kab/kota: Mojokerto

  • Kasus Mutilasi Wanita di Mojokerto: Korban Sempat Cekcok dengan Pelaku Sebelum Dibunuh

    Kasus Mutilasi Wanita di Mojokerto: Korban Sempat Cekcok dengan Pelaku Sebelum Dibunuh

    AKBP Ihram menceritakan kronologi penemuan potongan tubuh korban. Dia mengatakan, saat itu seorang petani menemukan potongan kaki manusia saat berkebun. Saksi kemudian melaporkan ke Polsek Pacet.

    “Selanjutnya tim bergerak dengan cepat yang tentunya tim ini merupakan tim yang sangat mahir terampil dan berkelas di bidangnya,” ujarnya.

    AKBP Ihram mengaku langsung berkoordinasi dengan Polda Jawa Timur dan menggerakkan relawan serta warga sekitar untuk mencari bagian tubuh yang lain.

    “Karena informasi beberapa waktu yang lalu juga ditemukan serpihan rambut,” ucapnya.

    Selanjutnya, kata AKBP Ihram, dengan bantuan anjing pelacak akhirnya bisa menemukan bagian tubuh korban yang lainnya. Setelah melaksanakan pendalaman salah satu bagian tubuh korban, pihaknya mampu mengidentifikasi terduga korban.

    “Setelah kita datang ke alamat korban bahwa benar orang tuanya mengatakan tersebut. Selanjutnya dengan teknologi dan pengembangan yang kami lakukan tentunya dari digital forensik, kita bisa mengejar terduga pelaku yang saat itu sedang berada di salah satu kos-kosan di wilayah Surabaya,” ujarnya.

    AKBP Ihram menyebut, pada saat dilakukan penggerebekan, ternyata betul di dalam kos-kosan tersebut ada beberapa bagian tubuh korban yang dipotong menjadi keping-keping layaknya potongan daging yang akan dimasak.

    “Kemudian kami temukan juga beberapa serpihan tulang-tulang yang cukup banyak, bahkan sampai ratusan serpihan tulang, yang selanjutnya kami lakukan pendalaman bahwa benar yang bersangkutan melakukan kegiatan mutilasi terhadap korban,” ucapnya.

  • IPM Jombang Masih Tertinggal, Perlu Dorongan Dialog dan Literasi

    IPM Jombang Masih Tertinggal, Perlu Dorongan Dialog dan Literasi

    Jombang (beritajatim.com) – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Jombang pada angka 75,67 masih tertinggal dibanding Kabupaten Mojokerto yang mencapai 76,69, terlebih Kota Mojokerto yang sudah berada di angka 81,76. Meski demikian, capaian Jombang masih lebih tinggi dari Kabupaten Nganjuk yang hanya 75,24.

    “Tentu ini memprihatinkan karena Jombang terkenal kota santri dan kota pelajar. Penyebab Utama, Pemkab Jombang belum maksimalkan ‘Pentahelix’ yakni Kolaborasi pemerintah, akademisi, sektor usaha/bisnis, komunitas/masyarakat, dan media,” ungkap Yusron Aminulloh, Pendiri IQRA Semesta sekaligus aktivis pendidikan dan sosial, Minggu (7/9/2025) dalam bincang dengan media di Rumah Peradaban MEP Jombang.

    Indeks Pembangunan Manusia menjadi tolok ukur penting untuk menilai kemajuan daerah, terutama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Tiga dimensi yang diukur dalam IPM adalah kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak.

    “Saya lihat ekosistem kesehatan di Jombang sudah bagus, tinggal maksimalkan ekosistem pendidikan harus digenjot,” papar Yusron yang kerap diundang sebagai narasumber di berbagai forum.

    Ia juga menilai pelibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan masih bersifat formalitas, termasuk pada aspek penganggaran. Karena itu, Yusron mendorong agar ruang-ruang diskusi, forum akademis, hingga dialog publik lebih sering digelar untuk membicarakan masa depan Jombang.

