kab/kota: Moskow

  • Zelensky di Ujung Tanduk, Putin Selangkah Lagi Menang Perang Ukraina?

    Zelensky di Ujung Tanduk, Putin Selangkah Lagi Menang Perang Ukraina?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dinamika perang Rusia-Ukraina terus berlanjut. Terbaru, Ukraina dilaporkan mulai terjepit oleh keterbatasan logistik dan kemampuan pasukan yang terbatas, membuat Rusia mencetak sejumlah keunggulan di medan perang.

    Dilansir Associated Press, kondisi ini dialami pasukan Kyiv di Pokrovsk, lokasi kunci dalam perang yang berlangsung hampir tiga tahun. Pasukan Ukraina kehilangan wilayah di sekitar pusat pasokan penting, yang terletak di pertemuan beberapa jalan raya menuju kota-kota utama di wilayah Donetsk Timur serta stasiun kereta api kunci.

    Tentara Ukraina di Pokrovsk mengatakan bahwa pasukan Rusia mengubah taktik dalam beberapa minggu terakhir, menyerang sisi-sisi mereka alih-alih maju menyerang untuk membentuk gerakan menjepit di sekitar kota. Dengan Rusia menguasai ketinggian yang dominan, rute pasokan Ukraina kini berada dalam jangkauan mereka.

    Kabut tebal dalam beberapa hari terakhir mencegah tentara Ukraina menggunakan pesawat pengintai tanpa awak secara efektif. Ini kemudian memungkinkan Rusia untuk mengkonsolidasi dan mengambil lebih banyak wilayah.

    Sementara itu, komandan Ukraina mengatakan mereka tidak memiliki cukup cadangan untuk mempertahankan garis pertahanan dan bahwa unit infanteri baru gagal melaksanakan operasi.

    “Perang dimenangkan oleh logistik. Jika tidak ada logistik, tidak ada infanteri, karena tidak ada cara untuk memasoknya,” kata Wakil Komandan Batalion Da Vinci Wolves, yang dikenal dengan tanda panggilan Afer, Selasa (4/2/2025).

    “(Rusia) telah mempelajari ini dan melakukannya dengan cukup baik.”

    Kombinasi berbagai faktor menyebabkan Kyiv secara efektif kehilangan pemukiman Velyka Novosilka minggu lalu. Ini merupakan perolehan paling signifikan Moskow sejak merebut kota Kurakhove di wilayah Donetsk pada bulan Januari.

    Saat perebutan itu terjadi, pasukan Ukraina masih banyak yang terkonsentrasi di wilayah yang jauh dari pemukiman itu. Ini menimbulkan tanda tanya dari beberapa pakar militer yang mempertanyakan mengapa komando yang lebih tinggi tidak memerintahkan penarikan penuh.

    “Oleh karena itu, musuh mengumpulkan kekuatan, mengambil posisi, dan menggali pertahanan. Mereka sangat ahli dalam hal itu,” tambah Afer.

    Anggota Baru yang Tak Terampil

    Tentara Ukraina di Pokrovsk mengatakan kekurangan pasukan tempur adalah “bencana” dan tantangan diperparah oleh unit infanteri yang baru dibentuk yang kurang terlatih dan tidak berpengalaman. Kondisi ini kemudian menambah tekanan pada brigade terlatih guna menstabilkan garis depan.

    “Rekrutan baru terus-menerus memperluas garis depan karena mereka meninggalkan posisi mereka, mereka tidak menahannya, mereka tidak mengendalikannya, mereka tidak memantaunya. Kami melakukan hampir semua pekerjaan untuk mereka,” tutur Afer.

    “Karena itu, dengan awalnya memiliki area tanggung jawab sepanjang 2 kilometer, Anda berakhir dengan 8-9 kilometer per batalion, yang sangat banyak dan kami tidak memiliki cukup sumber daya.”

    Afer menyebut sejumlah rekrutan juga tidak dapat mengimbangi perang modern, yang melibatkan alat-alat seperti drone. Apalagi, kondisi logistik yang terancam membuat pasukannya kekurangan pesawat tanpa awak itu.

    “Bukan karena mereka memiliki infanteri berkualitas rendah, tetapi karena mereka sama sekali tidak siap untuk peperangan modern,” ucapnya tentang rekrutan baru.

    (luc/luc)

  • Derita Kerugian, Tentara Korut di Garis Depan Perang Rusia-Ukraina Ditarik Mundur – Halaman all

    Derita Kerugian, Tentara Korut di Garis Depan Perang Rusia-Ukraina Ditarik Mundur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Korea Utara menderita kerugian besar setelah mendukung invasi Rusia ke Ukraina.

    Pasukan Korea Utara itu telah menderita banyak korban, menurut sebuah laporan.

    Sekitar 10.000 tentara yang diyakini dikirim Korea Utara ke Rusia telah absen dari garis depan selama beberapa minggu.

    Laporan yang dirilis Yonhap mendukung klaim Ukraina dan media Amerika Serikat tentang penarikan pasukan Korea Utara.

    Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) mengatakan kepada kantor berita AFP, unit Korea Utara telah menghentikan operasi tempur di wilayah Kursk Rusia sejak pertengahan Januari 2025.

    “Salah satu penyebabnya kemungkinan karena banyaknya korban jiwa, namun rincian pastinya masih dipantau,” kata badan itu.

