kab/kota: Moskow

  • Putin Kini Bilang Siap Berunding dengan Ukraina, Berubah Sikap?

    Putin Kini Bilang Siap Berunding dengan Ukraina, Berubah Sikap?

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin kini mengatakan dirinya siap untuk melakukan perundingan dengan Ukraina. Namun Putin menyebut perundingan itu harus didasarkan pada kesepakatan yang dibatalkan antara perunding Moskow dan Kyiv yang sempat dicapai di Istanbul, Turki, tahun 2022 lalu.

    “Apakah kami siap untuk berunding dengan mereka? Kami tidak pernah menolak untuk melakukan hal tersebut, namun bukan berdasarkan tuntutan sesaat, namun berdasarkan dokumen yang telah disepakati dan sebenarnya sudah diparaf di Istanbul,” ucap Putin seperti dilansir AFP, Kamis (5/9/2024).

    Pernyataan terbaru Putin itu disampaikan dalam sebuah forum yang digelar di Vladivostok pada Kamis (5/9) waktu setempat.

    Putin membuka kembali kemungkinan dialog antara Rusia dan Ukraina setelah beberapa waktu lalu, Moskow menegaskan bahwa penyerbuan militer yang dilakukan pasukan Kyiv terhadap wilayah Kursk sejak Agustus lalu telah membuat perundingan menjadi mustahil.

    Penyerbuan besar-besaran yang dilancarkan pasukan Ukraina terhadap Kursk itu melibatkan ribuan tentara yang melintasi perbatasan Rusia dan merebut beberapa desa di area perbatasan. Putin sempat mengatakan tidak lama setelah itu bahwa tidak akan ada pembicaraan mengenai perundingan.

    Namun saat menjawab pertanyaan dalam Forum Ekonomi Timur Rusia di Vladivostok, Putin dengan jelas mengatakan bahwa Rusia siap melakukan pembicaraan dengan Ukraina.

    Dia menambahkan bahwa pembicaraan itu harus didasarkan pada kesepakatan yang dibatalkan antara para perunding Rusia dan Ukraina yang dicapai di Istanbul tahun 2022 lalu, yang syarat dan ketentuan di dalamnya tidak pernah diungkap ke publik.

    “Kami berhasil mencapai kesepakatan, itulah intinya. Tanda tangan kepala delegasi Ukraina yang membubuhkan paraf pada dokumen ini membuktikan hal tersebut, yang pihak Ukraina secara umum merasa puas dengan kesepakatan yang dicapai,” kata Putin dalam forum tersebut.

    “Kesepakatan ini tidak diberlakukan hanya karena mereka diberi perintah untuk tidak melakukan hal tersebut, karena para elite Amerika Serikat, Eropa — beberapa negara Eropa — ingin memberikan kekalahan strategis terhadap Rusia,” sebutnya.

    Belum ada tanggapan Ukraina atas pernyataan terbaru Putin ini. Pertengahan Agustus lalu, otoritas Kyiv menawarkan untuk menghentikan penyerbuannya ke KUrsk jika Moskow menyetujui “perdamaian yang adil”.

    “Semakin cepat Rusia setuju untuk memulihkan perdamaian yang adil… semakin cepat penyerbuan pasukan pertahanan Ukraina ke Rusia akan dihentikan,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Georgiy Tykhy, dalam pernyataan pada saat itu.

    Kremlin sebenarnya telah berulang kali mengklaim Rusia dan Ukraina berada di ambang kesepakatan pada musim semi tahun 2022 lalu, tak lama setelah Moskow melancarkan invasi terhadap Kyiv.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Media Rusia Dituduh Campuri Pemilu AS dengan Dipantau Putin

    Media Rusia Dituduh Campuri Pemilu AS dengan Dipantau Putin

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) menuduh media Rusia, RT, melakukan campur tangan terhadap pemilu yang akan digelar November mendatang. Otoritas kehakiman AS telah mendakwa dua pegawai media RT dan menjatuhkan sanksi kepada petinggi media itu, termasuk sang pemimpin redaksi.

    Gedung Putih menambahkan bahwa Presiden Vladimir Putin mengetahui dan memantau aktivitas media RT yang bertujuan mempengaruhi pemilu AS, terutama pemilihan presiden (pilpres) di mana Wakil Presiden Kamala Harris akan berhadapan dengan mantan Presiden Donald Trump.

    Jaksa Agung AS Merrick Garland, seperti dilansir AFP, Kamis (5/9/2024), juga mengumumkan penyitaan 32 domain internet yang merupakan bagian dari dugaan kampanye “untuk mengamankan hasil yang diinginkan oleh Rusia”, yang menurut para pejabat AS adalah kemenangan Trump dalam pilpres.

