kab/kota: Moskow

  • Tragis! Penjaga Kebun Binatang di Rusia Tewas Diterkam 3 Singa

    Tragis! Penjaga Kebun Binatang di Rusia Tewas Diterkam 3 Singa

    Moscow

    Nasib tragis menimpa seorang penjaga kebun binatang di Taigan Safari Park, Krimea yang dicaplok Rusia. Dia tewas diterkam kawanan singa karena pintu kandang dibiarkan tak terkunci.

    Dilansir AFP, Kamis (17/10/2024), Taigan Safari Park merupakan salah satu taman terbesar di Eropa yang menjadi tempat pengembang biakan singa. Di taman itu juga rumah bagi sekitar 60 predator.

    “Sebuah kasus pidana telah dibuka atas kematian seorang karyawan di taman singa Taigan akibat serangan predator,” kata Komite Investigasi Krimea dan Sevastopol yang dibentuk di Moskow dalam sebuah pernyataan.

    Karyawan yang tewas diterkam singa itu telah bekerja hampir 17 tahun di taman tersebut. Dia tewas diterkam singa saat membersihkan kandang yang berisi tiga ekor singa.

    “Dia (korban) pergi membersihkan kandang yang berisi tiga ekor singa, tanpa menutup gerendel pintu di antara dua ruangan di dalam kandang tersebut,” kata penyelidik.

    Pemilik taman, Oleg Zubkov, mengidentifikasi korban sebagai kepala penjaga kebun binatang Leokadia Perevalova. Menurutnya, insiden tersebut sebagai kesalahan yang tragis.

    “Tidak jelas bagaimana dan mengapa hal ini terjadi, karena hewan-hewan tersebut tidak mungkin melakukan hal seperti itu sendirian, dan tampaknya tidak ada orang di sekitar mereka,” ucapnya dalam sebuah pernyataan di blognya.

    Di saluran Telegram-nya, Zubkov memuji Perevalova sebagai ‘karyawan berharga’ di taman tersebut. Dia menyebut insiden ini karena faktor kelupaan manusia.

    (fas/fas)

  • Kisah Pria Rusia Selamat Usai 66 Hari Terombang-ambing di Lautan

    Kisah Pria Rusia Selamat Usai 66 Hari Terombang-ambing di Lautan

    Moskow

    Seorang pria Rusia ditemukan masih hidup setelah 66 hari terombang-ambing di lautan dengan perahu karet berukuran kecil. Saudara laki-laki dari pria ini dan keponakannya meninggal di atas perahu tersebut.

    Mikhail Pichugin yang berusia 46 tahun ini, seperti dilansir AFP, Rabu (16/10/2024), ditemukan oleh kapal nelayan di lepas pantai Semenanjung Kamchatka pada Senin (14/10), atau lebih dari dua bulan setelah melakukan perjalanan dengan perahu karet bersama saudara laki-lakinya dan keponakannya yang berusia 15 tahun.

    Saudara laki-laki dan keponakan Pichugin meninggal di atas perahu saat mereka masih terombang-ambing di tengah lautan.

    Pichugin dibawa ke rumah sakit di kota Magadan dalam kondisi cukup sehat. Dia bahkan mampu berbicara singkat kepada wartawan pada Rabu (16/10) sambil terbaring di ranjang rumah sakit.

    Terlihat pucat dengan pinggiran matanya memerah namun tidak tampak kurus, Pichugin menceritakan kisahnya berhasil bertahan hidup di Laut Okhotsk.

    “Dengan pertolongan Tuhan, bagaimana lagi? Sebuah kapal bernama Angel menyelamatkan saya,” tuturnya sembari tersenyum, merujuk pada nama kapal nelayan yang menemukan dirinya di tengah lautan.

    “Saya mengumpulkan air hujan,” ucap Pichugin, yang juga mengatakan dirinya menggunakan sleeping bag yang di dalamnya dipasangi bulu unta yang membuatnya tetap hangat dan mampu bertahan hidup.

    “Itu basah, tidak kering, tapi Anda merangkak ke bawahnya, Anda menggeliat sendiri dan Anda menjadi hangat,” ujarnya.

    Lihat juga Video ‘Momen Evakuasi 6 ABK yang Terombang-ambing 6 Jam di Perairan Lagoi’:

    “Saya tidak punya pilihan. Saya memiliki ibu di rumah, anak perempuan saya,” kata Pichugin soal hal yang memotivasi dirinya untuk bertahan hidup.

    Wakil Gubernur Magadan, Tatiana Savchenko, dalam pernyataan terpisah menyebut kondisi Pichugin “memuaskan”. Dia mengatakan bahwa pemerintah akan membiayai Pichugin untuk terbang pulang ke rumahnya dan untuk kerabatnya menjenguknya.

    Pichugin berasal dari area Ulan-Ude di Siberia, tetapi dia bekerja sebagai sopir di Pulau Skhalin di area timur jauh Rusia.

    Pada 9 Agustus lalu, dia berangkat dari pantai wilayah Khabarovsk bersama saudara laki-lakinya, Sergei (49), dan keponakannya, Ilya (15), yang sedang berkunjung. Mereka hendak menyeberang ke Sakhalin, yang seharusnya memakan waktu hanya beberapa jam.