    “Sebagai contoh, hampir dua bulan ini, empat kali kami coba ‘jahit’ peradaban Jombang masa depan. Setelah di Unair, kami bergerak ke UPN, bahkan mempertemukan akademisi dari IPB, dan sejumlah guru besar, dunia usaha dan masyarakat langsung di kota Jombang,” ungkap Yusron yang juga CEO Saieda Greenview.

    Namun ia menegaskan langkah tersebut belum cukup. Tradisi diskusi yang ada di pesantren harus bisa menular ke masyarakat luas. Pemerintah daerah juga perlu menyiapkan pojok-pojok bacaan, kegiatan literasi, serta mendukung kreativitas generasi muda.

    “Saya pernah usul dalam satu seminar literasi di Gedung DPRD Jombang, dua pekan lalu, agar Dinas Pendidikan sering mengadakan lomba karya tulis pelajar dengan tema ‘Jombang 2045’, tepat 100 tahun Indonesia. Anak akan berimajinasi liar memicu kreativitas,” jelas Yusron.

    Menurutnya, pelibatan anak muda dalam dialog, diskusi, hingga lomba-lomba literasi sangat penting untuk mencetak generasi visioner. Ia mencontohkan Kota Yogyakarta yang memiliki IPM tertinggi di Indonesia, yakni 89,10, karena mampu menciptakan ekosistem dinamis penuh kreativitas dan gerakan literasi yang masif.

    “Jombang punya potensi itu. Karena pelajar dan mahasiswa dari berbagai kota ada di pesantren dan kampus-kampus di Jombang. Tinggal bagaimana menghidupkan,” tandasnya.

    Yusron juga mengkritik alokasi anggaran pemerintah daerah yang dinilai kurang berpihak pada peningkatan kualitas SDM. “Indeks Pembangunan Manusia dianggap belum penting dibanding pembangunan fisik,” ujarnya. [suf]

  • Penangkapan Alvi Berkat Penemuan Potongan Tangan di Jurang Pacet Mojokerto

    Penangkapan Alvi Berkat Penemuan Potongan Tangan di Jurang Pacet Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com)  – Misteri potongan tubuh manusia yang berserakan di pinggir Jurang AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Kabupaten Mojokerto, akhirnya terungkap.

    Satreskrim Polres Mojokerto berhasil menangkap pelaku pembunuhan sekaligus mutilasi korban, Tiara Angelina Saraswati (25).

    Pelaku ternyata adalah Alvi Maulana (24), pacar korban sendiri, yang diamankan di tempat kosnya di kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya .

    🕵️‍♂️ Proses Identifikasi Dimulai dari Temuan Potongan Tangan

    Proses identifikasi berawal dari penyisiran tim gabungan polisi dan relawan di lokasi kejadian perkara (TKP). Dari area curam dengan radius 200 meter, petugas berhasil mengumpulkan 65 potongan tubuh manusia, yang terdiri dari 63 potongan jaringan otot, lemak, kulit kepala, rambut, serta dua potongan lain berupa telapak kaki kiri dan pergelangan tangan kanan .

    Kunci terungkapnya identitas korban justru datang dari bantuan anjing pelacak (K-9) jenis labrador milik Polda Jatim.

    Anjing ini berhasil menemukan potongan telapak tangan kanan korban pada Sabtu (6/9/2025) sore, di area yang sebelumnya sudah disisir oleh tim .

    🔍 Sidik Jari Menjadi Kunci Terungkapnya Identitas

    Potongan telapak tangan tersebut langsung dievakuasi ke rumah sakit untuk diidentifikasi. Meski ibu jari dan jari tengah dalam kondisi rusak karena banyak sayatan, Tim Inafis Satreskrim Polres Mojokerto berhasil memindai sidik jari tersebut dengan alat Mambis .

    “Kemarin sekitar pukul 19.00 WIB kami dapat identitas korban,” jelas Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama, dalam konferensi pers di Mapolres Mojokerto .

    Hasil pemindaian sidik jari itu memastikan bahwa korban adalah Tiara Angelina Saraswati (25), warga asal Jalan Made Kidul, Desa Made, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan .

    👨‍💻 Profil Korban dan Pelaku

    Tiara Angelina Saraswati adalah lulusan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) jurusan Manajemen. Setelah menyelesaikan pendidikan S1, ia tinggal di sebuah kos di Lakarsantri, Surabaya, bersama pacarnya, Alvi Maulana, yang juga lulusan UTM jurusan Informatika. Pasangan ini telah menjalin hubungan asmara selama kurang lebih lima tahun .

    “Informasi dari keluarga korban tidak terlalu banyak karena korban dan keluarganya jarang berkomunikasi,” ujar AKP Fauzy Pratama . Kendati demikian, dari keterangan keluarga, polisi berhasil mendapatkan petunjuk tentang sang pacar.

    ⚖️ Penangkapan Pelaku

    Berdasarkan petunjuk itu, polisi melakukan pendalaman dan berhasil meringkus Alvi Maulana (24) di tempat kosnya di kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, pada Sabtu (6/9/2025) malam .

    Pelaku yang berasal dari Dusun Aek Paing Tengah, Desa Aek Paing, Rantau Utara, Labuhanbatu, Sumatera Utara, kini ditahan di Polres Mojokerto untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut guna mengungkap motif pembunuhan sadis tersebut .

    Seluruh potongan tubuh korban telah dibawa ke **Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Brimob Porong**, Kabupaten Sidoarjo, untuk menjalani uji forensik lebih lanjut .

    📍 Kronologi Awal Penemuan

    Temuan mengerikan ini pertama kali dilaporkan oleh seorang warga, Sulistyo, yang sedang mencari rumput di daerah tersebut pada Sabtu (5/9/2025). Ia menemukan potongan kaki manusia yang telah membusuk di dasar jurang dengan kedalaman sekitar lima meter . Tak jauh dari lokasi, warga juga menemukan potongan daging dan rambut yang tercecer .

    Pacet-Cangar, jalan yang menghubungkan Mojokerto dan Kota Batu, baru-baru ini juga menjadi lokasi kejadian longsor yang menewaskan 10 orang pada April 2025 , menambah kesan muram pada daerah tersebut. (tin/ted)

     

  • Kronologi Penangkapan Pelaku Mutilasi Mojokerto

    Kronologi Penangkapan Pelaku Mutilasi Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Misteri potongan tubuh manusia yang ditemukan berserakan di pinggir Jurang AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto akhirnya terungkap. Satreskrim Polres Mojokerto berhasil menangkap pelaku pembunuhan sekaligus mutilasi korban Tiara Angelina Saraswati (25).

    Pelaku diketahui merupakan pacar korban sendiri, yakni Alvi Maulana (24), warga Dusun Aek Paing Tengah, Desa Aek Paing, Rantau Utara, Labuhanbatu, Sumatera Utara. Pelaku diamankan di tempat kos kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya usai terungkap identitas korban yang merupakan warga Lamongan tersebut.

    Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama menjelaskan kronologi pengungakapan kasus dan penangkapan pelaku. Proses identifikasi berawal dari penyisiran tim gabungan bersama relawan di lokasi kejadian. Dari penyisiran area curam sekitar 200 meter, petugas berhasil menemukan 62 potongan tubuh, terdiri dari 61 potongan tubuh dan satu pergelangan kaki kiri.

    Tim gabungan Satreskrim Polres Mojokerto dan Polda Jatim serta relawan menyisir potongan tubuh korban. [Foto ; ist]Pencarian kemudian dilanjutkan dengan menerjunkan anjing pelacak (K-9) milik Polri. Dari hasil kerja K-9, ditemukan pergelangan tangan korban yang menjadi kunci identifikasi. Dari situlah, polisi memastikan korban adalah Tiara Angelina Saraswati (25). Korban kelahiran Pacitan, keluarga tinggal di Lamongan.

    “Setelah menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1), korban tinggal di Surabaya. Setelah identitas korban diketahui, kami langsung melakukan profiling dan mendatangi pihak keluarga. Dari informasi yang diberikan oleh keluarga korban memang tidak terlalu banyak karena korban dan pihak keluarga juga jarang berkomunikasi,” ujarnya.

