kab/kota: Mojokerto

  • Bendera Merah Putih berkibar di puncak Gunung Penanggungan

    Bendera Merah Putih berkibar di puncak Gunung Penanggungan

    Minggu, 17 Agustus 2025 14:37 WIB

    Pendaki mengikuti upacara bendera di kawasan Puncak Pawitra Gunung Penanggungan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (17/8/2025). Sekitar lima ribu pendaki dari berbagai daerah melakukan pendakian dan mengikuti upacara memperingati HUT ke-80 RI di gunung tersebut dengan membentangkan bendera Merah Putih sepanjang seribu meter. ANTARA FOTO/Muhammad Mada/YU

    Sejumlah pendaki mengikuti upacara bendera di kawasan Puncak Pawitra Gunung Penanggungan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (17/8/2025). Sekitar lima ribu pendaki dari berbagai daerah melakukan pendakian dan mengikuti upacara memperingati HUT ke-80 RI di gunung tersebut dengan membentangkan bendera Merah Putih sepanjang seribu meter. ANTARA FOTO/Muhammad Mada/YU

    Sejumlah pendaki mengikuti upacara bendera di kawasan Puncak Pawitra Gunung Penanggungan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (17/8/2025). Sekitar lima ribu pendaki dari berbagai daerah melakukan pendakian dan mengikuti upacara memperingati HUT ke-80 RI di gunung tersebut dengan membentangkan bendera Merah Putih sepanjang seribu meter. ANTARA FOTO/Muhammad Mada/YU

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Satpam Pemerkosa Siswi SMP Negeri di Mojokerto Dituntut 12 Tahun Penjara
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Agustus 2025

    Satpam Pemerkosa Siswi SMP Negeri di Mojokerto Dituntut 12 Tahun Penjara Surabaya 13 Agustus 2025

    Satpam Pemerkosa Siswi SMP Negeri di Mojokerto Dituntut 12 Tahun Penjara
    Editor
    MOJOKERTO, KOMPAS.com
    – Satpam SMP negeri di Kota Mojokerto, Jawa Timur (Jatim) yang melakukan pemerkosaan terhadap siswi SMP kelas 2, dituntut pidana 12 tahun penjara dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Mojokerto, Rabu (13/8/2025).
    Terdakwa berinisial AF (45), disebut melakukan perbuatan tak terpuji terhadap korban yang masih berusia 14 tahun dalam toilet siswa di samping musala sekolah tersebut.
    Sidang dipimpin Ketua Majelis Hakim Fransiskus Wilfrirdus Mamo, dan Hakim Anggota Luqmanulhakim dan Yayu Mulyana, berlangsung tertutup di Ruang Cakra PN Mojokerto, Rabu pukul 16.40 WIB.
    Dakwaan tuntutan terhadap terdakwa AF, dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Mojokerto, Riska Apriliana.
    Terdakwa AF mengenakan rompi tahanan Kejari Kota Mojokerto keluar dari ruangan sidang, dengan kawalan petugas kembali menuju sel tahanan.
    Kasi Pidum Kejari Kota Mojokerto, Anton Zulkarnaen, mengatakan bahwa terdakwa AF dituntut pidana penjara dan pidana denda sesuai dakwaan dari jaksa penuntut umum.
    “Sesuai tuntutan yang dibacakan jaksa penuntut umum, (Terdakwa AF) dituntut pidana penjara 12 tahun dan denda Rp 100 juta subsider 6 bulan (kurungan),” kata Anton saat dikonfirmasi usai sidang.
    Penasihat hukum terdakwa, Nurwa Indah, mengajukan pledoi atau nota pembelaan kepada mejelis hakim secara tertulis, dalam pledoi yang dapat meringankan terdakwa.
    “Kami akan pledoi dalam pekan depan, pembelaan secara tertulis untuk kepentingan hak-hak terdakwa biar nanti bisa turun dari tuntutan jaksa penuntut umum,” ucap Nurwa Indah.
    Ia menjelaskan, dirinya segera menyiapkan materi pembelaan terkait hal yang meringankan dari terdakwa.
    Adapun hal yang meringankan adalah terdakwa tidak pernah dipidana atau terjerat kasus hukum.
    “Terdakwa juga tulang punggung keluarga, yang menyesali perbuatannya,” jelas Nurwa Indah, pengacara dari Yayasan Bantuan Hukum Harapan Indah, Puri, Mojokerto.
    Sebelumnya, pihak keluarga juga berupaya menempuh jalur perdamaian dengan keluarga korban, yang kemungkinan dari pihak korban tidak menghendaki.
    “Kami akan sampaikan dalam persidangan nanti (Pledoi), Rabu pekan depan,” katanya.
    Kasus ini mencuat dari laporan dari orang tua korban pada Senin (10/2/2025).
    Terdakwa AF (45) yang ditangkap polisi Unit PPA Satreskrim Polres Mojokerto Kota di rumahnya, di kawasan Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.
    Siswi SMP negeri berusia 14 tahun di Kota Mojokerto, diduga menjadi korban tindakan asusila yang dilakukan satpam sekolah pada Oktober dan November 2024.
    Terdakwa AF memanggil korban saat hendak pulang sekolah menunggu jemputan, AF melakukan persetubuhan paksa terhadap korban dalam toilet.
    Terdakwa mengunci kamar mandi lalu melakukan perbuatannya.
    Akibat kejadian itu, korban mengalami trauma, bahkan sempat takut saat bertemu terdakwa ketika di sekolah.
    Terdakwa dengan korban sering berkomunikasi intens melalui WhatsApp.
    Tersangka AF dijerat Pasal 81 juncto 76 D dan atau pasal 82 juncto 76E UU RI Nomor 35 tahun 2014, tentang perubahan UU RI Nomor 23 Tahun 2002, tentang perlindungan anak.
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Nasib Satpam SMP Negeri di Kota Mojokerto yang Setubuhi Paksa Siswi, Dituntut Penjara dan Denda
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polresta Sidoarjo Ungkap Modus Sindikat Penjualan Data Pribadi untuk Judol
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        11 Agustus 2025

