kab/kota: Moskow

  • Daftar 9 Kepala Negara yang Untung-Rugi Trump Jadi Presiden AS Lagi

    Daftar 9 Kepala Negara yang Untung-Rugi Trump Jadi Presiden AS Lagi

    Daftar Isi

    Mereka yang Untung

    Mereka yang Dirugikan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kembalinya Donald Trump untuk duduk sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) membawa ramalan baru terkait arah geopolitik Negeri Paman Sam. Pasalnya, kemenangannya mungkin akan membawa keuntungan bagi sejumlah negara dunia, namun juga dapat menjadi bumerang bagi sebagian negara.

    Berikut daftar pemimpin yang diuntungkan dan dirugikan oleh kemenangan Trump dikutip Hindustan Times, Sabtu (9/11/2024):

    Mereka yang Untung

    1. Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi.

    Kembalinya Trump dipandang sebagai perkembangan positif bagi Modi, yang telah menjalin hubungan yang kuat dengan mantan presiden AS tersebut. Kedua pemimpin saling memuji di depan umum dan membangun hubungan pribadi selama bertahun-tahun.

    Dengan kembalinya Modi menjadi PM, kemungkinan besar Modi akan terus diuntungkan dari posisi yang menguntungkan, karena fokus pada hubungan bilateral yang kuat akan sejalan dengan kebijakan Trump.

    Sikap Trump dalam merundingkan perdamaian dengan Rusia dapat memungkinkan Modi untuk mempertahankan hubungan dekat dengan Moskow, yang merupakan mitra utama bagi India dalam hal energi dan pertahanan.

    2. Putra Mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS).

    Penguasa de facto Saudi MBS itu akan melihat peluang untuk menghidupkan kembali upaya pakta keamanan dengan AS. Trump, yang memainkan peran kunci dalam Perjanjian Abraham yang menormalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan beberapa negara Arab, diperkirakan akan fokus pada perluasan kerangka kerja ini untuk mencakup Arab Saudi.

    Jika Trump berhasil menjadi perantara kesepakatan damai antara Israel dan kerajaan, hal itu dapat membuka jalan bagi AS untuk memperluas dukungan keamanannya ke Arab Saudi. Hal ini akan memungkinkan kerajaan untuk mengalihkan fokusnya ke pembangunan ekonomi dan mengurangi kekhawatiran atas potensi ancaman dari Iran.

    3. PM Israel Benjamin Netanyahu.

    Ia memiliki hubungan yang tegang dengan Presiden Joe Biden yang akan lengser, tetapi diperkirakan akan menyambut kedatangan sekutu lama di Gedung Putih.

    Donald Trump kemungkinan akan memperkuat dukungan AS untuk Israel. Ini berbeda dengan Biden, yang menghentikan sebagian bantuan militer karena kekhawatiran tentang penderitaan warga sipil Palestina dalam konteks perang Israel terhadap Hamas.

    Trump diperkirakan akan lebih bersimpati terhadap sikap Netanyahu dalam memerangi proksi Iran dan menentang pembentukan negara Palestina, meskipun ada risiko memicu konflik regional yang lebih besar.

    Foto: Calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump muncul di papan iklan ucapan selamat atas Pemilihan Presiden AS 2024, di Tel Aviv, Israel, 6 November 2024. (REUTERS/Thomas Peter)
    Calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump muncul di papan iklan ucapan selamat atas Pemilihan Presiden AS 2024, di Tel Aviv, Israel, 6 November 2024. (REUTERS/Thomas Peter)

    4. Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Putin melihat kembalinya Donald Trump sebagai kesempatan untuk memanfaatkan perpecahan di Barat dan meraup keuntungan lebih lanjut di Ukraina. Presiden AS yang baru diharapkan akan melemahkan persatuan sekutu NATO dan membuat masa depan bantuan untuk Ukraina diragukan dengan kebijakannya yang mengutamakan Amerika.

    Namun, ketidakpastiannya telah menimbulkan kekhawatiran di Kremlin bahwa Trump dapat, dalam jangka pendek, meningkatkan konflik untuk memaksakan penyelesaian pada Putin, dengan konsekuensi yang berpotensi membawa bencana, termasuk konfrontasi nuklir.

    5. PM Italia Giorgia Meloni.

    Meloni telah memposisikan dirinya dengan kuat sebagai pemimpin pro-Atlantik, namun ia tetap menjadi politikus sayap kanan. Meskipun ia telah berjanji untuk bekerja sama dengan kandidat mana pun yang memenangkan pemilihan AS, hubungan dekatnya dengan Elon Musk diharapkan akan memberinya pengaruh terhadap presiden AS yang baru.

    Meloni kemungkinan akan melihat dirinya sebagai jembatan antara NATO, UE, dan Gedung Putih.

    6. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

    Turki mungkin berharap hubungan yang lebih baik di bawah kepemimpinan Trump. Erdogan dan Trump telah menjaga hubungan yang baik, sering berkomunikasi melalui telepon, dan Erdogan bahkan memanggilnya ‘sahabatku’.Tidak seperti pemerintahan Biden, kembalinya Trump dapat memberi Erdogan akses yang lebih langsung ke Washington.

    Sikap anti perang Trump dan fokus pada perdagangan dapat menguntungkan Erdogan, tetapi kritiknya terhadap Israel dapat menciptakan ketegangan. Selain itu, langkah-langkah terbaru Turki untuk memperkuat hubungan dengan China dapat menimbulkan tantangan dalam menyeimbangkan hubungannya dengan AS.