    Ketika mereka tak kunjung tiba di tujuan, tim penyelamat Rusia mengamati area tersebut dengan helikopter dan pesawat, mencurigai perahu Pichugin hanyut menuju ke area Kamchatka. Upaya pencarian itu tidak membuahkan hasil apa pun dan akhirnya dihentikan.

    Perahu itu akhirnya ditemukan dua bulan kemudian di perairan yang berjarak sekitar 1.000 kilometer dari titik awalnya.

    Menurut istrinya, Pichugin berhasil selamat karena perawakannya yang gemuk dan berbobot 100 kilogram. Televisi lokal Rusia melaporkan berat Pichugin hanya 50 kilogram saat ditemukan pada Senin (14/10).

    “Ini semacam keajaiban,” ucap istri Pichugin, Yekaterina, kepada kantor berita RIA Novosti. Dia mengatakan Pichugin dan saudara serta keponakannya hanya membawa cukup makanan dan air untuk bertahan selama dua pekan.

    Penyelidik transportasi Rusia telah meluncurkan penyelidikan terhadap kemungkinan pelanggaran aturan keselamatan. Hal itu meningkatkan kemungkinan Pichugin untuk menghadapi tuntutan pidana dan berisiko dihukum hingga tujuh tahun penjara.

    Lihat juga Video ‘Momen Evakuasi 6 ABK yang Terombang-ambing 6 Jam di Perairan Lagoi’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Rusia Tangkap Pasangan Remaja karena Bakar Helikopter Militer

    Rusia Tangkap Pasangan Remaja karena Bakar Helikopter Militer

    Moscow

    Pengadilan Rusia menangkap dan memerintahkan penahanan terhadap dua remaja yang dituduh membakar helikopter militer. Pasangan remaja ini menghadapi hukuman 20 tahun penjara atas tuduhan ‘terorisme’.

    Dilansir AFP, Rabu (25/9/2024), banyak warga Rusia telah ditangkap karena serangan pembakaran atau sabotase, termasuk di situs militer, sejak Moskow melancarkan serangan militer skala penuh terhadap Ukraina pada Februari 2022.

    Saluran Baza Telegram, yang dipandang dekat dengan penegakan hukum, melaporkan dua remaja berusia 16 tahun itu melemparkan bom molotov ke dalam helikopter di sebuah pangkalan militer di kota Omsk, Siberia, pada akhir pekan lalu.

    Dalam video yang dibagikan Baza dan saluran media sosial pro-Kremlin lainnya, pasangan ini mengaku bahwa mereka telah direkrut melalui Telegram dan ditawari 20.000 dollar.

    “Pengadilan di Omsk pada hari Selasa memerintahkan mereka ditahan sebelum persidangan selama dua bulan atas dugaan penyerangan tersebut,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di media sosial.

    Mereka menghadapi hukuman hingga 20 tahun penjara, jika terbukti bersalah.

    Dua anak sekolah Rusia lainnya, berusia 13 dan 14 tahun, ditangkap awal bulan ini karena membakar helikopter sipil di wilayah Tyumen, Siberia. Mereka juga mengatakan bahwa mereka direkrut secara online dan dijanjikan imbalan berupa uang.

    Jaksa menuduh beberapa serangan tersebut diperintahkan oleh Ukraina, sementara yang lainnya merupakan protes independen terhadap serangan Moskow.

    (fas/fas)

  • Siasat Percepat Aksesi Uni Eropa?

    Siasat Percepat Aksesi Uni Eropa?

    Ankara

    Turki secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS, organisasi negara-negara ekonomi berkembang di dunia. BRICS awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, tapi kini sebagian besar didominasi oleh Moskow dan Beijing.

    Omer Celik, juru bicara dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) partai Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mengonfirmasi hal ini dan mengatakan permintaan tersebut “tertunda.”

    “Presiden kami telah menyatakan beberapa kali bahwa kami ingin menjadi anggota BRICS,” ujar Omar Celik pada awal September. Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut aspirasi Turki, menurut laporan media Turki, dan mengatakan ia akan “sepenuhnya mendukung” keanggotaan Turki.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Jika benar-benar jadi anggota BRICS, yang sering digambarkan sebagai penyeimbang tatanan global yang dipimpin Barat, Turki dapat semakin menjauh dari keanggotaan Uni Eropa (UE) dan sejumlah keuntungan yang ditawarkannya.

    Turki ingin gabung UE sejak 2005

    “Kami mengharapkan semua negara kandidat UE untuk mendukung nilai-nilai UE dengan tegas, guna menghormati kewajiban yang berasal dari perjanjian perdagangan yang relevan, dan agar selaras dengan Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Bersama UE,” kata Peter Stano, juru bicara layanan diplomatik UE. kepada DW.

    Beberapa pihak melihat tujuan Turki untuk bergabung dengan kelompok BRICS sebagai reaksi terhadap lambatnya kemajuan dalam perundingan aksesi UE.

    Nacho Sanchez Amor, anggota parlemen dari kelompok Sosialis dan Demokrat di Parlemen Eropa menegaskan, jalan Turki menuju UE adalah melalui reformasi.

    “Belakangan ini kami melihat minat baru dari pemerintah Turki dalam menghidupkan kembali proses aksesi UE,” katanya dalam pernyataan 2023.

    “Proses ini tidak akan terjadi karena tawar-menawar geopolitik, tetapi hanya terjadi jika otoritas Turki menunjukkan minat nyata dalam menghentikan kemunduran yang terus-menerus dalam kebebasan fundamental dan supremasi hukum di negara itu.”

