kab/kota: Moskow

  • Eropa Percepat Sanksi Energi Rusia di Tengah Tekanan Politik

    Eropa Percepat Sanksi Energi Rusia di Tengah Tekanan Politik

    Brussels

    Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan Uni Eropa (UE) akan mempercepat langkah menghentikan seluruh impor minyak dan gas Rusia. Ia menekankan bahwa pendapatan Moskow dari menjual energi fosil menjadi penopang utama ekonomi perang Rusia.

    Von der Leyen juga mengungkapkan bahwa dia telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang mengaitkan sanksi tambahan AS terhadap Rusia dengan syarat Eropa menghentikan pembelian minyak Rusia serta menaikkan tarif impor dari Cina.

    Rencana yang ada saat ini menargetkan penghentian penuh impor minyak Rusia pada 2027 dan gas pada 2028. Namun, Ursula von der Leyen mengatakan Komisi Eropa akan segera mengajukan paket sanksi ke-19 yang mencakup sektor kripto, perbankan, dan energi.

    Protes ribuan warga Slovakia terhadap pemerintahan yang pro-Rusia

    Di saat yang sama, ribuan warga Slovakia turun ke jalan untuk memprotes kebijakan ekonomi dan sikap pro-Rusia Perdana Menteri Robert Fico.

    Aksi itu berlangsung ketika Fico melakukan perjalanan ke Cina untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Ini merupakan pertemuan ketiganya sejak invasi penuh Rusia ke Ukraina dimulai.

    Para pengkritik menilai Fico mengikuti jejak Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, yang dikenal kerap menghambat upaya sanksi Uni Eropa terhadap Moskow.

    Sekjen PBB ‘tidak optimistis’ soal perdamaian Ukraina

    Sementara itu, Sekjen PBB Antonio Guterres menyampaikan pandangannya terkait situasi di Ukraina dalam sebuah konferensi pers di New York.

    “Saya tidak terlalu optimistis soal kemajuan upaya perdamaian dalam waktu dekat di Ukraina,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres.

    Guterres menambahkan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina kemungkinan akan berlangsung “setidaknya untuk beberapa waktu,” menunjukkan bahwa konflik ini belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir meski ada berbagai upaya diplomasi.

    Pernyataan ini muncul di tengah harapan yang sempat timbul setelah pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Agustus 2025, yang sempat dinilai bisa membuka jalan untuk negosiasi perdamaian, tapi hingga kini belum membuahkan hasil konkret.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris.

    Diadaptasi oleh Pratama Indra dan Muhammad Hanafi

    Editor: Tezar Aditya Rahman

    (nvc/nvc)

  • Resmi Dibuka! Simak Link dan Cara Daftar Beasiswa Pemerintah Rusia 2026-2027

    Resmi Dibuka! Simak Link dan Cara Daftar Beasiswa Pemerintah Rusia 2026-2027

    Bisnis.com, JAKARTA – Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengumumkan pembukaan Kampanye Beasiswa Pemerintah Rusia 2026-2027. Bagi Anda yang berniat melanjutkan studi di Rusia, berikut cara daftarnya.

    Dalam unggahan di akun @RusEmbJakarta pada Selasa (16/9/2025) disebutkan pembukaan resmi program beasiswa tersebut dilangsungkan pada 15 September 2025 oleh Rumah Rusia di Indonesia.

    “Program beasiswa ini mencakup seluruh jenjang pendidikan, mulai dari sarjana, pascasarjana, hingga pendidikan profesional tambahan,” demikian dikutip pada Rabu (17/9/2025).

    ️Pada tanggal 15 September 2025, Rumah Rusia di Indonesia secara resmi membuka Kampanye Beasiswa Pemerintah Rusia 2026–2027.

    Program beasiswa ini mencakup seluruh jenjang pendidikan mulai dari sarjana, pascasarjana, hingga pendidikan profesional tambahan. Peserta dapat… pic.twitter.com/AaQDHjdZr4

    — Russian Embassy, IDN (@RusEmbJakarta) September 16, 2025

    Peserta dapat memilih lebih dari 400 bidang studi dan lebih dari 700 universitas di seluruh wilayah Rusia, yang menawarkan pendidikan berkualitas tinggi, serta peluang riset di berbagai disiplin ilmu. Periode pendaftaran Beasiswa Pemerintah Rusia 2026-2027 ini berlangsung dari 15 September 2025 hingga 15 Desember 2025.

