kab/kota: Moskow

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1061: Pasukan Rusia Kuasai 2 Permukiman di Wilayah Donetsk, Ukraina – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1061: Pasukan Rusia Kuasai 2 Permukiman di Wilayah Donetsk, Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah sejumlah peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina, yang telah memasuki hari ke-1061 pada Minggu (19/1/2025).

    Pada Sabtu (18/1/2025), Moskow melaporkan bahwa pasukan Rusia telah menguasai dua permukiman di wilayah Donetsk, Ukraina timur.

    Dengan pencapaian ini, Rusia berhasil maju menuju front barat.

    Simak peristiwa lainnya berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1061:
    Pasukan Rusia Kuasai Dua Permukiman di Wilayah Donetsk, Ukraina

    Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, pasukannya kini menguasai Petropavlivka, sebuah desa antara kota Pokrovsk dan Kurakhove, yang telah menjadi titik fokus pertempuran sengit dalam beberapa bulan terakhir.

    Selain itu, Rusia juga mengeklaim, penangkapan Vremivka, salah satu kota kecil di selatan wilayah Donetsk.

    Sementara itu, pernyataan militer Ukraina tidak mengonfirmasi kehilangan kedua desa tersebut, meskipun menyebutkan adanya pertempuran hebat di sekitar Pokrovsk.

    Serangan Udara Rusia ditembak Jatuh Ukraina

    Pada Sabtu (18/1/2025) malam, Rusia meluncurkan 39 pesawat nirawak Shahed, pesawat nirawak simulator lainnya, dan empat rudal balistik, menurut laporan Angkatan Udara Ukraina.

    Pasukan pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh dua rudal dan 24 pesawat nirawak, The Guardian melaporkan.

    Selain itu, sebanyak 14 simulator pesawat nirawak lainnya dilaporkan hilang di lokasi serangan tersebut.

    Situs Industri Rusia Disasar Drone Ukraina

    Pada Sabtu (18/1/2025), pejabat setempat mengonfirmasi bahwa serangan pesawat nirawak Ukraina telah membakar situs industri di wilayah Kaluga dan Tula, Rusia.

    Menanggapi serangan tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa 46 pesawat nirawak Ukraina berhasil dihancurkan di seluruh negeri pada malam sebelumnya.

    Zelensky Umumkan Sanksi Baru

    Dikutip dari Suspilne, Presiden Volodymyr Zelensky mengumumkan bahwa Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina (NSDC) menyiapkan keputusan baru mengenai sanksi.

    Pernyataan ini disampaikan oleh Zelensky dalam pidatonya pada Sabtu (18/1/2025).

    “Sedang dipersiapkan keputusan baru mengenai sanksi dari NSDC, dan keputusan itu akan diumumkan besok,” kata Zelensky tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Selain itu, Presiden Zelensky juga mengapresiasi kinerja petugas penegak hukum Ukraina yang disebutnya melakukan pekerjaan “sangat baik.”

    “Dinas Keamanan Ukraina, Kepolisian Nasional, dan kantor kejaksaan kami tengah berperang melawan pengkhianat dan berbagai skema yang berusaha melemahkan negara dan masyarakat Ukraina,” ucapnya.

    “Setiap orang yang berusaha melawan Ukraina dan hukum di negara ini harus ingat apa yang akan terjadi sebagai akibat dari tindakan mereka,” tegasnya.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Presiden Iran Kunjungi Rusia, Teken Perjanjian Pertahanan dengan Putin

    Presiden Iran Kunjungi Rusia, Teken Perjanjian Pertahanan dengan Putin

    Moskow

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian berkunjung ke Rusia dan bertemu langsung dengan Presiden Vladimir Putin. Dalam pertemuan ini, keduanya menandatangani kemitraan strategis selama 20 tahun yang akan memperdalam hubungan militer kedua negara, yang kemungkinan memicu kekhawatiran Barat.

    Di bawah perjanjian tersebut, seperti dilansir Reuters, Sabtu (18/1/2025), Teheran dan Moskow akan meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk dinas keamanan, latihan militer, kunjungan kapal perang ke pelabuhan masing-masing, dan latihan gabungan untuk perwira militer.

    Menurut teks perjanjian tersebut, kedua negara tidak akan membiarkan wilayah mereka digunakan untuk tindakan apa pun yang mengancam negara lainnya dan tidak akan memberikan bantuan kepada agresor yang menyerang salah satu negara.

    Disebutkan juga bahwa kedua negara akan bekerja sama dalam melawan ancaman militer.

    Namun perjanjian tersebut tidak mencakup klausul pertahanan bersama seperti yang dimuat dalam perjanjian antara Rusia dan Korea Utara (Korut), yang menurut Barat, telah melibatkan pasukan Pyongyang dalam perang melawan Ukraina — hal ini tidak pernah dikonfirmasi juga tidak disangkal oleh Moskow.

    Juga tidak disebutkan secara spesifik mengenai transfer senjata, yang menjadi perhatian khusus Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya. Namun kedua negara telah mengatakan mereka akan mengembangkan “kerja sama militer-teknis”.

    Putin, saat mengomentari perjanjian ini, mengatakan Rusia dan Iran memiliki banyak pandangan yang sama mengenai urusan internasional.

    Tonton juga Video: Iran Gelar Latihan Perang, Siap Hadapi Israel dan Ancaman Trump

  • Pererat Hubungan Rusia-Iran, Putin & Pezeshkian Setujui Pakta Kerja Sama Militer Berdurasi 20 Tahun – Halaman all

    Pererat Hubungan Rusia-Iran, Putin & Pezeshkian Setujui Pakta Kerja Sama Militer Berdurasi 20 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Iran, Masoud Pezeshkian, resmi memperdalam hubungan militer antara kedua negara mereka pada hari Jumat (17/1/2025).

    Komitmen tersebut resmi terjadi setelah keduanya menandatangani kemitraan strategis selama 20 tahun yang kemungkinan akan menjadi perhatian bagi negara-negara Barat. 

    Dikutip dari Reuters, melalui perjanjian tersebut, Rusia dan Iran akan meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk layanan keamanan mereka, latihan militer, kunjungan kapal perang, dan pelatihan bersama bagi perwira.

    Kedua negara juga sepakat untuk tidak membiarkan wilayah mereka digunakan untuk tindakan yang mengancam negara lainnya dan tidak akan memberikan bantuan kepada agresor yang menyerang salah satu negara, menurut pakta tersebut.

    Melalui pakta tersebut, Iran dan Rusia juga menyatakan bahwa mereka akan bekerja sama untuk mengatasi ancaman militer.

    Namun, perjanjian tersebut tidak mencakup klausul pertahanan bersama seperti yang ada dalam perjanjian antara Rusia dan Korea Utara.

    Adapun klausul yang telah dibuat oleh Rusia bersama Korea Utara tersebut menjadi sorotan negara-negara Barat karena dituding jadi penyebab pengerahan pasukan Korea Utara untuk berperang di Ukraina.

    Moskow sendiri belum mau mengonfirmasi ataupun membantah tudingan dari negara-negara barat tersebut meskipun beberapa tentara dari Korea Utara sudah ditangkap oleh pihak Ukraina.

    Sementara itu terkait topik persenjataan, tidak ada penyebutan khusus mengenai transfer senjata dalam pakta antara Iran dan Rusia.

    Kedua belah pihak hanya menyatakan bahwa Rusia dan Iran akan bersama-sama mengembangkan “kerja sama militer-teknis”.

    Pezeshkian, yang melakukan kunjungan pertama ke Kremlin setelah memenangkan pemilihan presiden pada Juli lalu, memuji perjanjian tersebut sebagai babak baru yang penting dalam hubungan bilateral bersama Rusia.

    Sementara itu, Putin mengatakan Moskow dan Teheran memiliki pandangan yang sama dalam banyak hal terkait urusan internasional.

    “Perjanjian ini menciptakan kondisi yang lebih baik untuk kerja sama bilateral di semua bidang,” kata Putin.

    “Kita membutuhkan lebih sedikit birokrasi dan lebih banyak tindakan konkret. Apa pun kesulitan yang diciptakan oleh pihak lain, kita akan mampu mengatasinya dan maju ke depan,” tambah Putin, merujuk pada sanksi Barat terhadap kedua negara. 

    Putin mengatakan Rusia secara teratur memberi informasi kepada Iran tentang apa yang terjadi dalam konflik Ukraina dan bahwa mereka sering berkonsultasi tentang peristiwa di Timur Tengah dan wilayah Kaukasus Selatan.

    Putin juga mengatakan bahwa pekerjaan untuk membangun pipa gas yang membawa gas Rusia ke Iran melalui Azerbaijan sedang berlangsung meskipun menghadapi kesulitan.

    Dia menambahkan, meskipun ada penundaan dalam pembangunan reaktor nuklir baru untuk Iran, Putin juga terbuka untuk mengambil lebih banyak proyek nuklir yang ditawarkan Teheran.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Rusia Pelan-pelan Matikan Kota Pokrovsk Ukraina, Hancurkan Tambang Batu Bara di Pusat Logistik – Halaman all

    Rusia Pelan-pelan Matikan Kota Pokrovsk Ukraina, Hancurkan Tambang Batu Bara di Pusat Logistik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, RUSIA – Militer Federasi Rusia terus mengancam kota strategis terakhir Ukraina di wilayah Donbas, Pokrovsk, oblast (provinsi) Donetsk.

    Tak seperti penaklukan kota-kota lainnya yang dilakukan dengan frontal dan menimbulkan banyak korban di dua belah pihak, kali ini pasukan Moskow berusaha mematikan kota itu secara pelan-pelan.