    Polresta Sidoarjo Ungkap Modus Sindikat Penjualan Data Pribadi untuk Judol Surabaya 11 Agustus 2025

    Polresta Sidoarjo Ungkap Modus Sindikat Penjualan Data Pribadi untuk Judol
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Polresta Sidoarjo mengungkap sindikat penjualan data pribadi untuk sarana judi online (judol). Delapan orang yang tergabung dalam sindikat sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
    Delapan tersangka itu adalah RAK (31) warga Sidoarjo, BA (28), RWD (36), MRF (27), FI (40) warga Mojokerto, JP (29) warga Blora, ASW (25) warga Blitar dan FY (31) warga Surabaya.
    Mereka mendapatkan data pribadi berupa data KTP dan rekening bank ratusan korban dengan iming-iming imbalan uang.
    Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing mengatakan, para tersangka mengambil data pribadi korban dengan cara mengiming-imingi imbalan uang.
    “Jadi tersangka menyasar ke orang random, dia datangi, ‘Pak mau enggak KTP-nya saya pakai kemudian saya kasih uang jutaan’” kata Tobing, Senin (11/8/2025).
    Tobing menjelaskan, tersangka menargetkan korban secara acak dari berbagai daerah dengan kedok mencari nasabah.
    Setelah korban dirayu dengan imbalan uang sebesar Rp 500.000 hingga Rp 1 juta, tersangka beralibi menggunakan data pribadi berupa KTP dan rekening korban untuk pendaftaran serta pengaktifan M-Banking.
    “Setelah rekening nasabah tersebut jadi, akan diambil dan dijual oleh pelaku,” katanya.
    Setidaknya, total ada ratusan data KTP dan rekening yang dijual-belikan oleh tersangka. Angka tersebut bersifat sementara karena polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
    Mayoritas korban yang disasar adalah orang-orang tergolong ekonomi rendah dan sedang membutuhkan uang.
    Tersangka yang pertama kali ditangkap adalah RAK yang merupakan warga Kecamatan Porong, Sidoarjo. Kemudian dalam pengembangannya ditangkap tersangka lain.
    Barang bukti yang diamankan yakni 61 kartu ATM dari beberapa bank, 25 buku ATM, dan 14
    handphone
    yang digunakan sebagai sarana komunikasi.
    Tersangka ini telah ditahan di Rutan Polresta Sidoarjo dan dijerat dengan Pasal 67 Ayat (1) UU RI Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi Jo Pasal 55 KUHP.
    “Dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar,” pungkasnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Profil Komjen Dedi Prasetyo, Polisi Profesor yang Ditunjuk Jadi Wakapolri