    Untuk mendaftar Beasiswa Pemerintah Rusia 2026-2027, berikut caranya:

    Peserta membuka link education-in-russia.com
    Pilih 1 program dan universitas (bisa hingga 6 universitas)
    Isi aplikasi online dengan melampirkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan
    Menyelesaikan tes skrining di negara peserta
    Jika terpilih, peserta akan mendapatkan undangan dan visa belajar

    Sebelumnya diberitakan, minat mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di Rusia semakin meningkat. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah pendaftar beasiswa yang disediakan oleh pemerintah Rusia bagi warga Indonesia.

    Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov mengungkapkan bahwa jumlah pendaftar beasiswa tahun ini mencapai 1.000 orang, empat kali lipat kuota yang tersedia sebanyak 250 beasiswa pada tahap pertama.

    “Melihat antusiasme yang tinggi ini, kami tengah mengupayakan tambahan sekitar 50-70 beasiswa, sehingga jumlah kuota tahun ini bisa mencapai 300 beasiswa,” ujar Tolchenov saat bertemu awak media medio Maret 2025.

    Adapun beasiswa ini mencakup berbagai program studi di universitas-universitas ternama Rusia, termasuk di Moskow, St. Petersburg, Kazan, Tomsk, dan Vladivostok.

  • Rusia Luncurkan Rudal Jelajah dalam Latihan Perang Bareng Belarusia

    Rusia Luncurkan Rudal Jelajah dalam Latihan Perang Bareng Belarusia

    Moskow

    Sejumlah pesawat pengebom strategis Tu-160 milik Rusia melakukan misi latihan tempur di atas perairan Laut Barents selama latihan perang bersama Belarusia. Pesawat pengebom Rusia itu melakukan uji coba peluncuran rudal jelajah terhadap target-target tiruan musuh.

    Rusia dan Belarusia baru saja mengakhiri latihan militer gabungan selama lima hari, yang menggunakan nama sandi Zapad, dalam unjuk kekuatan yang mereka sebut diancang untuk menguji kesiapan tempur.

    Latihan militer gabungan itu, seperti dilansir Reuters, Selasa (16/9/2025), berlangsung selama beberapa hari setelah pasukan militer Polandia dan aliansi NATO menembak jatuh sejumlah drone Rusia yang memasuki wilayah udara Polandia. Insiden itu memicu keresahan beberapa negara tetangga Polandia.

    Warsawa sendiri menutup sementara perbatasannya dengan Belarusia sebagai tindakan pencegahan saat negara itu melakukan latihan gabungan dengan Rusia.

    Kementerian Pertahanan Rusia, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa sejumlah pesawat pengebom berkemampuan nuklir mengudara di atas perairan netral di Laut Barents, yang terletak di sebelah utara Skandinavia, selama empat jam dengan dikawal oleh beberapa jet tempur MiG-31.

    “Selama misi latihan tempur, para awak berlatih peluncuran taktis rudal jelajah yang diluncurkan dari udara ke target-target kritis yang merupakan tiruan musuh,” sebut Kementerian Pertahanan Rusia.

    Menteri Pertahanan Belarusia Viktor Khrenin dijadwalkan mengamati bagian lainnya dari latihan perang Zapad di area latihan yang ada di wilayah Rusia pada Selasa (16/9) waktu setempat.

    Namun, tidak disebutkan lebih jelas soal elemen latihan tersebut, namun Kementerian Pertahanan Belarusia mengatakan bahwa latihan tersebut akan berlangsung dalam “kondisi yang sedekat mungkin dengan pertempuran”.

    Belarusia merupakan sekutu dekat Rusia dan mendukung perang yang dikobarkan Moskow di Ukraina, meskipun tanpa mengerahkan pasukannya sendiri untuk bertempur. Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah mengizinkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menempatkan rudal nuklir taktis di Belarusia.

