kab/kota: Mojokerto

  • Mengerikan! Tetangga di Surabaya: Tersangka Mutilasi Pendiam dan Sopan

    Mengerikan! Tetangga di Surabaya: Tersangka Mutilasi Pendiam dan Sopan

    Surabaya (beritajatim.com) – Di balik tembok kamar kos sederhana di kawasan Lidah Kulon, Lakarsantri, sebuah drama kekejian tersembunyi telah terkuak.

    Alvi Maulana (24), lelaki yang kini berstatus tersangka memutilasi terhadap Tiara Angelina Saraswati (25), justru dikenal oleh lingkungan terdekatnya sebagai sosok yang biasa-biasa saja: pendiam, sopan, dan nyaris tak meninggalkan jejak.

    Suasana Jalan Lidah Kulon yang biasanya tenang, kini disesaki oleh aura pilu dan decak kengerian. Di sini, Alvi menghabiskan hari-harinya sebelum akhirnya ditetapkan Polres Mojokerto sebagai tersangka pada Sabtu (7/8/2025) silam.

    “Anaknya sopan, pendiam tapi mas. Ga ada gelagat yang mencurigakan. Kalau yang perempuan (korban) saya malah gak pernah lihat,” ujar Suci (43), pemilik sebuah warung makan yang beberapa kali kedatangan Alvi sebagai pelanggan.

    Kesannya hanya sekilas. Seorang pemuda yang makan sendiri, tanpa banyak bicara, dan kemudian pergi. Interaksi dengan Tiara, wanita yang tinggal seatap dengannya dan diduga merupakan istri siri, sama sekali tak tercium oleh para tetangga.

    Kesendiriannya itu semakin terasa karena ia memilih untuk tidak menyatu dengan komunitas sekitar. Edi, seorang tetangga lain, membenarkan bahwa kehadiran Alvi sejak April 2025 lalu bagai bayangan.

    “Setahu saya memang tidak pernah kumpul-kumpul sama warga sini sejak dia (Alvi) menempati kamar kos milik pak Heru sejak April,” jelas Edi.

    Heru, sang pemilik kos, mengaku hubungannya dengan Alvi sangatlah formal dan jauh. Bahkan untuk urusan administrasi sekalipun, Alvi kerap mengulur waktu.

    “Pernah saya mintai KTP sampai 3 kali belum dikasih. Tapi, saya dengar dari orang-orang memang dia pendiam dan sopan juga. Kalau urusan kos itu saya percaya sama salah satu penghuni lama,” tutur Heru, yang mengaku tidak mengetahui status hubungan Alvi dan Tiara.

    Dibalik Kesopanan, Tersimpan Kebuasan

    Tabir kesopanan itu pun tersibak secara mengerikan. Aksi Alvi terbongkar setelah warga sekitar jurang Sendi, Pacet, Mojokerto, menemukan potongan tubuh manusia. Polisi kemudian menelusuri jejak yang membawa mereka ke kamar kos di Lakarsantri.

    Dalam pengakuannya kepada penyidik, Alvi mengungkap bahwa pembunuhan terjadi pada Selasa (2/9/2025). Didorong oleh amarah akibat sering dimarahi masalah ekonomi, ia nekat menusuk leher Tiara hingga tewas.

    Untuk menghilangkan jejak, mantan jagal hewan itu kemudian melakukan tindakan yang sulit dicerna akal sehat: memutilasi tubuh korban menjadi puluhan potongan. Dengan tenang, ia membawa potongan-potongan tubuh itu dalam sebuah rangsel merah dan membuangnya ke jurang.

    Dunia yang hanya melihatnya sebagai seorang driver ojek online yang pendiam, sama sekali tidak menyangka ada kegelapan begitu dalam yang bersemayam di dalam dirinya.