    7. Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut), Kim Jong Un.

    Selama masa jabatan pertama Trump, Kim dan Trump mengembangkan hubungan yang baik, ditandai dengan surat-surat dan dua pertemuan puncak. Meski begitu, belum ada kesepakatan yang dibuat untuk menghentikan program rudal nuklir Pyongyang.

    Sejak saat itu, Kim telah menolak upaya AS untuk berdialog dan malah memperkuat hubungan dengan Putin, sambil memperluas persenjataan Korut. Dengan kembalinya Trump ke jabatannya, Kim mungkin berharap untuk mengurangi kehadiran militer Amerika di wilayah tersebut dan melemahkan kerja sama militer yang sedang berkembang antara AS, Jepang, dan Korea Selatan.

    8. PM Hungaria Viktor Orban.

    Sebagai pemimpin nasionalis selama lima periode, Orban telah menjadi salah satu sekutu Trump yang paling setia di Eropa. Orban bahkan memuji Trump saat figur 78 tahun itu terpilih kembali saat dirinya terkena kasus-kasus kriminal yang sedang berlangsung di AS.

    Sekarang, Orban memposisikan dirinya sebagai perwakilan Trump di Eropa, berharap bahwa hubungan pribadinya yang kuat dengan presiden AS yang akan datang akan meningkatkan posisinya di dalam UE.

    Orban telah menghadapi kritik atas kecenderungan otokratisnya dan sikap pro-Rusia. Dia berharap Trump akan segera mengakhiri perang Rusia di Ukraina dan mengurangi tekanan AS terhadap Hungaria terkait kemunduran demokrasinya.

    9. Presiden Argentina Javier Millei.

    Millei mengambil resiko besar atas kemenangan Trump dan berhasil. Selama pertemuan pertama mereka di bulan Februari, Millei memuji Trump sebagai ‘presiden yang sangat hebat’ dan menyampaikan harapannya agar ia terpilih kembali.

    Milei kini berharap masa jabatan kedua Trump dapat membantu Argentina mengamankan kesepakatan yang lebih baik di Dana Moneter Internasional (IMF), terutama karena negara tersebut berupaya mengganti programnya yang saat ini bernilai US$ 44 miliar (Rp 685 triliun).

    Pemimpin Argentina tersebut juga telah memperkuat hubungan dengan Elon Musk, bertemu dengannya beberapa kali tahun ini, saat miliarder tersebut menjajaki peluang investasi di Argentina.

    Mereka yang Dirugikan

    1. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Meskipun Zelensky termasuk di antara para pemimpin dunia pertama yang memberi selamat kepada Trump, ada kekhawatiran yang berkembang di Kyiv atas kemenangan kader Republikan tersebut. Ukraina khawatir Trump mungkin mendorong konsesi lahan dalam perundingan damai dengan Rusia dan mengurangi dukungan finansial dan militer.

    Pergeseran kepemimpinan AS ini terjadi saat Rusia terus maju dalam kampanyenya untuk mendapatkan lebih banyak wilayah Ukraina di empat wilayah yang telah dianeksasinya. Sementara Biden berhati-hati dalam mendukung aspirasi Ukraina untuk bergabung ke NATO, Trump berjanji untuk mengakhiri perang dalam “24 jam” menunjukkan prioritasnya untuk menyelesaikan krisis dengan cepat.

    2. Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

    Iran sejauh ini meremehkan dampak kembalinya Trump. Namun kepresidenan Trump telah menutup pintu bagi diplomasi mengenai program nuklir Teheran, yang diharapkan Negeri Persia dapat meringankan ekonominya yang dilanda sanksi.

    Sebagai pendukung kuat Israel, Trump menerapkan kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Iran selama masa jabatan pertamanya. Ia mungkin akan semakin mengisolasi Iran dengan memperketat sanksi AS yang sebelumnya ia kenakan.

    Namun, Trump akan menghadapi kawasan yang berubah, karena Iran baru-baru ini memperkuat hubungan dengan Arab Saudi dan UEA.

    Foto: Pertemuan G-20 Trump-Xi (REUTERS/Kevin Lamarque)
    U.S. President Donald Trump poses for a photo with China’s President Xi Jinping before their bilateral meeting during the G20 leaders summit in Osaka, Japan, June 29, 2019. REUTERS/Kevin Lamarque

    3. Presiden China Xi Jinping.

    Kemenangan Trump datang di saat yang sulit bagi Xi. Ancaman tarif menyeluruh sebesar 60% terhadap barang-barang China dapat menghancurkan perdagangan dengan AS, sehingga merugikan ekonomi Negeri Tirai Bambu.

    Hal ini menambah ketidakpastian karena pemerintah Xi meluncurkan stimulus besar untuk meningkatkan pertumbuhan dan kepercayaan diri.

    Namun, ada beberapa hal positif. Elon Musk, yang memiliki hubungan bisnis yang kuat dengan China, dikatakan menarik perhatian Trump. Selain itu, Trump mempertanyakan komitmen AS untuk membela Taiwan, yang dapat sejalan dengan kepentingan China.

