negara itu semakin melonjak ke AS.

    “Mereka berkata, ‘Kami akan melakukan ini tetapi Anda harus melakukannya bersama kami,” kata diplomat itu, dikutip dari Reuters, Rabu (10/9/2024).

    Upaya ini diumumkan setelah Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri India Narendra Modi menghadiri KTT pekan lalu. Dilaporkan Financial Times, Trump mengancam akan mengenakan tarif tinggi ke China dan India karena masih membeli minyak dari Rusia.

    Trump telah mengenakan tambahan tarif ke India 25% karena masih terus membeli minyak Rusia. Namun, China belum secara khusus menjadi target kenaikan tarif akibat pembelian minyak Rusia.

    (acd/acd)

  • Tekan Rusia, Trump Desak Uni Eropa Kenakan Tarif 100% terhadap India dan China

    Tekan Rusia, Trump Desak Uni Eropa Kenakan Tarif 100% terhadap India dan China

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Uni Eropa (UE) menjatuhkan tarif hingga 100% terhadap India dan China sebagai bagian dari upaya bersama menekan Rusia agar mengakhiri perang di Ukraina.

    Menurut tiga pejabat yang mengetahui persoalan ini dilansir dari Financial Times pada Rabu (10/9/2025), permintaan itu disampaikan Trump saat dirinya mengikuti rapat virtual pada Selasa (9/9/2025) waktu setempat bersama pejabat senior AS dan UE di Washington. 

    Pertemuan tersebut membahas langkah untuk meningkatkan beban ekonomi bagi Moskow.

    “Kami siap melangkah, siap saat ini juga, tetapi hanya akan melakukan ini jika mitra Eropa bersedia bergerak bersama kami,” ujar seorang pejabat AS.

    Pejabat lainnya menambahkan bahwa Washington siap mengikuti tarif yang dijatuhkan Uni Eropa terhadap China dan India. Hal ini berpotensi memicu kenaikan lebih lanjut atas bea impor kedua negara ke AS.

    Usulan Trump ini muncul di tengah kesulitan AS mencapai kesepakatan damai dan meningkatnya serangan udara Rusia terhadap Ukraina.

    “Pandangan presiden jelas: mari kita kenakan tarif besar-besaran dan terus pertahankan tarif itu sampai China setuju berhenti membeli minyak Rusia. Tidak banyak opsi lain bagi minyak tersebut,” kata seorang pejabat AS.

    Langkah Trump tersebut diumumkan setelah Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri India Narendra Modi mempererat hubungan dalam KTT pekan lalu.

    Bulan lalu, AS telah menaikkan tarif impor India hingga 50% akibat pembelian minyak Rusia, memicu ketegangan dengan negara Asia Selatan itu. Namun, pada Selasa malam Trump menulis di Truth Social bahwa negosiasi dagang dengan India tetap berjalan dan mengisyaratkan akan berakhir sukses.

    “India dan Amerika Serikat tengah melanjutkan perundingan untuk mengatasi hambatan perdagangan antara kedua negara. Saya menantikan pembicaraan dengan sahabat baik saya, Perdana Menteri Modi, dalam beberapa minggu mendatang,” tulis Trump.

    Adapun China belum secara khusus menjadi target tarif akibat pembelian minyak Rusia. Pada April lalu, Trump sempat menaikkan tarif impor China secara tajam, namun kemudian dikurangi pada Mei setelah terjadi gejolak pasar yang signifikan.

    Dalam diskusi di Washington, pejabat UE yang dipimpin Kepala Sanksi David O’Sullivan berdialog dengan pejabat senior Departemen Keuangan AS. Menurut sumber, ibu kota-ibu kota Eropa tengah membahas kemungkinan menjatuhkan sanksi sekunder terhadap China dan India karena membeli minyak serta gas Rusia. 

    Namun, banyak pihak masih berhati-hati mengingat hubungan dagang erat UE dengan Beijing dan New Delhi.

    Diplomat AS di Eropa juga menegaskan bahwa pemerintahan Trump tidak akan menjatuhkan sanksi berat kepada pembeli energi Rusia tanpa partisipasi UE. Terlebih, sejumlah negara Eropa sendiri masih mengimpor produk energi dari Rusia.

    “Pertanyaannya, apakah Eropa punya kemauan politik untuk mengakhiri perang ini?. Setiap langkah tentu akan mahal, dan agar presiden melakukannya, kami membutuhkan mitra Eropa, idealnya seluruh mitra internasional. Kita akan berbagi beban bersama,” ujar seorang pejabat.

  • Rusia Menyerang, 24 Warga Ukraina Sedang Cairkan Dana Pensiun Tewas

    Rusia Menyerang, 24 Warga Ukraina Sedang Cairkan Dana Pensiun Tewas

    Kyiv

    Rusia meluncurkan serangan udara ke Ukraina. Serangan itu menewaskan 24 orang yang sedang menunggu pembayaran pensiun di Ukraina timur, tempat pasukan Rusia sedang mengerahkan pasukan untuk serangan besar-besaran.

    Dilansir AFP, Selasa (9/9/2025), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunggah video yang menunjukkan beberapa mayat berserakan di tanah, dekat sebuah minivan dan taman bermain yang terbakar.

    “Serangan udara Rusia yang brutal dengan bom udara di permukiman pedesaan Yarova di wilayah Donetsk. Langsung mengenai orang-orang. Warga sipil biasa. Tepat saat dana pensiun sedang dicairkan,” tulis Zelensky secara daring.

    Moskow telah mengklaim kawasan industri tersebut sebagai bagian dari Rusia meskipun tidak memiliki kendali penuh atasnya.

    Kiev mengatakan Kremlin telah mengerahkan 100.000 tentara di bagian penting garis depan untuk serangan baru.

    Kementerian Dalam Negeri Ukraina menyebut 24 orang tewas. Sementara militer Ukraina mengatakan Moskow telah menjatuhkan bom luncur — senjata bersayap yang membantu mereka terbang hingga puluhan kilometer.

    Bom luncur adalah bagian dari persenjataan yang dikembangkan Rusia untuk menyerang lebih dalam ke wilayah Ukraina dan memperluas garis depan.

    Zelensky mendesak sekutu Ukraina untuk merespons serangan tersebut.

    “Tanggapan dibutuhkan dari Amerika Serikat. Tanggapan dibutuhkan dari Eropa. Tanggapan dibutuhkan dari G20,” ujarnya.

    (fas/jbr)