    Proses aksesi Turki dimulai pada tahun 2005, tetapi terhenti pada tahun 2018 karena beberapa masalah, termasuk kekhawatiran UE tentang pembatasan kebebasan media, kontrol eksekutif atas peradilan, dan lemahnya pengawasan sipil terhadap pasukan keamanan Turki.

    Frustrasi kepada EU, Turki main mata dengan BRICS?

    Ozgur Unluhisarcikli, pakar Turki di German Marshall Fund (GMF), menambahkan bahwa minat Turki terhadap BRICS adalah sinyal rasa frustrasi negara itu terhadap UE.

    Turki tidak hanya marah terhadap UE karena menunda proses aksesi. Negara ini juga dinilai stagnan dalam modernisasi bea cukai atau perjanjian perdagangan, atau dalam peta jalan untuk liberalisasi visa, yang dapat membuka jalan bagi warga negara Turki untuk bepergian tanpa visa ke negara-negara Eropa.

    Sementara jumlah negara anggota BRICS telah berlipat ganda sejak dibentuk 15 tahun lalu. Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menjadi anggota dan kelompok tersebut. Saat ini, masuk pula pendaftaran untuk bergabung dari hampir 20 negara, termasuk Turki.

    Para anggotanya bekerja sama dalam perdagangan dan perluasan ekonomi, serta memberikan apa yang mereka lihat sebagai penyeimbang politik lembaga-lembaga internasional yang didominasi oleh Amerika Serikat dan Eropa.

    Gabung BRICS bisa jadi bumerang buat Turki

    Para pakar Turki mengatakan, pendekatan Erdogan untuk bergabung dengan BRICS bisa jadi untuk mendapatkan pengaruh dalam upaya aksesi Turki ke UE.

    Asli Aydintasbas, peneliti di Brookings Institute yang mengkhususkan diri pada Turki mengatakan, proses aksesi Turki ke UE “telah lama mengalami koma.” Karena itu, politisi Turki mencoba untuk menghidupkannya kembali, atau merasa tidak ada salahnya bergabung dengan BRICS.

    “Eropa secara efektif telah membekukan proses aksesi Turki dan berencana menendang Turki sepenuhnya keluar dari agenda perluasan, sementara negara Balkan telah bergerak maju,” kata Aydintasbas kepada DW.

    Menurutnya, ini adalah cara Turki membuat Barat cemburu dan upaya meraih perhatian mereka.

    EU butuh Turki, tapi tidak percaya

    Serangkaian kebijakan luar negeri dan keamanan Turki tidak disambut baik oleh negara Barat.

    Turki menolak untuk mendukung sanksi terhadap Rusia, dan malah menjadi pembeli utama minyak mentah Rusia. Turki juga mendukung Hamas, kelompok militan Palestina yang diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh UE, Amerika Serikat, Jerman, dan beberapa negara lain.

    Amerika Serikat dan sekutu NATO lainnya marah kepada Ankara, atas pembelian sistem pertahanan rudal S400 dari Rusia pada tahun 2017 dan pada 2022 ketika Turki menahan keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO selama dua tahun.

    Namun, lokasi strategis Turki antara barat dan timur membuatnya penting bagi misi NATO dan AS di kawasan tersebut. Selain itu, Turki juga menandatangani perjanjian dengan UE pada tahun 2016 yang memungkinkan pemulangan migran ilegal yang mencapai UE.

    Sebuah survei German Marshall Fund tentang hubungan Turki dengan sekutu Barat menyebutkan, “Turki adalah negara mitra yang paling tidak dapat diandalkan, menurut responden di setiap negara tempat survei dilakukan. Pada saat yang sama, responden Turki juga menganggap sulit mengandalkan sekutu.”

    Alexandra von Nahmen turut berkontribusi dalam artikel ini.

    Diadaptasi dari artikel DW Inggris

    (nvc/nvc)

  • 7 Hal Diketahui terkait Pager Hizbullah Meledak Massal

    7 Hal Diketahui terkait Pager Hizbullah Meledak Massal

    Jakarta

    Alat komunikasi elektronik, pager yang dipakai oleh personel Hizbullah (Hezbollah) meledak di Beirut, Lebanon. Ledakan yang diduga dilakukan oleh Mossad ini memakan korban jiwa dan membuat ribuan orang terluka.

    Dilansir BBC, Selasa (17/9/2024), ledakan ini terjadi di Beirut selatan. Ada sembilan orang yang tewas. Selain sembilan orang tewas, ada hampir 3 ribu orang cedera akibat ledakan dari barang kecil pendahulu ponsel genggam itu.

    Israel dicurigai sebagai dalang ledakan mematikan tersebut. Hizbullah memang menyalahkan Israel.

    “Musuh berbahaya dan jahat ini tentu akan menerima hukuman atas agresi yang keji ini, entah mereka menduganya atau tidak,” kata Hizbullah.

    Belum ada komentar dari pihak militer Israel sejauh ini. Namun demikian, peristiwa ledakan terjadi beberapa jam setelah kabinet Israel memulangkan 60 ribu penduduk yang sempat diungsikan sementara dari kawasan utara, kawasan yang berbatasan dengan Lebanon.

    Frank Gardner, koresponden BBC, menjelaskan peristiwa ini tergolong langka. Dia menyebut ini sebagai sabotase massal pager-pager Lebanon, bukan satu pager saja yang kena sabotase.