    Meski telah menguasai wilayah barat, selatan dan timur kota yang menjadi pusat logistik militer Ukraina tersebut, Rusia berusaha menghindari perang kota.

    Pada Rabu (15/1/2025) kemarin, saluran publik militer Ukraina, DeepState melalui Telegram melaporkan wilayah pinggiran barat daya Pokrovsk telah sepenuhnya dikuasai.

    Kotlino yang menjadi desa yang dilintasi rel kereta pun telah dikendalikan oleh Rusia.

    Ini artinya Ukraina tak bisa lagi menggunakan kereta mereka untuk mengirimkan logistik atau anggota militernya.

    “Musuh telah mencapai jalan dan rel kereta api di barat daya desa, dan juga berusaha menerobos ke pemukiman itu sendiri,” lapor Deep State dikutip dari Strana, Kamis.

    Deep State juga menyebutkan merangseknya Rusia di barat Pokrovsk tersebut untuk mengepung kota itu. 

    Mereka menyisakan wilayah utara untuk memberi kesempatan bagi Ukraina untuk mundur dan meninggalkan kota.

    Saluran tersebut memperkirakan Rusia terus berusaha mengambil alih jalur logistik dan mengendalikan serangan ke dalam kota.

    Angkatan udara Rusia hingga kini terus membombardir dalam kota dengan bom berpemandu dan drone FPV kamikaze yang menggunakan serat optik hingga sulit dihentikan oleh pasukan Kiev.

    Sementara jalan tol jalur Pokrovsk menuju kota Pavlograd di oblast Dnepropetrovsk. 

    Jalur ini, jelas Deep State, terus dijatuhi bom FAB yang memiliki daya ledak tinggi sehingga sangat berisiko.

    “Serangan bom berpemandu Rusia terus dijatuhkan. Sasarannya adalah jalan dari Pavlograd ke Pokrovsk, yang sudah berada di zona risiko untuk pergerakan,” kata laporan itu.

    Deep State juga menulis tentang aktivitas tentara Rusia ke arah Udachny, yang dapat menjadi benteng bagi Rusia di daerah ini, dan sebagai hasilnya mereka akan mengkonsolidasikan pergerakan mereka menuju perbatasan wilayah Donetsk.

    “Operasi penyerangan sedang dilakukan ke arah Zverevo dari desa Peschanoye, serta konsolidasi dan saturasi dengan sumber daya desa Shevchenko, yang telah diduduki musuh secara efektif dan membentuk benteng tertentu darinya,” saluran itu menambahkan.

    Media asal Kiev, Ukrinform mengabarkan pada sektor Pokrovsk ini terjadi pertempuran paling sengit dalam 24 jam terakhir.

    Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina menyebutkan hingga Rabu malam pukul 24.00 waktu setempat, terjadi hampir seratus pertempuran.

    Pasukan Ukraina menghentikan 70 serangan musuh di dekat Yantarne, Novotoretske, Promin, Zelene, Novyi Trud, Zvirove, Uspenivka, Novoandriivka, Petropavlivka, dan Shevchenko.

    Hancurkan Tambang Batu Bara

    Sementara itu militer Ukraina meledakkan lokasi tambang batu bara di barat daya Pokrovsk. 

    Tindakan tersebut dilakukan karena pasukan Rusia telah mendekat dan jaraknya sudah kurang dari 2 kilometer.

    “Tambang batu bara diledakkan untuk mencegah militer Rusia memindahkan pasukannya secara diam-diam,” demikian ditulis media AS The New York Times.

    Pintu masuk tambang nomor 3 terlalu berbahaya karena serangan Rusia yang dilakukan terus menerus, letaknya yang sangat dekat dengan garis depan tersebut bisa dijadikan benteng Rusia.

    Pertambangan batu bara di Pokrovsk berupa lubang-lubang di dalam tanah yang cukup panjang. 

    Kini gua-gua tersebut banyak yang telah dihancurkan untuk menghindari dijadikan benteng Rusia dan tempat musuh menggalang kekuatan baru.

    Para penambang mengatakan kepada wartawan bahwa pintu masuk ke tambang No. 3 menjadi terlalu berbahaya karena pemboman Rusia yang terus-menerus. 

    Terletak paling dekat dengan garis depan, pintu masuk berada di desa Pishchane.

    Oleh karena itu, pada awal Desember 2024, para penambang mulai diturunkan melalui pintu masuk yang berbeda, yang membuat penurunan memakan waktu lebih lama, sekitar dua jam. 

    Untuk kembali, para penambang menggunakan ban berjalan yang mengangkut batu bara yang baru saja mereka tambang.

    Serangan Rusia terkadang mengganggu pasokan listrik dan sistem ventilasi, sehingga memaksa para penambang untuk mengungsi. 

    Namun, menjaga agar tambang tetap beroperasi selama mungkin sangat penting bagi ekonomi Ukraina, karena tambang tersebut memasok batu bara dengan mutu yang dibutuhkan oleh para pembuat baja Ukraina.