    Kini, yang tersisa bagi warga Lidah Kulon adalah kenangan akan sosok pendiam dan rasa ngeri yang mungkin tak akan pernah benar-benar hilang. (ted)

     

  • Tersangka Mutilasi Angkut Potongan Tubuh Korban dengan Tas Ransel Merah

    Tersangka Mutilasi Angkut Potongan Tubuh Korban dengan Tas Ransel Merah

    Mojokerto (beritajatim.com)  – Kronologi mengerikan kasus mutilasi Tiara Angelina Saraswati (25) terungkap setelah mantan jagal yang memotong 75 bagian tubuh diperiksa polisi.

    Untuk membuang bukti kejahatannya, tersangka Alvi Maulana (24) mengangkut potongan tubuh korban menggunakan tas ransel berwarna merah menuju Jurang AMD Sendi di Pacet. Jurang Sendi Pacet yang sepi dipilih karena dikira tidak pernah dilalui oleh manusia.

    Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, membeberkan bahwa aksi pemotongan tubuh itu berawal dari sebuah cek-cok hebat yang terjadi pada Minggu (31/8/2025) dini hari.

    “Pelaku pulang larut malam, sampai di kos-kosan hendak masuk dikunci dari dalam oleh korban. Kemudian menunggu sampai satu jam, setelah satu jam kemudian dibukakan. Setelah dibukakan, korban marah dengan kosakata yang tidak pada umumnya,” ungkap Kapolres Ihram Kustarto, Senin (8/9/2025).

    Cek-cok Ekonomi Jadi Pemicu Pembunuhan

    Menurut penyelidikan, pertengkaran antara Alvi dan Tiara kerap terjadi sebelumnya. Konflik yang berulang ini dipicu oleh persoalan ekonomi. Puncaknya adalah ketika Alvi pulang larut dan terkunci dari dalam.

    Saat Tiara akhirnya membukakan pintu, kemarahannya menyulut aksi fatal Alvi. “Pelaku masuk ke dapur mengambil pisau dapur. Pelaku menusuk leher korban dengan pisau, tusukan tersebut mengakibatkan melayangnya nyawa korban,” jelas Ihram Kustarto.

    Tubuh Dimutilasi dan Dibuang dengan Tas Ransel

    Usai memastikan Tiara tewas, Alvi kemudian melakukan pemotongan tubuh di kamar mandi hingga subuh. Ia memisahkan bagian daging dan tulang korban untuk menghilangkan jejak.

    Pada Senin (1/9/2025) dini hari, Alvi memberanikan diri membawa potongan-potongan tubuh mantan kekasihnya itu. Ia mengangkutnya menggunakan tas ransel berwarna merah dan membuangnya ke pinggir Jurang AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kabupaten Mojokerto.

    Identitas Korban Terungkap dari Sidik Jari

    Potongan daging dan telapak kaki kiri korban akhirnya ditemukan oleh seorang pencari rumput pada Sabtu (6/9/2025) sekitar pukul 10.30 WIB.

    Petugaspun langsung melakukan olah TKP dengan mengerahkan anjing pelacak (K-9) Polda Jatim. Upaya ini membuahkan hasil dengan ditemukannya telapak tangan kanan korban.

    Dari sidik jari pada potongan tubuh itulah, identitas korban akhirnya terungkap sebagai Tiara Angelina Saraswati, seorang warga asal Lamongan. (ted)

  • Terungkap, Tersangka Mutilasi Mojokerto Pernah Jadi Jagal Hewan

    Terungkap, Tersangka Mutilasi Mojokerto Pernah Jadi Jagal Hewan

    Mojokerto (beritajatim.com)  – Identitas profesional tersangka dalam kasus mutilasi mengerikan di Mojokerto akhirnya terungkap. Alvi Maulana (24), pelaku pemotongan tubuh Tiara Angelina Saraswati (25), disebutkan pernah berprofesi sebagai seorang penjagal hewan.

    Fakta tersebut diungkapkan oleh Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, saat menjelaskan kronologi kejahatan yang berawal dari cek-cek masalah ekonomi.