    Lantas, apa saja hal yang diketahui sejauh ini terkait ledakan massal tersebut?

    1. Mossad Dilaporkan Tanam Peladak dalam Pager

    Badan intelijen Israel, Mossad, dilaporkan menanam sejumlah kecil bahan peledak di dalam sebanyak 5.000 penyeranta (pager) buatan Taiwan yang dipesan kelompok Hizbullah beberapa bulan lalu.

    Informasi ini diungkap oleh sumber keamanan senior Lebanon dan seorang sumber lainnya, seperti dilansir Reuters, Rabu (18/9).

    Insiden ini menandai pelanggaran keamanan Hizbullah secara besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Apa lagi fakta seputar ledakan massal ini? Baca halaman selanjutnya.

    2. Diduga Telah Direncanakan Selama Berbulan-bulan

    Sejumlah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa plot tersebut telah direncanakan selama berbulan-bulan. Seorang sumber keamanan senior Lebanon mengungkapkan bahwa Hizbullah memesan 5.000 unit pager yang dibuat oleh perusahaan bernama Gold Apollo yang berbasis di Taiwan.

    Menurut para sumber, ribuan pager itu dibawa ke Lebanon pada awal tahun ini.

    Sumber keamanan senior Lebanon mengidentifikasi foto model pager, jenis AP924, yang sama seperti pager lainnya secara wireless atau nirkabel bisa menerima dan menampilkan pesan teks, tetapi tidak bisa melakukan panggilan telepon.

    Para petempur Hizbullah, menurut dua sumber yang memahami operasi kelompok tersebut, telah menggunakan pager sebagai sarana komunikasi berteknologi rendah dalam upaya menghindari pelacakan lokasi oleh Israel.

    3. Pager Dimodifikasi

    Namun sumber keamanan senior Lebanon mengatakan bahwa perangkat tersebut telah dimodifikasi oleh dinas mata-mata Israel “pada tingkat produksi”.

    “Mossad menanam papan ke dalam perangkat, yang berisi bahan peledak yang menerima kode. Sangat sulit untuk mendeteksinya melalui cara apa pun. Bahkan dengan perangkat atau pemindai apa pun,” sebut sumber keamanan senior Lebanon yang dikutip Reuters tersebut.

    4. Pager Meledak Saat Kode Pesan Dikirim

    Disebutkan juga oleh sumber tersebut bahwa sebanyak 3.000 pager meledak ketika pesan berkode dikirimkan kepada mereka, yang sekaligus mengaktifkan peledak yang ada di dalamnya.

    Seorang sumber keamanan lainnya mengatakan kepada Reuters bahwa bahan peledak seberat hanya 3 gram disembunyikan di dalam pager-pager baru dan “tidak terdeteksi” oleh Hizbullah selama berbulan-bulan.

    Pihak Gold Apollo juga belum memberikan komentarnya. Namun berdasarkan analisis Reuters terhadap foto pager yang hancur usai meledak, terlihat format dan stiker di bagian belakang yang konsisten dengan pager buatan Gold Apollo yang berbasis di Taipei.

    5. Duta Besar Iran di Lebanon Ikut Terluka

    Ledakan massal ini juga membuat Duta Besar Iran di Lebanon terluka. Media pemerintah Iran melaporkan bahwa luka-lukanya tidak parah.

    “Duta Besar Iran untuk Lebanon Mojtaba Amani terluka dalam ledakan pager,” kata televisi pemerintah Iran, seraya menambahkan bahwa dia “sadar dan tidak dalam bahaya,” kata laporan tersebut.

    6. Iran Hingga Rusia Kutuk Israel

    Pemerintah Iran menuduh Israel telah melakukan “pembunuhan massal” setelah ribuan unit penyeranta atau pager milik kelompok Hizbullah, yang bersekutu dengan Teheran, meledak secara bersamaan.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (18/9/2024), menyatakan Teheran “mengutuk tindakan teroris rezim Zionis… sebagai contoh pembunuhan massal”.

    Pemerintah Rusia juga menyampaikan kecaman keras hal ini. Moskow menyerukan “semua pihak yang terlibat untuk menahan diri”.

    “Kami mengutuk keras serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Lebanon dan warga negaranya, yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan mereka dan menjadi tantangan serius bagi hukum internasional melalui penggunaan senjata yang tidak konvensional,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan kantor berita TASS, Rabu (18/9/2024).

    7. AS Bantah Terlibat

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) menegaskan pihaknya tidak terlibat dalam ledakan massal tersebut. Washington juga menyatakan tidak mengetahui sebelumnya soal insiden yang menewaskan sembilan orang dan melukai ribuan orang lainnya.

    Otoritas AS, seperti dilansir AFP, Rabu (18/9/2024), juga memperingatkan Iran, sekutu Hizbullah, untuk menahan diri dalam menanggapi insiden tersebut.

    “Saya bisa memberitahu Anda bahwa AS tidak terlibat di dalamnya, AS tidak mengetahui insiden ini sebelumnya, dan pada saat ini, kami sedang mengumpulkan informasi,” tegas juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller saat berbicara kepada wartawan.