    Keluarga korban sebelumnya mengaku jarang berkomunikasi dengan TAS, sehingga informasi awal cukup terbatas. Polisi berhasil mengungkap bahwa hubungan korban dan pelaku berujung tragis. Pihaknya mengontongi satu identitas yakni pacar korban, Alvi Maulana (24), warga Dusun Aek Paing Tengah, Desa Aek Paing, Rantau Utara, Labuhanbatu, Sumatera Utara.

    “Dari keterangan keluarga, kami mendapatkan petunjuk soal pacar korban. Dari hasil pendalaman, alhamdulillah pelaku berhasil kami amankan. Pelaku berhasil diamankan di tempat kos di kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya,” pungkasnya.

    Seluruh potongan tubuh yang ditemukan sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Brimob Porong, Kabupaten Sidoarjo untuk dilakukan uji forensik. Sementara itu, pelaku Alvi Maulana kini ditahan di Polres Mojokerto untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait motif pembunuhan sadis tersebut.

    Sebelumnya, warga Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto digemparkan dengan penemuan potongan kaki manusia di jurang pinggir Jalan Turunan AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet. Potongan kaki tersebut ditemukan dalam kondisi membusuk.

    Potongan kaki sebelah kiri itu ditemukan di sisi timur jalan raya, tepatnya di dasar jurang dengan kedalaman sekitar 5 meter. Tak jauh dari lokasi, warga juga mendapati bagian tubuh lain berupa potongan daging dan rambut yang tercecer sekitar 50 meter dari titik awal. [tin/but]

  • Geger Mutilasi 65 Potongan di Pacet Mojokerto, Warganet: Setan ae Heran

    Geger Mutilasi 65 Potongan di Pacet Mojokerto, Warganet: Setan ae Heran

    Surabaya  (beritajatim.com)– Kabar tentang terungkapnya identitas korban mutilasi mengerikan di Pacet, Mojokerto, Tiara Angelina Saraswati (25), tak hanya menyebar luas, tetapi juga mengguncang jagat maya.

    Kasus yang membuat bulu kuduk merinding ini menjadi viral di berbagai media sosial, membanjiri timeline dengan ekspresi ngeri, kemarahan, dan tuntutan keras untuk keadilan.

    Ribuan komentar berdatangan, mencerminkan betapa dalamnya rasa terkejut dan jijik masyarakat.

    Seorang warganet dengan akun (et) rein*** berkomentar, “Setan ae heran onok sing lebih parah kelakuan e dadi pada de’e.. Hukum mat* gak seh iki,” yang menggambarkan betapa perilaku pelaku dianggap melampaui batas kemanusiaan. Komentar lain dari (et) mukh*** menyamakan pelaku dengan iblis, “Iku sing mateni menungso Opo eblesss, kok yoo tegoo mentoloo. Astaghfirullah… Spill pelakune mugo2 nah kecekel,” seraya berharap pelaku segera ditangkap dan diadili.

    Kemarahan warganet ini dipicu oleh detail mengerikan dari temuan tersebut: 65 potongan tubuh manusia yang berserakan di sebuah jurang dalam di Jalan Raya Pacet–Cangar, Mojokerto.

    Penemuan yang tak terduga itu bermula ketika Suliswanto, seorang warga yang sedang mencari rumput bersama keponakannya, secara tidak sengaja melihat pemandangan yang akan terus menghantuinya.

    Polisi kemudian bergerak cepat. Melalui pemeriksaan sidik jari pada sebuah potongan telapak tangan, identitas korban berhasil terungkap: Tiara Angelina Saraswati, seorang wanita muda asal Desa Made, Lamongan.

    Kepastian ini diperoleh setelah orang tua Tiara melakukan identifikasi dan mencocokkan ciri-ciri, yang memastikan duka yang paling pahit bagi sebuah keluarga.

    Namun, cerita tidak berhenti di situ. Dalam perkembangan yang cepat, aparat kepolisian berhasil meringkus pelaku utama di balik tragedi sadis ini.

    Alvi, sang tersangka, ditangkap di kawasan Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya. Penangkapan ini memberi sedikit kelegaan, meski begitu banyak pertanyaan yang masih menggantung.

    Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, membenarkan semua perkembangan ini. Namun, untuk mengungkap tabir motif dan kronologi lengkap di balik pembunuhan berencana yang membabibuta ini, masyarakat diminta menunggu konferensi pers resmi yang dijadwalkan pada Senin, 8 September 2025.

    “Iya benar, besok kita rilis ya,” kata AKBP Ihram melalui pesan singkat kepada media, Minggu (7/9/2025).

    Sementara itu, di dunia nyata, sebuah keluarga berduka. Di dunia maya, kemarahan masyarakat terus bergulir, menuntut hukuman setimpal untuk sebuah kejahatan yang telah mengoyak rasa kemanusiaan. (fit/ted)

     

  • Pelaku Pembunuh Mutilasi di Pacet Dikenal Pendiam
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 September 2025

    Pelaku Pembunuh Mutilasi di Pacet Dikenal Pendiam Surabaya 7 September 2025

    Pelaku Pembunuh Mutilasi di Pacet Dikenal Pendiam
    Tim Redaksi
    MOJOKERTO, KOMPAS.com
    – Alvi Maulana (24), pelaku kasus mutilasi yang menggemparkan masyarakat Mojokerto, ditangkap di kamar kosnya di kawasan Lidah Wetan, Surabaya pada Minggu (7/9/2025).
    Pelaku diketahui merupakan warga Desa Aek Paing, Kecamatan Rantau Utara, Labuhan Batu, Sumatera Utara.
    Ketua RT 01 RW 01 Lidah Wetan, Heru, menyebutkan bahwa Alvi telah tinggal di kos tersebut selama lima bulan dan dikenal sebagai sosok yang pendiam.
    “Biasanya beli makan di warung. Cenderung pendiam, jarang bergaul,” ungkap Heru saat ditemui di lokasi kejadian.
    Alvi sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol) dan diduga telah menjalin hubungan pernikahan siri dengan korban.
    Saat penangkapan, Heru diminta oleh polisi untuk mendampingi sebagai saksi.
    Ia menyaksikan polisi membawa satu kantong plastik dari kamar pelaku.
    “Beberapa polisi lain keluar membawa 1 kresek hitam tanggung. Nggak tau berisi apa, apakah barang bukti atau potongan tubuh,” ujarnya.
    Kasus ini bermula ketika puluhan potongan tubuh korban, seorang perempuan berinisial TAS (25) asal Pacitan, Jawa Timur, ditemukan warga di semak-semak kawasan Pacet, Mojokerto pada Sabtu (7/9/2025) sekitar pukul 10.40 WIB.
    Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan tubuhnya dibagi menjadi 63 potongan, termasuk satu potongan kaki kiri dan satu potongan pergelangan tangan kanan.
    Hubungan antara pelaku dan korban diduga merupakan sepasang kekasih, namun hingga saat ini, motif di balik pembunuhan ini masih belum diketahui.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelaku Pembunuh Mutilasi di Pacet Dikenal Pendiam
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 September 2025

    Pelaku Mutilasi di Pacet Diduga Sudah Nikah Siri dengan Korban Surabaya 7 September 2025

    Pelaku Mutilasi di Pacet Diduga Sudah Nikah Siri dengan Korban
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Pelaku pembunuhan mutilasi yang potongan tubuhnya ditemukan di Pacet, Mojokerto, telah teridentifikasi sebagai Alvi Maulana (24 tahun).
    Ia ditangkap Polres Mojokerto di kamar kosnya yang terletak di kawasan Lidah Wetan, Surabaya pada Minggu (7/9/2025) dini hari.
    Alvi diketahui merupakan warga Desa Aek Paing, Kecamatan Rantau Utara, Labuhan Batu, Sumatera Utara.
    “Ditangkap sekitar jam 1 pagi, polisi datang untuk melakukan penangkapan pelaku mutilasi,” ungkap Ketua RT setempat, Heru, Minggu (7/9/2025).
    Heru menambahkan bahwa Alvi sudah tinggal di kos tersebut selama lima bulan sejak April 2025.
    Namun, pelaku tidak pernah meminta surat domisili kepada RT setempat.
    “Alvi belum pernah minta surat domisili. KTP dan surat-surat lain belum diberikan karena ditunda-tunda,” ujarnya.
    Sehari-hari, Alvi bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol) dan kabarnya telah menikah siri dengan korban.
    “Katanya dia adalah driver ojek online. Dikabarkan juga nikah siri, karena saya belum dapat surat,” terangnya.
    Diketahui, puluhan potongan tubuh korban, seorang perempuan berinisial TAS (25) asal Pacitan, Jawa Timur, ditemukan warga di semak-semak kawasan Pacet, Mojokerto pada Sabtu (7/9/2025) sekitar pukul 10.40 WIB.
    Tubuh korban dibagi menjadi 63 potongan jaringan, termasuk satu potongan kaki kiri dan satu potongan pergelangan tangan kanan.
    Hubungan antara pelaku dan korban diduga merupakan sepasang kekasih.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tubuh Dimutilasi Lebih dari 65 Potong, Identitas Terungkap Lewat Sidik Jari