    Latar belakang tersangka inilah yang diduga memengaruhi cara dia menghilangkan jejak dengan memutilasi korban.

    “Jadi dia pernah menjadi tukang jagal hewan. Yang melatari kejadian tersebut karena kekesalan yang berlebihan. Korban ditusuk di bagian leher, tusukan tersebut yang mengakibatkan hilangnya nyawa korban,” ungkap Ihram Kustarto, Senin (8/9/2025).

    Dibawa ke Kamar Mandi untuk Dipotong

    Usai melakukan pembunuhan, Alvi tidak berhenti di sana. Untuk menyembunyikan kejahatannya, ia membawa tubuh Tiara, warga Jalan Made Kidul, Desa Made, Lamongan tersebut, ke kamar mandi.

    Di sana, dengan kejamnya, ia memutilasi jasad korban. Tubuh Tiara dipotong-potong dalam ukuran kecil dan dipisahkan secara sistematis antara tulang dan dagingnya. Tindakan ini menunjukkan perencanaan yang dingin dari tersangka.

    Potongan Tubuh Ditemukan Berceceran di Jurang Pacet

    Hasil mutilasi tersebut kemudian dibuangnya di kawasan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Potongan-potongan tubuh itu ditemukan berceceran oleh seorang pencari rumput pada Sabtu (6/9/2025).

    Kapolres menyatakan bahwa timnya berhasil mengamankan 76 potongan tubuh korban yang tersebar dalam jarak yang cukup jauh di pinggir Jurang AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan.

    “Yang bersangkutan memutilasi, membuang, memusnahkan dan menyimpan bagian tubuh korban. Mutilasi tersebut dilakukan untuk menghilangkan jejak dan membuang sebagian ke Pacet,” jelas Ihram Kustarto.

    Tampang Alvi Maulana pelaku pembunuhan terhadap Tiara Angelina (25)

    Tertangkap di Kosan Surabaya

    Berbekal identitas korban yang berhasil diungkap dari potongan tubuh yang ditemukan, polisi tidak butuh waktu lama untuk melacak dan meringkus pelakunya.

    Alvi Maulana, warga asal Dusun Aek Paing Tengah, Labuhanbatu, Sumatera Utara, berhasil diamankan di sebuah kos-kosan di kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya.

    Dari tangan tersangka, polisi menyita sejumlah barang bukti penunjang, seperti **pisau dapur, pisau daging, gunting taman, dan palu** yang diduga digunakan dalam aksi mutilasi tersebut.

    Atas perbuatannya, Alvi Maulana dijerat dengan Pasal 338 tentang pembunuhan dan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana KUHP. ancaman hukuman yang menunggunya adalah seumur hidup atau bahkan hukuman mati. (ted)

     

  • Shell Super Mulai Dijual Lagi, BBM RON 95 & 98 Masih Langka

    Shell Super Mulai Dijual Lagi, BBM RON 95 & 98 Masih Langka

    Jakarta

    Shell Indonesia mengumumkan stok bahan bakar minyak (BBM) jenis Shell Super (RON 92) sudah tersedia di berbagai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) per 7 September 2025. Setidaknya sudah tersedia di empat area yakni Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur.

    “Per 7 September 2025 pagi, produk Shell Super bisa ditemukan di SPBU Shell,” tulis pengumuman Shell Indonesia dikutip dari situs resminya, Senin (8/9/2025).

    Sementara itu, produk Shell V-Power (RON 95) hanya dapat ditemukan di 12 SPBU Shell di wilayah Jawa Timur yakni Surabaya, Malang, Blitar, Jombang, Kediri, Mojokerto, Pasuruan, Tuban dan Lamongan.

    Adapun untuk Shell V-Power Nitro+ (RON 98) masih mengalami kelangkaan di seluruh SPBU Shell Indonesia. Tak ada satupun SPBU milik Shell yang tercatat menjual BBM jenis V-Power Nitro+.

