kab/kota: Mojokerto

  • Kejadian Horor saat Rekonstruksi Mutilasi Tiara Lamongan, Pintu Kos 3 Kali Menutup Sendiri

    Kejadian Horor saat Rekonstruksi Mutilasi Tiara Lamongan, Pintu Kos 3 Kali Menutup Sendiri

    GELORA.CO – Polisi menggelar rekonstruksi mutilasi yang dilakukan Alvi Maulana terhadap kekasihnya Tiara Angelina Saraswati (25) warga Lamongan. Pria 24 tahun warga Sumatra Utara itu memperagakan 33 adegan termasuk saat membunuh korban di lantai 2.

    Ada momen horor pada adegan ke delapan saat pelaku melakukan penusukan terhadap korban di lantai 2. Saat adegan tersebut, pintu di lantai 1 tempat Alvi dikunci oleh korban, menutup sendiri dengan keras.

    Suara pintu tersebut membuat petugas yang melakukan penjagaan kaget dan membuka kembali pintu tersebut. Petugas sempat mengira pintu tersebut tertiup angin dari dalam.

    Setelah dibuka kembali oleh petugas, pintu kembali menutup dengan keras. Petugas pun sempat menggerutu bahwa tidak angin, namun pintu menutup dengan keras.

    “Gak onok angin lho padahal. Kok nutup dewe ngene (Tidak angin padahal, kok pintunya nutup sendiri gini),” kata anggota Sat Reskrim Polres Mojokerto tersebut saat rekonstruksi di rumah kos Lidah Wetan, Rabu (17/9/2025).

    Petugas pun kembali membuka pintu tersebut. Namun, beberapa menit kemudian, pintu tersebut kembali menutup dengan keras.

    Petugas yang menjaga lokasi pun kembali keheranan. Di mana, lokasi rumah kos tersebut tertutup oleh bangunan kosong yang berada tepat di depannya.

    “Angin dari mana ini. Padahal gak ada angin. Mbak kita mau mencari keadilan buat mbaknya (Tiara),” kata petugas tersebut sembari kembali membuka pintu.

    Petugas pun kembali membuka pintu tersebut disertai pelaku turun untuk memperagakan adegan mutilasi di kamar mandi yang berada di lantai 1. Pintu tersebut pun tak lagi menutup dan membuat petugas dan wartawan yang hadir keheranan.

    Sebelumnya, dalam reka ulang itu, pria 24 tahun ini memperagakan sebanyak 33 adegan. “Total ada 33 adegan yang diperagakan pelaku. Mulai datang dari menjemput hingga membuang bagian tubuh korban,” kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Fauzy Pratama, Rabu (17/9/2025).

    Kasus mutilasi ini sempat menggemparkan Mojokerto dan Surabaya. Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto dalam konferensi pers (8/9/2025) menjelaskan, Alvi membunuh kekasihnya, Tiara Angelina Saraswati (25), warga Desa Made, Lamongan, pada 31 Agustus 2025 dini hari.

    Bermula dari cekcok di kos, pelaku menusuk leher korban hingga tewas, lalu memutilasi jasadnya di kamar mandi. Bagian kepala korban kemudian disembunyikan di belakang lemari, sementara potongan tubuh lainnya dibuang ke kawasan Pacet, Mojokerto.

  • Hasil Reka Adegan Terungkap Alvi Memutilasi Korban Selama Dua Jam

    Hasil Reka Adegan Terungkap Alvi Memutilasi Korban Selama Dua Jam

    Surabaya (beritajatim.com) – Rekontruksi atau reka ulang yang dilakukan penyidik Polres Mojokerto mengungkap bagaimana Alvi secara sadis membantai korban Tiara Angelina yang tak lain adalah kekasihnya sendiri. Selama dua jam, tubuh wanita asal Lamongan ini dipotong oleh Alvi.

    Hal tersebut disampaikan Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Fauzi usai reka adegan di Tempat Kejadian Perkara yakni kelurahan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri Surabaya.

    “Kami dari Satreskrim Polres Mojokerto telah melaksanakan rekonstruksi langsung di TKP Kejadian dengan merangkaikan kejadian yang dulu dilakukan oleh pelaku tersangka AM,” ujar AKP Fauzi, Rabu (17/9/2025).