    Tubuh Dimutilasi Lebih dari 65 Potong, Identitas Terungkap Lewat Sidik Jari

    Mojokerto (beritajatim.com) – Satreskrim Polres Mojokerto berhasil mengungkap identitas korban mutilasi yang dibuang di pinggir Jurang AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet. Korban yakni Tiara Angelina Saraswati (25), perempuan asal Lamongan yang sehari-hari hidup di Kota Surabaya.

    Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto melalui Kasi Humas Polres Mojokerto, IPTU Suyanto menuturkan, terungkapnya identitas korban mutilasi berawal dari penemuan potongan telapak tangan kanan pada Sabtu (6/9/2025). Anjing pelacak, K-9 Polda Jatim jenis labrador ini berhasil menemukan potongan telapak tangan kanan korban.

    “Padahal, titik penemuan tersebut sebelumnya sudah disisir oleh polisi bersama para relawan. Potongan telapak tangan ini langsung dievakuasi ke rumah sakit untuk diidentifikasi. Ibu jari dan jari tengah pada telapak tangan ini sudah rusak karena banyak sayatan,” ungkapnya, Mojokerto, Minggu (7/9/2025).

    Proses evakuasi potongan telapak kaki, tangan dan daging korban dari pinggir Jurang AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. [Foto : ist]Sehingga pihaknya sempat kesulitan meminda sidik jari menggunakan Mambis. Berkat ketelitian dan ketekunan Tim Inafis Satreskrim Polres Mojokerto, sidik jari pada telapak tangan kanan ini bisa dipindai. Begitu muncul identitas yang akurat, pihaknya menerjunkan tim ke keluarga korban untuk melakukan pengecekan ke kota asal korban.

    “Kemarin sekitar pukul 19.00 WIB kami dapat identitas korban. Potongan tubuh dipastikan jasad dari TAS (25), asal Jalan Made Kidul, Desa Made, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan. Kami profiling korban, kami langsung datangi keluarganya. Saat ini keluarganya sudah datang di Satreskrim Polres Mojokerto,” katanya.

    Korban kelahiran Pacitan ini lulusan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di Bangkalan jurusan Manajemen. Namun, sehari-hari korban hidup bersama pacarnya dan kos di Lakarsantri, Surabaya. Korban dan kekasihnya sekitar 5 tahun menjalin hubungan asmara.

    “Informasi dari keluarga korban tidak terlalu banyak karena korban dan keluarganya jarang berkomunikasi. Kami kantongi identitas pacar korban, nanti kami dalami,” pungkasnya.

    Sebelumnya, hasil penyisiran polisi di semak-semak Dusun Pacet Selatan menemukan 65 potongan jasad manusia. Sebanyak 63 potongan berupa jaringan otot, lemak, kulit kepala, serta rambut. Ukuran rata-rata potongan tubuh manusia ini 17×17 cm. Panjang rambut rata-rata 14 cm.

    Sedangkan 2 potongan lainnya berupa telapak kaki kiri dan pergelangan tangan kanan. Ukuran telapak kaki kiri 21 cm x 9 cm, pergelangan tangan kanan berukuran 16 cm x 10 cm. Sehingga total 65 potongan jasad manusia yang sejauh ini berhasil ditemukan polisi.