    “Mohon dapat dipahami bahwa informasi ini diperbarui setiap pagi dan dapat terus bergerak,” tuturnya.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah bakal melakukan perbaikan tata kelola terkait perizinan impor BBM. Perbaikan ini menyusul kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah.

    “Menyangkut RON 90, RON 92, memang saya katakan dari awal, begitu saya masuk ke Kementerian ESDM, saya melihat ini, maka penting perlu adanya perbaikan penataan,” kata Bahlil saat ditemui di Kantor ESDM Jakarta, Rabu (26/2).

    Bahlil menjelaskan, Kementerian ESDM saat ini sedang melakukan perbaikan tata kelola impor BBM. Salah satunya yakni dengan tidak lagi memberikan izin impor sekaligus untuk satu tahun.

    “Kita bikin per enam bulan supaya ada evaluasi per tiga bulan,” katanya.

    Tonton juga video “Tepis BBM Langka, Bahlil Sarankan Swasta B2B dengan Stok Nasional” di sini:

    (kil/kil)

  • Pelaku Mutilasi Wanita di Mojokerto Pernah Jadi Tukang Jagal Hewan

    Pelaku Mutilasi Wanita di Mojokerto Pernah Jadi Tukang Jagal Hewan

    Ihram mengatakan, pelaku menghabisi nyawa korban pada 31 Agustus 2025 dini hari. Saat itu, pelaku baru pulang dan cekcok hebat dengan korban.

    Pelaku menusuk leher korban dengan pisau. Setelah memastikan tewas, pelaku memutilasi tubuh korban di kamar mandi. Memisahkan bagian daging dan tulang menggunakan pisau.

    “Dia memecahkan bagian-bagian kepala dengan menggunakan palu,” sambung Ihram.

    Setelah memutilasi tubuh kekasihnya, pelaku membawa bagian-bagian tubuh korban menggunakan tas ransel berwarna merah ke tanjakan Sendi-Pacet, Mojokerto, pada Senin (1/9/2025) dini hari.

  • Motif Kasus Mutilasi Wanita di Mojokerto: Pelaku Kewalahan Ikuti Gaya Hidup Hedon Korban

    Motif Kasus Mutilasi Wanita di Mojokerto: Pelaku Kewalahan Ikuti Gaya Hidup Hedon Korban

    AKBP Ihram menceritakan kronologi penemuan potongan tubuh korban mutilasi. Dia mengatakan, saat itu seorang petani menemukan potongan kaki manusia saat berkebun. Saksi kemudian melaporkan ke Polsek Pacet.

    “Selanjutnya tim bergerak dengan cepat yang tentunya tim ini merupakan tim yang sangat mahir terampil dan berkelas di bidangnya,” ujarnya.

    AKBP Ihram mengaku langsung berkoordinasi dengan Polda Jawa Timur dan menggerakkan relawan serta warga sekitar untuk mencari bagian tubuh yang lain.

    “Karena informasi beberapa waktu yang lalu juga ditemukan serpihan rambut,” ucapnya.

    Selanjutnya, kata AKBP Ihram, dengan bantuan anjing pelacak akhirnya bisa menemukan bagian tubuh korban yang lainnya. Setelah melaksanakan pendalaman salah satu bagian tubuh korban, pihaknya mampu mengidentifikasi terduga korban.

    “Setelah kita datang ke alamat korban bahwa benar orang tuanya mengatakan tersebut. Selanjutnya dengan teknologi dan pengembangan yang kami lakukan tentunya dari digital forensik, kita bisa mengejar terduga pelaku yang saat itu sedang berada di salah satu kos-kosan di wilayah Surabaya,” ujarnya.

    AKBP Ihram menyebut, pada saat dilakukan penggerebekan, ternyata betul di dalam kos-kosan tersebut ada beberapa bagian tubuh korban yang dipotong menjadi keping-keping layaknya potongan daging yang akan dimasak.