    AKP Fauzi menyebut, total reka adegan yang dilaksanakan ada 37 adegan dimulai dari kedatangan tersangka pulang kembali ke kosan-nya sampai dengan proses dia melakukan perbuatan pembunuhan, proses dia membuang barang bukti di Pacet sampai Alvi kembali dan melakukan proses penghancuran barang bukti di kos-kosan.

    Apakah penyidik menemukan fakta baru dalam rekonstruksi hari ini? AKP Fauzi menyebut rekonstruksi yang dilakukan Alvi merupakan fakta dari proses pemeriksaan yang dilakukan.

    Dari 37 adegan yang dilakukan Alvi, untuk mutilasi yang dilakukan masuk ke adegan sembilan. Alvi melakukannya sekitar pukul 2 dini hari.

    ” Kemudian pelaku melakukan mutilasi itu kurang lebih sekitar 2 jam, 2 jam lebih itu baru dia kumpulkan (potongan) kemudian dia langsung melakukan pembersihan area TKP baru malam harinya dia lakukan pembuangan barang bukti tersebut di Pacet,” ujar AKP Fauzi.

    AKP Fauzi menambahkan, Alvi melakukan pembunuhan terhadap Tiara di lantai dua.

    ” Jadi setelah pelaku memastikan bahwa korban sudah tidak bernyawa langsung pelaku membawa atau bahasanya menyeret ya menyeret daripada tubuh korban dibawa ke lantai bawah langsung dibawa ke kamar mandi. Nanti langsung di sana pelaku melakukan eksekusi (Memutilasi),” ujar AKP Fauzi. [uci/ian]

  • Pengedar Narkoba di Bangkalan Tertangkap, Polisi Temukan Senjata Api Revolver

    Pengedar Narkoba di Bangkalan Tertangkap, Polisi Temukan Senjata Api Revolver

    Bangkalan (beritajatim.com) – Aparat kepolisian Polres Bangkalan berhasil membongkar praktik peredaran narkoba. Pada Selasa, 16 September 2025, Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Bangkalan menangkap seorang pria berinisial HA (44), warga Kecamatan Socah, yang terlibat dalam peredaran sabu.

    Namun, penangkapan ini mengejutkan pihak berwenang karena ditemukan pula senjata api revolver lengkap dengan empat butir amunisi di rumah pelaku.

    Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono, menjelaskan bahwa penangkapan ini dilakukan setelah petugas menerima informasi mengenai aktivitas mencurigakan di rumah HA. Saat penggeledahan, polisi menemukan satu klip sabu seberat 0,31 gram yang disembunyikan di kamar pelaku. Penemuan ini membuka tabir lebih dalam tentang keterlibatan HA dalam peredaran narkoba yang lebih besar.

    “Selain sabu, kami juga menemukan senjata api jenis revolver dengan empat amunisi. Untuk kasus kepemilikan senjata api ini masih didalami oleh Satreskrim,” kata Hendro dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/9/2025). Temuan ini menambah panjang daftar kasus yang harus dihadapi oleh HA.

    Penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa sabu yang diperoleh HA berasal dari seorang rekannya di Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Modus transaksi yang digunakan pelaku adalah dengan cara “ranjau”, yakni barang haram tersebut diletakkan di lokasi yang sudah disepakati tanpa perlu bertatap muka langsung dengan pemasok. Pembayaran dilakukan melalui transfer e-wallet, yang membuat pelaku semakin sulit dilacak.

    “Pembayaran dilakukan secara non-tunai melalui transfer e-wallet, sehingga memperkecil risiko pelaku dan pemasok terpantau aparat,” jelas Hendro. Tak hanya peredaran narkoba, HA kini juga harus berurusan dengan kepemilikan senjata api ilegal. Polisi terus mendalami asal-usul revolver tersebut, serta kemungkinan keterkaitannya dengan jaringan kriminal lain.

    HA dijerat dengan dua pasal yang berbeda. Untuk kasus narkotika, pelaku dikenakan Pasal 114 ayat (1) atau Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman minimal lima tahun penjara. Sementara itu, kasus kepemilikan senjata api masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh Satreskrim Polres Bangkalan.

    Kapolres Bangkalan menegaskan, “Kasus ini tentu tidak berhenti pada pelaku saja. Kami akan terus mengembangkan penyelidikan, baik terkait sumber sabu maupun asal senjata api yang ditemukan.”

