kab/kota: Moskow

  • Akhirnya Harga Minyak Tembus USD 80, Ini Penyebabnya – Page 3

    Akhirnya Harga Minyak Tembus USD 80, Ini Penyebabnya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak memperpanjang kenaikan untuk sesi ketiga pada perdagangan hari Senin, dengan minyak mentah Brent naik di atas USD 80 per barel ke level tertinggi dalam lebih dari empat bulan. Kenaikan harga minyak dunia ini didorong oleh sanksi Amerika Serikat (AS) yang lebih luas terhadap minyak Rusia dan dampak yang diharapkan terhadap ekspor ke pembeli utama India dan China.

    Mengutip CNBC, Selasa (14/1/2025), harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 1,42 atau 1,78% menjadi USD 81,18 per barel pada pukul 1:32 siang ET. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 2,52 atau 3,29% menjadi USD 79,09 per barel.

    Harga minyak Brent dan WTI telah naik sekitar 6% sejak 8 Januari, melonjak pada hari Jumat setelah Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi yang lebih luas terhadap minyak Rusia.

    Sanksi baru tersebut mencakup produsen Gazprom Neft dan Surgutneftegaz, serta 183 kapal yang telah mengirimkan minyak Rusia, yang menargetkan pendapatan yang telah digunakan Moskow untuk mendanai perangnya dengan Ukraina.

    Para pedagang dan analis melihat ekspor minyak Rusia akan sangat terdampak oleh sanksi baru tersebut, yang mendorong Tiongkok dan India untuk mengambil lebih banyak minyak mentah dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika, yang akan mendongkrak harga dan biaya pengiriman.

    “Ada kekhawatiran nyata di pasar tentang gangguan pasokan. Skenario terburuk untuk minyak Rusia tampaknya merupakan skenario yang realistis,” kata analis PVM Tamas Varga.

    “Namun, tidak jelas apa yang akan terjadi saat Donald Trump menjabat Senin depan.” tambah dia.

    Sanksi tersebut mencakup periode penghentian hingga 12 Maret, jadi mungkin belum ada gangguan besar.

     

  • Putin Melawan Sanksi AS, Tetap Ekspor Minyak dan Gas ke Luar Negeri – Halaman all

    Putin Melawan Sanksi AS, Tetap Ekspor Minyak dan Gas ke Luar Negeri – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

     

    TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin terang-terangan melawan sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat ke negaranya dengan terus melanjutkan ekspor minyak dan gas ke pasar global.

    Pernyataan itu diungkap Putin pasca AS memberlakukan sanksi paling agresif terhadap industri minyak Rusia yang menargetkan dua produsen dan eksportir besar, perusahaan asuransi.

    AS juga menetapkan 180 kapal pengangkut minyak sebagai “properti yang diblokir.” Banyak dari kapal-kapal tersebut adalah bagian dari “armada bayangan” Rusia yang digunakan untuk mengangkut minyak Rusia secara diam-diam ke seluruh dunia. 

    Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam sanksi-sanksi baru AS terhadap sektor energi Moskow sebagai upaya untuk merusak ekonomi Rusia dengan risiko mengganggu kestabilan pasar global.

    Lantaran sanksi tersebut berpotensi membuat harga minyak Rusia akan dibanderol jauh lebih mahal, menambah beban bagi pasar Asia terutama India dan China yang telah menjadi konsumen minyak Rusia selama beberapa tahun terakhir, sebagaimana dikutip dari Reuters.

    Kendati demikian, Kemlu Rusia berjanji akan terus melaksanakan proyek-proyek produksi minyak dan gasnya dalam jumlah besar, seperti substitusi impor, penyediaan layanan ladang minyak dan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di negara-negara ketiga.

    Kemlu Rusia dalam pernyataannya juga mencatat bahwa Moskow tetap dan senantiasa menjadi pemain kunci dan handal di pasar energi dunia.

    “Terlepas dari pergolakan di Gedung Putih dan intrik lobi Russophobia di Barat yang mencoba menyeret sektor energi dunia ke dalam perang hibrida yang dilancarkan Amerika Serikat melawan Rusia, negara kita telah dan tetap menjadi pemain kunci dan andal di pasar bahan bakar global,” tegas Kemlu Rusia.

    Rusia Kebal Sanksi AS

    Sanksi-sanksi seperti ini sebelumnya telah diberlakukan AS dan sekutunya sejak tahun 2022 silam, tepatnya ketika perang antara Moskow dan Kiev pecah. Namun Presiden Vladimir Putin mengklaim sanksi-sanksi Eropa tidak memberikan kerugian pada Rusia.

    “Kami mengalami pertumbuhan, sementara mereka mengalami penurunan,” kata Putin.

    Dalam hal keuangan, stimulus fiskal besar pemerintah Rusia selama pandemi Covid-19 telah membuka jalan bagi pertumbuhan yang kuat dan pengangguran yang rendah.

    Bank sentral Rusia telah memiliki keberhasilan serupa dalam mendukung rubel, sehingga menekan inflasi dan menjaga pemerintahnya tetap untung.

    Kesuksesan ini yang membuat posisi perdagangan Rusia kembali menguat dalam waktu singkat, menyusul guncangan akibat sanksi barat. 

    Menurut Atlantic Council, Rusia berhasil menjual minyak ke luar negeri dengan harga di atas batas harga yang telah ditentukan G7.

    Mereka mengatakan bahwa sekitar 1.000 kapal tanker “bayangan” digunakan untuk pengiriman minyak tersebut.

    Badan Energi Internasional menambahkan bahwa Rusia saat ini juga masih mengekspor 8,3 juta barel minyak per hari, terutama ke India dan China. 

    Sementara menurut para peneliti di King’s College London, Rusia juga masih mampu mengimpor banyak barang-barang Barat yang dikenai sanksi dengan membelinya melalui negara-negara seperti Georgia, Belarus, dan Kazakhstan.

     

  • Potensi Risiko Bila RI Beli Minyak Rusia usai Gabung BRICS

    Potensi Risiko Bila RI Beli Minyak Rusia usai Gabung BRICS

    Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat mengingatkan pemerintah untuk mempertimbangkan sejumlah hal sebelum benar-benar memutuskan membeli minyak mentah dari Rusia.

    Potensi pembelian minyak dari Rusia itu semula disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Hal ini seiring dengan bergabungnya Indonesia dengan forum ekonomi BRICS. 

    BRICS merupakan aliansi negara yang dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Sebelumnya, BRICS juga telah berhasil menambah beberapa negara anggota baru, yakni Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum RI membeli minyak dari Rusia. Maklum, saat ini Rusia masih menerima sanksi dari negara Barat imbas invasi ke Ukraina.

    Memang, kata Fabby, harga minyak Rusia lebih murah karena negara tersebut memberikan diskon. Namun, Indonesia juga perlu melihat sisi lain.

    Dia menuturkan, sanksi kepada Rusia tak hanya kepada negara saja, tetapi Barat juga ikut memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang membantu Negeri Beruang Merah.

    Fabby mencontoh industri perkapalan dan asuransi pengapalan ikut kena sanksi karena membantu Rusia mengekspor minyak. Dengan sanksi tersebut, bisa jadi pembeli minyak dari Rusia menjadi cukup mahal.

    “Bisa saja harga minyak Rusia murah, di bawah harga pasar, tapi bagaimana dengan biaya yang lain? Walaupun saya kira masih lebih murah daripada beli internasional ya ujung-ujungnya, tapi ini semuanya harus dihitung,” jelas Fabby kepada Bisnis, Senin (13/1/2025).

    Selain itu, sebelum membeli minyak Rusia, Indonesia juga perlu mempertimbangkan implikasi yang mungkin dihadapi. Fabby menjelaskan sanksi embargo kepada Rusia diberikan oleh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa.

    Menurutnya, jika Indonesia membeli minyak dari Rusia, bisa saja AS dan Eropa menganggap RI mendukung negara beribu kota Moskow itu. Oleh karena itu, Fabby menilai hal ini bisa mengancam hubungan Indonesia dengan AS dan Eropa.

    Apalagi, diplomasi Indonesia dengan AS dan Eropa cukup luas, mulai dari perdagangan hingga industri keuangan.

    “Nah, ini yang perlu jadi pertimbangan kita. Apakah dalam jangka panjang hubungan diplomatik kita dengan negara-negara tersebut akan terganggu atau tidak?” kata Fabby.

    “Karena nanti misalnya di internasional saja, Indonesia misalnya menyuarakan untuk kepentingan kita, itu kan harus dapat dukungan dari negara-negara itu juga,” imbuhnya.

    Tak hanya itu, Fabby mengingatkan Indonesia juga harus mempertimbangkan kesesuaian karakteristik minyak Rusia dengan kilang yang dimiliki di Tanah Air.

    Menurutnya, kilang Indonesia memiliki kriteria minyak kadar tertentu agar bisa memberikan hasil yang optimal. Karenanya, kadar atau karakteristik minyak Rusia juga harus menjadi perhatian. Sebab, hal ini pun akan menentukan harga minyak yang dijual kepada masyarakat.

    “Tentunya perlu jadi pertimbangan untuk nanti melihat apakah akhirnya harga produknya kompetitif?” kata Fabby.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menuturkan bahwa Indonesia merupakan negara yang menganut azas bebas aktif. Dengan kata lain, Indonesia bisa menjalin kerja sama dengan negara mana saja selama tidak melanggar aturan, termasuk membeli minyak Rusia.

    “Ketika kita bangun [kerja sama] dengan BRICS, dan kemudian ada peluang untuk kita mendapatkan minyak dari Rusia, selama itu sesuai aturan, dan tidak ada persoalan, kenapa tidak?” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (10/1/2025).

    Dia pun mengatakan Indonesia bakal tetap mengambil peluang kerja sama dengan negara mana saja selama itu menguntungkan. Menurutnya, hal ini tak hanya berlaku bagi negara anggota BRICS, tetapi juga dengan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

    “Artinya, semua peluang yang menguntungkan Indonesia, baik bergabung dengan BRICS maupun dengan OECD, itu saya pikir nggak ada masalah,” kata Bahlil.

  • Kim Jong Un Perintahkan Tentara Korut Akhiri Hidup Ketimbang Ditangkap Pasukan Ukraina – Halaman all

    Kim Jong Un Perintahkan Tentara Korut Akhiri Hidup Ketimbang Ditangkap Pasukan Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mendesak para tentaranya yang  yang membantu Rusia untuk akhiri hidup demi menghindari penangkapan oleh pasukan Ukraina di medan perang.

    Hal itu diungkap Anggota Parlemen Korea Selatan Lee Seong-kweun mengutip laporan Badan Intelijen Nasional (NIS).

    Dalam keterangan tertulisnya Lee Seong-kweun, menjelaskan bahwa pihaknya menemukan sebuah memo dari tentara Korea Utara yang tewas di medan pertempuran Kursk saat melawan Ukraina.

    Adapun dalam isi memo tersebut memerintahkan para tentara Korea Utara untuk segera mengakhiri hidup mereka sebelum ditangkap.

    “Ditemukan sebuah memo yang dibawa oleh mereka (tentara Korea Utara) yang terbunuh bahwa otoritas Korea Utara memerintahkan penghancuran dan mengakhiri hidup menggunakan granat sebelum ditangkap,” ujar Lee Seong-kweun dikutip dari Euro News.

    Laporan itu muncul bertepatan dengan pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang mengklaim telah menahan dua tentara Korea Utara yang terluka.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun merilis video yang menunjukkan kedua tentara itu terlihat terluka dan menjalani interogasi.

    “Ukraina siap menyerahkan tentara Kim Jong-un kepadanya jika ia dapat mengatur pertukaran mereka dengan para prajurit kami yang ditawan di Rusia,” ujar Zelensky melalui unggahan di media sosial X.

    300 Pasukan Elite Korut Tewas saat Bantu Rusia

    Sejauh ini jumlah tentara Korut yang tewas saat membantu Rusia di medan perang telah mencapai 300 orang, sementara 2.700 lainnya terluka imbas berperang di Ukraina.

    “Penempatan pasukan Korea Utara ke Rusia dilaporkan telah meluas hingga mencakup wilayah Kursk, dengan perkiraan yang menunjukkan bahwa korban di antara pasukan Korea Utara telah melampaui 3.000,” ujar Lee dalam konferensi pers, seperti diberitakan AFP.

    Jumlah korban tersebut meningkat lantaran pasukan Korea Utara sering terbunuh oleh drone atau pesawat tak berawak yang tampaknya tidak mereka anggap berbahaya atau mematikan.

    Laporan tersebut, menunjukkan adanya kesenjangan pengetahuan mengenai pasukan yang dikirim oleh Kim Jong Un untuk mendukung invasi Rusia.

    Bahkan salah satu tentara Korut yang ditangkap Ukraina, mengklaim bahwa dia tidak tahu akan berperang,.

    Ia menambahkan bahwa komandannya telah mengatakan kepadanya bahwa itu “hanya pelatihan”.

    Tentara Korut di Iming-Imingi Gaji Fantastis

    Rusia diketahui menjanjikan bayaran sebesar 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 31 Juta per bulan bagi tentara Korea Utara (Korut) yang bersedia untuk ditugaskan ke Kursk garda depan konflik Rusia dan Ukraina.

    Jumlah gaji yang dibayarkan oleh Moskow menunjukkan peningkatan fantastis hingga 10 kali lipat jika dibandingkan dengan gaji sebelumnya.

    Dimana pada bulan lalu, Radio Free Asia melaporkan bahwa gaji rata-rata untuk personel militer Korut hanya berkisar antara 100 dan 300 won.

    Namun demi memikat prajurit Korut agar mau bergabung ke garda depan konflik Rusia, Presiden Vladimir Putin mulai menaikkan gaji para tentara bayaran asal Korut.

    Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, atau NIS, mencatat sejauh ini lebih dari 3.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia.

    Jumlah tersebut diperkirakan bertambah, mencapai 10.000 prajurit pada bulan Desember 2024.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • AS Jatuhkan ‘Bom’ Terbesar ke Rusia, China-India Ikut Ketiban Petaka

    AS Jatuhkan ‘Bom’ Terbesar ke Rusia, China-India Ikut Ketiban Petaka

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rencana Amerika Serikat (AS) untuk menjatuhkan sanksi baru pada komoditas minyak Rusia dapat berdampak bagi China dan India, dua pembeli terbesar minyak Negeri Beruang Merah. Hal ini disampaikan sejumlah trader dan analis kepada Reuters, Senin (13/1/2025).

    Sebelumnya, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada produsen minyak Rusia Gazprom Neft serta 183 kapal yang telah mengirimkan minyak Rusia. Manuver ini menargetkan pendapatan yang telah digunakan Moskow untuk mendanai perangnya dengan Ukraina.

    Banyak kapal tanker telah digunakan untuk mengirimkan minyak ke India dan China karena sanksi Barat dan batasan harga yang diberlakukan oleh negara-negara Kelompok Tujuh, yang mengalihkan perdagangan minyak Rusia dari Eropa ke Asia. Beberapa kapal tanker Moskow juga telah mengirimkan minyak dari Iran, yang juga sedang dikenai sanksi.

    Dua sumber perdagangan China, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan ekspor minyak Rusia akan sangat terdampak oleh sanksi baru tersebut. Ini akan memaksa perusahaan penyulingan minyak independen Negeri Tirai Bambu untuk memangkas produksi penyulingan minyak di masa mendatang.

    Gangguan yang diperkirakan terjadi pada pasokan Rusia mendorong harga minyak global ke level tertinggi dalam beberapa bulan pada hari Senin, dengan Brent diperdagangkan di atas US$ 81 (Rp 1,3 juta) per barel.

    “Di antara kapal-kapal yang baru dikenai sanksi, 143 adalah kapal tanker minyak yang menangani lebih dari 530 juta barel minyak mentah Rusia tahun lalu, sekitar 42% dari total ekspor minyak mentah melalui laut negara itu,” kata analis pengiriman utama Kpler Matt Wright dalam sebuah catatan.

    “Dari jumlah tersebut, sekitar 300 juta barel dikirim ke China sementara sebagian besar sisanya dikirim ke India. Sanksi-sanksi ini akan secara signifikan mengurangi armada kapal yang tersedia untuk mengirimkan minyak mentah dari Rusia dalam jangka pendek, sehingga mendorong tarif angkutan lebih tinggi.”

    Seorang trader yang berbasis di Singapura mengatakan kapal tanker yang ditunjuk mengirimkan hampir 900.000 barel minyak mentah Rusia ke China selama 12 bulan terakhir. Ia menyebut sanksi ini akan mendorong jumlah pengiriman itu anjlok.

    “Ini akan jatuh drastis,” tambahnya.

    Selama 11 bulan pertama tahun lalu, impor minyak mentah Rusia di India naik 4,5% per tahun menjadi 1,764 juta barel minyak mentah per hari, atau 36% dari total impor India. Volume China, termasuk pasokan pipa, naik 2% menjadi 99,09 juta metrik ton (2,159 juta barel minyak mentah per hari), atau 20% dari total impornya, selama periode yang sama.

    Impor China sebagian besar berupa minyak mentah ESPO Blend Rusia, yang dijual di atas batas harga. Sementara India sebagian besar membeli minyak Ural.

    Analis Vortexa Emma Li mengatakan ekspor minyak mentah ESPO Blend Rusia akan dihentikan jika sanksi diberlakukan secara ketat, tetapi hal itu akan bergantung pada apakah Presiden terpilih AS Donald Trump mencabut embargo dan juga apakah China mengakui sanksi tersebut.

    Alternatif Baru

    Sejumlah sumber mengatakan sanksi baru tersebut akan mendorong China dan India kembali ke pasar minyak yang patuh untuk mencari lebih banyak pasokan, seperti dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika.

    “Harga minyak jenis Timur Tengah sudah meningkat. Tidak ada pilihan lain selain kita harus membeli minyak Timur Tengah. Mungkin kita juga harus membeli minyak AS,” kata seorang sumber di India.

    Sumber penyulingan India lainnya mengatakan sanksi terhadap perusahaan asuransi minyak Rusia akan mendorong Rusia untuk akhirnya memberi harga minyak mentahnya hingga di bawah US$ 60 (Rp 977 ribu) per barel. Ini juga merupakan langkah yang dapat diambil Moskow untuk dapat terus menggunakan asuransi dan tanker Barat.

    Kepala penelitian di Onyx Capital Group, Harry Tchilinguirian, menyebutkan perpindahan ke Timur Tengah dapat meningkatkan posisi tawar sejumlah negara di Dunia Arab itu.

    “Kekuatan patokan Dubai hanya dapat meningkat dari sini karena kita cenderung melihat penawaran agresif untuk pemuatan kargo Februari dari negara-negara seperti Oman atau Murban, yang mengarah ke selisih Brent/Dubai yang lebih ketat,” tambahnya.

    Bulan lalu, pemerintahan Biden menunjuk lebih banyak kapal yang menangani minyak mentah Iran menjelang tindakan lebih keras yang diharapkan dari pemerintahan Trump yang akan datang. Ini menyebabkan Shandong Port Group melarang kapal tanker yang dikenai sanksi untuk singgah di pelabuhannya di sejumlah kota di China Timur.

    “Akibatnya, China, pembeli utama minyak mentah Iran, juga akan beralih ke minyak Timur Tengah yang lebih berat dan kemungkinan besar akan memaksimalkan penyerapan minyak mentah Kanada dari jaringan pipa Trans-Mountain (TMX),” tambah Tchilinguirian.

     

    (luc/luc)

  • Negara NATO dan UE Ancam Veto Bantuan Perang untuk Ukraina

    Negara NATO dan UE Ancam Veto Bantuan Perang untuk Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina telah membuat sejumlah negara NATO dan Uni Eropa, yang secara umum berada di pihak Kyiv, mulai mempertimbangkan kembali dukungannya.

    Perdana Menteri Slovakia Robert Fico mengancam akan memveto inisiatif Uni Eropa yang bertujuan membantu Kyiv, serta mengambil tindakan individual terhadap Ukraina jika Presiden Volodymyr Zelensky terus mengambil langkah-langkah yang merugikan blok tersebut “demi alasan politik.”

    Ancaman ini disampaikan Fico dalam wawancara dengan penyiar lokal ta3 pada Minggu (12/11/2025), di tengah perselisihan terkait transit gas yang sedang berlangsung antara Slovakia dan Kyiv.

    Ukraina memutuskan untuk menghentikan transit gas alam Rusia ke Uni Eropa mulai tahun ini, yang secara efektif memutus aliran gas ke beberapa negara Uni Eropa, termasuk Austria, Italia, dan Slovakia.

    “Jika Presiden Zelensky memutuskan untuk merugikan seluruh Uni Eropa murni demi alasan politik, saya berbicara atas nama pemerintah Slovakia bahwa ketika ada bantuan untuk Ukraina di meja perundingan, saya akan memveto,” kata Fico, dilansir RT.

    Langkah-langkah balasan lain terhadap Kyiv yang dipertimbangkan Slovakia termasuk menghentikan pasokan listrik darurat ke Ukraina, menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan, atau memotong manfaat yang diterima para pengungsi Ukraina yang tinggal di Slovakia.

    Fico mengulangi tuduhannya terhadap Kyiv, dengan menyatakan bahwa setengah dari uang yang dikirim ke Ukraina “ditakdirkan” untuk dicuri. Ketika diminta untuk menjelaskan lebih lanjut, Fico tidak memberikan rincian spesifik, tetapi berargumen bahwa korupsi yang merajalela di Ukraina adalah pengetahuan umum.

    Fico, yang telah lama menjadi kritikus terhadap bantuan Barat yang terus-menerus untuk Kyiv, berpendapat bahwa Ukraina tidak dapat mengalahkan Rusia di medan perang dan seharusnya mencari solusi diplomatik untuk konflik tersebut. Segera setelah menjabat pada akhir 2023, Fico menghentikan bantuan militer ke Ukraina dan berjanji akan memveto potensi akses negara tersebut ke blok NATO yang dipimpin AS.

    Hubungan yang sudah tegang antara Bratislava dan Kyiv semakin memburuk di tengah perselisihan gas. Slovakia, yang tidak memiliki akses laut, sangat bergantung pada pasokan Rusia, mendapatkan lebih dari 50% gasnya melalui sistem transit Ukraina.

    Fico mengaku merasa “muak” dengan Zelensky kadang-kadang, dengan menyatakan bahwa dia tidak “di sini untuk berpegangan tangan” dengan Zelensky.

    “Dia berkeliaran di Eropa mengemis dan memeras, meminta uang kepada orang lain,” kata Fico kepada komite urusan luar negeri parlemen Slovakia. “Ini harus dihentikan.”

    Adapun Ukraina menolak memperbarui kontrak gas dengan alasan ingin menghapus keuntungan Rusia. Perdana Menteri Denis Shmigal menegaskan minggu lalu bahwa Kyiv tidak berencana menandatangani kontrak lain dengan Moskow.

    (luc/luc)

  • Ukraina Ngamuk, Fasilitas Militer Rahasia Rusia Dibombardir Drone

    Ukraina Ngamuk, Fasilitas Militer Rahasia Rusia Dibombardir Drone

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ukraina kembali melakukan serangan drone ke lokasi fasilitas militer rahasia Rusia pekan lalu. Fasilitas yang berkontribusi pada upaya militer Moskow telah menjadi target utama serangan drone dan rudal Kyiv.

    Andriy Kovalenko, kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengatakan di Telegram bahwa serangan itu menargetkan “fasilitas militer yang disamarkan”.

    “Rusia menyamarkan pabrik militer sebagai pabrik biasa, mencoba menyembunyikan produksi sebenarnya. Namun, semuanya sudah diketahui,” kata Kovalenkov, seperti dikutip Newsweek, Senin (13/1/2025).

    Saluran berita independen Astra melaporkan bahwa serangan pesawat nirawak tersebut menyebabkan kebakaran di kawasan industri di kota Gatchina di wilayah Leningrad, yang menampung beberapa pabrik.

    Sementara media milik negara Tass melaporkan bahwa satu kebakaran telah melanda fasilitas produksi aseton. Kementerian Darurat Rusia kemudian melaporkan bahwa api telah padam. Astra, mengutip otoritas setempat, mengatakan ledakan tersebut menyebabkan bahan kimia beracun tumpah keluar dari pabrik tetapi tidak ada korban yang dilaporkan.

    Kebakaran tersebut kemudian berhasil dipadamkan, imbuhnya. Astra melaporkan bahwa sebuah perusahaan transportasi bermotor, yang berlokasi di dekat lokasi kebakaran, bisa jadi menjadi target Ukraina.

    Kebakaran juga terjadi di Chaltyr, yang berlokasi di wilayah Rostov, sebagai akibat dari serangan tersebut. Target serangan tersebut adalah Pabrik Batu Bata Chaltyr, menurut @NOELreports, akun pro-Ukraina di X, yang sebelumnya bernama Twitter, yang mengutip pernyataan pejabat Ukraina.

    Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat lalu mengatakan bahwa selama serangan semalam, mereka mencegat dan menghancurkan total 40 pesawat nirawak Ukraina di atas Rostov, Kursk, Voronezh, Bryansk, Krasnodar, Belgorod, dan Laut Azov.

    Gubernur Rostov Yury Slyusar mengatakan di Telegram bahwa kebakaran telah terjadi di fasilitas industri yang tidak disebutkan secara rinci seluas 2.000 meter persegi sebagai akibat dari “serangan udara musuh yang besar.”

    “Pasukan dan aset pertahanan udara menangkis serangan udara musuh besar-besaran di wilayah Rostov. Saat ini, 16 UAV telah dihancurkan dan diredam oleh peperangan elektronik,” kata Slyusar.

    Serangan skala besar terbaru telah menyerang sedikitnya tiga fasilitas industri. Jika, seperti yang diklaim Ukraina, situs-situs ini beroperasi sebagai pusat dukungan rahasia bagi militer Rusia, serangan itu dapat berdampak besar pada upaya perang Moskow.

    (sef/sef)

  • Zelensky Tawari Kim Jong Un Tukar Tentara Korut dengan Tentara Ukraina yang Ditawan Rusia – Halaman all

    Zelensky Tawari Kim Jong Un Tukar Tentara Korut dengan Tentara Ukraina yang Ditawan Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina siap menyerahkan tentara Korea Utara kepada pemimpin mereka, Kim Jong Un, jika ia dapat mengatur pertukaran mereka dengan tentara Ukraina yang ditawan di Rusia.

    “Ukraina siap menyerahkan tentara Kim Jong Un kepadanya jika ia dapat mengatur pertukaran mereka dengan para prajurit kami yang ditawan di Rusia,” kata Zelensky di platform media sosial X, Minggu (12/1/2025).

    “Selain tentara pertama yang ditangkap dari Korea Utara, niscaya akan ada lebih banyak lagi. Hanya masalah waktu sebelum pasukan kita berhasil menangkap yang lain,” kata Zelensky. 

    Zelensky mengunggah video pendek yang memperlihatkan interogasi dua orang yang disodorkan sebagai tentara Korea Utara.

    Salah satu dari mereka berbaring di tempat tidur dengan tangan diperban, yang lain duduk dengan perban di rahangnya.

    Salah satu dari mereka mengatakan melalui seorang penerjemah bahwa ia tidak tahu bahwa ia sedang berperang melawan Ukraina dan hanya diberi tahu ia sedang dalam latihan.

    Ia mengatakan bahwa ia bersembunyi di tempat penampungan selama serangan dan ditemukan beberapa hari kemudian.

    Ia mengatakan diperintahkan untuk kembali ke Korea Utara dan ia akan melakukannya, tetapi ia juga siap untuk tinggal di Ukraina jika diberi kesempatan.

    Zelensky mengatakan bagi para tentara Korea Utara yang tidak ingin pulang, mungkin ada pilihan lain yang tersedia.

    “Mereka yang menyatakan keinginan untuk membawa perdamaian lebih dekat dengan menyebarkan kebenaran tentang perang ini dalam (bahasa) Korea akan diberi kesempatan itu,” ujarnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Sebelumnya, Zelensky pada hari Sabtu mengatakan bahwa Ukraina telah menangkap dua tentara Korea Utara di wilayah Kursk Rusia.

    Ini adalah pertama kalinya Ukraina mengumumkan penangkapan tentara Korea Utara dalam keadaan hidup sejak mereka membantu Rusia dengan memasuki perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun musim gugur lalu.

    Penilaian Ukraina dan Barat mengatakan sekitar 11.000 tentara dari sekutu Rusia, Korea Utara, telah dikerahkan di wilayah Kursk untuk mendukung pasukan Moskow.

    Rusia tidak membenarkan atau membantah kehadiran mereka.

    Sebelumnya, Rusia menegaskan apapun keputusan bersama antara Rusia dan Korea Utara adalah terkait perjanjian bilateral dan bukan urusan negara lain.

    Sementara itu, Zelensky mengatakan pasukan Rusia dan Korea Utara telah menderita kerugian besar.

    Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

  • Garis Depan Tinggal 6,5 Km dari Dnepropetrovsk, Desa Dachnoye ‘Dimusnahkan’ – Halaman all

    Garis Depan Tinggal 6,5 Km dari Dnepropetrovsk, Desa Dachnoye ‘Dimusnahkan’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pasukan Rusia telah merajalela di wilayah barat daya Donetsk, Ukraina timur.

    Dua kota yang paling strategis di wilayah tersebut yaitu Pokrovsk dan Kurakhovo telah dilewati oleh para prajurit Vladimir Putin.

    Kota industri dan energi thermal yang juga menjadi pendukung logistik, Khurakhovo bahkan telah sepenuhnya dikuasai oleh Rusia.

    Sementara berjarak 30 kilometer di utaranya, yaitu Pokrovsk, pasukan Rusia telah melewati barat kota. Garis depan peperangan telah mencapai 6,5 kilometer ke arah oblast Dnepropetrovsk.

    Informasi publik militer Ukraina, Deep State melaporkan, Rusia telah merebut desa Solenoye, sebelah selatan Pokrovsk. Rusia juga telah memotong desa Konstantinovka di barat daya yang bisa digunakan untuk memotong jalur militer Ukraina.

    Meski front telah mendekat, masih belum diketahui apakah Rusia akan terus menyerbu oblast (wilayah setingkat provonsi) lainnya yaitu Dnepropetrovsk atau memilih berbelok ke utara dan memblokade Pokrovsk dari barat. 

    Pasukan Ukraina memang masih menjaga kota Pokrovsk hingga invasi Rusia hari ke 1.053, yang kini menjadi benteng terkuat Ukraina di Donetsk yang belum ditaklukkan.

    Namun dipercaya bahwa penaklukan kota Pokrovsk hanya tinggal menunggu waktu saja, mengingat jumlah pasukan dan senjatanya tidak seimbang dengan pasukan Moskow yang memiliki persenjataan lengkap.

    Sementara tentara Rusia juga telah mendekat dari selatan, timur dan utara kota. Sementara di dalam kotanya terus digempur dengan bom berpemandu dan drone kamikaze.

    Ukrinform melaporkan bahwa sektor Pokrovsk menjadi sektor peperangan terpanas di mana Rusia terus menjatuhkan bom berpemandu dari pesawat tempur mereka hingga Sabtu 911/1/2024) malam.

    Aktivitas terberat penjajah Rusia tetap berada di wilayah Baranivka, Yelyzavetivka, Promin, Lysivka, Zelene, Novyi Trud, Zvirivka, Novoandriivka, Uspenivka, Sloviansk, dan Kostiantynopil. 

    Para pembela Ukraina dengan berani mempertahankan garis pertahanan, setelah menangkis 52 serangan musuh, dengan 11 bentrokan masih berlangsung. Pokrovsk dan Novopavlivka telah dihantam bom udara berpemandu.

    Menurut perkiraan awal, pasukan Ukraina menewaskan 189 dan melukai 188 penjajah hari ini. Satu tank, dua pengangkut personel lapis baja, tiga kendaraan, dan antena UAV Rusia hancur. Selain itu, dua kendaraan rusak.

    Desa Dachnoye Dihujani Bom

    Di poros Kurakhovo sendiri, dikutip dari Strana, pasukan Rusia bergerak maju ke arah barat Kurakhovo yang sebelumnya telah direbut dan menuju desa Dachnoye dan Yantarnoye.

    Saluran Telegram militer Ukraina, Deep State, menulis tentang hal ini, dengan menerbitkan peta operasi militer.

    Saat ini, musuh sedang “memusnahkan” Dachnoye dengan bom udara; infanteri Rusia juga telah terlihat di area pabrik pengolahan limbah di sebelah barat Kurakhovo.

    “Musuh sedang menembaki penyeberangan antara Ulakli dan Konstantinopel dengan artileri laras. Kelompok pengintai berusaha mendekati Andreyevka dari timur,” lapor saluran Telegram tersebut.

    Peta operasi militer

    Mari kita ingat bahwa hari ini Deep State melaporkan bahwa kota Kurakhovo telah sepenuhnya direbut oleh tentara Rusia.

    Sebelumnya, Rusia menduduki sebuah desa di dekat Pokrovsk untuk memutus rute ke Konstantinovka.

    Perang di Ukraina berlanjut hingga hari ke-1053. Berita terbaru dengan peristiwa utama pada 11 Januari 2025 – di situs daring kami yang diperbarui. (Strana/Ukrinform/Pravda)

  • Tentara Korut yang Ditangkap Ukraina Ngaku Dirinya Pergi ke Rusia untuk Latihan Bukan Perang – Halaman all

    Tentara Korut yang Ditangkap Ukraina Ngaku Dirinya Pergi ke Rusia untuk Latihan Bukan Perang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ukraina telah menangkap dua tentara Korea Utara di wilayah Kursk, Rusia.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa para prajurit Korea Utara itu telah dibawa ke Kyiv dan sedang diinterogasi oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU).

    “Seperti halnya semua tawanan perang, kedua tentara Korea Utara ini menerima bantuan medis yang diperlukan,” kata Zelensky, dikutip dari Reuters.

    Setelah diinterogasi dan mendapatkan perawatan medis, Zelensky mengatakan bahwa wartawan akan diberi akses untuk berbicara dengan kedua tentara Korea Utara itu.

    Kyiv mengatakan bahwa pasukan Korea Utara bertempur di wilayah Kursk, tempat Ukraina melancarkan serangan pada bulan Agustus.

    Rusia tidak membenarkan maupun membantah kehadiran pasukan Korea Utara di Kursk, dan tidak ada reaksi langsung dari Moskow maupun Pyongyang terhadap laporan terbaru tersebut.

    Ukraina sebelumnya mengatakan pihaknya menangkap tentara Korea Utara dalam pertempuran, tetapi mereka terluka parah dan meninggal tak lama setelah itu.

    Sementara itu, salah satu tentara Korea Utara mengatakan bahwa ia mengira dirinya pergi ke Rusia untuk pelatihan, bukan untuk berperang melawan Ukraina.

    SBU mengatakan, pihaknya telah menginterogasi kedua tentara tersebut melalui penerjemah Korea bekerja sama dengan Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) karena mereka tidak berbicara bahasa Ukraina, Rusia, atau Inggris.

    Dikutip dari Yonhap, dikatakan bahwa salah satu tentara memiliki kartu identitas militer Rusia atas nama orang lain yang terdaftar di Rusia.

    Tentara itu mengatakan bahwa dia diberi dokumen tersebut pada musim gugur lalu ketika ia mengatakan beberapa unit Korea Utara ikut serta dalam acara pelatihan selama satu minggu dengan pasukan Rusia.

    “Patut dicatat bahwa tahanan tersebut menekankan bahwa ia diduga pergi untuk mengikuti pelatihan, bukan untuk berperang melawan Ukraina,” kata SBU dalam rilisnya.

    Warga Korea Utara dengan kartu identitas militer Rusia itu mengaku lahir pada 2005 dan telah bertugas di militer Korea Utara sejak 2021.

    Sementara, warga negara lainnya lahir pada 1999 dan telah bertugas sejak 2016 sebagai penembak jitu pengintai, kata SBU, mengutip informasi awal.

    SBU juga merilis rekaman video yang tampaknya memperlihatkan dua pria yang ditangkap — keduanya diperban karena terlihat terluka.

    Badan mata-mata Korea Selatan kemudian mengonfirmasi penangkapan kedua tentara tersebut oleh Ukraina, dan mengutip pernyataan salah satu dari mereka yang mengatakan bahwa telah terjadi korban yang “cukup besar” di antara tentara Korea Utara di Rusia.

    “(Kami) akan terus berbagi informasi terkait tahanan Korea Utara dalam kerja sama yang erat dengan otoritas intelijen Ukraina,” kata NIS.

    NIS menambahkan bahwa tentara yang terluka tidak berada dalam kondisi kritis.

    Korea Utara diperkirakan telah mengirim sekitar 11.000 tentara untuk mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina, menurut pejabat Korea Selatan.

    NIS mengatakan kepada para anggota parlemen bulan lalu bahwa sedikitnya 100 warga Korea Utara telah terbunuh, dengan sekitar 1.000 lainnya terluka.

    Operasi Khusus Ukraina

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato video bahwa pasukan Koea Utara telah ditangkap oleh pasukan khusus Ukraina yang bekerja bersama pasukan terjun payung.

    Dikutip dari Reuters, pasukan khusus mengunggah video yang direkam dari pesawat nirawak yang mengklaim memperlihatkan sebagian operasi.

    Video itu memperlihatkan lima orang mengenakan pakaian ghillie di kawasan hutan, meskipun detail lainnya sulit diketahui.

    Sebuah video yang diunggah oleh SBU memperlihatkan dua orang yang ditangkap. Salah satu rahangnya diperban karena luka, sementara yang lain minum menggunakan sedotan.

    Seorang dokter yang diwawancarai untuk video SBU, yang tidak disebutkan namanya dan wajahnya diburamkan, mengatakan salah satu prajurit mengalami luka di wajah dan akan dirawat oleh dokter gigi, sementara prajurit lainnya mengalami luka terbuka dan patah tulang kaki bagian bawah.

    (Tribunnews.com/Whiesa)