    Sebelumnya, warga Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto digemparkan dengan penemuan potongan kaki manusia di jurang pinggir Jalan Turunan AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet. Potongan kaki tersebut ditemukan dalam kondisi membusuk.

    Potongan kaki sebelah kiri itu ditemukan di sisi timur jalan raya, tepatnya di dasar jurang dengan kedalaman sekitar 5 meter. Tak jauh dari lokasi, warga juga mendapati bagian tubuh lain berupa potongan daging dan rambut yang tercecer sekitar 50 meter dari titik awal. [tin/but]

  • Pelaku Mutilasi Mojokerto Sulit Diatur, Dimintai KTP Tak Dikasih

    Pelaku Mutilasi Mojokerto Sulit Diatur, Dimintai KTP Tak Dikasih

    Surabaya (beritajatim.com) – Warga Lidah Kulon, Kota Surabaya, dihebohkan dengan kehadiran Tim Inafis Polres Mojokerto, Minggu (07/09/2025) di sebuah kamar kos. Dari informasi yang dihimpun, kedatangan anggota kepolisian dari Mojokerto itu terkait dengan kasus mutilasi dengan potongan tubuh yang ditemukan di wilayah cangar.

    Ketua RT 01 RW 01 Lidah Wetan, Heru Krisbiantoro mengatakan, kedatangan petugas kepolisian itu untuk melakukan olah TKP di kamar Alvi salah satu penghuni. Heru mengatakan, Alvi sudah diamankan terlebih sekitar pukul 00.30 WIB dini hari.

    “Iya sudah diamankan dulu. Kemarin saya diajak. Tapi hanya lihat dari jauh,” kata Heru.

    Alvi ditangkap tanpa perlawanan. Ia lantas dimasukan ke dalam mobil kepolisian Polres Mojokerto untuk diperiksa. Pihak kepolisian juga memberi tanda police line di depan kamar kos Alvi.

    “Kemarin saya dititipi supaya ga ada yang masuk ke kos atau merusak police line,” imbuhnya.

    Rumah orang tua Tiara Angelina Saraswati, yang berada di Made, Kabupaten Lamongan, dalam kondisi sepi dengan pintu tertutup, Minggu (7/9/2025)

    Heru menjelaskan bahwa Alvi sudah tinggal di kamar kos milik Budi itu selama 5 bulan bersama seorang perempuan yang menjadi korban mutilasi. Namun, Heru tidak mengetahui secara pasti hubungan antar Alvi dan korban.

    “Dimintai KTP ga pernah dikasih. Jadi saya ga bisa ngomong apakah itu istri siri atau adiknya. Karena sudah dimintai 3 kali ga dikasih,” jelas Heru.

    Sementara itu, Budi pemilik kos mengatakan, tim inafis juga mengamankan sejumlah tas kresek yang diduga berisi potongan tubuh. Budi hanya mengenal Alvi dari kontak Whatsapp.

    “Ngakunya bakal ditempati dengan keluarga, kontraknya Rp6,5 juta per tahun,” kata Budi.

    Diketahui sebelumnya, masyarakat Mojokertro dihebohkan dengan penemuan potongan kaki di jurang pinggir AMD Sendi, Pacet Selatan, Sabtu (6/9/2025) kemarin.

    Potongan kaki sebelah kiri itu ditemukan di dasar jurang dengan kedalaman sekitar 5 meter dalam kondisi membusuk. Tak jauh dari titik penemuan potongan kaki, juga ditemukan bagian tubuh lain berupa potongan daging dan rambut yang tercecer sekitar 50 meter dari lokasi.

    Penemu pertama, Suliswanto mengatakan, sedang mencari rumput sekitar pukul 10.30 WIB, dia melihat gumpalan daging. Saat bergerak ke arah timur sekitar 1–2 meter, ia kemudian menemukan potongan kaki berupa telapak kaki dari bawah mata kaki dengan kondisi membusuk.