    Dengan penangkapan ini, aparat kepolisian berharap dapat memutus mata rantai peredaran narkoba yang meresahkan masyarakat, serta mencegah adanya penggunaan senjata api dalam tindak kriminal di wilayah Bangkalan. [sar/suf]

  • Polres Mojokerto Kota Bagikan Bubur Kacang Hijau kepada Pemohon SKCK di MPP

    Polres Mojokerto Kota Bagikan Bubur Kacang Hijau kepada Pemohon SKCK di MPP

    Mojokerto (beritajatim.com) – Polres Mojokerto Kota terus menghadirkan pelayanan publik yang ramah dan humanis. Hal ini terlihat dari kegiatan berbagi 100 bungkus bubur kacang hijau kepada pemohon Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) di loket Sat Intelkam Mall Pelayanan Publik (MPP) Polres Mojokerto Kota, Rabu (17/9/2025).

    Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Herdiawan Arifianto, mengatakan sejak pagi ratusan warga memadati MPP, mayoritas untuk mengurus SKCK sebagai syarat mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). “Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Polri dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ungkapnya.

    Menurut AKBP Herdiawan, pelayanan publik bukan hanya sebatas administrasi, tetapi juga harus menyentuh sisi kemanusiaan. Polri hadir tidak hanya dalam aspek keamanan, tetapi juga melalui layanan yang humanis. “Meski suasana ramai, para petugas SKCK tetap melayani dengan penuh kesabaran dan sepenuh hati. Langkah ini menjadi wujud nyata Polres Mojokerto Kota dalam menciptakan suasana pelayanan yang ramah dan berkualitas,” tegasnya.

    Salah satu pemohon SKCK, Pradana, warga Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, mengapresiasi langkah tersebut. Ia mengaku nyaman dengan layanan yang diberikan. “Alhamdulillah tadi pengurusan SKCK cepat, sambil menunggu kami diberikan camilan, kue, dan minuman,” ujarnya. [tin/beq]

  • Pelaku Mutilasi Sembunyikan Potongan Tubuh Pacar di Belakang Lemari dan Jok Motor

    Pelaku Mutilasi Sembunyikan Potongan Tubuh Pacar di Belakang Lemari dan Jok Motor

    Sebelumnya diberitakan, kasus ini terungkap setelah potongan tubuh korban ditemukan oleh seorang petani. Awalnya potongan kaki korban yang pertama kali ditemukan. Saksi kemudian melaporkan ke Polsek Pacet.

    “Selanjutnya tim bergerak dengan cepat yang tentunya tim ini merupakan tim yang sangat mahir terampil dan berkelas di bidangnya,” kata Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto.

    Selanjutnya dengan bantuan anjing pelacak akhirnya bisa menemukan bagian tubuh korban yang lainnya. Setelah melaksanakan pendalaman salah satu bagian tubuh korban, pihaknya mampu mengidentifikasi terduga korban.

    “Setelah kita datang ke alamat korban bahwa benar orang tuanya mengatakan tersebut. Selanjutnya dengan teknologi dan pengembangan yang kami lakukan tentunya dari digital forensik, kita bisa mengejar terduga pelaku yang saat itu sedang berada di salah satu kos-kosan di wilayah Surabaya,” ujarnya.

    Pada saat dilakukan penggerebekan, ternyata betul di dalam indekos tersebut ada beberapa bagian tubuh korban yang dipotong menjadi keping-keping layaknya potongan daging yang akan dimasak.

    “Kemudian kami temukan juga beberapa serpihan tulang-tulang yang cukup banyak, bahkan sampai ratusan serpihan tulang, yang selanjutnya kami lakukan pendalaman bahwa benar yang bersangkutan melakukan kegiatan mutilasi terhadap korban,” ucapnya.

  • Begini Sadisnya Pelaku Mutilasi Tubuh Pacar di Surabaya

    Begini Sadisnya Pelaku Mutilasi Tubuh Pacar di Surabaya

    Sebelumnya diberitakan, kasus ini terungkap setelah potongan tubuh korban ditemukan oleh seorang petani. Awalnya potongan kaki korban yang pertama kali ditemukan. Saksi kemudian melaporkan ke Polsek Pacet.

    “Selanjutnya tim bergerak dengan cepat yang tentunya tim ini merupakan tim yang sangat mahir terampil dan berkelas di bidangnya,” kata Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto.

    Selanjutnya dengan bantuan anjing pelacak akhirnya bisa menemukan bagian tubuh korban yang lainnya. Setelah melaksanakan pendalaman salah satu bagian tubuh korban, pihaknya mampu mengidentifikasi terduga korban.