    NYT juga melaporkan bahwa bahan peledak ditanam di dua tambang lain milik Metinvest, perusahaan yang mengoperasikan tambang di dekat Pishchane, yang masih berada di bawah kendali Ukraina. Namun, masih belum jelas apakah bahan peledak ini telah diledakkan.

    Laporan menunjukkan bahwa Grup Metinvest milik oligarki Ukraina Rinat Akhmetov, produsen baja terbesar di negara itu, telah menghentikan operasi di lokasi penambangan batu baranya di desa Pishchane.

    Lokasi tersebut menyumbang sekitar setengah dari total produksi batu bara Metinvest di Ukraina.

    Batu bara produksi Pokrovsk merupakan produk berkualitas tinggi yang digunakan untuk peleburan di pabrik baja.

    Perang di Ukraina telah berlangsung selama 1057 hari. 

    Rusia mengumumkan penangkapan Neskuchnoye, yang berada di sebelah selatan Velyka Novosilka di wilayah Donetsk. 

    Tentara Rusia juga terus maju di dekat Pokrovsk dan Kurakhovo. 

    Di sebelah barat Kurakhovo dan Shevchenko, Rusia mencapai pinggiran Andreyevka, yang secara strategis penting untuk mengendalikan jalan raya menuju Zaporozhye. (Pravda/Ukrinform/Strana/The New York Times)

  • AS Lempar ‘Bom’ ke Rusia: Dunia Waspada, China-India Kelabakan

    AS Lempar ‘Bom’ ke Rusia: Dunia Waspada, China-India Kelabakan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menjatuhkan sanksi terhadap produsen minyak dan kapal tanker Rusia membuat tarif angkutan supertanker melonjak. Sejumlah pedagang bergegas memesan kapal untuk mengirim pasokan dari negara lain ke China dan India.

    Mengutip Reuters, Rabu (15/1/2025), kilang China dan India mencari pasokan bahan bakar alternatif karena mereka beradaptasi dengan sanksi baru AS yang berat terhadap produsen dan tanker Rusia, yang dirancang untuk mengekang pendapatan eksportir minyak terbesar kedua dunia itu karena serangannya ke Ukraina.

    Banyak kapal tanker itu telah digunakan untuk mengirimkan minyak ke India dan China karena sanksi Barat dan batasan harga yang diberlakukan oleh negara-negara Kelompok Tujuh, yang mengalihkan perdagangan minyak Rusia dari Eropa ke Asia. Beberapa kapal tanker Moskow juga telah mengirimkan minyak dari Iran, yang juga sedang dikenai sanksi.

    “Tindakan AS terbaru berarti sekitar 35% dari sekitar 669 tanker armada bayangan yang terlibat dalam pengiriman minyak Rusia, Venezuela, dan Iran telah terkena sanksi oleh AS, Inggris, atau Uni Eropa,” menurut analisis oleh Lloyd’s List Intelligence.

    Para analis mengatakan ketersediaan tanker dapat semakin ketat karena para pedagang mencari kapal-kapal yang tidak diberi sanksi untuk mengirim minyak mentah Rusia dan Iran.

    “Kami memperkirakan kapal-kapal baru akan ditarik ke armada bayangan selama beberapa bulan mendatang, banyak di antaranya yang baru dalam perdagangan ini, sehingga memperketat pasokan di pasar angkutan barang yang tidak diberi sanksi,” kata analis Kpler dalam sebuah catatan.

    Trader minyak mengatakan tarif angkutan untuk Kapal Pengangkut Minyak Mentah Sangat Besar (VLCC), yang dapat mengangkut 2 juta barel minyak mentah melalui rute-rute utama, melonjak setelah Unipec, cabang perdagangan kilang minyak terbesar asal China, Sinopec, menyewa beberapa supertanker pada hari Jumat.

    “Unipec juga minggu lalu membeli beberapa kargo minyak mentah dari Eropa dan Afrika, termasuk 2 juta barel minyak mentah Norwegia Johan Sverdrup, 1 juta barel minyak mentah Sangomar Senegal, Ten Blend Ghana, Djeno Angola dan lainnya,” kata para trader.

    “Sejak Jumat, Unipec telah memesan delapan tanker untuk mengirim minyak dari Timur Tengah,” ujar data pemesanan tanker menunjukkan pada hari Selasa.

    Setiap hari, seorang pialang kapal mengatakan, tarif pada rute Timur Tengah ke China , yang dikenal sebagai TD3C, telah melonjak 39% sejak Jumat menjadi US$ 37.800 (Rp 616 juta) tertinggi sejak Oktober. Tarif pengiriman untuk pengiriman minyak Rusia ke China juga melonjak menyusul sanksi tersebut.