    4. PM Jepang Shigeru Ishiba.

    Kemenangan Trump menambah tekanan baru pada pemimpin Jepang, terutama setelah koalisi yang berkuasa kehilangan mayoritas dalam pemilihan umum baru-baru ini. Trump sering mengkritik surplus perdagangan Jepang dengan AS dan mendesak Jepang untuk membayar lebih untuk kehadiran militer AS yang berjumlah sekitar 55.000 tentara.

    Jepang sebelumnya menolak tuntutan tersebut, tetapi perjanjian saat ini akan berakhir pada tahun 2026, masa di mana Trump masih menjadi presiden. Selain itu, Jepang mungkin menghadapi tekanan atas ekspor peralatan pembuatan chip ke China, yang ingin dibatasi oleh AS.

    5. Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum.

    Meksiko sedang mengambil persiapan untuk melihat bagaimana Trump akan melaksanakan rencana tarifnya, yang dapat menjadi hambatan bagi Mexico City untuk meningkatkan ekspor ke negara tetangganya di Utara itu melalui nearshoring.

    Sumber kecemasan lainnya adalah tinjauan yang diharapkan pada tahun 2026 atas perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara Amerika Utara. Imigrasi juga merupakan isu yang hangat, dengan Trump mengancam akan memberikan tekanan finansial pada Meksiko meskipun tindakan kerasnya telah membantu AS mengurangi migrasi perbatasan menjelang pemilihan.

    6. PM Inggris Keir Starmer.

    Hanya sedikit sekutu Barat tradisional Amerika yang memulai hubungan dari posisi yang lebih sulit dengan Trump daripada Starmer. Baru empat bulan menjabat, Starmer sudah berselisih paham dengan Trump, setelah tim kampanye Republik menuduh partainya yang condong ke kiri mengirim relawan untuk berkampanye bagi kandidat Demokrat Kamala Harris.

    Starmer menyebut penyerbuan Gedung Capitol AS yang dilakukan pendukung Trump pada 6 Januari 2021 lalu sebagai ‘serangan langsung terhadap demokrasi’. Menteri Luar Negerinya, David Lammy, pada tahun 2017 menyebut presiden AS saat itu sebagai ‘sosiopat pembenci wanita dan bersimpati pada neo-Nazi’.

    Baru-baru ini, ia terlibat perseteruan publik dengan Musk, setelah miliarder industri itu mengatakan di Twitter bahwa kerusuhan sayap kanan di Inggris akan menyebabkan perang saudara.

    7. Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Macron sudah memiliki pengalaman bekerja dengan Trump, yang memberinya pengalaman berharga dibandingkan dengan rekan-rekannya di Eropa.

    Memang, selama masa jabatan pertama Trump, kedua pemimpin tersebut memproyeksikan aliansi yang mencolok, termasuk dengan makan malam di atas menara Eiffel.

    “Siap bekerja sama seperti yang telah kami lakukan selama empat tahun,” tulis Macron di X.

    Foto: Emmanuel Macron bertemu Trump (AP Photo/ Evan Vucci)
    An interpreter translates for President Donald Trump as French President Emmanuel Macron speaks during a meeting at Winfield House during the NATO summit, Tuesday, Dec. 3, 2019, in London. (AP Photo/ Evan Vucci)

    8. Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva.

    Sekutu Trump di Brasil adalah mantan Presiden Jair Bolsonaro, pesaing politik utama Lula. Lula khawatir bahwa kembalinya Trump dapat memperkuat gerakan politik konservatif yang dipimpin Bolsonaro, yang para pendukungnya berupaya melakukan pemberontakan terhadap pemerintahannya hanya satu minggu setelah pelantikannya tahun lalu.

    Menjelang pemilu AS, Lula mengatakan dia berdoa untuk kemenangan Harris, seraya menambahkan bahwa Trump telah mendorong kerusuhan antidemokrasi di Capitol setelah kalah dalam pemilihan ulang pada tahun 2021.

    9. Kanselir Jerman Olaf Scholz.

    Kebencian Trump terhadap pendahulu Scholz, Angela Merkel, memberikan tekanan besar pada hubungan AS-Jerman. Saat itu, Scholz adalah Menteri Keuangan di era Merkel, sehingga akan sulit baginya untuk melepaskan diri dari hubungan itu.

    Jerman telah menjadi sasaran obsesi Trump selama puluhan tahun dengan mobil dan surplus perdagangannya dan akan kembali menjadi sasaran. Sektor otomotif Jerman adalah industri terbesar di ekonomi terbesar Eropa dan sangat rentan terhadap tarif impor AS yang tinggi, yang saat ini direncanakan Trump.

    (dce/dce)

  • Rusia Serahkan 563 Jenazah Tentara Ukraina yang Tewas dalam Perang

    Rusia Serahkan 563 Jenazah Tentara Ukraina yang Tewas dalam Perang

    Kyiv

    Ukraina mengatakan bahwa mereka telah menerima jenazah 563 tentara dari otoritas Rusia. Ukraina menyebut pasukan itu tewas dalam pertempuran di wilayah Donetsk timur.

    Dilansir AFP, Jumat (8/11/2024), pertukaran tahanan dan jenazah personel militer yang tewas tetap menjadi salah satu dari sedikit bidang kerja sama antara Moskow dan Kyiv sejak Rusia menginvasi pada tahun 2022.

    “Jenazah 563 pembela Ukraina yang gugur telah dikembalikan ke Ukraina,” kata Markas Besar Koordinasi untuk Perawatan Tawanan Perang dalam sebuah pernyataan di media sosial.