    “Perkiraan kaki orang dewasa, tapi saya tidak tahu itu kaki kanan atau kiri. Setelah melihat potongan kaki, saya langsung melapor ke relawan dan diteruskan ke Polsek Pacet. Awalnya, potongan daging terus ke arah timur ada telapak kaki itu, tidak tahu jenis kelaminnya,” ungkapnya, Sabtu (6/9/2025).

    Ia menambahkan, sekitar satu minggu sebelumnya, dirinya juga sempat menemukan potongan daging kecil-kecil di lokasi yang sama. Namun saat itu ia menduga potongan tersebut berasal dari hewan sehingga saat melihat ia hanya membiarkan saja dan meneruskan pekerjaannya untuk mencari rumput.

    “Sekitar seminggu lalu, saya lewat saat mencari rumput lihat potongan daging kecil-kecil. Saya kira daging hewan. Tapi hari ini ada potongan daging lagi di tangah potongan kaki dan rambut. Setelah melihat potongan kaki itu, saya baru yakin itu manusia. Telapak kaki dari bawah mata kaki,” ujarnya. (ang/but)

  • Korban Mutilasi Pacet Mojokerto Teridentifikasi Warga Lamongan, Rumah Orang Tua Sepi

    Korban Mutilasi Pacet Mojokerto Teridentifikasi Warga Lamongan, Rumah Orang Tua Sepi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Identitas korban mutilasi yang potongan tubuhnya ditemukan tercecer di jurang kawasan Pacet, Mojokerto, akhirnya terungkap. Korban diketahui bernama Tiara Angelina Saraswati (25), warga Desa Made, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan.

    Pantauan di lapangan menunjukkan rumah orang tua korban dalam kondisi sepi. Pagar rumah terkunci rapat, pintu tertutup, dan tidak terlihat aktivitas di dalamnya.

    Kepala Desa Made, Eko Widianto, mengaku belum mendapat informasi resmi dari pihak kepolisian. Ia menyebut hanya sebatas mengetahui bahwa salah satu warganya diduga menjadi korban dalam kasus mutilasi tersebut.

    “Yang kami ketahui hanya sebatas informasi awal. Semalam ada petugas yang datang dan bertanya terkait alamat yang bersangkutan, bertanya apakah benar nama yang bersangkutan beralamat di Made,” kata Eko Widianto kepada wartawan, Minggu (7/9/2025).

    Eko menambahkan, pihaknya hanya membantu aparat kepolisian dalam mencocokkan data alamat dan identitas orang tua korban. “Saya juga masih menunggu informasi lebih lanjut dari pak Babinkamtibmas,” ujarnya.

    Ketua RT setempat, Sukirno, juga menyampaikan kondisi rumah orang tua korban yang sudah tertutup sejak subuh. Hingga kini, ia mengaku tidak mengetahui ke mana perginya kedua orang tua korban.

    “Dari pagi tadi, subuh, sudah tertutup seperti ini. Tidak tahu ke mana, karena tidak bilang ke saya,” ujar Sukirno.

    Sukirno juga belum dapat memastikan apakah korban mutilasi tersebut benar warganya. “Baru dengar-dengar kabar saja. Kalau kepastiannya belum tahu,” tuturnya.

    Terkait sosok korban, Sukirno menuturkan bahwa ia kurang mengenal dekat karena Tiara jarang berada di rumah, terutama sejak menempuh pendidikan kuliah hingga bekerja di Surabaya. “Yang saya tahu, anaknya sekarang kerja di Surabaya. Jadi jarang ketemu,” ucapnya.

    Namun, kedua orang tua korban dikenal sebagai pribadi yang ramah dan aktif di masyarakat. Mereka disebut suka ikut bergotong royong dalam berbagai kegiatan warga.

    “Keluarganya baik-baik. Kalau ada kegiatan, pasti ikut. Seperti kemarin kegiatan HUT RI. Setiap hari jualan sempol. Dulu jualan es tebu. Sekarang jualan sempol di depan Masjid Agung,” jelas Sukirno.

    Kasus mutilasi yang menggemparkan Mojokerto ini masih terus dalam penyelidikan aparat kepolisian. [fak/suf]