    Profil Komjen Dedi Prasetyo, Polisi Profesor yang Ditunjuk Jadi Wakapolri

    Jakarta

    Komjen Dedi Prasetyo resmi ditunjuk sebagai Wakapolri oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Perwira tinggi dengan tiga bintang dipundaknya ini dikenal sebagai akademisi dengan capaian gelar profesor.

    Gelar akademis tertinggi yang diraih Komjen Dedi adalah profesor, doktor, sarjana hukum, magister humaniora, magister ilmu kepolisian dan magister manajemen. Komjen Dedi juga merupakan penulis buku tentang kepolisian, dengan total lebih dari 30 judul buku.

    Pada 28 Mei 2024, Dedi mendapat penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai satu-satunya perwira tinggi Polri yang menulis buku dengan jumlah terbanyak.

    Sebelum ditunjuk sebagai Wakapolri, Komjen Dedi beberapa kali dipercaya menjadi pejabat utama Polri yakni Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas), Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Polri), dan terakhir Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri. Di satuan wilayah, Komjen Dedi pernah menjabat sebagai Kapolda Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Wakapolda Kalteng.

    Suami dari Martha Dwi ini dipercaya sebagai oleh Kapolri sebagai Kasatgas Polri untuk Mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG), dan menerapkan food security yang menjadi kekhasan SPPG Polri. Ia juga bertindak selaku Pengawas Gugus Tugas Polri untuk Mendukung Ketahanan Pangan.

    Pada 1992, Dedi menjabat Kapolsek Deket. Setahun kemudian, dia digeser sebagai Kasat Reserse Kriminal Polres Lamongan. Komjen Dedi lalu dimutasi ke Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jawa Tengah (Jateng) sebagai Dantontar dan Dankitar.

    Pada 1997, ia dipercaya menjabat Kapolsek Serpong. Dia selanjutnya memutuskan mengikuti Pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

    Setelah itu Komjen Dedi lalu lalang di fungsi SDM sebagai Kaur Tihorkam Ditdalpers SSDM Polri, Kaur Tandispeg Ditdalpers SSDM Polri dan Kasubag Tihorkam Rowatpers SDM Polri hingga 2004. Komjen Dedi lalu bertugas sebagai Sekretaris Pribadi Wakapolri pada 2004 hingga 2005.

    Lalu dia kembali dimutasi sebagai Kabag Bin Polwil Madura Polda Jawa Timur, kemudian Kakorsis SPN Mojokerto Polda Jatim. Kariernya terus menanjak menjadi Kasat Serse Polwiltabes Surabaya pada 2007, lalu Kapolresta Kediri di 2008, dan Kapolres Lumajang pada 2009.

    Pada 2010, Dedi Kembali masuk ke fungsi SDM 6 tahun lamanya, hingga akhirnya mendapat promosi job bintang 1 pada 2017 sebagai Wakapolda Kalteng. Setahun kemudian, 2018, Dedi dimutasi menjadi Karo Penmas Divisi Humas Polri.

    Setahun kemudian dia kembali ke fungsi SDM sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier (Karo Binkar) SSDM Polri. Irjen Dedi pada 2020 mendapat promosi sebagai Kapolda Kalteng.

    Pada 2021, dia dimutasi menjadi pejabat Utama Polri pada jabatan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas). Dedi lalu dipercaya menjadi As SDM Kapolri pada 2023 hingga akhirnya ditunjuk sebagai Irwasum Polri.

    (aud/eva)

  • Platform digital eMaggot dari Pemprov DKI dapatkan apresiasi

    Platform digital eMaggot dari Pemprov DKI dapatkan apresiasi

    Jakarta (ANTARA) – Platform digital yang memfasilitasi transaksi jual beli maggot (larva) Black Soldier Fly (BSF) yang dikembangkan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta bersama Koperasi Suka Resik (KSR), eMaggot mendapatkan apresiasi dari masyarakat.