    Domain internet yang disita itu, menurut Garland, digunakan oleh pemerintah Rusia “untuk melakukan kampanye rahasia guna mengganggu dan mempengaruhi hasil pemilu di negara kita”.

    “Kami tidak mentoleransi upaya-upaya rezim otoriter untuk mengeksploitasi sistem pemerintahan kami yang demokratis,” tegas Garland dalam rapat Satuan Tugas Ancaman Pemilu pada Departemen Kehakiman AS.

    “Kami akan terus-menerus secara agresif menangkal dan menggagalkan upaya-upaya Rusia dan Iran — serta China atau aktor asing lainnya yang jahat — untuk mengintervensi pemilu kami,” ucapnya.

    RT merupakan outlet berita Rusia yang didanai oleh pemerintah Moskow. Sedikitnya 10 individu dan dua entitas terkait RT telah dijatuhi sanksi oleh Departemen Keuangan AS terkait dugaan mencampuri pemilu, termasuk pemimpin redaksi RT Margarita Simonyan dan wakilnya Elizaveta Brodskaia.

    Gedung Putih meyakini Putin mengetahui aktivitas media Rusia itu dalam mencampuri pemilu AS. Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Menurut Departemen Keuangan AS, Simonyan merupakan “tokoh sentral dalam upaya pengaruh jahat pemerintah Rusia”. Sedangkan Brodskaia disebut “melapor kepada Presiden Rusia (Vladimir) Putin dan para pejabat pemerintah lainnya”.

    Garland, dalam pernyataannya, mengungkapkan bahwa dua pegawai media RT yang berbasis di Rusia telah didakwa atas dugaan pencucian uang dan melanggar Undang-undang Pendaftaran Agen Asing. Kedua pegawai media RT itu diidentifikasi sebagai Kostiantyn Kalashnikov (31) dan Elena Afanasyeva (27).

    Lebih lanjut, Garland menjelaskan bahwa keduanya dituduh menyalurkan dana sebesar US$ 10 juta kepada sebuah perusahaan yang berkantor di Tennessee, AS, yang menggunakan influencer media sosial “untuk membuat dan mendistribusikan konten kepada penonton AS dengan pesan tersembunyi dari pemerintah Rusia”.

    Perusahaan AS yang dimaksud tidak disebut namanya, namun diketahui mempublikasikan video-video berbahasa Inggris di berbagai platform media sosial, termasuk TikTok, Instagram, X dan YouTube.

    “Perusahaan itu tidak pernah mengungkapkan kepada para influencer — atau jutaan follower mereka — soal hubungannya dengan RT dan pemerintah Rusia,” sebut Garland.

    RT memberikan reaksi keras atas tuduhan AS itu, dengan menyebutnya sebagai “tuduhan klise yang basi”.

    “Tiga hal dalam hidup yang tidak bisa dihindari: kematian, pajak dan ‘campur tangan RT dalam pemilu Amerika’,” tulis RT dalam pernyataannya. RT sebelumnya dikenal sebagai Russia Today.

    Gedung Putih Meyakini Putin Mengetahui Aktivitas RT Campuri Pemilu AS

    Gedung Putih, dalam pernyataan pada Rabu (4/9) waktu setempat, menyatakan keyakinan bahwa Putin mengetahui tindakan media RT dalam mempengaruhi pilpres AS yang akan digelar November mendatang.

    “Kami meyakini Putin mengetahui tindakan-tindakan ini,” sebut juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, dalam pernyataannya.

    “Dia mengetahui aktivitas-aktivitas RT,” ucapnya.

    Kirby menyebut tindakan RT mencampuri pemilu AS itu melibatkan aktivitas “secara diam-diam menyebarkan propaganda pemerintah Rusia dengan tujuan mengurangi dukungan internasional terhadap Ukraina, memperkuat kebijakan dan kepentingan pro-Rusia dan mempengaruhi pemilih dalam pemilu AS dan pemilu asing lainnya”.

    Sementara itu, Garland menambahkan bahwa kampanye yang dilakukan media Rusia dalam mempengaruhi pemilu AS itu melibatkan anggota “lingkaran dalam” Putin dan mengemban tujuan Kremlin, yang menurut dokumen perencanaan internal, “adalah mengamankan hasil pemilu yang diinginkan Rusia”.