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/rfs)

  • Penembakan di Kantor Perusahaan Ritel Rusia, 2 Orang Tewas

    Penembakan di Kantor Perusahaan Ritel Rusia, 2 Orang Tewas

    Jakarta

    Dua orang tewas dalam penembakan di kantor Wildberries, perusahaan ritel Rusia, di Moskow. Penembakan tersebut menurut CEO Wildberries disebabkan oleh upaya pengambilalihan yang gagal oleh mantan suaminya.

    Dilansir AFP, Rabu (18/9/2024), Wildberries mengatakan orang-orang bersenjata yang menemani Vladislav Bakalchuk, suami dari CEO Tatyana Bakalchuk, memasuki gedung kantor perusahaan secara ilegal di pusat kota Moskow dan melepaskan tembakan.

    Video di media sosial menunjukkan perkelahian terjadi di pintu masuk kantor, sementara suara tembakan terdengar di latar belakang. Seorang pria terlihat memegang senjata api dalam video tersebut.

    Insiden itu terjadi beberapa minggu setelah Wildberries, perusahaan ritel daring terbesar di Rusia, menyelesaikan kesepakatan merger yang dikecam Vladislav dan pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov bersumpah untuk menghentikannya dengan segala cara.

    “Hari ini sekelompok orang yang dipimpin oleh Vladislav Bakalchuk, Sergei Anufriev, dan Vladimir Bakin berusaha merebut kantor Wildberries di Moskow,” kata CEO Tatyana Bakalchuk, yang merupakan wanita terkaya di Rusia.

    “Saya sangat menyesalkan, sebagai akibat dari serangan bersenjata di Wildberries, seorang petugas keamanan di kantor kami tewas,” katanya.

    Petugas keamanan kedua kemudian tewas akibat luka-lukanya, demikian dilaporkan media pemerintah Rusia. Komite Investigasi Rusia yang menyelidiki kejahatan besar berada di lokasi kejadian, kata kantor berita pemerintah TASS.

    Wildberries membantah pernyataannya, dengan mengatakan bahwa anak buahnya adalah “orang pertama yang melepaskan tembakan” dan bahwa ia tidak berhak memasuki gedung sebagai mantan karyawan. Dikatakan juga bahwa telah terjadi upaya ilegal untuk memasuki dua alamatnya sekaligus, tanpa memberikan rincian.

    AFP melihat beberapa kendaraan polisi di dekat kantor di pusat kota Moskow. Sepuluh orang telah ditahan terkait dengan insiden itu, kata kantor berita pemerintah Rusia RIA.

    Bakalchuk mendirikan Wildberries bersama dengan suaminya yang saat itu seorang teknisi IT pada tahun 2004, tetapi pada bulan Juli ia mengumumkan bahwa keduanya telah berpisah dan akan bercerai. Vladislav memiliki 1% saham perusahaan, sementara istrinya Tatyana memiliki 99% saham lainnya.

    Perusahaan tersebut bulan lalu menyelesaikan penggabungan dengan raksasa periklanan luar ruang Rusia Russ, sebuah kesepakatan yang mendapat restu Kremlin tetapi suaminya Vladislav menyebutnya sebagai “kesalahan besar”.

    Pada bulan Juli, pemimpin Republik Chechnya Rusia, Ramzan Kadyrov, mengecam kesepakatan tersebut sebagai serangan perusahaan yang “terang-terangan dan kurang ajar” dan berjanji untuk menghentikannya, setelah bertemu dengan Vladislav secara langsung.

    (rfs/idn)

  • Rusia Kutuk Ledakan Massal Pager Hizbullah: Pelanggaran Kedaulatan!

    Rusia Kutuk Ledakan Massal Pager Hizbullah: Pelanggaran Kedaulatan!

    Moskow

    Pemerintah Rusia menyampaikan kecaman keras terhadap apa yang disebutnya sebagai serangan mematikan ketika ribuan penyeranta atau pager yang digunakan kelompok Hizbullah meledak secara bersamaan di berbagai wilayah Lebanon. Moskow menyerukan “semua pihak yang terlibat untuk menahan diri”.

    “Kami mengutuk keras serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Lebanon dan warga negaranya, yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan mereka dan menjadi tantangan serius bagi hukum internasional melalui penggunaan senjata yang tidak konvensional,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan kantor berita TASS, Rabu (18/9/2024).

    Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya sembilan orang tewas dan 2.750 orang lainnya, termasuk Duta Besar Iran untuk Lebanon, mengalami luka-luka dalam insiden pada Selasa (17/9) waktu setempat.

    Kebanyakan korban merupakan para anggota Hizbullah dan keluarga mereka, dengan salah satu korban tewas dilaporkan sebagai seorang bocah perempuan berusia 10 tahun yang merupakan anak salah satu anggota Hizbullah.

    “Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada para korban dan mengharapkan pemulihan segera bagi para korban luka,” ucap Zakharova dalam pernyataannya.

    Rusia menyebut insiden ledakan massal di Lebanon sebagai serangan siber besar-besaran. Zakharova, dalam pernyataannya, menekankan bahwa Moskow menganggap ledakan pager secara massal itu “sebagai aksi perang hybrid terhadap Lebanon, yang telah berdampak pada ribuan orang yang tidak bersalah”.

    “Kemungkinan besar perancang serangan berteknologi tinggi ini secara sengaja berupaya mengobarkan konfrontasi bersenjata skala besar dengan tujuan memprovokasi perang besar di Timur Tengah,” sebut Zakharova dalam pernyataannya.