    Pencipta sekaligus produsen Magobox, perangkat budidaya maggot BSF portabel untuk skala rumah tangga dan komunitas, Fathimah Himmatina salah satunya yang menyambut baik peluncuran eMaggot.

    “Saya sangat senang akhirnya ada dukungan dari DLH Jakarta dalam membangun ekosistem pasar yang mempertemukan para maggoters dengan offtaker (pembeli). Dulu kami sulit sekali mencari pasar, bahkan harus mencarinya sampai ke Bogor dan Mojokerto. Alhamdulillah, sekarang pasarnya makin luas,” kata dia di Jakarta, Senin.

    Fathimah mengatakan, pegiat maggot skala rumahan di Jakarta secara mandiri menginisiasi pengurangan sampah organik di rumah dan komunitas mereka melalui proses biokonversi.

    Selain dia, ada juga produsen sekaligus offtaker maggot Royan. Dia menyampaikan hadirnya eMaggot memudahkan memasarkan hasil budidaya maggot.

    “Dulu bingung mau jual ke mana. Sekarang dengan adanya koperasi dan sistem digital ini, penyaluran hasil budidaya jadi jauh lebih mudah,” katanya.

    Royan berharap Koperasi Suka Resik dapat berkembang menjadi lebih dari sekadar tempat jual beli, tetapi juga dapat menjadi pusat pelatihan, edukasi, dan kolaborasi antar pegiat maggot.

    Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta bersama Koperasi Suka Resik (KSR) resmi meluncurkan eMaggot, sebuah platform digital terpusat yang memfasilitasi transaksi jual beli maggot Black Soldier Fly (BSF).

    Inisiatif ini bertujuan mendukung pengelolaan sampah organik yang lebih efektif, berbasis teknologi dan pemberdayaan masyarakat, serta berkelanjutan.

    Dia mengatakan, platform eMaggot tidak hanya menghadirkan solusi teknologi dalam pengelolaan sampah, tetapi juga mendorong terciptanya sistem ekonomi sirkular yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menyampaikan melalui eMaggot, distribusi maggot dari para produsen ke Satuan Pelaksana (Satpel) dan Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) kini dapat dilakukan secara lebih efisien, terpusat, dan terdokumentasi secara digital dan nontunai.

    “Dengan sistem yang transparan dan terdigitalisasi, proses distribusi menjadi lebih akuntabel dan terpantau dengan baik,” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BRI meyakini Desa BRILiaN akan ciptakan desa wisata berkelanjutan

    BRI meyakini Desa BRILiaN akan ciptakan desa wisata berkelanjutan

    Program Desa BRILiaN tahun ini merupakan bagian dari langkah BRI dalam menggerakkan ekonomi lokal dan mendorong terciptanya desa-desa tangguh serta berdaya.

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk meyakini program “Desa BRILiaN” akan berhasil menciptakan desa wisata tidak hanya menarik sebagai destinasi, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan wirausaha lokal, memperkuat struktur desa, dan menciptakan ekonomi desa yang berkelanjutan dan inklusif.

    Menurut keterangan resmi BRI yang diterima di Jakarta, Sabtu, program Desa BRILiaN tahun ini merupakan bagian dari langkah BRI dalam menggerakkan ekonomi lokal dan mendorong terciptanya desa-desa tangguh serta berdaya, salah satunya melalui pengembangan pariwisata lokal melalui penguatan kapasitas, kapabilitas serta kolaborasi seluruh elemen dalam ekosistem desa.

    BRI telah menyelesaikan seluruh rangkaian program pemberdayaan Desa BRILiaN tema Desa Wisata yang telah berlangsung sejak 26 Mei 2025. Inisiatif pemberdayaan ini merupakan bagian dari komitmen BRI dalam mendorong pertumbuhan perekonomian desa dengan harapan peserta dapat memahami potensi pariwisata sesuai kearifan lokal.