    Para pejabat AS telah berulang kali memperingatkan adanya upaya kekuatan asing untuk mencampuri pemilu November mendatang. Washington menuduh Moskow berusaha mempengaruhi pemilu AS sejak pemilu tahun 2016 antara Trump yang mewakili Partai Republik dan Hillary Clinton dari Partai Demokrat.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Pesawat Air India Boeing 787 Rute Inggris Mendarat Darurat di Moskow

    Pesawat Air India Boeing 787 Rute Inggris Mendarat Darurat di Moskow

    Moskow

    Pesawat jenis Boeing 787-800 yang dioperasikan maskapai Air India tujuan Inggris terpaksa melakukan pendaratan darurat di Moskow, Rusia. Pendaratan darurat dilakukan setelah pesawat mengalami “masalah teknis” saat mengudara.

    Seperti dilansir Reuters, Kamis (5/9/2024), pesawat maskapai Air India yang memiliki rute New Delhi-Birmingham itu dilaporkan berhasil mendarat dengan selamat di Bandara Sheremetyevo di Moskow, Rusia, pada Rabu (4/9) waktu setempat.

    Disebutkan bahwa pesawat tersebut membawa total 258 penumpang dan 17 awak penerbangan ketika pendaratan darurat harus dilakukan.

    Otoritas Bandara Sheremetyevo menyebut pendaratan darurat dilakukan dengan selamat tanpa adanya cedera pada penumpang dan awak.

    Tidak dijelaskan lebih lanjut soal “masalah teknis” yang dialami pesawat jenis Boeing 787-800 tersebut.

    Pesawat tersebut dijadwalkan untuk kembali lepas landas pada pukul 21.35 waktu Moskow, untuk membawa para penumpang ke tujuan.

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Pesawat Jeju Air Batal Mendarat di Fukuoka Gegara Badai’:

    Insiden semacam ini juga pernah dialami Air India lainnya pada Juli lalu, ketika salah satu penerbangannya dengan rute New Delhi-San Francisco terpaksa melakukan pendaratan darurat di wilayah Siberia, Rusia, setelah awak kokpit mendeteksi potensi masalah di area ruang kargo pesawat.

    Kemudian pada Juli 2023 lalu, pesawat Boeing milik Air India dengan rute yang sama, dari New Delhi menuju ke San Francisco, terdampar selama sehari setelah melaporkan masalah teknis.

    Maskapai Air India sampai harus mengirimkan pesawat lainnya sehari kemudian untuk menjemput para penumpang yang terdampar.

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Pesawat Jeju Air Batal Mendarat di Fukuoka Gegara Badai’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Pavel Durov Ditangkap Karena Telegram Terlalu Bebas

    Pavel Durov Ditangkap Karena Telegram Terlalu Bebas

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov angka bicara soal penangkapan bos Telegram Pavel Durov, yang menurutnya ditangkap karena ia terlalu bebas dalam menjalankan Telegram.

    Durov seperti diketahui adalah seorang warga negara Rusia yang juga memegang paspor Uni Emirat Arab, Karibia, Prancis, dan tentunya Rusia. Ia tangkap di Prancis dan kemudian diselidiki atas keterlibatannya membolehkan berbagai aksi kriminalitas di Telegram, dari mulai penyebaran pornografi anak, obat-obatan terlarang, sampai software peretasan.

    Pengacara Durov menyebut penangkapan ini adalah hal yang tidak masuk akal, terutama karena Durov ditangkap karena dianggap bertanggung jawab atas kejahatan yang terjadi di Telegram, yang saat ini penggunanya hampir mencapai 1 miliar.

    Saat berbicara di Universitas MGIMO yang dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia, Lavrov kembali menegaskan posisi pemerintahan Rusia dalam penangkapan Durov, yang mereka anggap sebagai bagian dari taktik politik negara Barat untuk menggunakan kekuatannya atas Rusia.

    “Pavel Durov terlalu bebas. Ia tidak mendengarkan saran Barat untuk memoderasi gagasannya,” kata Durov.

    Rusia pun sebenarnya sudah menekan Durov sejak lama, dan bahkan sampai memblokir Telegram di negara tersebut. Namun setelah Durov ditangkap di Prancis, posisinya Rusia berubah menjadi mendukung pria yang kekayaannya mencapai USD 15,5 miliar atau sekitar Rp 239 triliun tersebut.

    Sebelumnya juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga menegaskan tidak ada negosiasi antara Kremlin dan Durov, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (3/9/2024).

    “Hal yang paling penting adalah apa yang terjadi di Prancis tidak berubah menjadi persekusi politik,” kata Peskov.

    “Kami tahu presiden Prancis sudah menepis tudingan hubungan kasus ini dengan politik, namun di sisi lain, beberapa tuduhan sudah dilemparkan,” tambahnya.

    Namun yang jelas menurut Lavrov, penangkapan Durov membuat hubungan Moskow dan Paris jatuh ke titik terendah.