    “Setelah kita datang ke alamat korban bahwa benar orang tuanya mengatakan tersebut. Selanjutnya dengan teknologi dan pengembangan yang kami lakukan tentunya dari digital forensik, kita bisa mengejar terduga pelaku yang saat itu sedang berada di salah satu kos-kosan di wilayah Surabaya,” ujarnya.

    Pada saat dilakukan penggerebekan, ternyata betul di dalam indekos tersebut ada beberapa bagian tubuh korban yang dipotong menjadi keping-keping layaknya potongan daging yang akan dimasak.

    “Kemudian kami temukan juga beberapa serpihan tulang-tulang yang cukup banyak, bahkan sampai ratusan serpihan tulang, yang selanjutnya kami lakukan pendalaman bahwa benar yang bersangkutan melakukan kegiatan mutilasi terhadap korban,” ucapnya.

  • Mutilasi di Surabaya, Pemilik Kos Ungkap Alvi Tak Pernah Serahkan Dokumen Identitas

    Mutilasi di Surabaya, Pemilik Kos Ungkap Alvi Tak Pernah Serahkan Dokumen Identitas

    Surabaya (beritajatim.com) – Rekontruksi yang dilakukan penyidik Polres Mojokerto menyisakan cerita tersendiri dari sosok Alvi Maulana (25), tersangka pemutilasi pasangannya, Tiara Angelina di kamar kos di RT 001 RW 001, Kelurahan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/9/2025).

    Budiyanto, pemilik kos yang sehari-harinya tinggal di Menganti, Gresik ini tampak hadir di lokasi rekontruksi. Sebagai tuan rumah atau pemilik kos-kosan yang ditempati Alvi, Budiyanto mengaku tak pernah bertemu dengan Alvi maupun Tiara.

    “Selama ini komunikasi hanya melalui telepon,” ujar Budiyanto, Rabu (17/9/2025).

    Lebih lanjut Budiyanto mengatakan, Alvi mengetahui kos-kosan milik Budiyanto dari iklan Facebook. Di iklan tersebut, tercantum nomor teleponnya.

    “Kemudian dia menghubungi saya dan berminat menyewa kos-kosan saya,” ujar Budiyanto.

    Budiyanto menambahkan, Alvi menyewa kos-kosan tersebut selama satu tahun dan sudah dibayarkan uang sebesar Rp6,5 juta.

    “Alvi bilang ke saya kalau mau dia tinggali bersama istrinya. Saya kemudian meminta Alvi untuk menyerahkan identitas KTP dan surat nikah agar diserahkan ke Ketua RT,” ujar Budiyanto.

    Namun, lanjut Budiyanto Alvi tak juga menyerahkan dokumen yang diminta tersebut. Alvi selalu meminta waktu ketika dokumen tersebut diminta Budiyanto.

    “Ya dia selalu bilang mari ngene pak tak wenei datae (setelah ini saya berikan datanya),” ujar Budiyanto.

    Data tersebut pun tak pernah diterima oleh Budiyanto hingga peristiwa tragis ini terjadi. Bahkan, Budiyanto mengaku mengetahui kabar adanya kejadian mutilasi juga dari tetangga dan dari media.

    “Saya ya kaget kalau ada kejadian seperti ini, tapi memang saya tidak pernah kenal dengan Alvi maupun Tiara,” ujarnya.

    Seperti diketahui, saat datang di lokasi, Alvi sempat Dicaci maki oleh warga yang datang untuk melihat rekontruksi yang dilakukan oleh tim penyidik Polres Mojokerto tersebut.

    Begitu datang, Alvi diminta untuk menyampaikan adegan ketika dia datang ke lokasi dan dikunci oleh Tiara dari dalam kos.

    Karena tak juga dibukakan pintu, Alvi kemudian duduk jongkok di depan pintu. Begitu Tiara membukakan pintu, dengan wajah cemberut Tiara mengatakan ke Alvi ” Tidak Tahu Malu”.

    Kata-kata Tiara ini tidak direspon Alvi, kemudian Alvi masuk dan keduanya kemudian menuju lantai dua.

    “Kamu tidak menjawab apapun ketika korban bilang ke kamu tidak tahu malu?” ujar salah satu anggota tim penyidik yang dijawab gelengan kepala oleh Alvi.