    Analisis militer Ukraina mengatakan pada Jumat (31/1/2025), mereka yakin tentara Korea Utara telah ditarik kembali setelah menderita kerugian besar.

    Ukraina sebelumnya melaporkan telah menangkap atau membunuh sejumlah unit Korea Utara di Kursk, tempat mereka melancarkan serangan mendadak lintas-perbatasan pada bulan Agustus.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menerbitkan rekaman interogasi terhadap apa yang ia katakan sebagai tahanan Korea Utara yang ditangkap.

    Pada pertengahan Januari, NIS memperkirakan sekitar 300 tentara Korea Utara tewas dan 2.700 tentara lainnya terluka dalam pertempuran di sekitar wilayah tersebut.

    Pengerahan pasukan Korea Utara ke Kursk, yang tidak diakui secara resmi oleh Pyongyang maupun Moskow, seharusnya memperkuat pasukan Rusia dan membantu mengusir pasukan Ukraina.

    Namun, hampir enam bulan kemudian, Ukraina masih menguasai sebagian besar wilayah tersebut.

    Seoul sebelumnya mengatakan, karena kerugian yang dialami pasukannya, Pyongyang sedang mempersiapkan pengerahan pasukan tambahan.

    Di sisi lain, Rusia telah kehilangan 842.930 tentara di Ukraina sejak dimulainya invasi skala penuh pada 24 Februari 2022, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan pada 4 Februari.

    Jumlah ini termasuk 1.270 korban yang diderita pasukan Rusia sepanjang hari lalu.

    Dikutip dari The Kyiv Independent, Rusia juga kehilangan 9.938 tank, 20.709 kendaraan tempur lapis baja, 35.921 kendaraan dan tangki bahan bakar, 22.655 sistem artileri, 1.269 sistem roket peluncur ganda, 1.053 sistem pertahanan udara, 369 pesawat terbang, 331 helikopter, 24.003 pesawat tak berawak, 28 kapal dan perahu, dan satu kapal selam.

    AS Minta Imbalan

    Sementara itu, Ukraina dengan cemas menanti kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan Amerika Serikat.

    Trump khawatir Ukraina akan semakin tertinggal dalam perlombaan senjata jika ia memangkas dukungan militer terhadap Washington.

    Trump, yang telah menahan hampir semua bantuan luar negeri AS, pada Selasa malam mengisyaratkan ia menginginkan mineral tanah jarang sebagai imbalan untuk mempertahankan pasokan senjata dan dukungan lainnya.

    Dikutip dari Al Jazeera, Trump mengklaim Ukraina bersedia terlibat dalam pertukaran tersebut.

    Ia menginginkan “persamaan” dari Ukraina untuk dukungan “hampir $300 miliar”.

    Kremlin segera menanggapi laporan tersebut, dengan seorang juru bicara menyatakan bahwa kata-kata Trump menggambarkan AS tidak akan lagi memberikan dukungan tanpa syarat kepada Kyiv. (*)

  • Dunia Hari Ini: Rentetan Gempa Mengguncang Pulau Santorini di Yunani

    Dunia Hari Ini: Rentetan Gempa Mengguncang Pulau Santorini di Yunani

    Selamat hari Selasa! Berikut sejumlah informasi pilihan dari berbagai negara yang telah kami rangkumkan untuk Anda.

    Dunia Hari Ini edisi Selasa, 4 Februari 2025, kami awali dari wilayah Mediterania.

    Rentetan gempa guncang Pulau Santorini

    Pemerintah Yunani menutup sekolah dan mengirim tim penyelamat ke pulau Santorini, setelah aktivitas sesimik meningkat di kawasan yang dikenal sebagai tujuan wisata tersebut.

    Kementerian Perlindungan Sipil Yunani mengatakan lebih dari 200 gempa tercatat sejak akhir pekan lalu antara pulau vulkanik Santorini dan Amorgos.

    Gempa terkuat, berkekuatan 4,6 skala Richter, melanda perairan antara Santorini dan Amorgos, Minggu sore lalu (01/02).

    Tapi pemerintah Yunani mengatakan para ahli menyimpulkan rentetan gempa tidak terkait dengan aktivitas vulkanik.

    Warga di Santorini didesak untuk menjauh dari pelabuhan kecil Ammoudi, Armeni, Korfos, dan pelabuhan Fira, yang sebagian besar melayani kapal pesiar dan dikelilingi oleh tebing batu yang terjal.

    Setidaknya 19 orang tewas dalam ledakan bom di Suriah

    Bom mobil meledak di pinggiran kota Manbij di Suriah utara dan menewaskan sedikitnya 19 orang dan melukai belasan lainnya, menurut rumah sakit setempat.

    Mobil meledak di samping kendaraan lain yang membawa sebagian besar pekerja petani perempuan.

    Perawat di rumah sakit, Mohammad Ahmad, mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa mereka yang tewas terdiri dari 18 perempuan dan satu laki-laki, sementara15 perempuan lainnya terluka dan ada yang dalam kondisi kritis.

    Belum ada kelompok yang langsung mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu.

    Bom di Moskow menewaskan pemimpin pro-Rusia

    Sebuah bom di blok apartemen mewah di Moskow menewaskan seorang pemimpin paramiliter pro-Rusia.