    Selain itu, peserta juga diharapkan mampu mengelola desa wisata secara berkelanjutan serta melakukan pemasaran secara digital, sehingga bisa dapat dikenal dan diakses oleh masyarakat secara lebih luas.

    Selama dua bulan, lebih dari 100 desa wisata dari berbagai wilayah Indonesia telah mengikuti pelatihan dan pendampingan secara intensif dalam rangka pengembangan desa, sehingga dapat menyusun dan memasarkan paket wisata yang sesuai dengan karakter dan kearifan lokal masing-masing desa, serta membangun kemitraan strategis dengan berbagai pihak untuk memperluas akses pasar melalui saluran digital.

    Sebagai bentuk penghargaan dari BRI, ditetapkan 10 desa wisata terbaik berdasarkan parameter yang telah ditetapkan, di antaranya aktivitas digital, kualitas produk wisata, serta konsistensi dalam mengikuti pelatihan dan pendampingan. Desa wisata terpilih akan memperoleh berbagai manfaat tambahan, seperti kolaborasi pemasaran dan pembuatan desain promosi wisata, iklan digital melalui Meta Ads.

    Berikut daftar desa wisata terbaik:
    1.Desa Jalatrang, Kecamatan Cipaku, Kabupatan Ciamis, Jawa Barat
    2.Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur
    3.Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
    4.Desa Sriwulan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah
    5.Desa Hendrosari, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur
    6.Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
    7.Desa Sumberdodol, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur
    8.Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung
    9.Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur
    10.Desa Silalahi III, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara

    Pemberdayaan Desa BRILiaN kali ini memunculkan semangat para peserta dan perasaan bangga bagi para peserta yang telah mengikuti seluruh rangkaian pelatihan dan pendampingan, seperti yang disampaikan oleh Arifin dari Desa Hendrosari, salah satu desa yang masuk dalam 10 besar.

    “Saya dari Desa Hendrosari mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada BRI dan Atourin. Alhamdulillah desa kami masuk ke 10 besar di kegiatan ini. Semoga teman-teman lain yang belum berkesempatan bisa juga masuk di (posisi) yang lebih baik,” ujar Arifin.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 9
                    
                        Usaha Sewa Sepatu Adidas: Ada yang Rp 4,5 Juta, Disewakan Rp 140.000 Per Hari
                        Surabaya