    Pengumuman tersebut merupakan salah satu pemulangan terbesar prajurit Ukraina yang tewas sejak dimulainya perang.

    Pernyataan itu mengatakan bahwa 320 jenazah telah dikembalikan dari wilayah Donetsk dan 89 prajurit telah tewas di dekat Bakhmut, sebuah kota yang direbut Rusia pada bulan Mei tahun lalu setelah pertempuran yang menelan biaya besar.

    Pernyataan itu menambahkan bahwa sebanyak 154 jenazah lainnya telah dikembalikan dari kamar mayat di dalam Rusia.

    Baik Rusia maupun Ukraina tidak secara terbuka mengungkapkan berapa banyak personel militer yang telah tewas dalam pertempuran.

    (lir/lir)

  • Putin Puji Trump ‘Setinggi Langit’, Sebut Pria Sejati

    Putin Puji Trump ‘Setinggi Langit’, Sebut Pria Sejati

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya secara langsung mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) Selasa lalu. Hal ini diutarakan Putin saat AS dan Rusia masih bersitegang terkait perang di Ukraina.

    Dalam pernyataan publik pertamanya sejak kemenangan Trump, Putin mengatakan Calon Presiden AS dari Partai Republik itu telah bertindak seperti pria sejati dalam upaya pembunuhan terhadapnya di acara kampanye di Pennsylvania pada bulan Juli. Ia menyebut Trump sebagai pemberani.

    “Menurut pendapat saya, ia berperilaku dengan cara yang sangat benar, berani, seperti pria sejati. Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan selamat kepadanya atas pemilihannya,” kata Putin di klub diskusi Valdai di resor Laut Hitam Rusia di Sochi, Jumat (8/11/2024), dikutip Reuters.

    Putin mengatakan pernyataan yang dibuat Trump selama kampanye pemilihan tentang Ukraina dan pemulihan hubungan dengan Rusia patut mendapat perhatian. Meski begitu, ia tidak menjabarkan sikapnya yang jelas atas pernyataan Trump terkait Ukraina.

    Meski begitu, ketika ditanya tentang apa yang akan ia lakukan jika Trump menelepon untuk mengusulkan pertemuan, Putin mengatakan ia siap untuk melanjutkan kontak dan diskusi jika Pemerintahan Trump menginginkannya.

    “Apa yang dikatakan tentang keinginan untuk memulihkan hubungan dengan Rusia, untuk mengakhiri krisis Ukraina, menurut pendapat saya, setidaknya patut mendapat perhatian,” tambah Putin.

    Trump mengatakan selama kampanye bahwa ia dapat membawa perdamaian di Ukraina dalam waktu 24 jam jika terpilih. Namun, ia juga belum memberikan banyak perincian tentang bagaimana ia akan berusaha mengakhiri perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua itu.

    Sementara itu, Trump sendiri seringkali mendapatkan tuduhan bahwa dirinya merupakan agen Rusia. Sejumlah pejabat Moskow mengkonfrontir dugaan ini, dengan mengatakan saat Trump menjadi presiden pada 2017-2021, banyak sikap keras yang dialamatkan Trump kepada Negeri Beruang Putih itu.

    Moskow juga telah berulang kali membantah pernyataan AS bahwa Rusia mencampuri pemilihan presiden 2024. Kremlin juga menyebut dugaan Rusia menyebarkan kampanye disinformasi dalam pemilu AS sebagai rumor belaka.

    Perang Ukraina

    Perang yang telah berlangsung selama 2,5 tahun di Ukraina memasuki fase yang menurut beberapa pejabat Rusia dan Barat dapat menjadi fase terakhirnya. Saat ini, pasukan Moskow bergerak maju dengan kecepatan tercepat sejak minggu-minggu awal konflik.

    Putin pada tanggal 14 Juni menetapkan persyaratannya untuk mengakhiri perang yakni Ukraina harus menghentikan ambisi keanggotaan NATO-nya dan menarik semua pasukannya dari seluruh wilayah empat wilayah yang diklaim oleh Rusia.

    Sebagai informasi, Rusia mengendalikan Krimea, yang dianeksasinya dari Ukraina pada tahun 2014 dan juga sekitar 80% Donbas, yang terdiri atas wilayah administrasi Donetsk dan Luhansk. Tak hanya itu, Moskow juga telah menguasai lebih dari 70% wilayah Zaporizhzhia dan Kherson.

    Berbicara selama beberapa jam pada hari Kamis, Putin mengecam ‘petualangan’ para pemimpin Barat yang ia tuduh mendorong dunia ke ‘garis berbahaya’ dengan berusaha menimbulkan kekalahan strategis pada Rusia di Ukraina.

    “Tidak ada gunanya memberi tekanan pada kami. Namun, kami selalu siap untuk bernegosiasi dengan mempertimbangkan sepenuhnya kepentingan bersama yang sah,” kata Putin, beberapa detik setelah menegur Barat karena menjanjikan Ukraina dan Georgia keanggotaan NATO pada tahun 2008.

    Putin juga mengatakan bahwa Barat tidak pernah menerima Rusia sebagai mitra yang setara sejak jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Ia juga menuding Barat memperlakukannya sebagai kekuatan yang kalah dan memperluas aliansi militer NATO yang dipimpin AS ke arah timur menuju Rusia.