    “Tarif angkutan untuk tanker berukuran Aframax untuk mengirim minyak mentah campuran ESPO dari pelabuhan Pasifik Rusia di Kozmino ke China Utara meningkat lebih dari dua kali lipat pada hari Senin menjadi US$ 3,5 juta (Rp 57 miliar) karena pemilik kapal meminta premi besar karena terbatasnya tonase yang tersedia untuk rute tersebut,” data S&P Global Commodity Insights menunjukkan.

    Yang menambah ketatnya situasi, tanker yang terkena sanksi terdampar di luar provinsi Shandong di timur China , tidak dapat membongkar muatan menyusul larangan yang diberlakukan oleh Shandong Port Group sebelum pengumuman Washington pada hari Jumat.

    Perusahaan analisis tanker Vortexa memperkirakan bahwa lebih dari 85% pelayaran minyak mentah Rusia ke Shandong dilakukan oleh tanker yang baru saja mendapat sanksi. Ketersediaan tanker kemudian dapat diperparah karena para pedagang mencari kapal-kapal yang tidak diberi sanksi untuk mengirim minyak mentah Rusia dan Iran.

    “Kami memperkirakan kapal-kapal baru akan ditarik ke armada bayangan selama beberapa bulan mendatang, banyak di antaranya yang baru dalam perdagangan ini, sehingga memperketat pasokan di pasar angkutan barang yang tidak diberi sanksi,” kata analis Kpler dalam sebuah catatan.

    Tarif untuk VLCC dari Timur Tengah ke Singapura telah naik paling tinggi, naik worldscale (WS) 11,15 dari Jumat menjadi WS61,35. Pada rute Timur Tengah ke China, angkutan barang melonjak menjadi WS59,70, naik WS10,40, sementara tarif untuk VLCC yang membawa minyak Afrika Barat ke China naik WS9,55 menjadi WS61,44.

    “Pengiriman minyak mentah dari Teluk AS ke China sekarang akan menelan biaya US$ 6,82 juta (Rp 111 miliar) per pelayaran, naik US$ 360.000 (Rp 5,8 miliar) sejak minggu lalu,” kata seorang trader.

    (luc/luc)

  • Sekutu Putin Beri Warning, Ukraina Bakal Musnah Tahun Ini

    Sekutu Putin Beri Warning, Ukraina Bakal Musnah Tahun Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ukraina diramalkan akan musnah pada 2025. Hal ini diungkapkan langsung oleh Sekretaris Dewan Keamanan Rusia yang juga sekutu Presiden Vladimir Putin, Nikolai Patrushev.

    Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar pro-Kremlin Komsomolskaya Pravda, Selasa (15/1/2025), Patrushev memaparkan pemikirannya tentang masa jabatan kedua Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang akan datang. Diketahui, AS merupakan sekutu utama Ukraina dan Trump menjadi pengkritik besar bantuan ke Kyiv.

    Saat menjawab pertanyaan tentang kemungkinan konsesi teritorial selama negosiasi perdamaian di bawah Trump, Patrushev membuat prediksinya tentang Ukraina yang tidak lagi menjadi negara berdaulat pada akhir tahun.

    “Orang Rusia merasakan ikatan persaudaraan dengan orang Ukraina karena hubungan yang telah terjalin selama berabad-abad dengan Rusia sebelum paksaan yang keras ideologi neo-Nazi dan Russophobia yang merajalela,” tuturnya dalam wawancara yang juga dikutip Newsweek itu.

    “Ada kemungkinan bahwa pada tahun mendatang Ukraina akan benar-benar lenyap.”

    Di bagian lain wawancara, Patrushev mengkritik para pemimpin Moldova di Chișinău atas apa yang disebutnya sebagai ‘kebijakan anti-Rusia’ mereka. Ia bahkan mengatakan Moldova juga mungkin tidak lagi menjadi sebuah negara.

    “Saya tidak mengesampingkan bahwa kebijakan anti-Rusia yang agresif di Chișinău akan mengakibatkan Moldova menjadi bagian dari negara lain atau lenyap sama sekali,” tambahnya.

    Pejabat Ukraina belum menanggapi komentar Patrushev secara terbuka. Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Moldova menanggapi komentar Patrushev dalam sebuah pernyataan di kantor berita Moldova, NewsMaker.

    “Pernyataan tersebut merupakan campur tangan yang tidak dapat diterima dalam urusan internal negara kita dan ditujukan untuk mengganggu stabilitas kawasan. Republik Moldova adalah negara berdaulat yang secara konsisten mengejar jalur demokrasi dan integrasi Eropa sesuai dengan keinginan warganya,” tulis lembaga itu.

    Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Langkah ini pun akhirnya menyeret sejumlah negara Barat dalam konflik, termasuk AS, Inggris, dan sejumlah sekutunya di Eropa. Mereka memberikan bantuan besar kepada Kyiv untuk melawan pasukan Rusia, dan di sisi lain, menjatuhkan ribuan sanksi ekonomi kepada Moskow agar tak memiliki anggaran untuk perang

    Sementara itu, Rusia dan Ukraina telah meningkatkan serangan mereka satu sama lain menjelang pelantikan presiden terpilih AS Donald Trump pada 20 Januari mendatang.

    Trump mengatakan bahwa ia bermaksud menghentikan konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun dan masing-masing pihak ingin berada dalam posisi negosiasi yang paling kuat sebelum pemerintahan baru AS memulai pembicaraan untuk mengakhiri konflik.

    (luc/luc)

  • ‘Bom’ Terbesar AS ke Rusia Bikin Pening, China-India Ambil Langkah Ini

    ‘Bom’ Terbesar AS ke Rusia Bikin Pening, China-India Ambil Langkah Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah perusahaan penyulingan minyak China dan India mulai mencari pasokan alternatif. Hal ini terjadi setelah sanksi baru Amerika Serikat (AS) menyasar produsen dan kapal tanker Rusia untuk melemahkan kemampuan Negeri Beruang Merah dalam mendanai perangnya dengan Ukraina.

    Sebelumnya, Pemerintahan Presiden AS Joe Biden memberlakukan paket sanksi terluas sejauh ini yang menargetkan pendapatan minyak dan gas Rusia pada Jumat. Departemen Keuangan AS mengatakan telah menjatuhkan sanksi kepada produsen minyak Rusia Gazprom Neft serta 183 kapal yang telah mengirimkan minyak Rusia.

    Menurut Morgan Stanley, yang mengutip data dari pelacak kapal tanker Vortexa, kapal tanker yang dikenai sanksi terbaru mengangkut sekitar 1,5 juta barel minyak mentah per hari pada tahun 2024. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 1,4% dari permintaan minyak global.

    Banyak kapal tanker itu telah digunakan untuk mengirimkan minyak ke India dan China karena sanksi Barat dan batasan harga yang diberlakukan oleh negara-negara Kelompok Tujuh, yang mengalihkan perdagangan minyak Rusia dari Eropa ke Asia. Beberapa kapal tanker Moskow juga telah mengirimkan minyak dari Iran, yang juga sedang dikenai sanksi.

    Sejumlah sumber mengatakan sanksi baru tersebut akan mendorong China dan India kembali ke pasar minyak yang patuh untuk mencari lebih banyak pasokan, seperti dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika.

    “Harga minyak jenis Timur Tengah sudah meningkat. Tidak ada pilihan lain selain kita harus membeli minyak Timur Tengah. Mungkin kita juga harus membeli minyak AS,” kata seorang sumber di India.

    Sumber penyulingan India lainnya mengatakan sanksi terhadap perusahaan asuransi minyak Rusia akan mendorong Rusia untuk akhirnya memberi harga minyak mentahnya hingga di bawah US$ 60 (Rp 977.000) per barel. Ini juga merupakan langkah yang dapat diambil Moskow untuk dapat terus menggunakan asuransi dan tanker Barat.

    Kepala penelitian di Onyx Capital Group, Harry Tchilinguirian, menyebutkan perpindahan ke Timur Tengah dapat meningkatkan posisi tawar sejumlah negara di dunia Arab itu.

    “Kekuatan patokan Dubai hanya dapat meningkat dari sini karena kita cenderung melihat penawaran agresif untuk pemuatan kargo Februari dari negara-negara seperti Oman atau Murban, yang mengarah ke selisih Brent/Dubai yang lebih ketat,” tambahnya.

    Bulan lalu, pemerintahan Biden menunjuk lebih banyak kapal yang menangani minyak mentah Iran menjelang tindakan lebih keras yang diharapkan dari pemerintahan Trump yang akan datang. Ini menyebabkan Shandong Port Group melarang kapal tanker yang dikenai sanksi untuk singgah di pelabuhannya di sejumlah kota di China Timur.

    “Akibatnya, China, pembeli utama minyak mentah Iran, juga akan beralih ke minyak Timur Tengah yang lebih berat dan kemungkinan besar akan memaksimalkan penyerapan minyak mentah Kanada dari jaringan pipa Trans-Mountain (TMX),” tambah Tchilinguirian.

    Perlawanan Terhadap Sanksi

    Sejauh ini, Kremlin mengatakan sanksi tersebut berisiko mengganggu stabilitas pasar global. Presiden Rusia Vladimir Putin pun bersumpah bahwa Moskow akan berusaha melawannya.

    “Jelas bahwa AS akan terus mencoba melemahkan posisi perusahaan kami dengan cara yang tidak kompetitif, tetapi kami berharap dapat menangkalnya,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin.

    Para analis mengatakan sanksi baru tersebut kemungkinan akan mengurangi ekspor minyak Rusia dalam jangka pendek, tetapi Rusia dapat beradaptasi dengan menggunakan kapal-kapal dalam armada bayangannya yang masih belum terkena sanksi.

    Para analis juga mengatakan ukuran sebenarnya dari armada bayangan Rusia tidak diketahui, tetapi diperkirakan terdiri dari hampir 600 tanker. Di sisi lain, Sinara Bank yang berkantor pusat di Moskow juga akan menjatuhkan diskon sementara mungkin diberikan untuk campuran minyak andalan Rusia Urals terhadap minyak Brent.

    Sementara itu, seorang sumber Pemerintah India mengatakan sanksi ini tidak akan melarang seluruhnya pasokan minyak Rusia untuk masuk ke negara itu. Ini disebabkan diskon besar yang diberikan oleh Moskow.

    “India akan mengizinkan kargo minyak Rusia yang dipesan sebelum 10 Januari untuk dibongkar di pelabuhan,” ujarnya.

    “Rusia juga dapat menawarkan diskon lebih besar kepada India untuk memenuhi batasan harga US$ 60 per barel yang diberlakukan oleh negara-negara Kelompok Tujuh pada tahun 2022. Pengiriman di bawah level itu dapat menggunakan kapal tanker barat dan asuransi.”

    (luc/luc)

  • Rusia-Iran Makin Erat, Putin dan Pezeshkian Akan Tanda Tangani Perjanjian Kemitraan Strategis – Halaman all

    Rusia-Iran Makin Erat, Putin dan Pezeshkian Akan Tanda Tangani Perjanjian Kemitraan Strategis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kantor pers Kepresidenan Rusia (Kremlin) mengumumkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, akan menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif pada Jumat (17/1/2025).

    “Kedua presiden, Vladimir Putin dari Rusia dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, akan menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif antara Rusia dan Iran,” menurut pernyataan Kremlin, Senin (13/1/2025).

    “Presiden Putin dan Pezeshkyan, yang akan tiba di Rusia dalam kunjungan resmi, pada tanggal 17 bulan ini, akan mengadakan pembicaraan, dengan maksud untuk membahas prospek perluasan kerja sama bilateral dan isu-isu regional dan internasional terkini,” lanjutnya.

    Sebelumnya, Duta Besar Iran untuk Moskow, Kazem Jalali, mengatakan perjanjian kerja sama strategis komprehensif antara Rusia dan Iran mencakup 47 pasal dan mencakup semua bidang hubungan bilateral.

    “Perjanjian ini berisi bagian pendahuluan dan 47 pasal. Dengan penandatanganan dan implementasi perjanjian ini, kita akan menyaksikan peningkatan tingkat kerja sama antara kedua negara kedua negara kita di segala bidang,” kata Kazem Jalali dalam pidatonya yang dimuat di akun Telegram misi diplomatik Iran di Moskow.

    Perjanjian kemitraan strategis komprehensif antara Rusia dan Iran bertujuan untuk memperkuat perjanjian berdasarkan dasar hubungan dan prinsip kerja sama, yang ditandatangani pada tahun 2001, seperti diberitakan IRNA.

    Iran dan Rusia sebelumnya berencana menandatangani perjanjian penting tersebut di sela-sela KTT BRICS yang diadakan di Kazan, Rusia, pada akhir Oktober 2024.

    Namun, agenda tersebut ditunda karena kedua negara memutuskan untuk menandatanganinya dalam pertemuan bilateral.

    Iran menginginkan senjata canggih Rusia seperti sistem pertahanan udara jarak jauh dan jet tempur untuk membantu menangkis kemungkinan serangan Israel.

    Teheran telah lama berharap untuk memperoleh jet tempur canggih Sukhoi Su-35 dari Rusia untuk meningkatkan armada tuanya yang telah terhambat oleh sanksi internasional.

    Namun, Iran hanya menerima beberapa jet latih Yak-130 pada tahun 2023.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1056: NATO Sebut Ukraina Masih Lemah untuk Berunding dengan Rusia – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1056: NATO Sebut Ukraina Masih Lemah untuk Berunding dengan Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1056 pada Rabu (14/1/2025).

    Pada tengah malam, sekitar 25 drone terlihat di Ukraina, ledakan terdengar di Kyiv. 

    Sementara itu, serangan besar-besaran juga dilaporkan terjadi di kota-kota Rusia di Bryansk, Tula dan sejumlah wilayah lainnya.

    NATO: Posisi Ukraina Masih Lemah untuk Perundingan Damai dengan Rusia

    Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengatakan Ukraina tidak berada dalam posisi yang cukup kuat untuk melakukan perundingan damai dengan Rusia.

    “Saat ini, jelas Ukraina tidak berada di sana, karena mereka saat ini tidak dapat bernegosiasi dari posisi yang kuat,” kata Mark Rutte kepada anggota parlemen Uni Eropa, Senin (13/1/2025).

    Ia mendorong mitra Eropanya untuk berbuat lebih banyak untuk Ukraina dalam menghadapi Rusia.

    “Kita harus berbuat lebih banyak untuk memastikan dengan mengubah arah konflik, mereka dapat mencapai posisi yang kuat itu,” lanjutnya.

    Mark Rutte yakin Ukraina dapat mencapai perdamaian jangka panjang jika memiliki posisi yang kuat.