    “Kemudian kami temukan juga beberapa serpihan tulang-tulang yang cukup banyak, bahkan sampai ratusan serpihan tulang, yang selanjutnya kami lakukan pendalaman bahwa benar yang bersangkutan melakukan kegiatan mutilasi terhadap korban,” ucapnya.

  • Motif Kasus Mutilasi Wanita di Mojokerto: Pelaku Kewalahan Ikuti Gaya Hidup Hedon Korban

    Fakta – Fakta Kasus Mutilasi Perempuan di Mojokerto yang Bikin Heboh

    Polisi menangkap terduga pelaku pembunuhan dan mutilasi AM (24). Pelaku berasal dari Sumatera dan pernah menjadi tukang jagal hewan. 

    “Saat sekarang ini sudah kita amankan yang bersangkutan diduga kuat sebagai pelaku dengan serangkaian alat bukti yang sudah kita kumpulkan dan keterangan saksi bahkan keterangan ahli,” ujarnya, Senin (8/9/2025).

    Ketua RT 01/RW 01 Lidah Wetan, Heru Rusbiantoro mengaku melihat motor terduga pelaku pada Jumat (5/9/2025) di depan kamar kos. Pelaku berprofesi sebagai pengemudi ojol. 

    “Dia ditangkap sekitar pukul 01.00 WIB, dini hari tadi,” ujarnya.

    Di tempat yang sama, Budi, sang pemilik kos menyebut bahwa terduga pelaku merupakan sosok yang pendiam. Bahkan saat diminta data diri, dia selalu meminta waktu.

    “Dia sudah lima bulan indekos di sini. Orangnya pendiam. Bahkan saya minta kelengkapan datanya, dia selalu menundanya,” ucapnya.

    Terpisah, tetangga korban, Indah mengaku bahwa terduga pelaku dan korban merupakan pasangan suami istri yang menikah siri. “Yang saya tahu seperti itu, mereka tinggal bersama indekos di sini sejak bulan April 2025,” ujarnya.

  • Motif Mutilasi Mojokerto: Kekesalan yang Membara dan Tekanan Ekonomi

    Motif Mutilasi Mojokerto: Kekesalan yang Membara dan Tekanan Ekonomi

    Mojokerto (beritajatim.com)  – Sebuah kisah hubungan rumit yang dipenuhi cekcok dan tuntutan material berakhir dengan cara paling mengerikan: pembunuhan dan mutilasi.

    Alvi Maulana (24), tersangka utama, kini harus berhadapan dengan dua pasal berujung hukuman mati atau seumur hidup.

    Motif dibalik tindakan keji ini, menurut Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto, berakar dari kehidupan rumah tangga yang belum sah dan tekanan ekonomi yang tak tertahankan.

    “Yang melatarbelakangi tersangka melakukan aksi keji tersebut lantaran adanya kekesalan yang berlebihan. Dengan omelan korban dan tuntutan ekonomi yang semuanya diawali dari kehidupan suami-istri yang belum sah,” jelas Kapolres Ihram pada Senin (8/9/2025).

    Puncak Amarah di Tengah Malam

    Narasi tragis ini memuncak pada dini hari Minggu (31/8/2025). Saat Alvi pulang larut malam ke tempat kos mereka di kawasan Lidah Wetan, Surabaya, ia justru dikunci dari dalam oleh Tiara.

    Penantiannya selama satu jam di luar pintu menjadi percikan terakhir dari tumpukan emosi yang telah lama dipendam.

    “Pelaku pulang larut malam, sampai di kos-kosan hendak masuk dikunci dari dalam oleh korban. Kemudian menunggu sampai satu jam. Setelah dibukakan, korban marah dengan kosakata yang tidak pada umumnya dan kejadian itu sudah berulang sebelumnya,” tutur AKBP Ihram, menggambarkan pola hubungan yang toxic.