    Sementara itu, perwakilan militer Amerika Serikat (AS) melakukan kunjungan langka untuk mengamati langsung sebagian latihan perang Zapad yang digelar di wilayah Belarusia pada Senin (15/9).

    Kunjungan ini menjadi tanda menghangatnya hubungan kedua negara setelah Presiden Donald Trump mulai menjalin hubungan lebih erat dengan Lukashenko, yang sejak lama diperlakukan sebagai paria oleh Barat. Washington melonggarkan beberapa sanksi terhadap Minsk pekan lalu, dengan imbalan pembebasan 52 tahanan, termasuk lawan politik Lukashenko.

    Tonton juga Video: Panas! Rusia-Ukraina Saling Melancarkan Serangan Besar

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Awas Perang Asia, AS Pamer Rudal Ini di Jepang

    Awas Perang Asia, AS Pamer Rudal Ini di Jepang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya memamerkan sistem rudal jarak menengah Typhon di Jepang, langkah yang berpotensi memperuncing perlombaan senjata di Asia.

    Peluncur berbasis darat yang mampu menembakkan rudal jelajah Tomahawk itu ditampilkan dalam latihan tahunan Resolute Dragon, yang melibatkan 20.000 pasukan Jepang dan AS, kapal perang, serta baterai rudal. Dari Jepang, Tomahawk memiliki jangkauan cukup untuk mencapai pesisir timur China hingga sebagian wilayah Rusia.

    “Dengan menggunakan berbagai sistem dan berbagai jenis amunisi, sistem ini dapat menciptakan dilema bagi musuh,” ujar Kolonel Wade Germann, komandan satuan tugas pengoperasian Typhon, di Pangkalan Udara Korps Marinir Iwakuni, pada Senin (15/9/2025), seperti dikutip Reuters. Ia menambahkan, kecepatan pengerahan Typhon memungkinkan AS menempatkannya di garis depan dengan cepat bila dibutuhkan.

    Germann menolak menjelaskan ke mana unit Typhon akan ditempatkan setelah Resolute Dragon berakhir, serta apakah akan kembali ke Jepang. Sebelumnya, sistem ini pernah dikerahkan di Filipina pada April 2024 dan menuai kritik keras dari Beijing dan Moskow, yang menuding AS memicu perlombaan senjata di kawasan.

    Analis menilai kehadiran Typhon di Jepang, yang jauh lebih dekat ke China dibandingkan Filipina atau Australia, dapat memicu reaksi lebih keras.

    “Di masa lalu, pengerahan pasukan ini akan ditolak oleh birokrat DC dan Tokyo karena takut akan reaksi China. Anda bisa lihat, itu bukan masalah besar seperti lima tahun lalu,” kata Grant Newsham, peneliti Forum Jepang untuk Studi Strategis sekaligus pensiunan kolonel Korps Marinir AS.

    AS menyebut penempatan di Iwakuni sebagai bagian dari “Rantai Pulau Pertama”, serangkaian pangkalan militer dari Jepang hingga Filipina yang ditujukan untuk membatasi ruang gerak militer China. Selain Tomahawk, Typhon juga dapat menembakkan rudal SM-6 yang dirancang menghantam kapal maupun pesawat pada jarak lebih dari 200 km.

    Washington tengah mempercepat produksi senjata antikapal untuk menandingi kekuatan rudal China, yang tahun ini meningkatkan anggaran pertahanannya 7,2%. Jepang pun mengikuti tren serupa, membeli rudal Tomahawk untuk kapal perangnya dan mengembangkan rudal jarak menengahnya sendiri dalam ekspansi militer terbesar sejak Perang Dunia II.

    “China tentu saja mengeluh setiap kali korban yang ditujunya bangkit dan mulai bersiap-siap untuk mengurus diri mereka sendiri,” tambah Newsham.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Konsumsi BBM Non Subsidi Naik – Rumania Kecam Drone Rusia

    Video: Konsumsi BBM Non Subsidi Naik – Rumania Kecam Drone Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia –Pertamina Patra Niaga mengakui terjadi pergeseran besar dalam pola konsumsi bbm nasional. Semakin banyak masyarakat yang berpindah menggunakan bbm non subsidi, seiring penerapan program subsidi tepat melalui QR Code.

    Sementara itu, Rumania mengecam keras rusia setelah sebuah drone milik moskow dilaporkan melanggar wilayah udaranya. Insiden ini memicu pengerahan jet tempur dan dinilai sebagai ancaman serius bagi keamanan regional.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Senin (15/09/2025).

  • Diprotes Rumania Soal Drone Masuk Wilayahnya, Rusia: Provokasi Ukraina!

    Diprotes Rumania Soal Drone Masuk Wilayahnya, Rusia: Provokasi Ukraina!

    Moskow

    Rumania memanggil Duta Besar Rusia untuk memprotes masuknya drone ke wilayah udara negara itu saat Moskow sedang menyerang Ukraina. Protes dari Bucharest itu ditolak oleh Moskow, yang menyebut masuknya drone ke wilayah udara negara tersebut merupakan “provokasi” dari Kyiv.

    Insiden itu terjadi pada Sabtu (13/9) tengah malam, atau beberapa hari setelah Polandia mengatakan telah menembak jatuh sejumlah drone Rusia yang melanggar wilayah udaranya. Insiden di Polandia itu terjadi saat Moskow melancarkan serangan udara terhadap Ukraina.

    Baik Rumania maupun Polandia sama-sama berbatasan langsung dengan Ukraina. Kedua negara itu juga sama-sama merupakan anggota aliansi NATO.

    Ini berarti sudah dua negara anggota NATO yang melaporkan pelanggaran wilayah udara oleh drone-drone Rusia.

    Duta Besar Rusia untuk Rumania, Vladimir Lipayev, dalam tanggapannya, seperti dilansir AFP, Senin (15/9/2025), menyebut tuduhan Bucharest soal Moskow bertanggung jawab atas penyusupan drone itu sebagai tuduhan yang “tidak berdasar”.

    “Semua fakta menunjukkan bahwa itu merupakan provokasi yang disengaja oleh rezim Kyiv,” sebut Kedutaan Besar Rusia untuk Rumania dalam pernyataannya pada Minggu (14/9) malam.

    Kedutaan Besar Rusia juga menyebut otoritas Rumania telah gagal “merespons secara konkret dan meyakinkan” pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Rusia.

    Rumania telah beberapa kali mendeteksi jatuhnya serpihan drone asing di wilayahnya sejak Rusia melancarkan invasi militer ke Ukraina pada Februari 2022 lalu, terutama saat Moskow meningkatkan serangan terhadap pelabuhan-pelabuhan Kyiv.

    Pada Sabtu (13/9) tengah malam, otoritas Rumania melaporkan bahwa wilayah udaranya telah dilanggar oleh sebuah drone Rusia. Dua jet tempur F-16 milik Rumania dikerahkan dan mendeteksi keberadaan “sebuah drone di wilayah udara nasional” negara tersebut.

    Jet-jet tempur F-16 itu, menurut Kementerian Pertahanan Rumania, melacak pergerakan drone tersebut hingga menghilang dari radar. Ditambahkan Bucharest bahwa drone Rusia itu tidak mengudara di atas wilayah padat penduduk dan tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap keselamatan penduduk.

    Namun Menteri Luar Negeri (Menlu) Rumania Oana Toiu, pada Minggu (14/9), mengumumkan pemanggilan Duta Besar Rusia terkait pelanggaran wilayah udara itu.

    Kepada Duta Besar Rusia, menurut Kementerian Luar Negeri Rumania, Toiu “menyampaikan protes keras terhadap aksi yang tidak dapat diterima dan tidak bertanggung jawab, yang merupakan pelanggaran kedaulatan”. Disebutkan juga bahwa Rusia “diminta segera … untuk mencegah pelanggaran di masa mendatang”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kian Panas! Ukraina Luncurkan 361 Drone ke Rusia

    Kian Panas! Ukraina Luncurkan 361 Drone ke Rusia

    Moskow

    Ukraina melancarkan serangan udara besar-besaran dengan melibatkan setidaknya 361 drone yang menargetkan wilayah Rusia. Serangan drone Kyiv itu memicu kebakaran di kilang minyak Kirishi yang luas di wilayah barat laut Rusia.

    Rentetan serangan drone Ukraina itu, seperti dilansir Reuters, Senin (15/9/2025), menghujani wilayah Rusia pada Minggu (14/9) dini hari. Sejauh ini, tidak ada laporan korban luka akibat serangan tersebut.

    Di tengah perbincangan negara-negara besar mengenai cara mengakhiri konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II itu, serangan drone oleh Ukraina dan Rusia semakin meningkat beberapa waktu terakhir.

    Beberapa drone Moskow sampai masuk ke wilayah udara Polandia, anggota aliansi NATO, dan akhirnya ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara. Sedangkan Kyiv semakin meningkatkan serangan terhadap kilang minyak dan jaringan pipa di wilayah Rusia, negara eksportir minyak terbesar kedua di dunia.

    Kementerian Pertahanan Rusia, dalam pernyataannya, melaporkan sedikitnya 361 drone telah ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udaranya, termasuk empat bom udara berpemandu dan sebuah rudal HIMARS buatan Amerika Serikat (AS).

    Tidak disebutkan lebih lanjut oleh Kementerian Pertahanan Rusia mengenai lokasi serangan-serangan tersebut.

    Sejumlah pejabat Rusia menyebut bahwa kilang minyak Kirishinefteorgsintez miliki Surgutneftegaz, salah satu dari dua kilang minyak terbesar di Rusia, menjadi salah satu target yang dihantam serangan drone Ukraina tersebut.

    Gubernur wilayah Leningard, Alexander Drozdenko, mengatakan bahwa tiga drone telah dihancurkan di wilayah Kirishi. Disebutkan Drozdenko bahwa serpihan drone yang ditembak jatuh sempat memicu kebakaran di area tersebut, namun telah berhasil dipadamkan dengan cepat.

    Dia mengatakan tidak ada korban luka akibat serangan tersebut.

    Secara terpisah, komando drone Ukraina mengonfirmasi serangan terhadap kilang minyak Rusia, dan mengklaim bahwa pihaknya telah “melancarkan serangan yang berhasil”.

    Reuters tidak dapat segera memverifikasi skala kerusakan akibat serangan drone Ukraina pada kilang minyak di wilayah Rusia tersebut.

    Kirishi diketahui mengolah sekitar 17,7 juta metrik ton per tahun (355.000 barel per hari) minyak mentah Rusia, atau sekitar 6,4 persen dari total produksi negara itu.

    Sementara itu, Rusia mengatakan pasukannya pada Minggu (14/9) telah menembakkan rudal jelajah hipersonik Zirkon ke sebuah target di Laut Barents dan bahwa sejumlah jet tempur pengebom supersonik Sukoi-34 telah melancarkan serangan sebagai bagian dari latihan militer gabungan dengan Belarusia.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Awas PD3! Rusia Pamer ‘Otot’, Tembak Rudal Hipersonik

    Awas PD3! Rusia Pamer ‘Otot’, Tembak Rudal Hipersonik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia kembali unjuk kekuatan militer dengan menembakkan rudal jelajah hipersonik Zirkon ke Laut Barents serta mengerahkan pesawat tempur-pengebom Su-34 dalam latihan strategis gabungan dengan Belarus.

    Melansir Reuters, Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu (14/9/2025) mengatakan latihan bertajuk Zapad atau Barat itu dimulai sejak 12 September dengan tujuan meningkatkan komando dan koordinasi militer jika terjadi serangan terhadap Rusia maupun Belarus.

    “Menurut data pemantauan objektif, target tersebut hancur oleh serangan langsung,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan resminya, merujuk pada uji coba rudal hipersonik Zirkon yang ditembakkan dari fregat Laksamana Golovko milik Armada Utara.

    Selain rudal, pesawat anti-kapal selam jarak jauh juga dikerahkan. Awak jet tempur Sukhoi Su-34 turut berlatih serangan bom terhadap target darat.