    Armen Sarkisyan, dari Ukraina timur, tewas akibat ledakan bahan meledak di lobi ‘Scarlet Sails’, sebuah kompleks di tepi Sungai Moskva hanya 12 kilometer dari Kremlin.

    Surat kabar Kommersant melaporkan seorang pengawal tewas dan tiga lainnya terluka, sementara kantor berita TASS menyebut aksi pengeboman sebagai pembunuhan yang direncanakan dengan matang.

    Armen dilaporkan merupakan pendiri batalion sukarelawan yang bertempur di Ukraina dan kepala federasi tinju di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia.

    Dugaan kekerasan seksual terhadap pesepakbola Spanyol

    Pesepakbola Spanyol Jenni Hermoso mengatakan salah satu momen paling membahagiakannya “ternoda”, ketika Luis Rubiales, mantan presiden Federasi Sepak Bola Spanyol, menciumnya.

    Luis dituduh melakukan kekerasan seksual setelah diduga mencoba menekan Jenni kalau hal tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka.

    Di hadapan pengadilan, Jenni mengatakan “tidak pernah” menyetujui tindakan yang membuatnya merasa tidak dihargai.

    “Saya tidak mendengar atau mengerti apa pun. Hal berikutnya yang dilakukannya adalah mencengkeram telinga saya dan mencium mulut saya,” katanya.

    “Saya tahu saya dicium oleh bos saya dan itu tidak seharusnya terjadi di lingkungan kerja mana pun.”

    Lihat juga Video ‘Santorini Diguncang Ratusan Gempa, Warga Berbondong-bondong ke Athena’:

  • Kremlin Desak Hamas Tepati Janji Bebaskan Sandera Rusia    
        Kremlin Desak Hamas Tepati Janji Bebaskan Sandera Rusia

    Kremlin Desak Hamas Tepati Janji Bebaskan Sandera Rusia Kremlin Desak Hamas Tepati Janji Bebaskan Sandera Rusia

    Moskow

    Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Rusia Mikhail Bogdanov bertemu dengan seorang pejabat senior Hamas di Moskow. Dalam pertemuan itu, Bogdanov mendesak Hamas untuk menepati janji mereka untuk membebaskan sandera Rusia di Jalur Gaza.

    Bogdanov yang juga merupakan utusan khusus Presiden Vladimir Putin untuk Timur Tengah, seperti dilansir AFP dan Reuters, Selasa (4/2/2025), bertemu dengan anggota senior biro politik Hamas, Musa Abu Marzuk, pada Senin (3/2) waktu setempat.

    Rusia telah menyerukan pembebasan Alexander Trufanov yang memiliki kewarganegaraan ganda Rusia-Israel dan Maxim Herkin yang merupakan warga negara Israel yang berasal dari Donbas di Ukraina dan memiliki kerabat Rusia.

    Dalam pembicaraan keduanya di Moskow, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, Bogdanov “sekali lagi memberikan penekanan khusus soal perlunya menepati janji-janji yang diberikan oleh kepemimpinan Hamas mengenai pembebasan warga Rusia A. Trufanov dan sandera-sandera lainnya yang ditahan di Jalur Gaza”.

    Pernyataan itu juga menekankan soal “pentingnya melanjutkan upaya yang tepat demi kepentingan mencapai persatuan antar-Palestina”.

    Trufanov, yang juga dikenal sebagai Sasha, diculik oleh militan Hamas pada 7 Oktober 2023 bersama pacarnya, Sapir Cohen, dari kibbutz Nir Oz di dekat perbatasan Jalur Gaza.

    Ayahnya terbunuh dalam serangan itu, sedangkan ibunda serta neneknya diculik namun telah dibebaskan dari Jalur Gaza pada November 2023 lalu. Keluarga Trufanov bermigrasi dari Rusia ke Israel pada akhir tahun 1990-an.

    Jihad Islam, kelompok militan sekutu Hamas, merilis video yang menunjukkan Trufanov pada November 2024 lalu. Tidak diketahui secara jelas kapan video itu direkam dan bagaimana kondisi Trufanov saat ini.

    Sementara Herkin bermigrasi dari Ukraina ke Israel bersama ibundanya dan diculik saat menghadiri festival musik rave Supernova ketika serangan Hamas terjadi.

    Dalam pernyataan kepada kantor berita RIA Novosti, Marzuk mengatakan bahwa “Trufanov pasti akan dibebaskan dalam waktu dekat”.

    “Dia akan dibebaskan meskipun faktanya dia adalah seorang tentara, tetapi keputusan telah diambil untuk membebaskannya pada tahap pertama perjanjian. Itulah jawaban kami terhadap posisi Rusia mengenai masalah Palestina,” ucapnya.

    Sedangkan soal pembebasan Herkin, sebut Marzuk, akan dilakukan pada tahap kedua gencatan senjata, yang pembicaraannya baru akan dimulai pekan ini.

    Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam pernyataannya, mengungkapkan bahwa Bogdanov dan Marzuk juga membahas “kemajuan perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, dengan penekanan pada pentingnya meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada penduduk Palestina yang menderita”.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ledakan Guncang Permukiman Mewah di Moskow, 1 Orang Tewas-4 Luka    
        Ledakan Guncang Permukiman Mewah di Moskow, 1 Orang Tewas-4 Luka

    Ledakan Guncang Permukiman Mewah di Moskow, 1 Orang Tewas-4 Luka Ledakan Guncang Permukiman Mewah di Moskow, 1 Orang Tewas-4 Luka

    Moskow

    Sebuah ledakan mengguncang kompleks permukiman mewah di Moskow, ibu kota Rusia, pada Senin (3/2) waktu setempat. Sedikitnya satu orang tewas dan empat orang lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut.

    Salah satu korban luka disebut sebagai seorang separatis Ukraina yang memerangi Kyiv.

    Laporan media pemerintah Rusia, seperti dilansir AFP, Senin (3/2/2025), menyebut seorang mantan petinju dari Ukraina bagian timur, Armen Sarkisian, yang membentuk batalion untuk melawan Kyiv termasuk di antara korban luka.

    Rusia dilanda serangkaian aksi pembunuhan dan rentetan ledakan misterius sejak melancarkan invasi besar-besaran terhadap Ukraina, negara tetangganya.

    “Satu orang tewas dan empat orang lainnya terluka,” sebut kantor berita TASS dalam laporannya yang mengutip pejabat kesehatan setempat.

    TASS menyebut para korban luka akibat “ledakan” itu kini dalam kondisi serius di rumah sakit setempat.

    Lihat juga Video: Detik-detik Ledakan Bom yang Menewaskan Jenderal Rusia di Moskow

    Media lokal Rusia awalnya melaporkan Sarkisian — yang memimpin federasi petinju separatis di Gorlivka, Ukraina bagian timur — tewas dalam ledakan itu, namun kemudian meralatnya dan menyebut dia berhasil selamat.

    “Sarkisian dirawat di rumah sakit. Kondisinya terlihat sangat serius,” demikian seperti dilaporkan kantor berita Interfax, yang mengutip sumber penegak hukum.

    Laporan kantor berita RIA Novosti, yang mengutip pejabat layanan darurat, menyebut ledakan itu disebabkan oleh “alat peledak”. Namun belum diketahui secara pasti soal pihak yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

    Tayangan yang dirilis media-media Rusia menunjukkan kehancuran pada sebuah bangunan di wilayah Moskow bagian barat laut, dengan aula pada gedung itu rusak parah, kondisi pintu hancur dan jendela pecah.

    Lihat juga Video: Detik-detik Ledakan Bom yang Menewaskan Jenderal Rusia di Moskow

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Inilah Foto Terbaik 2024 Versi UNICEF – Halaman all

    Inilah Foto Terbaik 2024 Versi UNICEF – Halaman all

    Untuk ke-25 kalinya, UNICEF Jerman memilih foto terbaik yang mendokumentasikan realita anak-anak di seluruh dunia sepanjang tahun 2024.

    “Fotografi dokumenter berkualitas tinggi dapat membuka mata kita,” kata Georg Graf Waldersee, Direktur UNICEF Jerman, seperti dirilis badan amal anak-anak milik PBB tersebut. “Karya seni yang mendapat penghargaan setiap tahun dalam kompetisi foto UNICEF benar-benar membuka mata kita terhadap situasi anak-anak di dunia.”

    Sarat trauma dan duka

    Stav, bocah berusia delapan tahun di Israel, selamat dari serangan organisasi teroris Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023 silam. Serangan itu secara tiba-tiba mengakhiri masa kecilnya yang riang. Wajahnya kini mencerminkan rasa sakit dan kehilangan. Fotografer Israel Avishag Shaar-Yashuv memotret Stav dan anak-anak lainnya di tempat penampungan darurat, setelah rumah mereka tidak lagi bisa dihuni. Reportasenya didaulat sebagai karya foto anak terbaik tahun ini.

    Anak-anak di Palestina

    Dareen yang berusia sebelas tahun dan Kinan yang berusia lima tahun berhasil diselamatkan setelah dirawat di sebuah rumah sakit di Qatar. Kedua saudara kandung berasal dari Jalur Gaza. Seluruh keluarga mereka tewas dalam serangan bom oleh Angkatan Udara Israel. Masa depan Dareen dan Kinan pun menjadi tidak pasti.

    Fotografer perempuan Palestina Samar Abu Elouf, yang belajar fotografi secara otodidak dengan kamera pinjaman, telah mendokumentasikan korban perang di Jalur Gaza. Anak-anak kebanyakan tidak lagi memiliki lengan, kaki, atau penglihatan. Dalam semua fotonya, Abu Elouf berhasil memulihkan martabat anak-anak korban perang, bahkan di tengah-tengah tekanan eksistensial. Dia juga mendapat penghargaan sebagai juara pertama.

    Kongo: Ancaman wabah virus

    Japhet baru berusia tujuh bulan ketika terinfeksi virus Mpox, yang lebih dikenal sebagai “cacar monyet”. Meski vaksin untuk Mpox telah dipasarkan, negara-negara miskin seperti Republik Demokratik Kongo, negara asal Japhet, kesulitan menutupi kebutuhan warganya.