    Tuntutan Gaya Hidup dan Aksi Mematikan

    Kapolres menambahkan bahwa Alvi merasa kewalahan menghadapi tuntutan Tiara yang menginginkan gaya hidup mewah. Cekcok pun tak terelakkan malam itu. Dalam emosi tinggi, Tiara naik ke lantai dua, sementara Alvi menuju dapur dan mengambil pisau dapur.

    Amarah buta itu berujung pada tusukan mematikan ke leher Tiara. Bahkan, setelah korban tewas, Alvi melakukan aksi pemotongan tubuh korban di kamar mandi.

    “Tusukan tersebut yang mengakibatkan hilangnya nyawa korban, selanjutnya dilakukan peristiwa keji di kamar mandi dan memotong-motong tubuh korban. Dipisahkan antara daging dan tulang,” jelasnya.

    Sebagian potongan tubuh bahkan dibuang ke wilayah Pacet mojokerto sebelum akhirnya pelaku berhasil diamankan pada Minggu (7/9/2025).

    Barang Bukti dan Pengakuan Pelaku

    Polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari TKP, termasuk senjata yang digunakan: pisau dapur, pisau daging, gunting taman, dan palu. Juga disita baju korban, guling, sprei berlumur darah, dua handphone, dan sepeda motor N-Max nopol W 6415 AR .

    Dalam keterangannya, Alvi Maulana mengaku menyesal. Emosi yang dipendam lama akhirnya meledak pada malam naas itu.

    “Emosi saya memuncak karena saya sudah memendam emosi dari lama. Anaknya temperamen terhadap masalah kecil. Puncaknya saya dikunci dari dalam itu, saya menyesal dan minta maaf kepada keluarga korban,” ucapnya.

    Tersangka kini dijerat dengan Pasal 338 dan 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman terberat.

    Kasus ini menjadi peringatan kelam tentang bagaimana konflik hubungan dan tekanan finansial apalagi belum menjadi suami istri yang sah dapat berubah menjadi tragedi menghancurkan. [tin/ted]

     

  • 7
                    
                        Pelaku Mutilasi di Pacet, Mojokerto Simpan Barang Bukti di Kos
                        Surabaya

    7 Pelaku Mutilasi di Pacet, Mojokerto Simpan Barang Bukti di Kos Surabaya

    Pelaku Mutilasi di Pacet, Mojokerto Simpan Barang Bukti di Kos
    Tim Redaksi
    MOJOKERTO, KOMPAS.com
    – Alvi Maulana (24) membunuh kekasihnya, TAS (25), lalu memutilasi tubuh korban menjadi banyak bagian.
    Alvi membunuh dan memutilasi korban pada Minggu (31/8/2025) di dalam kos, Lidah Wetan, Surabaya. Lalu, potongan tubuh korban dibuang ke kawasan hutan Pacet, Mojokerto.
    Namun, pelaku merupakan warga Desa Aek Paing, Kecamatan Rantau Utara, Labuhan Batu, Sumatera Utara. Sementara korban adalah warga Made, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jatim.
    Seorang warga berinisial S menemukan potongan tubuh korban bagian kaki pada Sabtu (6/9/2025), kemudian melapor ke Polsek Pacet.
    Kasusnya dilimpahkan ke Polres Mojokerto. Setelah ditelusuri menggunakan anjing pelacak, ditemukan potongan tubuh korban lainnya.
    “Dengan bantuan anjing pelacak di TKP, ada potongan lain tubuh korban,” kata Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, Senin (8/9/2025).
    Setelah dilakukan penyelidikan kepolisian, pelaku masih menyimpan potongan tubuh korban yang lain di dalam kosnya.
    Pelaku memotong tubuh korban, saat ditemukan kondisinya sudah membusuk.
    “Pastinya sudah membusuk dan sudah dibuang dan berhasil kita temukan beberapa bagian organ dalam,” terangnya.
    Bahkan, pelaku masih menyimpan bagian tubuh korban lainnya di belakang lemari, karena hendak dibuang ke titik lainnya. Namun, dia lebih dulu diamankan.
    “Ada yang masih tersimpan di rumah kos dan ada yang dibuang pada saat dini hari sebelum subuh dia lakukan,” ujarnya.
    Diketahui, puluhan potongan tubuh korban milik perempuan TAS (25) asal Pacitan, Jatim, ditemukan warga di semak-semak wilayah Pacet, Mojokerto, pada Sabtu (7/9/2025) sekitar pukul 10.40 WIB.
    Hubungan pelaku dengan korban merupakan sepasang kekasih, belum menikah tetapi tinggal dalam satu atap. Motifnya dilatari karena sakit hati dengan sikap korban selama berhubungan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ortu Tiara di Lamongan dari Jualan Es Tebu Hingga Sempol Biayai Kuliah Sampai Selesai