    “Rusia siap untuk memulihkan hubungan dengan AS, tetapi keputusan ada di tangan Washington. Sejauh ini, China adalah sekutu Rusia,” tegasnya.

    (sef/sef)

  • Kaget Internet, Tentara Korut Langsung Kecanduan Konten Dewasa

    Kaget Internet, Tentara Korut Langsung Kecanduan Konten Dewasa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tentara Korea Utara (Korut) yang diperbantukan untuk Rusia di Ukraina dilaporkan kecanduan konten pornografi setelah mendapatkan akses internet untuk pertama kalinya.

    “Sumber terpercaya memberi tahu saya bahwa tentara Korea Utara yang dikerahkan membantu Rusia, tidak pernah mendapat akses internet tanpa batas sebelumnya. Akhirnya mereka jadi pornografi,” tulis komentator urusan luar negeri Financial Times Gideon Rachman dalam sebuah posting X.

    Rachman tidak menambahkan konteks lebih lanjut mengenai bagaimana kebiasaan internet 10.000 tentara Korea Utara itu dipengaruhi oleh internet yang tidak terbatas selama di Ukraina.

    Laporan tersebut hanya mengklaim bahwa para tentara sekarang tengah kecanduan konten dewasa.

    Juru bicara Departemen Pertahanan AS Letnan Kolonel Angkatan Darat Charlie Dietz ditanya tentang kebiasaan baru yang diadopsi oleh para prajurit yang dikirim oleh Kim Jong Un dari Korea Utara untuk bertempur bersama para prajurit Putin.

    Ia mengatakan tidak dapat mengonfirmasi kebiasaan internet atau kegiatan virtual Korea Utara, New York Post melaporkan.

    “Kami fokus pada aspek yang lebih serius dari keterlibatan Korea Utara, jika ada, dalam operasi militer Rusia. Mengenai akses internet, itu adalah pertanyaan yang sebaiknya ditujukan kepada Rusia,” ujarnya, dikutip dari Hindustan Times, Jumat (8/11/2024).

    “Saat ini, perhatian kami tetap pada dukungan terhadap Ukraina dan menangani masalah keamanan regional yang lebih signifikan,” tambahnya.

    Ketika hubungan Moskow-Korea Utara makin kuat, Rusia mengerahkan lebih dari 7.000 tentara Korea Utara ke perbatasan Ukraina.

    Para prajurit tersebut telah menjalani pelatihan di lima lokasi di Rusia untuk potensi dukungan jangka panjang terhadap “operasi militer” Rusia di Ukraina.

    (fab/fab)

  • Putin Ucapkan Selamat ke Trump Menang Pilpres AS

    Putin Ucapkan Selamat ke Trump Menang Pilpres AS

    Jakarta

    Donald Trump memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024. Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat.

    “Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan selamat kepadanya,” kata Putin dalam sambutannya di forum Valdai di Sochi dilansir kantor berita AFP, Jumat (8/11/2024).

    Ketika ditanya apakah dia terbuka untuk mengadakan pembicaraan dengan Trump, pemimpin Rusia itu menyatakan bersedia.

    “Siap,” singkat Putin.

    Sebelumnya Kremlin menyatakan bahwa Vladimir Putin tidak berencana untuk memberikan ucapan selamat kepada Donald Trump, yang akan kembali ke Gedung Putih. Moskow menyatakan akan menilai Trump berdasarkan tindakan konkretnya saat kembali menjabat Presiden AS.

    Hubungan antara Rusia dan AS berada pada titik paling rendah sejak berakhirnya Perang Dingin, dengan Moskow marah atas dukungan Barat terhadap Ukraina.

    “Kami akan menarik kesimpulan berdasarkan langkah konkret dan kata-kata yang konkret,” ucap juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dilansir AFP, Rabu (6/11).

    “Jangan lupa bahwa kita berbicara tentang negara yang tidak bersahabat yang secara langsung, dan secara tidak langsung, terlibat dalam perang melawan negara kita,” sebut Peskov dalam pernyataannya seperti dikutip CNN, merujuk pada perang di Ukraina.

    (whn/whn)

  • Putin Ucapkan Selamat ke Trump Menang Pilpres AS

    Putin Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Trump di Pilpres AS

    Jakarta

    Donald Trump memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024. Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat.

    “Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan selamat kepadanya,” kata Putin dalam sambutannya di forum Valdai di Sochi dilansir kantor berita AFP, Jumat (8/11/2024).

    Ketika ditanya apakah dia terbuka untuk mengadakan pembicaraan dengan Trump, pemimpin Rusia itu menyatakan bersedia.

    “Siap,” singkat Putin.

    Sebelumnya Kremlin menyatakan bahwa Vladimir Putin tidak berencana untuk memberikan ucapan selamat kepada Donald Trump, yang akan kembali ke Gedung Putih. Moskow menyatakan akan menilai Trump berdasarkan tindakan konkretnya saat kembali menjabat Presiden AS.

    Hubungan antara Rusia dan AS berada pada titik paling rendah sejak berakhirnya Perang Dingin, dengan Moskow marah atas dukungan Barat terhadap Ukraina.

    Peskov juga mengatakan bahwa Putin tidak ada rencana untuk memberikan ucapan selamat secara resmi kepada Trump.