    Di antara yang paling berisiko tertular adalah anak-anak. Menurut Uni Afrika, 1.000 orang telah meninggal dunia dan banyak lagi yang sudah terinfeksi. Japhet kecil beruntung. Ibunya membawanya ke pusat kesehatan di mana pustulanya diobati dengan obat antiseptik. Meski tidak dilengkapi dengan baik, klinik tersebut mampu menyelamatkan sang bocah.. Jurnalis foto Prancis Pascal Maitre dianugerahi tempat ke-2 untuk gambar ini.

    Prancis: Perjuangan hidup

    Gabin adalah salah satu dari sepuluh persen anak di seluruh dunia yang lahir prematur, menurut sebuah penelitian oleh Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. Dengan berkurangnya waktu di dalam kandungan, proses persalinannya menjadi lebih dramatis. Bocah lelaki itu lahir setelah dikandung kurang dari enam bulan, tetapi memiliki tekad yang kuat untuk bertahan hidup. Fotografer Prancis Maylis Rolland menangkap momen mengharukan ketika Gabin, yang masih mengenakan masker pernapasan, meraih hidung ibunya, Doriane. Juara ke-3 untuk foto ini.

    Selain tiga tempat pertama, juri ahli independen UNICEF juga memberikan penghargaan kehormatan kepada foto-foto lainnya.

    Sudan: Tragedi tak terdeteksi

    Luput dari perhatian dunia adalah bencana kemanusiaan yang sedang terjadi di Sudan. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari 14 juta penduduk di negara Afrika Timur itu telah melarikan diri dari perang saudara sejak 2023. Sekolah dan klinik kesehatan dihancurkan, bocah laki-laki direkrut secara paksa menjadi tentara, sementara anak-anak perempuan diperkosa. Kelaparan menjalar di mana-mana. Sekitar 730.000 anak Sudan tercatat mengalami kekurangan gizi parah. Fotografer Irlandia Ivor Prickett, yang juga bekerja untuk Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, menangkap kesengsaraan masyarakat di tengah perang di Sudan.

    Kanada: Ketika seorang bocah berhenti berbicara

    Milo menderita penyakit langka sejak berusia enam tahun. Di rumah, dia bisa mengobrol riang, tetapi di luar lingkup keluarga mulutnya membisu tanpa alasan.

    Dalam dunia kedokteran, fenomena ini disebut “mutisme selektif” alias kebisuan yang muncul dalam kondisi tertentu. Ibunya, fotografer Kanada-Meksiko Patricia Krivanek, memberi Milo sebuah kamera untuk mengekspresikan perasaannya ke dalam gambar dan sekaligus menuliskan apa yang mengganggunya. Adalah Krivanek pula yang mengambil foto Milo ini.

    Zambia: Masa kecil tanpa orang tua

    Mereka tinggal di panti asuhan atau hidup sendirian di jalanan: Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa sekitar 140 juta anak di seluruh dunia berstatus tuna wisma. Di Zambia, tidak semua orang berduka karena kehilangan sanak saudara karena perang, epidemi, atau kelaparan. Banyak pula yang berasal dari keluarga bermasalah, di mana mereka mengalami kekerasan dan pelecehan. Fotografer Italia Valerio Bispuri ingin memberikan suara kepada orang-orang yang “tak terlihat” ini. Mereka yang hidup tanpa diketahui dan dilupakan seakan “tidak pernah dilahirkan”.

    Nigeria: Menari demi kepercayaan diri

    Balet tidak menyaratkan kemewahan atau panggung mengkilap layaknya Theater Bolshoi di Moskow. Di Lagos, ibu kota Nigeria, sebanyak 20 anak secara rutin berlatih di halaman belakang di bawah bimbingan Daniel Ajala, sambil diawasi hewan ternak. Grup balet ini awalnya dirasa asing bagi warga permukiman kumuh di Lagos. Tapi Ajala ingin memberikan perspektif baru kepada anak-anak. Program ini membantu mereka, katanya, “untuk menyuarakan pendapat dan membela diri.”

    Fotografer Prancis Vincent Boisot menangkap adegan di mana seorang gadis menggantung kostum balet yang baru dicuci di tali jemuran agar kering.

    Prancis: Merangkak ke dalam ponsel

    Ponsel pintar kini sudah menjadi peranti wajib di kamar anak-anak; termasuk di usia balita. Efek negatif pada keterampilan sosial dan komunikasi serta kemampuan belajar anak telah lama terbukti secara ilmiah. Fotografer Prancis Jérôme Gence menangkap kecanduan ponsel melalui kameranya: anak-anak duduk bersama dan menatap ponsel mereka alih-alih berbicara satu sama lain. Beberapa peneliti otak sudah mengatakan bahwa generasi muda menderita “demensia digital,” tidak hanya di Prancis, tetapi di seluruh dunia.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

  • Ini Penampakan Drone Tempur Ukraina

    Ini Penampakan Drone Tempur Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Inilah penampakan satu unit drone tempur milik Ukraina yang kerap digunakan untuk serangan Jarak jauh ke Rusia.

    Pesawat tak berawak tersebut membawa hulu ledak peledak yang bertujuan untuk melancarkan serangan terhadap Rusia jauh di belakang garis depan ketika pasukan Moskow bergerak maju di timur.

    Ukraina selama ini merahasiakan sebagian besar program drone masa perangnya.

    Militer Ukraina mengatakan kepada Reuters bahwa mereka memiliki drone yang dapat mencapai jangkauan 2.000 km selama misi tempur.