    Sebelum dibukakan pintu, Alvi sempat menelepon Tiara dan mengirimkan chat. Namun tak mendapat respon dari Tiara.

    Saat ini, penyidik dari Mojokerto sedang melakukan olah TKP di dalam kos-kosan. Karena TKP terlalu kecil sehingga wartawan tidak diperkenankan untuk ikut memasuki lokasi.

    Perlu diketahui, Alvi mengahabisi pasangannya, Tiara Angelina Sarawasti (25). Atas perbuatannya, Alvi dijerat pidana mati atau penjara seumur hidup. Kasus ini menunjukkan sisi kemanusiaan yang hilang demi sekadar menghilangkan barang bukti. Sebagian kalangan menyebut hukuman berat layak diberikan pada pelaku demi keadilan bagi korban dan keluarganya.

    Sebelumnya, Alvi membunuh Tiara di . Setelah membunuh, di tempat yang sama, Alvi, warga Labuhanbatu, Sumatera Utara, lalu memutilasi korban, warga Desa Made, Lamongan, Jatim. [uci/beq]

  • Reka Ulang Kasus Mutilasi Surabaya, Alvi Maulana Dicaci Warga saat Peragakan Adegan di Kos

    Reka Ulang Kasus Mutilasi Surabaya, Alvi Maulana Dicaci Warga saat Peragakan Adegan di Kos

    Surabaya (beritajatim.com) – Alvi Maulana (25), tersangka pembunuh dan pemutilasi pasangannya, Tiara Angelina menjalani reka ulang di kamar kos di RT 001 RW 001, Kelurahan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/9/2025).

    Saat datang di lokasi, Alvi sempat Dicaci maki oleh warga yang datang untuk melihat rekontruksi yang dilakukan oleh tim penyidik Polres Mojokerto tersebut.

    Begitu datang, Alvi diminta untuk menyampaikan adegan ketika dia datang ke lokasi dan dikunci oleh Tiara dari dalam kos.

    Karena tak juga dibukakan pintu, Alvi kemudian duduk jongkok di depan pintu. Begitu Tiara membukakan pintu, dengan wajah cemberut Tiara mengatakan ke Alvi ” Tidak Tau Malu”.

    Kata-kata Tiara ini tidak direspon Alvi, kemudian Alvi masuk dan keduanya kemudian menuju lantai dua.

    ” Kamu tidak menjawab apapun ketika korban bilang ke kamu tidak tau malu?,” ujar salah satu tim penyidik yang dijawab gelengan kepala oleh Alvi.

    Sebelum dibukakan pintu, Alvi sempat menelepon Tiara dan mengirimkan chat. Namun tak mendapat respon dari Tiara.

    Saat ini, penyidik dari Mojokerto sedang melakukan olah TKP di dalam kos-kosan. Karena TKP terlalu kecil sehingga wartawan tidak diperkenankan untuk ikut memasuki lokasi.

    Perlu diketahui, Alvi menghabisi pasangannya, Tiara Angelina Sarawasti (25). Atas perbuatannya, Alvi dijerat pidana mati atau penjara seumur hidup.

    Kasus ini menunjukkan sisi kemanusiaan yang hilang demi sekadar menghilangkan barang bukti. Sebagian kalangan menyebut hukuman berat layak diberikan pada pelaku demi keadilan bagi korban dan keluarganya.

    Sebelumnya, Alvi membunuh Tiara di . Setelah membunuh, di tempat yang sama, Alvi, warga Labuhanbatu, Sumatera Utara, lalu memutilasi korban, warga Desa Made, Lamongan, Jatim. [uci/beq]

  • Tiga Motor Jemaah Raib Digondol Kawanan Bersenjata Saat Sholat Subuh di Mojokerto

    Tiga Motor Jemaah Raib Digondol Kawanan Bersenjata Saat Sholat Subuh di Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Suasana khusyuk sholat Subuh di Masjid Besar Baitul Muttaqqin, Desa Kutorejo, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, Rabu (17/9/2025) mendadak geger setelah tiga sepeda motor milik jemaah raib digondol kawanan pencuri bersenjata parang.

    Aksi pencurian itu terekam CCTV masjid dan berlangsung cepat serta terorganisir. Terlihat enam orang pelaku datang dari arah barat atau Kecamatan Dlanggu dengan mengendarai tiga sepeda motor. Tiga pelaku tetap berjaga di atas motor, sementara tiga lainnya masuk ke area parkir masjid yang berada di jalan kabupaten penghubung Dlanggu–Kutorejo.