    “Jangan lupa bahwa kita berbicara tentang negara yang tidak bersahabat yang secara langsung, dan secara tidak langsung, terlibat dalam perang melawan negara kita,” sebut Peskov dalam pernyataannya seperti dikutip CNN, merujuk pada perang di Ukraina.

    (whn/whn)

  • Putin Respons Resmi Trump Menang Pemilu Jadi Presiden AS

    Putin Respons Resmi Trump Menang Pemilu Jadi Presiden AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah mengucapkan selamat kepada Donald Trump yang memenangkan pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS). Hal ini terjadi setelah Kremlin menyebutkan Putin tak memiliki rencana untuk memberikan selamat kepada pemimpin baru Negeri Paman Sam itu.

    Dalam laporan Newsweek, dikutip Kamis (7/11/2024), berita Rusia Verstka melaporkan bahwa ucapan tersebut diberikan oleh Putin melalui seorang perantara. Namun tidak dijelaskan siapakah perantara tersebut.

    “Perwakilan dari otoritas dan elit Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, mengucapkan selamat kepada presiden AS ke-47 melalui kenalannya,” tulis media itu berdasarkan seorang sumber yang merupakan pejabat ‘tingkat tinggi’ di parlemen.

    Laporan ini meniadakan posisi resmi Kremlin bahwa Putin belum memberi selamat kepada Trump. Sebelumnya, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebutkan bahwa pihaknya tidak akan mengucapkan selamat karena kondisi eskalasi tidak langsung antara kedua negara.

    Selain Putin, pejabat pemerintah Rusia lainnya juga diduga telah memberi ucapan selamat kepada Trump atas kemenangannya. Termasuk Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dan Wakil Ketua Dewan Keamanan yang juga mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.

    “Trump punya satu kualitas yang berguna bagi kita. Dia pengusaha sejati, dia sangat benci menghabiskan uang untuk orang yang hanya ikut-ikutan dan orang yang tidak punya tujuan,” ujar Medvedev.

    Ketua Dewan Sberbank, German Gref serta Ketua Parlemen Valentina Matviyenko dan Vyacheslav Volodin juga dilaporkan telah menyampaikan ucapan selamat. CEO Russian Direct Investment Fund (RDIF) Kirill Dmitriev, mengatakan kepada Politico bahwa terpilihnya kembali Trump membuka peluang baru untuk mengatur ulang hubungan antara Rusia dan AS. 

    “Orang Amerika biasa sudah lelah dengan kebohongan, ketidakmampuan, dan kedengkian yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pemerintahan Biden,” ungkap Dmitriev yang dilaporkan memiliki ‘hubungan pribadi’ dengan menantu Trump, Jared Kushner

    Trump secara resmi telah menyatakan dirinya unggul sebagai pemenang dalam kontestasi pilpres Amerika Serikat (AS). Calon Partai Republik itu dipastikan menang setelah melewati ambang batas electoral college 270 suara mengalahkan pesaingnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

    Terpilihnya Trump sendiri terjadi saat hubungan AS-Rusia panas akibat serangan Moskow ke Ukraina. Washington memilih untuk membantu Kyiv dalam perangnya itu dengan memberikan bantuan persenjataan dan bantuan lainnya.

    Dinamika peperangan ini pun telah memanaskan retorika nuklir antara dua kekuatan besar global itu. Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev bahkan telah mengangkat narasi bila perang nuklir bisa benar-benar terjadi antara keduanya.

    (sef/sef)

  • Rusia Buka Suara Trump Menang Pilpres AS

    Rusia Buka Suara Trump Menang Pilpres AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kantor Kepresidenan Rusia, Kremlin, buka suara soal kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dalam pemilihan umum 5 November. Hal ini disampaikan langsung oleh Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

    Dalam pernyataannya, Peskov mengatakan Moskow akan menilai kepemimpinan Trump jika ada aksi konkret untuk mengurangi ketegangan antara Washington dengan negara itu. Ia menambahkan bahwa sejauh ini belum ada rencana Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengucapkan selamat kepada Trump mengingat hubungan kedua negara yang panas.

    “Kami akan mengambil kesimpulan berdasarkan langkah-langkah konkret dan kata-kata konkret. Saya tidak mengetahui rencana presiden (Putin) untuk memberi selamat kepada Trump atas pemilihan tersebut,” ungkapnya dikutip AFP, Rabu (6/11/2024).

    Trump secara resmi telah menyatakan dirinya unggul sebagai pemenang dalam kontestasi pilpres AS. Hal ini mendorong calon presiden dari Partai Republik itu untuk mengucapkan pidato kemenangan di depan para pendukungnya.

    Dalam data terbaru Associated Press (AP) Rabu malam, Trump telah mengamankan 277 suara electoral vote. Ini melampaui batas kemenangan di pemilu AS yakni 270.

    Dalam perhitungan, Trump menang berkat menyapu bersih negara-negara penentu swing states. Suaranya lebih tinggi dibanding pesaingnya, Kamala Harris, yang hanya mendapat 224 suara.

    Swing state atau negara-negara bagian yang menjadi penentu ini memiliki populasi yang terbagi secara ketat secara politik. Dalam pemilu baru-baru ini, hasilnya berubah-ubah antara kemenangan Demokrat dan Republik. 

    Terpilihnya Trump sendiri terjadi saat hubungan AS-Rusia panas akibat serangan Moskow ke Ukraina. Washington memilih untuk membantu Kyiv dalam perangnya itu dengan memberikan bantuan persenjataan dan bantuan lainnya.