    Dia tidak menyebut nama Israel dalam pernyataannya.

    Namun kelompok Hizbullah sebelumnya menegaskan bahwa Israel akan menerima “hukuman yang adil” atas ledakan massal di Lebanon tersebut. Sedangkan Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary mengecam ledakan massal di wilayahnya sebagai “agresi Israel”.

    Tel Aviv sejauh ini belum berkomentar apa pun soal insiden di Lebanon tersebut.

    Dalam pernyataannya, Zakharova juga mengatakan bahwa dengan latar belakang meningkatnya ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel, maka “tindakan tidak bertanggung jawab semacam itu memiliki konsekuensi yang sangat berbahaya, karena memprovokasi babak baru eskalasi”.

    “Penting untuk melakukan penyelidikan komprehensif terhadap kejahatan ini dan membawa semua pihak yang bertanggung jawab ke pengadilan untuk memastikan bahwa aksi terorisme ini tidak disembunyikan, seperti yang telah berusaha dilakukan oleh negara-negara Barat sehubungan penyelidikan ledakan pipa gas Nord Stream,” cetusnya.

    “Kami menyerukan semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dan menahan dari tindakan-tindakan yang dapat semakin mengganggu stabilitas situasi militer dan politik di Timur Tengah,” ucap Zakharova.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Bagaimana Upaya Rusia Pengaruhi Pemilu di Seluruh Dunia?

    Bagaimana Upaya Rusia Pengaruhi Pemilu di Seluruh Dunia?

    Jakarta

    Sejak minggu lalu, perhatian otoritas investigasi Amerika Serikat (AS) tertuju kepada sebuah perusahaan di negara bagian Tennessee. Mereka diduga menerima sepuluh juta dolar dari lembaga penyiaran negara Rusia RT (Russia Today) untuk “membuat dan mendistribusikan konten dengan pesan tersembunyi pemerintah Rusia kepada pemirsa AS.”

    Uang ini disebut-sebut telah digunakan untuk memproduksi video yang mempromosikan narasi sayap kanan, utamanya mengenai topik-topik seperti imigrasi, gender, dan ekonomi sebelum Pemilu AS pada November 2024.

    Video-video ini lalu disebarkan di media sosial oleh beberapa influencer sayap kanan yang bekerja untuk perusahaan tersebut. Diduga tanpa mereka sadari, video tersebut dibuat dengan keterlibatan Rusia dengan cara diedit dan diproduksi oleh dua orang pegawai RT.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Pandangan yang diungkapkan dalam video tersebut “sering kali konsisten dengan kepentingan pemerintah Rusia dalam memperdalam perpecahan di Amerika Serikat,” menurut tuduhan tersebut. Tujuannya adalah “untuk melemahkan perlawanan AS terhadap kepentingan inti Rusia, misalnya dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina.”

    Intervensi pemilu skala global?

    Kasus tersebut hanya mengungkap sedikit gambaran tentang dugaan bagaimana Rusia berupaya mempengaruhi pemilu. Moskow sendiri secara rutin membantah tuduhan campur tangan apa pun.

    “Rusia telah berusaha mempengaruhi pemilu di negara-negara demokratis selama bertahun-tahun, seperti pemilu presiden AS tahun 2016 atau pemilu presiden Perancis tahun 2017,” ujar Julia Smirnova dari Pusat Pemantauan, Analisis, dan Strategi Berlin, CeMAS, lembaga yang mempelajari penelitian ideologi disinformasi dan konspirasi di internet.

    Antara tahun 2020 dan 2022, Rusia disebut telah melakukan tindakan ini di setidaknya sembilan negara yang tidak disebutkan secara spesifik. Terdapat juga aktivitas media sosial Rusia “pada tingkat yang lebih ringan” di 17 negara lainnya. Ada juga laporan upaya pengaruh Rusia selama pemilu Eropa pada Juni 2024.

    Intimidasi, disinformasi, manipulasi opini

    Media pemerintah Rusia disebut secara masif menyebarkan klaim palsu mengenai penipuan di beberapa pemilu demokratis di seluruh dunia pada 2020 dan 2021. Setidaknya di satu negara di Amerika Selatan, Moskow juga menyulut keraguan besar terhadap independensi pemilu.

    “Berbagai metode digunakan: misalnya, serangan peretas yang mempublikasikan dokumen internal politisi, baik yang asli maupun terkadang dicampur dengan dokumen palsu, seperti pada pemilu Prancis tahun 2017,” kata Smirnova.

    “Yang juga digunakan Rusia adalah manipulasi opini publik melalui media sosial dengan menggunakan akun tidak autentik dan lewat saluran terbuka seperti Russia Today.”

    Ada juga yang disebut sebagai kampanye doppelgnger, jelas Julia Smirnova. Yakni dengan melakukan web kloning dari outlet media besar Barat seperti Spiegel, FAZ, Washington Post, FoxNews, dan banyak lainnya. Halaman-halaman ini tampak mirip dengan situs media sebenarnya, tapi menyajikan konten pro-Rusia.

    “Ada yang merupakan cerita yang dibuat-buat, namun ada pula yang merupakan artikel yang menyebarkan opini politik tertentu,” kata Smirnova. Tautan ke artikel palsu ini kemudian diposting di media sosial, bahkan terkadang di komentar di postingan asli oleh media besar.