    Unit tersebut juga telah melakukan banyak serangan, termasuk terhadap pangkalan udara Rusia di Engels, yang terletak sekitar 730 km tenggara Moskow.

  • Banyak Korban, Pasukan Korut Ditarik dari Garis Depan Perang Rusia-Ukraina

    Banyak Korban, Pasukan Korut Ditarik dari Garis Depan Perang Rusia-Ukraina

    Kyiv

    Pasukan Korea Utara (Korut) dilaporkan tidak terlihat di garis depan di wilayah Kursk, Rusia, selama beberapa minggu. Pejabat militer Ukraina menyebut pasukan Korut banyak menjadi korban dalam perang di wilayah tersebut.

    “Kehadiran pasukan DPRK (nama resmi Korut) tidak terlihat selama sekitar tiga minggu, dan mereka mungkin terpaksa mundur setelah mengalami kerugian besar,” kata juru bicara Pasukan Operasi Khusus militer Ukraina, Kolonel Oleksandr Kindratenko, dilansir CNN, Minggu (2/2/2025).

    Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan ada laporan beberapa unit pasukan Korut telah ditarik mundur dari garis depan setelah mengalami kerugian yang signifikan. Sekitar 12.000 tentara Korut diyakini telah dikirim ke Rusia.

    Dari jumlah itu, sekitar 4.000 tentara dilaporkan telah tewas atau terluka. Pasukan Korut telah dikerahkan ke Kursk setidaknya sejak November 2024 untuk mengusir pasukan Ukraina di wilayah perbatasan selatan Rusia itu.

    “Kami masih berada di wilayah Kursk, pasukan Rusia tidak cukup kuat untuk mengusir kami,” kata Presiden Ukraina Zelensky minggu lalu dalam sebuah pidato di Davos, Swiss.

    Zelensky mencatat ada 60.000 tentara Rusia di Kursk dan 12.000 warga Korut. Zelensky juga mengatakan sepertiga dari pasukan Korut tersebut telah tewas.

    Pasukan Korut diduga melakukan taktik brutal dan hampir bunuh diri, yang dalam beberapa kasus telah meledakkan granat daripada ditangkap oleh pasukan Ukraina dan telah menulis janji setia di medan perang kepada Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong Un. Seorang komandan resimen Pasukan Operasi Khusus ke-6, yang tidak ingin menyebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan kepada CNN meskipun tentara Korut semuanya adalah pejuang muda, terlatih, dan tangguh mereka tidak akan pernah menghadapi pesawat nirawak dalam pertempuran.

    “Mereka siap menghadapi kenyataan perang pada tahun 1980,” katanya.

    Prajurit batalion lainnya mengatakan kepada CNN bahwa Korut telah menunjukkan keahlian menembak yang baik saat menembak jatuh pesawat nirawak dari jarak sekitar 100 meter. Hal itu menunjukkan pelatihan tingkat tinggi di Korea Utara.

    Namun, Rusia tampaknya menggunakan pasukan tersebut sebagai prajurit infanteri. Rusia dilaporkan menggunakan mereka untuk melakukan serangan darat massal meskipun mengalami kerugian besar di Kursk.

    Institut Studi Perang (ISW) yang berbasis di Amerika Serikat menyebut Ukraina baru-baru ini membuat kemajuan di Kursk. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan awal minggu ini pasukannya merebut kembali desa Nikolayevo-Daryino di wilayah Kursk yang terletak di perbatasan Rusia-Ukraina.

    Baik Moskow maupun Pyongyang belum secara resmi mengakui keberadaan pasukan Korea Utara di Rusia. Tahun lalu, beberapa bulan sebelum pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani pakta pertahanan penting dan berjanji untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk memberikan bantuan militer segera jika pihak lain diserang.

    Pakta tersebut merupakan perjanjian paling signifikan yang ditandatangani oleh Rusia dan Korea Utara dalam beberapa dekade dan telah dipandang sebagai semacam kebangkitan kembali janji pertahanan bersama era Perang Dingin 1961.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Derita Kerugian, Tentara Korut di Garis Depan Perang Rusia-Ukraina Ditarik Mundur – Halaman all

    Tentara Korea Utara Pura-pura Menderita TBC Agar Tak Dikirim Berperang Bantu Rusia Melawan Ukraina – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, KORUT –  Keluarga para tentara di Korea Utara rela membayar lebih dari 100 kali gaji bulanan rata-rata agar kerabat mereka didiagnosis tuberkulosis (TBC)  palsu.

    Tujuannya agar para tentara Korea Utara itu tidak dikirim ke garis depan membela Rusia dalam perang melawan Ukraina.

    Dikutip dari Newsweek, Minggu (2/2/2025), Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan memperkirakan bahwa rezim Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un telah mengirim hingga 12.000 tentara ke Rusia.

    Dimana para tentara muda itu telah bergabung dalam pertempuran di Kurs.

    Tujuannya  membantu memukul mundur serangan balasan Ukraina yang mengejutkan pasukan Rusia di perbatasan pada Agustus 2024 lalu.

    Rusia dan pihak berwenang Korea Utara belum secara terbuka mengakui keberadaan pasukan Korea Utara di medan perang Rusia Vs Ukraina,

    Meskipun miskin dan kekurangan sumber daya karena kebijakan negara yang gagal dan sanksi internasional, Korea Utara mempertahankan tentara tetap sebanyak 1,3 juta orang.