    Dinamika peperangan ini pun telah memanaskan retorika nuklir antara dua kekuatan besar global itu. Wakil Komisi Pertahanan Rusia yang juga mantan Presiden, Dmitry Medvedev, bahkan telah mengangkat narasi bila perang nuklir benar-benar terjadi antara keduanya.

    (sef/sef)

  • Trump Menang Pilpres AS, Putin Tak Berencana Ucapkan Selamat

    Trump Menang Pilpres AS, Putin Tak Berencana Ucapkan Selamat

    Moskow

    Kremlin menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berencana untuk memberikan ucapan selamat kepada mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang akan kembali ke Gedung Putih. Moskow menyatakan akan menilai Trump berdasarkan tindakan konkretnya saat kembali menjabat Presiden AS.

    Hubungan antara Rusia dan AS berada pada titik paling rendah sejak berakhirnya Perang Dingin, dengan Moskow marah atas dukungan Barat terhadap Ukraina.

    “Kami akan menarik kesimpulan berdasarkan langkah konkret dan kata-kata yang konkret,” ucap juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dilansir AFP, Rabu (6/11/2024),

    Peskov juga mengatakan bahwa Putin tidak ada rencana untuk memberikan ucapan selamat secara resmi kepada Trump.

    “Jangan lupa bahwa kita berbicara tentang negara yang tidak bersahabat yang secara langsung, dan secara tidak langsung, terlibat dalam perang melawan negara kita,” sebut Peskov dalam pernyataannya seperti dikutip CNN, merujuk pada perang di Ukraina.

    Ketika Presiden Joe Biden memenangkan pilpres tahun 2020 lalu, Putin menjadi salah satu pemimpin terakhir yang mengucapkan selamat. Pada saat itu, Putin baru mengirimkan pesan berisi ucapan selamat sekitar enam pekan setelah pemungutan suara digelar di AS.

    Trump sebelumnya mengklaim akan mengakhiri pertempuran di Ukraina dalam waktu 24 jam jika dirinya terpilih menjadi Presiden AS. Peskov menilai AS memang “mampu membantu mengakhiri konflik ini” di Ukraina, namun menurutnya, Washington juga “negara yang mengobarkan konflik”.

  • Latma Orruda 2024, pintu Indonesia modernisasi angkatan laut

    Latma Orruda 2024, pintu Indonesia modernisasi angkatan laut

    Tangkapan layar ilustrasi latihan perang Orruda 2024 Angkatan Laut Indonesia dan Rusia di Perairan Laut Jawa yang berlangsung 4 sampai 8 November 2024. ANTARA/HO-Data Fakta YouTube

    Latma Orruda 2024, pintu Indonesia modernisasi angkatan laut
    Dalam Negeri   
    Calista Aziza   
    Rabu, 06 November 2024 – 09:48 WIB

    Elshinta.com – Latihan perang bersama jajaran TNI dengan negara sahabat sudah sering dilakukan sebagai bagian untuk meningkatkan kesiapan tempur dan kerja sama operasi.

    Latihan bersama jajaran TNI terakhir digelar bersama Amerika Serikat melalui Latgab Super Garuda Shield 2024 yang digelar di Jawa Timur akhir Agustus hingga awal September 2024.  Latihan itu menjadi latihan militer gabungan bersama terbesar dalam sejarah TNI. 

    Setelah itu,  TNI khususnya Angkatan Laut kembali melakukan latihan bersama bertajuk Latma Orruda 2024 dengan  militer Rusia di perairan Laut Jawa, Jawa Timur, pada 4-8 November 2024. 

    Pada tahun 2021, Angkatan Laut Rusia pernah melakukan latihan militer bersama kekuatan matra laut negara-negara ASEAN yaitu Asean Rusia Naval Exercise tahun 2021 (ARNEX-21). Indonesia saat itu menjadi tuan rumah sekaligus memimpin bersama Rusia dalam penyelenggaraan ARNEX-21 di lepas Pantai Sumatera Utara hingga  Pulau Sabang.

    Dalam latihan bersama itu, Indonesia mengerahkan Frigat KRI Gusti Ngurah Rai-332, satu helikopter AS-565, 1 Pesawat CN-235 serta melibatkan 500 personel TNI Angkatan Laut. Sementara dari 11 negara peserta, 8 negara mengirimkan unsur berupa kapal perang atau pesawat, dan 3 negara mengirimkan observers.

    Rusia merupakan salah satu dialogue partner ASEAN sejak tahun 1996 dan Rusia telah menjadi ASEAN strategic partner pada tahun 2018. Rusia juga merupakan anggota Forum ADMM-Plus yang merupakan Forum Pertahanan antara ASEAN dengan 8 negara lainnya.

    Indonesia saat ini mendapat tempat khusus bagi Rusia yang menginginkan jalinan kerja sama militer. Rusia tidak ingin kehilangan peluang mendekati Indonesia, apalagi sebenarnya Indonesia sejak dulu berkeinginan membeli alutsista negeri Beruang Merah yang dinilai makin digjaya di medan perang.
    Latihan gabungan pertama Indonesia dan Rusia itu sejalan dengan upaya Presiden Prabowo Subianto yang baru dilantik untuk meningkatkan hubungan dengan Moskow. Latihan itu menjadi realisasi dari pembicaraan Prabowo dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin di Moskow, pada Juli 2024.