    “Kita semua ingin perang ini berakhir, tetapi yang terpenting, kita ingin perdamaian bertahan lama. Perdamaian tidak akan bertahan lama jika Putin berhasil di Ukraina, karena dengan begitu dia akan terus maju,” kata Mark Rutte.

    “Saya yakin bahwa perdamaian hanya dapat bertahan lama jika Ukraina datang ke meja perundingan dari posisi yang kuat,” katanya, seperti diberitakan The Guardian.

    Joe Biden Minta Pemerintah AS dan Sekutu Tak Tinggalkan Ukraina

    Presiden AS Joe Biden mengatakan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya tidak bisa meninggalkan Ukraina.

    Joe Biden sedang bersiap untuk mengundurkan diri minggu depan dan menyerahkan kekuasaan kepada presiden terpilih Donald Trump.

    Dalam pernyataannya kemarin, Joe Biden heran pada awal perang di Ukraina bahwa Putin mengira pasukan Rusia akan dengan mudah mengalahkan Ukraina dalam hitungan hari.

    Joe Biden memuji dukungan AS dan internasional untuk Kyiv sejak invasi Moskow tahun 2022 dan menurutnya, Putin telah gagal mencapai tujuan strategisnya tetapi masih banyak yang harus dilakukan.

    “Kita tidak bisa meninggalkan Ukraina,” tegasnya.

    Zelensky Undang PM Slokavia ke Ukraina

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, membalas undangan Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, untuk berkunjung ke Ukraina pada Jumat (17/1/2025).

    Undangan ini disampaikan oleh Zelensky setelah Robert Fico mengundang presiden Ukraina ke Slovakia pada Senin kemarin. 

    Robert Fico menyerukan negosiasi secepat mungkin setelah Ukraina memutuskan untuk memutus pasokan gas murah Rusia yang mengalir melalui kedua negara mereka ke Eropa Barat.

    Hal itu terjadi setelah perjalanan Robert Fico ke Moskow sebelum Natal untuk bertemu Vladimir Putin membuat marah negara-negara Uni Eropa dan protes di dalam negeri terhadap pemerintahan Robert Fico.

    Rusia Mengepung Pokrovsk

    Seorang pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia melewati pusat logistik Pokrovsk di Ukraina timur yang telah mereka rebut selama berbulan-bulan dan memotong jalur pasokan ke sana.

    Juru bicara militer Ukraina, Mayor Viktor Trehubov, mengatakan pasukan Rusia mengepung Pokrovsk yang telah direbut oleh pertahanan Ukraina.

    “Rusia membidik jalan raya yang mengarah dari sana ke kota Dnipro di Ukraina tengah. Rute itu sangat penting untuk pasokan yang akan memasok pasukan Ukraina di seluruh wilayah. Pemotongan lalu lintas jalan raya juga akan sangat melemahkan Pokrovsk,” katanya kepada AP News, Senin.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Akhirnya Harga Minyak Tembus USD 80, Ini Penyebabnya – Page 3

    Akhirnya Harga Minyak Tembus USD 80, Ini Penyebabnya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak memperpanjang kenaikan untuk sesi ketiga pada perdagangan hari Senin, dengan minyak mentah Brent naik di atas USD 80 per barel ke level tertinggi dalam lebih dari empat bulan. Kenaikan harga minyak dunia ini didorong oleh sanksi Amerika Serikat (AS) yang lebih luas terhadap minyak Rusia dan dampak yang diharapkan terhadap ekspor ke pembeli utama India dan China.

    Mengutip CNBC, Selasa (14/1/2025), harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 1,42 atau 1,78% menjadi USD 81,18 per barel pada pukul 1:32 siang ET. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 2,52 atau 3,29% menjadi USD 79,09 per barel.

    Harga minyak Brent dan WTI telah naik sekitar 6% sejak 8 Januari, melonjak pada hari Jumat setelah Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi yang lebih luas terhadap minyak Rusia.

    Sanksi baru tersebut mencakup produsen Gazprom Neft dan Surgutneftegaz, serta 183 kapal yang telah mengirimkan minyak Rusia, yang menargetkan pendapatan yang telah digunakan Moskow untuk mendanai perangnya dengan Ukraina.

    Para pedagang dan analis melihat ekspor minyak Rusia akan sangat terdampak oleh sanksi baru tersebut, yang mendorong Tiongkok dan India untuk mengambil lebih banyak minyak mentah dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika, yang akan mendongkrak harga dan biaya pengiriman.

    “Ada kekhawatiran nyata di pasar tentang gangguan pasokan. Skenario terburuk untuk minyak Rusia tampaknya merupakan skenario yang realistis,” kata analis PVM Tamas Varga.

    “Namun, tidak jelas apa yang akan terjadi saat Donald Trump menjabat Senin depan.” tambah dia.

    Sanksi tersebut mencakup periode penghentian hingga 12 Maret, jadi mungkin belum ada gangguan besar.