    Tentara Korea Utara menempati peringkat keempat terbesar di dunia. 

    Sebanyak 7,6 juta tentara cadangan tambahan, sekitar 30 persen dari populasi, memperkuat kekuatan militernya.

    Untuk mempertahankan jumlah pasukan ini, pria harus bertugas selama 10 tahun, sementara wanita diharuskan bertugas selama lima tahun.

    Bayar Berapa untuk Surat Keterangan TBC

    Harga suap pejabat rumah sakit untuk mengeluarkan sertifikat tuberkulosis TBC palsu telah melonjak lima kali lipat dengan harganya sekitar 100 dolar AS akhir tahun lalu.

    Ini karena semakin banyak keluarga yang berupaya mencegah anak laki-laki mereka dikirim ke Rusia, menurut sumber Korea Utara dari Radio Free Asia .

    Ini adalah jumlah yang sangat besar mengingat gaji bulanan rata-rata seorang pekerja pemerintah di Korea Utara adalah antara 5.000 dan 10.000 won ($1-3), meskipun banyak keluarga menambah penghasilan mereka melalui ekonomi pasar gelap yang luas di negara tersebut.

    “Ada ketakutan yang mendasari bahwa jika putra-putra mereka bergabung dengan militer dan dikirim ke Rusia, orang tua mereka tidak akan pernah melihat mereka lagi dalam keadaan hidup,” kata seorang wanita di provinsi Ryanggang kepada media tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim demi keselamatannya.

    Korea Utara telah terkejut dengan pengerahan pasukan ke sekutu mereka, Rusia.

    Tidak Tahu akan Dikirim ke Rusia

    Seorang tentara Korea Utara yang ditangkap mengatakan kepada pejabat Ukraina bahwa dia tidak diberitahu sebelumnya sedang menuju Rusia dan mengatakan dia bahkan tidak tahu siapa yang sedang dia lawan.

    Di dalam negeri, rezim diklaim telah diam-diam mengeluarkan surat kematian kepada keluarga yang ditinggalkan, yang menyatakan bahwa orang yang mereka cintai meninggal dalam “latihan tempur suci demi menghormati tanah air,”.

    Tanpa mengungkap keadaan sebenarnya di balik kematian mereka.

    Dalam beberapa minggu sejak pasukan mereka memasuki medan tempur, warga Korea Utara yang kebingungan mulai mempertanyakan mengapa mereka memerangi Ukraina dan bukannya AS, negara yang telah mereka doktrin sejak kecil sebagai musuh utama.

    “Siapa musuh kita? Mengapa kita punya musuh baru?” kata seorang warga Ryanggang kepada Radio Free Asia dalam artikel terpisah.

    “Pandangan konfrontatif terhadap Amerika, yang coba ditanamkan oleh pihak berwenang kepada masyarakat, sudah goyah.”

    Awal bulan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan sejauh ini telah ada 3.800 korban Korea Utara di Kursk.

    Korea Utara memiliki salah satu tingkat tuberkulosis tertinggi dengan 513 kasus per 100.000 orang, menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2023.

    Apa Kata Orang

    Alina Hrytsenko, analis di Institut Nasional untuk Studi Strategis Ukraina, menulis untuk lembaga pemikir Atlantic Council.

    “Pada titik ini, keikutsertaan Korea Utara dalam invasi Rusia ke Ukraina tampaknya bukan untuk mendukung ambisi kekaisaran Putin, melainkan lebih untuk meningkatkan mesin perang Kim Jong Un.

    “Dalam jangka pendek, kehadiran tentara Korea Utara memungkinkan Rusia mengatasi kekurangan tenaga kerja yang terus meningkat. Namun dengan Rusia yang diyakini kehilangan puluhan ribu tentara setiap bulan, kecil kemungkinan Pyongyang akan mampu sepenuhnya memenuhi permintaan Moskow yang tak pernah terpuaskan akan tenaga kerja tambahan.”

    Apa berikutnya?

    Minggu lalu, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan mereka yakin Korea Utara sedang bersiap mengirim tenaga tambahan ke Rusia.

    Institut Studi Perang yang berpusat di Washington, DC memperkirakan hal ini dapat terjadi paling cepat pada pertengahan Maret.

    Sementara gelombang pasukan berikutnya  berpotensi jauh lebih tinggi, memperkirakan Pyongyang dapat kehilangan 45.000 tentara per bulan.

    Presiden AS Donald Trump  mengatakan perang tidak akan terjadi di bawah pengawasannya.

    Aakhir pekan dia lalu mengancam sanksi lebih lanjut jika mitranya dari Rusia Vladimir Putin tidak “membuat kesepakatan” untuk mengakhiri konflik selama tiga tahun tersebut.

    Seorang juru bicara pemerintah Rusia mengatakan Putin “menunggu sinyal” dari Washington.

     

  • Kaja Kallas: Aksi Sabotase Meningkat di Eropa – Halaman all

    Kaja Kallas: Aksi Sabotase Meningkat di Eropa – Halaman all

    Saat menjabat perdana menteri Estonia, Kaja Kallas mewakili 1,3 juta penduduk di negara kecil yang diapit antara Rusia dan Laut Baltik itu. Sejak menjabat sebagai kepala urusan luar negeri Uni Eropa pada akhir tahun 2024, perempuan berusia 47 tahun itu kini berbicara untuk sekitar 450 juta orang yang tersebar di 27 negara.