    Pada latihan perang bertajuk Latma Orruda 2024 kali ini terdiri dari dua fase yaitu Harbour Phase dan Sea Phase. Nama Orruda diambil dari penggalan nama dua lambang nasional Rusia dan Indonesia yaitu Orel (elang Rusia) dan Garuda.

    Rusia mengirimkan tiga kapal perang kelas korvet yaitu RF Rezky, RF Gromky dan RF Aldar Tsydenzhaoov, tanker medium Pechenga, satu helikopter dan tugboat Salvage Alata. Sementara TNI Angkatan Laut mengerahkan dua kapal perang yaitu KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dan KRI Frans Kaisiepo-368, serta helikopter anti kapal selam Panther AS565. Ketikutsertaan KRI I Gusti Ngurah Rai dalam latihan perang dengan Rusia ini untuk yang kedua kali.

    Bukan unjuk kekuatan

    Latihan perang angkatan laut itu bukan  sebagai unjuk kekuatan militer karena Rusia hanya akan mengirimkan tiga kapal perang kelas korvet, satu kapal tanker menengah, satu helikopter militer, dan satu kapal tunda. Meskipun jika dibandingkan ARNEX-21, jumlah kapal perang yang dilibatkan Rusia kali ini lebih besar, sebab saat itu Rusia hanya mengirimkan satu kapal tipe destroyer.

    Kerja sama antar-dua kekuatan tempur beda negara akan menjadi dasar bagi operasi kerja sama selanjutnya, termasuk kemungkinan operasi secara riil untuk menjaga perdamaian dunia.

    Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergey Tolchenov menegaskan bahwa latihan tersebut tidak ditujukan untuk unjuk kekuatan tetapi hanya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi kekuatan angkatan laut mereka.

    Namun demikian, banyak pihak berharap pada latihan kali ini, Rusia juga memamerkan senjata utama angkatan laut mereka yang bisa menjadi acuan Indonesia guna meningkatkan kekuatan tempur angkatan lautnya. 

    Salah satu yang menjadi perhatian tempur masa depan adalah kemampuan radar kapal dan kemampuan perang elektronik yang dimiliki angkatan laut Rusia. Hal ini bisa menjadi fokus untuk penguatan TNI laut di masa depan.

    Rudal makin canggih

    Kecepatan rudal balistik yang makin tinggi akan semakin sulit dicegat oleh senjata antirudal,  sehingga diperlukan sistem kemampuan ketahanan kapal perang yang lebih baik, termasuk dukungan satelit pertahanan. Ancaman rudal terhadap kapal perang modern telah berevolusi dalam beberapa dekade terakhir.

    Contohya, Rudal Jelajah Anti-Kapal (ASCM) telah berkembang secara luas.  Saat itu, ASCM telah meningkat menjadi Rudal Balistik Anti-Kapal (ASBM) seperti Rudal DF-21D, DF-26 dan YJ-21 produksi China. Rudal DF-21D adalah ASBM pertama di dunia yang mampu beroperasi pada jarak hingga 2.000 km, dan mampu membawa bahan peledak untuk menenggelamkan kapal induk.

    Bahkan ancaman rudal terhadap kapal perang modern juga makin nyata dengan penggunaan rudal hipersonik baik dalam bentuk Kendaraan Luncur Hipersonik (HGV) seperti milik DF-17 Tiongkok atau Rudal Jelajah Hipersonik (HCM) seperti 3M22 Zircon Rusia.

    Senjata hipersonik, yang dapat melaju dengan kecepatan lebih dari Mach 5 sehingga sisa waktu respons sistem pertahanan udara dan rudal di atas kapal semakin pendek, bahkan di bawah 40 detik. Sebuah ancaman yang nyata dan sebuah kapal induk pun menjadi sasaran empuk karena luasan bidang target yang besar dan nilai kerugian rill dan kerugian psikologis yang besar dalam sebuah perang.

    Kondisi itu membuat Latma Orruda 2024 diharapkan menjadi pembuka jalan bagi modernisasi angkatan laut Indonesia. Paling tidak dalam diskusi pertahanan antar-petinggi militer dua negara di Surabaya bisa terungkap opsi-opsi senjata taktis baru selain diskusi tentang operasi patroli laut bersama.

    Panglima Armada RI, Laksamana Madya Denih Hendrata, saat membuka latihan bersama di Surabaya mengatakan, latihan perang ini sudah direncanakan sebelumnya dan menjadi latihan perang bersama pertama kali antara Indonesia dan Rusia. Latihan ini diharapkan akan memperkuat hubungan diplomasi antara Indonesia dan Rusia. Indonesia juga dapat mengambil pelajaran tentang teknologi perang modern yang dikembangkan Angkatan Laut Rusia.

    Bagi Indonesia, untuk menjaga sebuah wilayah kepulauan, latihan perang bersama angkatan laut Rusia merupakan pilihan yang tepat sekaligus guna menguji kehandalan angkatan laut dari ancaman agresor luar. 

    Bahkan, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar China Untuk Indonesia, H.E. Mr. Wang Lutong, di Kantor Kememhan Jakarta, 24 Oktober 2024 juga menyampaikan keinginannya untuk terus meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, dalam bentuk latihan bersama antara Indonesia-China.

    Sumber : Antara