    9 Usaha Sewa Sepatu Adidas: Ada yang Rp 4,5 Juta, Disewakan Rp 140.000 Per Hari Surabaya

    Usaha Sewa Sepatu Adidas: Ada yang Rp 4,5 Juta, Disewakan Rp 140.000 Per Hari
    Tim Redaksi
    MOJOSARI, KOMPAS.com
    – Siapa sangka,
    persewaan sepatu
    yang akhir-akhir ini viral di media sosial bermula dari patah hati.
    Ia adalah
    Surya Adi Wibisono
    , pemuda asal
    Mojosari
    , Mojokerto, Jawa Timur, yang mampu membuktikan usaha uniknya bahwa dari kegagalan dan luka, bisa lahir ide yang tidak biasa.
    “Iya memang putus cinta, sebelum itu saya tidak mau kenal Adidas. Lalu saya jualan sepatu, tetapi lama-kelamaan rugi. Akhirnya kepikiran untuk disewakan saja,” ujarnya malu-malu dengan tawa ringan kepada
    Kompas.com.
    Kecintaannya pada sepak bola, terutama klub Persebaya Surabaya, menjadi pintu masuk Surya ke dunia sneaker.
    Apalagi, sejak tim kebanggaannya promosi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia, yang saat itu bernama Liga 1.
    Ia pun rutin menonton langsung di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, yang memunculkan ketertarikannya terhadap sepatu mulai tumbuh.
    Setelah menjomblo, ia mengenal salah satu merek yang biasa digunakan suporter, yaitu Adidas.
    Ia lalu membeli
    sepatu Adidas
    untuk koleksi pribadi yang diambil langsung dari Surabaya.
    Kemudian, ia tertarik untuk jualan sepatu, tetapi tidak berjalan mulus karena uangnya tidak berputar.
    Di tengah kekecewaan itu, ia mencoba opsi lain dengan menyewakannya.
    “Awalnya nyoba aja biar uangnya muter. Mulai dari lima sepatu yang tadinya untuk dijual, sekarang sudah ada 24 sepatu,” tutur pria berusia 22 tahun.
    Model yang disewakan pun tidak sembarangan.
    Ada Adidas seri Liverpool, Shanghai, Warszawa, London 96, hingga Manchester 89 Patrick.
    Salah satu yang paling bernilai adalah Adidas Warszawa yang dibeli seharga Rp 4,5 juta dan kini disewakan Rp 140.000 per hari.
    Tarif sewa sepatu bervariasi dan paling laris ukuran 40-42, mulai dari Rp 120.000 hingga Rp 250.000 per hari, tergantung seri dan kelangkaannya.
    Dimulai dari teman-teman dekat, kini peminatnya makin banyak, datang dari Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya.
    Apalagi, syarat sewanya sederhana, cukup menyerahkan KTP dan STNK sebagai jaminan.
    “Yang sewa biasanya untuk liburan, foto-foto di studio, atau nonton bola. Mereka datang ke rumah, ya sambil ngobrol-ngobrol juga,” ujar pria yang juga berjualan kue di Pasar Sawahan, Mojosari.
    Kini, selama tujuh bulan menjalankan usaha persewaan sepatu Adidas ini, Surya Adi Wibisono mendapatkan banyak pelajaran berharga.
    Salah satunya ketika ia sempat keliru memberikan KTP ke peminjam.
    Pengalaman itu membuatnya lebih hati-hati dalam menyusun sistem persewaan.
    “Yang sewa ada yang sehari sampai empat hari. Terakhir kemarin ada yang tiga hari untuk ke Jakarta nonton bola. Kalau tiga hari, biasanya ada potongan harga, dihitung sekitar seratus ribuan per hari,” katanya. 
    Sementara itu, untuk perawatan koleksi sepatu-sepatunya ini, sebagian besar ditangani sendiri, dan sesekali, ia juga menitipkan cucian sepatu ke teman.
    “Awalnya lihat-lihat aja, terus coba beli alat perawatan sendiri lewat marketplace,” pungkas Surya Wibisono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bangun Semangat Maritim, Pramuka Poltekkes Surabaya Latihan di Jung Kwatu – Page 3

    Bangun Semangat Maritim, Pramuka Poltekkes Surabaya Latihan di Jung Kwatu – Page 3

     

    Kolonel Marinir Kakung Priyambodo, menyatakan bahwa latihan ini akan berlanjut dan dikembangkan lebih luas.

    Ia berkomitmen untuk membuka akses pelatihan bagi Pramuka Penegak dan Pandega se-Jawa Timur, dengan peningkatan materi, kedalaman nilai kebaharian, serta perluasan jumlah peserta dari berbagai kwartir cabang.

    “Ini adalah gerakan pembinaan karakter bahari yang berkelanjutan. Ke depan, kita akan terus berkoordinasi dengan harapan dapat membina lebih banyak Pramuka dari seluruh Jawa Timur, menjadikan mereka pelopor kejayaan maritim bangsa,” ungkapnya.

    Koloner Marinir Kakung Priyambodo pun meyakini, latihan tersebut memiliki dampak strategis jangka panjang dalam membentuk karakter generasi muda, khususnya anggota Pramuka, agar memiliki jiwa bahari, nasionalisme tinggi, serta semangat membangun Indonesia dari laut.

    “Laut adalah harapan dan masa depan. Justru di laut kita jaya. Maka, Pramuka harus menjadi generasi yang bangga menjadi bangsa maritim,” pungkasnya.

    Adapun, Jung Kwatu merupakan pusat pelatihan dayung yang legal dan aktif di Mojokerto, membina atlet muda, Pramuka, dan pelajar dalam semangat bahari. Terletak di Long Storage Desa Kwatu, tempat ini tidak hanya digunakan sebagai sarana latihan, tetapi juga menjadi pusat ekowisata, konservasi sungai, serta pemberdayaan UMKM masyarakat.