    (asj/asj)

  • Ukraina Tembak Jatuh 22 Rudal Rusia yang Mengarah ke Kyiv

    Ukraina Tembak Jatuh 22 Rudal Rusia yang Mengarah ke Kyiv

    Kyiv

    Ukraina mengatakan pasukannya telah menembak jatuh sedikitnya 22 rudal yang diluncurkan Rusia dalam serangan terbaru yang menargetkan ibu kota Kyiv dan dua wilayah lainnya semalam. Rentetan serangan udara Moskow itu dilaporkan melukai belasan orang, termasuk dua orang di Kyiv.

    Selain menargetkan ibu kota Kyiv, seperti dilansir AFP, Senin (2/9/2024), rentetan serangan udara Rusia itu juga menargetkan kota Sumy dan Kharkiv.

    “Pada 2 September dini hari, penjajah Rusia melancarkan serangan rudal terhadap wilayah Kyiv, Sumy dan Kharkiv menggunakan rudal balistik, rudal jelajah dan rudal anti-pesawat, dan menyerang dengan UAV (drone) tipe Shahed dari arah selatan,” sebut Angkatan Udara Ukraina dalam pernyataannya.

    Angkatan Udara Ukraina, dalam pernyataannya, mengklaim pasukan pertahanan telah menembak jatuh sembilan rudal balistik, 13 rudal jelajah dan 20 drone tempur yang diluncurkan militer Rusia ke wilayah negara tersebut.

    Wali Kota Sumy Oleksandr Lysenko, dalam pernyataan via Telegram, melaporkan bahwa sebuah pusat kesejahteraan sosial untuk anak-anak dan sebuah panti asuhan di wilayahnya mengalami kerusakan setelah dihantam serangan rudal pada Minggu (1/9) malam hingga Senin (2/9) dini hari.

    Lysenko menyebut serangan rudal itu melukai 13 orang, termasuk empat anak-anak.

    Secara terpisah, Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko melaporkan bahwa dua orang dewasa mengalami luka-luka akibat serangan terbaru di wilayahnya. Dia juga menyebut bahwa empat mobil terbakar akibat puing-puing rudal dan drone yang berjatuhan.

    Sementara itu, serangan udara yang dilancarkan Ukraina dilaporkan menghantam Belgorod, wilayah Rusia yang terletak di dekat perbatasan dengan Ukraina.

    Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov melaporkan bahwa serangan udara pada malam hari oleh pasukan Kyiv telah melukai satu orang dan memicu kerusakan pada sebuah toko serta fasilitas infrastruktur di ibu kota Belgorod.

    Laporan soal serangan rudal Rusia yang menargetkan ibu kota Ukraina itu muncul setelah Kementerian Pertahanan Moskow mengklaim pasukannya telah menembak jatuh 158 drone Ukraina di sebanyak 15 wilayah sekaligus dalam semalam.

    Dua drone di antaranya, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, ditembak jatuh di wilayah udara ibu kota Moskow.

    Sebanyak 122 drone lainnya ditembak jatuh di wilayah Kursk, Bryansk, Voronezh dan Belgorod yang berbatasan dengan Ukraina.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Helikopter Angkut Turis Jatuh di Rusia, 17 Jenazah Ditemukan

    Helikopter Angkut Turis Jatuh di Rusia, 17 Jenazah Ditemukan

    Moskow

    Para petugas penyelamat Rusia menemukan 17 jenazah setelah sebuah helikopter yang mengangkut 22 orang, yang sebagian besar turis, terjatuh di area Semenanjung Kamchatka di Timur Jauh Rusia.

    Seperti dilansir AFP, Senin (2/9/2024), otoritas regional Rusia sebelumnya melaporkan helikopter jenis Mi-8 itu hilang tak lama setelah lepas landas dari sebuah pangkalan dekat area Gunung Api Vachkazhets pada Sabtu (31/8) waktu setempat.

    Helikopter itu disebut membawa 22 orang, yang terdiri atas 19 penumpang yang semuanya turis dan tiga awak.

    Gubernur Kamchatka Vladimir Solodov dalam pernyataan video via Telegram menyebut para petugas penyelamat melihat keberadaan puing-puing helikopter tersebut di area perbukitan pada ketinggian 900 meter pada Minggu (1/9) pagi.

    Semenanjung Kamchatka merupakan area yang populer di kalangan turis karena keindahan alamnya. Area itu kerap menjadi tujuan wisata petualangan yang populer karena gunung berapi aktif dan alamnya yang masih asli.

    Kamchatka diketahui berjarak lebih dari 6.000 kilometer sebelah timur Moskow dan berjarak 2.000 kilometer sebelah barat Alaska, yang merupakan wilayah Amerika Serikat (AS).

    Rekaman video yang diambil dari udara, yang diposting oleh Kementerian Urusan Darurat Rusia, menunjukkan puing-puing helikopter berserakan di area lereng dekat puncak bukit yang dikelilingi hutan lebat.

    Kementerian Urusan Darurat Rusia mengatakan bahwa helikopter itu ditemukan dekat dengan lokasinya saat hilang dari radar.

    “Saat ini kami telah menemukan 17 jenazah,” sebut seorang pejabat Kementerian Urusan Darurat Rusia, Ivan Lemikhov.

    “Tim penyelamat telah mendirikan kemah dan pencarian dihentikan hingga fajar menyingsing,” imbuhnya.

    Tidak diketahui secara jelas keberadaan lima orang lainnya yang ada di dalam helikopter saat insiden itu terjadi. Belum diketahui apakah 17 jenazah yang ditemukan itu semuanya penumpang atau juga mencakup awak.

    Helikopter Mi-8 buatan Rusia, yang dirancang pada era Soviet, merupakan jenis helikopter bermesin ganda yang dirancang tahun 1960-an silam dan banyak digunakan untuk transportasi di negara tersebut.

    Namun beberapa waktu terakhir, ada peningkatan laporan bahwa helikopter jenis tersebut mengalami kecelakaan fatal. Salah satunya insiden pada awal bulan ini, ketika sebuah helikopter Mi-8 yang membawa 16 orang, termasuk 13 turis, jatuh di wilayah Timur Jauh Rusia. Delapan orang tewas dalam insiden tersebut.

    Helikopter Mi-8 yang jatuh di Kamchatka itu dioperasikan oleh perusahaan bernama Vityaz-aero yang kerap mengatur penerbangan untuk para turis.

    Kecelakaan melibatkan pesawat dan helikopter sangat sering terjadi di wilayah Timur Jauh Rusia, yang berpenduduk jarang dan banyak wilayahnya hanya bisa diakses dengan helikopter.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Rusia Ancam Ubah Doktrin Nuklir Gegara Peran Barat di Perang Ukraina

    Rusia Ancam Ubah Doktrin Nuklir Gegara Peran Barat di Perang Ukraina

    Moskow

    Pemerintah Rusia mengancam akan mengubah doktrin penggunaan senjata nuklir, untuk merespons apa yang dianggapnya sebagai eskalasi Barat dalam perang di Ukraina. Kremlin menyebut Barat telah “bertindak terlalu jauh” dan menegaskan Moskow akan melakukan segalanya untuk melindungi kepentingannya.

    Doktrin nuklir yang ada saat ini, yang tertuang dalam dekrit Presiden Vladimir Putin tahun 2020, menyatakan Rusia boleh menggunakan senjata nuklir jika terjadi serangan nuklir dari musuh atau serangan konvensional yang mengancam keberadaan negara tersebut.

    Beberapa analis militer Rusia yang agresif, seperti dilansir Reuters, Senin (2/9/2024), mendesak Putin untuk menurunkan batasan penggunaan senjata nuklir untuk “menyadarkan” musuh-musuh Moskow di Barat.

    Pada Juni lalu, Putin pernah mengatakan bahwa doktrin nuklir merupakan “instrumen hidup” yang dapat berubah, tergantung pada kejadian di dunia.

    Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, dalam pernyataan pada Minggu (1/9) seperti dikutip media pemerintah, mengatakan bahwa Moskow akan mengubah doktrin nuklirnya sebagai tanggapan atas eskalasi yang dilakukan Barat dalam perang yang berkecamuk di Ukraina.

    Pernyataan Ryabkov itu menjadi pernyataan paling jelas, sejauh ini, bahwa perubahan doktrin nuklir memang akan dilakukan oleh Rusia.

    “Pekerjaan ini berada pada tahap lanjut, dan ada niat yang jelas untuk melakukan koreksi,” ucap Ryabkov seperti dikutip kantor berita TASS.

    Dia menyebut keputusan itu “terkait dengan peningkatan eskalasi musuh-musuh Barat” sehubungan dengan konflik Ukraina.

    Rusia menuduh negara-negara Barat menggunakan Ukraina sebagai proksi untuk berperang melawan negaranya, dengan tujuan menimbulkan “kekalahan strategis” pada Moskow dan memecah belah negara tersebut.

    Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya membantah tuduhan itu, dengan menegaskan mereka membantu Kyiv untuk mempertahankan diri dari perang agresi bergaya kolonial yang dilancarkan Rusia.

    Putin telah mengatakan pada hari pertama invasi militer Rusia dilancarkan ke Ukraina pada Februari 2022, bahwa siapa pun yang berusaha menghalangi atau mengancam akan merasakan “konsekuensi yang belum pernah Anda hadapi dalam sejarah Anda”.

    Sejak saat itu, Putin merilis serangkaian pernyataan yang dianggap Barat sebagai ancaman nuklir, dan bahkan mengumumkan penempatan senjata nuklir taktis Rusia di wilayah Belarusia.

    Namun peringatan dan langkah semacam itu tidak mencegah Washington dan sekutunya untuk semakin meningkatkan bantuan militer ke Kyiv dengan cara yang tidak terpikirkan ketika perang dimulai, termasuk dengan memasok tank, rudal jarak jauh dan jet tempur F-16.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dalam wawancara, yang diterbitkan pada Minggu (1/9), bahwa Barat telah “bertindak terlalu jauh” dan menegaskan Rusia akan melakukan segalanya untuk melindungi kepentingan negaranya.

    Ryabkov dalam pernyataannya tidak menyebut lebih lanjut soal kapal doktrin nuklir yang diperbarui itu akan siap. “Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah pertanyaan yang agak sulit, mengingat kita sedang membicarakan aspek terpenting untuk menjamin keamanan nasional kita,” ujarnya.

    Rusia memiliki lebih banyak senjata nuklir dibandingkan negara mana pun. Pada Maret lalu, Putin pernah menyatakan Moskow siap menghadapi kemungkinan perang nuklir “dari sudut pandang teknis militer”.

    Namun dia juga mengatakan dirinya tidak melihat perlunya melakukan konfrontasi nuklir secara terburu-buru, dan menegaskan Rusia tidak pernah menghadapi kebutuhan untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Paus Beluga Diduga ‘Mata-mata Rusia’ Ditemukan Mati di Norwegia

    Paus Beluga Diduga ‘Mata-mata Rusia’ Ditemukan Mati di Norwegia

    Oslo

    Paus beluga yang diduga menjadi “mata-mata Rusia” ditemukan mati di perairan Norwegia. Paus beluga yang diberi nama “Hvaldimir” ini terlihat mengenakan tali kekang dengan tulisan “peralatan St Petersburg” yang membuat para pakar meyakini paus itu mungkin telah dilatih oleh militer Rusia.

    Seperti dilansir AFP, Senin (2/9/2024), nama “Hvaldimir” merupakan plesetan dari kata Norwegia “hval” yang berarti paus dan diduga memiliki hubungan dengan Moskow. Paus beluga itu pertama kali muncul di lepas pantai di wilayah Finnmark, wilayah paling utara Norwegia, tahun 2019 lalu.

    Pada saat itu, pakar biologi kelautan Norwegia melepas tali kekang buatan manusia yang dikenakan oleh paus beluga tersebut. Tali kekang itu tampak dibuat khusus dengan bagian-bagian untuk memasang kamera, dan tulisan berbunyi “Peralatan St Petersburg” tercetak pada bagian pengaitnya.

    Para pejabat Norwegia pada saat itu menduga Hvaldimir mungkin kabur dari kandang dan mungkin telah dilantik oleh Angkatan Laut Rusia karena paus itu tampak terbiasa dengan keberadaan manusia.

    Moskow tidak pernah memberikan pernyataan resmi menanggapi spekulasi yang menyebut paus beluga itu bisa menjadi “mata-mata Rusia”.

    Kabar kematian Hvaldimir diumumkan oleh sebuah LSM bernama Marine Mind yang melacak pergerakannya selama bertahun-tahun. Pada Sabtu (31/8) waktu setempat, paus beluga itu ditemukan tak bernyawa di lepas pantai barat daya di Risavika oleh Marine Mind.

    “Saya menemukan Hvaldi sudah mati ketika saya mencarinya kemarin seperti biasanya,” tutur pendiri Marine Mind, Sebastian Strand, saat berbicara kepada AFP.

    “Kami mendapat konfirmasi bahwa dia masih hidup kurang dari 24 jam sebelum menemukannya mengambang tak bergerak,” jelas Strand.

    Fredrik Skarbovik, selaku koordinator maritim di pelabuhan Stavanger, mengonfirmasi kematian paus beluga itu saat berbicara kepada surat kabar VG.

    Strand, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa penyebab kematian Hvaldimir tidak diketahui secara jelas. Dia menyebut tidak ada luka yang ditemukan pada bangkai Hvaldimir saat pemeriksaan awal dilakukan.

    “Kami telah berhasil mengambil bangkainya dan menempatkannya di tempat yang sejuk, sebagai persiapan untuk nekropsi oleh institut kedokteran hewan yang bisa membantu untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi padanya,” ucapnya.

    Dengan perkiraan usia sekitar 14 atau 15 tahun, Hvaldimir relatif muda untuk ukuran paus beluga, yang bisa hidup antara 40 tahun hingga 60 tahun.

    Paus beluga bisa mencapai ukuran enam meter dan umumnya cenderung menghuni perairan es di sekitar Greenland, Norwegia bagian utara dan Rusia. Perairan yang dimaksud mencakup Laut Barents, wilayah penting secara geopolitik di mana pergerakan kapal selam negara Barat dan Rusia selalu dipantau.

    Perairan itu juga menjadi pintu gerbang ke Rute Utara yang mempersingkat perjalanan maritim antara Samudra Atlantik dan Pasifik.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Memanas! Rusia Tembak Jatuh 158 Drone Ukraina di 15 Wilayah

    Memanas! Rusia Tembak Jatuh 158 Drone Ukraina di 15 Wilayah

    Jakarta

    Militer Rusia menembak jatuh 158 drone Ukraina di wilayah Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pihaknya menembak jatuh drone di 15 wilayah dalam semalam.

    Dilansir AFP, Senin (2/9/2024), Kementerian Pertahanan Rusia menyebut telah menembak jatuh 158 drone Ukraina di 15 wilayah Rusia semalam. Ada dua drone di antaranya ditembak jatuh di ibu kota Moskow.

    Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan di Telegram bahwa sebanyak 122 unit ditembak jatuh di wilayah Kursk, Bryansk, Voronezh dan Belgorod yang berbatasan dengan Ukraina.

    Seperti diketahui, baru-baru ini militer Rusia meningkatkan serangan terhadap udara terhadap infrastruktur energi yang ada di wilayah Ukraina sejak awal pekan ini. Otoritas Kyiv mengklaim pasukannya telah menembak jatuh dua rudal dan sedikitnya 60 drone yang diluncurkan Moskow terhadap sembilan wilayah Ukraina dalam semalam.

    Lebih dari 2,5 tahun sejak invasi besar-besaran Rusia, Ukraina mendorong negara-negara Barat untuk memberikan pertahanan udara tambahan dan dukungan dalam bersama-sama menembak jatuh target-target di wilayah udara Kyiv untuk mengusir serangan semacam itu.

    Demikian seperti dilansir Reuters, Jumat (30/8).

    Otoritas Ukraina mengumumkan pasukan militernya berhasil menghancurkan sedikitnya 60 drone, dari total 74 drone penyerang yang diluncurkan Rusia, dalam serangan yang terjadi pada Kamis (29/8) waktu setempat.

    (whn/whn)

  • Jerman dan Eropa Kembali Jadi Target Serangan Teror ISIS

    Jerman dan Eropa Kembali Jadi Target Serangan Teror ISIS

    Jakarta

    Milisi teroris Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan pisau di Solingen. Menurut Amak, corong ISIS, serangan tersebut dilakukan sebagai “balas dendam untuk umat Islam di Palestina dan di tempat lain” dan menargetkan “sekelompok umat Kristiani.”

    “Ekstremis menggunakan konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah sebagai cara untuk mendapatkan momentum,” kata Thomas Mücke kepada DW. Dia bekerja untuk Violence Prevention Network (VPN), sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mencegah ekstremisme dan melakukan deradikalisasi terhadap pelaku kekerasan.

    Sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas membunuh banyak warga sipil Israel, dan Israel merespons dengan serangan balasan di Jalur Gaza, Mücke telah melihat “peningkatan empat kali lipat” dalam jumlah serangan dan percobaan serangan di Eropa Barat dibanding tahun 2022.

    Serangan di Solingen, Jerman, menjadi salah satu serangan terbaru dari serangkaian serangan dan percobaan serangan ISIS yang terjadi di seluruh Eropa dalam beberapa minggu terakhir, meskipun tidak selalu jelas apakah kelompok radikal itu yang menjadi dalang di baliknya.

    Pada hari yang sama dengan serangan di Solingen, dua mobil meledak di luar sebuah sinagoga di La Grande-Motte, Prancis selatan.

    Di Austria, rangkaian konser penyanyi AS Taylor Swift yang awalnya dijadwalkan berlangsung di Wina pada awal Agustus akhirnya dibatalkan, menyusul penangkapan dua tersangka simpatisan ISIS. Menurut otoritas keamanan Austria, tersangka utama yang merupakan seorang warga Austria berusia 19 tahun dengan latar belakang Makedonia Utara itu, mengaku pada saat penangkapannya bahwa ia ingin “membunuh dirinya sendiri dan sekelompok besar orang.”