    Tujuan jangka panjang Rusia: lemahkan demokrasi

    Tujuan campur tangan Rusia bukan lagi sekadar menyebarkan dan memperkuat posisi pro-Rusia, misalnya terkait perang di Ukraina. “Tujuan utamanya adalah untuk mendukung kepentingan geopolitik Rusia. Dan untuk mengacaukan negara-negara yang dianggap Kremlin sebagai penentang Rusia.” Untuk mencapai hal ini, diskusi-diskusi yang bersifat polarisasi di negara-negara demokrasi akan semakin meningkat dan perpecahan yang ada di masyarakat akan terus dieksploitasi.

    Rusia juga dinilai tidak ragu mendukung keuangan dan organisasi partai-partai kecil. Pada awal 2022, Washington Post melaporkan bahwa setidaknya $300 juta mengalir ke partai-partai yang bersahabat dengan Rusia di seluruh dunia, termasuk di negara-negara kecil seperti Albania, Montenegro, Madagaskar, dan Ekuador.

    Menurut badan intelijen AS, pasukan yang terkait dengan Kremlin juga menggunakan perusahaan cangkang, lembaga think tank, dan cara lain untuk mempengaruhi peristiwa politik, yang seringnya menguntungkan kelompok ekstremis sayap kanan.

    Baru pada bulan Maret 2024 dinas rahasia Ceko BIS mengungkap sebuah jaringan yang dibiayai oleh Rusia, yang antara lain mengatakan Petr Bystron, mantan anggota parlemen Jerman Bundestag dan sekarang anggota Parlemen Eropa untuk AfD, telah menerima aliran dana.

    Aliran uang tersebut kemungkinan diproses melalui portal internet pro-Rusia, Voice of Europe, yang berbasis di Praha. Uang juga disebut-sebut mengalir ke partai-partai ekstrem di Prancis, Polandia, Belgia, Belanda, dan Hongaria.

    Rencana Rusia tidak selalu berhasil

    Menurut laporan intelijen AS pada bulan Oktober 2023, Rusia memiliki dua tujuan: menggambarkan pemilu demokratis sebagai pemilu yang tidak dapat diandalkan, dan mendelegitimasi pemerintahan yang dihasilkan dari pemilu tersebut. Hal ini dapat mengganggu stabilitas negara-negara demokrasi yang terkena dampaknya dan melemahkan lawan-lawan Rusia di seluruh dunia.

    Namun neara-negara tidak sepenuhnya tidak berdaya menghadapi hal ini. “AS menunjukkan hal ini dengan menyita 32 domain web yang digunakan dalam kampanye doppelgnger minggu lalu,” jelas Julia Smirnova.

    Tetapi dalam jangka panjang, perlu juga memperkuat ketahanan masyarakat demokratis. Hal ini mencakup program pendidikan untuk meningkatkan literasi media bagi generasi muda dan orang dewasa, sehingga mereka sadar bahwa mereka juga dapat dengan cepat menjadi target pengaruh online Rusia.

    “Faktanya, ada banyak sumber daya yang diinvestasikan Rusia dalam kampanyenya di seluruh dunia setiap tahun,” kata Julia Smirnova. “Upaya-upaya ini harus ditanggapi dengan sangat serius. Namun kita juga harus menyadari bahwa upaya-upaya Rusia untuk mempengaruhi tidak selalu sukses.”

    (ae/hp)

    (ita/ita)

  • AS Tuduh Rusia Pakai ‘Influencer’ untuk Intervensi Pilpres 2024

    AS Tuduh Rusia Pakai ‘Influencer’ untuk Intervensi Pilpres 2024

    Washington DC

    Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa mereka telah menjatuhkan sanksi kepada beberapa individu dan entitas Rusia atas “upaya pengaruh jahat” yang bertujuan untuk mengintervensi pemilihan presiden (pilpres) AS pada November 2024.

    Dalam pengumuman yang disampaikan pada hari Rabu (04/09), di antara 10 individu dan dua entitas yang dikenai sanksi mencakup Pemimpin Redaksi (Pemred) Margarita Simonyan dan Wakil Pemimpin Redaksi Elizaveta Brodskaia, dari media pemerintah Russia Today (RT).

    “Langkah ini memperjelas upaya yang tengah dilakukan pemerintah AS untuk menuntut pihak yang disponsori oleh negara untuk bertanggung jawab atas kegiatan yang bertujuan merusak kepercayaan publik terhadap institusi kami,” kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen.

    Simonyan dan orang lain yang terafiliasi dengan jaringan itu disebut secara diam-diam merekrut influencer atau pemengaruh media sosial untuk memengaruhi opini warga AS dan menyebarkan pesan pro-Kremlin.

    Sementara itu, Jaksa Agung AS Merrick B. Garland mengatakan kalau dua jurnalis RT yang tinggal di Rusia tersebut telah didakwa di New York atas tuduhan pencucian uang dan melanggar Undang-Undang Registrasi Agen Asing.

    Mereka dituduh mendanai sebuah perusahaan yang berbasis di Tennessee “untuk menyebarkan konten yang dianggap menguntungkan bagi pemerintah Rusia,” kata Garland, dan menyewa influencer yang berbasis di Amerika untuk membagikan konten yang “sesuai dengan kepentingan Rusia, memperkuat perpecahan dalam negeri di AS.”