  • Operasi Pasar Murah Mojokerto Diserbu Emak-emak, Antrean Mengular

    Operasi Pasar Murah Mojokerto Diserbu Emak-emak, Antrean Mengular

    Mojokerto, Beritasatu.com – Warga rela antre dan berdiri di bawah terik panas matahari saat operasi pasar yang digelar Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Kota Mojokerto.

    Operasi pasar ini digelar di Kantor Kecamatan Prajurit Kulon bertujuan untuk menekan angka kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, telur di pasaran yang mulai melonjak naik. Diskopukmperindag Kota Mojokerto menyediakan komoditas pangan seperti beras medium, premium, minyak goreng, telur dan cabai rawit.

    Harga beras SPHP kemasan 5 kilogram (kg) di pasaran saat ini Rp 65.000, sedangkan beras premium harga Rp 73.000. Namun, di operasi pasar ini masyarakat bisa menebus beras medium hanya Rp 56.000 sementara premium di harga Rp 68.500.

    Untuk harga telur hanya dipatok Rp 25.000 per kg, sedangkan minyak goreng, warga bisa menebus hanya Rp 15.500 per 1 atu liter. Sementara cabai rawit Rp 7.000 per 250 gram atau Rp 28.000 per 1 kg.

    Warga seperti tidak terpengaruh dengan kabar beras oplosan yang saat ini sedang dalam penyelidikan oleh Kementerian Pertanian, Polri dan pihak yang berwenang.

    Salah satu warga, Eni mengatakan, dirinya membeli beras SPHP 10 kg dan 1 liter minyak goreng. Dirinya membeli dua komoditas itu lantaran Diskopukmperindag Kota Mojokerto membatasi hanya dua komiditi yang disiapkan.

    “Kan cuma dijatah dua, beras sama minyak goreng. Beras harganya Rp 112.000 dua sak atau 10 kg,” kata Eni saat ditanya sejumlah awak media, Jumat (25/7/2025).

  • Melihat Hari Pertama Sekolah Rakyat Senin 14 Juli 2025, Siswa Semangat Ikut MPLS – Page 3

    Melihat Hari Pertama Sekolah Rakyat Senin 14 Juli 2025, Siswa Semangat Ikut MPLS – Page 3

    Hari pertama Sekolah Rakyat di Jombang juga disambut sangat antusias. Anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem datang menjinjing tas besar. Mereka datang naik ambulans desa ke lapangan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Kecamatan Mojoagung, Jombang, Senin 14 Juli 2025.

    Samsul (53) turun lebih dulu. Wajahnya letih, namun matanya menyala. Di belakangnya, Ani (52), istrinya yang penyandang disabilitas, menggamit dua anak perempuan mereka, Nisa (17) dan Jingga (13). Keempatnya menjinjing tas besar—bukan berisi obat atau peralatan medis–melainkan harapan yang dikemas dalam pakaian sederhana.

    “Ini bawa baju untuk tinggal di sekolah. Semua gratis, alhamdulillah,” ucap Ani lirih, sembari membetulkan jilbab Nisa.

    Dia tampak lebih tenang dari sebelumnya, dari hari-hari saat anak sulungnya terpaksa berhenti sekolah karena tak ada biaya. Kini, anak itu kembali belajar, meski harus memulai ulang dari kelas X.

    Di sisi lain, seorang ibu muda bernama Rini (46) terlihat memarkir motor tuanya. Di boncengannya, Sherly (16), anak semata wayangnya. Mereka datang dari Desa Sambirejo, Wonosalam, desa pegunungan yang jauh dari Mojoagung. Mereka telah menunggu sejak Subuh.

    “Saya rela anak tinggal di sekolah, biar masa depannya lebih baik,” ujar Rini, buruh tani yang tiap harinya bekerja di ladang orang lain.

    Tak hanya di Kabupaten Jombang, di Kabupaten Pacitan, wilayah paling selatan dan barat di Jatim, hari pertama masuk Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA 23) Pacitan, Senin, dipenuhi wajah-wajah penuh harap para siswa dari berbagai desa di Kabupaten Pacitan.

    Salah satunya adalah Nadjua Tihta Nadia Wardhani (15), siswi asal Desa Sawahan, Kecamatan Donorojo, yang tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan awal.