    Moskow dan Minsk menegaskan latihan tersebut murni bersifat defensif dan tidak ditujukan untuk menyerang negara NATO. Namun, ketegangan meningkat setelah NATO mengumumkan operasi “Penjaga Timur” pasca serangan pesawat nirawak Rusia ke Polandia pada 9-10 September.

    Rudal hipersonik Zirkon sendiri pertama kali diumumkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2019. Menurutnya, rudal ini mampu terbang dengan kecepatan sembilan kali lipat kecepatan suara dengan jangkauan lebih dari 1.000 kilometer.

    Mengutip media Rusia, rudal yang dikenal sebagai 3M22 Zircon di Rusia dan SS-N-33 oleh NATO ini memiliki jangkauan antara 400 hingga 1.000 kilometer dengan hulu ledak seberat 300 hingga 400 kilogram.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kirim Surat, Trump Minta Negara-Negara NATO Setop Beli Minyak Rusia

    Kirim Surat, Trump Minta Negara-Negara NATO Setop Beli Minyak Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika (AS) Serikat Donald Trump mendesak seluruh negara anggota NATO untuk segera menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Hal ini diketahui melalui surat terbuka yang dikirim Trump ke NATO.

    Surat tersebut dikirim melalui unggahan di platform Truth Social yang ditujukan kepada semua negara NATO. Dalam surat tersebut, ada ancaman Trump yang akan menahan sanksi AS jika aliansi Barat tidak kompak menjatuhkan embargo energi terhadap Moskow.

    “Saya siap memberikan sanksi berat kepada Rusia ketika semua negara NATO telah sepakat untuk melakukan hal yang sama, dan ketika semua negara NATO BERHENTI MEMBELI MINYAK DARI RUSIA,” tulis Trump, Sabtu (13/9/2025), dalam unggahan yang ia sebut sebagai surat kepada NATO dan dunia.

    Trump menilai komitmen NATO untuk memenangkan perang Ukraina masih lemah, terlebih karena sejumlah anggota aliansi tetap membeli energi dari Rusia. “Ini sangat melemahkan posisi negosiasi dan daya tawar Anda terhadap Rusia,” kata Trump.

    Ia juga mengusulkan agar NATO menjatuhkan tarif 50-100% kepada China, yang dianggap menopang ekonomi Rusia di tengah isolasi global.

    “Jika NATO melakukan apa yang saya katakan, perang akan segera berakhir. Jika tidak, Anda hanya membuang-buang waktu saya,” tulisnya.

    Menurut Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA), Turki menjadi pembeli minyak Rusia terbesar ketiga di dunia setelah China dan India. Negara anggota NATO lain yang masih mengimpor minyak Rusia termasuk Hongaria dan Slovakia.

    Pengamat hubungan internasional dari Atlantic Council, Daniel Fried, menilai sikap Trump menunjukkan pola lama tekanan terhadap sekutu.

    “Trump kembali menempatkan NATO di bawah ultimatum. Namun, menghentikan minyak Rusia sepenuhnya akan sulit karena beberapa anggota masih sangat bergantung pada pasokan tersebut,” ujar Fried.

    Unggahan Trump muncul di tengah meningkatnya eskalasi militer Rusia di Eropa Timur. Pekan lalu, pasukan Polandia dan NATO menembak jatuh drone Rusia yang melanggar wilayah udara Polandia, dalam serangan terbesar Moskow terhadap Ukraina sejak 2022.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Rusia-Belarus Latihan Militer Besar-besaran di tengah Ketegangan ‘Serangan’ Drone ke Polandia

    Rusia-Belarus Latihan Militer Besar-besaran di tengah Ketegangan ‘Serangan’ Drone ke Polandia

    JAKARTA – Rusia dan Belarus memulai latihan militer gabungan besar-besaran di dekat perbatasan NATO. Latihan digelar di tengah meningkatnya ketegangan dengan aliansi Barat tersebut, dua hari setelah Polandia menembak jatuh pesawat nirawak (drone)  Rusia yang melintasi wilayah udaranya.

    Latihan “Zapad-2025”, unjuk kekuatan oleh Rusia dan sekutu dekatnya, Belarus, berlangsung di lokasi latihan di kedua negara, termasuk di dekat perbatasan Polandia.

    Serangan itu dijadwalkan jauh sebelum insiden drone, yang menandai pertama kalinya anggota NATO menembaki target Rusia yang masuk selama perang 3,5 tahun.

    Dilansir Reuters, Jumat, 12 September, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada tahap pertama latihan, pasukan akan melakukan simulasi menangkis serangan terhadap Rusia dan Belarus, yang aliansinya dikenal sebagai Negara Kesatuan.

    Tahap kedua akan berfokus pada “pemulihan integritas teritorial Negara Kesatuan dan penghancuran musuh, termasuk dengan partisipasi pasukan koalisi dari negara-negara sahabat”, kata kementerian tersebut.

    Belarus berbatasan dengan tiga anggota NATO—Polandia, Lituania, dan Latvia—di sebelah baratnya, dan Ukraina di sebelah selatannya.

    Kremlin mengatakan pada Jumat, 12 September, kekhawatiran Eropa tentang latihan tersebut merupakan respons emosional yang didasarkan pada permusuhan terhadap Rusia.

    Kremlin menolak berkomentar mengenai insiden drone minggu ini, yang dipandang di Barat sebagai peringatan bagi NATO dan ujian bagi responsnya.

    Negara-negara Barat menyebut insiden pesawat nirawak tersebut sebagai provokasi yang disengaja oleh Rusia, yang dibantah Moskow. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pesawat nirawaknya telah melakukan serangan di Ukraina barat pada saat itu, tetapi tidak berencana untuk menyerang target apa pun di Polandia.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan serangan pesawat nirawak Rusia itu bisa saja merupakan kesalahan.

    “Saya tidak senang dengan apa pun yang berkaitan dengan seluruh situasi ini, tetapi semoga itu akan berakhir,” katanya kepada wartawan pada Kamis.

    Polandia Siaga Tinggi

    Perdana Menteri Polandia Donald Tusk telah manuver “Zapad” yang akan datang sebagai “sangat agresif” dan mengumumkan Polandia akan menutup perbatasannya dengan Belarus pada tengah malam pada Kamis.

    Wakil Menteri Pertahanan Polandia Cezary Tomczyk mengatakan Polandia bersiap selama berbulan-bulan dan sedang mengadakan latihannya sendiri, dengan nama sandi “Iron Defender”.

    “Ada sekitar 30.000 tentara dalam latihan Iron Defender dan sekitar 5.000 di perbatasan” dengan Belarus, kata Tomczyk menanggapi pertanyaan Reuters.

    Lituania juga menyatakan akan melindungi perbatasannya karena latihan militer tersebut.

    Kepala Staf Umum Belarus, Mayor Jenderal Pavel Muraveiko, mengatakan semua latihan akan diadakan pada “jarak yang signifikan” dari perbatasan dengan negara-negara anggota NATO dan Ukraina.

    Ia mengatakan latihan tersebut akan mencakup penggunaan drone, peperangan elektronik, dan penggunaan kecerdasan buatan untuk mendukung pengambilan keputusan.

    Latihan Zapad terakhir berlangsung pada September 2021, lima bulan sebelum invasi skala penuh Rusia ke Ukraina, yang sebagian diluncurkan dari wilayah Belarus.

    Pemimpin Belarus Alexander Lukashenko adalah sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin dan mendukungnya selama perang, meskipun tanpa mengerahkan pasukannya sendiri untuk bertempur.

    Sejak dimulainya perang, Belarus mengizinkan Rusia untuk menempatkan rudal nuklir taktis di wilayahnya dan sedang bersiap untuk menjadi tuan rumah bagi rudal hipersonik Oreshnik baru milik Moskow.

    Lukashenko secara bersamaan berupaya memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat setelah bertahun-tahun dikenai sanksi AS dan Uni Eropa.

    Pada Kamis, dia membebaskan 52 tahanan atas permintaan Presiden AS Donald Trump dan mengatakan ia mendukung Trump dalam upayanya menyelesaikan serangkaian konflik internasional.