    Perusahaan di Tennessee tersebut setidaknya memproduksi 2.000 video bertemakan imigrasi dan inflasi yang telah ditonton sebanyak 16 juta kali di YouTube sejak November 2023.

    Pemerintah AS menyita 32 domain

    Selain itu, Departemen Kehakiman AS juga telah mengeluarkan perintah untuk menyita 32 domain yang “digunakan dalam kampanye pengaruh buruh luar negeri yang diperintahkan oleh pemerintah Rusia,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.

    “Lingkaran terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin… mengarahkan perusahaan-perusahaan berbasis hubungan masyarakat untuk mempromosikan disinformasi dan narasi yang didukung negara sebagai bagian dari kampanye untuk memengaruhi Pilpres AS 2024,” ungkap Garland.

    “Laman situs yang kami sita hari ini dipenuhi dengan propaganda pemerintah Rusia yang telah dibuat oleh Kremlin untuk mengurangi dukungan internasional terhadap Ukraina, mendukung kebijakan dan kepentingan pro-Rusia, juga memengaruhi para pemilih di Amerika Serikat dan negara-negara lain,” tambah Garland.

    Merespons kejadian ini, dalam saluran Telegramnya RT menepis tuduhan pihak AS. Mereka menyebutnya sebagai “klise yang basi”.

    Gedung Putih: Putin mengetahui tindakan RT

    Gedung Putih mengatakan kalau Putin mengetahui tindakan yang dilakukan oleh kantor berita RT untuk memengaruhi Pilpres AS.

    “Kami yakin Putin mengetahui tindakan tersebut,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby. “Dia mengetahui aktivitas RT.”

    Ini bukan kali pertama para pejabat Washington menuduh intervensi Moskow dalam pemilu. Dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh badan-badan intelijen AS, Rusia mencoba memengaruhi pilpres 2020 untuk mendukung kandidat dari Partai Republik, yakni Donald Trump.

    Kemudian pada pemilu 2016, para pejabat keamanan AS juga yakin bahwa Rusia melakukan intervensi untuk mendukung Trump. Seorang penasihat khusus belakangan menyelidiki kemungkinan kolusi ilegal antara Rusia dan Trump, tapi tidak ditemukan bukti yang cukup.

    mh/ha (AP, AFP, dpa, Reuters)

    (nvc/nvc)

  • Bukan Trump, Putin Akui Dukung Kamala Harris dalam Pilpres AS

    Bukan Trump, Putin Akui Dukung Kamala Harris dalam Pilpres AS

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dirinya mendukung Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dalam pemilihan presiden (pilpres) November mendatang. Pengakuan ini disampaikan Putin yang dikenal sebagai simpatisan mantan Presiden Donald Trump.

    Pemimpin Kremlin ini pernah mengatakan pada awal tahun ini, sebelum Presiden AS Joe Biden mundur dari pencalonan presiden, bahwa dirinya lebih memilih Biden dibandingkan Trump karena Biden merupakan politisi “lama” yang lebih mudah diprediksi.

    Ketika menghadiri Forum Ekonomi Timur Rusia di Vladivostok, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (5/9/2024), Putin ditanya soal bagaimana pandangannya terhadap pemilu AS tahun ini. Dia awalnya menjawab bahwa pemilu akan menjadi pilihan rakyat Amerika.

    Namun kemudian Putin menyinggung soal sikap Biden yang merekomendasikan Harris kepada pendukungnya, setelah Presiden AS itu mundur dari pencapresan.

    “Pertama, Biden merekomendasikan kepada semua pendukungnya untuk mendukung Harris,” ucap Putin dalam forum tersebut.

    “Di sini, kami juga akan melakukan hal itu juga, kami akan mendukungnya (Harris-red)” cetus Putin sembari tersenyum masam.

    “Dia tertawa dengan sangat ekspresif dan sangat menular sehingga menunjukkan bahwa itu berarti semuanya baik-baik saja dengannya,” imbuh Putin, dalam komentar yang dinilai dia mengindikasikan Harris akan menahan diri untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.

    Pernyataan soal dukungan untuk Harris itu juga dinilai sebagai komentar ironis dari sang pemimpin Rusia. Diketahui bahwa Putin kerap berkomentar soal isu politik dan sosial di AS dengan sarkasme.

    Pernyataan Putin itu disampaikan sehari setelah Departemen Kehakiman AS mendakwa dua pejabat eksekutif media Rusia, RT, dan menjatuhkan rentetan sanksi terhadap para petinggi media itu atas dugaan skema ilegal untuk mencampuri pemilu November mendatang dengan propaganda pro-Kremlin.

    Badan-badan intelijen AS meyakini Rusia menginginkan Trump menang dalam pilpres, karena mantan Presiden AS itu kurang berkomitmen mendukung Ukraina dalam perang melawan Moskow.

    Namun Putin dalam pernyataan terbarunya menyebut Trump, sebagai Presiden AS, telah menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia dibandingkan Presiden AS lainnya yang pernah memimpin Gedung Putih sebelum dia.

    “Trump telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia paling banyak yang pernah dijatuhkan oleh presiden mana pun sebelumnya, dan jika Harris melakukannya dengan baik, mungkin dia akan menahan diri dari tindakan tersebut,” cetusnya.

    Tahun lalu, Putin menyebut sistem politik AS “membusuk” dan bahwa Washington tidak seharusnya menguliahi negara-negara lainnya soal demokrasi.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)