    Ortu Tiara di Lamongan dari Jualan Es Tebu Hingga Sempol Biayai Kuliah Sampai Selesai

    Lamongan  (beritajatim.com)– Kesunyian yang pekat menyelimuti rumah sederhana di Desa Made, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan.

    Pagar terkunci rapat, pintu tertutup. Ruang hampa itu menjadi saksi duka terdalam yang tengah menghimpit keluarga pemilik rumah, setelah salah satu putri mereka ditemukan terbunuh di jurang Pacet mojokerto,

    Terlihat juga gerobak sempol yang biasanya digunakan untuk berjualan di sekitar Masjid Agung setempat.

    Tiara Angelina Saraswati (25), teridentifikasi sebagai korban mutilasi mengerikan yang potongan tubuhnya ditemukan tercecer di jurang kawasan Pacet, Mojokerto.

    Suasana hening itu kontras dengan aktivitas warga lainnya. Tiada lalu lalang, tiada suara. Hanya desau angin yang seolah ikut berbagi nestapa.

    Kepala Desa Made, Eko Widianto, mengonfirmasi bahwa pihaknya masih menunggu informasi resmi dari kepolisian.

    “Yang kami terima masih sebatas informasi awal. Petugas semalam datang untuk mencocokkan alamat dan identitas orang tua korban,” ujarnya kepada media pada Minggu (7/9/2025). Eko menambahkan, pihaknya masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari Babinkamtibmas setempat.

    Sukirno, Ketua RT setempat, membenarkan bahwa rumah keluarga korban telah tampak lengang sejak subuh. “Dari pagi sudah tertutup seperti ini. Tidak tahu kemana perginya, karena tidak memberi kabar,” katanya.

    Sukirno mengaku belum mendapat kepastian resmi mengenai identitas korban, meski kabar buruk itu sudah tersiar di kalangan warga.

    Terkait sosok Tiara, Sukirno mengungkapkan bahwa ia tidak terlalu mengenal dekat. “Sejak kuliah, ia sudah jarang pulang. Katanya sekarang bekerja di Surabya, jadi sangat jarang bertemu,” jelasnya.

    Namun, ia menggambarkan kedua orang tua Tiara sebagai pribadi yang baik dan aktif bersosialisasi.

    “Keluarga mereka sangat baik dan mudah bergaul. Selalu aktif dalam setiap kegiatan warga, seperti saat perayaan HUT RI kemarin. Setiap hari, mereka berjualan sempol di depan Masjid Agung. Dulu pernah jualan es tebu,” kenang Sukirno dengan nada haru.

    Tragedi mutilasi ini telah mengguncang komunitas kecil yang biasanya dipenuhi keakraban. Sementara keluarga korban memilih menyendiri dalam kesedihan, tetangga-tetangga lain hanya bisa menunggu, berharap ada kejelasan di balik pintu yang masih tertutup itu. (ted)