    Pada akhir Mei, seorang warga Afganistan yang tinggal di Jerman secara fatal melukai seorang petugas polisi dan melukai lima orang lainnya di Mannheim. Serangan itu ditujukan kepada ketua Pax Europa, sebuah gerakan yang kritis terhadap Islam. Meskipun tidak ditemukan hubungan langsung dengan ISIS dalam kasus ini, penyidik mengklasifikasikan serangan tersebut “bermotif agama.”

    Otoritas di Eropa telah mendokumentasikan tujuh serangan dan 21 percobaan atau rencana serangan di Eropa Barat sejak 7 Oktober 2023. Mücke menganggap peningkatan ini tidak mengejutkan: “ISIS mengidentifikasi Eropa Barat sebagai target serangan, jelas dengan niat untuk menyebarkan kengerian dan ketakutan serta memecah belah masyarakat sehingga mereka dapat merekrut lebih banyak orang untuk tujuan mereka.”

    Meski begitu, serangan paling serius yang diklaim oleh ISIS baru-baru ini terjadi bukan di Eropa Barat, melainkan di Moskow pada Maret 2024, ketika lebih dari 140 orang tewas dalam serangan teroris di sebuah gedung konser. “Tentara Negara Islam menyerang pertemuan besar umat Kristiani, menewaskan dan melukai ratusan orang,” lapor Amak.

    Radikalisasi melalui internet

    Organisasi teroris ISIS dikenal secara global sekitar 10 tahun silam ketika pemimpinnya saat itu, Abu Bakr al-Baghdadi, mengumumkan pendirian “kekhalifahan” di Timur Dekat dan Timur Tengah. ISIS kemudian mencapai puncak kekuasaannya pada tahun berikutnya, karena berhasil menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak. Video pembunuhan brutal dan pemenggalan kepala khususnya, diunggah secara online.

    “ISIS terus menyerukan serangan semacam itu dengan propaganda internetnya,” kata Mücke, “dan ada juga instruksi rinci tentang cara melakukan serangan, seperti menggunakan mobil untuk membunuh orang kafir di mana-mana.”

    Dalam satu kasus yang sangat mengerikan, seorang simpatisan ISIS mengendarai sebuah truk ke pasar Natal Berlin pada tahun 2016, yang kemudian menewaskan dua belas orang.

    Pada 2019, banyak yang percaya ISIS telah dikalahkan secara militer di Timur Tengah. Serangan ISIS di Eropa juga menurun untuk sementara waktu. Namun, dengan gelombang serangan baru ini, jihadisme tampaknya telah kembali.

    Mücke mengatakan bahwa para pelaku kini semakin muda, dengan dua pertiga dari mereka yang ditangkap di Eropa Barat adalah remaja. Dan metode yang digunakan untuk menarik mereka juga disesuaikan dengan usia mereka. “Internet memainkan peran besar dalam radikalisasi dan mobilisasi, serta dalam perekrutan.”

    Secercah harapan: deteksi dini radikalisasi

    Para ahli pesimis tentang prospek perbaikan dalam waktu dekat. Eskalasi konflik di Timur Tengah sejak 7 Oktober 2023 “akan terus mempengaruhi dinamika terorisme selama bertahun-tahun yang akan datang.”

    Di mata banyak ahli, menciptakan zona bebas pisau, seperti yang direncanakan oleh Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser, tidak banyak berguna. Menurut mereka, seseorang yang berniat membunuh orang dengan pisau tidak mungkin terhalang oleh larangan semacam itu.

    Namun, Thomas Mücke dari Violence Prevention Network memiliki secercah harapan untuk dibagikan. “Sejak 7 Oktober, jumlah panggilan ke hotline konseling telah meningkat berkali-kali lipat. Dan itu memberi kami informasi yang kami butuhkan untuk mencoba mencegah radikalisasi pada tahap yang relatif awal.”

    Fakta bahwa para pelaku sekarang semakin muda juga merupakan kesempatan, katanya. “Pertama-tama, saya mengandalkan fakta bahwa orang yang menjadi radikal akan mengalami perubahan signifikan dalam karakter mereka dan ini akan diperhatikan oleh orang-orang di sekitar mereka,” katanya.

    “Dan penting bahwa perubahan ini dilaporkan secepat mungkin, bahwa bantuan dan dukungan perlu dicari, karena setiap kelompok ekstremis mencoba untuk menarik dan merekrut generasi muda khususnya; mereka adalah generasi berikutnya. Dan di sinilah kita masih memiliki kesempatan terbaik untuk membendung ekstremisme dan terorisme.” (rs/gtp/hp)

    (ita/ita)