    Ketiganya berhasil membawa kabur tiga unit sepeda motor jemaah meski sempat dipergoki. “Sekitar jam 4-an Subuh, kejadiannya cepat. Dari CCTV, pelaku ada enam orang. Yang tiga standby di motor, tiga lainnya beraksi. Ada jemaah yang sempat melihat dan berteriak, tapi langsung diancam pakai senjata tajam,” ungkap pengurus Masjid Besar Baitul Muttaqqin, Miftahul Anwar, Rabu (17/9/2025).

    Para pelaku diketahui membawa senjata tajam jenis parang. Saat seorang saksi berteriak maling, salah satu pelaku mengeluarkan parang hingga membuat saksi ketakutan. Setelah menggasak motor, mereka kabur ke arah barat menuju Dlanggu.

    “Wajah para pelaku sulit dikenali karena seluruhnya mengenakan helm, sementara kualitas rekaman CCTV buram. Nggak jelas wajahnya. Baru kali ini terjadi, langsung tiga unit sekaligus hilang. Biasanya aman-aman saja,” imbuh Miftahul.

    Peristiwa ini membuat resah jemaah, apalagi lokasi masjid berada di jalur kabupaten yang cukup ramai. Kasus pencurian kendaraan bermotor di area masjid besar itu baru kali pertama terjadi. Kejadian sudah dilaporkan ke Polsek Kutorejo yang letaknya tidak jauh dari lokasi.

    Polisi kini masih mengumpulkan bukti dan melakukan penyelidikan, termasuk memeriksa rekaman CCTV serta keterangan saksi. Kasus ini menjadi peringatan bagi warga agar lebih waspada, terutama saat meninggalkan kendaraan di area publik meski di lingkungan rumah ibadah. [tin/beq]

  • 144 Peserta Ikuti Pelatihan Kerja Batch Ketiga, Ning Ita Dorong Pemuda Mojokerto Jadi Generasi Unggul

    144 Peserta Ikuti Pelatihan Kerja Batch Ketiga, Ning Ita Dorong Pemuda Mojokerto Jadi Generasi Unggul

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto kembali menggelar Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Kerja berbasis kompetensi bagi masyarakat usia produktif. Program ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, di UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Mojokerto, Desa Jabon, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto.

    Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota, menyampaikan bahwa pelatihan kali ini merupakan batch ketiga hasil kerja sama Pemkot Mojokerto dengan BLK Provinsi Jawa Timur. “Ini sudah batch ketiga. Kalau batch pertama dan kedua masing-masing diikuti 80 peserta, kali ini melonjak hingga 144 peserta,” ungkapnya, Selasa (16/9/2025).

    Pada batch ketiga ini, tersedia sembilan jenis pelatihan, antara lain Desainer Grafis Muda, Komputer Technical Support, Processing Pembuatan Roti dan Kue (dua paket), Pemasangan Instalasi Listrik Bangunan Sederhana, Tata Rias Kecantikan (dua paket), Servis Sepeda Motor Injeksi, serta Teknisi AC Residential.

    Pelatihan berlangsung intensif selama 18 hingga 24 hari, tergantung jenis keterampilan yang diikuti. Setelah itu, peserta akan mengikuti uji kompetensi. Mereka yang lulus akan memperoleh sertifikat resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Ning Ita menegaskan, pelatihan ini bukan sekadar ajang belajar singkat.

    “Melainkan investasi penting untuk meningkatkan daya saing pemuda Mojokerto. Niat harus kita kuatkan. Jangan hanya ikut-ikutan, tapi manfaatkan kesempatan ini untuk menambah ilmu, pengalaman, dan kompetensi. Dengan keterampilan, peluang kerja akan lebih besar,” jelasnya.

    Ia juga menekankan bahwa untuk membuka usaha sendiri, dibutuhkan kompetensi agar bisa menjadi wirausaha tangguh. Generasi muda, menurutnya, adalah penentu masa depan pembangunan Kota Mojokerto, sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) terus menjadi prioritas.

    “Setiap tahun kami alokasikan anggaran miliaran rupiah untuk peningkatan kapasitas SDM. Kami ingin generasi muda Mojokerto menjadi generasi unggul, yang siap menghadapi tantangan di mana pun dan dalam kondisi apa pun,” tegas Ning Ita. [tin/ian]