    Sejak pagi, Nadjua tiba di Gedung Karya Dharma, lingkungan Pendopo Kabupaten Pacitan, yang menjadi lokasi tes kesehatan dan kebugaran sebelum Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Ia datang ditemani keluarga yang turut memberikan semangat di hari penting itu.

    “Senang banget, hari pertama masuk bisa ketemu teman-teman dari desa dan kecamatan lain se-Kabupaten Pacitan. Tadi diantar sama keluarga,” ujarnya.

    Masa pengenalan lingkungan sekolah di SRMA 23 Pacitan akan berlangsung selama sepekan sebelum para siswa resmi tinggal di asrama dan menjalani pembelajaran penuh.

    Sedangkan di Kabupaten Mojokerto, sebanyak 50 siswa akan belajar di Gedung Diklat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Mojokerto yang ‘disulap’ sebagai Sekolah Rakyat (SR) di Mojokerto.

    Bintang Kurnia Purnomo Putri (13) merupakan salah satu siswa Sekolah Rakyat (SR) Mojokerto datang ke sekolah diantar kedua orang tuanya, Dony Hendro Purnowo (47) dan Apriliana (37) ke Gedung Diklat BKPSDM Kabupaten Mojokerto. Orang tuanya berharap sang putri kerasan dan bisa mengikuti pendidikan di Sekolah Rakyat.

    Program Sekolah Rakyat di Kabupaten Mojokerto membuka dua rombongan belajar dengan masing-masing sebanyak 25 siswa. Ada 50 siswa yang terdaftar dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Mojokerto, sebanyak 22 siswa dan sebanyak 28 siswi.

    Selain itu, puluhan siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 22 Kota Malang di hari pertama mereka, Senin, berkumpul di Gedung BPSDM Jatim Kampus di Jalan Kawi Kota Malang. Bangunan ini dulunya merupakan kampus Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Malang.

    Wajah penuh senyum dan antusias terlihat jelas dari para orang tua yang mengantar anak-anak mereka dari berbagai penjuru Malang. Program populis dari Presiden Prabowo Subianto ini diharapkan mampu jadi jembatan menuju masa depan lebih cerah.

    Dwiyono, orang tua siswa dari Pagelaran, Malang, mengungkapkan kelegaannya. “Kemarin sempat bingung mau lanjut SMA, untungnya lolos Sekolah Rakyat ini. Saya pasrah dan ikhlas anak saya di sini, di asrama,” ujarnya.

    Selama menjalani pendidikan, siswa-siswi Sekolah Rakyat mendapatkan fasilitas sekolah, seragam, makan dan asrama, perlengkapan ibadah, perlengkapan sekolah, perlengkapan mandi, dan perlengkapan asrama.

    Widya, siswa SRMA 22 yang sebelumnya bersekolah di SMPN 6 Malang, mengatakan, “Saya berterima kasih kepada pemerintah yang telah menyediakan program ini.”

    Rahmah Dwi Nor Wita Imtikhanah, S.Pd, M.Sc, Kepala Sekolah SRMA 22 Malang, mengatakan, sekolah ini menampung 75 siswa yang terbagi dalam 3 rombongan belajar, dengan masing-masing rombongan berisi 25 siswa.

    Ada sejumlah program persiapan yang akan dijalani siswa, yakni orientasi studi dan lapangan, keamanan, leadership, pengetahuan dasar mata pelajaran, program kebahasaan, pembangunan karier dan kepribadian, keterampilan sosial, kegiatan pawai budaya, dan kegiatan olahraga serta kesamaptaan.

    Saat di asrama, siswa wajib bangun paling lambat pukul 04.30 WIB, dilarang membawa alat elektronik tanpa izin, serta wajib berada di kamar pada pukul 21.00 WIB.

    Mereka juga diizinkan menerima tamu pada waktu yang ditentukan, membersihkan kamar dan area asrama setiap hari, tidak diperbolehkan mengambil barang milik teman tanpa izin, menjaga kebersihan pribadi dan fasilitas bersama, wajib membersihkan dan merapikan tempat tidur, dan menghormati waktu istirahat teman asrama.