    Tetapi satu hal yang tidak berubah, Kallas tetap fokus pada Rusia.

    “Jelas upaya sabotase sedang meningkat di Eropa,” kata Kallas kepada Alexandra von Nahmen dari DW ketika ditanya tentang serangkaian dugaan serangan hibrida, yang terbaru melibatkan kabel laut dalam di zona ekonomi Swedia di Baltik.

    “Kita seharusnya tidak melihat peristiwa ini secara terpisah, tetapi sebagai bagian dari gambaran yang lebih besar. Dan memahami bahwa niat Rusia niat terhadap Eropa dan arsitektur keamanan Eropa tidak berubah,” kata Kallas dalam wawancara eksklusif DW di kantor pusat Layanan Aksi Eksternal Eropa UE di Brussels hari Kamis (30/1).

    Sebagai seseorang yang lahir di Estonia yang dulu diduduki Uni Soviet, tidak mengherankan bahwa Kallas mendapat reputasi sebagai salah satu musuh Moskow dan sekaligus pendukung Ukraina yang paling gigih.

    Kallas tegaskan AS dan UE ‘masih berteman’

    Ucapannya itu mengisyaratkan kerja sama erat dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump, yang dipenuhi tokoh radikal sayap kanan.

    AS dan Uni Eropa telah menyalurkan senjata dan bantuan ke Ukraina selama tiga tahun terakhir. Namun, dalam beberapa minggu pertama masa jabatannya, Trump tidak membuang waktu dan mengecam UE atas defisit perdagangan dan anggaran pertahanan. Dia juga mengejutkan Eropa dengan menyatakan niat mengambil alih wilayah otonomi Denmark di Grinlandia.

    “Kami masih berteman. Kami masih sekutu,” kata Kallas tentang hubungan Uni Eropa-AS. “Mereka adalah mitra terbesar kami dalam hal ekonomi, tetapi juga dalam hal keamanan.”

    “Saya melakukan panggilan telepon yang sangat baik dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio minggu ini. Kami membahas berbagai bagian dunia tempat kami bekerja sama dan juga melihat apa yang dapat kami lakukan lebih banyak lagi,” katanya. “Jadi saya cukup yakin bahwa kita memiliki hubungan yang baik.”

    Dan bagaimana dengan Grinlandia?

    “Jelas bahwa Amerika Serikat terikat perjanjian internasional. Perjanjian ini menyatakan bahwa Anda harus menghormati integritas teritorial… dan saya yakin mereka akan melakukannya,” kata Kallas.

    Ketika ditanya apakah Uni Eropa mungkin mempertimbangkan penempatan pasukan di Grinlandia, Kallas mengatakan belum ada diskusi yang diadakan mengenai masalah tersebut.

    Gambaran serupa tentang Ukraina

    Kallas melunak soal sikap Washington terhadap Kyiv. “AS memahami bahwa untuk mengakhiri perang ini, kita harus memberikan tekanan pada Rusia, karena Rusia adalah pihak yang memulai perang ini.”

    Trump sebelumnya mengklaim dia dapat menjadi perantara kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina dalam satu hari, yang memicu kekhawatiran bahwa dia mungkin menekan Kyiv untuk menerima persyaratan Rusia. UE khawatir, hasil negosiasi malah hanya akan mendorong agresi Rusia terhadap negara lain.

    Setelah menjabat, Trump terkesan ingin mengambil sikap lebih keras terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, meski juga mengkritik Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

    “Presiden Trump sangat keras dalam pernyataannya terhadap Putin,” kata Kallas. “Jadi saya kira kita melihat gambarannya dengan sangat mirip.”

    Namun, apa yang sebenarnya dikatakan Rubio, mitra Kallas di AS, tentang strategi di Ukraina dalam percakapan mereka?

    “Kita juga harus bertemu langsung dan membahas hal-hal ini, tetapi jelas mereka ingin mengakhiri perang ini,” katanya. “Semua orang ingin mengakhiri perang ini karena semua orang menginginkan perdamaian. Namun, jelas juga, dan itu juga yang dikatakan Rubio, bahwa perdamaian harus berkelanjutan.”

    Volatilitas AS sebagai peluang bagi Eropa?

    Eropa tidak disangkal merasa gelisah terhadap Trump, yang langsung membekukan bantuan luar negeri dan menarik AS keluar dari perjanjian iklim Paris. Namun Kallas berusaha mengemukakan bahwa ketidakpastian di AS, serta volatilitas umum situasi geopolitik global, merupakan peluang bagi UE.

    “Saya pikir saat ini kita memiliki tantangan yang sangat besar, tetapi pada saat yang sama, ini juga memberi Uni Eropa kesempatan untuk benar-benar menjadi pemain geopolitik yang besar di panggung dunia.

    “Pemerintahan baru AS… membuat semua negara lain berpaling ke Uni Eropa karena kami adalah mitra yang dapat diandalkan, kami adalah mitra yang stabil,” kata Kallas. “Hal ini juga memberi kita kesempatan untuk mengembangkan kekuatan geopolitik.”

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris